Fts Steril
Fts Steril
Fts Steril
Sifat fisika kimia ini juga akan berkaitan erat dalam pengangkutan obat
untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul-molekul obat
harus melalui bermacam-macam membran, berinteraksi dengan senyawa-
senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta biopolimer.
Sifat-sifat Fisika-Kimia dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang
harus diketahui sebelum formulasi obat adalah :
a. Rasa, bau dan warna zat. Rasa, bau dan warna zat harus diketahui agar bisa
menentukan bahan tambahan obat seperti : corrigens saporis, corrigens
odoris, dan corrigens coloris yang dibutuhkan.
b. Kelarutan.
Kelarutan bahan obat penting untuk diketahui terutama kelarutan dalam
air.
Bahan obat yang mudah larut dalam air akan lebih mudah diabsorpsi
sehingga akan lebih cepat memberikan efek terapi. Sehingga untuk zat
aktif yang mudah larut dan stabil dalam air, lebih baik bila dibuat dalam
bentuk cair.
c. Ukuran partikel. Ukuran partikel berpengaruh pada :
Makin kecil ukuran partikel bahan obat makin mudah
larut sehingga makin mudah diabsorpsi. Keseragaman
isi.
Makin homogen ukuran partikel maka makin terjamin
keseragaman dosisnya. Laju pengendapan.
Makin besar ukuran partikel akan makin mudah
mengendap. Pada sediaan suspensi bisa menyebabkan
terjadinya caking. Penambahan bahan pensuspensi
akan menghambat laju pengendapan sehingga akan
mencegah terbentuknya caking / endapan yang keras.
d. Kestabilan bahan obat Reaksi-reaksi kimia yang
mempengaruhi kestabilan bahan obat :
1. Hidrolisa
Reaksi hidrolisa adalah reaksi peruraian suatu
zat oleh air. Contoh bahan obat yang mudah
mengalami hidrolisa adalah Aspirin dan obat-obat
golongan Antibiotika ( misal : Ampisilin, Amoksisilin,
Tetrasiklin, dll ). Terhidrolisanya Aspirin ditandai
dengan timbulnya bau Asam Asetat / cuka.
2. Oksidasi
Pada beberapa bahan obat akan terjadi reaksi oksidasi
bila terpapar cahaya terlalu lama, terkena panas atau bila
bereaksi dengan gas oksigen. Contoh : Iodium, Kalium
Permanganat (PK).
Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan yang tinggi saja yang
dapat berinteraksi dengan reseptor biologis, sifat kimia fisika harus
menunjang orientasi khas molekul pada permukaan reseptor.
a. Sifat Fisika
Uraian fisik dari suatu obat sebelum pengembangan bentuk sediaan
penting untuk dipahami, kebanyakan zat obat yang digunakan sekarang
adalah bahan padat.
b. Pengujian Mikroskopik
Pengujian mikroskopik dari zat murni (bahan obat) merupakan suatu
tahap penting dalam kerja (penelitian) praformulasi. Ia memberikan indikasi
(petunjuk ukuran partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal.
c. Ukuran Partikel
Sifat-sifat fisika dan kimia tertentu dari zat obat dipengaruhi oleh
distribusi ukuran partikel, termasuk laju disolusi obat, bioavailabilitas,
keseragaman isi, rasa, tekstur, warna dan kestabilan.
d. Koefisien Partisi dan Konstanta Disosiasi
Untuk memproduksi suatu respon biologis molekul obat pertama-tama
harus menyeberangi sutau membrane biologis yang bertindak sebagai
pembatas lemak.
e. Polimerfisme
Suatu formulasi yang penting adalah bentuk kristal atau bentuk
amorf dari zat obat tersebut. Bentuk-bentuk polimorfismebiasanya
menunjukkan sifat fisika kimia yang berbeda termasuk titik leleh dan
kelarutan. Bentuk polimorfisme ditunjukkan oleh paling sedikit
sepertiga dari senua senyawa-senyawa organic.
f. Kelarutan
Suatu sifat kimia fisika yang penting dari suatu zat obat adalah
kelarutan, terutama kelarutan sistem dalam air. Suatu obat harus
memiliki kelarutan dalam air agar manjur dalam terapi.
g. Disolusi
Perbedaan aktivitas biologis dari suatu zat obat mungkin
diakibatkan oleh laju disolusi.
h. Kestabilan
Salah satu aktivitas yang paling penting dalam praformulasi
adalah evaluasi kestabilan fisika dari zat obat murni. Pengkajian awal
dimulai dengan menggunakan sampel obat dengan kemurnian yang
diketahui.
Sifat Kimia
Penentuan stabilitas obat penting dilakukan sedini mungkin.
Studi stabilitas preformulasi meliputi bentuk larutan dan keadaan
padat pada beberapa kondisi penanganan: formulasi, penyimpanan,
dan pemberian in vivo.
Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan kelarutan
senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi diantara dua hal
yang ekstrem, yaitu pelarut polar, seperrti air, dan pelarut nonpolar
seperti lemak.
Pengkajian praformulasi yang dihubungkan dengan fase
praformulasi termasuk kestabilan obat itu sendiri dalam keadaan
padat, kestabilan fase larutan dan kestabilan dengan adanya bahan
penambah.
Penyelidikan awal dimulai dengan pengetahuan tentang struktur
kimia obat yang mengizikan mengantisipasi reaksi degradasi yang
mungkin terjadi.
SECARA KIMIA PROSES KERUSAKAN
YANG PALING SERING MELIPUTI
HIDROLISIS DAN OKSIDASI
Konstanta disosiasi
Konstanta disosiasi digunakan untuk mengetahui Ph dalam
proses pembuatan sediaan steril. Saat suatu asam HA larut dalam air,
sebagian asam tersebut terurai (terdisosiasi)
membentuk ion hidronium dan basa konjugasinya.
Kelarutan
Semua sifat fisika atau kimia bahan aktif langsung atau tidak
langsung akan dipengaruhi oleh kelarutan. Dalam larutan ideal,
kelarutan bergantung pada suhu lebur.
Disolusi
Disolusi merupakan tahap pembatas laju absorbsi suatu obat
menuju sirkulasi sistemik.
Stabilitas
Stabilitas fisika dan kimia dari bahan aktif murni sangat perlu
untuk dievaluasi karena jika terdapat keberadaan pengotor dapat
menyebabkan kesimpulan yang salah
F. CARA PENCAMPURAN BAHAN OBAT DAN BAHAN
TAMBAHAN OBAT DARI BERBAGAI BENTUK SEDIAAN
Apabila dalam sediaan obat terdapat lebih dari dua bahan, maka
pencampuran harus dilakukan sebaik mungkin supaya didapatkan campuran
yang homogen. Ada beberapa metode pencampuran, yaitu :
Spatula
Bahan digerus di atas kertas dengan memakai spatula. Metode ini
hasilnya kurang maksimal, terlebih bila serbuk yang dicampur jumlahnya
banyak.
Triturasi.
Bahan digerus di dalam lumpang porselen atau lumpang kayu, bisa
juga lumpang dari kaca. Lebih disukai lumpang porselen yang permukaan
dalamnya kasar. Hasil yang diperoleh cukup bagus.
Ayakan
Bahan dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan. Hasil
campuran yang diperoleh biasanya agak halus. Cara ini kurang diyakini
homogenitasnya.
Tumbling
Bahan diguling-gulingkan supaya tercampur merata. Metode ini
digunakan untuk mencampur serbuk dalam jumlah besar, dengan
menggunakan mesin penggiling serbuk yang dirancang khusus.
Beberapa bahan obat akan menampakkan reaksi yang
tidak diinginkan bila dicampur, misalnya terjadi
penggumpalan, perubahan warna atau reaksi lain yang
akan menyebabkan menurun atau hilangnya khasiat dari
bahan obat tersebut.
Berikut ini pedoman cara mencampur bahan-bahan obat :
Bentuk sediaan padat.
Bentuk sediaan setengah padat.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KHASIAT
OBAT
Khasiat obat atau efek terapi obat adalah respon
yang dialami oleh tubuh setelah penggunaan obat.
Hal-hal yang mempengaruhi khasiat obat :
Dosis obat yang digunakan