TINJAUAN KASUS
DATA BAYI
Nama bayi : By.ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk RS : 22 September 2015
Tanggal pengkajian : 02 Oktober 2015
Waktu pengkajian : 08.00
Nama Ayah/Ibu : Tn.S/Ny.S.U
Pendidikan Ayah/Ibu : SD/SMP
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta/IRT
Usia Ayah/Ibu : 40 thn/25 thn
Alamat Rumah : Gresik
Diagnosa Medis : NP/BBLR/SMK/PNEMONIA
RIWAYAT ANTENATAL
- Hamil ke-3 G3P20001 35 minggu THIU+letsu+HT kronik+PEB+BSC U>35Thn
- Aktivitas selama hamil tidak pernah melakukan pekerjaan yang berat, hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,menyapu dan mencuci.
- Selama hamil ibu kontrol rutin ke dokter kandungan.
- Selama hamil ibu diberi obat obatan (vitamin,penambah darah,kalsium).
- Selama hamil ibu tidak pernah ada keluhan.
No
Lahir
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Tempat
L/P
BB lahir
Komplikasi
1
2000
40 mgg
Spontan
bidan
BPS
L
3300
-
2
2011
35 mgg
SC(tensi tinggi)
SPOG
RB
P
2800
-
3
2015
35 mgg
SC
SPOG
RSUD Soetomo
P
2400
-
RIWAYAT NATAL
Ibu melahirkan di OK
Usia kehamilan 35-36 minggu
Bayi lahir tanggal 22-09-2015 jam 16.45
Bayi lahir SC atas indikasi letsu+HT+PEB+BSC U >35 Thn
Bayi lahir tidak menangis,tonus otot lemah HR100 ketuban jernih bayi dibungkus plastik,VTPaktif→bayi mulai merah menangis lemah(merintih)terpasang nasal CPAP transport AS 1-3-5-7
ANTROPOMETRI
BBL : 2400 gram
PBL : 50 cm
Lingkar kepala:30 cm
Lingkar dada:30 cm
RIWAYAT POSTNATAL
Bayi dirawat di inkubator dengan suhu inkubator 33⁰ C.
Terpasang ETT ventilator dg mode SIMV BPM 40 PIP 17 PEEP 5 FiO2 30% saturasi 98%.
Bayi tampak ikterus seluruh tubuh,terpasang double fototerapi sejak tanggal 30-09-2015.
PENGKAJIAN FISIK NEONATUS
PENGKAJIAN
Keadaan umum bayi :
Lemah
BB:2500 gram
PB:53 cm
LK:33 cm
LD:32 cm
Tanda-tanda vital :
S:38,3⁰C
HR:180x/menit
RR:50x/menit
Pemeriksaan fisik :
Kulit : Ikterus/kuning pada seluruh tubuh,tanda lahi(-) pembengkakan (-).
Kepala : Rambut hitam tipis, tidak ada lesi, sutura terlihat.
Mata : Sklera ikterus,konjungtiva merah muda.
Hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, lubang hidung 2, ada secret warna kuning kental.
Mulut : Bibir merah kering,tidak ditemukan stomatitis,mukosa bibir kering,terpasang OGT,terpasang ETT SIMV BPM 35 PEEP 5 PIP 18 Fio2 40%, saturasi 96%,ada secret di ETT dan mulut.
Telinga : Lubang telinga simetris.
Leher : Bersih tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Thorax : Simetris,tarikan intercosta(+)retraksi dada(+)RR 60x/menit,ditemukan suara ronchi(+)/(+).
Cardio : HR 180x/menit.
Abdomen : Simetris,tidak ada lesi,terdapat bising usus5x/menit.
Umbilikus : Talipusat kering,tidak terjadi perdarahan,tidak terjadi infeksi.
Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora.
Anus : Tidak ada lesi,warna feses kuning kehijauan,tidak ada ruam popok di perianal.
Ekstremitas atas : Akral hangat, jari 5/5,gerak kurang aktif,terpasang infus ditangan kanan dan kiri.
Ekstremitas bawah : Akral hangatgerak kurang aktif,terdapat luka di kaki kanan.
REFLEK
Reflek moro : Ketika ada suara agak keras bayi kurang merespon/diam saja
Reflek suckling : Belum terkaji
Reflek grasping : Bayi dapat menggenggam tapi emah
Reflek tonick nect : Ketika perawat membuat gerakan/suara disekitar pasien,pasien kurang merespon
Reflek babinsky : Jika disentuh kakinya oleh perawat,pasien akan menarik kakinya keatas
Reflek menelan : Belum terkaji
PROSEDUR DAN DIAGNOSTIK DAN LABORATORIUM
Tanggal 30-09-2015
Albumin 3.41
Bil.direk 1,13
Bil.total 27,6
SGOT 45
SGPT 8
Kalsium 9
CRP 9,26
WBC 18.300
RBC 4.790.000
HB 16
HCT 46,8
Tanggal 2-10-2015
SGOT 23
SGPT 10
Bil.direk 1,07
Bil.total 16,7
Balance cairan tanggal 02-09-2015
Intake = 437,5 ml
Output = 327,5 ml
BC = 437,5-(327,5+(2,4x16)
= 437,5-365,9
= +71,6 cc
TERAPI DOKTER
Tanggal 02-10-2015
Fototerapi H-3
ASI 12x5cc
D 12,5% 225cc
Aminosteril 112,5cc
Nacl 3cc
KCL7,4% 3cc
Ca glukonas 6cc
Lipid 20cc
Albumin 20% 8cc
Injeksi meropenem 3x100mg
Injeksi amikasin 1x18mg
p/o Phenobarbital 2x5mg
ANALISA DATA
NO.
TANDA DAN GEJALA
MASALAH
1.
DS:-
DO:
Terlihat secret di mulut dan ETT
Bayi lemah
Ronchi(+)/(+)
RR:60x/menit
Retraksi dada (+)
Terpasang ETT SIMV
BPM 35 PEEP 5 PIP 18 Fio2 40% saturasi 96%
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bayi terpasang ETT
2.
DS:-
DO:
Ikterus diseluruh tubuh
Sklera ikterus
Usia gestasi 35 minggu
Usia koreksi 37 minggu
Sudah terpasang double fototerapi hari ke- 3
Hasil laboratorium tanggal 02-10-2015
Bil. Direk 1,07mg/dL
Bil.total 16,70mg/dL
PK hiperbilirubinemia
3.
DS:-
DO:
Terpasang double fototerapihari ke-3
TTV
S:38,3 c
HR:180
RR:60
Bayi lemah
Mukosa bibir kering
Input =437,5cc
Output =327,5cc
Produksi urin=5,6cc/kgBB/jam
BC +71,6cc
Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan peningkatan IWL efek dari fototerapi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO
DX KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bayi terpasang ETT
Tujuan:setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 jam tidak ada secret
KH:
Sekret bersih
Ronchi(-)
Retraksi dada(-)
Bayi tenang
TTV dalam batas normal
S:36,5-37,5⁰C
HR:120-160x/menit
RR:40-60x/menit
Saturasi stabil(88-92%)
Observasi tanda-tanda vital
Observasi adanya secret di mulut dan ETT
Lakukan fisioterapi dada
Lakukan penghisapan lendir dengan teknik aseptik
Lakukan broncial washing bila diperlukan
Lakukan pengisian chamber tiap 2-4 jam
Observasi suhu humidifier tiap 2-4 jam
2
PK hiperbilirubinemia
Tujuan:setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam kadar bilirubin total normal
KH:
Hasil bilirubin menunjukkan normal(<5mg/dL)
Sklera tidak tampak ikterus
Badan sudah tidak ikterus
Bayi tidak kejang(kern ikterus)
Pasang fototerapi
Observasi efek fototerapi
Observasi TTV
Monitor tanda-tanda kern ikterus
Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium
Observasi warna ikterus pada kulit dan sklera
3
Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan peningkatan IWL efek dari fototerapi
Tujuan:setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24jam bayi tidak kekurangan cairan
KH:
TTV dalam batas normal
S:36,5-37,5⁰C
HR:120-160x/menit
RR:40-60x/menit
BC tidak defisit
Produksi urine
1-3cc/kgBB/jam
BB tidak turun
Bayi tenang
Mukosa bibir lembab
Monitor tanda-tanda vital
Beri nutrisi parenteral sesuai program terapi
Beri minum asi sesuai program
Ukur intake dan output cairan
Atur suhu inkubator sesuai NTE
Timbang berat badan
Hitung balance cairan
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl.
