Makalah Kelompok 3 Hukum Pajak IH F Semester 5
Makalah Kelompok 3 Hukum Pajak IH F Semester 5
Makalah Kelompok 3 Hukum Pajak IH F Semester 5
Disusun oleh : 3
ILMU HUKUM F
T.A 2022/2023 GA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Teori dan prinsip pemungutan pajak”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak DASMAR ALI,
SH.,MH Makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca
serta bagi penulis sendiri.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
demi kesempurnaan dari makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disebut asas rechtsfilosofis karena asas ini mencari dasar pembenar
terhadap pengenaan pajak oleh negara. Oleh karena itu pertanyaan
mendasar yang ingin dicari jawabannya dari asas ini adalah mengapa negara
mengenakan pajak terhadap rakyat? Atau atas dasar apa negara mempunyai
kewenangan memungut pajak dari rakyat? Terhadap permasalahan itu ada
beberapa jawaban yang ada di dalam beberapa teori:Teori Asuransi,
Kepentingan (Aequivalentie), Teori Kewajiban Pajak Mutlak, Teori Daya
Beli, Teori Pembenaran Pajak Menurut Pancasila
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth
of Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan
tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama four
cannons atau the four maxims dengan uraian sebagai berikut., Prinsip
Keadilan ( Equality ), Prinsip kepastian ( Certainty ), Prinsip Kecocokan /
Kelayakan ( Convenience of payment ), Prinsip Ekonomi ( Ecomomic of
collections )
Pajak sebagai sebuah realitas yang ada di masyarakat mempunya
fungsi tertentu. Pada umumnya dikenal adanya dua fungsi utama pajak.
yakni fungsi budgeter (anggaran) dan fungsi regulerend (mengatur).
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan teori pemungutan pajak
2. Menjelaskan prinsip-prinsip pemungutan pajak
3. Menjelaskan fungsi pajak
4. Menjelaskan peran pajak dalam pembangunan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah HUKUM PAJAK dan mempelajari lebih dalam mengenai
pemungutan pajak atapun Hukum pajak itu sendiri mulai dari membahas
teori, prinsip-prinsip, fungsi dan peran pajak dalam pembangunan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Disebut asas rechtsfilosofis karena asas ini mencari dasar pembenar terhadap
pengenaan pajak oleh negara. Oleh karena itu pertanyaan mendasar yang ingin
dicari jawabannya dari asas ini adalah mengapa negara mengenakan pajak terhadap
rakyat? Atau atas dasar apa negara mempunyai kewenangan memungut pajak dari
rakyat? Terhadap permasalahan itu ada beberapa jawaban yang ada di dalam
beberapa teori:
1. Teori Asuransi
Menurut teori asuransi ini pajak diibaratkan sebagai suatu premi asuransi yang
harus dibayar oleh setiap orang karena orang mendapatkan perlindungan atas hak-
haknya dari pemerintah. Teori ini menyamakan pajak dengan premi asuransi, di
mana pembayar pajak (wajib pajak) disamakan dengan pembayar premi asuransi,
yakni pihak tertanggung Sementara itu negara dipersamakan dengan pihak
penanggung dalam perjanjian asuransi.
1 Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak ( Edisi Revisi ), ( Yogyakarta: ANDI ),Hlm 34
2
2. Kepentingan (Aequivalentie)
Teori ini menyatakan bahwa negara mengenakan pajak terhadap rakyat karena
negara telah melindungi kepentingan rakyat. Teori ini mengukur besarnya pajak
sesuai dengan besarnya kepentingan wajib pajak yang dilindungi. Jadi bila lebih
besar kepentingan yang dilindungi maka lebih besar pajak yang harus dibayar."
Teori ini sering disebut juga Teori Bhakti. Teori tersebut didasarkan pada
orgaan theory dari Otto von Gierke, yang menyatakan bahwa negara merupakan
suatu kesatuan yang di dalamnya setiap warga negara terikat. Tanpa ada "organ"
atau lembaga itu maka individu tidak mungkin dapat hidup. Lembaga tersebut, oleh
karena memberi hidup kepada warganya, dapat membebani setiap anggota
masyarakatnya dengan kewajiban-kewajiban, antara lain kewajiban membayar
pajak,2
2 IBID, Hlm 35
3
kewajiban ikut mempertahankan hidup masyarakat negara dengan milisi atau
wajib militer."
Menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa yang menyedot daya beli
seseorang atau anggota masyarakat, yang kemudian dikembalikan lagi kepada
masyarakat. Jadi sebenar nya uang yang berasal dari rakyat itu dikembalikan lagi
kepada masyarakat melalui saluran lain. Jadi pajak yang berasal dari rakyat kembali
lagi kepada masyarakat tanpa dikurangi, sehingga pajak hanya berfungsi sebagai
pompa, menyedot uang dari rakyat yang akhirnya dikembalikan lagi kepada
masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi pajak pada hakikatnya tidak
merugikan rakyat. Oleh sebab itu maka pungutan pajak dapat dibenarkan.
3 IBID, Hlm 36
4
A. Prinsip – Prinsip Pemungutan Pajak
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations
yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan tentang asas-asas
pemungutan pajak yang dikenal dengan nama four cannons atau the four maxims
dengan uraian sebagai berikut.
Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi
kompromis (not arbitrary). Dalam asas ini, kepastian hukum yang diutamakan
adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai
pembayarannya.
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib Pajak, yaitu
saat sedekat dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan/keuntungan yang
dikenakan pajak.4
4 Erly Suandy, Hukum Pajak, ( Jakarta: Salemba Empat Cetakan Kedua 1 jil, 2017 ), Hlm 25
5
d. Prinsip Ekonomi ( Ecomomic of collections )
B. Fungsi Pajak
1) Fungsi Anggaran
Pajak mempunyai fungsi sebagai alat atau instrumen yang digunakan untuk
memasukkan dana sebesar-besarnya ke dalam kas negara. Dalam hal ini fungsi
pajak lebih diarahkan sebagi instrumen penarik dana dari masyarakat untuk
dimasukkan ke dalam kas negara. Dana dari pajak itulah yang kemudian digunakan
sebagai penopang bagi penyelenggaraan dan aktivitas pemerintahan. Fungsi
semacam itu kiranya sudah dikenal seja lama, bahkan ada yang menyebut sejak
zaman purbakala.
5 IBID, Hlm 26
6 Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak, ( Edisi Terbaru), ( Yogyakarta: ANDI ),Hlm 16
6
rendah, tetapi tak banyak negara yang melakukannya. Dana yang sudah masuk ke
dalam kas negara kemudian digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.7
2) Fungsi Mengatur
7 IBID, Hlm 16
8 IBID, Hlm 16-17
7
perwujudan fungsi pajak ini. Macam-macam tarif yang ada akan
dibicarakan di belakang.
b) Cara khusus Pelaksanaan fungsi mengatur dari pajak yang bersifat khusus
ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang bersifat positif (insentif) dan
yang bersifat negatif (dis-insentif).9
c) Fungsi Lainnya
➢ Fungsi Stabilitas
9IBID, 17
10 M.Farouq. S, Hukum Pajak Diindonesia: Suatu Pengantar Ilmu Hukum Terapan Dibidang
Perpajakan, ( Kencana: Perpustakaan Nasional;Katalok Dalam Terbitan, 2018 ) Hlm 142-143
8
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara penerapan besaran tarif
pemungutan pajak dan penggunaan dana pajak secara efektif dan efisien,
guna mengatur peredaran uang di masyarakat. Pengenaan pajak ekspor
untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
menjaga stabilitas ketersediaan produk dalam negeri; pengenaan bea
masuk, pajak dalam rangka impor dan pajak pen jualan atas barang mewah
untuk produk impor tertentu dalam rangka melindungi atau memproteksi
harga produk-produk dalam negeri.11
➢ Fungsi Investasi
Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan investasi ini dalam
implementasinya terlihat dalam kebijakan pajak sebagai berikut: Pemberian
insentif pajak seperti tax holiday, tax allowance, sunset poli cy, tax amnesty
dan fasilitas perpajakan lainnya dalam rangka mening katkan investasi
dalam negeri maupun asing. Dalam perekonomian kon temporer, komponen
pendapatan pajak sebagai bagian dari kebijakan fiskal dipandang sebagai
kebijakan yang memiliki peranan dan pengaruh yang sangat signifikan
dalam pembangunan ekonomi, terutama karena:12
9
(1) Adanya pajak merupakan alat penting guna mengekang permintaan
yang semakin meningkat terhadap barang-barang konsumsi; (ii) Perpa jakan
tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan penerimaan yang lebih besar,
namun juga berperan sebagai perangsang untuk menabung dan melakukan
investasi; (iii) Untuk meransfer sumber daya manusia ke pada pemerintah
agar digunakan lebih produktif; (iv) Perpajakan harus memperbaiki pola
investasi di dalam perekonomian; (v) Salah satu tujuan. perpajakan adalah
untuk mengurangi jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin; (vi)
Perpajakan harus memobilisasikan surplus ekonomi untuk pembangunan
secara berkesinambungan.
10
Berkaitan dengan itu sudah selayaknya apabila setiap individu dalam masyarakat
dapat memahami dan mengerti akan arti dan pentingnya peran pajak dalam
kehidupan sehari-hari.
Saat lahir, kita dirawat oleh dokter, bidan atau perawat di rumah sakit.
Ketika kita menuju ke rumah sakit, kita sudah menikmati fasilitas jalan dan
keamanan yang diberikan oleh pihak kepolisian/tentara hingga kita dapat selamat
tiba di tujuan. Kelahiran kitapun dicatat dan diadministrasikan di Kantor Catatan
Sipil.
Jadi kalau ada pertanyaan, "Mengapa kita harus membayar pajak?, maka
jawaban yang bisa diungkapkan adalah kita membayar pajak agar tersedia sarana
atau fasilitas umum yang dapat digunakan bersama atau kita membayar pajak
karena kita sudah terlebih dahulu menikmai sarana umum. Pada saat ini tentunya
penalis condong pada pemahaman bahwa kita membayar pajak karena kita sudah
14 Wirawan B. Ilyas, Richard Burton, Hukum Pajak, ( Jakarta:Salemba Empat, Edisi 4, 2008 ) Hlm 9
11
terlebih dahulu menikmati sarana atau fasilitas umum tersebut. Dengan menyadari
dan memahami kondisi demikian, diharapkan peran pajak dalam membiayai
pembangunan nasional menjadi lebih nyata melalui pembayaran pajak yang benar
oleh seluruh lapisan masyarakar
Penyediaan sarana dan prasarana publik yang kita manfaatkan hanya dapat
tersedia karena peran pemerintah yang membutuhkan pengorbanan besar
mengumpulkan dana guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemakmuran
generasi mendatang sangat bergantung pada investasi generasi sekarang ini, yaitu
berupa penyediaan segala macam sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menggerakkan roda ekonomi. Semua sarana dan prasarana umum tersebut hanya
dapat tersedia bila ada pajak.
15 IBID, Hlm 10
12
a) Penerimaan dari sektor pajak; anquil
b) Penerimaan dari sektor migas (minyak dan gas bumi); dan
c) Penerimaan dari sektor bukan pajak.
16 IBID, Hlm 10
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disebut asas rechtsfilosofis karena asas ini mencari dasar pembenar
terhadap pengenaan pajak oleh negara. Ada beberapa jawaban yang ada di
dalam beberapa teori:Teori Asuransi, Kepentingan (Aequivalentie), Teori
Kewajiban Pajak Mutlak, Teori Daya Beli, Teori Pembenaran Pajak
Menurut Pancasila
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth
of Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan
tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama four
cannons atau the four maxims dengan uraian sebagai berikut., Prinsip
Keadilan ( Equality ), Prinsip kepastian ( Certainty ), Prinsip Kecocokan /
Kelayakan ( Convenience of payment ), Prinsip Ekonomi ( Ecomomic of
collections )
Pajak sebagai sebuah realitas yang ada di masyarakat mempunya
fungsi tertentu. Pada umumnya dikenal adanya dua fungsi utama pajak.
yakni fungsi budgeter (anggaran) dan fungsi regulerend (mengatur).
B. Saran
Kami mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga makalah
yang berjudul “Teori dan Prinsip Pemungutan Pajak” ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi kami maupun bagi semua pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Suandy Erly, Hukum Pajak, ( Jakarta: Salemba Empat Cetakan Kedua 1 jil, 2017
),
Pudyatmoko Sri, Y , Pengantar Hukum Pajak, ( Edisi rEVISI), ( Yogyakarta:
ANDI ),
Pudyatmoko Sri, Y , Pengantar Hukum Pajak, ( Edisi Terbaru), ( Yogyakarta:
ANDI ),
Farouq. S, M, Hukum Pajak Diindonesia: Suatu Pengantar Ilmu Hukum Terapan
Dibidang Perpajakan, ( Kencana: Perpustakaan Nasional;Katalok Dalam Terbitan,
2018 )
B. Ilyas Wirawan , Burton Richard, Hukum Pajak, ( Jakarta:Salemba Empat, Edisi
4, 2008 )
15