Bab Ii Unsur Geometris Saluran Terbuka

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BAB II

SALURAN TERBUKA DAN SIFAT-SIFATNYA

2.1 Jenis Saluran Terbuka.


Saluran yang mengalir air dengtan suatu permukaan bebas disebut
saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu : saluran alam (natural) dan saluran buatan
(artificial).
Saluran alam meliputi semua aliran air yang yang terdapat
secara alamiah di bumi, mulai dari anak selokan kecil pegunungan,
selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai ke muara
sungai. Aliran air di bawah tanah dengan permukaan bebas juga
dianggap sebagai saluran terbuka alamiah.
 Saluran buatan dibentuk oleh manusia, seperti saluran
pelayaran,saluran pembangkit listrik, saluran irigasi dan talang,
parit pembuangan, pelimpah tekanan, saluran banjir, saluran
pengangkut kayu, selokan, dan sebagainya, termasuk model saluran
yang dibuat di laboratorium untuk keperluan penelitian.
 Pada berbagai keadaan dalam praktek teknik saluran terbuka buatan
diberi istilah yang berbeda-beda seperti “saluran” (canal), “talang”
(flume), “got miring (chute). “terjunan” (drop), “gorong-gorong”
(culvert), “terowongan air terbuka” (open-flow tunnel) dan
sebagainya.
2.2 GEOMETRI SALURAN TERBUKA

Definisi beberapa unsur geometrik dasar yang penting diberikan di bawah ini.
1. Kedalaman aliran (h) adalah jarak vertikal titik terendah pada
suatu penampang saluran sampai permukaan bebas.
2. Lebar puncak (T) adalah lebar penampang saluran pada
permukaanbebas.
3. Luas basah (A)

adalah luas penampang melintang aliran yang tegak lurus


arah aliran.
4. Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang
melintang yang tegak lurus arah aliran.
5. Jari-jari hidraulik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling
basah
6. Kedalaman hidraulik (D) adalah rasio luas basah dengan lebar
puncak.
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
Rumus Satuan
T Lebar dasar (m)
b
Lebar puncak (m)
T b
h Kedalaman air (m)
h
Luas penampang (m2)
b A  b.h
basah
Keliling basah
Penampang segiempat P  b  2h (m)
penampang
Jari-jari hidraulik A (m)
R 
penampang P
Kedalaman A (m)
D
hidraulik T
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
Rumus Satuan
T Lebar dasar
b (m)
Lebar puncak T  b  2 zh (m)
h
1
Kedalaman air (m)
h
z
Luas penampang A  bh  zh 2 (m2)
b
basah
Keliling basah P  b  2h 1  z 2 (m)
Penampang trapesium penampang
A
Jari-jari hidraulik R  (m)
P
penampang
A
Kedalaman D (m)
T
hidraulik
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
T Rumus Satuan
Lebar dasar (m)
0
1 h
Lebar puncak T  2 zh (m)
z
Kedalaman air h (m)

Luas penampang (m2)


basah A  zh 2
Penampang segitiga
Keliling basah
penampang P  2h 1  z 2 (m)

Jari-jari hidraulik A (m)


R 
penampang P

Kedalaman A (m)
D
hidraulik T
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
Rumus Satuan
T
Lebar puncak   
T   sin .d

 2


(m)
d
h Kedalaman air (m)
 h
Luas penampang A
1
  sin  .d 2 (m2)
basah 8
radian
Penampang lingkaran Keliling basah 1
P   .d (m)
penampang 2

Jari-jari hidraulik 1  sin  


.d (m)
R 1
penampang  
4  

Kedalaman D
A (m)
T
hidraulik

 dalam radian, yaitu 180  3,14


o
Dimana
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
Rumus Satuan
T Lebar puncak 3A
T
2h
(m)
h
Kedalaman air (m)
h

Luas penampang 2 (m2)


A Bh
basah 3
Penampang parabola 2
Keliling basah 8h
P (m)
penampang 3 B

Jari-jari hidraulik R
A (m)
penampang P

Kedalaman hidraulik A (m)


D
T
DEBIT SALURAN TERBUKA
Hukum Kontinuitas dituliskan sebagai berikut:

A1  V1  A2  V2 = konstan

A  VDimana:
Q
Q : debit aliran (m3/det)
A : luas penampang basah saluran (m2)
V : kecepatan aliran (m/det)
FREEBOARD (TINGGI JAGAAN)

Table 9-1. Suggested Freeboard∗

Discharge (m3/s) < 0.75 0.75 to 1.5 1.5 to 85 > 85

Freeboard (m) 0.45 0.60 0.75 0.90

∗ After Ranga Raju [1983]


PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
 Metode pelampungan
Pelampung

S A B
V
A

S
B
t
Dimana :
V
= kecepatan rata-rata aliran (m/det)
S A B = jarak antara A dan B (m)
t = waktu tempuh pelampung (det)
Distribusi Kecepatan Pada
Penampang Saluran
 Dengan adanya suatu permukaan bebas dan gesekan di sepanjang
dindingsaluran, maka kecepatan dalam saluran tidak terbagi merata dalam
penampangsaluran. Kecepatan maksimum dalam saluran biasa umumnya
terjadi di bawahpermukaan bebas sedalam 0,05 sampai 0,25 kali
kedalamannya;
Gambar Distribusi Kecepatan Pada
Penampang Saluran
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN
TERBUKA
DI LAPANGAN
 Metode baling-baling
1. Pengukuran dengan 1 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan aliran hanya dilakukan pada satu titik saja, yaitu dapat diukur pada 0,6 atau
0,5 atau 0,2 kedalaman aliran dari permukaan air.
Current
meter

V  V0 , 6
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 6 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det) V  C1  V0,5
V0,5 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,5 dari muka air (m/det)
V0, 2
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
C1 = koefesien (diambil 0,96)
C2 = koefesien (diambil 0,88) V  C2  V0, 2
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
2. Pengukuran dengan 2 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 2 titik pengukuran yaitu pada
kedalaman 0,2 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air.

V0, 2  V0,8
V
Dimana : 2
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0,8 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
3. Pengukuran dengan 3 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 3 titik pengukuran yaitu pada
kedalaman 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air

Dimana :
1
V  Valiran
= kecepatan rata-rata
V  V  
 (m/det)
0, 2 0 ,8
0, 6 
2 2
 kedalaman 0,2
= kecepatan terukur pada  dari muka air (m/det)
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
V0, 2
V0, 6

V0,8
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
4. Pengukuran dengan 5 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 5 titik pengukuran yaitu pada
kedalaman 0 (permukaan); 0,2; 0,6; 0,8 dan 1,0 (dasar) kedalaman aliran
dari permukaan air.

Dimana : Vs  3V0, 2  2V0,6  3V0,8  Vb


V
= kecepatan rata-rata aliran
10 (m/det)
V = kecepatan terukur pada permukaan air (m/det)
Vs = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0, 6 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
V0,8 = kecepatan terukur pada dasar saluran (m/det)
Vb
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN
TERBUKA
DI LAPANGAN
Metode Pewarnaan/Penggaraman

Zat warna/ garam di S A B


masukan
Detektor V
t
Dimana
A : B

= kecepatan
S rata-rata aliran (m/det)
= jarak antara A dan B (m)
V
t = waktu yang dibutuhkan dari saat larutan
S A B dituangkan sampai terdeteksi oleh detector.
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
METODE EMPIRIS
 Metode Manning

1 2
V   R 3  S1/ 2
Dimana: n
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
S = kemiringan memanjang saluran
n = angka kekasaran manning,
tergantung bahan lapisan permukaan saluran (Tabel 3.1)
ANGKA KEKASARAN MANNING

Tabel. Beberapa nilai angka kekasaran manning

No Lapisan saluran n

1 Lapisan dari beton 0,011-0,014


2 Pasangan batu bata 0,012-0,017
3 Lapisan plesteran 0,011-0,015
4 Pasangan batu kali 0,015-0,024
5 Lapisan batu kosong 0,023-0,036
6 Lapisan tanah 0,022-0,025
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
METODE EMPIRIS
 Metode Chesy

V  C RS

1
R 6
C 
n
Dimana:
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
S = kemiringan memanjang saluran
C = koefesien Chesy
n = angka kekasaran manning
MENENTUKAN NILAI C
SECARA EMPIRIS
0,00155 1
Rumus Kutter : 23  
C t n
 0,00155  n
1   23  .
 S  R

87
 Rumus Bazin : C 

1
R
Dimana:
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan memanjang saluran
 = berat jenis bahan lapisan saluran.
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
METODE EMPIRIS
 Metode Strikler

Dimana:
V  K  R 2 / 3  S1 / 2
R = jari-jari hidraulis saluran
K = koefesien Strikler,
tergantung dari debit dan Tabel. Beberapa nilai koefesien Strikler
perawatan saluran
S = kemiringan memanjang Debit (m3/det) K
saluran > 10 50,0
5-10 47,5
<5 45,0

Anda mungkin juga menyukai