Praktikum Ke-8
Selasa, 3 November 2015
Inovasi Produk 2 (Cilok Rumput Laut Kappapyhcus alvarezii )
Renita Handayani
4443120578
7A
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2015
Abstrak
Salah satu upaya bentuk penganekaragaman dari produk dari rumput laut tersebut adalah dengan pembuatan produk olahan cilok rumput laut. Tujuan ini yaitu untuk menghasilkan inovasi produk dengan bahan baku rumput laut. Praktikum ini tentang inovasi produk pembuatan cilok rumput laut ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 November 2015 pada pukul 08.00-10.00 wib yang bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Metode analisis usaha yang digunakan dalam praktikum ini meliputi analisa BEP (break event point) terhadap produksi dan penjualan, tingkat pengembalian modal, waktu pengembalian modal dan B/C ratio. Hasil analisis usaha cilok rumput laut maka dapat disimpulkan bahwa hasil penjualan cilok rumput laut selama satu bulan sebesar Rp 15.040.000,- dengan harga produk Rp 2.500,- perpack dengan modal sebesar Rp 4.196.900,-. BEP produksi cilok rumput laut sebesar 1678,76 kg, BEP penjualan seharga Rp 697,6 kg, tingkat pengembalian modal sebesar 7,6 dengan waktu pengembalian modal selama 0,2 minggu , dan B/C ratio 10,10. Dapat dikatakan bahwa usaha cilok rumput laut ini menguntungkan dan layak dijalankan.
Kata kunci : Analisis usaha, Cilok rumput laut, Inovasi produk
PENDAHULUAN
Pada saat ini pengembangan industri rumput laut masih menjadi salah satu program revitalisasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang devisa negara terbesar setelah komoditas udang dan tuna. Pengembangan industri rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini disebabkan karena tehnik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara masal. Disamping itu permintaan terhadap rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik maupun internasional selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan pengembangan industri pengolahannya. Pada kegiatan penyuluhan materi perikanan kali ini pengembangan teknologi pengolahan rumput laut menjadi berbagai jenis olahan yang berbasis rumput laut harus dikembangkan selaras dengan perkembangan budidayanya.
Potensi sumberdaya rumput laut diperairan Indonesia cukup besar dan kebutuhan akan produk olahannya, baik di dalam maupun diluar negeri cukup tinggi. Sampai saat ini hasil produksi rumput laut sebagian besar di ekspor dalam bentuk kering dan hanya sebagian kecil saja yang diolah menjadi alginate ,karagenan dan agar agar. Selain diekspor dalam bentuk kering, karagenan.alginat dan agar agar, rumput laut juga dapat diolah menjadi berbagai makanan siap saji seperti manisan, dodol, cendol, nata de seaweed, selai, cilok, pudding, permen jelly ,dll.
Salah satu upaya bentuk penganekaragaman dari produk dari rumput laut tersebut adalah dengan pembuatan produk olahan cilok rumput laut. Tujuannya adalah untuk menghasilkan inovasi produk dengan bahan baku rumput laut.
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun klasifikasi Kappaphycus alvarezii menurut Winarno (1990) yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophita
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriacceae
Genus : Kappaphycus
Spesies : Kappaphycus alvarezii
Ciri fisik yang dimilki spesies ini diantaranya Thalus yang kasaar, agak pipih dan bercabang teratur, yaitu bercabang dua atau tiga, ujung-ujung percabangan ada yang runcing dan tumpul dengan permukaan bergerigi, agak kasar dan berbintil-bintil. Kappaphycus alvarezii tumbuh melekat kesubtrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun dengan cirri khusus mngarah kearah datangnya sinar matahari. Cabang cabang tersebut ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk.
