Bab 6 Kuat Geser Tanah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

Kuat Geser Tanah

Pengajar : Merly Misriani.,ST.,MT

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Padang
2016
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat menentukan kekuatan
geser dari suatu tanah, gunanya untuk desain fondasi, dinding penahan
tanah, terowongan, turap dan lainnya.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1.Menjelaskan pengertian kuat geser
2.Menjelaskan parameter kuat geser
3.Menjelaskan dan melakukan pengujian kuat geser tanah
Pendahuluan
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan
oleh butir – butir tanah terhadap desakan atau tarikan.
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis :
• Kapasitas dukung tanah
• Stabilitas lereng
• Gaya dorong pada dinding penahan tanah.
Lanjutan (1)
Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh :
 Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan
kepadatannya, tetapi tidak tergantung dari tegangan normal
yang bekerja pada bidang geser.
 Geser antara butir – butir tanah yang besarnya
berbanding lurus dengan tegangan normal pada bidang
gesernya.
Kohesi (c) dan sudut gesek dalam tanah (Φ) merupakan
parameter kuat geser tanah.
Lanjutan (2)
Definisi Kuat Geser Menurut Coulomb (1776) :
τ = c + σ tan φ (1)
dimana :
τ = kuat geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah (kN/m2)
σ = tegangan normal pada bidang runtuh (kN/m2)
φ = sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek intern
(derajat)
Lanjutan (2)
Persamaan (1) disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan Mohr
Coulomb, dimana garis selubung kegagalan dari persamaan tersebut
dilukiskan dalam Gambar 1. berikut

Gambar 1. Kriteria Kegagalan Mohr dan Coulomb


Lanjutan (3)
Lanjutan (3)
Ket Gambar 1 :
Menurut Mohr dan Coulomb pengertian mengenai keruntuhan
suatu bahan dapat dilihat dari gambar 1, yaitu jika tegangan –
tegangan baru mencapai titik P, keruntuhan tanah akibat
geser tidak akan tejadi. Keruntuhan geser akan terjadi jika
tegangan – tegangan mencapai titik Q yang terletak pada
garis selubung kegagalan (failure envelope). Sehingga
kedudukan tegangan yang ditunjukkan oleh titik R tidak akan
pernah terjadi, karena sebelum tegangan yang terjadi
mencapai titik R, bahan sudah mengalami keruntuhan.
Lanjutan (4)
Tegangan – tegangan efektif yang tejadi didalam tanah
sangat dipengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi (1925)
mengubah persamaan Coulomb dalam bentuk tegangan
efektif sebagai berikut :
τ = c’ + σ’ tan φ’ (2)
τ = c’ + ( σ – U ) . tan φ’ (3)
dimana :
τ = kuat geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah efektif (kN/m2)
σ = tegangan normal efektif (kN/m2)
φ = sudut gesek dalam tanah efektif (derajat)
Istilah-istilah Penting :
 Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure) adalah kelebihan tekanan air
pori akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.
 Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik didalam tanah akibat berat
material tanah dan air yang ada diatas titik tersebut.
 Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah dan air
diatasnya, dikurangi tekanan air (pori).
 Tanah normally consolidated (terkonsolidasi normal) adalah tanah dimana
tegangan efektif yang membebani pada waktu sekarang, adalah nilai tegangan
maksimum yang pernah dialaminya.
 Tanah overconsolidated (terkonsolidasi berlebihan) adalah tanah dimana
tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu lampau, lebih besar dari
pada tegangan efektif yang bekerja pada waktu sekarang.
 Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh tanah tersebut.
 Rasio overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR) adalah nilai banding
antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang ada
sekarang. Bila OCR = 1 tanah NC, bila OCR > 1 tanah OC
Pengujian Kuat Geser Tanah
 Parameter kuat geser tanah dapat ditentukan dari pengujian di
laboratorium menggunakan benda uji/contoh tanah yang diambil
dari lapangan yaitu dari hasil pengeboran tanah yang dianggap
mewakili.
 Tanah yang diambil dari lapangan harus diusahakan tidak berubah
kondisinya, terutama pada contoh asli (undisturbed); dimana harus
menjaga kadar air dan susunan tanah.
Pengujian Kuat Geser Tanah (2)
Faktor yang mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji di
laboratorium :
1. Kandungan mineral dari butiran tanah.
2. Bentuk partikel.
3. Angka pori dan kadar air
4. Sejarah tegangan yang pernah dialami
5. Tegangan yang ada di lokasi (di dalam tanah)
6. Perubahan tegangan selama pengambilan contoh dari dalam tanah
7. Tegangan yang dibebankan sebelum pengujian
8. Cara pengujian
9. Kecepatan pembebanan
10. Kondisi drainase yang dipilih, terbuka (drained) atau tertutup
(undrained)
11. Tekanan air pori yang ditimbulkan
12. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat geser.
Penentuan Kuat Geser Tanah
1. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
2. Uji Triaxial (Triaxial Test)
3. Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Strenght
Test)
4. Uji Geser Kipas (Vane Shear Test)
1. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)

Tujuan : untuk menentukan


besarnya parameter kuat geser
tanh yaitu kohesi (c) dan sudut
gesek dalam (φ).

Gambar 2. Alat uji geser langsung


Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)

Gambar 3. Benda uji pengujian geser langsung


Prosedur Pengujian Geser Langsung (Direct
Shear Test)
1. Contoh tanah dengan ukuran luas tertentu ( A = cm2 ) ditempatkan pada
cincin logam yang berbentuk persegi. Cincin tersebut terbagi dua bagian
pada tengah tingginya. Di atas dan di bawah contoh tanah ditempatkan
piringan berpori, sehingga bila contoh tanah tersebut jenuh sempurna atau
jenuh sebagian, air dapat mengalir.
2. Contoh tanah yang dimasukkan kedalam cincin dibebani dengan gaya
normal, kemudian secara berangsung-angsur diberikan gaya geser
sampai tanah pecah dan tergeser.

gaya normal
  tegangan normal  (4)
luas penampang l int ang sampel tan ah

gaya geser yang melawan gerakan (5)


  tegangan geser 
luas penampang l int ang sampel tan ah
Lanjutan

Uji geser langsung biasanya dilakukan beberapa kali pada sebuah sampel
tanah dengan bermacam-macam tegangan normal. Dari beberapa harga
tegangan normal dan harga tegangan geser yang diperoleh dengan melakukan
beberapa kali pengujian, dapat digambarkan pada grafik.
Selanjutnya dari grafik dapat ditentukan harga-harga parameter kuat geser
tanah.

Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Geser Langsung


Kekurangan pengujian geser langsung :
1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (failure) pada bidang
yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
3. Tekanan air pori tidak dapat diukur
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada gerakan
maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari
bidang-bidang tegangan utama berotasi ketika regangan geser ditambah.
6. Drainase tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan kecepatan
penggeserannya.
7. Luas bidang kontak antara tanah di kedua setengah bagian kotak geser
berkurang ketika pengujian berlangsung. Koreksi mengenai kondisi ini
diberikan oleh Petley (1966). Tetapi pengaruhnya sangat kecil pada hasil
pengujian, hingga dapat diabaikan.
2. Uji Triaxial (Triaxial Test)
 Pengujian triaxial merupakan pengujian
kekuatan geser yang sering digunakan
dan cocok untuk semua jenis tanah.
 Pelaksanaan pengujian triaxial lebih
rumit, namun diakui sebagai cara yang
paling baik untuk mendapatkan nilai
parameter-parameter tanah ( c dan ϕ ).
 Hal ini disebabkan kondisi tegangan-
tegangan di lapangan dapat ditirukan
dengan cara pemberian tegangan sel
( σ3 ) pada benda uji.
 Selain itu pada pengujian triaxial
tersedia pula fasilitas untuk mengukur
tekanan air pori dan perubahan volume
selama pelaksanaan pengujian.

