KEPEMIMPINAN
(INDIVIDU)
Basri Rahman
C1B013028
MANAJEMEN A 2013
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.Edward,SE.,MS
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, Makalah ini merupakan hasil telaah pustaka mengenai penerapan karakteristik kepemimpinan dalam sektor publik pada sektor pendidikan pengajaran dari guru kepada siswa dalam menunjang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Sekolah. Makalah ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa;
2. Dosen sekaligus fasilitator dalam Mata Kuliah Kepemimpinan;
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Jambi, 1 November 2015
Basri Rahman
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB. I PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang Masalah ......................................................................................
Rumusan Masalah .................................................................................................
Tujuan Penulisan ...................................................................................................
BAB. II PEMBAHASAN .........................................................................................
Apa Yang Mengkontribusikan Kepemimpinan Transformasional Guru Terhadap Siswa Sma ..................................................................................
Kenapa Perlu Adanya Gaya Kepemimpinan Transformasional Guru Terhadap Motivasi Berperstasi Dan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri Dalam Menunjang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Sekolah ...............................................................................................................
BAB. III PENUTUP .................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan sendiri tidak dapat dilepaskan dengan proses berjalannya suatu organisasi publik, menurut hughes (1992) organisasi publik dibuat oleh publik untuk publik dan karenanya harus bertanggung jawab kepada publik. Berdasarkan pada pendapat ini, pemimpin organisasi publik diwajibkan akunbilitas atas kinerja yang dicapai organisasinya, pemimpin organisasi publik juga harus bekerja untuk tujuan utama organisasi publik yaitu memberi pelayanan dan mencapai tingkat kepuasan masyarakat secara seoptimal mungkin.
Sektor publik dapat kita lihat di sekolah-sekolah yang di dirikan oleh pemerintah yang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ), dari sosialisasi sampai dengan penataran guru-guru secara serempak dalam jumlah yang relatif besar. gaya kepemimpinan transformasioanal guru diperkirakan berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dipandang sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan KBK di masa mendatang, dengan meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan model kepemimpinan transformasional.
Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Maka kepemipinan traksaksional merupakan kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumber daya dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.Kepemimpinan transaksional sangat memperhatikan nilai moral seperti kejujuran, keadilan, kesetiaan dan dan tanggung. Kepemimpinan ini membantu orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan orang lain. Manajer sebagai pimpinan akan terus mengupayakan perbaikan-perbaikan evaluasi program, jalinan komunikasi, koordinasi, strategi mengatur target khusus dan kegiatan tugas-tugas untuk pemecahan masalah.
Ada dua jenis gaya kepemimpinan yang disebutkan oleh Burn (dalam Bass, 1985), yakni gaya kepemimpinan transaksional, dan gaya kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan yang mempraktikkan contingent reward, yaitu peserta berusaha mengikuti peraturan yang mereka buat atau pemimpin bertindak bila peserta atau bawahan gagal memenuhi aturan. Kepemimpinan transformasional merupakan perluasan dari kepemimpinan karismatik; menciptakan visi, dan lingkungan yang memotivasi para peserta untuk berprestasi melampaui harapan.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
Apa yang mengkontribusikan kepemimpinan transformasional guru terhadap siswa sma?
Kenapa perlu adanya gaya kepemimpinan transformasional guru terhadap motivasi berperstasi dan prestasi belajar siswa sma negeri dalam menunjang implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada sekolah ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini yaitu sebagai berikut:
Agar dapat mengetahui bagaimana kepemimpinan transformasional di sektor publik pada tingkat pendidikan oleh guru terhadap siswa.
Agar dapat mengetahui karakteristik kepemimpinan transformasional guru terhadap motivasi berperstasi dan prestasi belajar siswa sma negeri dalam menunjang implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada sekolah
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 apa yang mengkontribusikan kepemimpinan transformasional guru terhadap siswa sma ?
Kompetensi guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu, melainkan sebagai seorang motivator yang harus mampu membangkitkan motif atau keinginan siswa untuk belajar. Bangkitnya motivasi berprestasi siswa untuk meraih suatu prestasi merupakan bagian dari keberhasilan guru sebagai seorang motivator dan merupakan suatu kebanggaan jika melihat siswa-siswa yang dibimbingnya memiliki suatu keinginan untuk mencapai keberhasilan, baik dalam prestasi di sekolah ataupun dalam prestasi lainnya. Berkembangnya motivasi berprestasi akan dapat mengantarkan siswa untuk menjadi individu yang lebih mandiri.
guru dengan gaya kepemimpinan transformasional diharapkan dapat memberikan contoh dan bertindak sebagai role model positif dalam perilaku, sikap, prestasi, ataupun konmitmen dengan siswanya. Ini tercermin dalam standar moral dan etis yang tinggi. Guru harus memperhatikan “kebutuhan” siswanya, menggunakan kekuasaannya bilamana perlu dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, memberi visi dan sense of mission serta menanamkan rasa bangga pada siswanya. Melalui pengaruh seperti itu, siswa akan menaruh respek, rasa kagum, dan percaya pada guru, sehingga mereka berkeinginan untuk melakukan hal yang sama sebagaimana dilakukan oleh gurunya. Hal ini sangat besar manfaatnya dalam hal adaptasi terhadap perubahan, terutama yang bersifat radikal dan fundamental. Dimensi inspirational motivation (motivasi inspirasi), digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan kerja keras, mengekspresikan tujuan-tujuan penting dengan cara sederhana (Bass, 1990). Dimensi ini dapat tercermin pada gaya kepemimpinan transformasional guru, dengan mengemukakan visi yang menarik tentang masa depan, memberikan tantangan kepada siswa dengan standar yang tinggi, berbicara secara optimis dengan penuh antusias dan memberi dorongan yang bermakna mengenai apa yang dibutuhkan untuk dikerjakan para siswanya. Pengaruh seperti ini akan besar artinya untuk menumbuhkan antusiasme dan optimisme, dapat menggugah motivasi berprestasi, sehingga individu terdorong untuk mengejar standar keunggulan dengan berprestasi tinggi. Dimensi intellectual stimulation (rangsangan intelektual), digambarkan sebagai pemimpin yang berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan inovasi dan kreativitas ( Bass, 1985). Dimensi ini dapat tercermin pada gaya kepemimpinan transformasional guru, dengan menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dihadapi. Menurut Bass (1990) rangsangan intelektual adalah mengenalkan cara pemecahan secara cerdik, rasional, dan hati-hati sehingga seseorang/siswa mampu berpikir tentang masalah dengan cara baru yang menghasilkan pemecahan yang kreatif. Dalam hal ini, rangsangan intelektual yang penting ditumbuhkan oleh guru adalah menghargai kecerdasan, mengembangkan rasionalitas, menghargai perbedaan, dan mengambil keputusan secara hati-hati. Untuk itu siswa sungguh-sunguh dilibatkan dan diberdayakan dalam proses perumusan masalah dan pencarian solusi. Pada dasarnya gaya kepemimpinan transformasional guru adalah sharing of power dalam arti melibatkan siswa secara bersama-sama untuk melakukan perubahan (Handoko dan Tjiptono, 1996). Pengaruh seperti ini besar manfaatnya karena dengan sense of self efficacy yang kuat, para siswa akan lebih sanggup mengerjakan dan berhasil dalam melakukan berbagai tugas yang menantang.
2.2 Kenapa perlu adanya gaya kepemimpinan transformasional guru terhadap motivasi berperstasi dan prestasi belajar siswa sma negeri dalam menunjang implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada sekolah ?
Kelincahan gaya kepemimpinan transfomasional yang dimiliki para guru, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan perilaku kepemimpinannya dengan mengantarkan para siswanya menghadapi tuntutan lingkungan yang berubah dengan cepat. Selain itu juga dapat merangsang tumbuhnya rasa optimis sehingga akan dapat mendorong keinginan untuk bekerja maksimal akhirnya akan berujung pada peningkatan prestasi belajar. Keberhasilan yang dicapai akan menimbulkan perasaan dan sikap positif terhadap diri dan lingkungan, yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya keinginan untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standar keunggulan yang ditetapkan. Standar keunggulan yang ditetapkan dapat teramati dalam berbagai bentuk perilaku seperti (1) menunjukkan adanya usaha untuk mencapai keberhasilan, (2) berorientasi pada keberhasilan, (3) inovatif, (4) bertanggung jawab, (5) mengantisipasi kegagalan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang diungkapkan Sarros & Butchatsky (1996) bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin. Demikian juga diungkapkan oleh Starchevich (1997), pemimpin tranformasional mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) memiliki misi dan menularkan, (2) menciptakan lingkungan belajar, (3) menjadi contoh yang positif, (4) mengakui kemampuan dan nilai-nilai individual, (5) mempertebal sikap percaya diri dan kemandirian, (6) menyokong dan membela bawahannya, (7) menghilangkan ketakutan/kekawatiran, (8) mendorong partisipasi/ekspresi diri, (9) mengembangkan perbaikan berkesinambungan, (10) mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab, (11) mengorbankan keuletan dan persistensi, (12) mementingkan sifat-sifat yang bersifat hakiki, dan (13) mepraktekkan kepemimpinan bersama.
gaya kepemimpinan tranformasional guru secara potensial berpengaruh sangat signifikan terhadap motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa. Adanya kepuasan terhadap kepemimpinan transformasional yang diterapkan guru akan dapat merangsang pembentukan sikap yang positif terhadap guru, sehingga siswa akan mudah menerima nilai-nilai dan tujuan yang diinginkan oleh guru. Dengan terbentuknya sikap positif ini, akan dapat mendorong siswa untuk senang belajar, sehingga akan dapat berdampak pada penciptaan situasi belajar yang menyenangkan, pemahaman dan penerimaan yang positif terhadap tujuan belajar, dan pada akhirnya diharapkan setiap siswa memiliki komitmen terhadap pencapaian tujuan belajar yang diinginkan. Hal yang senada dikemukakan oleh Yokochi (dalam Bass, 1985) bahwa komitmen yang tinggi terhadap pimpinan dalam hal ini guru, akan mampu menumbuhkan rasa kebersamaan yang akan memudahkan guru dalam melakukan pendekatan secara individual kepada siswa-siswanya. Bila hubungan ini tercipta, maka guru transformasional akan lebih mudah menstimulir anak untuk diajak berpikir, bertanya, memecahkan masalah-masalah yang menghambat pencapaian tujuan, memberi saran, berusaha lebih keras untuk dapat mencapai target. Hal ini, berarti guru transformasional adalah guru yang dapat memberdayakan anak didik, sehingga mampu mendorong berkembangnya motivasi untuk berprestasi para siswanya demikian juga prestasi belajarnya. Berkembangnya motivasi berprestasi ditandai dengan adanya reaksi-reaksi untuk mencapai target sesuai dengan standar keunggulan. Siswa akan menunjukkan usaha yang tinggi bila dia memiliki motivasi berprestasi yang tinggi untuk mencapai tujuan belajar, dia akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa harus dipaksa. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dihadapi, dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar sendiri, dengan demikian siswa akan mampu mencapai prestasi yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa sektor publik pada tingkat pendidikan di sekolah perlu adanya pembenahan motivasi terhadap siswa agar kurikulum berbasis kompetensi terhadap siswa dapat terlaksanakan dengan baik. maka guru transformasional akan lebih mudah menstimulir anak untuk diajak berpikir, bertanya, memecahkan masalah-masalah yang menghambat pencapaian tujuan, memberi saran, berusaha lebih keras untuk dapat mencapai target dari kurikulum berbasis kompetensi.
3.2 Saran
Agar terlaksananya proses pencapaian suatu organisasi perlu adanya stuktur dalam organisasi dari gaya kepemimpinan transaksional yang di terapkan kepada bawahannya agar gaya kepemimpinan transformasional juga berjalan baik di sektor pendidikan . individu di dalam organisasi juga harus berkualitas agar terlaksana suatu kepemimpinan yang tranformasional di suatu organisasi agar dapat tercapai dengan baik dari gaya kepemimpinan transaksional yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Yusak, M. 2001. Sudah Waktunya diterapkan Sistem Pendidikan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).www.suaramerdeka.com/harian/ 0105/18/ nas15.htm-12k.
Songgok, R.J. 2001. Motivasi dalam Belajar. www. Mybooks.com.my/cgi bin/ncommerce3/ExecMacro/Mybooks/kaunseling/kaunseling1.d2w/report- 34k.
http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-kepemimpinan.html?m=1
http://innurma.blogspot.co.id/2013/01/kepemimpinan-traksaksionaldan.html?m=1
http://www.rumahbelajar.web.id/pengertian-dan-peran-kepemimpinan-transformasional/
http://izoer.blogspot.co.id/2010/07/bab-i-pendahuluan-1.html?m=1
http://gudangmakalah.blogspot.co.id/2013/04/tesis-pengaruh-perilaku-kepemimpinan.html?m=1
http://sastrawanpemula.pemula.blogspot.co.id/2-13/05/makalah-landasan-sosiologi-dan.html?m=1
http://laeliqadrianti.blogspot.co.id/2015_01_01_archive.html?m=1
http://nuraminsaleh.blogspot.co.id/2013/01/teori-analisis-transakssional-eric-berne.html?m=1
KESUKSESAN JOKO WIDODO DENGAN USAHA MEBEL
Biodata Jokowi
Nama
:
Joko Widodo
Tanggal Lahir
:
21 Juni 1961.
Tempat Lahir
:
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Kebangsaan
:
Indonesia
Partai Politik
:
PDI Perjuangan
Istri
:
Iriana
Anak
:
Gibran Rakabuming Raka
Kahiyang Ayu
Kaesang Pangarep
Almamater
:
UGM
Pekerjaan
:
Pengusaha
Agama
:
Islam
Jokowi Joko Widodo
Biografi Joko Widodo / Jokowi
Jokowi atau lengkapnya Ir Joko Widodo dilahirkan di Surakarta pada tanggal 21 Juni 1961. Beliau adalah anak dari pasangan suami istri Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Ayahnya hanyalah seorang tukang kayu. Sejak kecil Jokowi sudah terbiasa hidup sederhana. Bahkan saking sederhananya ia sering mencari tambahan uang saku sendiri dengan berdagang, menyewakan payung dan juga jadi buruh angkut. Untuk lebih menghemat uang saku pun Jokowi lebih memilih untuk berjalan kaki ke sekolah dibanding naik sepeda, padahal teman-temannya sudah naik sepeda.Selain bekerja untuk dirinya sendiri, Jokowi juga tak lupa membantu ayahnya sebagai tukang kayu. Maka tak heran jika saat usia 12 tahun Jokowi sudah mahir menggergaji kayu. Jokowi sangat merasakan apa itu penderitaan hidup, ia dan keluarganya pun kerap menjadi korban penggusuran hingga tiga kali. Rasa “tak menyenangkan” itulah yang membuat Jokowi bisa lebih berempati pada rakyat kecil ketika menjadi Gubernur karena merasakan sendiri.
Kuliah dan Berbisnis
Walau berasal dari keluarga “biasa” namun Jokowi termasuk anak yang pandai. Ini terbukti dengan diterimanya dia menjadi mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan emas ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jokowi untuk memperdalam ilmunya mengenai perkayuan dan teknologinya. Lulus dari UGM, Jokowi diterima disebuah perusahaan BUMN, namun minatnya bukanlah menjadi pegawai. Ia pun kemudian memilih mundur dari tempat bekerjanya. Jokowi kemudian membuka usaha sendiri yaitu mebel. Jokowi memulai usahanya dengan mengagunkan rumah kecil miliknya satu-satunya. Usaha Jokowi cukup berhasil. Usaha mebelnya membuat dirinya bisa berkenalan dengan seorang Micl Romaknan, seorang pengusaha luar negeri yang sangat tertarik dengan mebel-mebel buatan Jokowi. Awalnya Jokowi hanya dipanggil Joko saja di sekelilingnya namun kemudian Micl Romaknan biasa menyingkat nama Joko Widodo menjadi Jokowi sehingga nama panggilan Jokowi itulah yang populer dan menjadi hoki hingga saat ini. Etos kerja keras dan kejujuran Jokowi dalam berdagang membuat dirinya dipercaya oleh Micl Romaknan untuk menyuplai mebel ke Eropa. Akhirnya Jokowi pun sering mengunjungi Eropa. Dalam perjalanannya berkeliling Eropa tersebut Jokowi sangat terinspirasi dengan tata kota yang begitu rapi dan indah. Selepas pulang dari Eropa, Jokowi ingin menjadikan kota kelahirannya yaitu Solo menjadi kota yang tertata seperti kota-kota di Eropa. Jokowi pun akhirnya terjun ke politik.
Perjalanan Politik Jokowi
Jokowi pun kemudian masuk ke dunia politik yang kemudian mengantarkannya menjadi Walikota Solo. Jokowi kemudian merombak Solo menjadi kota yang sangat tertib. Jokowi juga menertibkan masyarakat Solo walau awalnya timbul pergolakan hingga akhirnya Solo menjadi kota percontohan dan kajian Universitas luar negeri. Jokowi juga membuat slogan untuk kota tercintanya yaitu “Solo : The Spirit of Java”. Dlam langkahnya melakukan penertiban terhadap pedagang barang bekas di Taman Banjarsari, Jokowi menerapkan metode dialog sehingga tidak sampai timbul gejolak. Jokowi juga merefungsikan kembali Taman Balekambang yang telah tak terurus hingga menjadi lahan hijau yang indah. Sifat tegas Jokowi pun dapat dicontoh dengan menolak investor yang tak mau tunduk pada aturan mainnya serta gaya kepemimpinannya. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengajuan untuk kota Solo sebagai anggota Organisasi Kota-Kota Warisan Dunia. Hal ini terealisasi pada 2006 silam. Solo kemudian ditunjuk sebagai tuan rumah Festifal Musik Dunia dimana tempat penyelenggaraannya adalah di benteng Vastenburg yang awalnya mau di bongkar oleh investor untuk dijadikan pusat perbelanjaan. Konferensi organisasi Kota Warisan Dunia juga diadakan di kota Solo di Oktober 2008.
Juru Damai Keraton
Solo terkenal dengan kota yang masih berbentuk kerajaan. Ketika Pakubuwono XII meinggal dunia dan belum sempat menunjuk penggantinya, keraton Solo pecah menjadi dua pimpinan. Hal ini mmebuat Pemerintah turut campur sehingga menunjuk dua pemimpin yang bakal memimpin keraton yaitu Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Namun konflik ini terus berlanjut karena ada pihak keluarga kerajaan yang tak menyetujui pembagian kekuasaan seperti itu. Konflik itu meruncing dengan penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan. Jokowi yang ketika itu menjabat sebagai Walikota Solo pun harus turun tangan. Jokowi kemudian mendatangi satu-per satu keluarga kerajaan itu agar mau berdamai dan ini memakan waktu yang cukup lama yaitu 8 bulan. Namun usaha Jokowi tak sia-sia. Kedua belah pihak yang bertikai itu akhirnya mau berdamai dengan ditandai bersedianya Panembahan Agung Tedjowulan melepas gelar.
Apresiasi untuk Jokowi
Jokowi dinilai telah sukses menjadi walikota Solo dan mengabdi pada rakyat. Hal ini membuat majalah Tempo menempatkan Jokowi sebagai salah satu dari “10 tokoh 2008”. Jokowi juga mendapat gelar sebagai “Bintang Jasa Utama” yang merupakan penghargaan tertinggi bagi warga sipil. Di mata internasional, Jokowi juga terpilih sebagai wali kota terbaik ke tiga sedunia atas kesuksesannya menjadikan Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota yang terindah dan terbersih dari korupsi. Di pemilihan walikota selanjutnya, Jokowi terpilih untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya dengan masa jabatan 2005-2010 kemudian dipilih lagi dengn masa jabatan 2010-2015.
Menjadi Gubernur DKI
Walau Jokowi dianggap sukses sebagai walikota Solo namun dimata nasional nama Jokowi belum menjadi primadona. Ketika akan diadakan pemilihan gubernur DKI Jakarta, Jusuf Kalla secara pribadi meminta kepada Megawati untuk mencalonkan Jokowi (Jokowi adalah kader PDIP). Namun waktu itu Mega belum bisa meerima dan Jokowi pun menolak. Namun kemudian tak hanya Jusuf Kalla yang meminta tapi juga tokoh seperti Prabowo dan Hidayat Nur Wahid. Akhirnya Mega pun mendukung Jokowi. Jokowi kemudian dipasangkan dengan Basuki Tjahya Purnama atau Ahok untuk mengikuti pemilihan gubernur DKI dimana lawannya cukup berat yaitu Fauzi Bowo. Awalnya Jokowi tak diunggilkan namun di putaran kedua nama Jokowi Ahok unggul tipis 54 – 45 atas Fauzi Bowo. Dan Jokowi pun terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta. Jokowi kemudian memutuskan untuk megundurkan diri dari walikota Surakarta (ketika itu belum ada peraturannya jika walikota mencalonkan diri menjadi gubernur harus mundur terlebih dahulu, sehingga Jokowi dinilai tak melanggar aturan main). Dan pada 29 Sepetember 2012 Jokowi-Ahok resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan masa periode 2012-2017.
Sepak Terjang Jokowi Sebagai Gubernur DKI Jakarta
Setelah dilantik menjadi gubernur, sehari kemudian Jokowi langsung bekerja dengan melakukan blusukan ke berbagai pasar tradisional dan pinggiran Jakarta. Ini dilakukan agar Jokowi bisa lebih dekat dengan rakyat. Program selanjutnya yaitu Kartu Jakarta Sehat yang memberikan kemudahan dan keringanan warga Jakarta dalam mendapatkan pengobatan layak tanpa harus berhadapan dengan birokrasi berbelit. Awalnya KJS ditentang oleh 14 rumah sakit, pasalnya tak jelas akan anggaran yang diberikan pada rumah sakit untuk melayani pasien KJS. Namun setelah melakukan dialog, 1 rumah sakit bersedia menerimanya dan hanya 2 yang masih belum menerima. Jokowi juga telah menyetujui kenaikan UMP untuk wilayah Jakarta yang awalnya hanya 1,7 juta menjadi 2,44 juta per bulan. Jokowi kemudian juga mempelopori adanya lelang jabatan yaitu setiap PNS diberi kesempatan yang sama untuk menduduki posisi yang diinginkannya dengan memenuhi kualifikasi dan mengikuti tes. Hasil tes diumumkan secara transparan dan pemerintah provinsi menempatkan PNS tersebut sesuai prestasi dan kualifikasinya. Program ini sempat membuat kontroversi dan penolakan oleh lurah yang merasa terancam posisinya. Namun setelah diadakan dialog, terjadi kesepakatn dengan cara lelang jabatan ini. Namun dalam pelaksanaannya lelang jabatan ini dinilai 60% tak memuaskan. Salah satunya dengan ditangkapnya lurah Ceger dan bendaharanya karena kedapatan korupsi anggaran 450 juta dan kemudian dijadikan tahanan di Kejaksaan Negeri Jakarta Timur. Hal lain yang menjadi perhatian Jokowi adalah razia topeng monyet dimana pemda akan mengganti monyet dengan harga 1 juta jika mau menyerahkan ke pemerintah untuk dipelihara oleh ragunan. Namun program ini kemudian mendapat kritikan karena masih banyak urusan masyarakat yang lain ketimbang ngurusin monyet. Lagi pula pemilik monyet juga dirasa belum siap belajar keterampilan kerja baru sehingga dikhwatirkan malah akan mendapat kesulitan ekonomi.
Dicalonkan Sebagai Presiden
Melihat track record Jokowi dalam memimpin, banyak kalangan merasa Jokowi layak diajukan sebagai kandidat calon presiden RI dalam pemilu pada tahun 2014. Dan akhirnya jokowi sukses dalam pemilihan presiden pada pemilu 2014 dan sekarang masih menjabat sebagai kepala negara republik indonesia.