Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
5 pages
1 file
METODE-METODE PEMBELAJARAN A. Metode Ceramah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar atau pembelajaran
Kegiatan belajar berkaitan erat dengan proses mengajar, yang diartikan sebagai kegiatan menciptakan suasana belajar. Sehingga belajar dan mengajar merupakan istilah yang kemudian dipadukan dalam satu istilah yakni pembelajaran (Kosasih, 2012:11). Pembelajaran penting dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Pengertian pembelajaran tidak terlepas dari pengertian belajar, keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien guru harus menyusun strategi dalam pembelajaran. Guru diharapkan menguasai teknik-teknik penyajian atau bisa disebut metode mengajar. Teknik penyajian pembelajaran merupakan suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Roestiyah, 2008:1). Teknik atau metode pembelajaran digunakan agar pelajaran dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. setiap teknik mengajar hanya boleh digunakan didalam situasi dan tujuan tertentu. Jika situasi dan tujuan berubah maka cara mengajar juga harus lain. Karena itu seorang guru harus menguasai berbagai macam teknik penyajian yang baik, sehingga ia mampu menerapkan teknik paling efektif untuk mencapai suatu tujuan. Berikut adalah macam-maam metode dalam pembelajaran: 1. Ceramah Merupakan penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Peranan murid dalam metode ini adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Metode ini cocok digunakan ketika: • Menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat tersebut. • Menyampaikan fakta kepada siswa dengan jumlah yang banyak. • Menyimpulkan pokok yang telah dipelajari oleh siswa sehingga memungkinkan siswa dapat menguhubungkan suatu pokok ke pokok yang lain. • Memperkenalkan pokok baru dalam rangka pelajaran yang lalu. Kelebihan metode ceramah: 1. Guru dapat menguasai arah kelas 2. Organisasi kelas sederhana Kekurangan metode ceramah: 1. Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti apa yang disampaikan.
A. Konsep Dasar Metode Pendidikan dan Pelatihan Metode berasal dari bahasa yunani methods yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersistem utnuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja utnuk memeahmi objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pendidikan pelatihan adalah metode pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihab dapat diartikan sebagai cara yang dignakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pemebelajaran.(Hasan Basri: 2015). Menurut Muchlisin Riadi yang di postny dalam websitehttp://www.kajianpustaka.com/2012/11/ jenis-dan-metode-pendidikan-dan.htmlPendidikan dan pelatihan berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi empat macam, antara lain : 1. Pendidikan Umum, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan para peserta tersebut memperoleh pengetahuan umum. 2. Pendidikan Kejuruan, yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan pada peserta pendidikan mau melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya. 3. Latihan Keahlian, yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan termasuk di dalamnya latihan ketata-laksanaan. 4. Latihan Kejuruan, yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah dari pada latihan keahlian. Pelaksanaan pendidikan dan latihan dapat melalui beberapa metode, yaitu : a. Sistem Magang. Sistem ini merupakan sistem yang paling tua di dunia. Sistem magang mempunyai prinsip umum yaitu belajar sambil bekerja dan sebaliknya. b. Sistem Peragaan. Untuk ketrampilan tertentu sering kali dalam pendidikan dan latihan menggunakan peragaaan, dengan alat-alat tertentuserrta didemontrasikan cara pengerjaannya. c. Sistem Bimbingan. Dengan sistem ini pelajaran langsung diberikan satu-persatu sehingga para pegawai akan lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan. d. Sistem Latihan Praktek. Dalam sistem ini seseorang lebih ditekankan untuk melaksanakan latihan praktek seperti sesungguhnya agar mereka dapat langsung bekerja.
Pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang sesungguhnya berasal dari pengetahuan yang secara spontan diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan. Sementara pengetahuan baru dapat bersumber dari intervensi di sekolah yang keduanya bisa konflik,kongruen, atau masing-masing berdiri sendiri. Dalam kondisi konflik kognitif, siswa dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu: (1) mempertahankan intuisinya semula, (2) merevisi sebagian intuisinya melalui proses asimilasi, dan (3) merubah pandangannya yang bersifat intuisi tersebut dan mengakomodasikan pengetahuan baru. Perubahan konseptual terjadi ketika siswa memutuskan pada pilihan yang ketiga. Agar terjadi proses perubahan konseptual, belajar melibatkan pembangkitan dan restrukturisasi konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran (Brook & Brook, 1993). Ini berarti bahwa mengajar bukan melakukan transmisi pengetahuan tetapi memfasilitasi dan memediasi agar terjadi prosesnegosiasi makna menuju pada proses perubahan konseptual (Hynd, et al,. 1994). Proses negosiasi makna tidak hanya terjadi atas aktivitas individu secara perorangan, tetapi juga muncul dari interaksi individu dengan orang lain melalui peer mediated instruction. Costa (1999:27) menyatakan meaning making is not just an individual operation, the individual interacts with others to construct shared knowledge. Model pembelajaran perubahan konseptual memiliki enam langkah pembelajaran (Santyasa, 2004), yaitu: (1) Sajian masalah konseptual dan kontekstual, (2) konfrontasi miskonsepsi terkait dengan masalah-masalah tersebut,
Assalamualaikum ustadz ustdzah khususnya yang mengajar Bhs.arab di sekolah dasar (SD) demi terciptanya profesionalitas kita dalam mengajar dan mencetak umat muslim yang cerdas maka saya mencoba melalui blog ini untuk menyajikan beberapa metode mengajar bahasa arab yang tentunya bersifat sharing dan saya sangat berharap kritik dan saran antum sekalian. Baik langsung saja : Hendaknya bagi Guru bhs.arab jangan sampai melupakan hal2 berikut ini : 1.Memulai pembelajaran dengan ungkapan2 singkat berbahasa arab قصير( )تعبير ct: عليكن السالم وبركاته هللا ورحمت السالم وعليكن ؟ حالكن كيف وأنت؟ بخير, أنا هلل الحمذ الخير صباح بخير, أنا هلل الحمذ النىر صباح وسهال أهال بك أهال العربيت؟ اللغت تحب هل الل أحب نعن العربيت غت 2.Untuk meningkatkan kekonsentrasian peserta didik (siswa), lebih2 jika jam terakhir, maka bagus menggunakan lagu / nasyid bhs.arab yang tentunya lebih baik jika berhubungan dengan pelajaran yang akan di ajarkan ct: العربيت اللغت نذرس هيا هيا العربيت اللغت ننشر العربيت لغت السنت ولغت القرآن لغت العالن أنحاء في نشرها على ويا درسها على هيا اإلخىان أيها فيا -aina dimana where is dimana huna disini hunaka disana 2x antum you kamu semua 2x huwa he dia hia she dia -ummi ibuku abi ayahku akhi saudaraku ukhti saudariku jaddi kakekku jaddati nenekku ammi pamanku ammati bibikku dll.
suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Scrinium, 2024
At the end of the second century, Christianity in Rome existed as a federation of individual communities, despite the narrative provided in the fourth century by Eusebius. There was a multiplicity of leaders, of social backgrounds, of languages, of beliefs, and of practices among the Christians of Rome. How did the church of Rome maintain unity internally and externally in the presence of such diversity? By the end of the second century, with Victor, that forbearance came to a dramatic end. The best-known example is the Quartodeciman controversy over the dating of Easter. Other examples include his reaction to Monarchians, Montanists, and Valentinians. In itself, this is not evidence that Victor was attempting to act as sole bishop of Rome, but simply that he used the structures of the pluralist communities to push for greater theological conformity, which contributed to the centralisation of leadership in Rome. As a qualifier, it will be argued that he was not opposed to pluralism per se, but was opposed to it when he became aware of any particular threat divergence presented to Christian life and thought.
Religions, 2021
The Tibetan yoga practice known as “winds, channels, and inner heat” (rtsa rlung gtum mo) is physically challenging and yet is intentionally designed to transform the mind. This chapter explores the relationship between Buddhist doctrine and this physical practice aimed at enlightenment through the teachings of a contemporary yoga master at Namdroling Tibetan Buddhist Monastery and Nunnery in Bylakuppe, Karnataka, South India. This ethnographic profile exemplifies the role of a modern Tibetan lama who teaches a postural yoga practice and interprets the text and techniques for practitioners. While many modern postural yoga systems are divorced from religious doctrine, Tibetan Buddhist yoga is not. This essay highlights three key areas of Buddhist doctrine support the practice of Sky Dharma (gNam chos) yoga at Namdroling: (1) The history and legacy that accompany the practice, which identify the deity of Tibetan yoga as a wrathful form of Avalokite´svara, the Buddha of compassion; (2) The role of deity yoga in the practice of Tibetan yoga, where the practitioner arises as the deity during yoga practice, an all-consuming inner contemplation; and (3) The framing of Tibetan yoga within the wider philosophy of karma theory and its relationship to Buddhist cosmology. Practitioners of Tibetan yoga endeavor to burn up karmic seeds that fuel the cycle of rebirth in the six realms of "samsara." In Tibetan yoga, the body acts in service of the text, the philosophy, and the mind to increasingly link the logic of texts to experience in meaningful ways.
IJRCSINTERNATIONAL JOURNAL OF RESEARCH CULTURE SOCIETY ISSN(O): 2456-6683 Monthly Peer-Reviewed, Refereed, Indexed Journal [ Impact Factor: 7.148 ], 2024
Confluenze. Rivista di Studi Iberoamericani, 2024
Magnetic resonance in medicine : official journal of the Society of Magnetic Resonance in Medicine / Society of Magnetic Resonance in Medicine, 2014
Concepts, Methodologies, Tools and Applications
Hellenic journal of cardiology : HJC = Hellenike kardiologike epitheorese, 2009
Macedonian veterinary review, 2012
Cell Journal (Yakhteh), 2021
Australian Journal of Experimental Biology and Medical Science, 1985
Journal of Perinatal Medicine, 1984