TMK 1 Administrasi Pajak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DEVI ARIYANTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044059176

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4330/ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Kode/Nama UPBJJ : 19/BENGKULU

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban No 1
Atas dasar apakah negara seakan-akan memberi hak kepada dirinya sendiri untuk membebani rakyat
dengan pemungutan pajaknya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut muncul teori-teori pajak dari
masa kemasa. Diantaranya adalah teori asuransi, teori kepentingan, teori gaya pikul, teori bakti dan
teori asas daya beli. Sebutkanlah kelemahan dari teori asuransi, teori kepentingan, dan teori gaya
pikul yang saudara/i ketahui !
Jawab :
berikut adalah beberapa kelemahan yang terkait dengan teori-teori pajak yang disebutkan:

1. Teori Asuransi
Teori asuransi mengasumsikan bahwa pembayaran pajak sebanding dengan manfaat yang diterima,
mirip dengan pembayaran premi asuransi. Kelemahan teori ini adalah sulitnya mengukur manfaat
yang tepat dari layanan publik yang diberikan oleh pemerintah.

2. Teori Kepentingan
Teori ini menekankan bahwa pajak dibayar oleh individu atau kelompok yang memiliki kepentingan
dalam menjaga kestabilan pemerintahan. Kelemahan dari teori kepentingan adalah adanya potensi
penyalahgunaan pajak oleh pemerintah untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu,
mengorbankan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

3. Teori Gaya Pikul


Teori ini berpendapat bahwa pajak merupakan beban yang harus dipikul bersama oleh masyarakat
untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Namun, kelemahannya terletak pada ketidakadilan
pembagian beban pajak, di mana kelompok masyarakat tertentu dapat merasa terbebani lebih berat
dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Semua teori tersebut memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kebijakan
pajak agar tidak menimbulkan ketidakadilan atau penyalahgunaan yang merugikan masyarakat.

Jawaban No 2
Peran aktif dan kesadaran masyarakat pembayar pajak sangat diperlukan dalam pembayaran pajak.
Namun demikian, tidak jarang terdapat berbagai perlawanan dari masyarakat pembayar pajak
terhadap pungutan pajak. Jelaskanlah perlawanan masyarakat terhadap pungutan pajak yang saudara/i
ketahui
Jawab :
Perlawanan masyarakat terhadap pungutan pajak dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi
yang ada. Beberapa bentuk perlawanan yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat cenderung menghindari pembayaran pajak dengan melakukan berbagai upaya, seperti
menghindari atau menyembunyikan penghasilan mereka, mengabaikan kewajiban pelaporan, atau
melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayar.
2. Protes Terbuka
Dalam beberapa kasus, masyarakat dapat melakukan protes terbuka terhadap kebijakan pajak yang
dianggap tidak adil atau memberatkan. Protes ini bisa berupa aksi demonstrasi, mogok pajak, atau
petisi publik untuk menuntut perubahan dalam sistem perpajakan.
3. Upaya Hukum
Masyarakat juga dapat mengambil jalur hukum dengan mengajukan gugatan terhadap kebijakan pajak
yang dianggap melanggar hak-hak mereka. Hal ini sering terjadi jika terdapat dugaan penyalahgunaan
wewenang, ketidakadilan, atau inkonsistensi dalam sistem perpajakan.

Semua bentuk perlawanan tersebut mencerminkan perasaan ketidakpuasan atau ketidakpercayaan


masyarakat terhadap penggunaan dan pengelolaan dana pajak oleh pemerintah. Bagaimanapun,
penting bagi pemerintah untuk mendengarkan dan memahami keluhan masyarakat serta melakukan
reformasi perpajakan yang transparan dan adil untuk mengurangi perlawanan dan meningkatkan
kepatuhan dalam membayar pajak.

Jawaban No 3
Surat tagihan pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda. Sebutkalan dasar hukum (PMK) terbaru yang berkaitan dengan
penagihan perpajakan yang saudara/i ketahui !
Jawab :
Berdasarkan informasi terakhir yang saya miliki hingga tahun 2021, Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) terkait penagihan perpajakan adalah PMK Nomor 210/PMK.03/2021 tentang Penundaan
Penagihan Pajak dan/atau Bea Keluar Menyeluruh atau Sebagian serta Pengurangan Pajak dan/atau
Bea Keluar Menyeluruh atau Sebagian dalam rangka Pengurangan Dampak Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19). PMK ini memberikan aturan terkait penundaan penagihan pajak dan/atau
bea keluar serta pengurangan pajak dan/atau bea keluar dalam upaya meredam dampak ekonomi yang
diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

Namun, penting untuk memeriksa sumber yang lebih baru dan valid untuk mengetahui apakah telah
ada perubahan atau tambahan peraturan terkait penagihan perpajakan setelah tahun 2021.

Sumber : BMP ADBI4330/Administrasi Perpajakan modul 1-3

Anda mungkin juga menyukai