Tekfar Padatan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Teknologi Farmasi sediaan padat

pendahuluan tablet

OLEH :

FADHILA DWI UTARI


2018.01.00.02.044

DOSEN PENGAMPU :
NAJMI HILALIYATI, M.Farm., Apt

Program studi farmasi

UNIVERSITAS MOHAMMAD
NATSIR
TABLET

Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak,


dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata
atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI Edisi IV )
Bentuk bentuk dan ukuran tablet
Bentuk bentuk tablet Ukuran tablet

1. Menurut R.voigt
Garis tengah pada umumnya 15-17mm
BENTUK BENTUK TABLET :
Bobot tablet pada umumnya 0,1-1g
Tablet umumnya berbentuk
2. Menurut lachma
bundar dengan permukaan
Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
datar atau konveks. Tablet juga
Berat tablet berkisar antara 120-700 mg
ada yang berbentuk khusus.
Diameternya 1/4-7/6 inci
Bentuk khusus tablet, seperti
3. Menurut Dom Martin
kaplet, segitiga, lonjong, empat
1/8-1 1/5 inci
persegi, dan enam persegi
4. Menurut FI III
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari
3 kali dan tidak kurang dari 1/3 kali tebal tablet
Kriteria tablet

suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
5. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
6. Bebas dari kerusakan fisik
7. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
8. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
9. Tablet memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku
Kelebihan dan kekurangan tablet

1. volume dan bentuk kecil sehingga mudah


dibawa, disimpan dan diangkut
2. memiliki variabilitas sediaan yang rendah.
keseragaman lebih baik
3. dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan Kekurangan
bentuk volume yang lebih kecil 1. beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
4. tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan 2. formulasi tablet cukup rumit
zat aktif lebih terjaga 3. zat aktif yang hidroskopis mudah untuk
5. dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang rusak
bisa diatur 4. kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak
6. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit menutupi rasa pahit/ tidak enak dari obat
larut dalam air
7. merupakan sediaan yang mudah diproduksi
masal dengan pengemasan yang mudah dan
murah
8. dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak
enak dari sediaan.
Penggolongan tablet
1. Berdasarkan metode pembuatan
a. Tablet cetak
Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi dengan etanol. Massa serbuk
yang lembab ditekan dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan
dikeringkan
b. Tablet kempa
Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan
menggunakan cetakan baja. Umumnya mengandung zat aktif, pengisi, pengikat,
desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak
( pewarnna yang diabsorbsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut),
pengaroma, dan pemanis.
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
a. Bekerja lokal
Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut, ovula untuk pengobatan pada infeksi vagina
b. Bekerja sistemik : per oral
1. Yang bekerja short acting (jangka pendek ) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan
obat
2. Yang bekerja long acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet
jangka panjang dibedakan menjadi delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT)

• Delayed action tablet (dat)


Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif karena pembuatannya adalah sebagai berikut :
sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan,
kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat, kelompok
ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, dst. Granul-granul
dari semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak
• Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core
tablet). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok
pertama sehingga terbentuk tablet baru.
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
Disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin
Tahapan pembuatan salut gula :
1. Penyalutan dasar (subcoating)
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, tablet dilapisi dulu dengan salut penutup (sealing coat) agar
air dan sirup dalut dasar tidak masuk ke dalam tablet
2. Melicinkan (smooting)
Proses pembasahan berganti ganti dengan sirup pelicin dan pengeringan dari salutndasr tablet menjadi
bulat dan licin
3. Pewarnaan ( coloring )
Memberi zat warna yang dicampurkan pada sirup pelicin
4. Penyelesaian (finishing)
proses pengeringan salut sirup
5. Pengilapan (polishing)
Merupakan tahap akhir, digunakan lapisin lilin yang licin.
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet )
Disalut dengan hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, CMC, dan campuran
selulosa asetat ftalat dengan PEG
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium
fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula mula dibuat tablet inti kemudian dicetak kembali bersama
granul kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis ( multi layer tablet)
d. Tablet salut enterik ( enteric-coated tablet)/ tablet lepas tunda
Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa
lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai
tablet melewati lambung
e. Tablet lepas lambat ( sustained-release tablet)/ tablet dengan efek diperanjang tablet yang dibau
sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan .
4. Berdasarkan cara pemakaian
a. Tablet biasa/ tablet pelan
b. Tablet kunyah (chewable tablet)
c. Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles)
d. Tablet larut (effervescents tablet)
e. Tablet implan (pelet)
Tablet kecil, bulat atau oval putih,steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan di bawah kulit dengan
cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan kemudian kulit dijahit kembali. Khasiat akan
dilepas perlahan-lahan
f. Tablet hipodermik
Tablet steril, umunya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan dalam air
untuk injeksi secara aseptik disuntikkan di bawah kulit (subkutan)
g. Tablet bukal
Digunakan dengan cara menaruh tablet pada dinding mulut bagian pipi, tablet akan melarut dan akan
diserap melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual
Digunakan dengan xara menaruh tablet di bawshkulit, tablet akan larut dan akan diserap melalui
mukosa mulut
i. Tablet vagina (ovula)
Tujuan penyalutan tablet

Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh udara,
kelembaban, atau cahaya

Menutupi rasa dan bau yang tidak enak

Membuat penampilan lebih baik dan menarik


Mengatur tempat pelepasan dalam saluran cerna misal : tablet enterik yang pecah di usus
Komponen tablet

1. Zat aktif obat adalah unsur dalam obat yang


memiliki khasiat menyembuhkan penyakit
1. Zat aktif 2. Beberapa obat dapat mengandung
beberapa zat aktif obat

1. Bahan pengisi ( diluent) : berfungsi untuk memperbesar


volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi
2. eksipien/bahan ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa.
tambahan Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa
mikrokristal
2. Bahan pengikat ( binder) : berfungsi memberikan gaya adhesi
pada massa serbuk sewaktu sewaktu granulasi dan menambah
daya kohesi pada bahan pengisi. Contoh : gom akasia, gelatin,
sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, selulosa mikrokristal,
pasta sari terhidrolisis
3. Bahan penghancur/pengembang (disitegrant) : berfungsi
membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati,
asam alginat, selulosa mikrokristal.
4. Glidan : bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk.
Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi contoh
: silika pirogenik koloidal
5. Bahan pelicin (lubrikan) : berfungsi mengurangi gesekan selama
pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan. Contoh : senyawa asam stearat dengan logam
(contoh: mastearat) asam stearat, talk, minyak nabati terhidrogenasi
6. Bahan penyalut (coating agent)

1. Bahan pewarna (coloring agent)


Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk
3. Ajuvan 2. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan abu zat khasiat yang tidak enak
Indikasi dan kontraindikasi tablet

Indikasi : cara peroral dapat dipakai Kontraindikasi : cara peroral tidak


pada pasien yang tidak mengalami dapat dipakai pada pasien yang
mual-mual, muntah, semi koma, mengalami mual-mual, muntah,
pasien yang tidak akan menjalani semikoma, pasien yang akan
pengisapan cairan lambung serta menjalani pengisapan cairan lambung
pada pasien yang tidak mengalami serta pada pasien yang mengalami
gangguan menelan gangguan menelan.
Kerusakan pada tablet

1. Binding : Kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang
cetakan.
2. Sticking / picking : Perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat
permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang atau massa basah.
3. Whiskering : Terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-
sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4. Splitting / capping : Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet yang terutama pada
bagian tengah. Capping, melepasnya tablet pada bagian atas.
5. Mottling : Terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling : Tablet menjadi retak dan rapuh, penyebabnya adalah kurang tekanan pada
pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.
Referensi

Murtini Gloria, Elisa yetri. 2018. Teknologi sediaan solid cetakan pertama. Indonesia:
kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Jalali, samar. 2019. Penggolongan obat tablet -farmasi dan Apoteker wajib hapal.
https://apotekeranda.com/penggolongan-obat-tablet/. (25 maret 2019).
Syamsuni. 2006. Farmasetika dasar & hitungan farmasi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Siregar, Charles. 2007. Teknologi Farmasi sediaan tablet dasar-dasar praktis. Jakarta :
penerbit buku kedokteran EGC
Farmakope edisi III dan IV

Anda mungkin juga menyukai