Keamanan Berinternet
Bagi Anak & Remaja
Edisi Perdana
Februari 2017
Tisna Rudi
Anti Bullying Indonesia
halaman 1 dari 106
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Gelombang Tsunami Internet
4
5
Apa itu Internet?
Apa itu World Wide Web (WWW)?
Kenapa Perlu Browser?
Memahami Risiko Online
12
Klasifikasi Risiko
Risiko Layanan Online
Cerdas dan Bijak Menggunakan Internet
18
Informasi Pribadi
Reputasi Digital
Privasi
Apa itu Privasi?
Apa Hubungannya Dengan Internet?
Kenapa Privasi Online Anak Penting?
Panduan Privasi Online Untuk Anak dan Remaja
Pemeriksaan Reputasi Online
Screen Time
30
Anak-anak dan TV
Dampak Media Exposure pada anak-anak
Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?
Media Sosial
40
Apa Sih Media Sosial itu?
Media Sosial Sebagai Web 2.0
Media Sosial Sebagai Big Data
Media Sosial Sebagai Habit Forming Product
Risiko Media Sosial Bagi Anak-Anak
halaman 2 dari 106
Memahami Cyber Bullying
48
Definisi
Karakteristik Cyber Bullying
Jenis-Jenis Cyber Bullying
Kenapa Orang Melakukan Cyberbullying?
Target Korban
Tanda-Tanda Korban Cyber Bullying
Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?
Dampak Terhadap Korban
Dampak Terhadap Pelaku
Pencegahan Cyber Bullying
Phishing
62
Modus Phishing
Identifikasi Phishing Email
Identifikasi Phishing Website
Tips Menghindari Phishing
Keamanan Menggunakan Internet
73
Parental Control
Tips Untuk Orang Tua
Peraturan Umum Keamanan
Tips Untuk Anak dan Remaja
Menjadi Netizen Yang Baik
87
Netiquette
Rujukan
Lampiran
98
103
Daftar Istilah di Internet dan Pengertiannya
Tentang anti Bullying Indonesia
106
halaman 3 dari 106
Kata Pengantar
Ebook ini saya buat setelah membaca Hasil Survey
2016 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII).
Dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia,
76,4% (101,3 Juta) diantaranya berpendapat bahwa
Keamanan Berinternet bagi Anak Tidak Aman.
Tanggal 7 February 2017 juga diperingati sebagai
Safer Internet Day di berbagai Negara.
Bandung, 3 Februari 2017.
Tisna Rudi
halaman 4 dari 106
Gelombang Tsunami Internet
Pengguna internet di Indonesia setiap tahun
meningkat. Berdasarkan Survey Tahun 2014 yang
dilakukan APJII hanya ada 88,1 juta pengguna
internet. Kemudian Tahun 2016 menjadi 132,7 juta
pengguna internet dari jumlah total penduduk
Indonesia 256,2 juta orang.
Hasil Survey 2016 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Peningkatan ini tidak dibarengi dengan kesadaran
masyarakat dan orang tua mengenai keamanan
online.
halaman 5 dari 106
Berdasarkan Hasil Survey Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia pada Tahun 2016, sekitar
76,4% (101,3 Juta) pengguna internet di Indonesia
berpendapat bahwa Keamanan Berinternet bagi
Anak Tidak Aman.
Hasil Survey 2016 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Orang tua membelikan smartphone, tablet, atau
laptop untuk anak, tapi keamanan penggunaannya
kurang pengawasan dari orang tua.
halaman 6 dari 106
Orang tua harus mendidik dirinya sendiri dan
kemudian mengajarkan kepada anggota keluarganya
mengenai keamanan berinternet bagi anak-anaknya.
Tidak sedikit juga orang yang beranggapan karena
berada di dunia maya dan merasa tidak ada yang
mengawasi, terus merasa bebas ber-ekspresi atau
menggunakan bahasa yang kasar dalam
memberikan komentar.
Padahal berada di dunia maya sama juga dengan
berada di tempat umum di dunia nyata. Kita harus
pandai menjaga diri, ada etika, dan peraturan.
Bahkan dapat dilacak (Cyber Forensic).
halaman 7 dari 106
Apa itu Internet?
Internet adalah jaringan sistem telekomunikasi yang
menjangkau ke seluruh dunia, menyediakan koneksi
untuk jutaan jaringan lainnya, yaitu jaringanjaringan yang lebih kecil. Karena itu, internet sering
juga disebut sebagai jaringan dari sekumpulan
jaringan-jaringan (network of networks).
Internet menyediakan komunikasi lintas jarak antar
pengguna komputer dengan berbagai sistem operasi
dan jenis komputer berbeda sehingga satu sama lain
dapat terhubung.
Internet Service Provider (ISP) menyediakan akses
internet untuk pengguna melalui servernya. Anda
dapat melakukan koneksi ke internet melalui kabel
telepon, modem, Wi-Fi, dan Smartphone.
Apa itu World Wide Web (WWW)?
Internet merupakan kumpulan dari berbagai sistem
dan protokol berbeda-beda. Salah satunya adalah
protokol World Wide Web.
halaman 8 dari 106
Dua protokol lainnya yang sangat penting adalah
Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet
Protocol (IP). Melalui kedua protokol ini komputer
dapat mengirimkan data ke internet, dan secara
virtual, dapat berkomunikasi satu sama lain dengan
komputer lainnya.
Domain Name System (DNS)
Alamat di internet disebut IP address, terdiri dari
sederetan angka. Karena mengingat sederetan angka
itu susah, maka dibuatlah Domain Name System
(DNS) untuk menterjemahkan angka-angka IP
address menjadi kata-kata. Sebagai contoh, IP
address 216.58.198.238 dan 172.217.0.46 susah
dihapal, lebih mudah kalau diterjemahkankan
menjadi google.com
URL
Alamat untuk website disebut URL (Uniform
Resource Locators). Umumnya dimulai dengan
http:// (HyperText Transfer Protocol). Atau https://
Huruf “s” singkatan dari secure. Sebagai contoh,
URL untuk Google adalah
https://google.com/
halaman 9 dari 106
Contoh alamat untuk file halaman website yang
disimpan dalam folder:
http://namatoko.com/tas/index.html
Dalam contoh tersebut diatas, “index.html” adalah
nama file yang disimpan dalam folder bernama
“tas” di web server namatoko.com.
Kenapa Perlu Browser?
Untuk akses website di internet, kita menggunakan
Browser, misalnya Google Chrome, Mozila Firefox,
atau Microsoft Internet Explorer. Aplikasi Browser
berfungsi untuk membaca dokumen halaman web
dan menampilkannya seperti yang Anda lihat di
layar komputer.
Pada halaman web, jika anda mengarahkan kursor
komputer diatas teks atau gambar tertentu, dan
kursor berubah menjadi simbol telunjuk jari tangan,
maka itu menandakan sebuah Link yang dapat di
klik.
halaman 10 dari 106
Jika link di klik, maka kita akan diarahkan ke
halaman web lainnya, atau bisa juga untuk
mengaktifkan program email.
Ilustrasi lapisan utama internet
Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Internet_Key_Layers.png
halaman 11 dari 106
Memahami Risiko Online
Internet bisa menjadi sarana yang bagus untuk
belajar, menghubungi teman yang lokasinya
berjauhan, mempromosikan produk, belanja,
hingga bermain game. Tapi sayang, di internet juga
ada berbagai penyalahgunaan yang memanfaatkan
ketidaktahuan seseorang untuk melakukan berbagai
hal yang dapat merugikan orang lain.
Anak-anak yang masih polos, apalagi di lingkungan
yang masih baru baginya, tidak banyak mengetahui
bagaimana melindungi dirinya, dan tidak selalu
memikirkan akibat dari perbuatannya
Dalam rangka menjaga keamanan anak-anak, orang
tua harus mengetahui tentang berbagai risiko online
yang dapat membahayakan perkembangan anak.
Dengan mengetahui berbagai kemungkinan bahaya
online akan membantu anda sebagai orang tua dan
anak anda melakukan antisipasi cerdas dan bijak
dalam menggunakan internet.
halaman 12 dari 106
Klasisifikasi Risiko
Risiko online yang yang dihadapi anak dan remaja
dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel berikut:
Content
Contact
Conduct
Child as recipent Child as
participant
Commercial Advertising,
Child as
actor
spam,
sponsorship
Tracking/
harvesting
personal
information
Gambling,
illegal
downloads,
hacking
Aggressive
Violent/
gruesome/
hateful content
Being bullied,
harassed
or stalked
Bullying or
harassing
another
Sexual
Pornographic/
harmful
sexual content
Meeting
strangers,
being
groomed
Creating/
uploading
pornographic
material
Values
Racist, biased
info/ advice
(eg, drugs)
Self-harm,
unwelcome
persuasion
Providing
advice eg,
suicide/
pro-anorexia
A classification of online risks for children
1
1
Livingstone, S, and Haddon, L (2009) EU Kids Online: Final report. LSE,
London: EU Kids Online. (EC Safer Internet Plus Programme Deliverable
D6.5)
halaman 13 dari 106
Risiko konten:
Anak dan remaja pra dewasa, sebagai penerima
dapat menemukan konten berupa pesan teks, foto,
atau video tidak senonoh, porno, menakutkan,
kekerasan, dan informasi tidak benar.
Risiko kontak:
Anak dan remaja pra dewasa, dalam aktifitasnya
melalui internet, sebagai peserta dapat bertemu atau
berkenalan dengan orang asing, teman sebaya atau
laki-laki dewasa berusia 40 tahun yang menyamar
sebagai gadis remaja.
Risiko berbuat sesuatu:
Anak dan remaja pra dewasa, sebagai pelaku dapat
mem-posting foto atau membuat video yang tidak
pantas tentang dirinya dan atau bersama temanteman sebayanya.
Risiko menggunakan peralatan digital:
Ketika seseorang menggunakan komputer atau
smartphone, ada risiko mengalami kelelahan mata
dan kelelahan lengan.
halaman 14 dari 106
Anak dan remaja pra dewasa, berdasarkan usia,
screen time nya harus dibatasi. Karena keseringan
menghabiskan waktu online dapat menimbulkan
masalah kecanduan internet atau kecanduan main
game.
Penggunaan internet tidak dilarang dan ada baiknya,
tapi jika sudah menjadi kecanduan dapat berdampak
terhadap kehidupan seseorang di dunia nyata.
Ilustrasi klasifikasi risiko
halaman 15 dari 106
Risiko Layanan Online
Selain risiko atas dasar klasifikasi tersebut diatas,
risiko online juga dapat terjadi dalam menggunakan
layanan.
Layanan pertukaran pesan
Karena ponsel sering dibawa kemana-mana, risiko
layanan instan pertukaran pesan seperti WhatsApp,
Blackberry Mesenger, ddan Line dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja.
Kemungkinan menerima pesan teks yang tidak
diinginkan atau dihubungi oleh cyberbully.
Layanan media sosial
Facebook, Instagram, Twitter, Youtube (Broadcast
Yourself) memberikan fasilitas untuk berbagi
informasi. Akibatnya banyak orang yang cenderung
terlalu banyak berbagi tentang dirinya sendiri. Hal
ini, kalau tidak dipikirkan dulu akibatnya, dapat
merusak reputasi online dirinya sendiri atau orang
lain.
halaman 16 dari 106
Layanan situs berbagi file
Kemungkinan file yang diunduh mengandung virus,
malware, atau spyware. Juga kemungkinan dapat
menimbulkan masalah hukum jika mengunduh atau
berbagi file musik, video/film, atau software yang
dilindungi oleh undang-undang Hak Kekayaan
Intelektual.
Layanan Email
Email secara luas banyak digunakan oleh berbagai
kalangan dan usia. Juga digunakan oleh cyberbully,
online predator, dan hacker. Kemungkinan
menerima spam, dan phising email untuk mencuri
informasi pribadi.
halaman 17 dari 106
Cerdas dan Bijak Menggunakan Internet
Sekali informasi berada di dunia online akan
menjadi sulit untuk dihilangkan. Bisa dengan
mudah dan cepat disebarkan. Gambar, foto dan
kalimat dapat disalahtafsirkan dan diubah dalam
perjalanannya disebarluaskan.
Konten yang dimaksudkan untuk group kecil antara
teman-teman dapat menjadi persoalan ketika
disebarkan keluar group.
Kita harus mempertimbangkan untuk melakukan
pengelolaan informasi, pesan dan gambar.
Pengaturan privasi di media sosial, kalau perlu
diaktifkan untuk melindungi informasi pribadi.
Informasi di dunia maya dapat berada terus disana
selamanya, dan informasi pribadi Anda mungkin
dilihat oleh orang yang tidak Anda kenal. Termasuk
oleh orang yang mungkin akan menjadi karyawan
atau Bos di perusahaan tempat kerja.
halaman 18 dari 106
Informasi Pribadi
Informasi pribadi adalah setiap informasi atau
kombinasi informasi yang dapat meng-identifikasi
seseorang. Apa saja informasi pribadi ini?
Nama Lengkap
Alamat Rumah
Nomor Telephone
Sekolah
Tanggal dan tempat Lahir
Alamat email
Nama pengguna dan Kata sandi
Detail Akun Bank.
Banyak layanan online mengharuskan penggunanya
memberikan berbagai informasi pribadi untuk
menggunakannya. Berikut beberapa aktivitas online
dimana Anda harus memberikan informasi personal.
Belanja online: untuk verifikasi identitas pembeli,
proses pembayaran, dan untuk pengiriman barang.
Mendaftar atau berlanganan berita: paling tidak
perlu id username dan alamat email.
halaman 19 dari 106
Tapi mungkin juga diminta untuk melengkapi
informasi tambahan, misalnya usia, jenis kelamin,
alamat, dan foto.
Mengikuti perlombaan berhadiah: seringkali
memerlukan data demografis dan minat personal
untuk promosi produk atau layanan.
Game online: pengguna perlu mendaftar sebelum
mulai main.
Reputasi Digital
Semua pengguna internet, apakah anak-anak,
remaja, orang dewasa atau orang tua mempunyai
jejak digital atau digital footprint. Jejak digital ini
berupa pendapat atau pandangan orang lain
terhadap seorang pengguna berdasarkan apa yang
telah dikatakan dan dilakukannya secara online.
Reputasi digital didefinisikan oleh perilaku anda di
dunia maya, konten yang di posting tentang diri
sendiri dan orang lain.
halaman 20 dari 106
Photo yang di tag, posting di blog, interaksi dan
komentar di media sosial akan membentuk siapa
anda di mata orang lain, online dan oflline, sekarang
mau pun di masa akan datang.
Reputasi digital yang buruk dapat mempengaruhi
hubungan pertemanan dan pekerjaan. Karena itu
sangat penting Anda menyadarinya.
Untuk keamanan dan privasi, sangat penting anakanak dan remaja menyadari dimana dan bagaimana
informasi pribadi mereka terdapat di internet, siapa
yang dapat meng-aksesnya, apa yang orang lain
lakukan terhadap informasi tersebut, dan kesan apa
yang mereka tinggalkan kepada orang lain.
Mereka harus mengerti dan menyadari semua fitur
dan syarat-syarat penggunaan layanan media sosial,
khususnya bagaimana mengatur profile akunnya
menjadi privat.
Bantu mereka untuk mengerti bahwa setiap
informasi yang mereka berikan secara online atau
melalui layanan pertukaran pesan dapat dibagikan
lebih luas dari apa yang mereka pikirkan.
halaman 21 dari 106
Bahkan meskipun profile mereka diatur privat,
mereka tidak bisa mengontrol apa yang akan
dilakukan oleh teman-temannya dengan informasi
yang mereka terbitkan.
Anjurkan kepada mereka untuk memikirkan terlebih
dahulu dan berhati-hati sebelum berbagi foto,
memberikan komentar, atau menyebarkan pesan
melalui smartphone dan atau komputer.
Bantulah mereka memahami bahwa mereka
mungkin melakukan perbuatan kriminal ketika
mengambil atau menyebarluaskan foto sensual
dirinya atau foto sensual teman-teman sebayanya.
Membuat dan atau menyebarkan foto sensual anakanak merupakan penyalahgunaan materi pornografi
anak-anak.
Membersihkan reputasi digital bukan hal yang tidak
mungkin dilakukan. Tapi akan menjadi tugas yang
tidak mudah.
halaman 22 dari 106
Privasi
Apa itu Privasi?
Privasi atau Kerahasiaan Pribadi (Bahasa Inggris:
Privacy) adalah kemampuan seorang individu atau
sekelompok orang untuk menyendiri atau secara
selektif mengontrol informasi dari publik tentang
dirinya atau tentang mereka. Privasi dapat dianggap
sebagai suatu aspek dari keamanan.
Privasi penting bagi anak-anak karena memberikan
mereka kontrol kapan dan berapa banyak informasi
yang dapat diungkapkan tentang mereka. Hal ini
merupakan faktor penting dalam perkembangan
alami anak-anak menjadi dewasa.
Apa Hubungannya Dengan Internet?
Privasi di internet adalah kemampuan untuk
mengontrol informasi apa saja yang dapat
diungkapkan di internet tentang seseorang, dan
untuk mengontrol siapa saja yang yang dapat mengakses informasi tersebut.
halaman 23 dari 106
Kenapa Privasi Online Anak Penting?
Pada dasarnya sangat penting untuk mengenal anak
dan remaja sebagaimana ketika kita tumbuh
menjadi dewasa. Mereka masih naif mengenai
mereka sendiri, kehidupan disekitar, dan sedikit
mengetahui tentang melindungi mereka sendiri.
Internet dapat menghadirkan berbagai risiko
terhadap anak dan remaja. Misalnya cyberbullying,
sexting, sexual predator, pelanggaran privasi, dan
konten berbahaya.
Eksplotasi komersil mengumpulkan informasi
personal anak-anak sebagai data untuk target
segmen pasar. Posting foto tidak senonoh yang
disebarkan tanpa ijin dan dapat merusak reputasi
seseorang.
Ketika anak-anak dan remaja meningkat dewasa,
latar belakang profil mereka di internet dan media
sosial, dapat menjadi bagian dari pemeriksaan
dalam proses masuk ke perguruan tinggi dan
melamar pekerjaan.
halaman 24 dari 106
Panduan Privasi Online Untuk Anak dan
Remaja
Ajarkan kepada anak-anak dan remaja bahwa:
Di internet tidak ada yang 100% privat.
Informasi yang ada di internet, terutama yang
diluar kontrol kita, akan sulit untuk dihapus
dan akan ada selamanya.
Privasi berkaitan dengan jangka panjang dan
masa depan mereka.
Anak-Anak Usia Sekolah Dasar
Definisikan untuk mereka apa yang termasuk
informasi pribadi:
Nama Lengkap
Alamat Rumah
Telephone rumah dan atau nomor ponsel
Tanggal lahir
Usia
Nama Sekolah
Nama Team olah raga atau klub lainnya.
halaman 25 dari 106
Beritahu Mereka
Jangan pernah memberikan semua informasi
tersebut kepada siapa pun tanpa persetujuan dari
orang tua.
Jika mereka ingin bergabung dalam suatu website,
ketahui bahwa informasi yang diperlukan hanya:
Usia, untuk menentukan jika anak anda dibawah
usia 13 tahun, username, dan alamat email orang
tua sebagai cara meminta ijin dari orang tua.
“Bahaya orang asing tidak dikenal” juga berlaku di
internet. Tidak boleh memberikan informasi
personal kepada orang yang bertemu online. Sangat
penting bagi mereka untuk dapat melindungi
informasinya yang bersifat pribadi.
Anak-Anak Usia Sekolah Menengah
Sejalan dengan bertambahnya usia, dari anak-anak
menjadi remaja SMP dan remaja pra dewasa
(SMA), hingga awal masuk kuliah, selain informasi
tersebut diatas, informasi tambahan dibawah ini
juga merupakan informasi personal:
halaman 26 dari 106
Semua informasi personal sebelumnya ditambah
dengan informasi berikut:
Alamat email
Password
Nomor layanan pertukaran pesan
(BBM, WA, Line, Wechat)
Nomor Kartu debet dan Nomor PIN
Nomor e-KTP dan nomor SIM
Nomor PIN Kartu Debit.
Informasi login ke akun Bank di website.
halaman 27 dari 106
Privasi Online Anak-Anak
Informasi personal anak-anak dibawah usia 13
tahun tidak boleh dikumpulkan dalam website
tanpa ijin dari orang tua atau walinya.
Orang tua mempunyai hak untuk mengetahui
untuk apa informasi personal anak diminta dan
bagaimana informasi tersebut digunakan.
Ijin dari orang tua dan walinya dalam banyak
hal harus bisa dibuktikan.
Anak-anak tidak boleh diminta untuk
memberikan informasi lebih dari yang
diperlukan sewajarnya untuk berpartisipasi
dalam permaianan atau kontes.
Web sites dan layanan online harus secara jelas
mencantumkan kebijakan privasi.
halaman 28 dari 106
Pemeriksaan Reputasi Online
1 Cari diri sendiri di internet melalui search engine
Google dan lihat apa saja yang ditemukan. Periksa juga
posting beberapa tahun lalu di media sosial. Jika
menemukan hal yang tidak baik mengenai diri sendiri,
ambil langkah yang diperlukan untuk menghapusnya.
2 Periksa pengaturan privasi di profil media sosial. Atur
posting apa yang dapat dilihat oleh publik, dan yang
hanya dapat dilihat oleh teman. Posting teman dan
pengaturan privasinya juga dapat mempengaruhi jejak
digital anda, misalnya foto anda yang di tag oleh
teman.
3 Pikirkan sebelum berbagi. Sebelum memberikan
komentar, posting foto sendiri atau foto teman,
tanyalah diri sendiri: apakah anda ingin semua orang
(teman, keluarga, teman kerja yang sekarang atau yang
akan datang) mengetahui?
4 Bangun jejak digital dan reputasi online positif.
5 Non-aktifkan dan hapus akun anda jika berhenti
menggunakan media sosial atau forum diskusi online.
Dengan demikian tidak dapat dicari dan mencegah
akun anda di bajak oleh hacker.
halaman 29 dari 106
Screen Time
Media digital dan peralatan teknologinya seperti
Televisi, DVD, Video game, komputer, tablet, dan
smartphone sekarang ini sudah menjadi bagian tidak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Tapi jika anak-anak kita, khususnya yang masih
Balita menggunakannya secara berlebihan atau
terlalu sering dapat menimbulkan dampak serius
terhadap perkembangannya.
Dampak ini termasuk masalah keterlambatan
bahasa, kegemukan (obesitas), memusatkan
perhatian, dan kesulitan tidur.
Karena itu, orang tua perlu membatasi Screen Time
bagi anak-anaknya.
Screen Time didefinisikan sebagai aktifitas
mengamati atau menggunakan layar monitor,
termasuk TV, DVD, Video game, dan Komputer.
halaman 30 dari 106
Active Screen Time
Active Screen Time merupakan kegiatan yang
melibatkan proses kognitif atau aktifitas fisik,
misalnya main video game atau menyelesaikan
tugas sekolah dengan menggunakan komputer.
Passive Screen Time
Passive Screen Time merupakan kegiatan yang
lebih cenderung pasif, hanya mengamati layar
monitor, misalnya menonton TV atau DVD.
Anak-anak dan TV
Bayi
Dua tahun pertama perkembangan otak sangat
penting. Bayi belajar dan akan berkembang baik
dengan berbicara dan bermain bersama orang nyata,
bukan bersama orang dalam layar TV.
Menggunakan TV untuk menemaninya,
mengalihkan perhatian atau untuk supaya tidur
dapat menjadi kebiasaan di kemudian hari.
halaman 31 dari 106
Usia Prasekolah (4 – 6 tahun)
Gambar-gambar pada layar mulai menarik anak
pada usia ini. Tetapi, kebiasaan seumur hidup juga
terbentuk pada usia ini.
Anak berusia dibawah 6 tahun mengalami kesulitan
memahami perbedaan antara fantasi dan kenyataan.
Mereka melihat karakter kartun sebagai kenyataan,
dan tidak mengikuti alur cerita.
Anak Usia Sekolah
Anak usia 6 sampai 9 tahun masih kesulitan untuk
memahami perbedaan antara fantasi dan kenyataan,
terutama kalau kelihatannya seperti hidup nyata.
Mereka percaya situasi dalam TV menggambarkan
keluarga yang nyata. Cenderung mengagumi dan
ingin menjadi seperti tokoh pahlawannya di TV.
halaman 32 dari 106
Dampak Media Exposure pada anak-anak
Dampak terhadap perkembangan Bahasa.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa semakin
sering anak-anak menonton TV, semakin besar
kemungkinannya mengalami keterlambatan
perkembangan bahasa.
Semakin sering nonton TV, bayi berusia 8 – 16
bulan, semakin sedikit perbendaharaan kata-kata
yang diketahuinya.
Obesitas dan Menonton TV
Screen Time dapat berkontribusi terhadap masalah
kegemukan karena:
1. Duduk di depan TV mengurangi aktifitas.
2. Makanan tidak sehat karena iklan.
3. Aktifitas makan makanan ringan selama screen
time meningkat.
halaman 33 dari 106
Masalah Perilaku
1. Siswa yang menghabiskan waktu nonton TV
atau menggunakan komputer lebih dari 2 jam
per hari cenderung mengalami masalah
emosional, sosial, dan memusatkan perhatian.
2. Perilaku Agresif
3. Bayi usia 3 tahun yang tiap hari nonton TV
untuk setiap jam sebanding dengan
kemungkinan peningkatan 10% masalah
memusatkan perhatian pada usia 7 tahun.
Self Esteem Rendah dan Kegelisahaan
Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu
untuk menonton TV, Komputer dan bermain game,
dapat menimbulkan masalah self esteem rendah,
kegelisahan, dan bahkan depresi.
Tidur
Screen time berakibat
Keterlambatan awal tidur
Waktu tidur lebih sedikit
Penyebab kurang tidur
Timing
Konten
Emisi cahaya
halaman 34 dari 106
Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?
Buat aturan berdasarkan usia anak dengan
menggunakan klasifikasi acara TV sebagai
panduan.
Bantu anak memilih program TV yang
disukainya atau bermain game bersamanya di
ruang keluarga.
Bimbing dengan memberi contoh. Batasi
screen time anda sebagai orang tua.
Ruang makan bebas dari TV agar ada waktu
untuk ngobrol dan belajar tata krama di meja
makan.
Hindari screen time di waktu pagi hari.
Buat peraturan, tidak boleh nonton TV
sebelum pekerjaan rumah atau tugas dari
sekolah selesai.
Atur waktu tidur anak berdasarkan usianya.
Awasi berapa lama anak menghabiskan waktu
di depan komputer dan website yang
dikunjunginya.
Jangan menempatkan TV, komputer, tablet
atau smartphone di kamar tidur.
halaman 35 dari 106
Dampingi anak ketika melakukan aktifitas
screen time.
Dorong melakukan aktifitas bermain diruangan
tanpa TV atau di luar rumah.
Jika diasuh oleh pengasuh anak, sampaikan
aturan-aturan diatas kepada pengasuh.
Mengatur Screen Time
Anak yang tumbuh dengan kebiasaan screen time
yang sehat akan cenderung membuat pilihan lebih
baik tentang bagaimana mengisi waktu luangnya
ketika mereka lebih tua.
Batasan Ideal Screen Time
Batasan screen time akan berbeda antara suatu
keluarga dengan keluarga lainnya. Pedoman
dibawah ini harus disesuaikan berdasarkan
kebutuhan individual dan kemampuan anak.
halaman 36 dari 106
Usia
Screen Time Limit
0 – 2 Tahun
Nol atau dibatasi harus bersama
orang dewasa. Utamakan berbicara
dan bermain bersama dengan
orang nyata, bukan dengan orang
di layar LCD TV.
2 – 5 Tahun
1 jam/hari.
Aktifitas fisik dan sosial tetap
harus jadi prioritas.
6 – 9 Tahun
1,5 jam/hari
10 – 13 Tahun
1,5 - 2 jam/hari
14+ Tahun
2 jam/hari
Tdak ada pendekatan peraturan yang cocok untuk
semuanya (one-size-fits-all). Orang tua harus
menyesuaikan strategi dengan usia, interest, dan
kebutuhan anaknya, mengingat anak memerlukan
dukungan dari mulai bayi sampai remaja-dewasa.
halaman 37 dari 106
Orang tua tidak harus serta merta beranggapan
penggunaan media digital anaknya menimbulkan
masalah.
Daripada membatasi screen time berdasarkan
perkiraan semena-mena, orang tua dapat
mempertimbangkan screen konteks, konten, dan
koneksi dengan menanyakan kepada diri sendiri:
a. Apakah anak anda secara fisik sehat dan cukup
tidur?
b. Apakah anak anda secara sosial berhubungan
dengan keluarga dan teman-temannya?
c. Apakah anak anda terlibat dengan kegiatan di
sekolah dan mencapai keberhasilan di sekolah?
d. Apakah anak anda mempunyai ketertarikan
terhadap sesuatu dan hobby?
e. Apakah anak anda memperoleh kegembiraan
dan belajar dalam menggunakan media digital?
Jika jawabannya lebih kurang “Ya”, maka orang
tua dapat mempertimbangkan apakah kekhawatiran
nya terhadap penggunaan media digital secara
berlebihan sudah cukup baik.
halaman 38 dari 106
Jika jawabannya lebih atau kurang “Tidak”, maka
orang tua perlu membuat peraturan dan pembatasan
untuk mengatasi masalah screen time.
halaman 39 dari 106
Media Sosial
Apa Sih Media Sosial itu?
Media Sosial Sebagai Web 2.0
Ditinjau dari teknologi web, media sosial adalah
salah satu jenis Web 2.0, dimana kontennya di
update oleh kontribusi penggunanya (User
Generated Content) yang meng-upload berbagai
jenis konten berupa teks, gambar, foto, dan atau
video. Selain update status, pengguna juga dapat
melakukan interaksi dengan pengguna lainnya
dengan memberikan komentar, like, dan follow.
Kalau Web 1.0, misalnya halaman web tentang
Perusahaan, umumnya statis, kontennya disediakan
ole pemilik dan diperbaharui oleh pengelolanya
saja. Pengunjung web hanya membaca.
Dalam Web 2.0, pengunjung diundang untuk
membuat akun sebagai pengguna dan memberikan
kontribusi terhadap konten website.
halaman 40 dari 106
Hal ini selain membuka peluang untuk berdiskusi
dengan pengguna lainnya, juga dapat menimbulkan
masalah spamming, cyberbullying, penistaan,
fitnah, dan ujaran kebencian yang berhubungan
dengan SARA (Suku, Agama dan Ras).
Media Sosial Sebagai Big Data
Kalau ditinjau dari Jumlah Penggunanya yang dapat
mencapai lebih dari 1 Milyar pengguna, Media
Sosial merupakan Big Data.
Lalu untuk apa Big Data tersebut? Sistem media
sosial juga dirancang untuk menganalisis informasi
demografis penggunanya, misalnya usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, minat dan apa yang
disukainya.
Informasi demografis pengguna ini bisa dijual
kepada pemasang iklan. Kemudian pemasang iklan
membelinya: memasang iklan tertarget sesuai
dengan segmen profil demografis pengguna. Jadi
Big Data = Uang.
halaman 41 dari 106
Media Sosial Sebagai Habit Forming Product
Media sosial merupakan salah satu contoh produk
yang membentuk kebiasaan, bahkan dapat membuat
penggunanya kecanduan (Habit Forming Product).
Habit Forming Product menggunakan empat unsur:
1. Trigger (pemicu). Misalnya kesepian,
kebosanan, stress, dan kegelisahan (internal
trigger), atau ada rangsangan dari luar berupa
pesan dari media sosial, Facebook alert,
Twitter notification (external trigger).
2. Action. Misalnya log in ke Facebook.
3. Reward (imbalan). Misalnya Like, komentar,
atau imbalan yang tak terduga, posting anda
ternyata di share, di Like dan di komentari oleh
banyak orang.
4. Investment. Misalnya posting foto atau
menyukai update status teman.
halaman 42 dari 106
Investment merupakan tahap terakhir dari proses
pengulangan (loop) dengan memuat trigger
selanjutnya. Contoh di Instagram: Pengguna
melakukan investasi dengan posting foto. Kemudian
follower menyukai atau memberikan komentar atas
kontribusinya. Lalu layanan instagram mengirim
pemberitahuan yang akan memicu pengguna untuk
melakukan proses pengulangan selanjutnya.
Salah satu unsur Habit Forming Product adalah
Reward (imbalan) . Reward ini bergantung pada apa
dan bagaimana konten yang kita upload, bisa berupa
like, follower bertambah, hingga komentar kritikan
dari hater dengan menggunakan bahasa yang kasar.
halaman 43 dari 106
Unsur reward ini juga mendorong pengguna media
sosial melakukan investasi dengan tujuan untuk
membuat teman atau follower-nya terkesan.
Demi imbalan, pengguna mungkin posting foto
selfie di cafe terkenal, selfie yang dapat
membahayakan dirinya di bangunan tinggi, atau
membuat sensasi kontroversial.
Demi mempromosikan produk dan meningkatkan
follower, melakukan spam komentar di akun
selebritis yang followernya ratusan ribu, atau
membeli like dan follower.
Risiko Media Sosial Bagi Anak dan Remaja
Cyber Bullying
Salah satu risiko menggunakan layanan media
sosial yang sering disebut-sebut adalah cyber
bullying. Hal ini terjadi ketika ada pengguna yang
menghina atau mengancam seseorang dalam
memberikan komentar, atau melalui pesan.
halaman 44 dari 106
Pencurian Identitas
Anak-anak yang menggunakan layanan media
sosial seringkali tidak memahami bagaimana
mengatur profil akunnya menjadi privat, tidak
dipublikasikan kepada umum, hanya kepada temantemannya saja. Mereka tidak menyadari risiko
mengungkapkan informasi pribadi yang tidak perlu.
Hal ini akan membuat mereka dengan mudah jadi
korban pencurian identitas.
Foto Tidak Senonoh
Menghabiskan banyak waktu di media sosial seperti
facebook, dapat membahayakan anak-anak, mereka
mungkin saja kebetulan melihat foto menakutkan
atau foto tidak senonoh. Hal ini akan berdampak
negatif pada pikiran anak-anak atau terus teringat.
Berbagi Terlalu Banyak
Dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata, kita
berinteraksi secara terbatas dengan beberapa teman.
Tapi di media sosial kita akan cenderung berbicara
terlalu banyak tentang diri sendiri. Apakah tentang
apa yang sedang kita pikirkan, aktifitas yang sedang
halaman 45 dari 106
kita lakukan, atau bahkan sedang galau. Padahal
dalam kehidupan nyata, kita mungkin tidak akan
melakukannya. Hal ini dapat menjadi bukti nyata
dan fatal untuk hubungan kita dengan orang lain.
Online Predator
Di media sosial, orang dewasa bisa saja membuat
akun dengan profil palsu untuk berteman dengan
anak kecil atau remaja. Menyamar sebagai orang
yang sebaya untuk merayu atau memperlihatkan
foto-foto tidak senonoh. Atau untuk memperoleh
informasi penting, misalnya dimana sekolah dan
tempat bermain. Lalu menggunakan informasi
tersebut untuk melakukan tindakan kriminal.
Implikasi Emosional
Anak-anak yang self-esteem nya rendah atau
kurang percaya diri. Mungkin akan menilai
keberhasilan mereka didasarkan pada berapa jumlah
teman mereka di media sosial, berapa teman yang
me-like postingnya, atau jika mereka dimasukan
kedalam group orang-orang tertentu. Hal ini dapat
membuatnya semakin kehilangan rasa percaya diri.
halaman 46 dari 106
Kurang Ketrampilan Antar Perseorangan
Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak
waktu di media sosial mungkin akan beranggapan
hubungan sosial di dunia maya dapat menggantikan
hubungan sosial di dunia nyata.
Dengan seringkali menghabiskan waktu untuk
online, mereka menjadi mengabaikan pentingnya
perilaku yang pantas dalam melakukan hubungan
sosial kontak tatap muka di dunia nyata. Sehingga
ketrampilan antar perseorangan yang diperlukan
untuk keberhasilan dalam kehidupan di dunia nyata
mungkin tidak berkembang sebagaimana mestinya.
halaman 47 dari 106
Memahami Cyber Bullying
Definisi
Cyber Bullying atau Perundungan Siber adalah
perbuatan disengaja dan berulangkali untuk
menyakiti orang lain dengan menggunakan
komputer, ponsel, atau alat komunikasi elektronik
lainnya.
Ada unsur:
1. Disengaja. Tidak kebetulan atau tidak sengaja.
2. Berulangkali. Bullying berkaitan dengan pola
perilaku.
3. Tidak diinginkan oleh korban. Menyakiti
dengan mengejek, menghina, atau
mempermalukan.
4. Komputer, ponsel, atau alat komunikasi
elektronik lainnya. Menggunakan alat
komunikasi elekronik inilah yang membedakan
Cyber bullying dengan Traditional Bullying.
halaman 48 dari 106
Catatan:
Dikutip dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying
Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan
korban berusia dibawah 18 tahun dan secara
hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu
pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia
di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan
dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber
stalking (sering juga disebut cyber harassment).
halaman 49 dari 106
Catatan:
Sejak Januari 2016, Pemerintah menyarankan agar istilah
bullying diganti dengan Bahasa Indonesia, yaitu
Perundungan (berasal dari kata rundung)
http://kbbi.web.id/rundung
https://www.youtube.com/watch?v=hFEeQdvLnWw
Tapi mungkin karena lebih enak didengar, masyarakat
dan bahkan media cenderung menggunakan istilah bully,
misalnya: “Saya di bully hater” daripada “hater
melakukan bullying kepada saya” misalnya.
Istilah Bullying berkaitan dengan Perilaku (Bullying
behavior).
Istilah Bully berkaitan dengan Pelaku bullying (orang
yang melakukan bullying).
Menyeragamkan pengertian istilah (apalagi istilah yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan) perlu agar tidak
terjadi kesalahpahaman atau salah kaprah.
halaman 50 dari 106
Karateristik Cyber Bullying
Cyber bullying dapat dilakukan melalui media
sosial, layanan pertukaran pesan, email, blog,
website, SMS, Telephone, atau game online dengan
menggunakan Komputer Desktop, Laptop, Tablet
PC, dan Smartphone.
Cyber bullying dilakukan dari jarak jauh. Tidak
berhadapan muka secara langsung sehingga
cenderung lebih berani menyerang.
Kapan saja: sehari 24 jam, seminggu 7 hari, setahun
365 hari, dan darimana saja asal ada koneksi
internet.
Pelaku dapat menggunakan identitas palsu, atau
menggunakan identitas orang lain (membajak akun
orang lain dan berpura-pura sebagai orang yang
akunnya dibajak). Karena itulah korban sering tidak
tahu siapa pelakunya dan mengapa mereka
dijadikan sasaran.
halaman 51 dari 106
Cyber bullying dapat beredar secara luas sehingga
sejumlah besar orang lain dapat mengetahuinya
dengan sangat cepat (menjadi Viral).
Jenis-Jenis Cyber Bullying
1. Flaming
Perselisihan online dengan menggunakan bahasa
kasar, marah, dan mungkin juga menghina atau
mengancam.
2. Harassment
Berungkali mengirimkan pesan dengan bahasa yang
kasar, menghina, dan menyakitkan.
3. Denigration
Menyebarkan berita/cerita bohong untuk merusak
reputasi dan persahabatan korban.
4. Impersonation (Peniruan)
Membajak atau membobol akun seseorang lalu
mengirimkan pesan atau mem-posting sedemikian
rupa agar korban yang akunnya dibajak jadi
kelihatan buruk dimata teman-temanya.
halaman 52 dari 106
Dapat berakibat merusak persahabatan, reputasi,
hingga membuatnya dalam masalah atau bahaya.
5. Outing and Trickery
Memperdayai korban untuk menceritakan rahasia
atau informasi memalukan, kemudian disebarkan
secara online.
6. Exclusion (Pengucilan)
Mengucilkan korban dari group online.
7. Trolling
Dengan sengaja membuat pesan provokatif tentang
subyek sensitif untuk menciptakan konflik,
membuat orang lain tersinggung dan gusar,
sehingga terjadi perkelahian online, atau bahkan
berlanjut jadi perkelahian di darat.
8. Cyberstalking
Berulangkali mengirimkan pesan yang membuat
korban khawatirkeselamatan dirinya.
halaman 53 dari 106
Kenapa Orang Melakukan Cyberbullying?
Kemungkinan motivasi atau alasannya:
Masalah personal, sosial, atau masalah
keluarga.
Pengalaman waktu kecil, termasuk cara
pendidikan dalam keluarga.
Tidak suka terhadap seseorang.
Terpancing orang lain atau merasa gusar.
Balas dendam atau mungkin pernah jadi
korban cyberbullying.
Butuh perrhatian atau ingin jadi perhatian.
Self-esteem rendah (kurang percaya diri),
depresi atau tidak dapat mengendalikan diri,
dan kemarahan.
halaman 54 dari 106
Keinginan menonjolkan diri, meningkatkan
popularitas dan status sosial.
Ketidakmampuan atau ketidakmauan
menghargai dan merasakan perasaan orang
lain.
Keinginan untuk merasa berkuasa dan
menguasai orang lain.
Kebosanan, sebagai bentuk hiburan, atau
hanya ingin bercanda.
Target Korban
Dalam cyber bullying, sasaran korban belum tentu
secara fisik kelihatan lemah dan kurang percaya
diri, atau ada perbedaan kekuatan. Orang yang
mempunyai predikat Ter... ( tercantik, terkenal,
tergemuk) juga berpotensi jadi sasaran cyber
bullying.
halaman 55 dari 106
Tanda-Tanda Korban CyberBullying
Anak tersinggung atau marah setelah
menggunakan komputer.
Tidak tertarik lagi dengan komputer atau
menghindarinya.
Menyembunyikan sesuatu dengan menutupnutupi layar komputer.
Menarik diri dari teman-temannya dan dari
keluarganya.
Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?
Katakan kepada Anak anda untuk:
Tidak menanggapi atau membalas.
Mem-blokir nomor Telepon, Email, dan
berhenti mengikuti pelaku cyber bullying
(cyber bully).
Memberitahu orang tua atau Guru jika
mengetahui hal yang tidak pantas.
halaman 56 dari 106
Sebagai Orang tua:
Mencari tahu sejak kapan kejadiannya dimulai.
Ambil Screenshot layar komputer/ smartphone
sebagai bukti.
Laporkan penyalahgunaan melalui fitur
laporan di website.
Beritahu Sekolah.
Dampak terhadap korban
1. Merasa sedih, marah, frustasi , dan depresi
(murung, tertekan).
2. Merasa tidak berharga, kehilangan
kepercayaan terhadap diri sendiri.
3. Takut atau Malu pergi ke sekolah
4. Kesulitan belajar
5. Masalah Kesehatan akibat Psikologis
6. Pikiran untuk bunuh diri.
halaman 57 dari 106
Dampak terhadap Pelaku
Perilaku bullying pada anak-anak (dibawah 18
Tahun) pada dasarnya dipelajari dan dapat pula
tidak dipelajari.
Anak-anak yang masih labil mencari identitas diri,
belajar dan dipengaruhi oleh keadaan dirumah,
lingkungan disekitar tempat tinggalnya, temantemannya, tayangan TV, Film, dan game.
Mungkin juga mereka pernah jadi korban dari
tindakan kekerasan atau cara pendidikan yang salah
dalam keluarga, dan mereka melakukan bullying
lagi terhadap teman-temannya.
Jadi sebenarnya Anak pelaku bullying atau cyber
bullying juga butuh bantuan untuk merubah
perilaku negatifnya.
Kalau dibiarkan, tidak menutup kemungkinan
setelah dewasa mereka akan menjadi perilaku
kriminal.
halaman 58 dari 106
Pencegahan Cyber Bullying
Cyber Bullying dan Traditional Bullying tidak akan
efektif dicegah dan ditangani hanya dengan sekalikali mengadakan kampanye anti bullying sesaat,
sewaktu-waktu mengadakan seminar dan workshop,
atau secara sektoral oleh sekolah saja.
Pendekatan Menyeluruh
Harus dibuat sistem pencegahan yang menyeluruh
dan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak
yang berkepentingan (Orang tua, guru, Sekolah,
pelajar/anak-anak, Pemerintah, LSM, dan unsur
masyarakat) yang peduli dan berkomitmen untuk
menciptakan kondisi yang aman bagi anak-anak
agar potensi mereka sebagai generasi penerus
bangsa dapat berkembang membentuk karakter
positif.
halaman 59 dari 106
Sistem berkelanjutan ini terdiri dari:
1. Rumusan kebijakan nasional dan kebijakan di
tiap-tiap sekolah dalam menghadapi masalah
perilaku bullying dan cyber bullying.
2. Memahami bullying dan cyber bullying secara
mendalam dan menyeluruh agar dapat
melakukan intervensi secara tepat dan efektif.
3. Membuat mekanisme atau standard operating
procedure dalam menangani kejadian bullying
dan cyber bullying.
4. Membuat mekanisme atau standard operating
procedure dalam menanggapi kejadian
bullying dan cyber bullying, termasuk
pemulihan korban secepatnya agar tidak
menjadi trauma.
5. Membuat mekanisme upaya mengurangi atau
mencegah potensi terjadinya bullying dan
cyber bullying. Baik terhadap anak yang
berpotensi jadi pelaku mau pun terhadap anak
yang berpotensi menjadi sasaran korban.
halaman 60 dari 106
6. Membuat mekanisme bagaimana cara atau apa
saja yang harus dilakukan untuk merubah
perilaku bullying dan cyber bullying, dan
menggantinya dengan kegiatan-kegiatan
bermanfaat untuk membentuk karakter positif.
7. Evaluasi point (1) sampai dengan (6) untuk
membuat lebih baik, lebih efektif, dan
disesuaikan dengan perkembangan.
halaman 61 dari 106
Phishing
Phishing adalah upaya mengelabui target untuk
mencuri informasi pribadi seperti username,
password, nomor kartu kredit, dan nomor PIN.
Sarana yang digunakan biasanya melalui email atau
SMS tiruan yang kelihatannya resmi dari
Perusahaan yang sah, misalnya seolah-olah dari
Perusahaan Bank yang anda kenal.
Modus Phishing
Target phishing biasanya pengguna situs jual-beli
online (marketplace), online shopping, atau internet
banking yang melibatkan transaksi melalui website
atau layanan telepon selular.
Phiser (Pelaku Phishing) “memancing” target
melalui email. Agar tampak meyakinkan, pelaku
memanfaatkan logo atau merk dagang milik
lembaga resmi, seperti bank atau penerbit kartu
kredit.
halaman 62 dari 106
Kalau korban kurang teliti dan berhasil terpancing,
link dalam email phishing di klik, dan korban akan
diarahkan ke situs tiruan yang tampilannya dibuat
menyerupai situs aslinya.
Pada situs palsu ini, korban mengetikan username
dan password pada kolom form login. Informasi
yang dikirimkan melalui online form akan direkam
atau disimpan dalam database web server pelaku
phishing.
Kemudian hacker (pelaku phishing) menggunakan
username dan password tersebut untuk masuk ke
akun korban.
Berikut contoh alur proses serangan phishing:
1. Anda menerima email yang kelihatannya resmi
dari Perusahaan yang sah.
2. Anda mungkin diminta meng-update informasi
personal untuk tujuan keamanan.
3. Karena peduli terhadap keamanan, anda klik
link dalam email yang menuju ke website
tiruan.
halaman 63 dari 106
4. Anda sampai di halaman website yang
tampilannya persis sama dengan yang asli.
5. Anda masukan informasi personal untuk login.
6. Hacker sekarang mendapatkan informasi yang
dibutuhkannya. Pelaku dapat membajak akun
anda, atau menjual informasi akun anda ke
online black market.
Seperti anda lihat, proses peretasan tersebut hanya
membutuhkan waktu sebentar saja.
Identifikasi Phishing Email
Dalam banyak kasus, email tiruan dari hacker ini
memberitahu bahwa anda harus meng-update
informasi personal untuk tujuan keamanan akun
anda. Jika tidak di update, akun anda akan dihapus
secara permanen. Taktik ini mungkin akan
membuat anda khawatir dan tanpa pikir panjang
memberikan informasi yang diminta.
Jadi hati-hati dan waspada terhadap pesan email
yang mendesak respon segera dan meminta
informasi password, akun Bank, atau mengancam
halaman 64 dari 106
akan menutup akun anda jika tidak segera mengupdate informasi.
Perhatikan alamat email pengirim.
Apakah masuk akal? Apakah dari orang yang anda
kenal? Jika anda tidak mengenal orangnya, atau
akun emailnya tidak berkaitan dengan institusi yang
sah, cari dan hubungi nomor telepon resmi untuk
mem-verifikasi kebenarannya. Jangan menghubungi
nomor telephone yang diberikan dalam email palsu.
Teliti header email, lihat bagian reply-to, disana
bisa dilihat jika kita membalas email tersebut maka
akan dikirim ke alamat email yang bukan
merupakan email domain situs resmi.
Cari Nama anda dalam email.
Kebanyakan serangan phishing dilakukan ke
sejumlah banyak orang yang dijadikan sebagai
target. Akibatnya, si hacker tidak terlalu peduli
dengan personalisasi nama. Hacker hanya ingin
meretas akun sebanyak mungkin yang dijadikan
sasarannya.
halaman 65 dari 106
Jadi berhati-hatilah ketika anda menerima email
yang tidak menyebutkan nama lengkap anda.
Misalnya: “Dear Valued Customer.” Atau
“Pelanggan Yang Terhormat”
Cari kesalahan tata bahasa dalam email.
Kalau tata bahasanya tidak profesional, dan
ejaannya tidak lazim, jangan klik link yang
diberikan dalam email.
Arahkan kursor komputer diatas link dalam email,
tapi jangan di klik. Anda akan melihat alamat link
websitenya. Apakah URL nya diawali https://?
Huruf ‘s’ adalah singkatan dari secure.
Website yang berhubungan dengan informasi
sensitif akan diproteksi dengan menggunakan
https://, sementara website yang tidak diproteksi
menggunakan http://. Jika link-nya tidak sama
dengan alamat website yang asli, jangan di klik.
Seringkali anchor teks atau teks link dalam email
phishing ditulis benar sesuai aslinya, tapi kalau di
klik akan membawa anda ke website tiruan yang
halaman 66 dari 106
digunakan untuk mendapatkan informasi melalui
formulir online.
Nama domain yang mirip juga sering digunakan
hacker untuk menjebak user yang kurang berhati
hati, dan kurang cermat.
Untuk lebih memahami hal tersebut, perhatikan
kode HTML untuk membuat link:
halaman 67 dari 106
Identifikasi Phishing Website
Jika link-nya terlanjur di klik, anda masih bisa
melihat bahwa alamat atau URL website tersebut
palsu. Perhatikan alamat website di pojok kiri atas
browser.
Halaman website untuk login, untuk keamanan,
biasanya diawali dengan https:// dan simbol kunci
gembok berwarna hijau yang terkunci. Jika anda
tidak melihatnya, jangan login.
halaman 68 dari 106
halaman 69 dari 106
Tips Menghindari Phishing
Pada dasarnya kita harus cermat dan berhati hati.
Jika menerima email yang meminta username,
email address, dan password, abaikan saja meskipun
email tersebut terlihat sama dengan email asli dari
perusahaan yang telah Anda kenal.
Jangan mudah terbuai iming-iming hadiah lewat
online, apalagi mengaku-ngaku sebagai pihak
terpercaya.
Jangan andalkan tautan dalam email atau dari
search engine, karena tautan tersebut mungkin
palsu.
Jangan menggunakan nomor telephone atau alamat
email yang ditemukan dalam email phishing atau
dalam website phishing. Cari dan gunakan
informasi kontak yang ada pada kartu nama Bank
atau kartu nama Perusahaan.
halaman 70 dari 106
Selalu log in dengan membuka browser baru dan
ketik alamat web tersebut. Awali alamat web (atau
URL) dengan “https”, dan periksa simbol gembok
warna hijau di pojok kiri atas browser .
Selain dalam email, phishing juga dapat ditemui
pada akun media sosial dengan menggunakan foto
porno menyerupai sebuah video yang memancing
korban untuk mengkliknya. Karena itu cermati URL
alamat website tujuannya.
Gunakan software anti virus yang asli dan selalu diupdate. Software anti virus yang asli biasanya
dilengkapi dengan fitur Internet Security yang dapat
mendeteksi gejala kemungkinan phishing.
Jika install aplikasi baru, baca izin akses yang
diminta oleh aplikasi, dan tentukan apakah anda
merasa aman memberikan izin.
Jangan lupa selalu log out dari situs dimana anda
memasukkan informasi pribadi.
halaman 71 dari 106
Jika curiga komputer anda terkena virus atau
malware, jangan pernah menggunakan komputer
tersebut untuk melakukan transaksi online.
Untuk diketahui...
Institusi yang sah misalnya Bank tidak akan pernah
meminta informasi personal dan informasi finansial
melalui email atau website yang tidak diamankan
dengan https://
Informasi personal dan sensitif berikut JANGAN
PERNAH dibagikan melalui email:
Nomor KTP dan atau SIM
Password
Nomor Kartu Kredit atau Kartu Debet
Nomor PIN
Nomor rekening Bank
Nama lengkap, alamat rumah, email, dan
nomor telephone yang berhubungan dengan
data personal.
Informasi catatan finansial, kesehatan, dan
catatan nilai hasil pendidikan.
Nama gadis ibu Anda
Ulang tahun Anda
halaman 72 dari 106
Keamanan Menggunakan Internet
Parental Control
Saat ini kita sudah memasuki era Generasi Alpha
yang lahir antara Tahun 2011 – 2015. Teknologi
Digital dan Teknologi Informasi sudah merambah
ke segala usia.
Anak-anak, remaja, sampai orang tua lanjut usia
sudah menggunakan Smartphone, Tablet, Laptop,
atau Komputer Desktop yang dapat terkoneksi ke
internet.
halaman 73 dari 106
Melalui internet yang merupakan gudang informasi,
segala macam informasi mulai dari informasi
berguna sampai informasi sampah dan dapat
membahayakan bisa dicari dan ditemukan, baik
dalam bentuk teks artikel, gambar, foto, audio, atau
video.
Bagi Anak-Anak yang masih rentan dan Remaja
yang sedang mencari jati diri, konten atau informasi
yang tidak sesuai dengan usia mereka dan dapat
berdampak tidak baik bagi perkembangan mereka
harus disaring dengan software yang dikenal
sebagai Parental Control.
Fungsi Parental Control ini untuk menyeleksi atau
menyaring situs web yang tidak aman untuk anakanak atau remaja. Memantau dengan cara merekam
aktifitas online anak; laman apa saja yang sengaja
atau tidak sengaja dikunjunginya.
Juga dapat membatasi berapa lama atau disaat
kapan saja mereka boleh online berdasarkan
kesepakatan bersama orang tua.
halaman 74 dari 106
Perangkat komputer, tablet, smartphone, dan
beberapa game console sudah dilengkapi dengan
fitur built-in parental contol.
Orang tua harus belajar cara mengaktifkan dan
mengatur pembatasannya.
Berikut ini gambaran dari berbagai parental control
yang tersedia.
Control Panel System Operasi Windows 7
halaman 75 dari 106
Sistem Operasi Komputer
Microsoft Windows dan Apple Mac OS X untuk
komputer sudah dilengkapi dengan built-in parental
control. Setiap pengguna dapat dibuatkan User
Accounts masing-masing dan harus login
berdasarkan profil-nya.
Web Browser
Browser Mozilla Firefox, Google Chrome, Apple
Safari, dan Internet Explorer adalah perangkat lunak
yang digunakan untuk menjelajah di Internet.
Masing-masing browser menawarkan cara yang
berbeda dalam menyaring situs web yang Anda
tidak ingin anak-anak Anda mengunjunginya.
Smartphone dan Tablet
Sistem Operasi untuk Perangkat mobile (Android
dan IOS) juga dilengkapi built-in parental control.
Anda dapat juga mengunduh aplikasi parental
control untuk melacak dan mengendalikan aktivitas
online, termasuk pesan teks dan media sosial.
halaman 76 dari 106
Game Console
Beberapa System Video Game yang menggunakan
parental control.
PlayStation 4
Xbox (console)
Xbox 360
Xbox One
Nintendo DSi
Tips Untuk Orang Tua
Parental control dan peraturan saja tidak cukup.
Orang tua tetap harus melakukan komunikasi
dengan anak dalam membuat pilihan terbaik.
Orang tua harus terlibat dalam kehidupan online
anaknya. Bergabung dan berteman dengan anak di
media sosial untuk memahami bagaimana cara kerja
media sosial.
Orang tua harus mengetahui informasi batasan usia
anak yang diperbolehkan untuk menggunakan
layanan media sosial dan layanan pertukaran pesan.
halaman 77 dari 106
Kalau belum cukup usia, anak-anak jangan
dibiarkan membuat akun di media sosial.
Taati Batasan Usia Penggunaan Media Sosial
13 Tahun
14 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
Twitter
Linkedin
WhatsApp Vine
18 Tahun
Path
Facebook
Youtube
Instagram
Flickr
Snapchat
Wechat
Google+
Jika sudah cukup usia memiliki akun di media
sosial, sedini mungkin ajarkan soal keamanan,
tanggungjawab, dan cara mengaktifkan fitur privasi
pada akunnya di media sosial.
Ketahui Aplikasi yang akan di-install. Periksa
sebelum mengunduh aplikasi dan pelajari cara
pengaturannya.
halaman 78 dari 106
Peraturan Umum
1. Didik diri sendiri tentang internet. Kemudian
ajarkan kepada anak. Meskipun tidak mempunyai
komputer di rumah, Anak dapat meng-akses di
sekolah, di rumah temannya, di warnet, atau melalui
smartphone.
2. Jika di rumah mempunyai komputer dan akses
internet, komputer sebaiknya di ruang keluarga agar
dapat diawasi orang tua dan anggota keluarga
lainnya.
3. Buat kesepakatan keluarga mengenai batasan
waktu penggunaan internet dan smartphone.
4. Buat peraturan kesepakatan bersama dalam
menjaga privasi keluarga. Ajarkan kepada Anak
untuk jangan pernah memberikan informasi pribadi
kepada orang yang tidak dikenal di internet.
Termasuk informasi tentang anggota keluarga.
Nama, alamat, umur, nomor telepon, ulang tahun,
alamat email, di mana Anak sekolah, nomor kartu
kredit, dan informasi pribadi lainnya, jangan pernah
halaman 79 dari 106
diberikan kepada orang lain tanpa orang tua
memeriksa terlebih dahulu.
5. Instal software original keamanan dan secara
teratur di update untuk melindungi komputer dari
virus, spyware dan malware.
6. Gunakan parental control untuk anak.
7. Buat dan cantumkan peraturan untuk anak dalam
menggunakan internet:
Ajarkan kepada Anak bahwa berbicara dengan
orang yang tidak dikenal di internet sama
dengan berbicara dengan orang tidak dikenal di
jalan. Anak harus berteman di internet dengan
orang yang dikenalnya dan dipercaya di dunia
nyata.
Jangan mengirim photo untuk orang lain yang
tidak dikenal.
Jangan pernah setuju untuk bertemu langsung
di darat dengan orang yang hanya kenal di
media sosial.
halaman 80 dari 106
Pikirkan dulu setiap konten (teks kalimat, foto,
gambar, atau video) sebelum diposting atau
disebarkan.
Beritahu Anak Anda untuk terlebih dahulu
memperlihatkan foto yang akan diposting di
media sosial atau website, dan kepada siapa
mereka mengirimkannya.
8. Buatlah password yang tidak mudah diterka,
terdiri dari delapan karakter atau lebih dengan
menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil,
angka, dan simbol. Jangan berbagi password dengan
siapa pun (kecuali dengan orang tua).
9. Ajarkan sikap kritis terhadap kebenaran
informasi di internet. Dorong perilaku tanggung
jawab dan sikap kritis terhadap suatu berita. Cari
tahu, tanyakan, dan pikirkan dulu sebelum
menyebarkan informasi di media sosial atau melalui
pertukaran pesan. Jika anak anda mempunyai email,
beritahu agar berhati-hati sebelum meng-klik link
dalam email.
halaman 81 dari 106
10. Bangun reputasi digital positif. Ajarkan perilaku
baik di internet. Tidak membuat status atau
memberi komentar kalau sedang galau, emosi, atau
marah. Dorong anak untuk bisa mengatasi masalah,
misalnya menghadapi perilaku cyberbullying,
kontak dengan orang yang diinginkan, atau
komentar kasar. Situs apa saja yang biasa
dikunjunginya, dan cara melaporkan jika ada
masalah.
Tips Untuk Anak dan Remaja
Jagalah informasi personal kamu saat menggunakan
internet. Nama, alamat, umur, nomor telepon, ulang
tahun, alamat email, di mana kamu sekolah, dan
hal-hal lain tentang informasi pribadi, jangan
dibagikan dengan orang lain tanpa orang tua
memeriksa terlebih dahulu.
Buatlah password yang tidak mudah diterka, terdiri
dari minimal delapan karakter atau lebih dengan
menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil,
angka, dan simbol. Jangan berbagi password dengan
siapa pun (kecuali dengan orang tua).
halaman 82 dari 106
Atur profile menjadi privat, dan periksa setiap saat
untuk memastikan pengaturan tidak berubah.
Jagalah nama baik diri sendiri, nama baik keluarga,
dan nama baik Sekolah atau Kampus. Jangan
posting video, foto, atau teks pesan yang dapat
mempermalukan diri sendiri atau mempermalukan
orang lain. Kita tidak tahu siapa siapa saja yang
melihat-lihat profil kita di media sosial. Tidak ada
jaminan meskipun fitur privasi diaktifkan. Orang
lain mungkin mengambil screenshot posting kamu
dan kemudian disebarkan untuk mempermalukan
kamu.
Kenali teman online kamu sebagaimana kamu
mengenal teman-teman yang lainnya.
Cermati foto yang di tag oleh teman, dan hilangkan
tag yang tidak relevan atau bersifat menyerang
Jangan pernah meninggalkan Smartphone tanpa
pengawasan. Gunakan password untuk mencegah
orang lain mengakses ponsel kamu.
halaman 83 dari 106
Koneksi ke Internet hanya jika diperlukan saja.
Matikan koneksi internet dan Wi-Fi jika tidak
menggunakannya.
Hati-hati jika mengungkapkan lokasi dimana kamu
sekarang sedang berada. Matikan akses lokasi.
Jangan berkomunikasi secara online dengan orang
yang tidak dikenal. Jangan mengirim photo untuk
orang lain yang tidak dikenal. Jangan pernah setuju
untuk bertemu langsung di darat dengan orang yang
hanya ngobrol dengan kamu di media sosial. Ingat
bahwa orang kamu temui di internet kemungkinan
tidak seperti yang kamu lihat.
Jangan pernah menanggapi komentar dan pesan
email yang mengancam, tidak senonoh, cabul, atau
memanas-manasi. Laporkan setiap email yang
membuat kamu merasa tidak nyaman.
Hati-hati jika ada seseorang menawarkan sesuatu
secara gratis.
halaman 84 dari 106
Segera katakan kepada guru atau orang tua jika
kamu menemukan informasi yang membuat kamu
merasa tidak nyaman.
Pikirkan dulu setiap konten (teks kalimat, foto,
gambar, atau video) sebelum diposting atau
disebarkan.
Biasakanlah untuk keluar (log out) dari akun media
sosial atau dari akun email setelah selesai
menggunakannya.
halaman 85 dari 106
THINK Sebelum Berbagi di Media Sosial
Truth = Apakah Benar?
Helpful/Hurt = Apakah akan Bermanfaat?
atau Apakah akan Menyakiti orang lain?
Inspiring = Apakah dapat memberikan
inspirasi?
Necessary = Apakah Perlu atau Penting?
Kind = Jika diungkapkan apakah akan
membawa kebaikan?
Jaga keseimbangan aktifitas. Atur waktu untuk
online, tidak perlu begadang sepanjang malam atau
menghabiskan sepanjang waktu di depan komputer.
Internet cara yang hebat untuk berkomunikasi, tapi
bukan satu-satunya cara!
halaman 86 dari 106
Menjadi Netizen Yang Baik
Istilah Netizen berasal dari kata Internet dan Citizen
(Warga). Netizen berarti “Warga Internet”, yaitu
orang yang aktif terlibat dalam komunitas online
atau dengan internet secara umum. Netizen kadang
disebut juga sebagai Cybercitizens (Warga siber).
Internet menciptakan dunia baru, dan budaya baru.
Menawarkan berbagai kemungkinan perubahan
sosial. Netizen yang berpengalaman mempunyai
tanggung jawab agar internet digunakan secara
konstruktif. Mengembangkan kebebasan bicara dan
akses terbuka bagi siapa saja.
Internet dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja,
dan dimana saja: sehari 24 jam, setahun 365 hari,
asal ada koneksi internet.
Sebagai warganya, netizen harus mempunyai
harapan tentang sekumpulan peraturan perilaku
yang pantas ketika berinteraksi dengan warga online
lainnya, yang disebut sebagai Netiquette.
halaman 87 dari 106
Netiquette
Istilah Netiquette berasal dari kata Network
(jaringan, dalam hal ini jaringan internet) dan
Etiquette (Etiket). Etiket berarti tata cara atau tata
krama yang diperlukan dalam kehidupan sosial. Jadi
Netiquette adalah sekumpulan peraturan bagaimana
berperilaku baik ketika sedang berinternet di
wilayah baru yang disebut cyberspace.
Ketika seseorang masuk kedalam wilayah baru dan
memiliki budaya tersendiri, kemungkinan besar
orang tersebut melakukan kesalahan. Mungkin
membuat orang lain terganggu atau tersinggung,
tapi tidak bermaksud atau disengaja. Mungkin juga
orang baru tersebut salah paham terhadap apa yang
dikatakan oleh orang lain.
Ketika sedang berada di ranah siber, dikarenakan
sebagian dari kita lupa bahwa orang lain yang
sedang online adalah manusia juga, dan sebagaian
karena ada yang tidak tahu kaidah berinternet,
terutama yang masih baru (newbie), maka terjadilah
berbagai bentuk kesalahan.
halaman 88 dari 106
Karena itulah, terutama bagi yang masih baru,
perlu belajar Netiquette untuk mengurangi berbuat
kesalahan, dan bagi yang sudah berpengalaman agar
membantu mengajarkan kepada yang masih baru.
Di wilayah baru ini, lebih baik kita menambah
pertemanan daripada kita mempunyai musuh atau
bermusuhan.
Peraturan 1: Ingat Manusia
Bayangkan kalau kamu berada dalam situasi dan
posisi sebagai orang lain. Dapat memahami apa
yang dipikirkannya, dan merasakan apa yang
sedang dirasakannya. Dalam psikologi, hal ini
dikenal sebagai empaty. Di internet, netizen harus
Ingat Manusia: ada orang lain disana.
Ketika seseorang berkomunikasi menyampaikan
pesan teks melalui komputer, yang dilihatnya
adalah tulisan di layar komputer. Hanya kata kata
saja, tidak bisa menggunakan ekspresi wajah,
gesture, dan nada suara dalam menyampaikan
pesan. Mungkin dapat menambahkan emoticons
senyuman dan tanda seru, tapi ekspresi wajahnya
sebenarnya datar-datar saja.
halaman 89 dari 106
Karena itu, kualitas komunikasi melalui medium
alat elektronik jadi kurang personal. Tapi karena
menggunakan alat elektronik hal tersebut biasanya
bisa diterima atau dimaklum.
Dalam Netiquette, hal tersebut tidak bisa diterima.
Kita harus ingat manusia: Disana ada orang nyata
yang akan menerima pesan dan membacanya.
Peraturan 2: Pikirkan Sebelum Berbagi
Jangan tergesa-gesa membalas email, memberikan
komentar, atau update status di media sosial. Ambil
waktu untuk membacanya lagi, dan pikirkan tentang
cara terbaik untuk merespon atau menyampaikan
pendapat. Kata-kata berpengaruh kuat dan dapat
ditafsirkan dengan cara yang berbeda dari yang apa
yang dimaksud. Sampaikan ide sesederhana dan
sejelas mungkin, dengan cara yang pantas dan
sopan.
Jika membuat pesan teks, memberikan komentar,
atau update status di media sosial, sebelum
dikirimkan, tanya kepada diri sendiri:
halaman 90 dari 106
“Apakah kamu mau mengatakan pesan tersebut
secara langsung di depan umum atau langsung
berhahadapan muka dengan orang yang akan
menerima pesan?
Jika jawabannya tidak, tulis ulang dan baca ulang.
Ulangi proses tersebut hingga merasa nyaman jika
mengatakannya secara langsung dihadapan orang
lain sebagaimana kamu mengirimkannya secara
online.
Pikirkan juga bagaimana jika ada orang lain yang
menangkap layar pesan kamu sebagai alat bukti
yang akan mempermalukan kamu sendiri atau
menimbulkan masalah hukum? Sekarang atau
mungkin bertahun-tahun kemudian?
Alasan lain untuk tidak menyerang dengan katakata yang menyakitkan atau menghina secara online
adalah perkataan kamu tertulis.
Pesan tertulis yang kamu kirim mungkin disebarkan
oleh yang menerimanya atau oleh orang lain yang
melihatnya, atau diambil screen capture-nya sebagai
alat bukti.
halaman 91 dari 106
Dalam situasi demikian, kamu tidak punya kontrol,
dan kelak, mungkin bisa saja akan jadi masalah buat
kamu.
Peraturan 3: Taati Standar Perilaku yang sama
dengan Perilaku kehidupan di dunia nyata.
Di internet orang bisa menjadi anonymous (tidak
diketahui siapa sebenarnya). Menyembunyikan
identitas yang sebenarnya. Membajak akun orang
lain dan menyamar sebagai orang yang akunnya
dibajak. Menggunakan proxy lain atau membajak
web server A, lalu dari web server A, menyerang
ke web server B, sehingga B mengira A yang
melakukan penyerangan.
Mungkin karena itu, sebagian orang jadi berpikir,
peluang untuk diketahui, kemungkinannya kecil.
Atau mungkin karena orang kadang lupa dengan
peraturan yang pertama, sehingga mengabaikan
etika dan berpikir bahwa di internet perilaku buruk
bisa diterima.
halaman 92 dari 106
Taati standar perilaku yang sama dengan perilaku
kehidupan di dunia nyata. Hormati diri sendiri.
Hormati orang lain. Ingat Manusia, ingat ada orang
lain di internet.
Meskipun kamu tidak secara langsung bertatap
muka, tapi kamu berkomunikasi dengan orang lain
yang memiliki perasaan dan patut menerima
dihormati sebagaimana kamu juga.
Jika kamu sudah dewasa, jujurlah katakan yang
sebenarnya dalam profil di media sosial, tidak ada
gunanya berbohong tentang diri sendiri dan kepada
orang lain dengan membuat rumor.
Jika kamu ingin menggunakan informasi, dokumen,
download gambar atau foto.... periksa hak kekayaan
intelektual, etika dalam mengutip, dan menyebutkan
sumbernya.
Jangan lupa juga bahwa kamu tidak sendirian di
internet. Kamu mungkin tidak terlibat langsung, tapi
mungkin berada dalam situasi dimana kamu
mengetahui seseorang atau sesuatu yang salah,
maka kamu harus mengingatkan.
halaman 93 dari 106
Peraturan 4: Ketahui sedang dimana berada.
Netiquette berbeda-beda antara satu website dengan
website lain. Apa yang dapat diterima di forum
online A, mungkin di forum lain dianggap sebagai
sesuatu yang sangat kasar. Karena itu, sangat
penting mengetahui dimana kita sedang berada.
Kenali dan hormati perbedaan. Pikirkan bahwa
ketika mengunakan diskusi online, kita berinteraksi
dengan orang dari daerah dengan budaya yang
berbeda, mempunyai latar pendidikan yang berbeda,
dan kemampuan meng-ekspresikan dirinya dalam
bahasa mungkin berbeda di lingkungan online.
Peraturan 5: Bangun Reputasi Baik.
Kualitas tulisan, komentar, dan foto yang di tag oleh
teman, sangat penting dan mencerminkan siapa diri
kita sendiri.
Karena itu, baca ulang apa yang ditulis, periksa
ejaan, tata bahasa, dan tanda baca untuk mencegah
salah komunikasi atau salah tafsir. Jangan menulis
dengan huruf besar semua karena dapat
menimbulkan kesan BERTERIAK.
halaman 94 dari 106
Kalau menulis tentang sesuatu, pastikan tahu apa
yang dibicarakan, periksa kebenaran faktanya
sebelum diterbitkan atau dikirim. Berita atau
informasi buruk dapat menjalar ke sejumlah besar
orang dengan cepat dan menjadi viral di internet.
Peraturan 6: Berbagi Keahlian dan Pengetahuan
Kalau punya minat besar terhadap sesuatu dan
banyak mengetahui tentang sesuatu, jangan raguragu untuk berbagi pengetahuan dan keahlian
dengan orang lain yang bertanya atau punya minat
yang sama.
Selain berbagi pengetahuan, ingat bahwa kamu juga
dapat membantu dan mengajarkan kepada orang
lain untuk menjadi netizen yang baik.
Peraturan 7: Bantu mengendalikan perselisihan.
Perdebatan seru di forum diskusi atau di media
sosial dapat menyenangkan untuk dibaca dan diberi
komentar.
Tapi Netiquette melarang perang atau perselisihan
online di media sosial atau di forum diskusi secara
terus-menerus, umumnya didominasi oleh dua atau
halaman 95 dari 106
tiga orang saja yang berapi-api saling serang
dengan tulisan kemarahan. Hal ini tidak adil bagi
anggota lainnya didalam group.
Bantulah untuk mengendalikan kemarahan dan
meredakan suasana. Jagalah kedamaian. Jangan
membuat perselisihan dengan saling menghina.
Jadilah teman baik di internet, jangan jadi
cyberbully.
Peraturan 8: Hormati Privasi Orang Lain
Jangan terlalu banyak berbagi informasi yang
terlalu personal, atau menanggapi pertanyaan
personal. Hargai privasi diri sendiri dan privasi
orang lain.