Gambar 5. Alat uji Triaxial


Prosedur Pengujian Triaxial
1. Tanah yang digunakan benda uji dengan diameter ± 3,8 cm dan tinggi 7,62
cm. Benda uji dimasukkan dalam selubung karet tipis dan diletakkan ke
dalam tabung kaca. Ruang didalam tabung diisi dengan air atau udara.
2. Benda uji ditekan oleh tegangan sel ( σ3 ) , yang berasal dari tekanan cairan
di dalam tabung. Udara kadang-kadang dapat digunakan sebagai media
untuk penerapan tegangan selnya (tegangan kekang atau confining
pressure).
3. Alat pengujian dihubungkan dengan pengatur drainase ke dalam maupun
keluar benda uji.
4. Untuk menghasilkan kegagalan geser pada benda uji, gaya aksial dikerjakan
melalui bagian atas benda uji.
Pengujian Triaxial
Tegangan-tegangan yang bekerja pada benda uji dinotasikan σ1, σ2, dan σ3 yaitu :
• Tegangan σ1 disebut tegangan utama mayor (major principal stress)
• Tegangan σ3, disebut tegangan utama minor (minor principal stress) = tegangan
horizontal (σh )
• Tegangan σ2 disebut tegangan utama tengah (intermediate principal stress)
Dimana σ2 = σ3 , merupakan tegangan kekang atau tegangan sel (confining stress).
Karena tinjauannya hanya dua dimensi, tegangan σ2 sering tidak diperhitungkan.
Tegangan yang terjadi dari selisih σ1 dan σ3 atau (σ1 - σ3 ) disebut tegangan deviator
(deviator stress) atau beda tegangan (stress difference) = ∆σ
Pengujian Triaxial
Sehingga :
σ1 = σ3 + Δσ
(5)
dimana :

(6)
P = beban aksial yang diperoleh dari pengujian (beban maksimal)
A = luas terkoreksi
Pengujian Triaxial
Regangan aksial diukur selama penerapan tegangan deviator. Penambahan
regangan menyebabkan penambahan luas penampang melitang benda uji, sehingga
harus dilakukan koreksi penampang benda uji dengan menghitung tegangan deviator.
Jika luas penampang benda uji awal Ao, maka luas penampang benda uji = luas
terkoreksi (A) pada regangan tertentu selama pengujian adalah :

A= (7)
dimana :
A = luas terkoreksi
Ao = luas awal
Vo = volume awal,
∆V = perubahan volume,
Lo = panjang benda uji awal
∆L = perubahan panjangnya
Pengujian Triaxial
Untuk pengujian yang tidak mencatat perubahan volume, maka :
(8)

dimana :
(9)

Sehingga :

(10)
Pengujian Triaxial
Uji triaksial dapat dilaksanakan dengan tiga cara :
1. Uji triaksial Unconsolidated-Undrained ( tak terkonsolidasi – tak terdrainase) (UU).
disebut juga : Quick-test (pengujian cepat)
2. Uji triaksial Consolidated-Undrained (terkonsolidasi – tak terdrainase) (CU).
disebut juga : Consolidated Quick Test (uji terkonsolidasi cepat)
3. Uji triaksial Consolidated-Drained (terkonsolidasi – terdrainase) (CD).
Unconsolidated-Undrained
Benda uji (umumnya berupa lempung ) dibebani dengan penerapan
tegangan sel. Dibebani dengan beban normal, melalui penerapan tegangan deviator
sampai mencapai keruntuhan, dimana air tidak diizinkan keluar dari benda uji ( katup
drainase ditutup ). Sehingga beban normal tidak ditransfer kebutiran tanahnya, yang
menyebabkan adanya kelebihan tekanan pori (excess pore pressure) dengan tidak
ada tahanan geser hasil perlawanan dari butiran tanah.
Consolidated-Undrained
Benda uji dibebani dengan penerapan tegangan sel tertentu, dengan
mengizinkan air mengalir keluar dari benda uji sampai konsolidasi selesai dan
tegangan deviator diterapkan dengan katup drainase dalam keadaan tertutup
sampai benda uji mengalami keruntuhan.
Sehingga benda uji tidak berubah selama penggeseran dan menyebabkan
adanya kelebihan tekanan pori (excess pore pressure)
Consolidated-Drained
Tegangan sel tertentu diterapkan pada benda uji dengan katup drainase terbuka
sampai konsolidasi selesai. Dengan katup drainase tetap terbuka, tegangan
deviator diterapkan dengan kecepatan yang rendah sampai benda uji runtuh.
Kecepatan pembebanan yang rendah dimaksudkan agar dapat menjamin tekanan
air pori nol selama proses penggeseran.

