Kel 6-Kasus Obat Palsu
Kel 6-Kasus Obat Palsu
Kel 6-Kasus Obat Palsu
Kelompok 6
Baginda Sati Pituanan
Kholid Abdul Hafidz
Rr.Aprilla Wulansari
Sarlina Jihan Lusiyanti
Veronika Violeta Projustitiani
PENDAHULUAN
V E R O N I K A V I O L E TA P R O J U S T I T I A N I
AKIBAT ?
Kematian
Derajat
kesehatan
publik
menurun
Resistensi
Obat
BERITA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (B
POM) bekerja sama dengan Polda Metro
Jaya melakukan sidak di sejumlah apote
k di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Rabu
(7 September 2016).
Dari 10 apotek yang disidak secara acak,
ditemukan ratusan obat palsu dan kadal
uwarsa. Dari sidak ini, tujuh apotek raky
at juga telah ditutup di Pasar Pramuka S
eptember 2016.
BERITA
Selain penutupan tujuh apotek rakyat, BPO
M dan Pemprov DKI Jakarta juga merumusk
an sejumlah langkah yang akan dilakukan
menyikapi peredaran obat palsu.
Pertama, moratorium pendirian apotek raky
at, pencabutan izin apotek rakyat yang sud
ah diproses pro justicia, serta operasi bersa
ma yang lebih intensif antara BPOM, Baresk
rim Polri, dan Pemda DKI.
Selain itu, diusulkan pula pencabutan Perat
uran Menteri Kesehatan Nomor 284/Menk
es/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat
Pluit,
Jakarta
Utara
(Desember
2013)
Bandung, Jawa
Barat
(19/4/2014)
Banda
Aceh,
NAD (Oktober
2014)
ANALISIS
Peredaran obat palsu yang sudah terjadi sejak puluhan tahun
lalu hingga kini belum juga teratasi, khususnya di bagian pen
gawasan saat produksi dan distribusi. Kasus beredarnya obat
palsu di masyarakat sangat dipengaruhi oleh lemahnya penga
wasan obat serta penindakan terhadap pelaku yang terkait de
ngan obat palsu.
ANALISIS
Dari segi industry, beredarnya obat palsu sangat merugikan in
dustri itu sendiri, selain kerugian finansial, juga menyebabkan
buruknya nama industri yang dipakai pada label obat palsu te
rsebut. Kerugian fianasial disebabkan rendahnya penjualan o
bat asli di masyrakat, Karena masyarakat cenderung akan me
milih untuk membeli obat yang lebih murah harganya. Namu
n ketika sudah terjadi kasus terkait penggunaan obat palsu, b
arulah akan diselediki penyebabnya hingga ke prodsen dari o
bat tersebut. Obat palsu yang beredar, miliki kemiripan hampi
r 99% dengan obat asli. Untuk masyarakat awam, akan sang
at sulit membedakan mana obat palsu dan mana yang asli. Se
lain itu perederan obat palsu juga disebabkan ketidak telitian
dari distributor dalam memasok barang.
CONTOH KASUS
Kepala Seksi Pemeriksaan Balai Besar Pengawas Obat dan M
akanan (BBPOM) DKI Jakarta Widya Savitri, Selasa (13/9), me
ngatakan, kasus produksi obat palsu itu terungkap Juni lalu ol
eh Badan POM. Pelakunya ialah dokter asal India berinisal KK
(50), praktik di Sunter, Jakarta.
PP 51 TAHUN 2009
Pasal 14
(1) Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi b
erupa obat harus memiliki seorang Apoteker sebagai penangg
ung jawab.
TINJAUAN HUKU
M OBAT KEDALU
WARSA
KHOLID ABDUL HAFIDZ
Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau meng
edarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat
atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjar
a paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak R
p1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
UU RI NO 8 TAHUN 1999
Pasal 8
1)Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperda
gangkan barang dan/atau jasa yang:
a.tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratka
n dan ketentuan peraturan perundangundangan;
b.tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hi
tungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang terseb
ut;
c.tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitung
an menurut ukuran yang sebenarnya;
d.tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran seba
gaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/at
au jasa tersebut
e.tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
UU RI NO 8 TAHUN 1999
Pasal 62
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksu
d dalam Pasal 8, Pasal9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pa
sal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pa
sal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tah
un atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua
milyar rupiah).
SOLUSI - BPOM
Pengawasan secara rutin dan lebih komprehensif yang meliputi pr
e-market evaluation dan post-market control
Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memp
erkuat sistem pengawasan dan melakukan inspeksi berkala
Pengamanan dan pemusnahan terhadap produk ilegal hasil temua
n untuk memastikan bahwa produk tersebut tidak lagi diedarkan d
i masyarakat.
Secara aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyaraka
t agar dapat menekan demand terhadap obat palsu dan memutus
rantai peredaran situs dan publikasi waspada obat palsu
BPOM sebaiknya diberi kewenangan untuk melakukan penindakan
langsung pada produsen maupun distributor yang terlibat, tidak h
SOLUSI - BPOM
BPOM sebaiknya diberi kewenangan untuk melakukan penindakan
langsung pada produsen maupun distributor yang terlibat, tidak h
anya melakukan pengawasan dan pencatatan
Pembentukkan lembaga di bawah atau setara dengan BPOM untu
k melakukan kontrol penyalahgunaan obat termasuk mengendalik
an obat-obat kedaluwarsa Contoh: di US ada DEA (Drug Enforc
ement Administration)
SIARAN PERS
B A D A N P O M T E R U S P E R A N G I P E R E D A R A N O B AT I L E G A L D I I N D
ONESIA
12 AGUSTUS 2016
Untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan produk ilegal ter
masuk palsu, Badan POM dengan memaksimalkan sumber daya
yang ada, akan melakukan langkah-langkah penguatan sebagai
berikut:
Mengefektifkan monitoring/pelaporan obat terutama obat kera
s dari industri farmasi ke PBF, demikian juga dari PBF ke seluruh
jalur di fasilitas pelayanan kefarmasian dan kesehatan.
Mengintensifkan inspeksi pada fasilitas pelayanan kefarmasian
dan kesehatan.
Memperkuat kerja sama dengan POLRI untuk penanganan kasu
s peredaran obat ilegal termasuk palsu.
PRODUSEN/INDUSTRI FARMASI
Menerapkan CPOB dan CDOB secara lebih baik
Melakukan kontrol terhadap produk obat yang telah beredar di
masyarakat
Melakukan dan meningkatkan sosialisasi pada distributor, IFRS, d
an apotek/toko obat berizin resmi untuk mengembalikan produk
obat ke produsen dengan tenggat waktu kurang dari 3 bulan seb
elum kadaluwarsa
Melakukan penarikan dari peredaran terhadap produk yang telah
kadaluwarsa dan dilakukan pemusnahan untuk menghindari pen
yalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mengenali dan memberikan ciri khusus pada produk untuk meng
hindari terjadinya pemalsuan serta penggantian label/tanggal ka
MASYARAKAT
Menjadi konsumen cerdas dengan selalu membeli
obat di sarana resmi (Apotek, RS, Puskesmas, Toko
Obat Berizin untuk obat bebas/bebas terbatas)
Cek KIK (Kemasan, Izin Edar, Kadaluwarsa) Pasti
kan obat memiliki kemasan dalam kondisi baik, me
miliki izin edar, dan tidak melebihi masa kadaluwar
sa
Melakukan pengaduan ke BPOM jika mencurigai a
danya praktik produksi dan peredaran obat palsu/il
egal untuk dapat ditindak lanjuti
REFERENSI
Hukmas BPOM. Siaran Pers: Badan POM Terus Perangi Peredaran Obat Ilegal Di Indonesi
a (12 Agustus 2016). Diakses pada 2 Oktober 2016. Diambil dari:
http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/316/BADAN-POM-TERUS-PERANGI-P
EREDARAN-OBAT-ILEGAL-DI-INDONESIA.html
.
Hukmas BPOM. Siaran Pers: Lindungi Masyarakat Dari Produk Ilegal, Badan POM Kemba
li Gerebek Gudang Obat Palsu (6 September 2016) . Diakses pada 2 Oktober 2016. Dia
mbil dari:
http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/323/LINDUNGI-MASYARAKAT-DAR
I-PRODUK-ILEGAL--BADAN-POM-KEMBALI-GEREBEK-GUDANG-OBAT-PALSU.html
.
Kompas. Tutup 7 Apotek Rakyat di Pasar Pramuka, Ini Langkah Lanjutan yang Dilakukan
BPOM (13 September 2016). Diakses pada 2 Oktober 2016. Diambil dari:
http://nasional.kompas.com/read/2016/09/13/19434561/tutup.7.apotek.rakyat.di.pasar
.pramuka.ini.langkah.lanjutan.yang.dilakukan.bpom
.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan.