Abstrak Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu y... more Abstrak Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang mengakibatkan bertambahnya beban yang diterima oleh jalan berimbas pada kerusakan jalan, semakin bertambahnya usia dan jumlah kendaran mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada ruas jalan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi darat bisa berjalan dengan baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien tanpa adanya kendala yang disebabkan oleh kerusakan pada ruas jalan. Penanganan dengan perencanaan tebal lapis tambah pada permukaan jalan bisa digunakan sebagai alternative yang tepat untuk meningkatkan kembali kinerja pelayanan jalan dan mencegah kerusakan yang lebih serius dimasa yang akan datang. Pada penelitian ini digunakan metode lendutan balik menggunakan alat Benkelman Beam dengan panjang jalan yang diteliti yaitu 2 km dengan rentang persegmen adalah 50 m. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengambilan data lendutan secara langsung dilapangan melainkan meminta data lendutan tersebut ke Dinas PU terkait. Dalam pengambilan data tersebut tetap mengacu pada pedoman SNI 2416-2011 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Penelitian ini menggunakan metode Pd. T-05-2005-B yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga untuk analisis data dan perhitungan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Lendutan balik rata-rata (dR) 1,960 mm, tebal lapis tambah yang direkomendasikan berdasarkan hasil perhitungan yaitu 7 cm untuk semua
Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang meng... more Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang mengakibatkan bertambahnya beban yang diterima oleh jalan berimbas pada kerusakan jalan, semakin bertambahnya usia dan jumlah kendaran mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada ruas jalan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi darat bisa berjalan dengan baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien tanpa adanya kendala yang disebabkan oleh kerusakan pada ruas jalan.
1. PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding l... more 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi berbagai sumber daya alam. Salah satunya adalah polimer atau plastik. Plastik telah menjadi salah satu hal yang berperan dalam kehidupan kita. Seperti banyaknya peralatan terbuat dari plastik. Jumlah ini meningkat sebesar 24,4% selama kurun waktu 4 tahun. PlasticsEurope.com mencatat konsumsi plastik di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon atau setara dengan 255 miliar kilogram. Biasanya limbah plastik itu terbuang percuma atau didaur ulang untuk dibuat berbagai kerajinan. Padahal sebenarnya ada manfaat lain dari limbah plastik tersebut. Salah satunya untuk konstruksi, seperti perkerasan jalan. Di beberapa negara maju, seperti negara-negara benua Eropa dan Amerika, jumlah plastik yang didaur ulang masih sangat sedikit. Sebagai contoh, Jerman yang mempunyai persentase jumlah plastik yang didaur ulang terbesar di Eropa Barat saja hanya sebesar 27,1%. Sedangkan negara lainnya mempunyai persentase berkisar antara 0 hingga 15%. (Harper, 2003). Di sisi lain, masalah yang timbul terkait dengan konstruksi adalah menipisnya persediaan agregat, seperti batukerikil dan pasir. Agregat tersebut tidak hanya digunakan untuk perkarasan jalan saja, tetapi juga untuk proyek konstruksi lain, seperti pembuatan gedung-gedung bertingkat, perumahan dan bendungan. Pemanfaatan limbah plastik untuk perkerasan jalan yang sering dilakukan di antaranya limbah plastik sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas aspal (asphalt modifier) seperti yang dilakukan oleh Al-Hadidy dan Qiu (2008). Dalam penelitian tersebut, digunakan low density polyethylene (LDPE) yang dicampurkan dalam aspal dengan komposisi 0%, 1%, 3%, 5% dan 7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penambahan LDPE dapat meningkatkan angka stabilitas campuran perkerasan jalan. Al-Hadidiy (2009) melakukan penelitian tentang evaluasi perkerasan jalan dengan memodifikasi aspal yang ditambahkan polipropilena. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan polipropilena pada aspal dapat meningkatkan stabilitas campuran bahan perkerasan jalan. Tapkin (2006) telah melakukan studi tentang pengaruh serat polipropilena terhadap performa aspal. Dari studi tersebut didapatkan penambahan serat polipropilena terhadap aspal dapat meningkatkan angka stabilitas. 2. LINGKUP PENELITIAN Limbah plastik yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai pengganti sebagian aggregate alam yang digunakan. Limbah plastik yang digunakan adalah jenis Polipropilena yang berasal dari sebuah pabrik di Solo. Komposisi limbah plastik Polipropilena yang digunakan adalah 0%; 2%; 5% dan 10% dari berat total campuran agregat, yakni sebesar 1200 gram, sedangkan variasi aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%; 6%; dan 7% dari berat total campuran, yakni sebesar 1200 gram. Pengujian aspal dan agregat yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Bina Marga yang merujuk pada standar yang dikeluarkan oleh American Society for Testing and Materials (ASTM), meliputi pengujian berat jenis, keausan agregat dan penyerapan air.
