Apabila kita mendengar kata taksi maka yang timbul dipikiran setiap orang adalah angkutan umum yang cara pembayarannya berbeda dengan kendaraan umum lain seperti bus, metromini, bajai ,dll. Cara membayar taksi sesuai dengan argometer yang...
moreApabila kita mendengar kata taksi maka yang timbul dipikiran setiap orang adalah angkutan umum yang cara pembayarannya berbeda dengan kendaraan umum lain seperti bus, metromini, bajai ,dll. Cara membayar taksi sesuai dengan argometer yang tertera pada taksi itu atau dengan kata lain kita membayar sesuai dengan jauh dekatnya jarak yang kita tempuh. Sangat banyak taksi yang terdapat di indonesia contoh: Bluebird taxi, taksi koperasi, taksi express dan lain sebagainya. Tapi tahukah kalian bagaimana awal ditemukannya taksi?
Seperti yang kita ketahui bahwa taksi adalah alat kendaraan bermotor yang menggunakan mesin. Tapi ternyata sebelum dunia mengenal yang namanya mesin, taksi sudah jauh ditemukan oleh Nicholas Sauvage pada tahun 1640 di Paris. Tapi yang berbeda adalah taksi yang ditemukan oleh Nicholas Sauvage menggunakan bantuan kuda. Cara bayarnya pun sama dengan taksi yang ada di jaman sekarang, besar kecilnya pembayaran taksi jaman tersebut juga tergantung jauh dekatnya jarak yang ditempuh. Ada yang menggunakan alat ukurnya sesuai dengan bola yang jatuh sepanjang perjalanan, lalu kejatuhan bola ini dibuat dengan interval yang sama dan diakhir perjalanan tinggal menghitung saja bola yang jatuh lalu dikalikan dengan tarifnya.
Seiring kemajuan teknologi kedaraan mesin pun sudah lalu lalang, tapi tidak semua orang bisa menikmatinya hanya orang-orang kaya saja yang bisa memakainya, jadi pada tahun 1891 Wilhem Bruhn dari Jerman menemukan taximeter, yang berfungsi sebagai penghitung jarak atau ongkos taksi yang lebih dikenal dengan argometer. Selanjutnya penggunaan taksi semakin berkembang pada tahun 1899 di Paris, tahun 1903 di London dan tahun 1907 di New York. Harry N. Allen dari Paris adalah orang pertama yang menggunakan warna kuning untuk taksi di New York, dengan pertimbangan bahwa, warna kuning adalah warna yang paling mudah diingat dan dikenali.
Taximeter atau lebih dikenal dengan nama argometer pada awalnya di pasang di luar kabin, tepat diatas sisi pengemudi. Untuk memudahkan, alat itupun dipindahkan ke dalam kabin, lalu di tahun 1980-an kemajuan teknologi pun mengubah alat tersebut menjadi alat yang berbasis elektronik dan digital, seperti yang sekarang dirasakan oleh masyarakat banyak.
Di Indonesia taksi pertama kali masuk pada tahun 1930 an pada masa kolonial Belanda melalui Batavia (Jakarta). Tidak banyak jumlah taksi pada masa tersebut, hanya sekitar puluhan dan hanya orang-orang tertentu saja yang naik taksi ini (orang Belanda) sehingga taksi ini menjadi ukuran status sosial. Sistem taksi pada saat itu sangat tertib, supir hanya boleh menaikan dan menurunkan penumpang pada tempat tertentu (terminal taksi).
Perkembangan taksi yang terus berkembang, membuat kebutuhan akan taksi semakin meningkat. Pada tahun 1971 untuk pertama kalinya taksi diresmikan sebagai angkutan umum di Jakarta oleh Ali Sadikin yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Untuk dapat membentuk Badan Usaha pertaksian dibutuhkan minimal 100 armada mobil baru. Jakarta sebagai kota metropolitan dan pusat perekonomian membutuhkan sebuah sarana transportasi yang memadai.
Hingga kini perkembangan taksi di Indonesia sudah sangat berkembang. Bahkan kini sudah banyak operator penyedia taksi di Indonesia dan tersebar disebagian kota besar di Indonesia. Bahkan banyak fasilitas yang diberikan seperti Taxi Order atau pesan taksi dan aneka fasilitas pilihan mobil yang eksklusif.
Dengan melihat perkembangan industri taksi yang signifikan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut merupakan peluang pasar yang perlu diamati lebih dalam oleh semua pihak baik Pemerintah, maupun Swasta. Dengan semakin berkembangnya zaman, permintaan akan transportasi darat yang bersifat aman, nyaman, ekslusif dan tepat waktu sangat diimpikan oleh setiap masyarakat. Sehingga hal tersebut menjadi peluang yang besar untuk industri taksi, yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Materi yang disampaikan dalam paper ini diharapkan dapat memberikan sebuah pandangan baru dalam memahami peluang pasar industri taksi di Provinsi Banten yang dapat membantu pengambil kebijakan dalam mendesain kebijakan yang sesuai dengan pendekatan Struktur, Prilaku, dan Kinerja, serta membantu pengembangan penelitian analisis faktor permintaan taksi di masa yang akan datang.