Menurut Apriyana (2013) Cilok adalah makanan jajanan yang terbuat dari bahan dasar tepung tapioca dan atau sagu dengan bahan tambahan lain yang diijinkan, harus disiapkan dengan cara merebus terlebih dahulu sebelum disajikan. Cilok adalah sebuah makanan khas Jawa Barat yang terbuat dari tapioka yang kenyal dengan tambahan bumbu pelengkap seperti sambal kacang,kecap, dan saus. Cilok bentuknya bulat-bulat seperti bakso, hanya saja berbeda bahan dasarnya. Terdapat telur atau daging cincang di dalamnya, karena terbuat dari bahan dasar tapioka maka cilok terasa kenyal saat dikonsumsi.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), pengertian studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dalam menilai suatu proyek/usaha, kelayakan suatu usaha produksi sangat penting untuk dilihat, agar keefektifan suatu proyek dapat direncanakan dan dianalisis, orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek/usaha harus mempertimbangkan banyak aspek yang saling berhubungan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Analisis finansial merupakan analisis untuk memulai proyek/usaha dari suatu badan atau orang-orang yang berkepentingan langsung dengan proyek. Analisis kelayakan finansial yang sering digunakan pada penilaian kegiatan usaha/proyek, yaitu NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), dan IRR (Internal Rate of Return) (Kadariah dan Gray 1978).
METODOLOGI
Praktikum ini tentang inovasi produk pembuatan cilok rumput laut ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 November 2015 pada pukul 08.00-10.00 wib yang bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini tentang pembuatan cilok rumput laut yaitu kompor, tabung gas, panci pengukus, wajan, pisau, talenan, blender, baskom, sendok besar, plastic mika, stiker dan timbangan sedangkan bahan yang digunakan yaitu rumput laut, tepung tapioca, tepung terigu, kacang tanah, lada, penyedap rasa, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, telor, air dan minyak goreng
Prosedur kerja pada praktikum pembuatan cilok rumput laut adalah sebagai berikut Siapkan bubur rumput laut halus lalu campurkan tepung tapioca dan tepung terigu, setelah itu haluskan bumbu bawang putih, lada dan garam, rebus air mendidih, dan rebus telur, kemudian ampurkan semua bahan dan bumbu, beri sedikit air panas sedikit demi sedikit lalu uleni adonan hingga kalis dan bentuk bulat-bulat. Sementara didihkan air, lalu masukkan adonan cilok yang telah dibentuk bulat, kemudian buat bumbu kacang, dengan cara goreng kacang tanah alu haluskan lalu masukkan halusan bumbu bawang putih, bawang merah dan cabe rawit dan bubuk merica setelah itu masak bumbu saos kacang. Setelah bumbu saos kacang matang campurkan dengan adonan cilok yang telah direbus lalu dinginkan lalu packing.
Adapun diagram alir pembuata cilok rumput laut adalah sebagai berikut :
Siapkan alat & bahan
Haluskan bumbu dan bubur rumput laut
Buat adonan cilok dan tambahkan dengan bubur rumput laut
Cetak adonan berbentuk bulat kemudian rebus adonan hingga matang
Masak saos kacang, kemudian masak dengan adonan cilok
Dinginkan
Packaging produk
Penjualan produk
Gambar 1. Diagram alir pembuatan cilok rumput laut
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Usaha Produk Cilok Rumput Laut
No
Uraian
Jumlah
Satuan
Harga Satuan
Total Harga
1
Biaya Investasi
Peralatan
Kompor Gas
1
Buah
350000
350000
Tabung Gas
1
Buah
200000
200000
Panci pengukus
1
Buah
200000
200000
Pisau
2
Buah
10000
20000
Talenan
2
Buah
10000
20000
Wajan
1
Buah
150000
150000
Spatula
1
Buah
50000
50000
Blender
1
Buah
250000
250000
Baskom
2
Buah
25000
50000
Sendok
2
Buah
10000
20000
Timbangan
1
Buah
20000
20000
Plastik Mika
4
Pack
2200
8800
Stiker
50
Lembar
1000
50000
Plastik clip
1
Pack
6700
6700
Tusuk gigi
1
Pack
3400
3400
Steples
1
Buah
10000
10000
TOTAL
1408900
Tabel 1. Tabel Biaya Investasi Cilok Rumput Laut
2
Biaya Tetap
Tenaga Kerja
2
Orang
500000
1000000
Listrik
1
Bulan
200000
200000
Air
1
Bulan
100000
100000
Total
1300000
Tabel 2. Tabel Biaya Tetap Cilok Rumput Laut
3
Biaya Variabel
Bahan
Jumlah
Satuan
Harga
Rumput Laut
250
Gram
4500
Tepung tapioka
500
Gram
4500
Tepung terigu
500
Gram
3500
Kacang tanah
250
Gram
6500
Bawang putih
70
Gram
2000
Bawang merah
70
Gram
2000
Bawang daun
50
Gram
1000
Cabe rawit
70
Gram
2000
Lada
2
Gram
1000
Penyedap rasa
11
Gram
500
Garam
10
Gram
500
Telor
3
Butir
5000
Saos
4
Pack
5500
Minyak goreng
250
Mililiter
3000
Kecap
5
Mililiter
5000
Total
46500
Tabel 3. Tabel Biaya Variabel Cilok Rumput Laut
ANALISIS USAHA CIRUT (CILOK RUMPUT LAUT)
Modal Usaha = Biaya investasi + biaya operasional + biaya tetap
Biaya investasi = Rp 1.408.900
Biaya operasional = Rp 1.488.000
Biaya tetap = Rp 1.300.000
Jumlah = Rp 4.196.900
Pendapatan
Hasil penjualan = 2 Kg X 16 kali kerja X 188 pack cilok rumput laut dalam 1 kg X Rp 2.500/pack
= Rp 15.040.000,-
Pengeluaran
Biaya produksi (bahan total yang digunakan X biaya variable)
(16 kali kerja(2kg) X Rp 46.500) = Rp 1.488.000
Penyusutan alat (5% dari biaya investasi)
(5% X Rp 1.408.900 ) = Rp 70.445
Biaya tetap = Rp 1.300.000
Total pengeluaran = Rp 4.196.900
Keuntungan Bersih (Pendapatan – pengeluaran)
(Rp 15.040.000- Rp 4.196.900) = Rp 10.843.100
Proyeksi Laba Rugi Cilok Rumput Laut
BEP Produksi =
BEP Produksi =
= 1.678,76kg
BEP Penjualan =
BEP Penjuaalan =
BEP Penjualan =
BEP Penjualan = Rp 697,6
Tingkat pengembalian modal =
=
= 7,6
Waktu balik modal =
= = 0,2 (dalam 2 minggu sudah balik modal)
B/C ratio =
= = 10,10
Berdasarkan Tabel dan perhitungan analisa usaha produk cilok rumput laut ini dapat dijelaskan, bahwa total modal yang digunakan untuk produk cilok yaitu sebesar Rp 4.196.900,- dijumlahkan dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap. Sekali produksi menggunakan bahan baku sebanyak 500 gram dan 1 kg bahan baku rumput laut dapat menghasilkan 188 pack cilok, harga satu pack cilok Rp 2.500,-. Dalam satu minggu cilok rumput laut berproduksi 4 kali,jadi dalam satu minggu cilok ini menggunakan bahan baku rumput laut sebanyak 2 kg, penghasilan yang didapatkan dalam sebulan sebesar Rp 15.040.000,-.
Pengeluaran dalam usaha cilok rumput laut ini meliputi biaya produksi sebesar Rp 1.488.000, biaya penyusutan barang yang dihitung berdasarkan 5% dari biaya investasi sebesar Rp 70.445, biaya tetap yang harus dibayar setiap bulannya sebesar Rp 1.300.000,- jadi total pengeluaran usaha cilok rumput laut ini setiap bulannya sebesar Rp 4.186.900,- maka keuntungan bersih yang diperoleh dalam usaha cilok ini sebesar Rp 10.843.100,- perbulan.
Proyeksi laba rugi cilok rumput laut ini mencakup perhitungan BEP produksi, BEP penjualan, tingkat pengembalian modal,waktu pengembalian modal dan B/C ratio. Menurut Umar (2003) BEP (Break Even Point) atau disebut juga dengan titik pulang pokok merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengatahui hubungan variabel di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima oleh pengusaha. Dalam usaha cilok rumput laut ini BEP produksi atau titik keseimbangan produksinya adalah 1678.76 kg, sedangkan untuk BEP penjualan adalah sebesar Rp 697,6 kg.
Menurut Umar (2003) perhitungan tingkat pengembalian modal digunakan untuk mengetahui lamanya perputaran modal investasi yang digunakan dalam melakukan usaha tersebut dengan kata lain untuk mengatahui waktu yang dapat digunakan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan keuntungan sebagai pembanding. Tingkat pengembalian modal dari usaha cilok rumput laut ini sebesar 7,6 dan didapatkan waktu pengembalian modal, waktu pengembalian modal yang dibutuhkan dalam usaha lumpia ikan adalah selama 0,2 minggu, itu artinya dalam waktu 2 minggu usaha cilok rumput laut sudah balik modal.
Menurut Umar (2003) B/C R (Benefit Cost Ratio) merupakan analisis rasio penerimaan biaya yang dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai perbandingan antara penerimaan dan biaya produksi yang digunakan. B/C R mempunyai criteria jika B/C ratio >1,berarti usaha tersebut menguntungkan; jika B/C ratio=1, berarti usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi; jka B/C ratio<1, berarti usaha tersebut mengalami kerugian. Dalam kasus usaha cilok rumput laut ini besarnya nilai B/C ratio adalah 10,10 itu berarti B/C ratio >1, artinya bahwa usaha cilok rumput laut ini dikategorikan usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis usaha cilok rumput laut maka dapat disimpulkan bahwa hasil penjualan cilok rumput laut selama satu bulan sebesar Rp 15.040.000,- dengan harga produk Rp 2.500,- perpack dengan modal sebesar Rp 4.196.900,-. BEP produksi cilok rumput laut sebesar 1678,76 kg, BEP penjualan seharga Rp 697,6 kg, tingkat pengembalian modal sebesar 7,6 dengan waktu pengembalian modal selama 0,2 minggu , dan B/C ratio 10,10. Dapat dikatakan bahwa usaha cilok rumput laut ini menguntungkan dan layak dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyana I. 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Ikan Lele (Clarias Sp) Dalam Pembuatan Cilok Terhadap Kadar Protein Dan Sifat Organoleptiknya. [SKRIPSI]. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Kadariah LK dan C Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. LPFE. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kasmir dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis (Cetakan Keenam). Ed.2. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Nainggolan TY, Komar S dan Ani S. 2010. Strategi Pengembangan Usaha “Nila Puff” dalam Meningkatkan Pendapatan IKM Pengolahan Hasil Perikanan pada CV.”X” di Cibinong Bogor. Manajemen IKM 5(2): 132-144.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F. G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lampiran
Gambar 1. Bahan yang digunakan
Gambar 2. Proses pembuatan bubur rumput laut
Gambar 3. Proses penghalusan bumbu
Gambar 4. Proses pembuatan adonan cilok
Gambar 5. Proses penambahan bubur rumput laut pada adonan cilok
Gambar 6. Proses perbusan cilok
Gambar 7. Proses pemasakan bumbu cilok
Gambar 8. Proses pemasakan bumbu dengan cilok
Gambar 9. Cilok yang sudah matang
Gambar 10. Proses packaging CIRUT
Gambar 11. Produk CIRUT (Cilok Rumput Laut)
Gambar 12. Pembeli produk cirut
Gambar 13. Pembeli produk cirut
Gambar 14. Pembeli produk cirut
10