Kejang Anak

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Kejang Pada

Anak
M. Shinta Frennanda
42190307
• Kejang adalah perubahan aktivitas motorik abnormal
yang tanpa atau disertai dengan perubahan perilaku yang
sifatnya sementara yang disebabkan akibat perubahan
aktivitas elektrik di otak.
Klasifikasi Kejang
Kejang parsial
• Kejang parsial simpleks
Tanpa adanya penurunan kesadaran, durasi <1 menit. Terlihat
aktivitas motorik fokal pada wajah dan ekstremitas.

• Kejang parsial kompleks


Ada penurunan kesadaran, tatapan kosong, perilaku seperti
mengunyah atau mengecap, seringkali disertai mual muntah.
Dapat berlangsung 30 detik sampai 3 menit. Setelah kejang
pasien tidak ingat apapun.

• Kejang parsial yang menjadi kejang umum sekunder


Kejang Umum
• Kejang tonik klonik (grand mal seizure)
Pada awal fase tonik, anak menjadi pucat, terdapat dilatasi kedua
pupil, dan kontraksi otot – otot yang disertai dengan rigiditas otot
yang progresif. Sering juga disertai dengan inkontinensia urin

pada fase klonik, terjadi gerakan menghentak secara ritmik dan


gerakan fleksi yang disertai spasme pada ekstremitas. Terjadi
perubahan kesadaran pada anak selama episode kejang
berlangsung dan bisa berlanjut hingga beberapa saat setelah
kejang berhenti.

• Kejang tonik
Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot

• Kejang mioklonik
Ditandai kontraksi otot bilateral simetris
• Kejang atonik
Ditandai dengan kehilangan tonus otot tiba-tibapasien
lemas dan terjatuh jika posisi berdiri. Tidak ada penurunan
kesadaran.

• Kejang absens
Berhentinya aktivitas motorik secara tiba-tiba, tatapan
kosong. Episode kejang <30 detik

Kejang tak terklasifikasi


Etiologi
• Kejang demam
• Infeksi: meningitis, ensefalitis
• Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia,
hipoksemia, hipokalsemia, gangguan elektrolit
• Trauma kepala
• Penghentian obat anti epilepsi
• Neoplasma
Diagnosis
• Anamnesis :
Gambaran
- Keadaan pasien saat bangkitan?
- Duduk/berdiri/berbaring
- Aura?

Apa yang tampak selama kejadian


- Gerakan tonik/klonik, otomatism
-inkontinensia
- pucat, berkeringat, deviasi mata

Durasi Kejadian

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat perinatal/ perkembangan
Riwayat Trauma, infeksi
Pemeriksaan fisik
• Kesadaran
• Meningeal sign
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial: UUB menonjol,
papil edem
• Tanda infeksi luar: ISPA, ISK
• Px neurologi: refleks fisiologis, reflek patologis, motorik.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap, elektrolit, urinalisis
• Pungsi Lumbal
• Pencitraan: CT scan kepala, MRI
• Electroencephalography (EEG)
Tatalaksana Lini Pertama
• Diazepam
• Midazolam
• Paraldehyde
Terapi lini kedua
• Fenitoin
• Fenobarbital
Kejang Demam
• Kejang demam yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Klasifikasi Kejang
Demam
• Kejang Demam Sederhana
berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik. tidak berulang dalam waktu 24 jam

• Kejang Demam Kompleks


Kejang berlangsung lebih dari 15 menit. Kejang parsial satu
sisi atau kejang umum. Berulang atau lebih dari 1 kali 24
jam.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap, elektrolit, urinalisis
• Pungsi Lumbal
• EEG
• Pencitraan
Tatalaksana
• Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat
adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis
diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan dengan
kecepatan 1-2mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit dengan
dosis maksimal 20 mg.

• Di rumah: diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-


0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan
berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan
lebih dari 10 kg. Bila setalah pemberian diazepam rektal
kejang belum berhenti, dapat diulang dengan cara dan dosis
yang sama dengan interval 5 menit.
• Kejang belum berhenti diberikan: fenitoin secara
intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/menit atau
kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis
selanjutnya 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis
awal.
• Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-
4 kali sehari.
Pemberian obat rumat
• diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri yaitu
kejang lama lebih dari 15 menit, adanya kelainan
neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang, kejang
fokal.
• Obat pilihan yaitu asam valproat. Dosis asam valproat
yaitu 15-40mg/kg/hari dalam 2-3 dosis.
• Dosis fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
• Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-59%
kasus.
Indikasi rawat inap

• Kejang demam kompleks


• Hiperpireksia
• Usia dibawah 6 bulan
• Kejang demam pertama kali
• Terdapat kelainan neurologi
Edukasi Orang tua
• Tenang dan tidak panik
• Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher
• Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala
miring.
• Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut
• Ukur suhu dan observasi lama dan bentuk kejang
• Berikan diazepam rektal. Jika kejang telah berhenti
jangan diberikan
• Bawa ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit
atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai