Laporan Kasus TB Paru Hamdani
Laporan Kasus TB Paru Hamdani
Laporan Kasus TB Paru Hamdani
02 Status Pasien
03 Tinjauan Pustaka
04 Analisis Kasus
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
⮚ Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
⮚ Mycobacterium tuberculosis yang menimbulkan infeksi
pada paru-paru (TB paru), masuk ke pembuluh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan TB
tulang, sendi, selaput otak, kelenjar bening dan lainnya (TB
extrapulmoner).
Pendahuluan
2017 2013-2014
⮚ Jumlah kasus baru TB di ⮚ Prevalensi TBC dengan
Indonesia sebanyak 420.994 konfirmasi bakteriologis di
kasus Indonesia sebesar 759 per
⮚ Jumlah kasus baru TBC tahun 100.000 penduduk berumur
2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih 15 tahun ke atas
besar dibandingkan pada
perempuan.
PENDAHULUAN
⮚ Diagnosis merupakan ujung tombak penatalaksanaan tuberkulosis (TB).
⮚ Penatalaksanaan yang tepat ini secara bermakna menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas akibat TB serta mencegah penularan angka TB.
⮚ Kegagalan diagnosis menyebabkan hilangnya kesempatan deteksi dini
tuberkulosis yang kemudian meningkatkan derajat keparahan penyakit
pasien dan lebih besarnya kemungkinan penularan terhadap keluarga dan
komunitas.
02
Status
Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. HBP
Umur : 28 tahun
Alamat : Lr. Abadi, Palembang
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku : Sumatera Selatan
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Driver online
MRS : 4 Juni 2022
Tanggal periksa : 6 Juni 2022
No. RM : 0001270475
Tanggal MRS IGD : 4 Juni 2022
Tanggal MRS Bangsal : 5 Juni 2022
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Sesak napas semakin memberat sejak 2 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan:
Batuk dan demam
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 6 bulan SMRS
Pasien mengeluh sesak napas yang terus-menerus tidak dipengaruhi lingkungan, cuaca, dan emosi.. Sesak dirasakan
memberat saat pasien beraktivitas dan berkurang saat pasien beristirahat. Pasien nyaman tidur tanpa bantal
tambahan. Nyeri dada tidak ada.
Pasien mengeluh batuk diawali batuk kering, kemudian ±5 bulan SMRS, pasien menjadi batuk berdahak berwarna
putih-kehijauan sebanyak 1 sdm terutama di pagi dan malam hari. Batuk berdahak disertai gumpalan darah
berwarna merah muda sebanyak ½ sdm. Batuk berdarah dialami sebanyak 3 kali dalam satu hari.
Keluhan demam ada, dirasakan hilang timbul, timbul terutama pada sore dan malam hari, suhu tidak diukur.
Penurunan nafsu makan ada. Penurunan berat badan dari 56 kg menjadi 38 kg dalam 6 bulan. Lemas ada.
Mual dan muntah tidak ada.
BAB dan BAK normal.
Pasien berobat ke dokter umum dikatakan alergi sehingga diberikan obat alergi, namun tidak ada perbaikan.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 2 minggu SMRS
Pasien mengeluh sesak napas semakin memberat. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas
dan berkurang saat pasien beristirahat. Pasien nyaman tidur tanpa bantal tambahan. Nyeri dada tidak
ada.
Batuk berdahak ada, kadang disertai gumpalan darah berwarna merah muda sebanyak 1 sdm. Batuk
berdarah dialami sebanyak 5 kali dalam satu hari.
Keluhan demam ada, dirasakan hilang timbul, timbul terutama pada sore dan malam hari, suhu tidak
diukur
Keringat dingin di malam hari ada.
Lemas ada.
Mual dan muntah tidak ada.
BAB dan BAK normal.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1 hari SMRS
Riwayat Pengobatan
Riwayat minum obat alergi
Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris, kanan=kiri
Palpasi : stem fremitus kiri menurun
Perkusi : sonor pada lapangan paru kanan, redup pada lapangan paru kiri
Auskultasi : Vesikuler (+) meningkat pada paru kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Keadaan Spesifik
Ekstremitas: Akral pucat (-), edema pretibial (-), CRT <2 detik.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(04/06/22)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
MCHC 33 33-35 g/dL Normal Asam Urat 3.6 <8.4 mg/dl Normal
RDW-CV 13.00 11-15 % Normal Kreatinin 0.58 0.50 -0.90 mg/dl Normal
Hitung jenis
Natrium (Na) 138 135 – 155 mEq/l Normal
Basofil 0 0–1% Normal
Eosinofil 0 1–6% Menurun Kalium (K) 4.0 3.5 – 5.5 mEq/l Normal
Neutrofil 84 50 – 70 % Meningkat
Limfosit 7 41 – 51 % Menurun
Rontgen Thoraks (04/06/22)
Interpretasi:
Cor kesan normal
Trakea kesan deviasi ringan ke kiri
Kedua hilus tidak menebal.
Infiltrat disertai konsolidasi dan multiple
cavitas di suprahillar kanan kiri
Diafragma licin, sudut costophrenicus
lancip.
Tulang-tulang dan jaringan lunak baik.
