Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
Pedoman Penulisan Skripsi/Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.
Edisi Kedua, Cetakan Kedua. Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong: Unimuda
Sorong Press, 2022,100 hlm; 23 cm.
1. Pedoman Penulisan Skripsi
I. Judul
Sanksi Pelanggaran Pasal 44 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta
1.
2.
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama
7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Copyright@UNIMUDA Sorong, 2022
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin
tertulis dari penulis
Cetakan Kedua 2022
Judul Buku
Penulis
: Pedoman Penulisan Skripsi Tahun Akademik 2021/2022
: Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Unimuda Sorong
Editor
Desain
Penerbit
: Mukhlas Triono, M.Pd.
: Yoga Andriyan, M.I.P.
: Unimuda Sorong Press
ii
Panduan Penulisan Skripsi
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA) Sorong
Tim Penyusun:
Ahmad Yulianto, M.Pd.
Yoga Andriyan, M.I.P.
Asrul, M.Pd.
Abdul Hafid, M.Pd.
Dr. Latifah, S.Pt.
Fuad Ardiansyah, S.Psi., M.Si.
Ismail Marzuki, M.Pd.
Mukhlas Triono, M.Pd.
Munzir, S.E., M.Ak.
Muhammad Muzakki, M.Pd.
Sri Wahyuni Firman S.Pi., M.Si.
iii
KATA PENGANTAR
Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala hidayah dan nikmatNya. Shalawat dan salam tercurah pada junjungan kita,
Sang Pencerah Peradaban Guru Paripurna yang memegang lisensi pendidik terbaik
dari Sang Khaliq, Rasulullah Muhammad SAW.
Kami atas nama Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang telah bekerja keras menyusun
Buku Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Universitas
Pendidikan
Muhammadiyah Sorong. Semoga hasil jerih payah ini dicatat oleh Allah SWT
sebagai amal shalih dan diganjar dengan kebaikan yang berlimpah.
Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini akan menjadi acuan baik bagi mahasiswa
maupun bagi dosen pembimbing dalam menulis skripsi. Buku ini akan membawa
kedua belah pihak (mahasiswa dan dosen pembimbing) untuk memadukan dan
menyamakan persepsi dalam penulisan skripsi. Persamaan persepsi memungkinkan
terhindarnya kesalahpahaman antara mahasiswa dan dosen pembimbing dalam
penulisan skripsi.
Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong No. 024/I.3AU/D/2022.
Dengan senantiasa bekerja keras yang dilandasi niat ikhlas untuk beribadah
kepada Allah SWT, serta doa yang tidak henti-hentinya kami panjatkan kepada Allah
SWT, mudah- mudahkan kita diberi bimbingan dan kekuatan dalam menggapai citacita kita yang setinggi bintang, kemudian menebarnya menjadi manfaat yang
berlimpah bagi alam di sekitar. Amin
Sorong, 3 Januari 2023
Rektor,
Dr. Rustamadji, M.Si
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1. Dasar Pemikiran ...........................................................................
1
1.2. Tujuan............................................................................................
1
1.3. Dosen Pembimbing ......................................................................
2
BAB II MEKANISME PENGAJUAN SKRIPSI .......................................
4
2.1 Persyaratan pengajuan skripsi .......................................................
4
2.2 Prosedur pengajuan judul skripsi ...................................................
4
2.3 Prosedur pembimbingan proposal & skripsi ..................................
5
2.4 Prosedur pengajuan proposal, seminar hasil dan skripsi ................
BAB III SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................
6
3.1 Sistematika proposal .....................................................................
6
3.2 Penjelasan Bagian Proposal ..........................................................
7
3.3 Sistematika Skripsi .......................................................................
9
3.4 Penjelasan Bagian Proposal...........................................................
15
3.5 Bagian Utama Skripsi ...................................................................
19
BAB IV TEKNIK PENULISAN .................................................................
20
4.1 Tata Tulis .....................................................................................
20
4.1.1 Bahan dan Ukuran .....................................................................
20
4.1.2 Teknik Pengetikan......................................................................
21
4.1.3 Penomoran ................................................................................
25
4.1.4 Tabel dan Gambar ......................................................................
26
4.2 Tata Bahasa .................................................................................
30
4.1.1 Pemakaian Huruf ........................................................................
30
4.1.2 Penulisan Kata ............................................................................
33
4.1.1 Pemakaian Tanda Baca ...............................................................
36
v
BAB V. SISTEMATIKA PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH .............
60
5.1 Pendahuluan ....................................................................................
60
5.2 Informasi Umum .............................................................................
61
5.3 Sistem Penulisan .............................................................................
61
BAB VI PLAGIASI ......................................................................................
66
6.1 Pendahuluan ....................................................................................
66
6.2 Pengertian Plagiarisme ....................................................................
66
6.3 Sanksi Plagiarisme ..........................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
72
LAMPIRAN ..................................................................................................
76
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Pemikiran
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan skripsi yaitu
karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari
persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi adalah karya ilmiah
hasil
penelitian mandiri mahasiswa di bawah bimbingan
dosen
pembimbing, sesuai dengan latar belakang akademik dan bidang keahlian
masing-masing yang harus dipertahankan dalam forum ujian skripsi.
Sebagai karya dan penelitian ilmiah maka skripsi harus ditulis dengan
prinsip ilmiah dan mengikuti aturan atau standar yang diberlakukan pada
setiap Perguruan Tinggi dimana mahasiswa tersebut menempuh atau
menyelesaikan studinya. Aturan atau buku pedoman penulisan skripsi
beragam berdasarkan kebijakan perguruan tinggi masing-masing.
Salah satu komitmen Universitas Pendidikan Muhammadiyah
(UNIMUDA) Sorong untuk menjamin kualitas lulusan adalah dengan
melakukan standarisasi mutu lulusan melalui tugas akhir berupa penulisan
skripsi. Skripsi sebagai hasil penelitian ilmiah bukan hanya sekedar
memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam institusi
tertentu, namun lewat skripsi ini mahasiswa mampu membuat sebuah karya
atau tulisan yang mampu menjawab problem yang ada di lingkungan, baik
itu di dalam sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di samping
itu, skripsi diharapkan mempunyai nilai terapan, yakni memberikan
sumbangan yang signifikan bagi kemaslahatan kehidupan manusia. Karya
ilmiah yang berupa hasil penelitian skripsi diharapkan dapat menjadi
contohprestasi akademik yang berguna bagi peneliti-peneliti berikutnya.
1.2. Tujuan
Penyusunan skripsi bertujuan untuk membantu mahasiswa agar
memiliki kualifikasi-kualifikasi sebagai berikut.
a. Mampu berpikir logis, kritis, dan sistematis sesuai dengan kaidahkaidah ilmiah;
1
b. Mampu menerapkan pengetahuan kognitif dan teoritik ke dalam
kegiatanpenelitian mandiri;
c. Mampu menulis karya ilmiah sesuai dengan kaidah penulisan karya
ilmiah;
d. Mampu menghargai karya orang lain dan mencegah plagiasi;
e. Mampu mempertanggungjawabkan hasil karyanya secara akademik,
etik,dan legal; serta
f. Mampu
menghayati
peran
dan
tugas
anggota
masyarakat
pengembangilmu pengetahuan dan masyarakat terdidik.
1.3. Dosen Pembimbing
Hal umum yang dapat dikemukakan adalah bahwa penulisan skripsi
biasanya dilakukan di bawah bimbingan dua dosen, yaitu dosen dosen
pembimbing utama dan dosen pembimbing pendamping. Pada dasarnya
mahasiswa bebas dalam menentukan dan memilih dosen pembimbing
skripsi, karena tidak terdapat aturan yang baku dan ketat. Meskipun
demikian, mahasiswa hendaknya mempertimbangkan dua faktor penting.
Pertama, adalah dari segi topik skripsi dalam hubungannya dengan keahlian
dosen pembimbing. Kedua, adalah dari segi kemudahan konsultasi dengan
dosen pembimbing. Perbandingan tanggung jawab penulisan skripsi antara
mahasiswa dan dosen kira-kira adalah 70:30. Artinya 70 persen dari skripsi
adalah gagasan inisiatif mahasiswa sendiri. Sedangkan dosen pembimbing
diberikan wewenang untuk mengoreksi (menambah atau merubah) isi atau
teknik penulisannya.
Setiap dosen memiliki keahlian dalam satu disiplin ilmu, lebih khusus
lagi bidang tertentu. Misalnya, seorang dosen mempunyai kualifikasi
pendidikan magister dalam disiplin linguistik Bahasa Inggris. Seorang
magister linguistik Bahasa Inggris diyakini menguasai berbagai cabang
linguistik. Namun demikian, tidak semua cabang linguistik tersebut
dikuasai secara tuntas. Kemungkinan dosen yang bersangkutan lebih
tertarik pada satu atau dua cabang itu. Oleh karena itu, dosen tersebut hanya
mengkhususkan diri pada satu atau dua cabang yang sangat diminati itu.
Sebagai contoh dosen hanya tertarik dalam disiplin phonetics
dan
2
phonology Bahasa Inggris. Dengan demikian, dosen tersebut akan lebih
mendalami dua macam disiplin linguistik tersebut.
Pemilihan dosen pembimbing seyogianya mempertimbangkan dua
faktor penting. Pertama adalah berkenaan dengan bidang keahlian dosen
pembimbing. Pemilihan dosen pembimbing yang sesuai dengan topik atau
judul skripsi akan banyak membantu mahasiswa menyelesaikan tugas akhir.
Beberapa keuntungan memilih dosen pembimbing yang ahli dalam
bidangnya, antara lain: pertama, dosen pembimbing akan memberikan
wawasan yang luas berkenaan dengan penulisan skripsi;
pembimbing akan menunjukkan sumber-sumber yang
kedua,
mendukung
penulisan skripsi.
Faktor
kedua
adalah
kemudahan
konsultasi
dengan
dosen
pembimbing. Kemudahan konsultasi jangan diartikan secara sempit,
misalnya setiap konsultasi selalu lancar, tidak pernah ada perbaikan,
meskipun ditemui konsep-konsep yang salah. Mahasiswa biasanya senang
dengan dosen pembimbing semacam ini. Mahasiswa tidak menyadari
bahwa hal tersebut pada hakekatnya merupakan pembiaran kesalahan atau
kekeliruan konsep yang akan dicontoh atau diyakini sebagai kebenaran oleh
mahasiswa tersebut atau mahasiswa selanjutnya. Pada saatnya (ujian sidang
skripsi) mahasiswa harus berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan
konsep atau hasil penelitian yang tidak semestinya. Jika mahasiswa tidak
mampu
mempertahankannya,
memberikan
penilaian
maka
sesuai
dewan
dengan
penguji
hasil
skripsi
yang
akan
dimiliki.
3
BAB II
MEKANISME PENGAJUAN SKRIPSI
2.1 Persyaratan Pengajuan Skripsi
2.1.1 Persyaratan Akademik
Persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa/i untuk
bisa mengajukan judul skripsi di Universitas Pendidikan Muhammadiyah
(UNIMUDA) Sorong adalah sebagai berikut:
1.Mahasiawa menyelesaikan seluruh mata kuliah yang disajikan sejumlah
120 SKS.
2.Mahasiswa telah mengikuti dan lulus mata kuliah metodologi penelitian
(minimal B)
3.Tidak dalam status cuti kuliah (stop out), berhenti atau meninggalkan
perkuliahan tanpa informasi yang jelas selama masa studi.
4.Tidak diperkenankan terdapat nilai E dan nilai D dari jumlah nilai
keseluruhan yang dicapai.
2.1.2 Persyaratan Administratif
Adapun
mahasiswa/i
persyaratan
untuk
bisa
administratif
yang
harus
dipenuhi
oleh
mengajukan
judul
skripsi
adalah
telah
menyelesaikan biaya perkuliahan sampai dengan semester terakhir dengan
bukti pembayaran dari Biro Perencanaan Anggaran.
2.2 Prosedur Pengajuan Judul Skripsi
Adapun prosedur pengajuan judul skripsi sebagai berikut:
1. Pengajuan judul skripsi dapat dimulai jika mahasiswa telah memenuhi
persyaratan akademik dan administratif seperti tersebut di atas.
2. Semua
bukti-bukti
kelengkapan
persyaratan
akademik
dan
administratif (pelunasan pembayaran biaya perkuliahan dan KHS) harus
dilampirkan ketika mengajukan judul proposal.
4
3. Judul skripsi diajukan kepada Ketua Program Studi (Kaprodi) melalui
Sekretaris Prodi, dengan isi rancangan memuat:
a. Judul
b. Rancangan Penelitian (latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan
metodologi penelitian)
2.3 Prosedur Pembimbingan Proposal & Skripsi
Pembimbingan
Proposal
dan
Skripsi
adalah
suatu
proses
penyelesaian skripsi oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbing
skripsi sehingga dicapai kesesuaian antara judul skripsi yang telah
ditentukan oleh mahasiswa dan/atau dosen dengan alat analisis yang
digunakan.
Untuk memperlancar proses penyusunan Proposal dan Skripsi,
khususnya kesesuaian antara materi yang ditulis dengan dosen pembimbing
yang sesuai dengan kompetensi. Dosen Pembimbing Proposal dan Skripsi
adalah dosen tetap di lingkungan Universitas Pendidikan Muhammadiyah
Sorong dan dosen tetap yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi di
lingkungan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.