Dari penjelasan di atas, prinsip dasar dari pelaksanaan pengujian triaxial adalah :
 Mula-mula terhadap masing-masing benda uji diberikan tegangan sel ( σ3 ) dan
ditunggu sampai stabil
 Selanjutnya berikan tegangan deviator dimana beban dibaca pada regangan
tetap tertentu hingga terjadi keruntuhan
Hasil Pengujian Triaxial
 Tergantung dari jenis pengujian ( apakah CD, CU atau UU ), selama
pemberian tegangan sel kran pengaliran dapat dalam keadaan tertutup atau
terbuka.
 Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pengujian, dapat
digambarkan grafik lingkaran Mohr untuk menentukan parameter kuat geser
tanah yaitu kohesi tanah ( c ) dan sudut geser dalam tanah (ϕ).
Hasil Pengujian Triaxial (2)
Kekuatan suatu lempung yang dinyatakan dalam tegangan efektif dapat
ditentukan dengan menggunakan uji triaxial consolidated undrained ( CU )
dengan pengukuran tekanan air pori pada saat dilakukan bagian tak terdrainase
( undrained ) pada pengujian atau dengan menggunakan uji triaxial terdrainase.
Bila tekanan air pori pada saat pengujian diketahui, maka tegangan sel dan
tegangan utama efektif dapat dihitung.
σ3 ’ = σ 3 – u
(11)
dan σ1’ = σ1 – u (12)
dimana :
σ3 = tegangan sel
σ3’ = tegangan sel efektif
σ1 = tegangan utama
σ1’ = tegangan utama efektif
Hasil Pengujian Triaxial (3)
Perhitungan / analisa data hasil pengujian :
 Dari dimensi benda uji yang digunakan, diperoleh luas awal ( Ao )
 Dari kecepatan pembebanan, diperoleh regangan ( ε )
 Dari nilai Ao dan regangan diperoleh luas terkoreksi ( A )
 Dari pengujian diperoleh beban ( P )
 Dari nilai A dan P, maka diperoleh tegangan deviator ( Δσ )
 Dari nilai σ3 yang ditetapkan diawal pengujian dan nilai Δσ diperoleh niai σ1
 Dengan memasukkan nilai σ3 dan σ1 kedalam grafik lingkaran Mohr, maka
akan diperoleh parameter kuat geser tanah yaitu kohesi ( c ) dan sudut gesek
dalam ( φ ).
Hasil Pengujian Triaxial (4)
Untuk menentukan besarnya harga c dan φ dapat dilakukan dengaan analitis
ataupun secara grafis. Secara analitis dapat dipecahkan dengan menggunakan
persamaan-persamaan yang dihasilkan dan bila dicari secara grafis dapat
dilakukan dengan menggunakan lingkaran Mohr, seperti gambar di bawah.

Gambar 6. Grafik Hasil Uji Triaxial (Lingkaran Mohr )


Hasil Pengujian Triaxial (5)
Dari grafik lingkaran Mohr, langsung dapat diperoleh nilai kohesi dan sudut gesek
dalam.

Gambar 7. Contoh grafik hasil pengujian triaxial


3. Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined
Compression Strenght Test)
 Uji tekan bebas termasuk hal yang khusus
dari uji triaksial unconsolidated-undrained
(tak terkonsolidasi-tak terdrainase).
 Dari gambar skematik dari prinsip
pembebanan ( gambar 8 ) dapat dilihat kalau
kondisi pembebanan sama dengan yang
terjadi pada uji triaksial, hanya tegangan
selnya nol ( σ3 = 0 ).
 Pengujian kuat tekan bebas ( UCS ) hanya
cocok untuk jenis tanah lempung, dimana
pada pembebanan cepat, air tidak sempat
mengalir keluar dari benda uji.
 Tegangan aksial yang diterapkan di atas
benda uji berangsur-angsur ditambah sampai
benda uji mengalami keruntuhan.

Gambar 8. Skema uji tekan bebas


Pengujian Kuat Tekan Bebas (UCS)
Pada saat keruntuhannya, karena σ3 = 0 maka :

 1   3   f   f  q u (13)
Analisa perhitungan data hasil pengujian sama dengan analisa perhitungan pengujian
triaxial, tapi karena benda uji pengujian bebas dilakukan di udara bebas, maka faktor kadar
air tanah sangat penting. Pada pengujian kuat tekan bebas :

 1   f  q u
(14)
dengan :
qu = kuat tekan bebas tanah (unconfined compression strength).
Dari nilai qu, secara teoritis kita peroleh nilai c u, yaitu :

qu
cu  (15)
dimana: 2
cu atau su = kuat geser undrained dari tanahnya
Hubungan kuat tekan bebas (qu) lempung
vs konsistensinya
Tabel 1. Hubungan konsistensi dengan kuat tekan bebas tanah lempung (Hardiyatmo, H.C,
2012)

Konsistensi qu (kN/m2) cu (kN/m2)

Lempung keras > 400 > 200

Lempung sangat kaku 200-400 100-200

Lempung kaku 100-200 50-100

Lempung sedang 50-100 25-50

Lempung lunak 25-50 12.5 - 25

Lempung sangat lunak < 25 < 12.5


Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas (UCS)

Gambar 9. Contoh grafik hasil pengujian kuat tekan bebas


Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas (1)
Dari gambar 9 terlihat kalau nilai kuat tekan bebas tanah juga dapat
diperoleh dari tanah yang diuji ulang lagi, setelah benda uji atau tanah
mengalami kerusakan struktural / keruntuhan (remolded), dimana
pengujian dilakukan tanpa adanya perubahan kadar air. Sifat
berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan struktural tanah
tersebut disebut sensitifitas ( sensivity ) . Tingkat kesensitifan tanah
dapat dihitung dari pengujian kuat tekan bebas yaitu perbandingan
antara kekuatan tanah yang masih asli dengan kekuatan tanah yang
telah mengalami kerusakan ( remolded ).

qu ( asli)
St  (16)
qu ( remolded )
St = tingkat sensifitas tanah
Contoh (1) :
Uji tekan bebas dilakukan pada tanah lempung lunak jenuh. Benda uji
diambil dari tanah tak terganggu dan dibuat dengan diameter 38.1 mm
dan tingginya 76.2 mm. Beban maksimum pada saat keruntuhan adalah
30 N, pada saat terjadi perpindahan vertikal 11.7 mm.
a. Hitunglah nilai kuat tekan bebas dan berapa kuat geser undrained
lempung lunak tersebut
b. Gambarkan lingkaran Mohr saat keruntuhan
Solusi (1) :
Harry Christady hal. 336 Contoh Soal 5.1
4. Uji Geser Kipas (Vane Shear Test)
 Pengujian ini dapat digunakan untuk
menentukan kuat geser undrained baik
di laboratorium maupun di lapangan
pada lempung jenuh yang tidak retak-
retak
 pengujian ini sangat cocok untuk
lempung lunak, yang kuat gesernya
mungkin berubah oleh penanganan
pada waktu pengambilan contoh benda
uji.
 Alat pengujian terdiri dari kipas terbuat
dari baja antikarat dengan 4 plat yang
saling tegak lurus, terletak pada ujung
dari batang/ tongkat baja, seperti
gambar disamping

Gambar 10. Alat uji geser kipas


Prosedur Pengujian Vane Shear Test
1. Kipas dan batangnya ditekankan di dalam tanah lempung di bawah
dasar dari lubang bor pada kedalaman paling sedikit 3 kali diameter
lubang bor. Uji geser kipas dapat digunakan pada lempung lunak
tanpa lubang bor, dengan penembusan kipas langsung ke dalam
tanah.
2. Putaran dikerjakan berangsur-angsur pada ujung puncak batangnya
dengan peralatan tertentu, sampai lempung tergeser akibat rotasi
dari kipasnya. Kecepatan rotasi harus tetap, yaitu dalam interval 6º
sampai 12 º per menit.
3. Kemudian catat hubungan antara tenaga puntiran dan rotasi. Kuat
geser biasanya ditentukan pada interval kedalaman yang dianggap
penting.
Pengujian Vane Shear Test
Pada umumnya kekuatan geser Undrained dari tanah sangat bervariasi
dilapangan dengan kedalaman tanahnya, karena itu Vane Shear sangat
berguna.
Dalam waktu singkat dapat ditentukan pola perubahan Cu tanah menurut
kedalaman. Tetapi bila deposit tanah untuk lempung pada tempat
tertentu kurang lebih seragam sifatnya, dari beberapa uji triaxial kondisi
Unconsolidated Undrained pada sampel tanah asli dapat diperkirakan
parameter-parameter tanah untuk perencanaan.
Harga kekuatan geser tanah kondisi Undrained yang didapat dengan alat
Vane Shear juga tergantung kepada kecepatan pemutaran momen torsi
(T).
Pengujian Vane Shear Test (2)
Bjerrum (1974) telah membuktikan bahwa bila harga plastisitas tanah
relatif tinggi, harga Cu yang didapat dari uji geser Vane mungkin dapat
terlalu besar dari yang sebenarnya sehingga tidak aman untuk dipakai
dalam perencanaan pondasi. Untuk alasan ini Bjerrum mengusulkan
koreksi sebagai berikut :

Cu(design) = λ.Cu(alat vane geser) (17)

dimana : λ adalah faktor koreksi = 1,7 – 0,54 log (indeks plastis)


Pengujian Vane Shear Test (3)
Tahanan geser tanah dapat dihitung
dengan persamaan :

T
su 
 d 2h d 3  (18)
  
 2 6

dimana :
su=cu= kohesi/kuat geser undrained
T = puntiran pada saat kegagalan
d = lebar seluruh kipas
h = tinggi kipas

Gambar 11. Alat vane shear.


Contoh (2) :
Data pada tabel berikut Waktu
Teg. Normal = 0.2 kg/cm2 Teg. Normal = 0.4 kg/cm2
diperoleh dari hasil pengujian Bacaan Bacaan Bacaan
Direct Shear. Hitung (menit) (div.) (div.) (div.)

parameter kuat geser ( kohesi


0.5 46 49 38.3
dan sudut geser ) 1.0 57.5 90 73.3
1.5 65 110 71.7
2.0 71.5 130 107.7
2.5 75 138 150
3.0 80 162 175
3.5 85 178 200
4.0 99 191 216
4.5 124 203 227
5.0 143 206 238
5.5 155 247.3
6.0 163.5
6.5 164
7.0 164.4
7.5 166
8.0 167.5
Solusi (2) :
Perhitungan hasil pengujian terdapat pada tabel berikut :
Teg. Normal = 0.2 kg/cm2 Teg. Normal = 0.4 kg/cm2 Teg. Normal = 0.8 kg/cm2
Waktu Waktu Waktu
Bacaan Gaya geser Teg. geser Bacaan Gaya geser Teg. geser Bacaan Gaya geser Teg. geser
(menit) (div.) ( kg ) ( kg/cm2) (menit) (div.) ( kg ) ( kg/cm2) (menit) (div.) ( kg ) ( kg/cm2)

0.5 46 5.980 0.166 0.5 49 6.370 0.177 0.5 38.3 4.979 0.138
1.0 57.5 7.475 0.208 1.0 90 11.700 0.325 1.0 73.3 9.529 0.265
1.5 65 8.450 0.235 1.5 110 14.300 0.397 1.5 71.7 9.321 0.259
2.0 71.5 9.295 0.258 2.0 130 16.900 0.469 2.0 107.7 14.001 0.389
2.5 75 9.750 0.271 2.5 138 17.940 0.498 2.5 150 19.500 0.542
3.0 80 10.400 0.289 3.0 162 21.060 0.585 3.0 175 22.750 0.632
3.5 85 11.050 0.307 3.5 178 23.140 0.643 3.5 200 26.000 0.722
4.0 99 12.870 0.358 4.0 191 24.830 0.690 4.0 216 28.080 0.780
4.5 124 16.120 0.448 4.5 203 26.390 0.733 4.5 227 29.510 0.820
5.0 143 18.590 0.516 5.0 206 26.780 0.744 5.0 238 30.940 0.859
5.5 155 20.150 0.560 5.5 5.5 247.3 32.149 0.893
6.0 163.5 21.255 0.590 6.0 6.0
6.5 164 21.320 0.592 6.5 6.5
7.0 164.4 21.372 0.594 7.0 7.0
7.5 166 21.580 0.599 7.5 7.5
8.0 167.5 21.775 0.605 8.0 8.0
Lanjut Solusi (2) :
Dari hasil perhitungan tabel diplotkan pada grafik berikut :

Dari grafik diatas diperoleh :


- Kohesi tanah = 0,46 Kg/cm2
- Sudut gesek dalam = 36˚
Contoh (3) :
Dari pengujian triaxial diperoleh hasil seperti tabel berikut :

Tekanan Sel Selisish tegangan Tekanan air pori


(kN/m2) utama (kN/m2)
150 192 80
300 341 154
450 504 222
Solusi (3) :
Nilai-nilai tegangan efektif dapat dihitung seperti pada tabel dan diplotkan
pada grafik lingkaran Mohr.berikut :
σ3 σ1 σ3' σ1 '
150 342 70 262
300 641 146 487
450 954 228 732
POST TEST
1. Pada pengujian triaxial digunakan tiga buah benda uji yang masing-
masing luasnya = 20 cm2. Tekanan sel diambil berturut-turut 0,5
kg/cm2, 1,5 kg/cm2 dan 2,0 kg/cm2 . Ternyata beban deviator yang
memecahkan tanah ketiga benda uji sama besarnya yaitu 40 kg/cm2
. Tentukan nilai parameter kuat geser tanah dengan cara :
a. Analitis
b. Grafis
2. Jika tanah pada soal no. 1 dilakukan penguian kuat tekan bebas,
berapakah nilai kuat tekan bebas tanah tersebut ?
3. Dilakukan pengujian Vane Shear dilapangan dengan dimensi
diameter vane 4 inchi tinggi 8 inchi, dan pembacaan torsi maksimum
9 kg m. Hitunglah tahanan geser tanah tersebut.
POST TEST

4. Suatu pengujian triaxial terhadap 2 macam contoh tanah,


diperoleh data sebagai berikut :
Tekanan Contoh tanah 1 Contoh tanah 2

Tekanan sel 15 45
(kg/cm2)
Tekanan vertikal 40 100
(kg/cm2)
Tekanan air pori 3 12,5
(kg/cm2)

Tentukan besarnya nilai c dan φ pada keadaan :


a. Tekanan total
b. Tekanan efektif
Finish...
LANJUT PEMADATAN

Anda mungkin juga menyukai