Academia.eduAcademia.edu

Aspek Finansial pada Studi kelayakan bisnis

perencanaan bisnis perlu dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan investasi tersebut, keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Dalam perencanaan bisnis perlu dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan investasi tersebut, keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial dan ekonomi. Maka dari itu kami bermaksud menyusun makalah ini dengan harapan menambah pengetahuan kami terhadap aspek finasial (keuangan) dalam studi kelayakan bisnis. B.    Perumusan Masalah Dari uraian yang telah diberikan dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan sebagai berikut: ·       Apa yang menjadi bahasan utama dalam penilaian studi kelayakan bisnis dari apek finansial? ·       Bagaimana melakukan analisis laporan keuangan? C.    Maksud dan Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalh sebagi berikut: ·       Mengetahui bahsan dalam aspek finansial. ·       Mengetahui cara penganalisisan laporan keuangan dalam studi kelayakan bisnis. BAB II ISI A. Sistematika Aspek Finasial/Keuangan Dalam ptoses mengkaji kelayakan bisnis atau proyek dari aspek finansial, pendekatan konvensional yang digunakan adalah menganalisis perkiraan arus kas keluar dan masukselama umur proyekvatau investasi, yaitu menguji dengan memakai kriteria seleksi. Aruskas akan terbentuk dari perkiraan biaya awal, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi dan pendapatan. Sistematika analisi aspek finansial mengikuti urutan sebagai berikut : Menentukan parameter dasar Menentukan biaya investasi Proyeksi pendapatan Membuat model Menyusun kriteria penilaian Melakukan penilaian Analisis resiko Pengambilan keputusan   Keterangan : Menentukan parameter dasar Sebagai dasar dari analisis aspek finansial, diasumsikan bahwa studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya menghasilkan parameter dasar sebagai landasan membuar perkiraan biaya investasi. Membuat perkiraan biaya investasi Terdapat tiga komponen biaya investasi, yaitu : biaya pertama (first cost), modal kerja (working capital), dan biaya operasi/produksi. Proyeksi pendapatan Proyeksi pendapatan adalah perkiraan dana yang masuk sebagai hasil penjualan produksi dari unit usaha yang bersangkutan. Membuat model Model yang dipergunakan dalam mengkaji kelayakan finansial adalah arus kas (cash flow) selama umur investasi. Kriteria penilaian Kriteria penilaian atau kriteria profitabilitas merupakan alat bantu bagi manajemen untuk membandingkan dan memilih alternative investasi yang tersedia. Melakukan penilaian dan menyusun ranking alternatif Penilaian akan menghasilkan usulan mana yang mempunyai prospek baik dan tidak baik, dimana yang baik harus diterima seentara yang yidak baik harus ditolak.ini dikenal dengan pendekatan accept, reject, decision. Pengambilan keputusan Keterkaitan kputusan investasi dengan keputusan pendanaan, seberapa besar keterkaitan antara keduanya yang akan berujung pada pengabilan keputusan. B. Analisis Kebutuhan dan Sumber Dana Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja (c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaanyang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997). Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana dibagi dalam 2 kategori yakni: 1. internal 2. sumber eksternal yaitu: a) Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi. b) Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana (Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi perusahaan. 1. Kebutuhan Dana Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri. a. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak paten, lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain sebagainya. b. Alokasi Dana untuk Modal Kerja Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu: ·        gross working capital ·        net working capital. 2. Sumber Pendanaan Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis dapat dijalankan atau tidak.. Sumber dana dari lembaga-lembaga keuangan sering disebut sebagai modal asing (modal pinjaman). Sumber dana bisa didapat dari (1) modal asing yaitu: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur) yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti bank, perusahaan leasing, dan lain sebagainya. Sumber dana dari modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka pendek. (2) dari internal perusahaan yang akan melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana ini disebut juga sebagai sumber dana modal sendiri. Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan. Jadi, dana pembelanjaan dapat diperoleh dari 2 sumber, di antaranya: 1. Hutang/kredit/modal asing 2. Modal sendiri AKTIVA PASIVA Hutang lancar MODAL ASING   Hutang jangka panjang MODAL SENDIRI Modal pemegang saham: 1. Modal saham preferen 2. Modal saham biasa 3. Laba ditahan Pembelanjaan Hutang Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki risiko (risk) berupa pembayaran bunga (interest) dan pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya prinsip the risk–return trade off Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan dapat dibagi dua, yaitu: 1. Hutang jangka pendek (short term debt) 2. Hutang jangka panjang (long term debt) Hutang Jangka Pendek Menurut Warren, Reeve & Fess, (2005) hutang jangka pendek akan dikembalikan dalam tempo waktu kurang dari 1 tahun. Hutang jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka pendek pula, misalnya: pembiayaan aktiva lancar atau modal kerja. Pendanaan hutang jangka pendek dapat berasal dari: 1. Pinjaman dari lembaga keuangan Lembaga keuangan biasanya akan memiliki beberapa penilaian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis menerima pinjaman investasi. Penilaian tersebut berkenaan dengan faktor-faktor sebagai berikut: a. Rencana penggunaan pinjaman perusahaan. b. Kondisi keuangan bisnis perusahaan. c. Peramalan tentang industri atau lingkungan di sekitar bisnis perusahaan. d. Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Persyaratan-persyaratan tersebut akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, jaminan terhadap pinjaman, dan tingkat suku bunga pinjaman. 2. Menerbitkan surat dagang Surat dagang misal: surat hutang wesel dan surat hutang lainnya dengan tingkat suku bunga yang menarik. 3. Kredit dagang Kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuatan hukum lebih lemah dibandingkan surat dagang. 4. Sumber keuangan lainnya Misal: pegadaian, masyarakat pemodal (kreditor), dan sebagainya. Hutang Jangka Panjang Menurut Warren, Reeve, & Fess (2005) hutang jangka panjang akan diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun, misal: obligasi (bonds), hipotik (mortage), dan sebagainya. Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk pembiayaan modal kerja ataupun membiayai aktiva tetap. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan pendanaan hutang untuk membelanjai aktivita usaha suatu bisnis, yaitu: 1. biaya 2. risiko 3. syarat-syarat yang ditetapkan kreditor 4. tingkat inflasi 5. kemampulabaan 6. posisi likuiditas 7. keamanan usaha Pembelanjaan Modal Sendiri Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh banyak aktivitas bisnis adalah pembelanjaan modal sendiri. Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama perusahaan tersebut berdiri. Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting, yaitu: 1. Laba Ditahan Perusahaan akan memilih menahan laba daripada mendistribusikannya langsung kepada pemilik untuk memperoleh pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan memperluas ekspansi perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan sebagian labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan. Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar labanya untuk tujuan tertentu. 2. Penerbitan Saham Pendanaan ekuitas, biasanya akan sering menggunakan saham pada perseroan terbatas sebagai sumber pendanaannya, atau pada persekutuan komanditer (CV) dan firma (Fa) digunakan modal sekutu. Sementara untuk perusahaan perseorangan, pembelanjaan sendirinya menggunakan modal pribadi. Sedangkan untuk PT biasanya menerbitkan saham. Saham adalah sebuah tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu pihak akan kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. Saham akan diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan ekuitas.. Pembelanjaan Campuran Seperti dijelaskan sebelumnya, di dalam menjalankan usahanya, suatu entitas bisnis diharapkan harus memiliki modal yang cukup untuk melakukan pembiayaan terhadap aktivitas-aktivitas bisnisnya dalam rangka pemenuhan atas barang ataupun jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari aktivitas pembiayaan tersebut, diharapkan suatu perusahaan mampu menghasilkan laba. Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan akan melakukan kegiatan pencarian modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam kenyataannya, jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu perusahaan untuk membelanjai proyek selalu terbatas. Pembelanjaan campuran (financing mix) adalah penggunaan pembelanjaan dengan mengkombinasikan antara pembelanjaan modal sendiri dan pembelanjaan hutang/kredit. Dengan pembelanjaan campuran, diharapkan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan cara yang efektif. Pertimbangan di dalam memilih penggunaan pembelanjaan campuran adalah dengan melihat faktor kemampulabaan (return on equity) dan risiko serta keamanan. C. Analisis Pendapatan Berikut ini kembali ringkasan komponen-komponen utama biaya investasi. 1. Biaya pertama, meliputi modal tetap untuk membangun proyek dan modal kerja ·        Modal tetap untuk membangun proyek a.      Pengeluaran untuk studi kelayakan, perencanaan dan pengembangan. b.      Pengeluaran untuk membiayai desain engineering dan pembelian. c.      Pembiayaan untuk membangun instalasi atau fasilitas produksi. ·        Modal kerja Pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan. 2. Biaya operasi atau produksi Biaya operasi, produksi atau manufaktur, dan pemeliharaan adalah pengeluaran yang diperlukan agar kegiatan operasi dan produksi berjalan lancer, sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan perencanaan. ·        Pendapatan (revenue) Pendapatan (revenue) adalah jumlah pembayaran yang diterima perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa. Rumus pendapatan yang umum, yaitu : P = D x h   Dimana : P = Pendapatan D = Kuantitas terjual h = Harga per unit D. Laporan Laba/Rugi, Neraca Dan Arus Kas (Laporan Keuangan) Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam rangka mengkaji analisis aspek finansial kelayakan investasi, telah dipilih modelnya adalah arus kas. Namun sebelum menganalisis arus kas lebih lanjut mari kita menganalisis terlebih dahulu laporan laba/ rugi dan neraca/ 1. Laporan laba/rugi Laporan laba/rugi (income statement) merupakan cara untuk melihat profitabilitas suatu usaha, yang penyajiannya harus dilakukan dengan perhitungan sistematika sedemikian rupa, sehingga mudah diikuti urutan jalannya perhitungan dari awal sampai akhir. 2. Neraca Lapoiran keuangan yang berbentuk neraca menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu, yang dijabarkan sebagai berapa besar aktiva dan kewajiban pada awal sampai akhir tahun tutup buku. Rumus dasar neraca adalah sebagai berikut : Aktiva = Pasiva + Ekuitas   ·        Aktiva lancar Aktiva jenis ini adalah uang tunai (cash) atau aktiva lain yang mempunyai sifat mudah dikonversikan ke bentuk uang. ·        Aktiva tetap Aktiva ini dapat berupa tanah, bahan bangunan, peralatan pabrik, gedung dan lain-lain yang tidak bias diuangkan dalam waktu singkat. ·        Pasiva Pasiva terdiri dari kredit usaha, kredit bank dan lain-lain. Pasiva terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang. 3. Arus kas Laporan arus kas memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang tersedia setiap saat yang dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan operasional perusahaan, termasuk investasi yang juga memuat jumlah pemasukan serta pengeluaran yang disususn dengan menelusuri dan mengkaji laporan laba/rugi dan neraca. Menyusun arus kas dari laporan laba/rugi dan neraca Untuk mempermudah, sistematika arus kas perusahaan dikelompokan menjadi : a.      Arus kas dari kegiatan operasi b.      Arus kas dari kegiatan investasi c.      Arus kas dari kegiatan pendanaan Prosedur penyusunan laporan arus kas mengikuti urutan sebagai berikut : a.      Menghitung pemasukan bersih b.      Karena depresiasi tidak termasukarus kas masuk, maka perlu ditambahkan kembali c.      Kenaikan aktiva lancar merupakan tanda adanya penggunaan dan, sehingga mengurangi kas, demikian pula sebaliknya. d.      Kenaikan pasiva adalah penambahan sumber dana sehingga meningkatkan kas. Arus kas proyek Arus kas proyek mengikuti pedoman sebagai berikut : a.      Prinsip arus kas b.      Arus kas inkremental c.      Arus kas diperhitungkan setelah adanya pajak d.      Memperhatikan incidental effects e.      Tidak perlu memperhatikan sunk cost f.       Memasukan unsure opportunity cost g.      Bunga utang 1. Komponen arus kas Arus kas proyek dikelompokan menjadi tiga, yaitu arus kas awal, arus kas periode operasi/produksi dan arus kas terminal. a.      Arus kas awal Arus kas awal adalah pengeluaran untuk merealisasi gagasan sampai menjadi kenyataan fisik. b.      Arus kas periode operasi Pada periode ini, jumlah pendapatan dari hasil penjualan dari produk telah melampaui pengeluaran operasi dan produksi. Dalam arus kas periode operasi diperhitungkan arus masuk dari penjualan produk sedangkan arus keluar terdiri dari biaya produksi dan pendapatan. c.      Arus kas terminal Arus kas terminal terdiri dari nilai sisa aktiva dan pengembalian modal kerja 2. Ringkasan perhitungan arus kas penambahan aktiva baru Langkah-langkah membuat perhitungan arus kas penambahan aktiva baru sebagai berikut : a)      Arus kas awal                            i.          Pembelian aktiva baru                          ii.          Pengeluaran yang dikapitalisasi                         iii.          Modal kerja                         iv.          Total arus kas awal (i+ii+iii) b)     Arus kas operasi                           v.          Pendapatan                         vi.          Pengeluaran untuk operasi                       vii.          Overhead                      viii.          Depresiasi                         ix.          Pemasukan sebelum pajak (v-vi-vii-viii)                           x.          Pajak penghasilan                         xi.          Pemasukan setelah pajak (ix-x)                       xii.          Depresiasi                      xiii.          Total arus kas operasi (xi+xii) c)      Arus kas terminal                      xiv.          Nilai sisa aktiva baru                        xv.          Pajak penjualan aktiva baru (jika ada)                      xvi.          Recovery modal kerja                    xvii.          Total arus kas terminal (xiv-xv+xvi) d)     Arus kas bersih =(xiii)-(iv)+(xvii) BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penganalisisan terhadap aspek finansial diasumsikan bahwa studi-studi pada aspek lain telah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu aspek finansial dibuat berdasarkan pada hasil analisis aspek lain. Maka dari itu, aspek finansial akan menjawab seluruh pertanyaan mengenai biaya yang harus dikeluarkan. Dalam makalah ioni pembahasan hanya dilakukan pada laporan keuangan yang menjadi model dalam penganalisisan aspek keuangan. Namun sangat penting dilakukan oleh perusahaan yang akan berinvestasi. B. Penutup Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. DAFTAR PUSTAKA ·       Soeharto, iman. Studi Kelayakan Proyek Industri. Elangga. 2002 ·       Nn, Studi Kelayakan Bisnis 2, PDF http://www.academia.edu/5292909/ASPEK_KEUANGAN