Academia.eduAcademia.edu

Aliansi Politik Kebangsaan Menurut Al-Qur’An Dan Sang Maha Guru

2019, Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist

During this time, many politicians were political without using the Qur'an's values to fight. Quite often from them they commit political rape which is very tarnishing the essence of politics. In fact, they were born from Rahim political party political parties. By Karen, it is time for Islamic politicians to re-understand, interpret and implement the Qur'an-based politics, based on the Sunnah of the Prophet and based on the sunnah of friends and follow ulamak whose knowledge is connected to the prophet and his heart contains Allah, the mind of the Ummah.

Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 ALIANSI POLITIK KEBANGSAAN MENURUT AL-QUR’AN DAN SANG MAHA GURU Oleh : 1Hartono & 2Nurhalim [email protected] & [email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an Wali Songo Situbondo 1 Abstrak During this time, many politicians were political without using the Qur'an's values to fight. Quite often from them they commit political rape which is very tarnishing the essence of politics. In fact, they were born from Rahim political party political parties. By Karen, it is time for Islamic politicians to re-understand, interpret and implement the Qur'an-based politics, based on the Sunnah of the Prophet and based on the sunnah of friends and follow ulamak whose knowledge is connected to the prophet and his heart contains Allah, the mind of the Ummah. Keyword: politik kebangsaan, maha guru, politik praktis A. Pendahuluan Agama dan politik ibarat dua sisi mata uang yang saling berkaitan untuk memutar masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam sudut pandang yang berbeda politik dipandang sebagai gelanggang ‚perang‛ peseteruan hingga dianggap sebagai barang ‚najis’ yang harus dijauhi. Ada juga yang memiliki pandangan ekstrim dari kaum sekuler yang tidak akan ada kata henti menyerukan menjauhkan manusia dari politik, menjauhkan islam dari negara. Inilah pemisah ekstrim antara keterkaitan kekuasaan dan agama. Tetapi bukan dari islam, bukan dari Allah dan Rasul-Nya, tidak dikenal oleh para sahabat, dan asing dalam seluruh literatur mu’tabarah para ulama dan sejarawan islam. Tahun terus berjalan, abad berganti abad, upaya mereka untuk memadamkan agama Allah ta’ala dengan mulut-mulut mereka terus bergulir, dengan wajah dan pakaian baru tetapi isinya sama. Tetapi selalu ada pada tubuh umat ini, segolongan manusia yang membendung mereka. melucuti kebohongan dan meruntuhkan semua bangunan arggumen yang mereka dirikan. Hingga agama ini tetap menduduki haknya sebagai penguasa dan pengelola dunia ini. 28 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Allah ta’ala berfirman ‚Mereka ingin memadamkan cahaya allah dengan mulut [tipu daya] mereka, tetapi allah justru menyempurnakan cahaya- Nya, walau orang orang kafir membencinya.‛ [QS. Ash Shaf 61:8] Kata politik pada mulanya terambil dari bahasa yunani dan atau latinpoliticos atau politocus yang berarti relating to citizen. Keduanya berasal dari kata polis yang berarti kota. Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kata politik sebagai ‚segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat, dan sebagainya. Mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain,‛ juga dalam arti’ kebijakan, cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah.‛ Dalam kamus-kamus bahasa arab modern, kata politik biasanya diterjemahkan dengan kata siyasah. Kata ini terambil dari akar kata sasa-yasusu yang biasa diartikan mengemudi, mengendalikan , mengatur, dan sebagainya. Dari akar yang sama ditemukan kata sus yang berarti penuh kuman, kutu, atau rusak. Dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata yang terbentuk dari akar kata sasa- yasusu, namun bukan berarti Al-Qur’an tidak menyinggung soal politik, karena garis besarnya semua ada dalam Al-Qur’an. Sekian banyak ulama’ yang menyusun karya ilmiah dalam bidang politik dengan menggunakan dasar-dasar Al-Qur’an dan sunnah nabi, serta perjalanan nabi dengan sahabatnya sebagai rujukan. Agama dan politik jangan dipisahkan, karena semua urusan akan diminta pertanggung jawabannya. Orang kencing ada hubungannya dengan agama, apalagi yang bersangkutan dengan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana kisah nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam dalam berpolitik, ketika ada di Makkah beliau menanamkan tauhid, keimanan dan sambungannya kepada Allah, menguatkan dasar-dasar keimanann di hati para sahabatnya. Setelah beliau hijrah ke Madinah membangun masyarakat menata pemerintah. Sebagaimanna dikatahui peradaban arabiah sebelum islam keterbelakangan budaya agama dan kesenjangan diantara masyakat arab pada waktu itu. Sementara, di sebelah barat ada imperium romawi dengan corak marealistisnya dibalut kemewahan dan sistem pemerintahan lebih baik ketimbang bangsa arab. Di sebelah timur ada kerajaan Persia dengan budaya dan sistem perintahan sudah tertata hingga kebesaran negara itu patut dipehitungkan. 29 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Politik dapat kita bedakan menjadi dua, pertama politik kebangsaaan dan yang kedua politik praktis yang ditandai dengan periode tertentu. Politik kebangsaan semua warga suatu diharapkan berpolitik untuk menentukan masa depannya sendiri tanpa harus melalui mimbar-mimbar kampanye. Lebih dari itu politik kebangsaan merupakan sikap seorang warga Negara yang baik adalah mereka menyikapi dan melakukan setiap gejolak masyarakat, bangsa dan Negara untuk Negara yang lebih baik. B. Pembahasan 1. Politik Berlandaskan sang Maha Guru Tentunya sebagai agama yang mencakup semua aspek kehidupan, islam tidaklah meninggalkan permasalahan politik, yang dikenal dengan istilah ‚siyasah‛. Jika dikatakan saasal waliy ar ro’iyah berarti pemimpin memerintahkan, melarang dan mengendalikan rakyatnya. Karena itu terminology bahasa siyasah menunjukkan arti mengatur, memprebaiki dan mendidik. Secara etimologi, siyasah (politik) memiliki makna yang berkaitan dengan negara dan kekuasaan. Disebutkan bahwa ia adalah upaya memperbaiki rakyatdengan mengarahkan mereka kepada jalan selamat di kehidupan dunia maupun akhirat, serta mengatur urusan urusan mereka. Al Bujairimiy mengatakan bahwa politik adalah memperbaiki urusan urusan rakyat dan mengatur perkara perkara mereka.Politik dengan makna seperti ini merupakan dasar hukum, karena itu tindakan tindakan para penguasa negara yang terkait dengan kekuasaan disebut dengan politik. Syeikh Yusuf Al Qardahawi mengatakan bahwa islam bukanlah melulu aqidah teologis atau syiar syiar peribadatan, ia bukan semata-mata agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya yang tidak bersangkut paut dengan pengaturan hidup dan pengarahan tata kemasyarakatan dan negara. Tidak, tidak demikian islam adalah aqidah dan ibadah, akhlak dan syariat yang lengkap. Dengan kata lain, islam merupakan tatanan yang sempurna bagi kehidupan individu, urusan keluarga, tata kemasyarakatan, prinsip pemerintahan dan hubungan internasional. 30 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Bahkan bagian ibadah dalam fiqih itupun tidak lepas dari politik. Islam memiliki kaidah-kaidah, hukum dan pengarahan dalam politik pendidikan, politik informasi, politik hukum, politik kehartabendaan, politik perdamaian, politik peperangan dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kehidupan. Maka tidak bisa diterima kalau islam dianggap nihil dan pasif bahkan menjadi pelayanbagi filsafat atau ideologi lain.1 Ibnul Qoyyim juga mengatakan bahwa sesungguhnya politik yang adil, tidak bertentangan dengan syara’ bahkan sesuai dengan ajarannya dan merupakan bagian darinya. Dalam hal ini kami menyebutnya dengan politik (siyasah) karena mengikuti istilah mereka. Padahal, sebenarnya dia adalah keadilan Allah dan RasulNya.2 Islam adalah agama yng mengikat segala sesuatunya dengan aturan agama, begitu pula didalam urusan politik ini. Islam tidak mengenal adanya penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan, meskipun tujuan itu mulia. Islam tidak hanya melihat hasil, tetapi juga proses untuk mendapatkan hasil. ‚Sebagaimana dicontohkan Nabi mendirikan negara mengorganisir tertentu, Muhammad islam pada sahabat-sahabat kemudian Shallahu alahi wasallam ketika beliau mau waktu yang menempatkannya itu. itu hingga kekuaan Beliau terlebih memiliki pada islam dahulu kemampan-kemampuan fungsi kamampuannya. Barulah beliau terus mengajari sahabatnya telah yang sesuai dengan dan memotivasi sahabatsemakn hari samakin diperhitungkan oleh kaum quraisy‛3. Oleh karena itu, didalam berpolitik pun seorang politisi maupun pemimpin islam diharuskan berpegangteguh dengan rambu rambu syariah dan akhlak mulia. Dengan kata lain bahwa segala cara berpolitik yang bertentangan dengan syariah atau melanggar norma norma agama dan akhlak islam, maka ia dilarang.4 Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam adalah teladan bagi orang yang mengharap ridha Allah, dalam segala aspek kehidupan baik urusan dunia lebih-lebih 1 Fatwa kontemporer (gema insani pres. 2008), jilid-2 hal 897-898 At Thuruq al Hukmiyah hal 17-19. 3 Hartono, H. (2019). Strategi Kepemimpinan Ketua STIQ Dalam Pusaran Manajemen Pesantren. Al-Bayan; Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 1(1), 121-147. 2 4 Atturuq alhukmiyah imam ibnul qoyyim. (darul hadits kairo) 31 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 urusan akhirat. Pertama kali dimulainya dakwah nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam ketika ada dimadinah, setelah turunnya ayat al-mudatsir 1-7. Nabi Muhammad memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi, dimulai dari orang yang terdekat dari keluarga, lalu sahabat kemudian orang-orang yang dikenalnya. Pada fase awal perjalanan dakwah Rasul di makkah, perhatian utamanya adalah memperbaiki aqidah. Membersihkannya dan mendidik jiwa dengan melepaskannya dari sifat-sifat tidak terpuji, sehingga hati orang orang saat itu dapat menyatu untuk sama sama mengesakan Allah dan menghilangkan sisa sisa kejahiliaan dari jiwa mereka. Strategi dakwah Rasulullah periode makkah adalah agar masyarakat arab meninggalkan kejahiliaannya dibidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi ummat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad dan ajaran islam yang disampaikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat arab telah mengamalkan seluruh ajara islam dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai dengan petunjuk petunjuk rasulullah SAW. Tentu mereka akan memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia akhirat. Strategi dakwah rasulullah di makkah dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut : 1.dakwah secara sembunyi-sembunyi Selama 3-4 tahun, setelah rasulullah diutus menjadi rasul dan agar melaksanakan dakwanya kepada orang quraisy, maka Rasulullah merasa bingung bagaimana memulai pendakwahannya tentang ajaran baru yaitu agama islam. Pada akhirnya Rasulullah melaksanakan dakwah tersebut dengan tahapan pertama, yaitu dakwah dengan sembunyi-sembunyi. Dakwah tersebut dilakukan Rasulullah di seputar keluarganya, selain itu juga dilakukan dikalangan orang yang tertindas, lemah, dan membutuhkan pertolongan. Kemudian beliau mengumpulkan mereka dirumah Al-Arqam dan mengirim sahabat yang akan membina mereka dalam bentukkutlah di berbagai halaqah. Selain kutlah , Rasulullah membina secara kelompok yang dilakukan Rasulullah hanya untuk orang orang yang bersimpati kepada islam. Materi dakwah yang dilakukan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasul untuk mengajak kepada ketauhidan, mengingkari keberhalaan dan kesyirikan serta mengutuk keduanya. Muatan ayatayat yang turun mencela muamalah-muamalah yang rusak, menyerang riba dan 32 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 memperbaiki perdagangan yang rusak dan penipuan dalam takaran dan timabangan.Hingga akhirnya Rasulullah mendapat undangan dari allah untuk berangkat isra’ mi’raj tepatnya tanggal 27 rajab 621 M. dalam peristiwa inilah beliau juga menyeru untuk melaksanakan sholat 5 waktu dalam sehari semalam. Setelah beberapa bulan kemudian Rasulullah mendapat perintah dari Allah untuk hijrah kemadinah, dikota madinah inilah, beliau membangun masyarakat menata pemerintah. Walaupun diwaktu itu penduduk madinah belum mempunyai kesatuan aqidah, karena mereka adalah penduduk heterogen dan hidup dalam perpecahan. Secara garis besar masyarakat madinah pada saat ituterbagi atas tiga kelompok: 1.umat islam, terdiri dari kelompok aus, khozroj, dan muhajirin. 2. kaum musyrikin, terdiri dari kelompok aus, khozroj dan kelompok lain tapi belum masuk islam 3. Yahudi, terdiri dari beberapa kabilahseperti Bani Qoinuqa yang berafiliasi dengan Khosroj, Bani Nadir, dan Quraidzah yang bergabung dengan Aus. Aus dan khosroj adalah dua kelompok yang sejak zaman jahiliyah hidup bermusuhan sehingga diantara keduanya sering terjadi peperangan.Ketika Rasulullah datang ke madinah mereka tetap bermusuhan.Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam.Dapat mengatasi perpecahan tersebut melalui sikap bijaknya yang agung, politik dan siasatnya yang tepat. Beliau melakukan langkah-langkah perbaikan seperti: 1. Membangun masjid 2. Mempersaudarakan kaum muhajirin dan ansar 3. Mengajak kaum yahudi masuk islam4. Memberikan pendidikan 4. Menyusun aturan bermasyarakat antara umat islam dan kaum Yahudi. Selang beberapa tahun dimadinah, kemudian Rasulullah merebut kembali kota makkah yang lebih dikenal dengan peristiwa fathu makkah yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 ramadan 8 H. dimana Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam. Beserta 10.000 pasukan bergerak dari madinah menuju makkah, dan kemudian menguasai kota makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. Peristiwa fathu makkah ini dilatar belakangi oleh adanya pengkhianatan yang dilakukan oleh Quraisy terhadap perjanjian hudaibiyah.Quraisy memback up Bani Bakr yang melakukan penyerangan terhadap Bani Khuza’ah.Merujuk pada butir perjanjian hudaibiyah yang menyatakan bahwatidak boleh saling serang diantara kubu kaum muslimin dan Quraisy.Dalam perjanjian itu memberi ruang kepada 33 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 kabilah dan suku untuk mengambil teman bersekutu.Bani khuza’ah memilih bersekutu dengan kaum muslimin, dan Bani Bakr menjatuhkan pilihan dengan quraisy. Pengkhianatan itu terjadi ketika terjadi penyerangan Bani Bakr terhadap Bani Khuza’ah.Penyerangan ini dilakukan Bani Bakr di malam hari ketika Bani Khuza’ah tidak siap, karena ketidak siapan itu maka banyak korban dipihak Bani Khuza’ah.Bani Bakr bukan menghentikan peperangan, tetapi terus mengejar orang orang Bani Khuza’ah dan membunuhnya meskipun mereka sudah lari di tanah haram.Tragisnya, Quraisy ikut andil dan membantu Bani Bakr dengan mempersenjatainya guna membunuh orang orang Khuza’ah. Atas tragedi kedzoliman itu, Bani Khuza’ah yang diwakili oleh Budail bin Waraqah Al-Khuza’I dan Amr bin Salim Al-Khuza’i, datang mengadu kepada Nabi. Mereka mengadu kebiadaban Bani Bakr dan kejahatan Quraisy yang membantu pembantaian terhadap orang orang Khuza’ah.Atas pengaduan itu, nabi langsung mempersiapakan diri untuk berperang guna untuk membela sekutunya (Bani Khuza’ah) dan siap berangkat ke makkah.Nabi merahasiakan waktu penyerangan dan menutup cela bagi tersebarnya berita keberangkatannya. Pada saat itu, Abu Sufyan yang sudah yakin akan diserang kaum muslimin, mencoba dan meredam dan mendatangi nabi, namun tidak membuahkan hasil. Abu Sufyan mendatangi orang-orang yang di anggap bisa meredam dan mengurungkan niat nabi dalam membalas pelanggaran perjanjian itu. Abu Sufyan menemui anak perempuannya, Ummu Habibah. Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khaththab, dan Ali bin Abu Thalib. Hal itu semata mata agar mereka bisa menyampaikan pesandamai kepada Nabi.Abu Sufyan berharap mereka mau membujuk Nabi dan mengurungkan niat atas tragedi penyerangan Bani Bakr terhadap Bani Khuza’ah. Namun upaya Abu Sufyan itu gagal, hingga terjadilah peristiwa terbukanya kota makkah itu, sehingga makkah takluk di tangan kaum muslimin.5 Dijelaskan oleh pakar bidang tafsir Prof KH Nasaruddin Umar dalam buku khutbah khutbah imam besar [2018], ditengah kemenangan Nabi dan kaum muslimin, ada satu peristiwa ketika Abu Sufyan dan para pembesar Quraisy 5 Ibnu hisyam (PT.darul falah) 2006, 407 34 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 akhirnya menyerah dan bersedia mengikuti petunjuk Nabi Muhammad. Kemudian Nabi meminta kepada para pemimpin pasukannya untuk menyatakan, al-yaum yaumul marhamah [hari ini hari kasih sayang. Lalu salah seorang sahabat nabi berteriak: al-yaum yaumul malhamah [hari ini hari pertumpahan darah]. Atas pernyataan sahabat nabi tersebut, penduduk makkah kembali diselimuti ketakutan.Abu Sufyan gentar kemudian melayangkan protes, kenapa menjadi pertumpahan darah, padahal sebelumnya di umumkan hari kasih sayang dan hari pengampunan. Rasulullah lalu menjawab, tidak begitu maksudnya. Sahabat itu lidahnya cadel, tidak bisa menyebut huruf ra, sehingga huruf ra terucap la. Hal itu yang menyebabkan kalimat al-yaum yaumul marhamah berubah menjadi al-yaum yaumul malhamah, sehingga menimbulkan kesalah pahaman. Penyelesaian fathu makkah berjalan sangat manusiawi meskipun menyalahi tradisi perang arab yang penuh pertumpahan darah, perampasan, dan lain lain. Namun kasih sayang Nabi Muhammad lebih besar dalam hal ini, sehingga betul betul tidak ada balas dendam. Revolusi tanpa setetes darah ini melahirkan keutuhan dan kedamaian monumental serta kemenangan Nabi Muhammad. Era baru di kota makkah betul betul hadir. Era dimana islam hadir untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin umat islam. Era penuh dengan kasih sayang dan roda kehidupan yang sesuai nilai nilai luhur ajaran islam.6 Berdiri diatas perbedaan juga bagaimana mengacu pada Nabi Muhammad ‚...mereka diajarkan juga nilai toleransi dan nilai cinta damai atau nilai-nilai kemanusiaan sifat pengasih, yang membentuk remaja mempunyai berbudipekerti, dan cinta damai.‛7 2. Menjelajahi Politik Nabi Di dalam kitab Nur Al-Mubin fi mahabbati Sayyidi Al-mursalin karya hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Dikemukakan bahwa nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam mengangkat tokoh tokoh politik diantaranya yang pertama: sayyidina Badzan bin Saman putra Bahram, dia diangkat menjadi 6 Khutbah khutbah imam besar (maktabah liman), 2018 Hartono, H. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL QUR’AN PADA KALANGAN REMAJA DI ERA DIGITAL. AlBayan; Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 1(2), 178-199. 7 35 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 gubernur oleh Rasulullah SAW. Untuk penduduk yaman seluruhnya setelah kisra ( Badzan merupakan mantan wakil Kisra Persia). Dia adalah Gubernur pertama di dalam islam untuk menguasai yaman, dan orang pertama masuk islam dari kalangan raja raja non arab (ajam). Setelah wafatnya Badzan, Nabi Muhammad Shallahu alihi wasallam mengangkat putra Badzan, yaitu Sahr bin Badzan untuk Shan’a’ dan wilayah wilyahNya. Namun Sahr kemudian terbunuh, maka beliau sallahu alaihi wasallammengangkat Khalid bin Sa’id bin Al-Ash radziallahu anhu. Sebagai penggantinya. Rasulullah shallahu alaihi wasallammengangkat Al Muhajir bin Abu umaiyah Al Mahzumiyah menjadi Gubernur Kandah dan shadaf. Namun, ketika beliau Nabi Muhammad SAW intiqaf (wafat), Al Muhajir belum berangkat (ke kandah dan shadaf).Lalu kholifah Abu Bakar radziallahu anhu mengutusnya untuk memerangi orang orang murtad. Rasulullah juga mengangkat Abu Musa Al Asy’ari sebagai Gubernur di Zubaid, Aden, Zamak, dan Assahil, dan mengangkat Mu’adz bin Jabal menjadi Gubernur Al jundu di Yaman, Abu Sufyan Shakhr bin