Academia.eduAcademia.edu

Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar

TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan

Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.  Oleh karena itu, pada penelitian ini mengkaji tentang bagaimana penerapan metode pendidikan agama islam dalam sistem merdeka belajar. Pada penelitian in ditemukan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam sistem pendidikan merdeka belajar menjadi bagian dari kunci terwujudnya tujuan pendidikan. Pendidikan Agama Islam memainkan peran penting dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia. Dalam konteks ini, implementasi Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa digunakan dalam implementasi PAI, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan menginternalisasi ajaran agama secara aktif. P...

P-ISSN: 2549-8983 E-ISSN: 2614-6630 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka&Belajar Volume, 7 Nomor 1, April, 2023 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN MERDEKA BELAJAR Muammar Khadafie1 1 Universitas Teknologi Sumbawa Corresponding Author: Muammar Khadafi, Lesnawati, E-mail: [email protected] ABSTRAK ARTICLE INFO Article history: Received 23 Januari 2023 Revised 15 Pebruari 2023 Accepted 25 Maret 2023 Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengkaji tentang bagaimana penerapan metode pendidikan agama islam dalam sistem merdeka belajar. Pada penelitian in ditemukan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam sistem pendidikan merdeka belajar menjadi bagian dari kunci terwujudnya tujuan pendidikan. Pendidikan Agama Islam memainkan peran penting dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia. Dalam konteks ini, implementasi Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, dan memperkuat nilainilai keagamaan dalam kehidupan siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa digunakan dalam implementasi PAI, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan menginternalisasi ajaran agama secara aktif. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi bagian integral dari implementasi ini, dengan guru PAI menggunakan media digital, sumber daya elektronik, dan platform pembelajaran daring untuk meningkatkan interaktivitas dan aksesibilitas pembelajaran PAI. Pendekatan inklusif dan berkeadilan juga diterapkan, dengan mempertimbangkan keberagaman siswa dalam pembelajaran PAI. Diharapkan implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar akan memungkinkan siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, menggunakan teknologi dengan efektif, menghargai keberagaman, dan mengintegrasikan ajaran agama dengan konteks pembelajaran yang lebih luas. Kata Kunci: Pendidikan, Agama, Merdeka Belajar How to Cite : Khadafie, M. (2022). PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN MERDEKA BELAJAR. TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, 7(1), 72-83 DOI : https://doi.org/10.52266/tadjid.v7i1.1757 Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid This is an open access article under the CC BY SA license : https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ 72 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar PENDAHULUAN P Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu system keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.1 Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar. Sistem pendidikan ini merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan kepada siswa dan sekolah dalam merancang dan mengatur proses pembelajaran. Dalam konteks ini, Pendidikan Agama Islam diberikan sebagai salah satu mata pelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta lingkungan sekolah. Latar belakang dari inklusi Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar adalah keberadaan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Dalam konstitusi Indonesia, agama Islam diakui sebagai salah satu agama resmi negara. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam dianggap penting untuk memberikan pemahaman tentang keyakinan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip Islam kepada generasi muda.2 Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mendorong toleransi, pemahaman, dan dialog antarumat beragama. Melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa diharapkan dapat memahami dan menghormati keberagaman agama dan budaya di Indonesia, serta mengembangkan sikap inklusif dan saling menghargai terhadap perbedaan. Selain itu, Pendidikan Agama Islam juga memberikan landasan moral dan etika kepada siswa.3 Mata pelajaran ini memperkenalkan prinsip-prinsip etika Islam, seperti kejujuran, integritas, keadilan, dan kasih sayang. Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga berperan dalam membentuk karakter siswa, mengajarkan nilai-nilai kebajikan, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dalam implementasinya, Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar didesain agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa. Materi pembelajaran disusun dengan memperhatikan konteks sosial dan budaya siswa, sehingga relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan Setiawan, A., & Ma’rifatullah, M, “The Use of ICT in Islamic Religious Education Learning:,” Opportunities and Challenges. Al-Ta’lim Journal 27 (2020). 2 Fitriyah, D. N., & Fauzi, M. R., “Penerapan Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 2022. 3 Nasaruddin Nasaruddin, Syarifuddin Syarifuddin, and Bustomi Arisandi, “Evaluation Model Of Noble Moral Education For Students In Madrasah,” Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 9, no. 1 (March 26, 2023): 143–67, https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v9i1.6360. 1 73 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar interaktif juga diterapkan untuk meningkatkan daya tarik dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Secara keseluruhan, latar belakang Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar adalah untuk memastikan bahwa siswa memperoleh pemahaman yang baik tentang agama Islam, nilai-nilai universal, dan etika moral, serta mampu berinteraksi dengan harmonis dalam masyarakat yang plural dan multikultural. upaya untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran dan prinsipprinsip Islam. Melalui pendidikan agama, siswa dapat mempelajari Al-Qur'an, hadis, sejarah Islam, serta pemahaman tentang ibadah, akhlak, dan moralitas dalam Islam. 4 Tujuan dari ini adalah untuk membentuk pemahaman yang kokoh tentang agama Islam dan memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk menjalankan keyakinan mereka dengan benar. Selain itu, dengan memasukkan Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar, pemerintah juga ingin memastikan bahwa materi ajaran Islam yang disampaikan kepada siswa adalah sesuai dengan prinsip-prinsip moderat dan toleran. Hal ini penting untuk mencegah munculnya pemahaman yang keliru atau ekstrem dalam agama Islam, serta untuk menghindari miskonsepsi dan stereotip yang dapat memicu konflik sosial. Dalam konteks pendidikan Merdeka Belajar, Pendidikan Agama Islam juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Mata pelajaran ini tidak hanya mengajarkan aspek teoritis agama, tetapi juga mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, seperti integritas, kesederhanaan, kerja keras, dan kasih sayang terhadap sesama. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Merdeka Belajar yang lebih holistik, dengan penekanan pada pengembangan kepribadian dan keterampilan sosial siswa. Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan memahami peran agama dalam memecahkan masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan keadilan. Melalui mata pelajaran ini, siswa didorong untuk berpikir kritis, mengembangkan pemahaman tentang tanggung jawab sosial, serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, inklusi Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar mengakui pentingnya agama dalam membentuk identitas individu dan masyarakat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang Islam, nilai-nilai etika, serta untuk mengembangkan sikap toleransi, inklusivitas, dan kepedulian sosial yang penting dalam masyarakat yang beragam. Sehingga antara PAI dan sistem pendidikan merdeka belajar memiliki relasi antara peluang dan tantangan. Pendidikan Agama Islam harus dapat menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan kekinian, seperti dalam kurikulum yang Nasarudin Nasarudin Evi Fatimatur Rusydiyah, “PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS KELUARGA DALAM PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN DI ERA MILENIAL,” Journal of Applied Linguistic and Islamic Education by JALIE Is Licensed under a Creative Commons AttributionNonCommercial 4.0 International License. Based on a Work at Http://Ejournal.Inkafa.Ac.Id/Index.Php/Jalie-Inkafa. Volume 04, Nomor 01, Maret 2020, JALIE (2020), https://doi.org/10.33754/jalie.v4i01.203. 4 74 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar memuat rencana pembelajaran, metode, evaluasi, dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang di atas sangat menarik untuk menguraikan Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Merdeka Belajar.? PEMBAHASAN Konsep dan Teori Merdeka Belajar. Konsep dan teori Merdeka Belajar merupakan pendekatan dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dan sekolah dalam mengatur dan merancang proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa setiap individu memiliki potensi unik dan kebutuhan belajar yang berbeda, sehingga mereka perlu diberikan kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka belajar secara efektif. Merdeka Belajar menekankan pentingnya mengembangkan sikap proaktif, kreatif, dan mandiri dalam pembelajaran. Siswa dianggap sebagai subjek aktif dalam proses belajar, bukan hanya objek yang menerima pengetahuan secara pasif. Mereka diajak untuk menjadi pembelajar yang mandiri, memiliki motivasi intrinsik, dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.5 Konsep Merdeka Belajar juga melibatkan peran guru yang berubah menjadi fasilitator dan pendamping dalam proses belajar. Guru memberikan bimbingan, sumber daya, dan lingkungan belajar yang mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan mereka. Selain itu, teknologi dan sumber daya digital juga dimanfaatkan untuk memperluas akses ke informasi dan pengalaman pembelajaran. Ada beberapa teori dan pendekatan yang menjadi dasar dalam konsep Merdeka Belajar, antara lain: Pertama. Konstruktivisme: Pendekatan konstruktivis meyakini bahwa pengetahuan tidak hanya diterima secara pasif, tetapi dibangun melalui interaksi aktif antara individu dengan lingkungan mereka. Dalam Merdeka Belajar, siswa didorong untuk mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui refleksi, eksplorasi, dan kolaborasi. Kedua. Pembelajaran Berbasis Masalah: Pendekatan pembelajaran berbasis masalah menekankan pentingnya siswa terlibat dalam memecahkan masalah dunia nyata. Siswa diberikan tantangan atau masalah yang relevan dengan konteks kehidupan mereka, dan mereka diminta untuk mencari solusi melalui penyelidikan, pemikiran kritis, dan kolaborasi. Ketiga. Pembelajaran Kolaboratif: Merdeka Belajar mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok atau tim, berbagi pengetahuan, dan saling belajar dari satu sama lain. Kolaborasi dapat memperkaya pemahaman siswa, meningkatkan keterampilan sosial, dan mempromosikan pemecahan masalah yang inovatif. Keempat. Penggunaan Teknologi: Teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran penting dalam Merdeka Belajar. Siswa dapat mengakses sumber daya belajar secara online, berkomunikasi dengan guru dan teman sekelas melalui platform digital, serta menggunakan alat bantu digital untuk menyajikan dan menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan interaktif.6 Herawati Aisyah and Hitta Alfi Muhimmah, “KONSEP MERDEKA BELAJAR DALAM PRESPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK” 08 (2023). 6 Gerald Moratua Siregar, “Teori Kritis Habermas dan Kebijakan Merdeka Belajar,” Jurnal Filsafat Indonesia 4, no. 2 (September 1, 2021): 142–51, https://doi.org/10.23887/jfi.v4i2.34771. 5 75 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar Melalui konsep dan teori Merdeka Belajar, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan kemampuan adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi perubahan dan tuntutan dunia yang terus berkembang. Pendekatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa, mengaktifkan potensi belajar mereka, dan menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Perspektif lain tentang konsep dan teori merdeka belajar adalah Pertama. Pendekatan Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Merdeka Belajar mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini berarti bahwa siswa diberi kebebasan untuk mengatur dan mengarahkan proses belajar mereka sendiri sesuai dengan minat, kebutuhan, dan gaya belajar mereka. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengidentifikasi tujuan belajar, merencanakan strategi pembelajaran, dan mencapai pencapaian yang diinginkan. Keuda. Penilaian Formatif: Dalam Merdeka Belajar, penilaian diarahkan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan berkelanjutan kepada siswa. Penilaian formatif digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, serta membantu mereka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.7 Guru menggunakan berbagai teknik penilaian, seperti penilaian sejawat, penugasan berbasis proyek, dan portofolio siswa, untuk menggambarkan perkembangan siswa secara holistik. Ketiga. Pengembangan Keterampilan Hidup: Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan hidup yang relevan dengan dunia nyata. Selain pengetahuan akademik, siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan seperti pemecahan masalah, pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi efektif, kerjasama tim, pemecahan konflik, dan kepemimpinan. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesiapan mereka untuk dunia kerja. Merdeka Belajar mendorong keterlibatan komunitas dalam proses pembelajaran. Sekolah dapat menjalin kemitraan dengan orang tua siswa, lembaga masyarakat, dan industri untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Ini bisa dilakukan melalui kunjungan ke lapangan, magang, proyek kolaboratif dengan organisasi lokal, atau mendatangkan ahli dan praktisi ke dalam kelas. Dengan melibatkan komunitas, siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata dan melihat relevansi materi pelajaran dengan dunia di sekitar mereka. Merdeka Belajar bukanlah hanya tentang memberikan kebebasan kepada siswa, tetapi juga tentang memberikan mereka tanggung jawab dalam pembelajaran. Siswa diharapkan untuk mengambil peran aktif dalam mengatur waktu, mengelola sumber daya, dan mengambil inisiatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran mereka.8 Sehingga dalam hal ini, Merdeka Belajar mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mandiri, adaptif, dan mampu terus belajar dalam era Nurhayani Siregar, Rafidatun Sahirah, and Arsikal Amsal Harahap, “Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri 4.0,” Fitrah: Journal of Islamic Education 1, no. 1 (July 25, 2020): 141–57, https://doi.org/10.53802/fitrah.v1i1.13. 8 Aisyah and Muhimmah, “KONSEP MERDEKA BELAJAR DALAM PRESPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK.” 7 76 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar perubahan yang cepat. Penerapan konsep dan teori Merdeka Belajar membutuhkan kerja sama antara guru, siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya. Selain itu, dukungan dan komitmen dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat juga penting untuk memastikan implementasi yang berhasil dari pendekatan ini. Metode Pembelajar PAI dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode mengajar, yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Para guru tentu saja ingin senantiasa meningkatkan diri, untuk meningkatkan mutu mengajar, serta menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa sehingga mudah dipahami. Selain itu para guru ingin membuat proses pengajaran menjadi fungsional, ini berarti seorang guru harus menguasai metode mengajar. Dalam didaktik khusus, yang di dalamnya terdapat beberapa teori tentang metode mengajar. Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Dan juga materi dalam pendidikan islam sudah lama disebutkan dalam al-quran.9 Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan merdeka belajar disebu oleh Muhammad Yamin dengan menggunakan Blended Learning.10 Metode belajar ini menerapkan cara belajar yang aktif, inovatif, dan nyaman harus dapat mewujudkan perserta didik sesuai kebutuhan zaman atau era industri 4.0. Demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu mewujudkan murid atau peserta didik yang berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan berinovasi, terampil berkomunikasi dan berkolaborasi, dan berkarakter. Antara penguasaan kopentesi literasi baru, sistem pengajaran harus tetap membangun karakter dengan mengkobinasikan metode-metode pengajaran yang konvensional, seperti tatap muka atau yang ditawarakan oleh Ayik Wulandari, Putri Handayani, dan Dody Rahayu Prasetyo (2019) yaitu metode Education Mini Club (EMC) sebagai respon terhadap proses pembelajaran monoton. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Sistem Pendidian Merdeka Belajar di Indonesia mencakup beragam pendekatan dan strategi yang dirancang untuk mengoptimalkan proses pembelajaran siswa. Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran PAI yang umum digunakan dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar:11 1. Pendekatan Berpusat pada Siswa: Metode ini menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, dengan guru berperan sebagai fasilitator. Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, berdiskusi, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran PAI. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, Nasaruddin Nasaruddin, “METODE PENGAJARAN DALAM PERPEKTIF Al-QURAN (TINJAUAN Q.S. AN-NAHL AYAT 125),” Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan Voleme 6 Nomor 2 (2022), https://doi.org/10.52266/. 10 Muhammad Yamin, “Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode Pembelajaran).,” STKIP Bima, 2020. 11 Balya Ziaulhaq Achmadin and Abdul Fattah, “METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA GENERASI MILLENIAL” 5, no. 2 (2022). 9 77 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar mengembangkan pemahaman mendalam, dan mengaitkan ajaran agama Islam dengan konteks kehidupan mereka. 2. Pembelajaran Kolaboratif: Metode ini melibatkan siswa dalam kegiatan kelompok atau tim, di mana mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa saling berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi pemahaman tentang ajaran agama Islam. Pembelajaran kolaboratif mendorong keterlibatan aktif siswa, pengembangan keterampilan sosial, dan pemahaman yang lebih mendalam melalui pertukaran ide dan pengalaman.12 3. Pembelajaran Berbasis Proyek: Metode ini melibatkan siswa dalam proyekproyek nyata yang terkait dengan ajaran agama Islam. Siswa melakukan penelitian, analisis, dan presentasi tentang topik tertentu yang terkait dengan agama Islam. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat mengembangkan keterampilan penelitian, kreativitas, dan pemecahan masalah. 4. Pembelajaran Berbasis Masalah: Metode ini mengajak siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam konteks ajaran agama Islam. Siswa diberikan tantangan atau situasi yang memerlukan pemikiran kritis dan solusi yang didasarkan pada nilai-nilai agama. Pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk mengaitkan ajaran agama dengan kehidupan sehari-hari dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.13 5. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Metode ini melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PAI. Guru menggunakan media digital, sumber daya elektronik, dan platform pembelajaran daring untuk menyajikan materi PAI secara interaktif dan menarik. Penggunaan TIK memungkinkan siswa untuk mengakses informasi agama yang lebih luas, berinteraksi dengan siswa lain, dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang didukung oleh teknologi. Melalui penggunaan metode pembelajaran yang beragam, pembelajaran PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik, interaktif, dan relevan bagi siswa. Metode tersebut memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, mengembangkan pemahaman mendalam tentang ajaran agama Islam, dan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tujuan Pembelajaran PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar Dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia, tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berkaitan dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa dalam memahami, mengamalkan, dan Kirschner, P. A., Sweller, J., & Clark, R. E., “Why Minimal Guidance During Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure of Constructivist, Discovery, Problem-Based, Experiential, and InquiryBased Teaching.,” Educational Psychologist Volume. 41 (2006): 75–86, https://doi.org/nk: https://doi.org/10.1207/s15326985ep4102_1. 13 Muslich, M., & Fata, A. A., “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa,” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan Volume. 5 (2020): 532-540., https://doi.org/Link: https://doi.org/10.17977/jp.v5i4.13842. 12 78 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar menginternalisasi ajaran agama Islam. Berikut adalah narasi mengenai tujuan pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar: Pada saat memasuki era Merdeka Belajar, tujuan pembelajaran PAI ditetapkan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam dan memfasilitasi siswa dalam menerapkan nilainilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan inovatif, pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kecerdasan spiritual, moral, dan sosial. Ada beberapa Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia dapat mencakup beberapa aspek. Berikut adalah beberapa tujuan yang mungkin terkait: 1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam: Tujuan utama Pembelajaran PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar adalah membantu siswa memahami prinsip-prinsip dasar agama Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini melibatkan pemahaman tentang konsep tauhid, akhlak mulia, ibadah, dan nilai-nilai Islam lainnya. 2. Membangun sikap toleransi dan kerukunan antarumat beragama: Pembelajaran PAI dalam konteks Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mengembangkan sikap toleransi, menghormati perbedaan, dan mempromosikan kerukunan antarumat beragama. Melalui pemahaman agama Islam yang mendalam, siswa diharapkan dapat menghargai dan menghormati keberagaman agama serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan dan persaudaraan. 3. Mengembangkan kecerdasan spiritual: Pembelajaran PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai spiritual dalam Islam, peningkatan kesadaran diri, refleksi, dan hubungan yang lebih dalam dengan Allah SWT.14 4. Mendorong penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari: Pembelajaran PAI dalam konteks Merdeka Belajar bertujuan untuk mendorong siswa agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sosial yang lebih luas. 5. Membekali siswa dengan pengetahuan agama yang mendalam: Pembelajaran PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam, sejarah Islam, dan konteks sosial keagamaan. Hal ini melibatkan pemahaman tentang AlQuran, Hadis, sejarah Nabi Muhammad SAW, dan perkembangan agama Islam di berbagai periode. Selain itu, pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar juga bertujuan untuk membangun kesadaran dan toleransi antarumat beragama. Siswa diajak untuk menghargai perbedaan keyakinan, mengembangkan sikap inklusif, serta hidup Halimatus Sa’diyah et al., “Model Research and Development dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 10, no. 1 (June 19, 2020): 42–73, https://doi.org/10.54180/elbanat.2020.10.1.42-73. 14 79 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar berdampingan dalam harmoni dengan umat agama lain. Tujuan ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghormati perbedaan dalam keragaman agama. Pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar juga menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa terkait dengan agama Islam. Siswa diajarkan untuk menganalisis teks-teks keagamaan, mengidentifikasi isuisu kontemporer, serta memahami konteks sosial dan sejarah perkembangan Islam. Tujuannya adalah agar siswa mampu berpikir secara kritis dan memahami agama Islam dalam konteks zaman yang terus berkembang. Dan juga pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar juga bertujuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Siswa didorong untuk menggunakan media digital, sumber daya elektronik, dan platform pembelajaran daring dalam memperoleh akses ke informasi agama yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dan memfasilitasi siswa dalam mempelajari agama Islam dengan lebih interaktif dan beragam. Secara keseluruhan, tujuan pembelajaran PAI dalam Merdeka Belajar adalah memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa dalam memahami, mengamalkan, dan menginternalisasi ajaran agama Islam. Tujuan tersebut mencakup pemahaman yang mendalam, pengembangan sikap religius dan spiritual, penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial, membangun kesadaran dan toleransi antarumat beragama, pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PAI. Implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar. Implementasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran, penggunaan teknologi informasi, dan penguatan karakter keagamaan siswa. Berikut adalah narasi mengenai implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar: Dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar, implementasi PAI memiliki pendekatan yang berpusat pada siswa. Guru PAI berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang ajaran agama Islam.15 Dalam lingkungan pembelajaran yang inklusif, siswa diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat, berdiskusi, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran PAI. Pendekatan ini mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam memahami dan menginternalisasi ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Salah satu aspek penting dalam implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Guru PAI menggunakan media digital, sumber daya elektronik, dan platform pembelajaran daring untuk menyajikan materi PAI dengan cara yang menarik dan interaktif. Ini memungkinkan siswa untuk mengakses informasi agama yang lebih luas, berinteraksi dengan siswa lain, dan berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan pembelajaran yang Nasaruddin, Syarifuddin, and Arisandi, “Evaluation Model Of Noble Moral Education For Students In Madrasah.” 15 80 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar didukung oleh teknologi. Pemanfaatan teknologi ini juga memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih besar dalam pembelajaran PAI. 16 Selain itu, implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Melalui pembelajaran PAI yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari siswa, mereka diberikan kesempatan untuk merenung, berkontemplasi, dan meningkatkan kesadaran diri mereka tentang hubungan dengan Allah SWT. Guru PAI mendampingi siswa dalam mengembangkan nilai-nilai spiritual dan membantu mereka mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga mengedepankan pendekatan inklusif dan berkeadilan. Guru PAI memahami perbedaan latar belakang, kepercayaan, dan kebutuhan siswa dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai. Mereka menggunakan bahan ajar yang mencakup konteks sosial, budaya, dan agama yang beragam, sehingga semua siswa merasa diterima dan dihormati dalam pembelajaran PAI. Hal ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan membangun kesadaran siswa terhadap nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Selain itu, implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar mendorong integrasi antarmata pelajaran dan pengembangan keterampilan abad ke-21. Guru PAI bekerja sama dengan guru mata pelajaran lain untuk mengintegrasikan ajaran agama Islam dengan konteks pembelajaran lainnya. Misalnya, mengintegrasikan PAI dengan bahasa Indonesia, matematika, atau ilmu pengetahuan alam. 17 Tujuannya adalah untuk memperkaya pembelajaran siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Melalui implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar, siswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, menghargai keberagaman, serta mengintegrasikan ajaran agama dengan konteks pembelajaran lainnya. Dengan demikian, siswa akan menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. KESIMPULAN Dari uraian dan penjelasan tersebut, bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan siswa. Dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar, implementasi Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru PAI berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemahaman dan menginternalisasi ajaran agama Islam Fitriyah, D. N., & Fauzi, M. R., “Penerapan Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.” 17 Miftahul, J., “Implementasi Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar.,” Journal of Islamic Elementary School 10 (2020). 16 81 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar secara aktif. Implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Guru PAI menggunakan media digital, sumber daya elektronik, dan platform pembelajaran daring untuk menyajikan materi PAI secara interaktif, meningkatkan aksesibilitas, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa. Tujuan dan implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar adalah untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, memperkuat kecerdasan spiritual siswa, menghargai keberagaman, dan mengintegrasikan ajaran agama dengan konteks pembelajaran lainnya. Implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar juga mengedepankan pendekatan inklusif dan berkeadilan, di mana semua siswa merasa diterima dan dihormati dalam pembelajaran PAI, tanpa memandang latar belakang, kepercayaan, atau kebutuhan mereka. Melalui implementasi PAI dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar, diharapkan siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam, mengembangkan kecerdasan spiritual, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, menghargai keberagaman, serta mengintegrasikan ajaran agama dengan konteks pembelajaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Achmadin, Balya Ziaulhaq, and Abdul Fattah. “METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA GENERASI MILLENIAL” 5, no. 2 (2022). Aisyah, Herawati, and Hitta Alfi Muhimmah. “KONSEP MERDEKA BELAJAR DALAM PRESPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK” 08 (2023). Evi Fatimatur Rusydiyah, Nasarudin Nasarudin. “PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS KELUARGA DALAM PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN DI ERA MILENIAL.” Journal of Applied Linguistic and Islamic Education by JALIE Is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. Based on a Work at Http://Ejournal.Inkafa.Ac.Id/Index.Php/Jalie-Inkafa. Volume 04, Nomor 01, Maret 2020, JALIE (2020). https://doi.org/10.33754/jalie.v4i01.203. Fitriyah, D. N., & Fauzi, M. R. “Penerapan Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 2022. Kirschner, P. A., Sweller, J., & Clark, R. E. “Why Minimal Guidance During Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure of Constructivist, Discovery, Problem-Based, Experiential, and Inquiry-Based Teaching.” Educational Psychologist Volume. 41 (2006): 75–86. https://doi.org/nk: https://doi.org/10.1207/s15326985ep4102_1. Miftahul, J. “Implementasi Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar.” Journal of Islamic Elementary School 10 (2020). Muhammad Yamin. “Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode Pembelajaran).” STKIP Bima, 2020. Muslich, M., & Fata, A. A. “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.” 82 Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Merdeka Belajar Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan Volume. 5 (2020): 532-540. https://doi.org/Link: https://doi.org/10.17977/jp.v5i4.13842. Nasaruddin, Nasaruddin. “METODE PENGAJARAN DALAM PERPEKTIF AlQURAN (TINJAUAN Q.S. AN-NAHL AYAT 125).” Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan Voleme 6 Nomor 2 (2022). https://doi.org/10.52266/. Nasaruddin, Nasaruddin, Syarifuddin Syarifuddin, and Bustomi Arisandi. “Evaluation Model Of Noble Moral Education For Students In Madrasah.” Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 9, no. 1 (March 26, 2023): 143–67. https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v9i1.6360. Sa’diyah, Halimatus, Hanik Yuni Alfiyah, Zaini Tamin Ar, and Nasaruddin Nasaruddin. “Model Research and Development dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 10, no. 1 (June 19, 2020): 42–73. https://doi.org/10.54180/elbanat.2020.10.1.42-73. Setiawan, A., & Ma’rifatullah, M. “The Use of ICT in Islamic Religious Education Learning:” Opportunities and Challenges. Al-Ta’lim Journal 27 (2020). Siregar, Gerald Moratua. “Teori Kritis Habermas dan Kebijakan Merdeka Belajar.” Jurnal Filsafat Indonesia 4, no. 2 (September 1, 2021): 142–51. https://doi.org/10.23887/jfi.v4i2.34771. Siregar, Nurhayani, Rafidatun Sahirah, and Arsikal Amsal Harahap. “Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri 4.0.” Fitrah: Journal of Islamic Education 1, no. 1 (July 25, 2020): 141–57. https://doi.org/10.53802/fitrah.v1i1.13. 83