2.3.1 Prosedur Pembimbingan Proposal
Adapun pembimbingan proposal dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Pembimbingan proposal dimulai dengan penulisan usulan penelitian
yang selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing;
2. Mahasiswa menyusun dan mengajukan proposal dibawah bimbingan
dosen pembimbing dan setiap bimbingan, mahasiswa melampirkan kartu
bimbingan.
3. Dalam waktu yang sudah ditetapkan antara dosen pembimbing dengan
mahasiswa sejak persetujuan judul maka mahasiswa harus sering
melakukan konsultasi terkait dengan proposal;
4. Pembimbingan proposal dilakukan dengan metode yang disepakati oleh
mahasiswa dan dosen pembimbing, sepanjang memenuhi batas-batas
kewajaran yang diterima oleh umum;
5. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing proposal,
mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar proposal, yang
5
prosedur dan waktunya ditentukan oleh Ketua Program Studi.
2.3.2 Prosedur Pembimbingan Skripsi
Adapun proses pembimbingan proposal dilakukan dengan ketentuan
sebagaiberikut:
1. Setelah mahasiswa selesai melakukan perbaikan usul penelitian dan
meminta
persetujuan
pelaksanaan
penelitian
kepada
dosen
pembimbingnya maka mahasiswa harus melakukan penelitian.
2. Mahasiswa
melaksanakan penelitian atau penulisan skripsi atas
bimbingan dosen pembimbing.
3. Mahasiswa mengajukan layak uji skripsi kepada ketua program studi.
4. Mahasiswa mengajukan skripsi kepada ketua program studi melalui
sekretaris prodi untuk diujikan, dan dosen pembimbing wajib menghadiri
dalam ujian minimal 1 pembimbing.
5. Mahasiswa mengajukan perbaikan hasil ujian dan meminta persetujuan
penguji dan pembimbing untuk pengesahan skripsi.
2.4 Prosedur Pengajuan Ujian Proposal, Seminar Hasil dan Skripsi
Adapun prosedur pengajuan ujian sebagai berikut:
1. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, mahasiswa
mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar proposal, seminar hasil dan
skripsi yang prosedur dan waktunya ditentukan oleh ketua program studi;
2. Mahasiswa mengajukan proposal, seminar hasil dan skripsi kepada ketua
program studi melalui sekertaris prodi untuk melaksanakan seminar
sebelum penelitian dilaksanakan;
3. Mahasiswa yang mendaftar seminar harus menunjukan kertas hasil
bimbingan dengan dosen pembimbing dan menyertakan kartu seminar;
4. Ketua Program Studi menentukan dosen penguji dan melaksanakan
seminar usul penelitian yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen
pembimbing;
5. Mahasiswa mengajukan perbaikan usul penelitian dan meminta
persetujuan
pelaksanaan
penelitian
kepada
dosen
pembimbing.
6
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN
3.1 Sistematika Proposal
Sistematika penulisan proposal tebagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian utama, dan bagian akhir. Komponen setiap bagian yang
disajikan ada yang sifatnya mengikat serta ada pula sifatnya pilihan sesuai
jenis dan karakter penelitiannya. Bagian-bagian atau sub bagian pada setiap
bagian proposal untuk setiap jenis penelitian (seperti penelitian kualitatif,
kuantitaif, survei, R & D, PTK, dan lainnya) dapat ditambah atau dikurangi
sesuai karakteristik jenis penelitian tersebut. Adapun sistematika yang perlu
dijadikan acuan umum, sebagai berikut:
1. Bagian Awal
SAMPUL PROPOSAL (Lampiran )
HALAMAN PERSETUJUAN (Lampiran)
DAFTAR ISI
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah / Fokus Penelitian (pilih sesuai jenis penelitian)
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional Variabel/Definisi Konsep/Deskripsi Fokus (pilih
sesuai jenis penelitian)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Pikir/Kerangka Konsep
C. Hipotesis (jika ada)/Model Hipotetik (untuk R&D)
7
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian (jika ada)
D. Populasi dan Sampel/Subjek/Fokus (pilih sesuai jenis penelitian)
E. Teknik Pengumpulan data
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik Analisis data
3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (jika ada)
8
3.2 Penjelasan Bagian Proposal
1. Bagian awal proposal terdiri dari halaman sampul, halaman persetujuan,
daftar isi. Berikut penjelasannya:
a) Halaman sampul proposal
Sampul proposal memuat tulisan proposal, judul, logo Universitas
Pendidikan Muhammadiyah Sorong, nama dan NIM, nama prodi,
fakultas, Universitas dan tahun (lampiran)
b) Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri dari judul proposal, nama, NIM , nama dan
NIDN dosen pembimbing I dan II beserta tanda tangan sebagai legalitas
bahwa proposal siap untuk di ujikan dalam seminar proposal. (lampiran)
c) Daftar Isi
Daftar isi memberikan gambaran isi proposal secara menyeluruh hal ini
untuk memudahkan pembaca untuk melihat isi proposal.
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Latar belakang penelitian merupakan alasan yang mendasar untuk
melakukan penelitian. Alasan-alasan ini bisa berupa situasi yang terjadi
saat ini, fenomena yang ditemui, permasalahan yang ditemukan
maupun alasan pentingnya penelitian tersebut untuk dilakukan.
b) Rumusan Masalah/Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif memiliki fungsi yang sama
dengan rumusan masalah dalam penelitian lain. Fokus penelitian berisi
tentang hal-hal atau permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
Anda. Fokus penelitian ini bertujuan agar penelitian Anda tetap berada
dalam jalur yang telah Anda rencanakan.
c) Tujuan Penelitian
9
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai dalam
penelitian.
Tujuan
penelitian
biasanya
berusaha
menjawab
permasalahan yang diteliti. Namun demikian, banyaknya tujuan
penelitian tidak selalu harus sama dengan banyaknya permasalahan
dalam penelitian.
d) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari temuan penelitian Anda.
Manfaat penelitian bisa bersifat teoritis, praktis maupunkeduanya.
e) Definisi Operasional Variabel/Definisi Konsep/Deskripsi Fokus
Definisi operasional (penegasan istilah) Definisi Konsep/Deskripsi
Fokus berisi tentang istilah-istilah operasional dari variabel penelitian.
II. Tinjauan Pustaka
a) Kajian Teori
Berisi tentang berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang
akan
diteliti. Teori-teori yang
disajikan tidak serta
merta
dicantumkan begitu saja dalam penelitian. Mengingat banyaknya
teori yang ada dalam kajian ilmiah, teori-teori tersebut harus
dipertimbangkan relevansinya dengan penelitian Anda. Teori
tersebut juga harus dianalisis dan kemudian disintesis untuk
menghasilkan pemahaman konsep yang sesuai dengan penelitian
yang akan dilakukan.
b) Kerangka Pikir/Kerangka Konsep
Kerangka pikir dalam penelitian menjelaskan alur dari rencana
penelitian yang akan dilakukan. Alur penelitian menggabungkan
rencana penelitian dengan kajian teoritis yang digunakan untuk dapat
menghasilkan jawaban dari permasalahan yang diteliti.
c) Hipotesis (jika ada)/Model Hipotetik (untuk R&D)
Hipotesis (jika ada) merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah penelitian berdasarkan hasil kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya melalui fakta-fakta empiris.
10
III. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
Berupa
jenis
penelitian yang akan digunakan. Sementara
pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan permasalahan
yang diteliti sehingga dalam peneliti
harus
dengan jelas
menjabarkan jenispenelitian yang akan digunakan.
b) Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian dibuat dalam bentuk matriks atau
uraian. Waktu penelitian dijelaskan secara rinci mulai dari
konsultasi pengajuan judul, tahap pelaksanaan penelitian sampai
dengan penulisan laporan hasil penelitian selesai dilaksanakan .
Tempat penelitian ditulis sesuai dengan penelitian yang akan
dilaksanakan.
c) Desain Penelitian (jika ada)
Desain penelitian kuantitatif merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan
sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses
penelitian.
d) Populasi
dan
Sampel/Subjek/Fokus
(pilih
sesuai
jenis
penelitian)
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara,
peristiwa dan sebagainya. Sampel adalah prosedur pengambilan
data, dimana hanya sebagian populasi saja yang akan dijadikan
sampel untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari
suatu populasi.
e) Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yaitu peneliti menentukan metode apa
yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Pengumpulan
data merupakan langkah yang penting, karena data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang
11
sedang diteliti atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Penentuan metode pengumpulan data harus relevan dengan
masalah penelitian. Contoh teknik pengumpulan data adalah
dengan cara Uji Laboratorium, Wawancara, Observasi, Kuesioner,
Survey dan Analisis Dokumen.
f) Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah
alat-alat
yang
diperlukan
atau
dipergunakan untuk mengumpulkan data.
g) Teknik Analisis data
Analisis data digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Pada penelitian kuantitatif
analisis datanya meliputi pengolahan data, penyajian data,
melakukan
perhitungan
untuk
mendeskripsikan
data
dan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik,
teknik analisis data dilakukan dengan cara membaca tabel, grafik
atau angka kemudian menguraikan dari data tersebut. Proses
pengolahan dan analisis data dimulai dari pengumpulan data
(kuesioner/wawancara), pengolahan data (editing data, codeting
data, tabulasi data), analisis data (penyajian data dan uji statistik)
dan tahap terakhir yaitu interpretasi data.
3. Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka mengikuti format American Psychological
Association (APA). Disarankan penulisan daftar pustaka menggunakan
aplikasi Reference Manager (Misal: Mendeley, Zotero, Andnote).
Contoh cara penulisan daftar pustaka berbagai sumber dapat dilihat
pada bab selanjutnya.
b) Lampiran
Dokumen yang menunjang penelitian.
3.3 Sistematika Skripsi
Bagian ini merupakan kelanjutan dari bagian-bagian yang terdapat
dalam proposal penelitian. Jika dalam proposal penelitian baru terdapat
pendahuluan, kajian pustaka dan metode penelitian, dalam skripsi dilanjutkan
dengan bagian hasil dan pembahasan serta bagian penutup (kesimpulan dan
saran). Berikut Sistematika Skripsi:
1. Bagian Awal
HALAMAN SAMPUL (Lampiran )
HALAMAN SUB JUDUL (Lampiran )
HALAMAN PERSETUJUAN (Lampiran )
HALAMAN PENGESAHAN (Lampiran)
PERNYATAN KEASLIAN (Lampiran )
MOTO DAN PERSEMBAHAN (Jika Ada)
ABSTRAK (ABSTRACT)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (Jika Ada)
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN (Jika Ada)
DAFTAR LAMPIRAN
2. Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah / Fokus Penelitian (pilih sesuai jenis
penelitian)
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
14
E. Definisi Operasional Variabel/Definisi Konsep/Deskripsi Fokus
(pilih sesuai jenis penelitian)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Pikir/Kerangka Konsep
C. Hipotesis (jika ada)/Model Hipotetik (untuk R&D)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian (jika ada)
D. Populasi dan Sampel/Subjek/Fokus (pilih sesuai jenis penelitian)
E. Teknik Pengumpulan data
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik Analisis data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (jika ada)
15
3.4 Penjelasan Bagian Proposal
1. Bagian awal proposal terdiri dari halaman sampul, halaman persetujuan,
daftar isi. Berikut penjelasannya:
a) Halaman sampul skripsi
Sampul skripsi memuat tulisan skripsi judul, logo Universitas
Pendidikan Muhammadiyah Sorong, nama dan NIM, nama prodi,
fakultas, Universitas dan tahun (lampiran)
b) Halaman Sub Judul
Halaman ini memuat judul skripsi, tulisan skripsi, waktu pelaksanaan
ujian skripsi, nama, Tempat tangal lahir. (lampiran)
c) Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri dari judul proposal, nama, NIM , nama dan
NIDN dosen pembimbing I dan II beserta tanda tangan sebagai legalitas
bahwa proposal siap untuk di ujikan dalam seminar proposal. (lampiran)
d) Halaman Pengesahan
e) Daftar Isi
Daftar isi memberikan gambaran isi proposal secara menyeluru hal ini
untuk memudahkan pembaca untuk melihat isi proposal.
2. Bagian Utama
I. Pendahuluan
a) Latar Belakang
Latar belakang penelitian merupakan alasan yang mendasar untuk
melakukan penelitian. Alasan-alasan ini bisa berupa situasi yang
terjadi saat ini, fenomena yang ditemui, permasalahan yang
ditemukan maupun alasan pentingnya penelitian tersebut untuk
dilakukan.
16
b) Rumusan Masalah/Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif memiliki fungsi yang
sama dengan rumusan masalah dalam penelitian lain. Fokus
penelitian berisi tentang hal-hal atau permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian Anda. Fokus penelitian ini bertujuan agar penelitian
Anda tetap berada dalam jalur yang telah Anda rencanakan.
c) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai dalam
penelitian.
Tujuan
penelitian
biasanya
berusaha
menjawab
permasalahan yang diteliti. Namun demikian, banyaknya tujuan
penelitian tidak selalu harus sama dengan banyaknya permasalahan
dalam penelitian.
d) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari temuan penelitian
Anda. Manfaat penelitian bisa bersifat teoritis, praktis maupun
keduanya.
e) Definisi Operasional Variabel/Definisi Konsep/Deskripsi Fokus
Definisi operasional (penegasan istilah) Definisi Konsep/Deskripsi
Fokus berisi tentang istilah-istilah operasional dari variabel
penelitian.