Peraturan 9: Jangan Menyalahgunakan
Kekuasaan.
Sebagain orang mempunyai kelebihan daripada
yang lain, entah itu berupa kepandaian dalam
bidang tertentu, popularitas, harta, jabatan, atau
status sosial sebagai anak pejabat.
halaman 96 dari 106
Mempunyai kelebihan dan mengetahui lebih banyak
daripada orang lain, atau mempunyai kekuasaan
daripada apa yang dapat orang lain kerjakan, tidak
berarti memberi kita hak untuk kepentingan diri
sendiri, mengambil keuntungan sebanyak mungkin
dari orang lain.
Peraturan 10: Pemaaf
Setiap orang pernah jadi newbie atau pemula. Jadi
kalau ada seseorang melakukan kesalahan sepele,
bersikaplah baik. Hindari asumsi dan penilaian
terburu-buru. Maafkan kesalahan sepele, dan minta
maaf kalau membuat kesalahan.
Jika memutuskan untuk memberitahu kesalahan
seseorang, beritahulah dengan sopan dan sampaikan
melalui pesan privat. Jangan pernah sombong atau
merasa benar sendiri.
halaman 97 dari 106
Rujukan
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016
Diunduh Desember 2016 dari
https://www.apjii.or.id/
Sonia Livingstone and Leslie Haddon
Coordinator, EU Kids Online
The London School of Economics
and Political Science
EU Kids Online: Final Report
Retrieved January 31, 2017, from
http://www.lse.ac.uk/media@lse/research/EUKidsOnline/EU%20Kids%20I%20(20069)/EU%20Kids%20Online%20I%20Reports/EUKidsOnlineFinalReport.pdf
Dr. Ann E. Barron.
Co-author: Dr. Frank Breit, David Tai, David Hoffman, Karen Ivers,
Lorraine Sherry. Florida Center for Instructional Technology
College of Education,University of South Florida,
The Internet:Ideas, Activities, and Resources
Retrieved January 30, 2017, from
http://fcit.usf.edu/internet/
http://fcit.usf.edu//internet/internet.pdf
UK Council For Child Internet Safety. Advice on child internet safety 1.0
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file
/251455/advice_on_child_internet_safety.pdf
Greg Writer. Children’s Educational Network.
A Family Guide to Internet Safety
Retrieved January 29, 2017, from
http://web.richmond.k12.va.us/Portals/0/assets/Parents/pdfs/kidsafe_safetyg
uide.pdf
halaman 98 dari 106
McAfee. McAfee’s 10 Step Internet Safety Plan For Your Family
Retrieved January 29, 2017, from
https://promos.mcafee.com/en-us/pdf/mcafeeinternetsafetyplan.pdf
Ruth Johnson.ProtectMiChild.com
Internet Safety. A Guide for Teachers and Parents
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.protectmichild.com/cybertips/cybertips.pdf
Internet Sehat. Digital Literasi
Retrieved January 29, 2017, from
http://internetsehat.id/literasi/
Childnet International.
Online Reputation Checklist
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.childnet.com/ufiles/Online%20Reputation%20Checklist.pdf
Dr Serena Tung
Child Developmental Unit Natonal University Hospital
Media Use and its Developmental Effects
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.nuh.com.sg/wbn/slot/news/ah01/3eb6db36f_u1661.pdf
Penelope Sweetser,Daniel Johnson,Anne Ozdowska,Peta Wyeth
Queensland University of Technology
Active versus Passive Screen Time for Young Children
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.ledevoir.com/documents/pdf/screen_time.pdf
Queensland Government. Departement of Education and Training.
Tip Sheet for Parents. Screen time and children
Retrieved January 29, 2017, from
http://deta.qld.gov.au/earlychildhood/pdfs/tip-sheets/pts-screen-time-andchildren.pdf
halaman 99 dari 106
Learning Works for Kids.
A Parent’s Guide to Screen Time
Retrieved January 29, 2017, from
http://learningworksforkids.com/wpcontent/uploads/ParentGuideScreenTime.
pdf
Bernard Marr.
How Big Data Can Help You Make Sense of Social Media.
Retrieved January 29, 2017, from
http://data-informed.com/how-big-data-can-help-you-make-sense-of-socialmedia/
Harini Santhosh.
6 Positive And 4 Negative Effects Of Social Media On Children.
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.momjunction.com/articles/negative-effects-of-social-media-onchildren_00353633/
Children’s Online Privacy. Questions and Answers
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.gov.pe.ca/photos/original/oipc_copqa.pdf
Online Privacy | A Tutorial for Parents and Teachers
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.symantec.com/content/en/us/home_homeoffice/media/theme/fam
ilyresource/OnlinePrivacyBrochure_FF_6-20.pdf
Children's Online Privacy. How to Help Preserve Your Child's Confidential
Information
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.dioceseofbmt.org/wp-content/uploads/2015/05/ParentTraining86.pdf
The Protection of Children Online. Recommendation of the OECD Council
Report on risks faced by children online and policies to protect them
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.oecd.org/sti/ieconomy/childrenonline_with_cover.pdf
halaman 100 dari 106
Protecting Children’s Privacy Online – A Guide for Parents, Carers and
Educators
https://www.comparitech.com/blog/vpn-privacy/protecting-childrens-privacy/
Ten privacy tips for parents and carers
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.oaic.gov.au/resources/individuals/privacy-fact-sheets/general/ten-privacy-tipsfor-parents-and-carers.pdf
Nancy Willard, M.S.,J.D.
Educator’s Guide to Cyberbullying and Cyberthreats
Retrieved January 29, 2017, from
https://education.ohio.gov/getattachment/Topics/Other-Resources/SchoolSafety/Safe-and-Supportive-Learning/Anti-Harassment-Intimidation-andBullying-Resource/Educator-s-Guide-Cyber-Safety.pdf.aspx
Dr. Michele Borba, Ed.D,
The Essential 6 R’s of Bullying Prevention
Retrieved January 30, 2017, from
http://info.character.org/blog/bid/163381/Michele-Borba-s-Essential-6-R-s-ofBullying-Prevention
http://www.micheleborba.com/Borba-6_Rs_To_Bullyproof.pdf
Juderson Jean-Baptiste
MTE Explains: How Email Phishing Works and Why Clicking That Unknown
Link Can Be A Dangerous Act.
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.maketecheasier.com/how-email-phising-works/
David Bisson
6 Common Phishing Attacks and How to Protect Against Them
Retrieved January 29, 2017, from
https://www.tripwire.com/state-of-security/security-awareness/6-commonphishing-attacks-and-how-to-protect-against-them/
halaman 101 dari 106
The Truth About Clicking Links in Email and What To Do Instead
Retrieved January 29, 2017, from
https://tiptopsecurity.com/the-truth-about-clicking-links-in-email-and-whatto-do-instead/
Michigan State University. Secureit.
Phising
Retrieved January 29, 2017, from
https://secureit.msu.edu/phishing/
Pengertian Phising , Cara Mengenali dan Terhindar dari Phising
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.meretas.com/pengertian-phising/
4 Simple Steps to Protect Yourself from Phishing
Retrieved January 29, 2017, from
http://techtalk.pcpitstop.com/2013/05/06/dont-click-that-unknown-email-link/
Virginia Shea . The Core Rules of Netiquette
Retrieved January 29, 2017, from
http://www.albion.com/netiquette/corerules.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Privacy
https://en.wikipedia.org/wiki/Internet_privacy
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerahasiaan_pribadi
https://en.wikipedia.org/wiki/Web_2.0
https://en.wikipedia.org/wiki/User-generated_content
https://en.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Web
https://en.wikipedia.org/wiki/Internet
https://en.wikipedia.org/wiki/Big_data
https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying
https://en.wikipedia.org/wiki/Online_predator
https://en.wikipedia.org/wiki/Parental_controls
https://en.wikipedia.org/wiki/Internet_safety
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelabuan
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
halaman 102 dari 106
LAMPIRAN
Daftar Istilah di Internet dan Pengertiannya
HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure)
HTTPS menjamin keamanan data yang dikirimkan,
berbeda jika hanya menggunakan protocol HTTP biasa.
HTTPS menggunakan SSL (Secure Socket Layer), dan
TLS (Transport Layer Security).
Hypertext
Teks Hyper yang maksudnya adalah sebuah teks yang
berkaitan dengan dokumen lainnya
IP Address
Internet Protocol Address, berfungsi sebagai identitas
perangkat yang mengakses jaringan.
ISP (Internet Service Provider)
Perusahaan yang menyediakan layanan koneksi akses
internet untuk penggunanya. Penyelenggara jasa internet
Link
Tautan, pranala.
halaman 103 dari 106
Offline
Luring (luar jaringan), tidak terhubung, terputus
Keadaan seorang pengguna atau komputer itu sendiri
ketika tidak terhubung ke internet.
Online
Daring (dalam jaringan), terhubung, tersambung.
Keadaan seorang pengguna atau komputer itu sendiri
ketika sedang terhubung ke internet (kebalikan offline).
Password
Kata kunci yang umumnya berupa kombinasi huruf, angka
atau simbol dan bersifat rahasia untuk mengamankan
suatu informasi pribadi seperti akun di internet.
Spam
Pesan komersial atau iklan yang ditujukan kepada
penerima (umumnya di e-mail) namun sebenarnya
pengguna tidak menginginkan pesan tersebut masuk.
SSL (Secure Socket Layer)
Teknologi keamanan yang memungkinkan untuk
dilakukan enkripsi pada data yang akan ditransmisikan
antara server dan client.
halaman 104 dari 106
Upload
unggah, muat naik. Kegiatan yang dilakukan untuk
mengunggah/mengirim data berupa file, dokumen, foto,
video atau audio dari komputer pribadi ke internet.
URL (Uniform Resource Locator)
Sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi alamat
website, contoh: http://www.google.com
Website (Situs)
Kumpulan halaman web yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar, animasi, suara, atau
video, baik bersifat statis maupun dinamis, membentuk
suatu rangkaian halaman web yang saling terkait
dihubungkan dengan berbagai link.
Wi-Fi (Wirelles Fidelity)
Bentuk transfer data untuk mengakses internet yang
dilakukan secara nirkabel (tanpa kabel).
halaman 105 dari 106
Tentang Anti Bullying Indonesia
Indonesian anti bullying didirikan Desember 2009 oleh
Tisna Rudi dengan membuat blog tentang bullying di
WordPres. https://bigloveadagio.wordpress.com/
Tahun 2015 membuat website antibullyingindonesia.org
Awal Tahun 2017 nama domain tersebut tidak
diperpanjang, dan konten websitenya dipindahkan ke
Anti Perundungan
Media Sosial
Facebook Group Indonesian Anti Bullying
Facebook Page Indonesian anti Bullying
Google Plus
Twitter | Anti Perundungan
Kontak:
Tisna Rudi
[email protected]
halaman 106 dari 106