Dx Keperawatan
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
2/10
1
Mengobservasi tanda-tanda vital
Jam 08.00
S:38,3⁰C
RR:60x/menit
HR180x/menit
Spo2:96%
Jam 10.00
S:38,1⁰C
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
Melakukan fisioterapi dada
Melakukan penghisapan lendir dari ETT kemudian mulut dan hidung dengan teknik aseptik(sekret kental,warna kuning)
Mengobservasi secret
Jam 10.00
secret bersih ,ronchi(-)
Melakukan pengisian camber
Jam 08.00
chamber diisi sampai batas air
Mengobservasi suhu humidifier
Jam 08.00
suhu humidifier 35.6
Jam 10.00
suhu humidifier 35,7
S:-
O:
sekret bersih
ronchi(-)
bayi tenang
TTV
S:38,1
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
A : Masalah teratasi
P : -
2
Melakukan observasi efek fototerapi:tidak tampak kemerahan pada kulit,tidak ada ruam popok
Mengobservasi TTV
Terpasang ETT SIMV BPM 35 PEEP 5 PIP 18 Fio2 40%
Jam 08.00
S:38,3⁰C
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
Jam 10.00
S:38,1⁰C
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
Jam 12.00
S:37⁰c
HR:141x/menit
RR:40x/menit
Spo2:97%
Memonitor adanya tanda-tanda kern ikterus:bayi tidak kejang,bayi tidak muntah,UU tidak tegang,gerak bayi lemah
Mengambil sample darah untuk pemeriksaan billirubin
Melakukan observasi warna kulit,kulit masih tampak ikterus seluruh tubuh.
S:-
O:
k/u:lemah
Terpasang double fototerapi
TTV
S:37⁰C
HR:141x/menit
RR:40x/menit
Spo2:97%
Hasil laboratorium
Bil.direk 1,07 mg/dL
Bil.total 16,70 mg/dL
Masih terlihat ikterus di seluruh tubuh dan sklera
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
3
Mengobservasi TTV
Terpasang ETT SIMV BPM 35 PEEP 5 PIP 18 Fio2 40%
Jam 08.00
S:38,3⁰C
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
Jam 10.00
S:38,1⁰C
HR:180x/menit
RR:60x/menit
Spo2:96%
Jam 12.00
S:37⁰C
HR:141x/menit
RR:40x/menit
Spo2:97%
Menurunkan cairan parenteral sesuai terapi
Memberi minum
Jam 08.00
ASI 5cc lewat OGT
Jam 10.00
ASI 5cc lewat OGT
Jam 12.00
ASI 5cc lewat OGT
Mengganti popok,
Jam 08.00
Popok ditimbang 60 ml
Mngatur suhu inkubator yaitu 32,5⁰C
Menimbang berat badan
Jam 08.00
BB: 2400 gram
S:-
O:
TTV
S:37⁰C
HR:141x/menit
RR:40x/menit
Spo2:97%
Suhu inkubator 32,5
Mukosa kering
Bayi tenang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
3/10
2
Melakukan observasi efek fototerapi:tidak tampak kemerahan pada kulit,tidak ada ruam popok
Mengobservasi TTV
Terpasang ETT SIMV BPM 35 PEEP 5 PIP 17 Fio2 30%
Jam 08.00
S:36,6⁰C
HR:140x/menit
RR:50x/menit
Spo2:95%
Jam 10.00
S:37⁰C
HR:140x/menit
RR:50x/menit
Spo2:96%
Jam 12.00
S:37⁰C
HR:144x/menit
RR:50x/menit
Spo2:98%
Memonitor adanya tanda-tanda kern ikterus: bayi tidak kejang, bayi tidak muntah,UU tidak tegang,gerak bayi lemah
Melakukan observasi warna kulit,kulit masih tampak ikterus seluruh tubuh.
S:-
O:
k/u:lemah
Terpasang double fototerapi
TTV
S:37⁰C
HR:144x/menit
RR:50x/menit
Spo2:98%
Masih terlihat ikterus di seluruh tubuh dan sklera
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
3
Mengobservasi TTV
Terpasang ETT SIMV BPM 40 PEEP 5 PIP 17 Fio2 30%
Jam 08.00
S:36,6⁰C
HR:140x/menit
RR:50x/menit
Spo2:95%
Jam 10.00
S:37⁰C
HR:140x/menit
RR:50x/menit
Spo2:96%
Jam 12.00
S:37⁰C
HR:144x/menit
RR:50x/menit
Spo2:98%
Menurunkan cairan parenteral sesuai terapi
Memberi minum
Jam 08.00
ASI 5cc lewat OGT
Jam 10.00
ASI 5cc lewat OGT
Jam 12.00
- ASI 5cc lewat OGT
Mengganti popok,
Jam 08.00
popok ditimbang 75 ml
Mngatur suhu inkubator yaitu 32,5 c
Menimbang berat badan
Jam 08.00
BB: 2400 gram
Menghitung balance cairan
BC=+71,6
Produksi urin=5,6cc/kgBB/jam
S:-
O:
TTV
S:37
HR:144
RR:50
Spo2:98%
Suhu inkubator 32,5
Balance cairan tidak defisit(BC=+71,6)
Berat badan tidak turun(2400 gram)
A : Masalah teratasi
P : -
4/10
2
Melakukan observasi efek fototerapi:tidak tampak kemerahan pada kulit,tidak ada ruam popok
Mengobservasi TTV
Terpasang ETT SIMV BPM 40 PEEP 5 PIP 17 Fio2 30%
Jam 08.00
S:36,6⁰C
HR:160x/menit
RR:45x/menit
Spo2:95%
Jam 10.00
S:36,7⁰C
HR:160x/menit
RR:45x/menit
Spo2:96%
Jam 12.00
S:37⁰C
HR:160x/menit
RR:50x/menit
Spo2:94%
Memonitor adanya tanda-tanda kern ikterus:bayi tidak kejang,bayi tidak muntah,UU tidak tegang,gerak bayi lemah
Melakukan observasi warna kulit,kulit di ekstremitas bawah dan atas tidak tampak ikterus.
S:-
O:
k/u:lemah
terpasang double foto terapi
TTV
S:37⁰C
HR:160x/menit
RR:40x/menit
Spo2:94%
Di ekstremitas atas dan bawah sudah tidak tampak ikterus
Tidak ada kemerahan di kulit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
KONSEP DASAR
PENGERTIAN
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus jika tidak segera ditangani dengan baik.
Kadar blirubin tersebut berkisar antara 10mg/Dl pada bayi cukup bulan dan 12,5 mg/dL pada bayi kurang bulan(ngastiyah,2005)
ETIOLOGI
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun daapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Secara garis besar ikterus neonatorum dapat dibagi:
Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya,misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas Rh,ABO,golongan darah lain,defisiensi G6PD,piruvat kinase,perdarahan tertutup dan sepsis.
Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar,kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin,gangguan fungsi hepar akibat asidosis,hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnyaenzim glukorinil transferase (sindrom crriggler-najjar),penyebab lain adalah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar.
Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar.
Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat,sulfarazole.
Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
Gangguan dalam ekskresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
Kelainan ini di luar hepar biasanya diakibatkan oleh kelainan bawaan.
Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain(Hassan et al,2005)
KLASIFIKASI
Ikterus neonatorum dibagi menjadi ikterus fisiologis dan patologis (ngastiyah,1997)
Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut(hanifa,1987,ngastiyah)
Timbul pada hari ke 2 dan ke 3 dan tampak jelas pada hari ke 5 dan ke 6
Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 10mg/dL perhari pada kurang bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5 mg/dL perhari
Kadar bilirubin direk kurang dari 1mg/dL
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologi tertentu.
Ikterus patologi
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.
Karakteristik ikterus patologis(ngastiyah,1997)sebagai berikut:
Ikteerus terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan,ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari(pada bayi cukup bulan)dan lebih dari 14 hari pada bayi berat lahir rendah(BBLR)
Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10mg/dL pada bayi kurang bulan(BBLR) dan 12,5mg/dL pada bayi cukup bulan
Bilirubin direk lebih dari 1mg/dL
Peningkatan bilirubin 5mg/dL atau lebih dalam 24 jam
Ikterus yang disertai proses hemolisis(inkompatibilitas darah,defisiensi enzim G6PD dan sepsis).
PATOFISIOLOGI
ERITROSIT
HEMOGLOBIN
GLOBIN
HEM
Hem oksigenase
BILIVERDIN
Biliverdin reduktase
Terjadi pada limpha,makofag
BILIRUBIN INDIREK
(tidak larut dalam air)
Terjadi dalam plasma darah
BILIRUBIN BERIKATAN DENGAN ALBUMIN
MELALUI HATI
hati
BILIRUBIN BERIKATAN DENGAN GLUKORONAT(BIL.DIREK)larut dalam air
BILIRUBIN DIREK DIEKSKRESI KE KANDUNG EMPEDU
Melalui duktus biliaris
KANDUNG EMPEDU KE DEUDENUM
BIL.DIREK DI EKSKRESI MELALUI FESES DAN URIN
Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobin yang berasal dari pengrusakan sel darah merah/RBCs.Ketika RBCs rusak maka produknya akan masuk ke sirkulasi,dimana hemoglobin pecah menjadi heme dan globin.Globin (protein)digunakan kembali oleh tubuh sedangkan heme akan dirubah menjadi bilirubin unkonjugata atau berikatan dengan albumin.
Di dalam liver bilirubin berikatan dengan protein plasma dan dengan bantuan enzim glukoronil transferase dirubah menjadi bilirubin konjugata yang akan dikeluarkan lewat saluran empedu ke saluran intestinal.
Di intestinal dengan bantuan bacterisaluran intestinal akan dirubah menjadi urobilinogen dan starcobilin yang akan memberi warna pada feses dan urin.
Pada BBL bilirubin direk dapat dirubah menjadi bilirubin indirek di dalam usus karena terdapat beta-glukoranidase yang berperan penting terhadap perubahan tersebut.Bilirubin indirek diserap lagi oleh usus kemudian masuk kembali ke hati.
MANIFESTASI KLINIS
Bayi baru lahir tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6mg/dL(mansjoer at al,2007)
Gambaran klinis ikterus fisiologis
Tampak pada hari ke 3,4
Bayi tampak sehat (normal)
Kadar bilirubin total<12mg/Dl
Menghilang paling lambat 10-14 hari
Tidak ada faktor resiko
Sebab proses fisiologis
(sarwono et al 2005)
Gambaran klinis ikterus patologis
Timbul pada umur<36jam
Cepat berkembang
Bisa disertai anemia
Menghilang lebih dari 2 minggu
Ada faktor resiko
Dasar proses patologis
(sarwono et al,2005)
FAKTOR RESIKO
Faktor maternal
Ras/kelompok etnik tertentu(asia,native american,yunani)
Komplikasi kehamilan (ABO dan Rh)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik
ASI
Faktor perinatal
Lahir (sepalhematom,ekimosis)
Trauma infeksi(bakteri,virus,protozoa)
Faktor neonatus
Prematuritas
Faktor genetik
Polisitemia
Obat(streptomycin,kloramfenicol,benzyl,alkohol,sulfixoazol)
Rendahnya asupan ASI
Hipoglikemi
Hipoalbuminemia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Visual
Salah satu cara memeriksa derajat kuning pada neonatus secara klinis,dengan penilaian menurut kramer(1969).Caranya dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,dada,lutut,dan lain-lain.
Pembagian ikterus menurut metode kremer
Derajat kremer
Daerah ikterus
Perkiraan kadar
bilirubin
Daerah kepala dan leher
5,0 mg/dL
Sampai badan atas
9,0 mg/dL
Sampai badan bawah hingga tungkai
11,4 mg/dL
Sampai daerah lengan,kaki bawah dan lutut
12,4 mg/dL
Sampai daerah telapak tangan dan kaki
16,mg/dL0
Bilirubin serum
Bilirubinometer transkutan
Golongan ibu dan bayi
Test comb pada tali pusat BBL
Hitung darah lengkap
Glukosa
Protein serum total
Pemeriksaan radiology
Ultrasonografi
Biopsi hati.
PENATALAKSANAAN
Tindakan umum
Memeriksa golongan darah ibu
Mencegah trauma lahir
Pemberian ASI sejak dini
Tindakan khusus
Pemberian fenobarbital :mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi
Memberi substrat untuk transportasi misalnya pemberian albumin
Fototerapy(terapi sinar)
Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui empedu atau urin.
Ketika mengabsorbsi cahaya terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi.
Terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dengan cepat dari plasma melalui empedu(avery dan toeusch,1984)
Indikasi fototerapi berdasarkan TSB(WHO)
Usia(hari)
BCB sehat
mg/dL
Mmol/dL
Bayi faktor resiko*
Mg/Dl
Mmol/dL
Kuning terlihat pada bagian tubuh manapun
15
260
13
220
18
310
16
270
20
340
17
290
*faktor resiko meliputi bayi kecil(<2500)prematur(<37minggu)hemolisisdansepsis
Indikasi fototerapi BBLR (loherty,2004)
Berat badan(gram)
Kadar bilirubin(mg/dL)
<1000
Fototerapi dimulai dalam usia 24 jam pertama
1000-1500
7-9
1500-2000
10-12
2000-2500
13-15
Tranfusi tukar
Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor
Dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah pasien tertukar(fried,1982)
Tujuannya mencegah enselopati bbilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi.
Indikasi transfusi tukar berdasarkan TSB(WHO)
Usia(hari)
BCB sehat(mg/dL)
Bayi dengan faktor resiko(mg/dL)*
15
13
25
15
30
20
30
20
LEMBAR PENGESAHAN
KEPALA RUANGAN
Produksi meningkat
Gangguan konjugasi
Gangguan ekskresi
Gangguan transport
HIPERBILIRUBINEMIA
Peningkatan bilirubin indirek
penatalaksanaan
fototerapi
Exchange tranfusi
Penumpukan di otak
Terpapar sinar
Defisit volume cairan
MK.kekurangan cairan
dehidrasi
IWL meningkat
MK.PK.Kejang
MK.Bersihan jalan nafas
aspirasi
Perubahan nutrisi
MK.nutrisi kurang dari kebutuhan
Reflek hisap menurun
Peningkatan perfusi cerebral
kejang
Gangguan neuro
letargi
Mx.gangg.intregritas kulit
MK.risti injuri
Invasif
Kulit kemerahan
Peristaltik meningkat
Defekasi meingkat