II. Tinjauan Pustaka
a) Kajian Teori
Berisi tentang berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang
akan
diteliti. Teori-teori yang
disajikan tidak serta
merta
dicantumkan begitu saja dalam penelitian. Mengingat banyaknya
teori yang ada dalam kajian ilmiah, teori-teori tersebut harus
dipertimbangkan relevansinya dengan penelitian Anda. Teori
tersebut juga harus dianalisis dan kemudian disintesis untuk
menghasilkan pemahaman konsep yang sesuai dengan penelitian
yang akan dilakukan.
b) Kerangka Pikir/Kerangka Konsep
Kerangka pikir dalam penelitian menjelaskan alur dari rencana
17
penelitian yang akan dilakukan. Alur penelitian menggabungkan
rencana penelitian dengan kajian teoritis yang digunakan untuk dapat
menghasilkan jawaban dari permasalahan yang diteliti.
c) Hipotesis (jika ada)/Model Hipotetik (untuk R&D)
Hipotesis (jika ada) merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah penelitian berdasarkan hasil kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya melalui fakta-fakta empiris.
III. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
Berupa
jenis
penelitian yang akan digunakan. Sementara
pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan permasalahan
yang diteliti sehingga dalam peneliti
harus
dengan jelas
menjabarkan jenispenelitian yang akan digunakan.
b) Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian dibuat dalam bentuk matriks atau
uraian. Waktu penelitian dijelaskan secara rinci mulai dari
konsultasi pengajuan judul, tahap pelaksanaan penelitian sampai
dengan penulisan laporan hasil penelitian selesai dilaksanakan.
Tempat penelitian ditulis sesuai dengan penelitian yang akan
dilaksanakan.
c) Desain Penelitian (jika ada)
Desain penelitian kuantitatif merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan
sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses
penelitian.
d) Populasi dan Sampel/Subjek/Fokus (pilih sesuai jenis penelitian)
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara,
peristiwa dan sebagainya. Sampel adalah prosedur pengambilan
data, dimana hanya sebagian populasi saja yang akan dijadikan
sampel untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari
18
suatu populasi.
e) Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yaitu peneliti menentukan metode apa
yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Pengumpulan
data merupakan langkah yang penting, karena data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang
sedang diteliti atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Penentuan metode pengumpulan data harus relevan dengan
masalah penelitian. Contoh teknik pengumpulan data adalah
dengan cara Uji Laboratorium, Wawancara, Observasi, Kuesioner,
Survey dan Analisis Dokumen.
f) Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah
alat-alat
yang
diperlukan
atau
dipergunakan untuk mengumpulkan data.
g) Teknik Analisis data
Analisis data digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Pada penelitian kuantitatif
analisis datanya meliputi pengolahan data, penyajian data,
melakukan
perhitungan
untuk
mendeskripsikan
data
dan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik,
teknik analisis data dilakukan dengan cara membaca tabel, grafik
atau angka kemudian menguraikan dari data tersebut. Proses
pengolahan dan analisis data dimulai dari pengumpulan data
(kuesioner/wawancara), pengolahan data (editing data, codeting
data, tabulasi data), analisis data (penyajian data dan uji statistik)
dan tahap terakhir yaitu interpretasi data.
3. Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka mengikuti format American Psychological
Association (APA). Disarankan penulisan daftar pustaka menggunakan
aplikasi Reference Manager (Misal: Mendeley, Zotero, Andnote).
19
Contoh cara penulisan daftar pustaka berbagai sumber dapat dilihat
pada bab selanjutnya.
b) Lampiran
Dokumen yang menunjang penelitian
3.5 Bagian Utama Skripsi
Bagian utama skripsi merupakan kelanjutan dari bagian-bagian yang terdapat
dalam proposal penelitian. Jika dalam proposal penelitian baru terdapat
pendahuluan, kajian pustaka dan metode penelitian, dalam skripsi dilanjutkan
dengan bagian hasil dan pembahasan serta bagian penutup (kesimpulan dan
saran).
1) Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang deskripsi umum, temuan penelitian dan pembahasan. Pada
bagian temuan, peneliti cukup mencantumkan hasil penelitian yang
diperoleh tanpa menambahkan atau mengurangi informasi yang didapat.
Kemudian pada bagian pembahasan, baru lah hasil temuan yang telah
dipaparkan dibahas atau didiskusikan berdasarkan teori yang digunakan.
2) Penutup
- Kesimpulan, bagian kesimpulan bukanlah pengulangan dari hasil
temuan maupun pembahasan. Kesimpulan berisi pemaparan secara
garis besar tentang hasil penelitian dan berusaha menjawab
permasalahan yang diteliti.
- Saran,
berisi
tentang
hal-hal
yang
perlu
dilakukan
untuk
meningkatkan kualitas, memperdalam maupun memperluas kajian.
20
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
Teknik
penulisan
skripsi
di
lingkungan
Universitas
Pendidikan
Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong meliputi dua hal penting. Pertama, tata
tulis diantaranya bahan dan ukuran, teknik pengetikan, penomoran dan aturan
pembuatan tabel serta gambar. Kedua, tata bahasa diantaranya wajib mengikuti
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan bagaimana cara merujuk
dan mengutip suatu referensi ilmiah.
4.1 Tata Tulis
Tata tulis merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah tulisan, baik itu
tulisan formal maupun informal. Setiap instansi memiliki aturan-aturan
tersendiri untuk tulisannya termasuk tulisan dalam bentuk skripsi. Oleh
karena itu penting bagi mahasiswa untuk mengetahui aturan-aturan tersebut
agar hasil karyanya dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang ingin
disampaikannya.
4.1.1 Bahan dan ukuran
Bahan dan ukuran penulisan skripsi mencakup enam hal meliputi
sampul, warna sampul, tulisan pada sampul, naskah, ukuran, dan
penjilidan. Keenam hal tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Sampul.
Sampul dibuat dari bahan kertas Bufallo atau kertas sejenisnya.
Seyogyanya sampul diperkuat dengan kertas karton, dilapisi dengan
plastik dan pada setiap pojok luar dijepit dengan logam. Hal ini dengan
maksud agar skripsi tersebut tidak mudah rusak.
b. Warna sampul.
Warna sampul depan sangat tergantung pada Lembaga Pendidikan
Tinggi itu sendiri. Warna sampul biasanya disesuaikan dengan warna
dasar bendera fakultas (untuk universitas dan institut) atau bendera
sekolah
tinggi.
Pada
Universitas
Pendidikan
Muhammadiyah
(UNIMUDA) Sorong (Lampiran).
21
c. Tulisan pada sampul.
Tulisan yang tercetak pada sampul depan, mulai dari judul skripsi
sampai dengan tahun dicetak menggunakan tinta emas. Pada
punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul.
Contohnya dapat dilihat pada (Lampiran) sampul proposal yang telah
diujikan dan direvisi dijilid soft dengan kulit sampul warna fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan UNIMUDA Sorong tanpa warna tinta
emas.
d. Naskah.
Naskah skripsi dibuat di atas kertas HVS (dari bahasa Belanda houtvrij
schrijf, yang artinya kertas bebas kayu) dengan ukuran berat 80 gram,
warna putih. Naskah ditulis satu muka, tidak bolak balik.
e. Ukuran kertas.
Naskah diketik menggunakan kertas A4 (21,0 cm x 29,7 cm atau dalam
inchi 8.27” x 11.69”). Kertas ukuran ini merupakan anjuran UNESCO,
terutama untuk penulisan karya ilmiah seperti jurnal-jurnal ilmiah dan
majalah ilmiah masa depan.
f. Penjilidan.
Skripsi dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk program studi, 1 untuk
perpustakaan, dan 1 untuk arsip penulis).
4.1.2 Teknik pengetikan
Teknik pengetikan skripsi meliputi aturan huruf (jenis, ukuran, dan modus
huruf), jarak (antar baris dan antarkata), bidang pengetikan, pengisian
ruang, alinea baru, penataan isi dalam bentuk bab, perincian ke bawah, dan
letaksimetris. Aturan tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Aturan huruf.
Skripsi hendaknya diketik dengan komputer menggunakan program
Windows dengan aturan penggunaan huruf sebagai berikut.
Naskah diketik dengan jenis huruf pica (10 ketikan per-inchi). Jenis
huruf pica yang dimaksud biasanya adalah huruf Times New Roman.
Seluruh naskah skripsi ditulis dengan jenis huruf (font) yang sama.
Ukuran huruf pada bagian-bagian skripsi berbeda-beda dengan
aturan sebagai berikut:
22
12 point Judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak, lampiran,
dan daftar pustaka
10 point Kutipan blok, abstrak artikel, judul tabel, judul gambar/
bagan, teks tabel, teks gambar/bagan, catatan akhir, catatan kaki,
indeks, header, dan footer
Gaya huruf (font style) atau aturan penggunaan huruf normal, miring
(italic), dan tebal (bold) diatur sebagai berikut:
Normal Teks induk, abstrak, kata kunci, tabel, gambar, bagan,
catatan, lampiran.
Miring Kata asing, istilah yang belum lazim, contoh yang disajikan
pada teks utama, bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh
menggunakan bold-normal, tetapi boleh italic-bold), judul buku,
jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dan daftar pustaka.
Tebal
judul bab, judul subbab (heading), bagian penting dari
suatu contoh dicetak bold-italic. Perhatikan contoh kalimat berikut
ini. Siska anak Subroto sedang belajar di Akademi Kebidanan.
b. Jarak.
Aturan jarak meliputi aturan jarak antar baris dan jarak antar kata
yang akan diuraikan sebagai berikut.
Antarbaris.
Skripsi dicetak dengan spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar,
grafik, tabel, lampiran, dan daftar pustaka dicetak dengan spasi 1
(tunggal). Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang
pengetikan. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4
spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak
antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi (Lampiran).
Jarak antara paragraf sama dengan jarak antarbaris, yaitu 2 spasi
untuk skripsi. Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan
pustaka lainnya dalam daftar pustaka menggunakan spasi 2 (ganda),
contoh dapat dilihat pada (Lampiran).
Antarkata.
Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang (maksimal
sama dengan ukuran satu huruf). Tepi kanan boleh rata (full
justification) atau tidak rata. Berikut contoh teks dengan spasi
23
antarkata rapat dan kurang rapat.
Contoh :
Salah
Spasi antarkata pada teks ini terlalu lebar dan tidak rapi. Spasi seperti
ini tidak diperkenankan dalam atura penulisan. Spasi antarkata pada
teks ini terlalu lebar dan tidak rapi. Spasi seperti ini tidak
diperkenankan dalam aturan penulisan.
Benar
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat dan tampak rapi. Spasi seperti
ini yang diperkenankan dalam aturan penulisan. Spasi antarkata pada
teks ini cukup rapat dan tampak rapi. Spasi seperti ini yang
diperkenankan dalam aturan penulisan.
c. Bidang pengetikan.
Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas, 3,5 cm dari tepi
atas kertas, dan 3 cm dari tepi kanan dan bawah kertas (lampiran).
d. Pengisian ruang.
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah seharusnya diisi penuh,
artinya pengetikan harus dimulai dari batas margin kiri sampai margin
kanan, dari margin atas ke margin bawah. Hindari ruangan yang
terbuang-buang, kecuali akan dimulai dengan alinea baru, persamaan,
tabel, gambar, judul, subjudul atau hal-hal yang khusus.
e. Alinea baru.
Alinea baru diawali dengan menekan tabulasi (TAB) pada keyboard
komputer atau setara dengan ketukan yang ke tujuh dari margin kiri.
f. Penataan isi dalam bentuk bab.
Setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab yang disusun sesuai dengan
hirarki isinya. Penataan isi dalam bentuk bab diuraikan sebagai berikut.
Judul bab harus ditulis dengan huruf kapital dan tebal (bold). Semua
tulisan diatur secara simetris dari kiri dan kanan. Judul bab tanpa
diakhiri tanda titik.
Judul sub-bab atau subjudul ditulis rata kiri (left) atau dimulai dari
kiri. Semua kata dimulai dengan huruf kapital, kecuali kata
24
penghubung dan kata depan. Semua tulisan tidak perlu diberi garis
bawah, ditulis dengan huruf tebal (bold) tanpa diakhiri dengan tanda
titik. Kalimat pertama setelah sub-bab dimulai dengan alinea baru.
Judul sub-subbab atau sub-subjudul diketik mulai dari kiri, dengan
huruf tebal, tanpa garis bawah, dan hanya huruf pertama pada kata
pertama dengan huruf besar (kapital). Penulisan sub-subbab tanpa
diakhiri tanda titik. Kalimat pertama setelah sub-subbab dimulai
dengan alinea baru.
Judul bagian dari sub-subbab atau sub-subjudul diketik mulai dari
kiri, dengan huruf tebal, tanpa garis bawah, hanya huruf pertama
pada kata pertama dengan huruf besar (kapital) dan diakahiri dengan
tanda titik. Kalimat pertama sesudah judul bagian sub-subbab
mengikuti baris judul terus ke kanan.
Contoh
BAB III
METODE PENELITIAN
..............................................................................................................
........................................................................................................................
Data Penelitian
......................................................................................................
...............................................................................................................
Instrumen penelitian
......................................................................................................
...............................................................................................................
Uji coba. ...............................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
g. Perincian ke bawah.
Jika pada penulisan naskah skripsi terdapat perincian yang harus
disusun ke bawah, maka sebaiknya menggunakan nomor urut dengan
angka atau huruf sesuai dengan derajat perincian. Penggunaan garis
penghubung, tanda panah, tanda bintang, dan tanda-tanda sejenis
25
lainnya yang ditempatkan di depan perincian tidak dibenarkan.
h. Letak simetris.
Judul bab, tabel, gambar dan persamaan ditulis simetris terhadap kiri
dan kanan margin.
4.1.3 Penomoran
Beberapa hal berkaitan dengan penomoran meliputi nomor-nomor:
halaman, tabel, gambar dan persamaan.
a. Halaman.
Aturan penomoran halaman dijelaskan sebagai berikut.
Bagian awal skripsi dimulai dari halaman judul sampai ke daftar
lampiran diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil. Contoh:
i,ii, iii, iv, dst.
Bagian utama dan bagian akhir skripsi dimulai dari Pendahuluan (Bab
I) sampai ke daftar pustaka menggunakan angka Arab sebagai nomor
halaman. Contoh: 1, 2, 3, 4, dst.
Nomor halaman ditempatkan di pojok kanan atas pada setiap halaman,
kecuali pada halaman awal setiap bab dan halaman Bagian Awal
dituliskan di tengah bagian bawah halaman.
Nomor halaman di pojok kanan atas diketik dengan jarak 3cm dari tepi
kanan, 2 cm dari tepi atas dan 1,5 cm dari tepi bawah. Nomor halaman
di tengah bagian bawah diketik dengan jarak 1,5 cm dari tepi atas dan
tepi bawah (Lampiran).
b. Tabel.
Tabel diberi nomor urut tabel dengan angka Arab sesuai dengan bab
tempat tabel itu dimuat. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik.
c. Gambar.
Gambar diberi nomor urut gambar dengan angka Arab sesuai dengan
bab tempat gambar itu dimuat. Judul gambar tidak diakhiri dengan
tanda titik.
d. Persamaan.
Persamaan atau rumus statistik yang berbentuk matematis diberi nomor
dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di batas margin
kanan sesuai dengan bab tempat persamaan itu dimuat. Penggunaan
26
tabel dan gambar dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk
membantu pembaca memahami dan menafsirkan isi dari tulisan. Tabel
yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide saja,
disaikan secara sistematis memuat data statistik dalam kolom dan lajur
sesuai klasifikasi masalah. Istilah gambar mengacu kepada foto, grafik,
chart, peta, sketsa, diagram, bagan, dan gambar lainnya yang digunakan
untuk menyajikan data secara visual. Aturan penyajian tabel dan
gambar diuraikan sebagai berikut.
4.1.4 Tabel dan Gambar
a. Tabel.
Beberapa hal yang berkaitan dengan tabel dijelaskan sebagai berikut.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan judul tabel) dan
ditempatkan di atas tabel untuk memudahkan perujukan. Kata
“Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel dan diketik
tebal (bold). Semua kata pertama dalam judul tabel menggunakan
huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung. Jika judul tabel
lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar
dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel
diakhiri tanpa tanda titik. Beri jarak 3 spasi antara teks sebelum dan
sesudah tabel.
Tabel seyogyanya tidak dipenggal, kecuali jika tabel tersebut
panjang sehingga tidak mungkin ditempatkan pada satu halaman.
Jika tabel lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel (termasuk
teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya dan dituliskan
Lanjutan Tabel… pada tepi kiri,tiga spasi dari garis horizontal teratas
tabel. Tabel yang bersambung atau yang panjang, jika tidak penting
sekali (merupakan suatu keharusan), sebaiknya ditempatkan di
bagian lampiran, sehingga tidak mengganggu pembaca.
Jika tabel lebih besar dari ukuran kertas tegak (portrait), sehingga
harus dibuat memanjang (landscape), maka bagian atas tabel harus
diletakkan di bagian kiri kertas (bagian yang dijilid).
Tabel yang lebih dari satu halaman harus dilipat sehingga tampak
rapi. Tabel yang dilipat sebaiknya tidak banyak, cukup satu atau dua
27
tabel saja. Tabel yang dilipat sebaiknya ditempatkan di bagian
lampiran.
Pada model-model penulisan karya ilmiah mutakhir, kolom tidak
dipisahkan secara tegas dengan garis, namun hanya dengan jarak
ketikan. Garis (horizontal) digunakan jika dipandang lebih
mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri,
tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan. Tabel pada umumnya
hanya menggunakan tiga garis pemisah, yakni garis pertama dan
kedua berisi pokok-pokok tabel, serta garis terakhir sebagai penutup
tabel.
Kolom pengepalaan (heading) dan deskripsi tentang ukuran atau
unit data harus dicantumkan. Jika terdapat istilah seperti nomor,
persen, frekuensi harus dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang
seperti No., %, dan f. data yang terdapat dalam tabel ditulis
menggunakan spasi tunggal. Ukuran huruf dalam tabel satu poin
lebih kecil dibandingkan dengan ukuran huruf dalam teks.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan
mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman
tabel asli, diletakkan di bawah tabel dengan jarak satu setengah atau
dua spasi dari garis horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang
terdapat dalam tabel, gunakan symbol dan ditulis dalam bentuk
superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua
spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.
Contoh tabel.
Tabel 3.1 Aspirasi Siswa Kelas XII SMA Kota Jayapura terhadap JenisJenis Pekerjaan
No
Jenis Pekerjaan
f
%
1
ABRI, POLRI
71
11,53
2
Ahli Bahasa
2
0,33
3
Ahli mesin, elektro, arsitek, tambang
35
5,68
4
Apoteker
20
3,25
5
Bank, akuntan, pajak
45
7,31
6
Dokter
115
18,67
28
7
Guru, dosen
50
8,12
8
Jaksa, hakim, pengacara
20
3,25
9
Jurnalis
4
0,65
10 Pemusik
1
0,16
11 Pendeta
14
2,27
12 Peneliti
3
0,49
13 Pengusaha, swasta
31
5,03
14 Perawat
24
3,90
15 Pilot
10
1,62
16 PNS non guru
82
13,31
16 Pramugari
2
0,32
17 Psikolog
8
1,30
18 Restoran, hotel, pariwisata,
13
1,79
19 Tidak tahu
68
11,04
Jumlah
616
100.00
Sumber: Salosa, dkk (2017: 35)
b. Gambar.
Hal-hal pokok yang berkaitan dengan gambar dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya.
Nomor gambar diakhiri tanda titik, kemudian diketik judul gambar
yang diletakkan simetris kiri dan kanan tanpa diakhiri tanda titik.
Semua kata awal dalam gambar ditulis dengan huruf kapital, kecuali
kata depan dan kata sambung.
Gambar sama sekali tidak boleh dipenggal, karena pemenggalan
gambar akan membingunkan atau mengacaukan pemahaman
pembaca. Jika gambar harus dilipat, karena terlalu besar, maka
cukup satu kali lipatan. Hindari gambar yang dilipat terlalu banyak,
cukup satu atau dua gambar saja. Di samping itu, jika gambar terlalu
besar, maka dikecilkan sesuai dengan kebutuhan.
Keterangan yang terdapat pada gambar dituliskan pada tempattempat yang kosong di dalam gambar, tidak boleh di tempat lain,
apalagi di halaman lain.
Jika gambar melebar setinggi kertas dan harus ditempatkan
29
memanjang, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah
kiri kertas (bagian yang dijilid).
Ukuran gambar sebaiknya proporsional, tidak terlalu kurus dan tidak
terlalu gemuk, sehingga tampak wajar dengan satu halaman
maksimal terdiri dari dua buah gambar. Gambar yang memakan
tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman
tersendiri.
Perbandingan sumbu antara Y dan sumbu X (kotak dalam grafik)
sebaiknya menggunakan perbandingan yang bersifat
umum,
misalnya 1:1; 2:3; atau 8:10.
Gambar yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan
mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman
gambar asli, diletakkan sebaris dengan judul gambar.
Contoh gambar (perhatikan pada halam berikutnya)
Layanan
Efikasi-diri
Kematangan
Karir
Persepsi
Riwayat
Hidup
Prestasi
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian: Model Kematangan
Karir Siswa SMA Muhammadiyah Aimas (Sumber: Prakoso, 2015:
18)
30
4.2. TEKNIK BAHASA PUEBI
4.2.1. Pemakaian Huruf
1) Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
Dia membaca buku.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
orang,termasuk julukan. Misalnya:
Amir
Hamzah
Dewi
Sartika
Rudolf
Diesel
Catatan:
a. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Seperti mesin
diesel.
b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama
kata yangbermakan ‘anak dari’, seperti bin/binti.
Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan lansung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah SWT
Tuhan
Allah
Al Quran
Injil
Hamba-Nya
31
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Raden Fatah Sultan Hasanuddin
Dr. Rustamadji, M.Si.
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Gubernur Papua Barat
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa. Misalnya:
Indonesia
Papua Barat
Bahasa
Melayu
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya. Misalnya:
tahun
Hijriah
Agustus
hari
Natal
hari raya Idul Fitri
huruf kapital dipakai sebagai huruf unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:
Jakarta
Papua
Danau
32
Toba
Teluk
Bintuni
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel,
dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, di, ke, dari, dan, yang,
untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.H.
S.Pd.
M.Pd.
M.Si.
2) Huruf Miring
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka.
Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
3) Huruf Tebal
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Huruf tebal dapat diapaki untuk menengaskan bagian-bagian
karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Misalnya:
4.2.2. Penulisan Kata
1) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara
33
unsur-unsurnya. Misalnya:
anak-anak
buku-buku
lauk-pauk
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
Surat kabar = surat-surat kabar
2) Gabungan Kata
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah.
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) diantara unsur-sunsurnya.
Seperti:
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus
ditulisserangkai.
Gabungan kata yang sudah padu ditulis seangkai.
3) Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
4) Singkatan dan Akronim
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya:
A. H. Nasution
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
34
tanpa tanda titik. Misalnya:
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama
diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
PT (Perseroan Terbatas)
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik. Misalnya:
hlm.
dll.
dsb.
dst
Singkatan terdiri atas diua huruf yang lazim dipakai dalam suratmenyurat masing-masing diikuti oleh atnda titik..
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan hufur awal
kapital.
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil
5) Angka dan Bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab
Angka Romawi
: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L
(50), C (100), D (500), M (1000), V
(5000), M (1.000.000)
Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, bobot, luas,
dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
35
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No.
15Hotel Indonesia,
Kamar 169
Angka dingunakan juga untuk menomori bagian karangan dan
ayatkitab suci. Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
4.2.3. Pemakaian Tanda Baca
1) Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya:
dia akan datang pada pertemuan itu.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis,
tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan tempat terbit.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
2) Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
Tanda koma diapakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan lansung dari
bagian lain dalam kalmat.
36
3) Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda
koma.
4) Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Tanda titik dua tidak dipaaki jika pemerincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan,s erta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
5) Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata
yang
terpenggal oleh pergantian baris.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan dan
tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf
dalam kata yang dieja satu-satu.
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian
kata atua ungkapan.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai
- se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
37
(se-Indonesia);
- ke- dengan angka (peringkat ke-2);
- angka dengan –an (tahun 2000-an);
- huruf dengan angka (S-1, S-2).
6) Tanda Pisah (–)
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memebri penjelasan di luar bangun kalimat.
Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang alin.
Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
7) Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurng untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
8) Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang
berupa
seruan
atau
perintah
yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaaan, atau emosi yang kuat.
4.2.4. Kutipan, Catatan Kaki, Catatan Tubuh
a. Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber
lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan
digunakan untuk mendukung argumentasi penulis.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya
berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide
dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk
menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang
38
penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang,
misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa
bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan
seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah
wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari
pernyataan
lisan
ini
harus
dikonfirmasikan
dulu
kepada
narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan.
Terdapat dua jenis kutipan:
a. Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang
lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai
teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
b. Kutipan tidak langsung, apabila penulis mengambil pendapat
orang lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut,
susunan kalimat sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri.
b. Sumber Kutipan (Referensi)
Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalah referensial,
menunjukkan bahwa argumen-argumen yang diajukan dilandasi oleh
teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan kejujuran
intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang
digunakan. Dalam praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip
pendapat orang lain, baik dari buku, majalah, ataupun wawancara,
setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku, majalah,
atau koran) yang digunakan.
Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini
mempunyai fungsi sebagai:
1. Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).
2. Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika
hak cipta intelektual).
Terdapat dua model pencantuman referensi:
a. Catatan
tubuh
(bodynote),
dilakukan
ketika
penulis
mencantumkan sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah
39
kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
b. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan
nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah
halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor
indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.
Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis
penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis
tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka
seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan
bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak
awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki
untuk menuliskan referensinya.
c. Teknik Menggunakan Catatan Kaki
Catatan kaki mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
catatan tubuh, yaitu:
1). Catatan kaki mampu menunjukkan sumber referensi dengan lebih
lengkap. Dalam cacatan tubuh, yang ditampilkan hanya nama
pengarang, tahun terbit buku, serta halaman buku yang dikutip.
Dalam catatan kaki, nama pengarang, judul buku, tahun terbit,
nama penerbit, dan halaman dapat dicantumkan semua. Hal ini
tentu mempermudah penelusuran bagi pembaca.
2). Selain sebagai penunjukan referensi, catatan kaki dapat berfungsi
untuk memberikan catatan penjelas yang diperlukan. Hal ini tentu
tidak dapat dilakukan dengan catatan tubuh.
3). Catatan kaki dapat digunakan untuk merujuk bagian lain dari
sebuah tulisan.
Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:
1). Penunjukan sumber kutipan (referensi). 2). Catatan penjelas.
3). Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan kaki:
1) Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan
dengan naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan
40
otomatis dilakukan oleh program Microsoft Word dengan cara
mengklik insert, kemudian reference, kemudian footnote.
2) Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari
nomor satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab
menggunakan nomorsatu, begitu seterusnya.
3) Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4) Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf
dalam naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
Times New Roman (size 10)
Arial (size 9)
Tahoma (size 9)
5) Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh
karakter.
6) Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
7) Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak
dibalik.
8) Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan
utama
memberikan
keterangan
tambahan
adalah:
jika
keterangan tersebut ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan
naskah) akan merusak alur tulisan atau naskah tersebut. Tidak
ada batasan seberapa panjang keterangan tambahan, asalkan
proporsional.
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), halaman.1
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang 3,
judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.2
1
David Barrat, Media Sociology (London and New York:
41
Routledge, 1994), hal. 273.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit), halaman.3
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan,
nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama
penerbit,tahun terbit), halaman.4
Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut
telah mengalami revisi.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit), halaman.5
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.6
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut
telahditerjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
2
Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal.
72 - 76.
3
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta:
Bentang,1997), hal. 52 - 54.
4
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung:
RemajaRosdakarya, 2003), hal. 55.
5
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1;
Cambridge:Cambridge University Press, 1988), hal. 131.
6
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
44 – 45.
42
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit,
tahunterbit), halaman.7
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” judul buku, ed. nama
editor (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.8
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan
ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan
eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama jurnal/majalah
ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.9
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama media, tanggal
terbit,tahun, halaman.10
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.11
7
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1994), hal. 595.
8
Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam
Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds.
Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan (Bandung:
Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
9
Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,
No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
10
Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran
Tempo, 22 November, 2001, hal. 4.
43
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama
penulis,
”judul
skripsi/tesis/disertasi,”
(level
karya,
12
fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit), halaman.
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis, ”judul makalah,” (forum penyampaian makalah,
penyelenggara seminar, nama kota, tanggal seminar, tahun).13
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen, nama dokumen, (nama
kota,tanggal dikeluarkan dokumen, tahun).14
Artikel dari internet
Nama penulis, ”judul artikel,” alamat lengkap internet (tanggal
akses).15
Jika artikel di internet tidak mencantumkan nama penulis,
makalangsung mengacu pada judul artikel.16
11
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September,
2002, hal. 6.
12
Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical
Discourse Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal.
205.
13
Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan
Sinetron Mistik Indonesia,” (Makalah disampaikan dalam Temu
Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Jakarta, 26 – 28 Juni, 2007).
14
U.S. Department of Foreign Affairs, Testimony by John. J.
Maresca, Vice President International Relations Unocal
Corporation to House Committee on International Relations
Subcommittee on Asia and The Pacific (Washington D.C., 12
February, 1998).
15
Robert
McChesney,
“Rich
Media
Poor
Democracy,”
44
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html
(akses 16 Agustus 2006).
16
“Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat,”
www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato),
tanggalpernyataan dilakukan.17
Referensi dari sumber kedua
Keterangan lengkap sumber pertama (sesuai dengan aturan catatan
kaki), seperti dikutip oleh keterangan lengkap sumber kedua (sesuai
aturan catatan kaki).18
Perhatikan: frase ”seperti dikutip oleh” menunjukkan bahwa
penulis tidak membaca sumber asal (pertama) kutipan, hanya
membaca dari orang lain (sumber kedua) yang mengutip sumber
pertama.
d. Beberapa Singkatan Khusus dalam Catatan Kaki
1) Ibid.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti
pada tempat yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi
dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan referensi pada
nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila
halamannya sama, cukup ditulis Ibid., bila halamannya berbeda,
setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya.
2) Op.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang
berarti pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan
apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama
dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi
catatan kaki lain. Op.Cit. khusus digunakan bagi referensi yang
berupa buku.
45
17
Samijan, wawancara dengan penulis, 11 November 2006.
18
Karl Marx, Selected Writings in Sociology and Social
Philosophy, eds. T.B. Bottomore and Maximilien Rubel (New
York: McGraw-Hill, 1964), hal. 78, seperti dikutip oleh Arthur
Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH.
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
44 – 45.
3) Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang
berarti pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan
sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki
pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip
sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi
yang diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu
dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, Terjemah. Setio
Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal.
45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,
No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
5 Ibid., hal. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982),
hal. 72 - 76.
46
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran
Tempo, 22 November, 2001, hal. 45.
9 Robert
McChesney,
“Rich
Media
Poor
Democracy,”
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html
(akses 16Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.11 Ibid., hal. 99.
11 Ibid.
12 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22. 14 Francis Fukuyama,
Loc.Cit.
13 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58. 16 Dedy N.
Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara membaca:
Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber
kutipannya sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun
halamannya.
Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor
(2), hanya saja beda halamannya.
Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4),
hanya saja beda halamannya.
Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1),
karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan
Op.Cit., serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1),
karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan
Op.Cit.
Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki
sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10),
hanya saja beda halamannya.
Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor
(11).
Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4),
hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki
lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka
47
menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk
halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh
catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku)
maka menggunakan Loc.Cit.
Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7),
hanya beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki
lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka
menggunakan Op.Cit., serta menuliskan halamannya.
Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4),
hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki
lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka
menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
e. Teknik Menggunakan Catatan Tubuh
Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca
dalam mengecek sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat
sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa perlu berpindah ke bagian
bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
1). Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan
kurung buka dan kurung tutup.
2). Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku
dan halaman yang dikutip. Contoh:
a). Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis
Berger. b). Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis
Rakhmat.
3). Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:
a). Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda
kurung, ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika
kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik
ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara
agen- agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi
48
ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh
masyarakat (Lull, 1995: 31-38).
b). Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada
dalam tanda kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman
berada dalam tanda kurung. Model ini biasanya ditempatkan
sebelum sebuah kutipan. Contoh:
Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi
hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi
alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi,
kumulatif, dan diterima oleh masyarakat.
Buku dengan satu pengarang
(Lull, 1995: 31 – 38).
Menurut Lull (1995: 31 – 38), .....
Buku dengan dua atau tiga pengarang
(Dreyfus dan Rabinow,
1982: 72 – 76).
Dreyfus dan Rabinow (1982: 72 – 76) mengatakan …..
Buku dengan banyak pengarang
(Ibrahim,
et al., 1997: 52 – 54).
(Ibrahim,
dkk., 1997: 52 – 54).
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
(Lapidus, Vol.1, 1988: 131).
Mengacu pada Lapidus (Vol.1, 1988: 131), ….
Buku terjemahan
(Berger,
terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45).
Berger (terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45) menandaskan .....
Artikel dari sebuah buku antologi
(Alam, dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77).
Menurut Alam (dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77),
.....
49
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan
ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan
singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
(Hidayat,
Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26).
Hidayat (Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26) menyebut
…..
Artikel dari koran/majalah
. (Fukuyama,
Koran Tempo, 22 November 2001).
. Melandaskan
argumen
pada
Fukuyama. (Koran Tempo,
22 November 2001), ......
Berita koran/majalah
(Republika, 10 September 2002).
Harian Republika (10 September 2002) memberitakan .....
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
(Nazaruddin, Skripsi, 2004: 205).
Menurut Nazaruddin (Skripsi, 2004: 205), .....
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
(Nazaruddin, Makalah, 2007).
Dalam makalahnya yang disampaikan dalam Temu Ilmiah
NasionalKomunikasi, Nazaruddin (2007) mengatakan, .....
Dokumen yang tidak diterbitkan
(U.S. Department of Foreign Affairs, 1998).
Dalam dokumen yang dikeluarkan U.S. Department of Foreign
Affairs (1998) disebutkan bahwa …..
Artikel dari internet
50
….. (Chesney, www.thirdworldtraveler.com/
Robert_McChesney_ page.html, akses 15 Juni 2007).
Mengutip
Chesney
(www.thirdworldtraveler.com/Robert_
McChesney_page.html, akses 15 Juni 2007), …..
Perhatikan: alamat web yang dicantumkan adalah alamat
lengkap, dengan cara copy-paste dari address web secara langsung.
Pernyataan lisan
(Samijan, wawancara, 11 November 2006).
Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November
2006) mengatakan ……
Referensi dari sumber kedua
Menurut Marx (seperti dikutip Takwin, 2000: 44), ......
f. Penggunaan Kutipan dan Referensi
1). Kutipan langsung empat baris atau lebih
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan dipisahkan dari teks.
b). Kutipan menjorok ke dalam lebih kurang tujuh karakter. Bila
awal kutipan adalah alinea baru, baris pertama kutipan menjorok
lagi ke dalam lebih kurang tujuh karakter.
c). Kutipan diketik dengan spasi satu.
d). Kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (boleh tidak).
e). Jika menggunakan catatan tubuh (bodynote), maka cacatan tubuh
dicantumkan setelah kutipan. Contoh:
Pertanyaannya
kemudian
adalah
bagaimana
berkuasa bekerja melalui ideologi untuk
kelas
melanggengkan
dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana
Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu
yang
menyusun
kelas
yang
berkuasa
berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya.
Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan
menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal
51
tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut
dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan
sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide
serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa
tersebut.” (Berger, 2000: 44 – 45)
Dalam
contoh
di
atas,
kalimat
”Pertanyaannya
kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi.
Kalimat
”Individu-individu.....pada
masa
tersebut”
adalah
kutipan langsung dari sebuah buku yang ditulis Arthur Asa
Berger, diterbitkan pada tahun 2000, dan kutipan berasal dari
halaman 44-45 buku tersebut.
f). Jika menggunakan catatan kaki (footnote), maka nomor indeks
ditempatkan setelah kutipan, lalu di bagian bawah halaman
tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks
yang menjelaskan sumber kutipan tersebut. Contoh:
Pertanyaannya
kemudian
adalah
bagaimana
berkuasa bekerja melalui ideologi untuk
kelas
melanggengkan
dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana
Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu
yang
menyusun
kelas
yang
berkuasa
berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya.
Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan
menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal
tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut
dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan
sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide
serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa
tersebut.” 19
Dalam
contoh
di
atas,
kalimat
”Pertanyaannya
kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi.
Kalimat
”Individu-individu.....pada
masa
tersebut”
adalah
kutipan. Catatan kaki dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan
keterangan tambahan. 20
52
19
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44
– 45.
20
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44
– 45. Cukup jelas, Marx menawarkan gagasan bahwa ide-ide
atau gagasan pada suatu masa adalah yang disebarluaskan dan
dipopulerkan oleh kelas berkuasa sesuai kepentingannya.
Kelas penguasa itu, seperti ditegaskan Marx, merupakan
pemikir, pemproduksi ide sekaligus mengatur distribusi
idenya. Dalam hal produksi dan penyebarluasan ide inilah kita
bisa mengurai saling keterkaitan antara kelas penguasa,
ideologi, wacana dan media.
2). Kutipan langsung kurang dari empat baris
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi
ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataanpernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara
khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart
(1967: 61) mengatakan: "The symbolic dimensions of politics
speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for
wielding power."
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan
….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The
symbolic ….. for wielding power” adalah kutipan dari buku yang
ditulis R.P. Hart, diterbitkan pada tahun 1967, dan kutipan berasal
dari halaman 61 buku tersebut.
53
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Bagi
sebuah kekuasaan resmi negara,
salah
satu
representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan
pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara
tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja
yang berkuasa. Hart mengatakan: "The symbolic dimensions of
politics speech-making, for presidents, is a political act, the
mechanism for wielding power." 21
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan
….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The
symbolic ….. for wielding power” adalah kutipan. Catatan kaki
dalam contoh ini bisadilengkapi dengan keterangan tambahan. 22
3). Kutipan Tidak Langsung.
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang
menampilkan
berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek
yang
lengkap
dengan
pandangan,
kepentingan,
serta
keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat
menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang
dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott,
1982: 109, Barrat, 1994: 51-52). Media berpihak pada kelompok
dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan
memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompoklain.
21
R.P.
Hardt,
The
Sound
of
Leadership:
Presidential
Communication in the Modern-Age (Chicago: Chicago
University Press, 1987), hal. 61.
22
Pada dasarnya tiap pemimpin politik selalu menciptakan
54
bahasa politik yang menjadi kekuatan utama konsolidasi
simbolik dalam rangka mendukung politik dijalankan serta
meneguhkan ideologi kekuasaan. Dalam sebuah studinya
mengenai pidato kemenangan presiden di Amerika, Corcohan
menunjukkan bahwa tiap presiden ternyata mempunyai gaya
bahasa serta strategi wacana yang berbeda. Lihat lebih jauh di
R.P.
Hardt,
The
Sound
of
Leadership:
Presidential
Communication in the Modern-Age (Chicago: Chicago
University Press, 1987), hal. 61.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ”ideologi yang
dominan yang akan tampil dalam pemberitaan” adalah inti
pendapat dari James Wollacott dan David Barrat yang penulis
sajikan dalam bahasa sendiri.
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan
berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek
yang
lengkap
dengan
pandangan,
kepentingan,
serta
keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat
menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang
dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan.23 Media
berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka
sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi
kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, catatan kaki bisa dilengkapi dengan
keterangan tambahan. 24
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka/bibliografi adalah daftar yang berisi buku,
artikel, dokumen, dan segenap kepustakaan lainnya yang digunakan
dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, ditempatkan di bagian terakhir
(halaman terpisah/tersendiri) dari tulisan ilmiah tersebut. Daftar
pustaka atau
55
23
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge,
1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and
Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael
Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen,
1982), hal. 109.
24
Keberpihakan media akan menampilkan kelompok dominan dalam
pemberitaan. Lebih jauh, media bukan hanya alat bagi ideologi
dominan, tetapi juga memproduksi ideologi dominan itu sendiri.
Lihat David Barrat, Media Sociology (London and New York:
Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message
and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael
Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen,
1982), hal. 109. bibliografi mutlak ada dalam sebuah karya ilmiah,
menunjukkan sifat referensial atas karya tersebut. Bibliografi
disusun secara alfabetis (Lampiran VI.3).
Unsur-unsur dalam sebuah daftar pustaka:
Nama pengarang (ditulis secara terbalik).
Judul buku (termasuk judul tambahannya).
Data publikasi (tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit).
Nama pengarang artikel dan judul artikel (untuk artikel).
Data publikasi media, untuk artikel di media (nama media,
tanggalterbit).
Alamat lengkap internet dan waktu akses (untuk bahan
dari internet).Cara penyusunan daftar pustaka:
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit.
Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge,
1994.
Buku dengan dua atau tiga pengarang
56
Nama pengarang 1 (dibalik), nama pengarang 2 (tidak dibalik),
nama pengarang 3 (tidak dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit.
Dreyfus, Hubert L., Paul Rabinow. Beyond Structuralism and
Hermeneutics. Chicago: University of Chicago Press, 1982.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), et.al. Judul buku. Kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit.
Ibrahim, Idi Subandi, et.al. Hegemoni Budaya. Yogyakarta: Bentang,
1997.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Rev.ed. Kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit.
Rakhmat,Jalaluddin.
Bandung:
Psikologi
Komunikasi.
Rev.ed.
RemajaRosdakarya, 2003.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Volume/Jilid. Kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit.
Lapidus, Ira M. A History of Islamic Societes. Vol.1. Cambridge:
Cambridge University Press, 1988.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah.
Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
HH. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000.
Kamus
Nama pengarang kamus (dibalik). Judul kamus. Kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit.
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1994.
57
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Judul buku, ed.
nama editor. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Alam, Rudi Harisyah. “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian
Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds.
Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan. Bandung:
Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998.
Perhatian: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed.,
namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama
pengarang
artikel
(dibalik).
”Judul
artikel,”
Nama
jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit),
halaman.
Hidayat, Dedy N. "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,
II (Oktober, 1998), hal. 32-43.
Perhatian: halaman yang dimaksud di daftar pustaka ini adalah
halaman dari awal sampai akhir tempat artikel berada dalam
jurnal/majalah ilmiah, bukan halaman yang dikutip.
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama media,
tanggal dan tahun terbit.
Fukuyama, Francis. “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo,
22 November 2001.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” Nama media, tanggal dan tahun terbit.
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September 2002.
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul skripsi/tesis/disertasi.” Level karya,
fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit.
Nazaruddin, Muzayin. “War Against Terrorism: Critical Discourse
58
Analysis.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004.
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul makalah.” Forum penyampaian makalah,
penyelenggara seminar, nama kota, tahun.
Nazaruddin, Muzayin. “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron
Mistik Indonesia.” Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah
Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen. Nama dokumen. Nama kota,
tanggal dan tahun dikeluarkan dokumen.
U.S. Department of Foreign Affairs. Testimony by John. J. Maresca, Vice
President International Relations Unocal Corporation to House
Committee on International Relations Subcommittee on Asia and
The Pacific. Washington D.C., 12 February 1998.
Artikel di internet
Nama penulis(dibalik). “Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu
akses).
59
BAB V
SISTEMATIKA PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH
5.1 Pendahuluan
Artikel ilmiah merupakan naskah yang sistematik dan utuh berupa
garis- garis besar (outlines) mengenai suatu masalah, dan ditulis dengan
pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan yang ilmiah untuk dimuat di
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis sesuaikan dengan konvensi
dan syarat yang berlaku. Artikel ilmiah merupakan hal yang tidak asing lagi
bagi cendikiwan akademik. Dalam hal ini ada dua bentuk artikel ilmiah,
artikel konseptual merupakan gagasan atau ide yang diangkat dari ide
penulis, dimana diantara bagian pendahuluan dan bagian penutup dapat
berisi beberapa subbab dan artikel penelitian merupakan artikel yang
diangkat dari hasil penelitian, dimana diantara bagian pendahuluan dan
bagian penutup terdapat bagian landasan teoritis, metodologi penelitian,
hasil, dan pembahasan. Artikel ilmiah dapat dianggap valid setelah melalui
proses peer review oleh satu atau beberapa pemeriksa (yang juga merupakan
akademisi di bidang yang sama) dalam rangka untuk memeriksa isi makalah
apakah telah sesuai untuk dipublikasikan di jurnal. Sebuah makalah dapat
mengalami beberapa kali pemeriksaan dan revisi, sebelum akhirnya dapat
diterima untuk publikasi.
Cara penyajian artikel ilmiah sangat beragam tergantung pada
bidang ilmu (sosial atau eksakta) dan macam artikel yang dipublikasikan,
apakah hasil eksperimen (original article) ataukah kajian kepustakaan
(review article). Namun demikian, meskipun tidak ada format baku yang
berlaku universal, suatu artikel ilmiah harus mengandung unsur-unsur utama
seperti judul artikel, identitas penulis, batang tubuh dan daftar pustaka.
Setiap penerbit memiliki petunjuk redaksi (instruction for authors) yang
mutlak harus diikuti oleh penulis. Oleh karena itu perlu untuk mempelajari
format, teknik penulisan, persyaratan administrasi serta ketentuan lainnya
dari penerbit yang dituju.
60
5.2 Informasi Umum
1. Artikel ilmiah harus original dan belum dipublikasi pada jurnal manapun.
Artikel ilmiah juga belum di submit untuk dipublikasi di jurnal manapun
dan tidak akan di submit sebelum dosen pembimbing memberikan
persetujuan.
2. Artikel ilmiah tidak memiliki permasalahan dengan bioethical research.
3. Artikel ilmiah harus ditulis dalam bahasa indonesia dengan baik dan
benar (sesuai dengan PUEBI yang berlaku)
4. Bagi penulis yang menargetkan jurnal internasional, artikel ilmiah dapat
ditulis dalam Bahasa Inggris.
5. Artikel ilmiah harus dipersiapkan menggunakan format microsoft word
kecuali grafik menggunakan microsoft excel dan gambar menggunakan
format JPEG atau JPG dengan resolusi minimal 300 dpi
6. Artikel ilmiah ditulis dengan menggunakan tipe font time new roman
dengan size 12.
7. Artikel ilmiah harus dibuat spasi ganda kecuali judul, tabel, judul
grafik/gambar, dan total 12-20 halaman.
8. Tabel, grafik dan gambar diletakan setelah daftar pustaka
9. Menggunakan page number dan line number
10. Konten artikel ilmiah harus meliputi judul, nama dan institusi outor,
abstrak, pendahuluan, metode (untuk sosial ekonomi), materi dan
metode (untuk non sosial ekonomi), hasil dan pembahasan, kesimpulan,
ucapan terima kasih (jika ada) dan daftar pustaka.
5.3 Sistimatika Penulisan
Secara garis besar, kerangka suatu artikel ilmiah terdiri atas 3
bagian, yakni bagian awal, batang tubuh dan bagian akhir tulisan. Inti dari
karya ilmiah ada pada bagian batang tubuh, secara profesional bagian
batang tubuhlah yang paling panjang. Jika dianalogikan dengan tubuh
manusia, ada tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian badan dan bagian kaki.
Dimana tidak menjadi logis bagian kepala atau kaki lebih besar dari pada
bagian badan. Demikian dengan karya ilmiah akan menjadi tidak logis jika
uraian bagian pengenal atau akhir lebih panjang dari pada uraian batang
tubuh.
61
5.3.1 Bagian Awal
Bagian awal suatu artikel ilmiah mencakup informasi umum
diantaranyayaitu judul, nama penulis, abstrak, kata kunci.
a. Judul
Judul harus singkat, jelas, spesifik dan informatif dengan isi artikel
ilmiah. Panjang judul maksimal 14 kata. Masing-masing kata pada
judul harus dimulai dengan hurup kapital.
b. Nama Penulis
Nama penulis atau para penulis yang biasa disebut baris
kepemilikan yang mana dicantumkan nama secara lengkap tampa
gelar dan jika penulis lebih dari satu, keseluruhan nama harus
dicantumkan. Nama institusi dan alamat email penulis juga harus
dicantumkan untuk korespondensi serta membantu pembaca yang
menginginkan informasi lebih lanjut mengenai artikel tersebut
ataupun untuk korespondensi langsung dengan penulis mengenai
hal-hal yang lain.
Untuk nama penulis menggunakan times new roman yang
menggunakan huruf kapital diawal yang dibold dan untuk alamat
istansi menggunakan huruf kapital serta alamat email menggunakan
huruf kecil yang digaris bawah.
c. Abstrak
Abstrak harus ditulis dengan single paragraph dan tidak lebih dari
250 kata. Abstrak harus meliputi pendahuluan, tujuan, metode,
hasil dan kesimpulan dengan tanpa sitasi abstrak disajikan dalam 2
bahasa, untuk bahasa Inggris digaris miring atau italic tetapi tidak
untuk bahasa Indonesia.
d. Kata Kunci
Kata-kata kunci sangat berguna dalam penelusuran kepustakaan,
sehingga semakin banyak kata kunci yang ditampilkan akan
semakin besar peluang bagi artikel tersebut untuk muncul bila
62
dilakukan penelusuran pustaka. Kata kunci tidak lebih dari 5
kata/frasa.
5.3.2 Batang Tubuh
Bagian ini merupakan inti dari artikel ilmiah dan berisikan bagianbagian seperti: pendahuluan, materi dan metode, hasil dan
pembahasan, kesimpulan dan saran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang menampung latar belakang
masalah,
identifikasi
masalah,
perumusan
masalah,
studi
kepustakaan, perumusan hipotesis/tujuan dan novelty. Tujuan
penulisan serta kajian kepustakaan benar- benar relevan dengan
kajian dan mengarah pada perumusan hipotesis/tujuan penulisan.
Pencapaian tujuan penulisan artikel ilmiah umumnya dijabarkan
dalam bentuk hipotesis yang akan diuji atau gejala alam/sosial
yang akan diungkapkan atau bisa juga untuk mengungkapkan
gagasan baru. Pendahuluan ditulis tidak lebih dari 2 halaman.
b. Materi dan Metode
1. Materi dan metode harus ditulis secara jelas dan lengkap seperti
deskripsi biologi, analisis dan prosedur statistik. Referensi untuk
metode harus ditulis dan jika ada modifikasi harus dijelaskan
(jika ada).
2. Metode adalah bagian di mana penulis menguraikan secara
singkat namun jelas hal-hal yang berkaitan dengan teknis
pelaksanaan kajian. Pendekatan yang digunakan atau cara
pengumpulan data/informasi, metode, sasaran, populasi dan
sampel, serta langkah-langkah analisis data.
3. Penulis harus menjelaskan secara detail informasi produk
komersial dan peralatan yang digunakan pada penelitian seperti
merk alat, spesifikasi produk/alat, kota dan negara.
4. Metode statistik yang digunakan harus sesuai. Model statistik
dan unit percobaan harus dituliskan. Konsultasi kepada ahli
statistika sangat dianjurkan untuk menghindari kesalahan dalam
63
analisis.
c. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan dijabarkan secara terpisah. Hasil dan
pembahasan merupakan bagian artikel yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi baru hasil temuan riset yang telah
dilakukan. Data dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel, grafik
atau gambar. Tidak ada duplikat data di tabel. grafik dan gambar.
Data yang ditampilkan merupakan data yang komprehensip dan
memadai diikuti dengan beberapa variasi indeks seperti SD, SE dan
lainnya. Tingkat signifikan seperti P<0,05 (untuk bidang science)
dan P<0,10 (untuk bidang non science) harus disajikan untuk
memberikan informasi yang lengkap dan biarkan pembaca
menafsirkan hasil dari percobaan. Teks harus menjelaskan data
dalam tabel, tetapi angka tidak boleh diulangi secara ekstensif di
dalam teks. Pembahasaan harus konsisten dan harus menafsirkan
hasil secara jelas dan konsisten. Diskusi harus memberikan
relevansi dengan hasil penelitian.
d. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran merupakan puncak sekaligus penutup dari
seluruh rangkaian artikel ilmiah. Kesimpulan harus ditulis dengan
jelas dalam satu paragraf tetapi harus mewakili keseluruhan hasil
penelitian. Saran dapat dikemukakan apabila ada temuan yang
signifikan yang diyakini dapat memberikan manfaat kepada
masyarakat jika diterapkan. Ada kalanya saran dibuat berupa
rekomendasi
untuk
penelitian
lebih
lanjut
yang
biasanya
dinyatakan secara ekspkisit maupun implisit di dalam kesimpulan.
5.3.3 Bagian Akhir Penulisan
Ucapan terima kasih dan daftar Pustaka merupakan bagian akhir suatu
artikel ilmiah yang selalu ada.
a. Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih ditujukan ke orang atau lembaga yang
64
membantu proses penelitian. Penulis juga harus memberikan nama
dan nomor kontrak penelitian (jika ada).
b. Daftar pustaka
Daftar Pustaka yang dimunculkan adalah referensi yang ada
didalam artikel ilmiah.
a. Penulis direkomendasikan menggunakan aplikasi reference
manager seperti End Note, Mendeley, Zotero dan lainnya untuk
mempersiapkan sitasi dan list daftar pustaka
b. Referensi yang digunakan harus terbitan dari 10 tahun terakhir
(80%). Referensi yang digunakan harus 80% berasal dari jurnal.
c. Khusus untuk artikel ilmiah review harus mencantumkan paling
sedikit 60 referensi terbitan 10 tahun terakhir (80%).
d. Cara sitasi seperti Latifah in Hartatik et al. (2017) dan
menggunakan ‘anonim’ tidak diperbolehkan.
e. Cara penulisan sitasi dalam teks: Hartatik (2016) atau (Hartatik,
2016); Maharani et al. (2018) atau (Maharani et al., 2018); Gissi,
& Liuni (2002) atau (Gissi & Liuni, 2002)
f. Penulis tidak menggunakan skripsi, tesis dan disertasi sebagai
referensi.
g. Daftar pustaka harus disusun berdasarkan alfabetik.