Kesan: TB Paru
Diagnosis
Diagnosis Sementara:
Susp. TB Paru Kasus Baru Terkonfirmasi Bakteriologis + Anemia
normokromik normositer ec penyakit kronis
Diagnosis Banding:
Pneumonia + Anemia normokromik normositer ec penyakit
kronis
Tumor paru + Anemia normokromik normositer ec penyakit
kronis
Tatalaksana
Non-Farmakologi: Rencana Pemeriksaan:
⮚ Diet Pemeriksaan Gene Expert
⮚ Istirahat
⮚ Oksigen 3 liter/menit
Farmakologi:
N. Asetilsistein 3x200 mg
Neurodex 1x1 tab
Paracetamol 500 mg kp
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up 7 Juni 2022
S Pasien mengeluh batuk
Status Generalikus:
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 86x/menit, regular, isi, dan tegangan cukup
Frekuensi Napas : 24x/menit, regular
Suhu : 36,4oC
SpO2 : 95% dengan NRM 3 LPM
O Status Lokalis:
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Cor : BJ I-II normal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+) meningkat pada paru kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar, BU (+) normal ± 4-5x/menit, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba, timpani.
Follow Up 7 Juni 2022
A Susp. TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis + Anemia normokromik normositer
ec penyakit kronis
Non Farmakologi
Diet
Istirahat
Oksigen 3 liter/menit
Pemeriksaan Gene Expert
P
Farmakologi
N. Asetilsistein 3x200 mg
Neurodex 1x1 tab
Paracetamol 500 mg kp
Follow Up 8 Juni 2022
S Pasien mengeluh batuk dan sesak napas
Status Generalikus:
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 90x/menit, regular, isi, dan tegangan cukup
Frekuensi Napas : 24x/menit, regular
Suhu : 36,5oC
SpO2 : 97% dengan NRM 3 LPM
O Status Lokalis:
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Cor : BJ I-II normal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+) meningkat pada paru kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar, BU (+) normal ± 4-5x/menit, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba, timpani.
Follow Up 8 Juni 2022
A Susp. TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis + Anemia normokromik normositer
ec penyakit kronis
Non Farmakologi
Diet
Istirahat
Oksigen 3 liter/menit
Follow up hasil Gene Expert
P
Farmakologi
N. Asetilsistein 3x200 mg
Neurodex 1x1 tab
Paracetamol 500 mg kp
Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
Azitromisin 1x500 mg
Follow Up 9 Juni 2022
S Pasien mengeluh sesak napas
Status Generalikus:
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 83x/menit, regular, isi, dan tegangan cukup
Frekuensi Napas : 20x/menit, regular
Suhu : 36,5oC
SpO2 : 96% dengan NRM 3 LPM
Status Lokalis:
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
O Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Cor : BJ I-II normal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+) meningkat pada paru kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar, BU (+) normal ± 4-5x/menit, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, timpani.
Ekstremitas : akral hangat, pucat (-), edema (-), CRT <2 detik
Hasil Gene Expert:
M.Tb : Detected Low
Rifampicin Resistance : Not Detected
Follow Up 9 Juni 2022
A TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis + Anemia normokromik normositer ec
penyakit kronis
Non Farmakologi
Diet
Istirahat
Oksigen 3 liter/menit
Farmakologi
P
N. Asetilsistein 3x200 mg
Neurodex 1x1 tab
Paracetamol 500 mg kp
Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
Azitromisin 1x500 mg
OAT 4 FDC 1x3 tab (hari pertama)
03
Tinjauan
Pustaka
Tuberkulosis Paru
Definisi
• Tuberkulosis 🡪 Penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis dan bersifat menular dan
kronis. Penyakit ini dapat menyerang organ selain paru,
disebut dengan TB ekstraparu seperti pleura, kelenjar limfe,
hingga tulang.
Epidemiologi TB Paru
2. TB pasca primer
• Pola penyakit yang terjadi pada host yang sebelumnya pernah tersensitisasi
bakteri TB.
• Dapat terjadi setelah bulanan hingga tahunan setelah infeksi primer karena
reaktivasi kuman laten atau karena reinfeksi.
• Karakteristik dari dari TB post primer adalah ditemukannya kavitas pada lobus
superior paru dan kerusakan paru yang luas.
Manifestasi Klinis TB
Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi Dengan gejala lain meliputi:
lesi, sehingga dapat menunjukkan a. Malaise
manifestasi klinis sebagai berikut: b. Penurunan berat badan
a. Batuk ≥ 2 minggu c. Menurunnya nafsu makan
b. Batuk berdahak d. Menggigil
c. Batuk berdahak dapat bercampur darah e. Demam
d. Dapat disertai nyeri dada f. Berkeringat di malam hari
e. Sesak napas
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Batuk berdahak selama
2-3 minggu atau lebih,
sesak nafas, berat - Demam - Foto Thoraks
- Penurunan BB - Biakan
badan menurun,
malaise, berkeringat - Suara vesikuler - Uji Kepekaan
malam hari tanpa meningkat, - Kultur
kegiatan fisik, demam terdapat suara
meriang lebih dari satu nafas tambahan
bulan.
Prinsip Penegakan Diagnosis TB
2. kardiak
(-) sesak dipengaruhi waktu, (-) membaik dengan penggunaan bantal tersusun, (-)
risiko penyakit kardiovaskuler, (-) peningkatan JVP , (-) hepatomegaly, (-) ascites,
(-) sembab pada kaki, tidak ada kelainan pemeriksaan cor
DEMAM + BATUK
Morfologis (apusan darah tepi)-> MCV (81.9) dan MCH (27)-> normositik normokrom
anemia pasca perdarahan akut, anemia aplastik, anemia hemolitik didapat, anemia
akibat penyakit kronik, anemia pada gagal ginjal kronik, anemia pada keganasan
hematologik.