Abstrak Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu y... more Abstrak Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang mengakibatkan bertambahnya beban yang diterima oleh jalan berimbas pada kerusakan jalan, semakin bertambahnya usia dan jumlah kendaran mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada ruas jalan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi darat bisa berjalan dengan baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien tanpa adanya kendala yang disebabkan oleh kerusakan pada ruas jalan. Penanganan dengan perencanaan tebal lapis tambah pada permukaan jalan bisa digunakan sebagai alternative yang tepat untuk meningkatkan kembali kinerja pelayanan jalan dan mencegah kerusakan yang lebih serius dimasa yang akan datang. Pada penelitian ini digunakan metode lendutan balik menggunakan alat Benkelman Beam dengan panjang jalan yang diteliti yaitu 2 km dengan rentang persegmen adalah 50 m. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengambilan data lendutan secara langsung dilapangan melainkan meminta data lendutan tersebut ke Dinas PU terkait. Dalam pengambilan data tersebut tetap mengacu pada pedoman SNI 2416-2011 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Penelitian ini menggunakan metode Pd. T-05-2005-B yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga untuk analisis data dan perhitungan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Lendutan balik rata-rata (dR) 1,960 mm, tebal lapis tambah yang direkomendasikan berdasarkan hasil perhitungan yaitu 7 cm untuk semua
Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang meng... more Pertumbuhan jumlah alat transportasi darat semakin meningkat seiring bertambahnya waktu yang mengakibatkan bertambahnya beban yang diterima oleh jalan berimbas pada kerusakan jalan, semakin bertambahnya usia dan jumlah kendaran mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada ruas jalan akan semakin parah jika tidak segera ditangani. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi darat bisa berjalan dengan baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien tanpa adanya kendala yang disebabkan oleh kerusakan pada ruas jalan.
1. PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding l... more 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi berbagai sumber daya alam. Salah satunya adalah polimer atau plastik. Plastik telah menjadi salah satu hal yang berperan dalam kehidupan kita. Seperti banyaknya peralatan terbuat dari plastik. Jumlah ini meningkat sebesar 24,4% selama kurun waktu 4 tahun. PlasticsEurope.com mencatat konsumsi plastik di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon atau setara dengan 255 miliar kilogram. Biasanya limbah plastik itu terbuang percuma atau didaur ulang untuk dibuat berbagai kerajinan. Padahal sebenarnya ada manfaat lain dari limbah plastik tersebut. Salah satunya untuk konstruksi, seperti perkerasan jalan. Di beberapa negara maju, seperti negara-negara benua Eropa dan Amerika, jumlah plastik yang didaur ulang masih sangat sedikit. Sebagai contoh, Jerman yang mempunyai persentase jumlah plastik yang didaur ulang terbesar di Eropa Barat saja hanya sebesar 27,1%. Sedangkan negara lainnya mempunyai persentase berkisar antara 0 hingga 15%. (Harper, 2003). Di sisi lain, masalah yang timbul terkait dengan konstruksi adalah menipisnya persediaan agregat, seperti batukerikil dan pasir. Agregat tersebut tidak hanya digunakan untuk perkarasan jalan saja, tetapi juga untuk proyek konstruksi lain, seperti pembuatan gedung-gedung bertingkat, perumahan dan bendungan. Pemanfaatan limbah plastik untuk perkerasan jalan yang sering dilakukan di antaranya limbah plastik sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas aspal (asphalt modifier) seperti yang dilakukan oleh Al-Hadidy dan Qiu (2008). Dalam penelitian tersebut, digunakan low density polyethylene (LDPE) yang dicampurkan dalam aspal dengan komposisi 0%, 1%, 3%, 5% dan 7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penambahan LDPE dapat meningkatkan angka stabilitas campuran perkerasan jalan. Al-Hadidiy (2009) melakukan penelitian tentang evaluasi perkerasan jalan dengan memodifikasi aspal yang ditambahkan polipropilena. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan polipropilena pada aspal dapat meningkatkan stabilitas campuran bahan perkerasan jalan. Tapkin (2006) telah melakukan studi tentang pengaruh serat polipropilena terhadap performa aspal. Dari studi tersebut didapatkan penambahan serat polipropilena terhadap aspal dapat meningkatkan angka stabilitas. 2. LINGKUP PENELITIAN Limbah plastik yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai pengganti sebagian aggregate alam yang digunakan. Limbah plastik yang digunakan adalah jenis Polipropilena yang berasal dari sebuah pabrik di Solo. Komposisi limbah plastik Polipropilena yang digunakan adalah 0%; 2%; 5% dan 10% dari berat total campuran agregat, yakni sebesar 1200 gram, sedangkan variasi aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%; 6%; dan 7% dari berat total campuran, yakni sebesar 1200 gram. Pengujian aspal dan agregat yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Bina Marga yang merujuk pada standar yang dikeluarkan oleh American Society for Testing and Materials (ASTM), meliputi pengujian berat jenis, keausan agregat dan penyerapan air.
Uploads
Papers by Gagas Prakosyo