Farmakologi
Farmakologi
Farmakologi
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bentuk sedian padat.
2. Mengetahui bentuk sedian semi padat.
3. Mengetahui bentuk sedian cair.
4. Mengetahui bentuk sediaan khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Cara mengenal kerusakan :
Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak
enak, perubahan warna, benyek.
Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan
terlindung dari sinar matahari.
Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius); Oralit (Pulvis untuk obat dalam )
dalam kemasan sachet
2. TABLET
1) Zat Pengisi. Zat pengisi pada sediaan obat berbentuk tablet berfungsi
untuk memperbesar volume tablet. Zat ini tidak mempengaruhi kerja obat.
Zat pengisi yang biasa digunakan dalam bentuk sediaan obat tablet adalah:
saccharum Lactis, Amylum manihot, calcii phoshas, dan lain-lain.
2) Zat Pengikat. Selain zat pengisi terdapat zat pelengkap lain yaitu zat
pengikat. Sesuai dengan namanya, zat pengikat ini berfungsi untuk
mempertahankan bentuk tablet agar tidak pecah atau retak, dan
merekatkan zat-zat yang ada di dalam obat tablet. Zat pengikat yang
umumnya digunakan dalam industri obat tablet adalah mucilage Arabici
dan solution methylcelloeum.
3) Zat Penghancur. Di dalam sediaan obat tablet juga terdapat zat penghancur
yang berfungsi memudahkan hancurnya obat dalam perut/lambung
4
sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Zat penghancur yang
biasa digunakan adalah: natrium alginat, gelatin, dan agar-agar.
4) Zat Pelicin. Zat pelicin di dalam tablet berguna untuk mencegah agar tablet
tidak lengket pada cetakan. Biasanya zat pelicin yang digunakan dalam
industri obat tablet adalah: Talcum 5%, acidum strearicum, dan lain-lain.
Sifat :
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
5
3. Tablet kompresi ganda. Tablet yang dalam proses
produksinya mengalami penekanan dua kali. Pada
umumnya tablet bentuk ini akan terlihat berlapis.
Contoh: decolgen.
6
8. Tablet salut, antara lain:
1) Tablet salut gula. Bentuk sediaan obat
berbentuk tablet yang dilapisi dengan
lapisan gula. Hal ini dilakukan untuk
melindungi obat dari udara, menjaga
kelembaban obat, dan memberikan rasa
pada obat agar menghilangkan gangguan
bau dan rasa obat asli. Contoh: Pahezon,
Caviplex.
7
11. Chewable tablet. Tablet yang cara
pemakaiannya harus dikunyah agar
meninggalkan efek enak di rongga mulut.
Contoh: Antasida, fitkom.
3. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah
padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang
umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari
isinya.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari.
8
2. Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan.
3. Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini
setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabsorbsi.
4. Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres.
Contoh : Natur E.
9
Sifat :
1. Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat
lainnya.
2. Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
3. Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis yang
kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan berambut.
4. Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g.
2. JELLY (GEL)
Sediaan semi padat yang sedikit cair,
kental dan lengket yang mencair waktu
kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu
lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya
menggunakan bahan dasar larut dalam air
(PEG, CMG, Tragakanta).
Sifat :
1. Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
2. Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
3. Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok
untuk dermatosa kronik
4. Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek sistemik.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g.
3. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak
mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit,
10
sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
1. Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
2. Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan
mudah timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.
3. Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
4. Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og.
4. PASTA
Masa lembek dibuat dengan
mencampurkan bahan obat yang
berbentu serbuk dalam jumlah besar (
40 — 60% ), dengan vaselin atau
paraffin cair atau bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol,
mucilage, sabun.
Sifat :
1. Obat dapat kontak lama dengan kulit.
2. Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah (Sub akut atau
kronik).
3. Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawaUntuk
lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari.
11
Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
1. Obat homogen dan absobsi obat cepat.
2. Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita
yang sukar menelan, anak-anak dan manula.
3. Volume pemberian besar.
4. Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam
bentuk larutan.
5. Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle.
2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
1. Bentuk sediaan Cair yang mengandung
Saccharosa atau gula ( 64-66% ).
2. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan
air.
3. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
Sifat :
1. Homogen.
2. Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.
3. Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
Sirup Kering :
12
pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola
akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan
suspensi.
Sifat :
3. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat
dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya
mengandung stabilisator untuk menjamin
stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu
sebelum dipakai.
Sifat :
1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan
manula.
2. Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak
dari Solutio.
13
3. Volume pemberiannya besar.
4. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran
partikel yang terdispersi.
4. Emulsi
14
Contoh obat : Curvit, curcuma Plus, Scott VITA , Scott + DHA asli dan
lain-lain.
5. Linimentum
6. Lotio/Lotion
15
kulit. Penambahan etanol 90% dalam losio akan mempercepat efek
pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan menyebabkan kulit tetap
lembab dalam waktu tertentu. Digunakan dengan cara mengoleskan pada
kulit tanpa pijitan. Lotio hanya untuk pemakaian luar.
Kegunaan Lotion
Lotion dapat diaplikasikan ke kulit dengan kandungan obat/agen yang
berfungsi sebagai:
1. Antibiotik
2. Antiseptik
3. Anti jamur (anti fungi)
4. Kortikosteroid
5. Anti- jerawat
6. Menenangkan, smoothing (pelembut), pelembab atau agen pelindung
(seperti calamine)
7. Pijat
8. Memperbaiki kulit (estetika)
Selain penggunaan untuk medis, lotion banyak digunakan untuk perawatan
kulit serta kosmetik.
16
media gas. Produk aerosol dapat dirancang untuk mendorong keluar isinya
dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau kering atau busa.
1) Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau
untuk efek sistemik lewat paru-paru.
2) Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit
Cara Penyimpanan :
Sifat :
1. Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran
partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik.
2. Bahaya kontaminasi dapat dihindari.
3. Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki.
4. Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar.
5. Mudah cara penggunaanya.
6. Untuk topical dapat dihindari efek iritatif.
7. Harganya mahal karena biaya produksi tinggi.
Contoh :
17
2. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :
1. Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau
keadaan darurat.
2. Obat bekerja dengan cepat.
3. Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
4. Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil
dalam larutan.
5. Harga obat relatif lebih mahal.
6. Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.
Penyimpanan :
18
4. ATS ampul 1 ml.
5. Delladyl vial 15 ml.
19
3. Flagystatin.
4. Albothyl (Ovula).
4. Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk
sediaan padat yang mengandung obat,
cara penggunaanya dengan
memasukkanya kedalam salah satu
rongga tubuh. Suppositoria yang
dimasukkan rectum disebut
Suppositoria rectal dan bertujuan
untuk efek lokal atau sistemik, sedang
yang dimasukkan vagina disebut
ovula, untuk efek local.
Penyimpanan :
20
Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria
dengan vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan di
almari es.
Contoh :
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Murini, Tri. 2013. Bentuk Sediaan Obat (BSO) Dalam Preskripsi. UGM-Press.
Yogyakrta.
https://www.academia.edu/11884656/Bentuk_Sediaan_Obat
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/biogesic-anak-sirup-60-ml-per-botol
sirup
23