Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
Menjelaskan hubungan antara Murid dan Mursyid dalam perjalanan Thariqat, penjelasan berkenaan Nisbat Uwaisiyyah, Tawajjuh dan Rabithah
Jurnal Pemikiran Islam
Karamah for the murshid of the tarekat serves to glorify the lovers of Allah, and to support them in preaching according to the guidance of Islamic Shari'a, because the karamah comes from the miracles of the Prophet Muhammad. The purpose of this study is to find out the forms of karamah of the murshid of the tarekat and their practice in the naqsyabandiyah tarekat. As a qualitative research, researchers collect data through literature review to find the data needed for research purposes. The results of the study show that with the appearance of karamah in murshid, it becomes a glory because of their faith and sincerity in implementing Islamic Shari'a perfectly. The practice of rabitah murshid in the Naqshbandiyah congregation is under the guidance of Islamic Shari'a and is not classified as shirk, because of the beliefs of the followers of the Naqshbandiyah congregation do not have any authority in carrying out all their activities but are based on the provisions of Alla...
2016
Selama ini psikologi modern dan ilmu terapannya yaitu konseling banyak menafikan pentingnya dimensi spiritualitas agama padahal banyak fenomena perilaku manusia yang membutuhkan analisis dari teori-teori psikologi yang berbasis spiritualitas agama, misalnya radikalisme beragama di satu sisi dan sekaligus kegelisahan spiritual yang menjangkiti manusia modern di sisi lain. Di sinilah agama dengan kekayaan spiritualnya ditantang untuk menawarkan alternatif-alternatif solusi. Salah satu jalan spiritual dalam Islam adalah tasawwuf dengan 3 bentuknya, yaitu falsafi, akhlaki, dan amali. Tarekat sebagai bentuk tasawuf amali dengan organisasi dan praktiksuluknya adalah sebuah layanan konseling yang tidak semata bersifat terapi terhadap gangguan mental, namun lebih dari itu mengupayakan puncak spiritualitas manusia, yaitu Ma’rifatullah. Hubungan bimbingan konseling spiritual antara Mursyid dengan Salik yang sangat kuat dan mengejawantah dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan bahkan polit...
Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam
This article aims to describe the contribution of the values of Tariqat Naqshabandiyah in fostering the morals of students at the Darul Muta'allimin Islamic Boarding School, Aceh Singkil District. To describe the problem in depth and thoroughly, the researcher used a qualitative descriptive method, then the data was described, analyzed and discussed to answer the problem. From the results of the study it was found that students and congregations from the community who had attended khalwat suluk argued that practicing the Naqsayabandiyah Order could change their behavior in a better direction and welcomed the khalwat suluk worship held at the Darul Muta'allimin Islamic Boarding School in Aceh Singkil, where the goal is to get closer to Allah, is good and does not interfere, because the social relations of the khalwat congregation with the community are maintained, because the purpose of suluk activities in the Naqsyabandiyah Tariqat is noble to get the pleasure of Allah swt. ...
2019
Minangkabau merupakan sebuah wilayah yang mana tarekat banyak berkembang sebagai sebuah organisasi spritual dan pendidikan keagamaan. Beberapa tarekat yang berkembang di Minangkabau yang sangat mendominasi adalah Tarekat Syattariyah dan Naqsyabandiyah. Selain memiliki tradisi sanad keilmuan, ternyata Tarekat Syattariyah dan Naqsyabandiyah juga memiliki tradisi ijazahan sebagi bukti otentik atas legitimasi seorang mursyid yang dianggap mampu mengajarkan tarekat kepada orang lain. Selain itu, tradisi ijazahan dan bentuk ijazah antara Tarekat Syattariyah dan Naqsyabandiyah sangat berbeda. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan filologi untuk menggarap naskah-naskah ijazah dan silsilah di Minangkabau. Selain pendekatan filologi, untuk melihat sejarahnya maka penelitian ini juga akan menggunakan pendekatan historis.
Al-Fikrah: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 2022
Tulisan ini mengupas polemik tentang mazhab sinonimitas bahasa (al-tarâduf fî al-lughah) di kalangan sarjana Muslim dalam berbagai bidang keilmuan, khususnya bidang ‘Ulumul Qur'an. Sinonimitas sendiri merupakan fenomena kebahasaan penting, sebab variasi kesamaan dan perbedaan “kata” berdampak besar pada perubahan dan kesamaan “makna”. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Sumber data didapat dari penelusuran literatur kepustakaan, yang kemudian dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan pembahasan yang sistematis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa para sarjana muslim terbagi menjadi dua mazhab utama, yaitu mereka yang menerima sinonimitas (mutsabbitu al-tarâduf) termasuk termasuk al-Farahidhi (w. 173H), Sibawaih (w. 180H), al-Ashmu‘i (w. 216H), al-Rummani (w. 384H), Hamzah al-Ashfihani (w. 360H), Ibnu Khalawaih (w. 370H), dan lainnya. Barisan sarjana yang menolak sinonimitas (munkiru al-tarâduf) misalnya Abu al-‘Abbas Tsa‘lab (w. 291 H), Abu ‘Ali al-Farisi (w. 377 H), Ibnu Faris (w. 395 H), Abu al-Hilal al-‘Askari (w. 395 H), dan lainya. Artikel ini menemukan bahwa mayoritas ulama dan sarjana ‘Ulumul Qur’an yang berposisi mendukung mazhab sinonimitas (mutsabbitu al-tarâduf) mengajukan (4) empat basis argument; 1) Sinonimitas (al-tarâduf) kata adalah sebuah keniscayaan sebab al-Qur’an diturunkan dalam format al-ahruf al-sab‘ah; 2) Sinonimitas (al-tarâduf) kata memiliki justifikasi fungsional penting sebagai “penguat” makna (li tawkîd al-ma‘nâ); 3) Sinonimitas (al-tarâduf) kata juga berfungsi sebagai penciri ayat-ayat mutasyâbihât; 4) Mayoritas ulama tafsir dalam berbagai karyanya menggunakan sinonimitas (al-tarâduf) kata untuk memudahkan penafsiran dan mendekatkan makna al-Qur’an kepada para pembacanya.
Fakhruddin al-Razy, Tazkiyah al-Nafs, Mafatih al-Ghaib, 2022
Abstract Tazkiyah al-nafs is a servant’s difficult effort to improve from the zone of disobedience to a safe and comfortable zone. This research tries to unravel the existence of a servant who tries to find a way out in cleansing the soul or as a spiritual blessing that must be taken by a servant in inner cultivation. Methodically, this research includes qualitative research using a library research originates from books, magazines, articles, and other printed materials, especially the mafātih al-ghaib book by Fakhruddin al-Razi which is then analyzed using the countent analysis method. The research focus is; 1) How is the tazkiyah al-nafs method based on Fakhruddin al-Razi’s reasoning in the book mafātih al-ghaib?; 2) How in the concept of tazkiyah al-nafs in QS. al-A’la (87): 14- 17 and QS. Al-Syamsi (91): 7-10, the perspective of Fakhruddin al-Razi in tafsir mafātih al-ghaib?. As far the author’s observations produce; 1) the method of tazkiyah al-nafs from the perspective of Fakhruddin al-Razi is by reading the al- Qur’an, dhikr, prayer, night prayer (qiyam al-lail) and remembering death (dzikr al- maut); 2) QS. al-A’la (87): 14-12 explains the purification of the soul with dhikr and prayer which is then called mukhalafah al-nafs (distinguishing human habits) such as night prayers. Meanwhile in and QS. al-Syamsi (91): 7-10 explains that there are people who are pious will get happiness and there are people who always commit crimes (fujur). In addition, tazkiyah al-nafs is carried out to leave al-tadsiyah, namely an act of polluting the heart with immoral traits such as envy, cruelty, envy and so on. Keywords: Tazkiyah al-Nafs, Fakhruddin al-Razi, Interpretation of Mafatih al- Ghaib.
HISTORIA, 2016
Muhammadiyah tidak sekedar hadir sebagai fenomena gerakan sosial biasa. Gerakan keagamaan hadir dengan nilai-nilai sebagai ideologi gerakan berbasis pada sistem keyakinan (belief system based) dan religious movement. Secara historis empiris tajdid Muhammadiyah berangkat dari teropong pemikiran terhadap konteks sosiokultural-spiritual yang berakar pada kontekstualisasi gagasan masa lalu dan masa depan. Ide-ide tantangan masa lalu menjadikan tajdid itu berorientasi jauh lebih ke belakang, yaitu diarahkan pada gerakan purifikasi ajaran Islam dengan menjalankan gerakan pemurnian ajaran Islam. Sumber utama dari gerakan ini adalah Al-Qur'an, Hadist dan Sunnah Rasul yang dijadikan tuntunan dalam kehidupan.
Tanzil: Jurnal Studi Al-Quran, 2022
This research is motivated by the blurring of the meaning of the term hijrah among the people, especially in Indonesia. Of course, this is marked by the spread of some public figures who claim to have emigrated only by changing their appearance or fashion. Then it is used as a trend, even a business in a certain fashion, for example in terms of veils, clothes, and other things. This research uses a descriptive-analytic method in examining the theme of this discussion. The results of this study indicate that Hasbi Ash-Shiddieqy in his commentary argues that hijrah and repentance have a 'umm wa khusūs muṭlaq relationship, namely every repentance is a migration, but not every hijrah is repentance. That hijrah has two dimensions of meaning, namely the physical meaning and the inner meaning. Physically, hijrah is a movement from one place to another solely because of Allah Swt. Whereas inwardly, hijrah is a change in a person from bad to good. While repentance according to him is returning to Allah Swt. or the return of the servant to goodness from what was originally in a state that is considered sinful.
European Journal of Philosophy, 2000
Theory and Society , 2023
IJCIRAS, 2024
International journal of research and analytical reviews , 2024
SSRN Electronic Journal, 2000
e-ISBN 978-605-70428-0-4, 2021
Next Sustainability , 2024
Studia Scientiarum Mathematicarum Hungarica, 2010
Media, War & Conflict, 2019
Acta Crystallographica Section A Foundations of Crystallography, 2011
Applied Mathematical Modelling, 2011
Tạp chí Khoa học & Công nghệ, 2021
Zeitschrift für Arbeitswissenschaft, 2022
2012 19th IEEE International Conference on Electronics, Circuits, and Systems (ICECS 2012), 2012
Estudios de Derecho, 2021
Helminthologia, 2012