65
BAB VI
PLAGIARISME
A. Pendahuluan
Sebagai sebuah lembaga pendidikan Perguruan Tinggi memiliki
kewajiban untuk memberikan informasi terkait dengan tindakan plagiarisme.
Ini merupakan tanggungjawab mutlak Perguruan tinggi sebagai salah satu
pusat ilmu pengetahuan. Berdasarkan buku ini diharapkan kepada segenap
civitas academika (mahasiswa, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan)
UNIMUDA Sorong dapat menjadi rujukan dalam menyusun sebuah karya
ilmiah serta terhindar dari tindakan plagiarisme.
Beberapa praktik plagiarisme yang muncul menjadi sebuah pelajaran
berharga tentunya bagi lembaga pendidikan untuk lebih ketat dalam
menyeleksi sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, segenap mahasiswa, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan wajib memiliki pemahaman tentang
prkatik-praktik plagiarisme. Hal ini menjadikan kita lebih menghormati,
menghargai dan mengakui atas cipta, karya dan hasil kerja orang lain.
Perkembangan sebuah ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari
hasil kerja dan olah pikir orang-orang sebelumnya, yang dituangkan kedalam
sebuah karya. Maka sebagai konsekuensinya pada saat menyusun karya
ilmiah diwajibkan untuk menyebutkan sumber atau asal usul rujukan yang
dituju. Hal ini sebagai bukti integritas dalam menyusun karya ilmiah.
B. Pengertian Plagiarisme
Kata plagiarisme secara etimologi berasal dari bahasa Latin
“plagiare” yang berarti mencuri. Menurut sastrawan Ajib Rosidi sebagaimana
dikutip Teuku Kemal Fasya, plagiat adalah pengumuman sebuah karya
pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik atas semua
atau sebagianbesar karya orang lain tanpa menyebutkan nama sang pengarang
yang diambil karyanya (Soelistyo, 2011, p.17).
Sementara menurut Kamus Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI)
plagiat merupakan kata nominal yang berarti pengambilan karangan atau
pendapat orang lain dan menjadikan seolah-olah karangan atau pendapatnya
itu buatan sendiri. Sedikit atau banyak karya orang lain yang kita ambil atau
66
kutip tentu membawa konsekuensi untuk menuliskan sumber yang kita rujuk.
Serupadengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS)
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat Di Perguruan Tinggi Pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa:
“Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai”.
Pelaku dari tindakan plagiat disebut dengan plagiator, dijelaskan
dalam PERMENDIKNAS Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 2 yakni:
“Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok atau pelaku plagiat,
masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan
atas nama suatu badan”.
1. Teknik Cek Plagiasi
Dalam pengecekan plagiasi sebuah karya ilmiah (Proposal atau
Skripsi) dilakukan dengan beberapa cara atau metode, antara lain:
a. Turnitin
b. Plagiarism Cheker atau sejenisnya
Adapun langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam
pengecekan plagiasi adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan Draft Skripsi yang telah disetujui untuk diujikan (Soft File)
- Menyerahkan Draft Skripsi ke Prodi atau Fakultas
- Menerima Hasil Cek Plagiasi dengan masa tunggu (3x24 Jam)
- Jika Hasil Plagiasi di bawah 30%, berarti tidak perlu adanya perbaikan
atau pengecekan ulang
- Menerima bukti cek plagiasi dari Prodi atau Fakultas (sebagai bukti
pendaftaran Ujian Akhir atau Skripsi)
2. Tipe dan Bentuk Tindakan Plagiarisme
Mengutip
tulisan
Belinda
Rosalina
mengenai
tipe-tipe
plagiarisme yang didasari dari tulisan Parvati Iyer dan Abhipsita Singh,
sebagai berikut (Soelistyo, 2011, p.19):
a) Plagiarisme Ide (Plagiarism of Ideas)
67
Relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan
berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain. Oleh
karena itu, perlu bahan bukti yang cukup untuk memastikan adanya
plagiarisme.
Cara
paling
mudah
untuk
membuktikan
adanya
plagiarisme adalah dengan mempertanyakan apakah ia mendapatkan
keuntungan dari pemikiran orang lain. Plagiarisme atas ide banyak
terjadi dalam kehidupan berkesenian dan kebudayaan. Di Indonesia,
karya film, tari maupun novel lazim diakui sebagai karya adaptasi,
gubahan atau saduran. Sesungguhnya semua itu merupakan plagiarisme
ide, sejauh apabila tidak dinyatakan sumber yang menjadi rujukannya.
Dalam UU Hak Cipta, karya-karya adaptasi, gubahan, dan saduran
mendapatkan perlindungan tersendiri. Demikian pula karya tafsir dan
terjemahannya. Plagiarisme seperti ini mendapat dukungan yang lemah
dari undang-undang. Sebab, secara konseptual UU Hak Cipta hanya
komit untuk melindungi ekspresi bukan ide. Jadi, sepanjang masih
berupa ide atau gagasan, UU Hak Cipta tidak menjamin perlindungan
hukumnya.
b) Plagiarisme Kata Demi Kata (Word-for-word plagiarism)
Serupa dengan slavis copy, yaitu menhutip karya orang lain secara
kata demi
kata
tanpa menyebutkan sumbernya.
c) Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of source)
Dikatakan plagiarisme karena tidak menyebutkan sumber secara
lengkap selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan.
d) Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)
Plagiarisme ini terjadi apabila seseorang mengaku sebagai pengarang
dari karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini dilakukan
dengan kesadaran dan motif kesengajaan untuk membohongi publik.
Sementara
itu,
tindakan-tindakan
yang
tidak
tergolong
plagiarisme antara lain:
a) Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
b) Menuliskan kembali
(dengan mengubah
kalimat atau
parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.
c) Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda
batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.
68
3. Pencegahan Plagiat
Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh
Pimpinan Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak teradi plagiat di
lingkungan perguruan tingginya. Upaya yang dilakukan Perguruan tinggi
dalam mencegah tindakan plagiarisme diatur dalam PERMENDIKNAS
Nomor 17 Tahun 2010 Bab Pencegahan Plagiat IV Pasal 6 sampai dengan
Pasal 9.
Pasal 6:
(1) Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh
senat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi
kaidah pencegahan dan pengangulangan plagiat.
(2) Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan
gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang
dikembangkan oleh perguruan tinggi.
(3) Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikan kode
etik
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga
kependidikan
dan
gaya
selingkung yang sesuai agar tercipta budaya anti plagiat.
Pasal 7
(1)Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan
tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh
penyusunnya bahwa :
a. Karya ilmiah tersebut bebas plagiat;
b. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perudanganundangan.
(2)Pimpinan Perguruan Tinggi wajib menguggah secara elektronik semua
karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah
dilampiri pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui
portal Garuda (Garda Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap
karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan Indonesia,
atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
69
Tinggi.
Pasal 8
(1)Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awa atau keaikan
jabatan akademim dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi
ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer
review) oleh paling sedikit 2 (orang) dosen yang memiliki jabatan
akademik dan kualifikasi akademik dosen diusulkan.
(2)Penilaian sejawat sebidang sebagaimaa dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada saat usul pngangkatan awal atau kenaikan jabatan
akademik tersebut diproses pada:
a. Tingkat jurusan/depratemen/bagian, untuk jabatan akademik asisten
ahli dan lektor;
b. Tingkat jurusan/departemen/bagian, senat akademik/organ lain
yangs ejenis ada aras fakultas dan/atau aras perguruan tinggi untuk
jabatan akademik lektor kepala dan guru besar/professor.
(3)Untuk kenaikan jabatan akademik guru besar/professor dilakukan pula
penilaian sejawat sebidang oleh paling sedikit 2 (dua) guru
besar/profesor dari perguruan tinggi lain.
Pasal 9
(1) Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan
jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan
selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan
penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (orang)
sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi
akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan
kualifikasi akademik peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan
fungsional
tersebut
diproses
pada
perguruan
tinggi
yang
bersangkutan.
4. Penanggulangan Plagiat
Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang
70
dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi dengan menjatuhkan sanksi
kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan
mengembalikan
kredibilitas
akademik
perguruan
tinggi
yang
bersangkutan. Hal ini diatur lebih lanjut pada PERMENDIKNAS
Nomor 17 Tahun 2010 Bab V Penanggulangan Pasal 10 dan Pasal 11.
Pasal 10
(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua
jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya
ilmiah mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga
merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.
(2) Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat
sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang
kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan mahasiswa.
(3) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukati
terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan
sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator.
(4) Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidka
dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat
dijatuhkan keapda mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.
Pasal 11
(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh dosen/peneliti/tenaga
kependidikan, Pimpinan Perguruan Tinggi membuat persandingan
antara karya ilmiah dosen/peneliti/tenaga kependidikan dengan
karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang
tidak dinyatakan oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(2) Pemimpin/Pimpinan
Perguruan
Tinggi
meminta
senat
akademik/organ lain yang sejenis untuk memberikan pertimbangan
secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah
dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(3) Sebelum Senat akademik/organ lain yang sejenis memberikan
pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), senat
akademik/organ lain yang sejenis meminta komisi etik dari senat
akademik/organ lain yang sejenis untuk melakukan telaah tentang:
71
a. Kebenaran plagiat,
b. Proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya ilmiah plagiator, yang diduga telah dilakukan
dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(4) Senat akademik/organ lain yang sejenis menyelenggarakan sidang
dengan acara membahas hasil telaah komisi etik, dan mendengar
pertimbangan para anggota senat akademik/organ lain yang sejenis,
serta merumuskan pertimbangan yang akan disampaikan kepada
Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi.
(5) Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat
diberi kesempatan melakukan pembelaan di hadapan sidang senat
akademik/orga lain yang sejenis.
(6) Apabila berdasarkan persandingan dan hasil telaah telah terbukti
terjadi plagiat, maka senat akademik/organ lain yang sejenis
merekomedasikan sanksi untuk dosen/peneliti/tenaga kependidikan
sebagai plagiator kepada Pemimpin/Pimpinan Pergruan Tinggi
untuk dilaksanakan.
(7) Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata
tidka dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak
dapat dijatuhkan kepada dosen/peneliti kependidikan yang diduga
melakukan plagiat.
C. Sanksi Plagiat
Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 25 ayat 2 dan pasal 70 mengatur sanksi bagi masyarakat
yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi di lingkungan akademik.
Sanksi tersebut adalah sebagai berikut :
Pasal 25 ayat 2:
Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan
jiplakan dicabut gelarnya.
Pasal 70:
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
72
akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama
dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi
bagi mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan
plagiasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai
berikut:
1. Teguran.
2. Peringatan tertulis.
3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
4. Pembatalan nilai.
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
73
DAFTAR PUSTAKA
American Psychological Association. (2001). Publications Manual of the
American Psychological Association (4th ed.) Washington D.C.: Author.
Anonim. (1991). Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1991. Jakarta: PT Cipta Adi
Pustaka.
Atmadilaga, D. (1997). Panduan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: Pionir
Jaya.
Kerlinger, F. (1986). Foundations of Behavioral Research. Third Edition. New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Partino, H.R. (2005a). Kematangan Karir Siswa SMA Kota Jayapura Provinsi
Papua. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (Disertasi doktor Psikologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
--------------. (2005b). Pengantar Statistika. Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa.
--------------. (2005c). Statistika Inferensial. Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa.
--------------. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Mahasiswa.
Suryabrata, S. (2003). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi
Offset.
Suryabrata, S. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Tim Penyusunan Kamus Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Universitas Gadjah Mada. (2001). Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan
Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Universitas Negeri Malang. (2004). Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi.
74
Malang: Universitas Negeri Malang.
Yani. (2006). Aspek Kebahasaan dalam Tulisan Ilmiah. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
75
DAFTAR LAMPIRAN
1. HALAMAN JUDUL (Cover)
2. HALAMAN SUB JUDUL
3. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
4. LEMBAR PERNYATAAN
5. LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN
6. MOTO DAN PERSEMBAHAN
7. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
8. CONTOH PENULISAN ABSTRAK
9. CONTOH PENULISAN TABEL
10. CONTOH PENULISAN GAMBAR
11. CONTOH DAFTAR ISI
12. CONTOH DAFTAR TABEL
13. CONTOH DAFTAR GAMBAR
14. CONTOH DAFTAR LAMPIRAN
15. CONTOH DAFTAR PUSTAKA
16. RIWAYAT HIDUP
17. LEMBAR BIMBINGAN
76
Lampiran 1. Halaman Judul Proposal
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN
KONFLIK ORGANISASI
Nama
NIM
: Almahyra Dewi Salsabeela
: 141806211120
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
2023
76
Lampiran 2. Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN
KONFLIK ORGANISASI
NAMA : Almahyra Dewi Salsabeela
NIM
: 141806211120
Telah disetujui tim pembimbing
Pada .....
Pembimbing I
Dr. Latifa, S.Pt.
NIDN. 1212085701
(tanda tangan dosen pembimbing)
…………………..…………………
Pembimbing II
Muhammad Muzakki, M.Pd
NIDN. 1419108901
(tanda tangan dosen pembimbing)
…………………..…………………
77
Lampiran 3. Surat Peryataan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Sorong, .............................
Yang membuat pernyataan,
Meterai Rp. 10.000,tanda tangan di atas meterai
Nama
NIM .. . .
78
Lampiran 4. Validasi Instrumen
SURAT KETERANGAN
VALIDASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
NIDN
:
Jabatan Fungsional :
Unit Kerja
:
Menyatakan dengan sesungguhnya telah melakukan validasi Instrumen/produk
mahasiswa:
Nama
:
NIM
:
Berupa :
Media pembelajaran
Modul atau bahan ajar
Model Pembelajaran
Instrumen penelitian
Lain-lain : ...........................
Dengan judul :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Keputusan hasil validasi adalah : Sangat Baik/Baik/Cukup Baik*)
Demikianlah keterangan validitas ini dibuat sesuai dengan kaidah akademik dan
keilmuan serta dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana seperlunya.
Mengetahui,
Ketua Prodi ............ ,
Sorong, ...........................
……………………..
Validator,
(nama lengkap dengan gelar)
…………………………………
(nama lengkap dengan gelar)
…………………………………
NIDN. ……………………..
Keterangan:
NIDN. ……………………..
1) Beri tanda cek (v) pada kotak yang sesuai
2) Coret yang tidak perlu *)
79
Lampiran 5. Halaman Motto dan Persembahan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
(KATA-KATA MOTIVASI HIDUP, DLL)
PERSEMBAHAN
Hasil penelitian ini saya persembahkan untuk:
1. ……
2. …….
dst.
80
Lampiran 6. Contoh Lembar Pengesahan Penguji
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN
KONFLIK ORGANISASI
NAMA : Almahyra Dewi Salsabeela
NIM
: 141806211121
Skripsi ini telah disahkan oleh Dekan Fakultas ..........................................
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.
Pada: 5 Juli 2023
Dekan ............
Stempel & tanda tangan
Aldilla Yulia Wielys Sutikno, M.H.
NIDN 1404039201
Tim Penguji Skripsi
1. Munzir, M.Ak.
(tanda tangan dosen penguji)
NIDN 1410099501
2. Fuad Ardiansyah, S.Psi., M.Si.
(tanda tangan dosen penguji)
NIDN 1419099401
3. Muchammad Farid, M.H.I.
(tanda tangan dosen penguji)
NIDN 1413038801
81
Lampiran 7. Contoh Penulisan Abstrak
ABSTRAK
Mahyra Dewi Salsabeela/141806211121. HUBUNGAN ANTARA GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KONFLIK ORGANISASI
Skripsi. Fakultas Ilmu sosial dan Humaniora. Universitas Pendidikan Muhammadiyah
Sorong. Juli, 2022. Muchammad Farid, M.H.I., dan Fuad Ardiansyah, S.Psi., M.Si.
Semua organisasi pastinya memiliki masalah atau konflik tidak terkecuali OMEK (organisasi
mahasiswa ekstra kampus) yang mana memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, baik
mengenai perbedaan kultur, kualitas SDM atau anggota, adanya perbedaan tujuan, saling
ketergantungan, dan sebagainya sehingga hal ini memungkin akan terjadinya pertentangan
dalam tubuh organisasi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
gaya kepemimpinan transformasional dengan konflik organisasi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, jumlah subjek yang dilibatkan adalah 317 anggota organisasi
mahasiswa ekstra kampus (OMEK) dari tahun diklat 2011 sampai 2015. Metode
pengambilan subjek menggunakan purposive sampling dan menggunakan teknik analisis
regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif dan signifikan antara
gaya kepemimpinan transformasional dengan konflik organisasi, nilai koefisien korelasinya
0.471 dan signifikansinya 0.000. Ini menunjukan semakin tinggi gaya kepemimpinan
transformasional maka semakin rendah konflik organisasi. Sumbangan efektif gaya
kepemimpinan transformasional terhadap konflik organisasi sebesar 22.2%, sehingga masih
ada 77.8% konflik organisasi dipengaruhi variabel lain.
Kata Kunci : Gaya kepemimpinan transformasional, Konflik organisas
82
Lampiran 8. Contoh Penulisan Tabel
Tabel 5. Aspirasi Siswa Kelas III SMA Kota Sorong terhadap Jenis-jenis Pekerjaan
No.
Jenis Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
(f)
(%)
1
ABRI, POLRI
71
11,53
2
Ahli Bahasa
2
0,33
3
35
5,68
4
Ahli mesin, elektro, arsitek,
tambang
Apoteker
20
3,25
5
Bank, akuntan, pajak
45
7,31
6
Dokter
115
18,67
7
Guru, dosen
50
8,12
8
Jaksa, hakim, pengacara
20
3,25
9
Jurnalis
4
0,65
10
Pemusik
1
0,16
11
Pendeta
14
2,27
12
Peneliti
3
0,49
13
Pengusaha, swasta
31
5,03
14
Perawat
24
3,90
15
Pilot
10
1,62
16
PNS non guru
82
13,31
16
Pramugari
2
0,32
17
Psikolog
8
1,30
18
Restoran, hotel, pariwisata,
13
1,79
19
Tidak tahu
68
11,04
Jumlah
616
100.00
Sumber: ……………… (Tahun…..)
83
Lampiran 9. Contoh Penulisan Gambar
Layanan
Bimbingan
Efikasi-diri
Kematangan
Karir
Persepsi
Penjurusan
Riwayat
Hidup
Prestasi
Akademik
Gambar 3. Kerangka Konseptual Penelitian: Model Kematangan Karir Siswa SMA
Muhammadiyah Aimas
84
Lampiran 10. Daftar ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................
1.1. .......................................................................................
1.2. .......................................................................................
1.3. .......................................................................................
1.4. ......................................................................................
1.5. .......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
3.1. ......................................................................................
3.2. ......................................................................................
3.3. ......................................................................................
3.4. ......................................................................................
3.5. ......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................
4.1.........................................................................................
4.2.........................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................
5.1 .........................................................................................
5.2 .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
85
Lampiran 11. Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. ...........................................................................................................
Tabel 3.1. ...........................................................................................................
Tabel 3.2. ...........................................................................................................
Tabel 3.3. ...........................................................................................................
Tabel 4.1. ...........................................................................................................
Tabel 4.2. ...........................................................................................................
Tabel 4.3. ..........................................................................................................
Tabel 4.4. ..........................................................................................................
Tabel 4.5. ..........................................................................................................
Tabel 4.6. ..........................................................................................................
86
Lampiran 12. Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 .......................................................................................................
Gambar 3.1 .......................................................................................................
Gambar 3.2 .......................................................................................................
Gambar 3.3 .......................................................................................................
Gambar 4.1 .......................................................................................................
Gambar 4.2 ......................................................................................................
Gambar 4.3 ......................................................................................................
Gambar 4.4 ......................................................................................................
Gambar 4.5 ......................................................................................................
Gambar 4.6 ......................................................................................................
87
Lampiran 13. Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
1. SURAT IJIN PENELITIAN
2. INSTUMEN
3. RPP
4. SILABUS
5. PROGRAM TAHUNAN
6. PROGRAM SEMESTER
88
Lampiran 14. Contoh Penulisan Daftar Pustaka
15.1. Buku
Bandura, A. (1986). Social Foundation of Thought and Action: A social cognitive
theory. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Boelaars, J. (1992). Manusia Irian: Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Crites, J.O. (1997). Career Counseling: Models, Methods, and Materials. New
York:McGraw-Hill Book Company.
Joreskog, K.G. & Sorbon, D. (1996). LISREL 8.3: User’s Reference Guide.
Chicago: Scientific Software International.
Osipow, S.H. (1983). Theories of Career Development. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prenrice-Hall Inc.
Luzzo, D.A. (1995). Gender and Ethnic Differencees in the Perception of Barriers
to Career Development. Denver: American Counseling Association
Conference Paper.
Super, D.E. (1996). “Life Span, Life Space Approach to Career Development”.
Dalam Duane Brown & Linda Brooks, Career Choice and Development:
Applying Contemporary Theories to Practice, 197-261. San Fransisco:
Jossey- Bass Publisher.
Triandis, H.C. (1994). Culture and Sosial Behavior. New York: Mac Graw-Hill
Book Company.
15.2. Jurnal atau Majalah
Bertolero, B. (2002). Strong fathers make a difference. Archive. April 2002.
Betz, N.E. and Hackett, G. (1981). The relationship of career-related self-efficacy
expectations to perceived career options in college men and women. Journal
ofCounseling Psychology, 27, 44-62.
Creed, P.A. and Patton, W. (2003). Predicting two components of career maturity
in school based adolescents. Journal of Career Development, 29, 277-290.
Gillies, R.M. (2003). The behaviors, interactions, and perceptions of junior high
school students during small-group learning. Journal of Educational
Psychology. 95, 137-147.
89
Hackett, G. (1985). “ The role of mathematics self-efficacy in the choice of mathrelated majors of college women and men: A Path analysis.” Journal of
Counseling Psychology. 32, 47-56.
Hardin, E,F., Leong, F.T.L., & Osipow, S.H. (2001). Cultural relativity in the
conceptualization of career maturity. Journal of Vocational Behavior, 58,
36- 52.
Lee, K.H. (2001). A cross-cultural study of the career maturity of Korean and
United States high school students. Journal of Career Development. 28, 4357.
Lunedborg, D.J., Osborn, W.L. & Miner, C.U. (1997). Career maturity and
personality preference of Mexican-American and Anglo-American
adolescent. Journal of Career Development, 23, 202-213.
Mau, W., C. (2000). Cultural differences in career decision-making styles and selfefficacy. Journal of Vocational Behavior, 57, 365 – 378.
Multon, K.D., Brown, S.D., Lent, R.W. (1991). Relation of self-efficacy to
academic performance. Journal of Counseling Psychology, 38, 30-38.
Naidoo, A.V., Bowman, S.L. & Gerstein, L.H. (1998). Demographics, causality,
work salience, and the career maturity of African-American student: A
causal model. Journal of Vocational Behavior, 53, 15-27.
Partino. (1999). Hubungan antara efikasi-diri dengan unjuk kerja: Suatu studi
meta- analisis. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 8,
53-68.
Rangel, E.B., Church, A.T., Szendre, D., and Reeves, C. (1990). Self-efficacy in
relation to occupational consideration and academic performance in high
school equivalency students. Journal of Counseling Psychology, 4, 407-418.
Rustamadji. (2013). Pengaruh penyelenggaraan Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Sorong dan manajemen berbasis sekolah
terhadap keberhasilan otonomi daerah bidang pendidikan di Kabupaten
Sorong. Jurnal Pendidikan, 1, 37-47.
Triyoso, A. (2013). Asesmen komprehensif dalam pembelajaran sains. Jurnal
Pendidikan, 1, 16-23.
West, D.K. (1998). Comparisons of career maturity and its relationship with
academic performance. Journal of American Indian Education, 27, 213 –
322.
90
15.3. Internet
Casto, M.L. (2004). What is career?. Guest Article Archive. Guest @ AghilhaM.
http://www.getsmartseries.com/. 2 Agustus 2005
Coertse, S., and Schepers, J.M. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates
of Career Maturity. SA Journal of Industrial Psychology, 30, 2.
www.siopsa.org.za/Conference/04 conference archives.htm - 8k –
6 Agustus 2005
Esbroeck, R.V. & Watts, T. (1998). New skill for a holistic careers guidance
model. The International Careers Journal. (June 26, 1998 http://www.careers- journal.com). 20 Agustus 2005.
Mulvaney, M.G. (2000). Parental modelling. Home Educator’s Family Times.
September/October 2000. 8, 5. URL: http://www.HomeEducator.com/
FamilyTimes/ 14 September 2005.
15.4. Lain-lain
Wrobel, K., Raskin, P. , Maranzano, V., Frankel, J.L., & Beacom, A. (2004).
Career Stage: Sloan work and family encyclopedia entry. Sloan Work and
Family Research Network. Michigan State University.
Ellis, T.I. (1991). Guidance, the heart of education: Three exemplary approach.
ERICClearinghouse on Counseling and Personnel Services. Ann Arbor MI.
Martaniah, S.M. (1982). Motif sosial remaja Jawa dan Keturunan Cina: Suatu
studi perbandingan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (Disertasi Doktor
Psikologi,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
91
Lampiran 15. Daftar Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
AHMAD YULIANTO, lahir di Sorong pada tanggal 21
Januari 1992, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan
Ayahanda Akib, A.Ma.Pd. dan Ibunda Amirah. Penulis
menempu Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1998 di SD
Muhammadiyah Aimas, Kabupaten Sorong dan tamat pada
tahun 2004, melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Muhammadiyah Aimas dan tamat pada tahun 2008, kemudian
melanjutkan Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA)
yaitu SMA
Muhammadiyah Kabupaten Sorong dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis
melanjutkan
pendidikan
di
Universitas
Pendidikan
Muhammadiyah
(UNIMUDA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Sorong
Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) S-1.
92
Lampiran 16. Lembar Bimbingan
LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL
ATAU SKRIPSI
NAMA
: ................................................................................
NIM
: .................................................................................
JUDUL
: .................................................................................
.................................................................................
MATERI
NO TANGGAL
KONSULTASI
Paraf Dosen
Pembimbing
CATATAN REVISI
............
93