LP TPB KEL 2-
LP TPB KEL 2-
LP TPB KEL 2-
Dosen Pengampu:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknologi Produksi Benih
(TPB) ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teknologi Produksi Benih yang diampu oleh
Bapak Ir. Oesin Oemar, MP.
Melalui praktikum ini, kami mendapatkan pengalaman berharga dalam
memahami dan menerapkan berbagai teknik produksi benih yang berkualitas, mulai
dari seleksi benih, teknik pemuliaan, hingga pengelolaan pascapanen. Praktikum ini
juga memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya benih unggul dalam
mendukung keberhasilan budidaya pertanian.
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap saran dan kritik konstruktif
dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini di masa mendatang.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. Oesin
Oemar, MP, selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing kami
dengan penuh kesabaran dan dedikasi. Asisten dosen dan seluruh pihak yang turut
membantu dalam pelaksanaan praktikum ini. Rekan-rekan mahasiswa yang telah
bekerja sama selama praktikum berlangsung.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan
pembelajaran yang berguna, baik bagi kami sendiri maupun pembaca pada umumnya.
Kelompok 2
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
I. STRUKTUR BENIH TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL . . 1
II. STANDARD GERMINATION TEST (SGT)..................................... 8
III. FRIST COUNT TEST (FCT) ............................................................. 20
IV. INDEX VALUE TEST (IVT)............................................................. 27
V. ROOT AND SHOOT GROW TEST (RSGT) DAN SEEDLING
GROWTH RATE TEST (SGRT)........................................................ 37
VII. SOIL EMERGENCE TEST (SET).................................................... 57
VII. UJI KEKUATAN TUMBUH BENIH DENGAN MEDIA BATU
KORAL ATAU PECAHAN BATA (BRICK GRIT TEST)............. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MATERI I
STRUKTUR BENIH TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
I. PANDAHULUAN
v
6
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung (Zea Mays)
Jagung termasuk tanaman monokotil dengan struktur benih yang khas. Benih
jagung terdiri dari perikarp (lapisan luar biji), endosperma, dan embrio.
Endosperma mendominasi struktur benih dan berfungsi sebagai cadangan
makanan utama, sedangkan embrio terletak di sisi lateral biji, terdiri atas plumula
(calon tunas) dan radikula (calon akar). Pengamatan irisan melintang
menunjukkan lapisan aleuron yang mengelilingi endosperma.
3.2.2. Padi (Oryza Sativa)
Padi juga merupakan tanaman monokotil dengan struktur benih yang mirip
dengan jagung. Gabah terdiri dari sekam (lapisan pelindung luar), endosperma
yang kaya pati, dan embrio kecil yang berada di bagian dasar biji. Lapisan aleuron
tipis mengelilingi endosperma dan berperan dalam sintesis enzim selama
perkecambahan. Secara anatomi, benih padi dirancang untuk efisiensi cadangan
energi selama proses awal pertumbuhan.
3.2.3. Kacang Hijau (Vigna radiata)
Kacang hijau termasuk tanaman dikotil dengan biji yang kecil, berbentuk
oval, dan berwarna hijau. Struktur biji terdiri dari kulit biji (testa), dua kotiledon
besar, dan embrio. Kotiledon menyimpan cadangan makanan yang digunakan
selama perkecambahan. Pada irisan membujur, embrio yang terdiri dari radikula
dan plumula terlihat jelas berada di antara kotiledon.
3.2.4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Kacang tanah termasuk tanaman dikotil dengan biji yang terlindung dalam
polong. Setiap biji terdiri dari kulit biji (testa), kotiledon, dan embrio. Kotiledon
berfungsi sebagai penyimpan cadangan energi. Irisan membujur menunjukkan dua
kotiledon besar yang mendominasi struktur biji, sedangkan embrio kecil berada di
antara kedua kotiledon.
3.1.5. Kangkung (Ipomea Aquatica)
Kangkung termasuk tanaman dikotil dengan biji kecil berbentuk bulat. Kulit
biji keras melindungi kotiledon dan embrio di dalamnya. Pada irisan membujur,
kotiledon terlihat mendominasi ruang biji, sedangkan embrio kecil terdapat di
10
salah satu ujung. Irisan melintang menunjukkan struktur kotiledon yang padat dan
penuh.
3.1.6. Bayam (Amaranthus spp)
Bayam termasuk tanaman dikotil dengan biji kecil berwarna hitam dan
mengilap. Struktur benih terdiri dari kulit biji (testa), embrio yang melingkar, dan
endosperma dalam jumlah kecil. Irisan membujur menunjukkan embrio yang
melilit di sekitar endosperma. Ciri khas embrio melingkar ini mempermudah
identifikasi benih bayam.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
11
MATERI II
STANDARD GERMINATION TEST (SGT) UJI KECAMBAH BAKU
I. PANDAHULUAN
1.2. Tujuan
a. Menentukan daya berkecambah benih
12
3.1.5. Bayam
3.1.6. Kangkung (Ipomoea Aquatica)
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung (Zea Mays)
3.2.3. Kacang Hijau (Vigna radiata)
3.2.4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3.2.5. Bayam (Amaranthus spp)
3.2.6. Kangkung (Ipomoea Aquatica)
16
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
17
MATERI III
FRIST COUNT TEST (FCT)
I. PANDAHULUAN
1.2. Tujuan
18
3.2. Pembahasan
3.2.1. Padi (Oryza sativa)
3.2.2. Jagung (Zea Mays)
3.2.3. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3.2.4. Kacang Hijau (Vigna Radiata)
3.2.5. Bayam (Amarantthus )
3.2.6. Kangkung (Ipomoea Aquatica)
21
IV. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
22
MATERI IV
INDEX VALUE TEST (IVT)
I. PANDAHULUAN
3.1.5. Bayam
3.1.6. Kangkung (Ipomoea Aquatica)
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung (Zea Mays)
3.2.2. Padi
3.2.3. Kacang Hijau
3.2.4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3.2.5. Bayam
3.2.6. Kangkung (Ipomoea Aquitica)
25
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
26
MATERI V
ROOT AND SHOOT GROWTH TEST (RSGT) DAN SEEDLING
GROWTH RATE TEST (SGRT)
I. PANDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Benih merupakan komponen utama dalam proses produksi tanaman yang
mempengaruhi keberhasilan pertanian. Kualitas benih yang baik sangat penting
untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Salah
satu indikator utama untuk menentukan kualitas benih adalah kekuatan tumbuh
atau vigor benih, yang mencerminkan kemampuan benih untuk berkecambah dan
tumbuh dengan cepat dalam kondisi lingkungan tertentu.
Pada tahap awal pertumbuhan, kecepatan dan kekuatan berkecambah benih
dapat memberikan informasi yang sangat berharga mengenai kualitas benih
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan metode yang dapat mengukur vigor benih
secara akurat, salah satunya adalah melalui tes Root and Shoot Growth Test
(RSGT) dan Seedling Growth Rate Test (SGRT). Tes ini mengukur pertumbuhan
akar dan tunas pada benih dalam periode waktu tertentu, serta laju pertumbuhan
bibit yang dihasilkan. Pengamatan pada hari pertama berkecambah sangat penting,
karena hari pertama merupakan fase kritis di mana benih mulai menunjukkan
potensi pertumbuhannya.
1.2. Tujuan
Untuk mengukur/menentukan kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar
dan batang kecambah, serta untuk menentukan kekuatan tumbuh benih.
27
jam.
5. Rata-rata bobot kering kecambah dinyatakan dalam satuan mg
29
Radikula
13 Plumula
Radikula
14 Plumula
Radikula
15 Plumula
Radikula
32
Radikula
15 Plumula
Radikula
34
Plumula
1
Radikula
Plumula
2
Radikula
Plumula
3
Radikula
Plumula
4
Radikula
Plumula
5
Radikula
Plumula
6
Radikula
Plumula
7
Radikula
Plumula
8
Radikula
Plumula
9
Radikula
Plumula
10
Radikula
Plumula
11
Radikula
Plumula
12
Radikula
Plumula
13
Radikula
14 Plumula
Radikula
15 Plumula
Radikula
Plumula
Radikula
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung (Zea Mays)
GRAFIK
3.2.2. Padi
GRAFIK
3.2.3. Kacang Hijau (Vigna radiata)
GRAFIK
3.2.4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
GRAFIK
37
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
38
MATERI VI
SOIL EMERGENCE TEST (SET)
I. PANDAHULUAN
1.2. Tujuan
Untuk menentukan kekuatan tumbuh benih pada media tanah.
39
3.1.2. Padi
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung (Zea Mays)
3.2.2. Padi (Oryza sativa)
3.2.3. Kacang Hijau (Vigna radiata)
4.1.4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Pada pengamatan Soil Emergence Test (SET) untuk benih kacang tanah
(Arachis hypogaea), hasil menunjukkan adanya variasi dalam jumlah benih yang
berkecambah dan persentase uji muncul di tanah pada setiap ulangan (U1, U2, U3,
dan U4). Pada pengamatan hari pertama hingga hari kelima, terdapat perbedaan
jumlah benih yang berkecambah di setiap ulangan. Ulangan U4 menunjukkan
jumlah total benih berkecambah tertinggi (33 kecambah), diikuti oleh U2 (27
kecambah), U1 (25 kecambah), dan U3 (23 kecambah). Perbedaan ini
menunjukkan bahwa ulangan U4 memiliki benih dengan tingkat vigor yang lebih
41
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
43
MATERI VII
UJI KEKUATAN TUMBUH BENIH DENGAN MEDIA BATU KORAL
ATAU PECAHAN BATA (BRICK GRIT TEST)
I. PANDAHULUAN
1.2. Tujuan
3.1.2. Padi
3.2. Pembahasan
3.2.1. Jagung
3.2.2. Padi
3.2.3. Kacang Hijau (Vigna radiata)
4.1.6. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Pengamatan pada uji kekuatan tumbuh benih kacang tanah (Arachis
hypogaea) menggunakan media batu koral atau pecahan bata (brick grit test)
menunjukkan adanya variasi dalam jumlah benih yang berkecambah dan
persentase perkecambahannya di setiap unit pengamatan (U1, U2, U3, dan U4).
Pada pengamatan keempat hari, jumlah total benih yang berkecambah bervariasi
antara unit pengamatan U1 memiliki jumlah benih berkecambah tertinggi, yaitu
42 benih, yang menunjukkan vigor tertinggi dibandingkan unit lainnya.
Sebaliknya, U3 memiliki jumlah benih berkecambah terendah, yaitu 23 benih,
46
yang mencerminkan vigor paling rendah. Variasi ini dapat terjadi akibat
perbedaan kualitas awal benih atau pengaruh lingkungan pada saat penyimpanan
benih sebelum pengujian. Persentase perkecambahan dihitung berdasarkan jumlah
kecambah normal terhadap total benih yang diuji. Hasil menunjukkan persentase
berikut Persentase tertinggi pada U1 (84%) menunjukkan bahwa benih pada unit
ini memiliki kemampuan vigor yang baik, mampu menghasilkan kecambah
normal dengan cepat dan dalam jumlah signifikan. Sebaliknya, U3 dengan
persentase 46% menunjukkan benih dengan tingkat vigor rendah, yang dapat
mengakibatkan potensi pertumbuhan tanaman yang kurang optimal.
Distribusi benih yang berkecambah pada setiap hari pengamatan
memberikan informasi tambahan tentang kecepatan berkecambah. Berdasarkan
hasil pengamatan, vigor benih kacang tanah pada uji ini berbeda-beda di setiap
unit pengamatan. U1 menunjukkan performa terbaik dengan persentase
perkecambahan 84%, sedangkan U3 memiliki performa terendah dengan 46%.
Media batu koral atau pecahan bata efektif digunakan untuk menguji kekuatan
tumbuh benih, terutama dalam menilai kecepatan dan distribusi perkecambahan di
bawah tekanan fisik media.
Faktor-faktor yang memengaruhi hasil ini dapat mencakup kualitas benih
awal, kondisi lingkungan uji, dan homogenitas perlakuan. Pada hari pertama, U1
menunjukkan jumlah benih berkecambah tertinggi (18 benih), diikuti oleh U4 (19
benih), yang menunjukkan respons cepat terhadap media dan kondisi uji. Pada
hari keempat, jumlah benih yang masih berkecambah sangat sedikit, terutama
pada U3 (0 benih). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar benih dengan
vigor rendah tidak mampu berkecambah lebih lama.
47
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tanaman Kacang Hijau
Lampiran 2. Tanaman Bayam
Lampiran 3 Tanaman Jagung
Lampiran 4. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea)