kliping PAI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Tugas kliping PAI

‘’
sejarah
daulah
abbasiya
h ‘’

Oleh :
Qurrotul a’yun

Smp pgri bangil


Tahun pelajaran 2023/2024

Sejarah daulah abbasiyah :


Daulah Abbasiyah adalah dinasti yang didirikan Abu al-Abbas
pada tahun 750 M setelah berhasil merebut kekuasaan dari Bani
Umayah dalam pertempuran Zab pada tahun 750 M. Daulah
Abbasiyah berhasil mencapai masa keemasan peradaban
islam ketika dipimpin oleh Harun al-Rasyid dan al-Makmun.Masa
ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
sangat pesat.
Hal ini tidak terlepas dari pendirian perpustakaan, pemberian gaji
kepada para ilmuwan, penerjemahan buku, dan penjaminan
keterbukaan serta kebebasan akademik.Sebagian para ilmuwan
pada masa Dinasti Abbasiyah telah memulai karir keilmuannya
pada usia yag sangat muda. Hal inilah yang pada akhirnya
mengantarkan peradaban islam menuju masa keemasannya,
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.
Daulah Abbasiyah adalah salah satu dinasti besar yang pernah
memimpin kekhilafahan Islam pasca Khulafaur Rasyidin. Daulah
Abbasiyah berkuasa selama 500 tahun atau 5 abad, mulai dari
tahun 750 M (132 H) sampai 1258 (656 H). Dalam menjalankan
roda pemerintahan, Daulah Abbasiyah atau Bani Abbasiyah
menjadikan kota Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan.
Dinasti atau Daulah adalah keturunan raja-raja yang berkuasa
atas suatu pemerintahan dan melanjutkan kekuasaan
pemerintahannya kepada satu garis keturunan keluarga. Jadi,
yang dimaksud dengan Dinasti Abbasiyah atau Daulah Abbasiyah
adalah kekuasaan pemerintahan yang dipegang dan dilanjutkan
oleh keturunan raja-raja dari keluarga Abbas.
Bani Abbasiyah adalah keturunan dari Abbas Bin Abdul Muthalib,
paman termuda Nabi Muhammad SAW. Adapun pendiri Dinasti
Abbasiyah adalah anak dari cicit Abbas Bin Abdul Muthalib yang
bernama Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad bin Ali bin
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Abu al-Abbas diangkat
menjadi khalifah setelah berhasil memimpin pemberontakan
terhadap kekhalifahan Dinasti Bani Umayah.
Bani Abbasiyah melakukan pemberontakan karena menilai para
penguasa Bani Umayah telah berbuat dzalim terhadap kelompok-
kelompok yang berseberangan, khususnya Syiah. Di samping itu
Bani Abbas berpikir bahwa mereka lebih berhak menjadi
pemimpin umat Islam karena kedekatan garis keturunan Bani
Abbas dengan Nabi Muhammad SAW.
Silsilah Bani Abbas dan para penguasa Daulah Abbasiyah :
Periode kepemimpinan Daulah Abbasiyah :