Harb menjadi Gubernur Najran dan mengangkat putera Abu Sufyan, Yazid bin Abi Sufyan menjadi Gubernur Taima’. Amr bin Al Ash diutus untuk menjadi Gubernur Oman dan daerah kekuasaannya, sedangkan Itab bin Usaid menjadi Gubernur Makkah dan urusan iqamah di musim haji bagi umat islam pada tahun ke-8 hijriyah. Rasulullah juga mengangkat sayyidina Abu Bakar menjadi petugas urusan iqamah haji pada tahun ke-9 hijriyah. Setelah itu nabi shallahu alaihi wasallam mengutus Ali bin Abi Thalib untuk membacakan surat bara’ah kepada umat, dan mengangkatnya menjadi Gubernur dan hakim di Al Akhmas Yaman.8 KHR. Moh. Kholil As’ad pernah menyampaikan, cara memilih dan mengangkat pemimpin menurut Al-Qur’an. 1. Allah Ta’ala berfirman 8 Https:/tebuireng.online.para utusan dan gubernur Rasulullah SAW 36 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Wahai orang orang yang beriman janganlah kalian jadikan bapak bapak dan saudara saudara kalian pemimpin pemimpin (kalian), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa diantara kalian yang menjadikan mereka pemimpin pemimpin, maka mereka itulah orang orang dzalim. (QS. At Taubah 23) Allah subhanahu wata’ala memerintahkan dan menyeru kepada orang orang yang beriman kepada allah, beriman kepada rasulullah, beriman bahwa ada kehidupan akhirat.jangan kau jadikan, jangan kau angkat, jangan kau pilih, bapak bapak kalian, anak anak kalian, sebagai pemimpin, apalagi hanya atasan, apalagi hanya teman, karena allah segala galanya, bahkan Allah lah yang menjadikan bapak bapak kalian anak anak kalian, yang menyusun kulit, tulang, dan sebagainya maka pantaslah Allah yang membuat peraturan, perintah dan larangan. selanjutnya firman Allah,jangan kau jadikan jika mereka lebih condong kepada kekafiran dari pada keimanan, lebih condong kepada kerusakan dari pada kemaslahatan, lebih condong kepada kemaksiatan dari pada keta’atan,maka kalau masih tetap kau jadikan, masih kau pilih, maka firman allah faaulaaika humuddzolimuun mereka itulah orang orang yang dzalim. Di ayat lain juga disebutkan : Allah ta’ala berfirman ‚Dan [bagi] orang – orang yang menerima [mematuhi] seruan tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka [diputuskan] dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.Dan bagi orang orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzolim mereka membela diri.‛ (QS.Asy syuro 38-39) Artinya, mereka tidak pernah memutuskan sesuatu urusan melainkan terlebih dahulu mereka memusyawarahkan diantara sesamanya agar masing masing dari mereka mengemukakan pendapatnya. Seperti dalam menghadapi urusan perang dan lain sebagainya yang penting. Karena itu rasulullah selalu bermusyawarah dengan para sahabat saat menghadapi peperangan dan urusan penting lainnya, sehingga dengan demikian hati mereka merasa senang dan lega.9 9 KHR. Moh. Kholil As’ad menyampaikan diselatan pendopo pada dini hari th.2015 37 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Hal yang sama telah dilakukan oleh khalifah umar ibnul khattab Radziyallahu anhu saat menjelang ajalnya karena tertusuk, ia menjadikan urusan kekhalifaan sesudahnya agar dimusayawarahkan diantara sesama mereka untuk memilih salah seorang dari enam orang berikut, yaitu sayyidina utsman, sayyidina ali, sayyidina talhah, sayyidina zubair, sayyidina sa’d dan sayyidina Abdurrahman ibnu auf; radziyallahu anhum.. Maka akhirnya pendapat semua sahabat sepakat menunjuk sahabat utsman ibnu affan r.a. sebagai khalifah sesudah sayyidina umar radziallahu ‘anhu.10 Al Qurtubi (w. 9 Syawal 671) seorang mufassir yang menukil dari ibnu atiah, menulis, Musyawarah adalah salah satu kaidah syara dan ketentuan hukum yang harus ditegakkan. Maka barang siapa yang menjabat sebagai kepala negara, tetapi ia tidak bermusawarah dengan ahli ilmu dan agama maka ia harus dipecat. Mengenai objek musyawarah ini At Tabari, fahruddin ar-razi, Muhammad abdu dan al maraghi berpendapat bahwa yang dimusyawarahkan ialah mengenai segala macam permasalahan dunia. Sebab untuk saat ini banyak timbul masalah sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keluarga dan sebagainya, yang pemecahannya membutuhkan jawaban dari ilmu agama. Dengan ayat tersebut,islam menjadikan syura sebagai prinsip utama dalam menyelesaikkan masalah sosial, politik dan pemerintahan. Syura merupakan suatu cara untuk memberikan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam membuat suatu keputusan yang bersifat mengikat. Baik dalam bentuk hukum dan kebijakan politik.11 Tetapi orang yang bisa di ajak musyawarah menurut KHR.Moh.Kholil As’ad. Ialah orang yang mempunyai ciri ciri sebagai berikut: Allah ta’ala berfirman: 1. Orang yang selalu bersandar hanya kepada Allah.2. Orang yang menegakkan sholat. 3. Orang yang dermawan atau tidak pelit. 4. Ketika hasil musyawarah telah ditetapkan,kemudian ada yang memperlakukan dzalim, maka mereka tidak berdiam diri untuk membelanya. Setelah diadakannya musyawarah, beliau mengajarkan untuk mengangkat atau memilih DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dengan kriteria sebagai berikut : Allah subhanahu wata’ala berfirman 10 Tafsir ibnu katsir (pustaka imam syafii), 2010 Tafsir attabari (pustaka azzam), 2009 11 38 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 Sungguh pemimpin kalian, pelindung pelindung kalian, Hanyalah Allah dan RasulNya dan orang orang yang beriman yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat seraya tunduk kepada Allah. (Qs. Al-maidah 55) Beliau memberi pemahaman dari ayat di atas bahwapemimpin pemimpin kalian yaitu yang pertama Allah kemudian Rasulullah, dan orang orang yang berimanm (DPR) yang menegakkan shalat, yang dermawan peduli kepada sesama, atau tidak pelit, dan orang tersebut tunduk kepada Allah. C. Penutup Pada hakikatnya politik ini mulia dan terpuji, karena saking banyaknya yang merusak tatanan, merusak perekonomiaan, merusak keadaan, sehingga keluarlah dari mulut mulut mereka bahwa politik itu kotor. Maka dari itu, kami memberi judul aliansi politik kebangsaan menurut Al-Qur’an dan Sang maha Guru biar pembaca memahami bagaimana para guru guru mengajari berpolitik yang sebenarnya, politik yang diajarkan Al-Qur’an, politik yang di ajarkan langsung oleh Rasulullah bersama sahabatnya, dan diteruskan oleh ulama yang nyambung pada politikNya rasulullah, bukan ulama yang pertimbangannya dunia, tapi ulama yang pertimbangannya Allah yang cita citaNya hanya ingin memperoleh kebanggaan Rasulullah. Betapa besar cita-cita Rasulullah untuk kebahagiaan ummat samapai ke akhirat, sehingga beliau bukan cuma mengajarkan tauhid, mengajarkan ibadah, sampai urusan politik pun ada pada Rasulullah.Islam memandang kekuasaan dalam pengertian yang transenden, kekuasaan, dalam pengertian ini harus dapat dipertanggung jawabkan kepada sang khalik. Manusia tidak semena mena untuk menjalankan kekuasaan, karena manusia adalah sebagai khalifatullah fil ardzi. Daftar Pustaka Al-Qur’an Al-hidayah 2011(PT. Kalim Jakarta) Ibnu taimiyah ,As-siyasah asy-syar’iyah [politik keagamaan]. Al-Qaradawi,Yusuf.Fatwa fatwa kontemporer jilid 2 hal 897-898 39 Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, No.1. Januari 2019 e-ISSN: 2615-2568 p-ISSN: 2621-3699 At Thuruq Al Hukmiyah hal 17-19 Abu Muhammad Abdul malik bin hisyam Al-Muaifiri, Kitab ibnu hisyam, Darul Falah, bekasi, 2006 Nasaruddin Umar ( khutbah khutbah imam besar), 2018 M.Hasyim Asy’ari.kitab Nur Al-Mubin fi mahabbati Sayyidi Al-mursalin Kitab tafsir ibnu katsir (pustaka imam syafii), 2010 Fahruddin ar-razi, Muhammad abduKitab tafsir At Tabari (Pustaka Azzam), 2009 KHR.Moh.Kholi As’ad 2013 ulama karismatik jawa timur Farid nukman hasan, https://www.dakwatuna.com Hartono, H. (2019). Strategi Kepemimpinan Ketua STIQ Dalam Pusaran Manajemen Pesantren. Al-Bayan; Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, Hartono, H. (2019). Strategi Kepemimpinan Ketua STIQ Dalam Pusaran Manajemen Pesantren. Al-Bayan; Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 40