Salah satu dinasti Islam terlama adalah Abbasiyah. Setelah


keruntuhan Dinasti Umayyah, muncul Dinasti Abbasiyah yang
bertahan lebih dari lima abad (750-1258) dan pernah
mewujudkan zaman keemasan umat Islam. Para sejarawan
membagi masa kekuasaan Abbasiyah menjadi beberapa periode
berdasarkan ciri, pola perubahan pemerintahan, dan struktur
sosial politik ataupun tahap perkembangan peradaban yang
dicapai.
1. Periode Abbasiyah I (132-232 H/750-847 M)
Periode pertama Dinasti Abbasiyah berlangsung selama 97 tahun
dan dipimpin oleh sembilan orang khalifah. Mulai dari Abu Abbas
as-Safah (132-136 H/750754 M) sampai khalifah al-Watsiq (227-
232 H/842-847 M).
2. Periode Abbasiyah ll (232-334 H/847-946 M)
Periode ini berlangsung selama 99 tahun dan dipimpin oleh
13 khalifah. Periode ini bisa dikatakan sebagai awal
melemahnya Dinasti Abbasiyah. Kebijakan Khalifah al-
Mu’tasim (218-227 H/833-842 M)3.
3. Periode Abbasiyah III
Pada periode ini, Dinasti Abbasiyah berada di bawah
kekuasaan Bani Buwaihi. Mereka adalah para penganut
aliran Syi’ah yang berhasil mendirikan dinasti di sebelah
barat laut Iran. Ketika kekuatan mereka bertambah besar,
masyarakat sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Orang-orang
terkemuka di Baghdad mempersilakan mereka memasuki
Baghdad dan Khalifah al-Mustakfi tidaki bisa berbuat apa-
apa.
Sejak diangkatnya Khalifah al-Mu’thi (334-363 H/945-974 M),
kedudukan khalifah benar-benar hanya sebagai boneka
yang dikendalikan oleh Bani Buwaihi. Oleh karena itu,
selama satu abad periode ini berlangsung, para khalifah
tidak mampu berbuat banyak untuk mempertahankan
kedaulatan negara.
4. Periode Abbasiyah IV
Periode ini berlangsung sekitar 164 tahun. Jika pada periode
sebelumnya kekuasaan Abbasiyah berada di bawah kendali
Bani Buwaihi, maka pada periode ini kekuasaan berada di
bawah kendali kaum Saljuk dari Turki. Saljuk adalah nama
keluarga penguasa suku-suku Oghuz di Turki.
5. Periode Abbasiyah V
(1194 M - 1258 M) masa khalifah bebas dari pengaruh
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar
Baghdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol.

pemimpin yang berhasil membawa Kekhalifahan


Abbasiyah pada masa keemasannya adalah sebagai
berikut :

 Al-Mahdi (775-785 M)
Muhammad Al-Mahdi bin Al-Manshur. Ibunya bernama
Arwa binti Manshur Al-Himyariyah. Lahir pada 126 H
(744 M) di Hamimah.
 Al-Hadi (775- 786 M)
Abu Muhammad, Musa bin al-Mahdi al-Hadi adalah
Khalifah Bani Abbasiyah yang menggantikan ayahnya
Al-Mahdi dan memerintah antara tahun 785 sampai
kematiannya pada 786 M.
 Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24
Maret 809, di Thus, Khurasan. Penerus Muhammad harun
al amin. Ayahnya bernama Muhammad mansur al mahdi,
dan Ibunya bernama Al-khayzuran.
 Al-Ma'mun (813-833 M)
Abū al-ʿAbbās ʿAbd Allāh bin Hārūn ar-Rašīd lahir14
September 786 – 9 Agustus 833, lebih dikenal dengan
gelarnya, al-Ma'mun. Ayahnya adalah Harun Ar-Rasyid
dan Ibunya Umm Abdullah Marajil.
 Al-Mu'tashim (833-842 M)
bergelar Abu Ahmad dan bernama lengkap Abdullah
bin al-Mustanshir Billah (lahir 1213 - 20 Februari 1258)
adalah khalifah terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad;
dia berkuasa dari 1242 hingga 1258. Lalu kekuasaaan
pindah dari Baghdad ke Kairo Mesir 1261, estafet.
 Al-Watsiq (842-847 M)
menjabat antara 842 sampai 847. Ia menggantikan
ayahnya al-Mu'tasim Billah, dan meninggal pada 10
Agustus 847 M.
 Al-Mutawakkil (847-861 M)
Ja'far al-Mutawakkil adalah putra al-Mu'tasim Billah
dan seorang wanita Persia. Ia menggantikan
saudaranya al-Watsiq.lahir 31 Maret 822 M,dibunuh 11
Desember 861 M.
Masa keemasan Daulah Abbasiyah :
Masa keemasan Daulah Abbasiyah terjadi pada masa tujuh
khalifah setelah al-Mansur, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi
(775-786 M), Harun Ar-Rasyid (786-809 M), al-Ma’mun (813-833
M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Watsiq (842-847 M), dan al-
Mutawakkil (847-861 M). Pada masa-masa itu, sejarah Islam
mencapai puncak kejayaan. Beragam ilmu pengetahuan tumbuh
dan berkembang pesat dan menjadi pondasi utama
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa-masa sesudahnya.
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat itu dapat
dipetakan menjadi dua, yakni disiplin ilmu keislaman dan ilmu
umum. Disiplin ilmu keislaman terdiri dari ilmu kalam, fikih,
tasawuf, dan hadis. Sementara ilmu umum yang berkembang
pada saat itu sangat luas seperti astronomi, kedokteran,
matematika, dan ilmu-ilmu sosial.
Para sejarawan mencatat bahwa masa-masa awal Daulah
Abbasiyah, khususnya di masa Khalifah Harun al-Rasyid dan al-
Makmun, merupakan masa keemasan Islam. Masa itu ditandai
dengan tumbuh dan berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan
di dunia Islam. Pusat-pusat intelektual seperti madrasah,
perpustakaan, observatorium, halaqah tumbuh di seantero
negeri.
Karya-karya tulis di berbagai bidang ilmu terus bermunculan.
Perkembangan ilmu pengetahuan ini berdampak pada kemajuan
peradaban Islam pada saat itu. Ketika jalan-jalan di Eropa masih
gelap dan becek akibat gerimis, Baghdad dan kota-kota besar
Islam lainnya sudah terang benderang dan tertata rapi. Saat para
pengeran Eropa masih belajar menulis namanya, ilmuwan-
ilmuwan muslim sudah menghasilkan ribuan karya di berbagai
bidang ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Abbasiyah :
1. Mendirikan Bait al-Hikmah (perpustakaan) sebagai pusat
perkembangan ilmu pengetahuan. Di sini terjadi aktivitas
membaca, berdiskusi, dan menulis dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan .
2. Memberikan gaji yang besar kepada para ilmuwan untuk
mengembangkan karya ilmu pengetahuan.
3. Membiayai kegiatan penerjemahan buku-buku ilmu
pengetahuan dari berbagai peradaban lain, seperti Yunani,
Mesir, dan Persia.
4. Menciptakaan keterbukaan dan memberikan kebebasan
akademik kepada para ilmuwan. Mereka bebas
mengeksplorasi nalar kritis dan kreativitasnya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini mengakibatkan
budaya debat, tukar pikiran, dan kritik, tumbuh subur serta
berdampak positif bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan.
5. Daulah Abbasiyah membuka kesempatan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan secara luas. Tidak ada
pembatasan sumber ilmu. Ilmu pengetahuan bisa
dikembangkan dari mana saja, termauk dari Yunani dan
India yang memiliki agama kebudayaan yang berbeda. Tidak
ada juga pembatasan penggunaan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan digunakan ke manapun tanpa ada sekat
agama maupun suku bangsa.
6. dimulainya sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti
Tafsir, Hadits dan Fiqh.
7. Pendidikan dan pengajaran Islam sangat berkembang pesat
di seluruh negara Islam.
8. Berkembangnya baragam ilmu pengetahuan.
9. Menjadi tempat rujukan studi bagi masyarakat internasional.

Peran Bayt Al-Hikmah :


 Sebagai perpustakaan.
 Lembaga pendidikan.
 Lembaga riset.
 Sebagai biro penerjemahan buku dari bahasa yunani ke
bahasa syria lalu ke dalam bahasa arab.
 Tempat berkembangnya para ilmuwan.
 Pembentuk pola pikir.

Keindahan kota Bagdad :


Pada awalanya pemerintahan Bani Abbasiyah terletak di kota
Anbar. Di kota ini Abu Al-Abbas mendirikan istana yang bernama
Hasyimiyah. Ketika Abu Al- Abbas meninggal dunia pada usia 33
tahun karena penyakit cacar, tampuk kekuasaan kemudian
berpindah ke saudaranya, yaitu Al-Mansur. Setelah menjadi
khalifah Al-Mansur memutuskan untuk membangun pusat
pemerintahan di Bagdad, pada saat itu Bangdad hanyalah suatau
perampungan kecil .
Al-Mansur membangun Bagdad pada tahun 762 M. Ia
mempekerjakan sekitar 100 ribu arsitek, pengrajin, dan buruh
yang didatangkan dari berbagai wilayah, seperti Syria (Suriah dan
sekitarnya), Mesopotamia (Irak dan sekitarnya), dan daerah-
daerah lain.pembangunan kota Bagdad berhasil diselesaikan
dalam waktu empat tahun. Setelah selesai, AL-Mansur
memberikan nama resmi kepada kota Bagdad dengan sebutan
‘Madinat al-salam’(kota perdamaian).
Dana yang dihabiskan untuk pembangunan kota Bagdad sebesar
4.883.000 dirham. Saat ini, berdasarkan perhitungan
logammulia.com, satu coin dirham seberat 2,975 gr senilai
dengan uang sebesar 92.593 rupiah. Jika dana pembangunan
Bagdad saat itu dikurskan dengan nilai yang sama dengan coin
dirham tersebut, maka pembangunan Bagdad menghabiskan
dana lebih dari 452 milyar atau hampir setengah triliun rupiah.
Pada abad pertengahan, Baghdad disebut sebagai ibu kota dunia.
Karena, Baghdad mampu menggerakkan sistem pemerintahan,
ekonomi, pendidikan dan kebudayaan secara bersamaan. Ketika
kota-kota Eropa masih dicengkram kegelapan, Baghdad sudah
menjalankan sebuah peradaban yang akhirnya memengaruhi
perkembangan peradaban bangsa-bangsa di dunia.Sehingga
wajar beberapa dekade lalu, Baghdad menjadi tanah impian
setiap bangsa di dunia untuk menguasainya.Keindahan
kota Baghdad seperti banyak berdiri bangunan megah dan
kesuburan tanahnya itu berkat lalulintas air di Sungai Tigris dan
sungai Eufrat yang terletak di sebelah utara Teluk Persia.
Baghdad ditata dengan sangat baik, dengan bentuk kota yang
bundar. Oleh sebab itu Bagdad dikenal dengan istilah kota
Bundar. Di sekeliling kota berdiri dua lapis tembok besar dengan
tinggi 28 meter.Diluar tembok, dibangun parit, yang terinspirasi
dari strategi Perang Khandaq zaman Rasulullah SAW. Parit
tersbut selain berfungsi sebagai saluran air, juga berfungsi untuk
pertahanan. Dengan demikian, Baghdad layaknya sebuah
benteng yang sangat kokoh dan sulit ditembus.
Disamping istana khalifah, didirikan sebuah masjid besar yang
ukurannya 100×100 meter. Kubahnya menjulang dengan tinggi
40 meter. Masjid ini diberi nama Masjid Jami al-Mansur, yang
diambil dari nama khalifah kedua Dinasti Abbasiyah, sekaligus
pendiri kota Baghdad. Bangunan lain yang juga megah adalah
bangunan tempat tinggal khalifah, gedung pengawal istana, serta
gedung polisi.Sebagai penunjang aktivitas ekonomi dan pusat
transaksi, di kota Baghdad juga didirikan pusat perbelanjaan.
Untuk memasuki kota Baghdad, ada empat buah gerbang. Di
barat daya, ada Gerbang Kufah, arah barat ada Gerbang Syam, di
arah tenggara ada Gerbang Basrah, dan di timur laut ada
Gerbang Khurasan. Di setiap pintu gerbang, dibangun menara
pengawas dan tempat istirahat, yang dihiasi dengan ukiran-
ukiran yang indah.Tak heran, pada tahun 800 Masehi, Baghdad
termasyhur sebagai pusat peradaban, pendidikan, ilmu
pengetahuan, ilmu pengetahuan, perdagangan, ekonomi, dan
politik.
Seiring dengan perkembangan Dulah Abbasiyah, kota Bagdad
pun ikut berkembang. Pada awalnya pust kota hanya dibangun
dengan diameter 2 mil aatu sekitar 3,2 km. Tak lama kemudian
kota inicberkembang pesat melampaui rencana aslinya. Ada
perluasan mencakup pinggiran kota seluas 5 mil persegi atau 8
km persegi yang tumbuh ditepian kota. Di kawasan ini terdapat
taman besar dan tempat hiburan, kantong etnis,serta kawasan
kristen yang dihiasi dengan gereja dan tempat suci.

Tepat di tengan kota bundar itu dibangun Istana Emas (al-Qasr al-
zzahabi). Sementara itu, di tepi timur sungai Tigris, dibangun
Istana Al-Rusafah untuk putra Al-Mansur, yaitu putra mahkota
Muhammad al-mahdi. Disekitar istana pun segera tumbuh
kawasan baru yang dikenel dengan nama Al-Khuld (rumah surga).
Kawasan in dibatasi oleh taman-taman luas yang terletak di
sepenjang teri barat. Belakangan, juga tumbuh atraksi kota
seperti pacuan kuda dan polo (permainan persia). Disekitar kota,
dibangun pohon perak yang kokoh dengan burung-burung
mekanis yang beryanyi. Selain itu dibangun pula kebun binatang
buas, dengan taman berpagar untuk singa, gajah, burung merak,
macan tutul, dan jerapah.
Bagdad benar-benar tumbuh menjadi kota Metropolitan. Tak ada
satupun kota di dunia pada saat itu yang mampu menandingi
Bagdad. Sebagai kota Metropolitan tempat berkumpulnya
masyarakat internasional, banyak seni ynag bekembang di
Bagdad. Namun sayangnya tidak banyak artefak seni yang dapat
ditemukan. Sebagian besar rusak karena perang saudara antar
Al-Amin dengan Al-Makmum. Dan sebagian lainya dihancurkan
oleh tentara Mongol yang meyerbu dan menguasai Bagdad pada
tahun 1258 M.

Beberapa bidang seni yang berkembang di Bagdad :


1. Seni arsiterktur
Peninggalan seni arsitektur banyak ditemukan dari cerita
kemegahan kota Bagdad. Desain kota Bagdad sebagai
kota bundar itu sendiri menunjukkan bahwa kota ini
dirancang dengan desain yang rapai dan terencana.
Beberapa bangunan istana di dalam dan di luar kota
Bagdad juga menunjukkan bahwa Bagdad memang
dibangun dengan sentuhan seni arsitektur yang sangat
indah.

2. Seni patung dan lukis


Seni patung dan lukis juga berkembang di masa
keemasan Bani Abbasiyah. Beberapa di antaranya terlihat
dari patung penunggang kuda di atas kubah istana
Khalifahal-mansur. Khalifah al-amin juga memiliki perahu
kesenangan di sungai Tigris dengan bentuk seperti singa,
elang, dan lumba-lumba. Dinding istana khalifah al-
muktasim juga dikabarkan penuh dengan lukisan yang
indah. Demikian pula ketika al-mutawakkil menjadi
khalifah yang mengembangkan seni mural di dinding
istana. Seni patung dan lukis banyak dipengaruhi oleh
kultur dan budaya kristen. Seniman-seniman yang terlibat
dalam proyek seni patung dan lukis pun kebanyakan
beragama kristen. Karena seniman islam meyakini bahwa
mereka tidak diperbolehkan membuat gambar gambar
dari makhluk yang bernyawa.

3. Seni industri
Seni industri yang berkembang pada masa itu di
antaranya permadani dan keramik. Permadani Bagdad
terkenal sangat indah, bahkan sampai sekarang. Salah
satu produk yang sangat disukai pada saat itu adalah
permadani dengan gambar pemandangan berburu dan
taman. Industri permadani ini menunjukkan
berkembangnya industri terkait, seperti kain tenun,
pewarna, dan tekstil. Demikian pula dengan industri
keramik, termasuk piring, cangkir, vas, guci, dan lampu
hias yang banyak digunakan di rumah-rumah maupun
masjid. Seni permadani dan keramik banyak dipengaruhi
oleh budaya persia.

4. Seni kaligrafi
Seni kaligrafi mulai berkembang sejak abad ke-2 dan ke-3
hijriyah. Seni kaligrafi murni berkembang dari tradisi
islam, yakni bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an. Sejak
kemunculannya, seni kaligrafi menjadi sangat diminati .
Kemunculan seni kaligrafi pun menyebabkan pamor seni
patung dan lukis menurun. Melalui seni kaligrafi, umat
islam mencapai saluran bagi sifat seninya. Para seniman
muslim meyakini bahwa mereka tidak boleh
mengekspresikan jiwa seninya melalui representasi
benda-benda yang bernyawa. Karenanya seni kaligrafi
pun berkembang sangat pesat. Kaligrafer memengang
posisi martabat dan kehormatan di mata para penguasa.
Para penguasa meyakini bahwa dengan seni kaligrafi itu
mereka akan mendapatkan pahala agama dengan
menyalin Al-Qur’an.

5. Seni musik
Seni musik juga berkembang pada masa Daulah
Abbasiyah. Khalifah Harun ar-rasyid selain menggaji para
penerjamah juga menggaji para musisi untuk bermain
musik di istananya. Philip K.hitti mencatat bahwa khalifah
Harun ar-rasyid pernah menyelenggarakan suatu festival
di Bagdad yang yang dimeriahkan oleh dua ribu penyanyi.
Khalifah Al-amin yang pernah menyelenggarakan festival
yang sama. Khalifah Al-makmum pun dikabarkan suka
mendengarkan musik di istana. Alat musik yang sering
sering digunakan adalag kecapi dan biola. Sementara lagu
dinyanyikan oleh seorang penyanyi perempuan di balik
tirai.

Bayt al-hikmah; pusat ilmu pengetahuan masa Daulah


Abbasiyah:

Bayt Al-hikmah ( Rumah Kebijaksanaan) adalah perpustakaan,


lembaga penerjemahan dan pusat penelitian yang didirikan pada
masa kekhilafahan Abbasiyah di Baghdad, Irak. Bayt Al-hikmah
ini terletak di Baghdad, dan Baghdad ini dianggap sebagai pusat
intelektual dan keilmuan pada masa Zaman keemasan Islam .
Karena sejak awal berdirinya kota ini sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Perpustakaan ini didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid dan
mencapai puncaknya dimasa kepemimpinan putranya, Khalifah
Al-Ma'mun yang berkuasa pada 813-833 M. Al-Ma'mun juga
diakui usahanya dalam memunculkan banyak ilmuwan terkenal
untuk saling berbagi informasi, pandangan dan budaya. Berpusat
di Baghdad sepanjang abad ke-9 hingga ke-13, terdapat banyak
ilmuwan disana termasuk diantaranya orang-orang dengan latar
belakang Persia maupun Kristen yang ikut ambil bagian pada
penelitian dan pendidikan di lembaga ini. Selain menerjemahkan
buku-buku asing kedalam bahasa Arab, para ilmuwan juga
banyak membuat kontribusi asli yang besar di berbagai bidang.

Dibawah kepemimpinan Al-Ma'mun, observatorium didirikan, dan


Bayt Al-hikmah telah menjadi pusat untuk studi humaniora dan
ilmu pengetahuan yang terbaik pada abad pertengahan Islam,
meliputi bidang matematika, astronomi, kedokteran, alkimia dan
kimia, zoologi, geografi dan kartografi. Juga dengan mengambil
literatur-literatur dari India, Yunani, dan Persia, para ilmuwan
disana mampu mengumpulkan koleksi pengetahuan dunia secara
masif, dan berdasarkan itu semua mereka membuat penemuan-
penemuan mereka sendiri. Pada pertengahan abad ke-9 masehi
Rumah Kebijaksanaan telah menjadi repositori terbesar dari
buku-buku dunia.
Baty Al-hikmah terus berkembang di bawah pengganti khalifah
Al-Ma'mun yakni Al-Mu'tasim (berkuasa pada 833-842 M) lalu
putranyaAl-Watsiq (berkuasa pada 842-847 M), tetapi mengalami
titik balik di bawah pemerintahan Al-Mutawakkil (berkuasa pada
847-861 M). Khalifah Al-Ma'mun, al-Mu'tasim, dan Al-Watsiq
dilatarbelakangi pemikiran sekte Mu'tazilah, yang mendukung
kebebasan berpikir seluas-luasnya dan penelitian ilmiah,
sementara khalifah Al-Mutawakkil mendukung interpretasi yang
lebih literal berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Khalifah Al-
Mutawakkil tidak tertarik pada ilmu pengetahuan asing dan
mengubah haluan lembaga ini dari rasionalisme. Ia menganggap
tersebarnya filsafat Yunani kedalam keyakinan umat Islam
sebagai sesuatu yang tidak Islami karena berasal dari ajaran non-
Islam (Yunani).
Sama seperti Perpustakaan Alexandria, Baitul Hikmah berakhir
sama tragisnya. Dalam penyerangan Baghdad, invasi pasukan
Hulagu Khan dari Mongol pada tahun 1258 M membumi-
hanguskan Rumah Kebijaksanaan ( Bayt Al-hikmah) beserta
seluruh literatur di dalamnya, bersama-sama dengan
perpustakaan-perpustakaan lainnya di baghdad. Banyak naskah
dan karya dari para cendekiawan yang hilang, kehancuran
Baghdad dan Baitul Hikmah pun mengakhiri masa keemasan
peradaban Islam.
Beberapa ilmuwan yang dikenal dan memiliki hubungan
dengan Bayt Al-hikmah :
 Sahl bin Harun (w. 830), Kepala perpustakaan;
 Hunain bin Ishaq (809-873), Ahli Fisika;
 Muhammad bin Musa al-Khwarizmi (780–850), Ahli
matematika;
 Banu Musa bersaudara, Teknisi dan ahli matematika;
 Sind bin Ali (w. 864), astronomer;
 Abu Utsman al-Jahiz, dikenal sebagai Al-Jahiz (781-861),
penulis dan ahli biologi;
 Al-Jazari (1136-1206), Ahli fisika dan teknisi.

Bayt Al-hikmah juga melahirkan beberapa ilmuwan-


ilmuwan Muslim terkemuka. Seperti :
No. Nama Bidang ilmu pengetahuan Dikenal dunia karena
1. Al-Khawarizmi - Matematika - Bukunya yang berjudul al-
(780-850 M) astronomi kitab al-mukhtasar fi
- Astrologi - hisab al-jabr wa’l-
geografi muqabala menjadi dasar
pengembangan aljabar
dan algoritma dalam
matematika
2. Jabir Ibnu - Kimia - Ilmu Bukunya al-kimya
Hayyan Bimu menjadi rujukan
(750-803 M) - Astrologi - pengembangan dalam
Astronomi bidang kimia
- Fisika - Obat-
obatan
3. Al-Kindi - Obat-obatan - Musik Filosof muslim pertama
(801-873 M) - Matematika - Optik yang mengenalkan
- Astrologi filsafat ke dunia islam
4. Al-Farabi - Logika - Ilmu Filosof muslim pertama
(870-950 M) alam yang meyelaraskan islam
- Matematika - Ilmu dengan filsafat yunani
politik
- Ilmu alam - Musik
5. Al-Biruni - Astronomi - Mengembangkan ilmu
(973-1048 M) Matematika bumi sehingga dikenal
- Fisika - sebagai, ‘’Bapak
Geodesi geodesi’’ dunia
- farmasi
6. Ibnu Sina - kedokteran Bukunya,Qanun fi al-tibb
(980-1073 M) menjadi referensi utama
ilmu kedokteran
7. Al-Ghazali - Kedokteran - Menentang filsafat dan
(1058-1111 Hukum meletakkan dasar-dasar
M) - Psikologi - tasawuf islam dalam
Tasawuf kitab ihya ulum al-din
8. Ibnu Ruysd - Kedokteran Bukunya, kulliyat fi al-
(1126-1198 - Hukum tibb, menjadi buku wajib
M) di fakultas-fakultas
kedokteran

Anda mungkin juga menyukai