PRAKTIKUM MINIRISET KLP 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINIRISET EKOLOGI HEWAN

“EKOLOGI CAPUNG (ORDO: ODONATA) DI ALIRAN SUNGAI”


Dosen Pengampu : Muhammad Zulhariadi, M.Pd

Oleh
Dinda Titania Fitriani (210104009)
Hulia Syazwani (210104013)
Evi Hidayatul Fitri (210104020)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2024
KATA PENGANTAR
Pertama- tama marilah panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan Nikmat dan Karunianya sehingga saya selaku penulis dapat
melakukan aktivitas dengan baik dalam menyelesaikan laporan mini riset ekologi
hewan tentang “ekologi capung (ordo: odonata) di aliran sungai “ ini tepat pada
waktu yang telah dijadwalkan walaupun jauh dari kata sempurna.Shalawat dan
Salam tak lupa kita haturkan kepada jujungan Alam Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa ummat nya dari zaman jahiliyah menuju zaman
islamiyah yang masyaallah penuh kemuliaan.
Adapun Laporan ini,yang telah penulis usahakan semaksimal mungkin,dan
tentunya bantuan dari beberapa pihak,sehingga memperlancar pembuatan laporan
ini .Adapun tujuan dari penulisan laporan ini semata -mata untuk memenuhi tugas
pada praktikum ini. Selain itu laporan ini bertujuan untuk memberikan manfaat
bagi pembaca. dan dengan selesainya laporan ini semoga bisa bermanfaat bagi
semua orang yang membacanya.
Saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyak nya untuk Dosen, dan teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan
laporan ini. Namun tak lepas dari semua hal tersebut, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa akan ada kekurangan,baik dari segi penulisan,bahasa dan lain
sebagainya. oleh karena itu penulis berharap pembaca untuk menyampaikan saran
atau kritik yang membangun demi terciptanya laporan yang lebih baik lagi.

Mataram, 2 juni 2024

(penyusun)
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................ii
Tujuan..............................................................................................................1
Latar Belakang................................................................................................1
Waktu Dan Tempat........................................................................................2
Alat Dan Bahan...............................................................................................2
Prosedur Pengambilan Data..........................................................................2
Hasil Pengamatan...........................................................................................3
Kesimpulan......................................................................................................10
Daftar Pustaka`
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui keanekaragaman dan dinamika populasi Capung
beserta parameter lingkungan di areal persungaian berdasarkan
dimensi musim (waktu) dan jenis air dan tanaman di sekitar Kota
Mataram dan sekitarnya.
2. Untuk mengetahui jaring-jaring makanan penyusun ekosistem
persawahan yang ditempati burung dan capung.
B. Latar Belakang
Capung (Odonata) adalah komponen kenekaragaman hayati yang
memiliki peran penting dalam jaring makanan sebagai herbivora,
karnivora, dan detrivor. Odonata termasuk serangga predator, karena
capung memakan serangga yang lebih kecil baik di perairan maupun
daratan, bahkan sesama jenis pun dapat menjadi sasaran. Capung memiliki
manfaat bagi ekosistem. Keberadaan capung dialam berperan sebagai
predator dan penyeimbang populasi serangga lain dalam ekosistem.
Capung (Odonata) dapat juga dijadikan sebagai indikator pada
kualitas perairan, sebab saat nimfa masa hidup capung hidup diperairan.
Capung merupakan serangga air yang sangat sensitif terhadap perubahan
kandungan zat kimia pada lingkungan perairan, dan bila terjadi perubahan
jumlah nimfa capung dapat dijadikan sebagai indikator baik atau buruknya
kualitas perairan. Karena setelah capung melakukan kopulasi, capung
betina meletakkan telurnya pada badan air.
Habitat yang mendukung kehidupan capung adalah daerah dengan
wilayah perairan. Hal tersebut dikarenakan nimfa capung menghabiskan
waktunya di dalam air. Habitat tersebut diantaranya adalah sawah, danau,
sungai, rawa, dan kolam. Capung dapat ditemukan beraktifitas di beberapa
tempat sepertidaerah pertanian, padang rumput, dan di daerah persawahan
serta di daerah perairan.
Indonesia saat ini kurangnya penelitian dan publikasi tentang
capung sehingga banyak data spesies yang kadaluarsa dan banyak juga
data yang perlu diperbaharui. Oleh karena itu, perlu dilakukan mini riset
tentang keanekaragaman capung. Dalam penelitian ini penelitian
dilakukan di Sungai aik nyet sesaot dengan tujuan yaitu Untuk mengetahui
keanekaragaman dan dinamika populasi Capung beserta parameter
lingkungan di areal persungaian berdasarkan dimensi musim (waktu) dan
jenis air dan tanaman di sekitar Kota Mataram dan sekitarnya.
C. Waktu dan tempat
Kegiatan miniriset dilakukan pada bulan April hingga bulan mei
2024 dimana air sebagian besar menggenangi areal persawahan dan
sungai. Pengamatan dilakukan mulai pukul 06.00 WITA- 11.00 WITA,
dan pukul 14.00- 17.00 WITA. Dan adapun lokasi sungai untuk
pengamatan capung yang direkomendasikan adalah di sungai yang masih
asri dan sejuk. Yang Dimana Sungai yang diambil dalam pengamatan mini
riset yaitu Sungai aik nyet sesaot kecamatan narmada
D. Alat dan Bahan
1. TDS & EC meter (alat pengukur suhu air, Total Dissolved Solid, dan
Electrity Conductivity air sawah/sungai).
2. pH meter (alat untuk mengukut pH air sawah/sungai)
3. HTC-1 (alat pengukur suhu dan kelembaban udara)
4. Kamera / teropong lensa panjang (lensa tele)
5. HP untuk menentukan GPS dan waktu pengamatan (aplikasi GPS Way
point)
6. Lembar pengamatan
7. Buku identifikasi capung Sungai
E. Prosedur Pengambilan Data
1. Menyiapkan alat dan bahan sebelum turun ke lapangan.
2. Memilih salah satu lokasi dari 5 area persawahan di atas, buat titik
koordinatnya.
3. Pengamatan dilakukan 2 kali, mulai pukul 06.00 - 11.00 WITA dan
pukul 14.00- 17.00 WITA.
4. Mengamati, dokumentasi burung yang hadir di sawah menggunakan
kamera lensa panjang atau teropong.
5. Mengidentifikasi jenis burung yang teramati menggunakan buku
identifikasi.
6. Mencatat jenis burung/capung, jumlah, waktu kedatangan burung,
parameter lingkungan (suhu dan kelembaban udara, pH air sawah,
pengukur suhu air, Total Dissolved Solid, dan Electrity Conductivity
air sawah).
7. Menentukan posisi trofik spesies burung yang didapati pada ekosistem
sawah.
8. Mengamati, dokumentasi, dan catat jenis makanan dari setiap burung
yang dijumpai.
9. Mengamati, dokumentasi, dan catat predator dari setiap burung/capung
yang dijumpai.
10. Mencatat jenis tumbuhan atau pohon lokasi bertengger
burung/capuang.
11. Menghitung nilai indeks keanekaragaman dan indeks dominansi dari
burung sawah.
12. Mengulangi pengamatan minimal 3 kali di lokasi yang sama, minimal
dengan 2 kondisi sawah berbeda (saat padi berbulir dan setelah panen/
padi usia muda).
13. Membuat laporan dan presentasi.
F. Hasil pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
No Gambar Keterangan
1. Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Odonata (Capung)
Family : Coenagrionidae
Genus : Euphaea
Species : Euphaea lara
2. Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum
chrysis
3. Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Potamarcha
Spesies : Potamarcha
congener
4. Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum sabina
5. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Sub ordo : Zygoptera
Famili : Platycnemididae
Genus : Copera
Spesies : Copera
marginipes

Berdasarkan hasil pengamatan mini riset Capung yang tertangkap


di tempat penelitian adalah sebanyak 8 ekor dengan rincian 5 ekor di
sungai aik nyet Kecamatan narmada, 2 ekor di kolam aik nyet
kecamatan narmada dan 1 ekor di benang stokel lombok tengah yang
tediri dari 4 family dan 14 spesies. Adapun Family, spesies dan jumlah
setiap individu Capung yang tertangkap di tempat penelitian dapat
dilihat pada tabel gambar hasil pengamatan.
Adapun deskripsi masing-masing sspesiesakan disajikan sebagai
berikut :
1. Euphaea lara
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Odonata
Family : Coenagrionidae
Genus : Euphaea
Species : Euphaea lara
Capung dari subordo Zygoptera yang paling banyak
ditemukan berasal dari famili Euphaeidae, Euphaea lara dengan
jumlah 10 individu. Tingginya jumlah individu ini disebabkan
karena persebarannya yang luas dan ditemukan di semua jalur
pengamatan. Capung ini banyak ditemukan di aliran sungai yang
jernih dengan arus lambat maupun deras dan sering terlihat
bertengger di ranting kayu dan bebatuan yang terkenar sinar
matahari, serta pada tanaman air yang ada di sekitaran sungai.
Menurut Orr (2005), famili Euphaeidae memiliki jumlah genus dan
jenis terbesar sekitar 31 jenis yang tersebar di Asia bagian selatan
atau Cina bagian selatan. Lebih lanjut, Orr (2003) famili
Euphaeidae memiliki lebih dari 60 jenis yang tersebar di Asia
tropis dan 8 jenis ditemukan di Borneo (Kartini, Syachruddin, dan
Ilhamdi 2022). Sebaran famili Euphaeidae yang luas menyebabkan
jenis dari famili ini ditemukan. Ciri-ciri Euphaea lara yaitu
memiliki thoraks berwarna oranye dengan garis hitam, seluruh
sayapnya berwarna oranye, pterostigma hitam, dan mulutnya
berwarna putih. Panjang seluruh tubuh 5,2 cm, panjang abdomen 4
cm, panjang sayap depan 3,7 cm dan sayap belakang 3,2 cm dan
posisi sayap tertutup saat hinggap. Menurut (Irawan dan Rahadi
2016) menyatakan bahwa capung ini memiliki kapak sayap yang
indah. Capung jantan penuh dengan warna oranye. Seluruh
sayapnya berwarna oranye dan memiliki thoraks berwarna oranye
dengan variasi garis hitam. Mata berwarna kehitaman, mulut putih
kebiruan seturut berjalannya dewasa. Perut, mulai ruas ketiga
sampai ruas terakhir berwarna kehitaman. Sedangkan betina
berwarna cokelat kekuningan
muda pucat. Perut berwarna hitam dan thoraks cokelat kekuningan
pucat dengan variasi garis hitam. Mata berwarna hitam dan mulut
berwarna putih dan sayap betina tanpa warna.
2. Capung Sambar Perut Kait (Orthetrum chrysis)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum chrysis
Dalam klasifikasinya, capung ini adalah jenis subordo
Anisoptera dan tergolong dalam famili libellulidae, Dan tergolong
capung biasa karena terlihat besar tubuhnya, serta ciri terbang dan
hinggap sayap yang horizontal. Pada jenis-jenis yang tergolong
famili libellulidae, tentunya memiliki ciri yang umum seperti mata
menonjol menyatu garis tengah diatas kepala dan memenuhi
bagian kepala (suriana, 2014) . Begitu pula pada jenis capung ini,
matanya menyatu dengan garis tengah diatas kepala, memiliki
warna merah kehitaman. Tubuhnya berwarna hitam sedikit pucat,
sedangkan bagian perut berwarna merah tanpa adanya warna lain.
Dan sayap transparan sedikit gelap, ujung sayap atas memiliki titik
hitam, sayap merentang horizontal saat terbang dan merentang
sedikit kearah bawah pada saat hinggap. Dan capung jenis ini juga
di temukan lokasi pertama yaitu sungai aik nyet Kecamatan
narmada.
3. Potamarcha congener
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Potamarcha
Spesies : Potamarcha congener
Potamarcha congener adalah spesies dengan individu
paling sedikit di lokasi sungai aik nyet non- vegetasi dengan total 1
individu. Pada lokasi ini, spesies Potamarcha congener dijumpai
hinggap pada ranting kering di kanopi yang terbuka. Jumlah pohon
yang sedikit pada lokasi ini membuat spesies Potamarcha
congener hanya ditemukan satu individu. Hal ini sesuai dengan
Lieftinck (1934), yang menyatakan bahwa Spesies Potamarcha
congener sering ditemukan pada habitat kolam, rawa-rawa dan
perairan terpencil, dengan kebiasaan bertengger di atas ranting
kering. Spesies ini aktif pada siang hari dan sering ditemukan
hinggap pada ranting pohon yang tinggi (Joseph & Lahiri, 1989).
Spesies Potamarcha congener sensitif terhadap obyek yang
mendekat dan akan terbang dengan cepat jika terganggu. (Susanto
dan Putri 2022)
4. Capung sambar hijau (Orthetrum sabina)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Subordo : Anisoptera
Famili : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum sabina
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera
dan famili Libellulidae. Capung ini memiliki ciri berupa mata
berwarna biru kehijauan sayap transparan dengan venasi warna
coklat kemerahan atau kekuningan yang terdapat di sayap
belakang. Terdapat garis hitam dan putih kekuningan pada bagian
pinggir sintoraks, abdomen berwarna putih kekuningan sepanjang
lateral dan anterior. Selain itu capung ini mudah dikenali ruas
abdomen satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya
paduan warna kuning pucat agak kehijauan. Capung jenis ini
ditemukan di lokasi kedua yaitu kolam aik nyet Kecamatan
narmada. Spesies ini merupakan predator yang ganas dengan
memangsa wereng, kutu daun, kupu-kupu, lebah bahakan capung
lain dan dapat hidup dilingkungan air yang kurang bagus bahkan
soliter. (Yudiawati dan Oktavia 2020)
5. Copera marginepers
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Sub ordo : Zygoptera
Famili : Platycnemididae
Genus : Copera
Spesies : Copera marginipes
Dalam klasifikasinya, capung jarum jenis ini tergolong
dalam subordo Zygoptera dan family Platycnemididae. Family
Platycnemididae ini memiliki corak yang cerah seperti
Coenagrionidae. Namun rambut-rambut halus pada tungkainya
panjang dan tipis.
Capung ini hanya tertangkap di lokasi pertama Kecamatan
narmada dengan jumlah individu sebanyak 1 ekor. Menurut
Setiyono dkk., (2017) spesies ini berukuran sedang; dominan
berwarna hitam dan kuning. Toraks hitam bergaris-garis kuning
kuning. Mata majemuk hitam dengan garis putih horizontal yang
terlihat jelas. Kaki berwarna kuning yang merupakan ciri khas
spesies ini.
Komposisi spesies capung pada areal sungai di aik nyet Kecamatan
narmada lebih tinggi dari kolam dan benang stokel. Namun ada spesies
yang hanya ditemukan pada satu habitat saja seperti Pseudagrio
pruinosum, , Orthetrum glaucum dan Copera marginipes yang hanya
ditemukan di Kecamatan Pangkalan Jambu dan spesies Potamarcha
congener, Copera marginipes, Orthetrum chrysis, adalah spesies yang
hanya ditemukan di sungai aik nyet Kecamatan narmada sedangkan 1
spesies lain yaitu pada sungai dan kolam aik nyet.
Banyak faktor lingkungan setempat yang membatasi
perkembangan musuh alami seperti keadaan cuaca yang kurang
mendukung, keterbatasan pakan bagi musuh alami atau tindakan manusia
yang merugikan musuh alami. Lebih lanjut (Hakim 2012) menyatakan
bahwa tingginya populasi predator sangat terkait dengan populasi mangsa.
Populasi mangsa yang tinggi akan menarik minat predator untuk datang
dan tinggal di tempat tersebut, kemudian diikuti dengan meningkatnya
kemampuan predator dalam memangsa. Keberadaan musuh alami, antara
lain predator, merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
populasi hama. Sebaliknya, kelimpahan inangnya akan berpengaruh
terhadap kelimpahan dan kekayaan musuh alaminya.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil mini riset yang telah di lakukan didapatkan 4
family dengan 5 spesies capung pada tiga lokasi. Yaitu pada family
Coenagrionidae terdapat spesies Euphaea lara. Pada family Libellulidae
didapatkan 3 spesies yaitu Orthetrum sabina, Potamarcha congener, dan
Orthetrum chrysis. Dan family Platycnemididae juga didapatkan 1 spesies
yaitu Copera marginipes.
H. Daftar pustaka
Hakim, M Asep Lukmanul. 2012. “PENGENDALIAN HAYATI
SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN
HAMA TERPADU (PHT).” Jurnal Perlindungan Tanaman-
Pengendalian hama.
Irawan, Andi, dan Wahyu Sigit Rahadi. 2016. Capung Sumba. Balai
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
bekerja sama dengan Indonesia Dragonfly Society.
Kartini, Juni, Syachruddin Syachruddin, dan Mohammad Liwa Ilhamdi.
2022. “Diversity of Dragonflies (Odonata) in the Joben Resort
Area, East Lombok.” Jurnal Biologi Tropis 22 (2): 675–88.
https://doi.org/10.29303/jbt.v22i2.3458.
Suartini, Ni Made, dan Ni Wayan Sudatri. 2019. “SPESIES CAPUNG
(ORDO ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI DI
BEBERAPA SAWAH SEKITAR DENPASAR, BALI.”
SIMBIOSIS 7 (1): 23.
https://doi.org/10.24843/JSIMBIOSIS.2019.v07.i01.p05.
Suriana, dan Adi DA. 2014. “Inventarisasi Capung (Odonata) di Sekitar
Sungai dan Rawa Moramo, Desa Sumber Sari Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara.” Jurnal
Biowallacea 1 (1).
Susanto, Muhamad Azmi Dwi, dan Najwa Maulidina Putri. 2022.
“Inventarisasi dan Studi Komposisi Capung (Odonata) pada Area
Persawahan Kelurahan Warugunung, Surabaya, Jawa Timur.”
BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi 7 (1): 25–34.
https://doi.org/10.32938/jbe.v7i1.1628.
Yudiawati, Effi, dan Lusi Oktavia. 2020. “KEANEKARAGAMAN JENIS
CAPUNG (ODONATA) PADA AREAL PERSAWAHAN DI
KECAMATAN TABIR DAN DI KECAMATAN PANGKALAN
JAMBU KABUPATEN MERANGIN.” Jurnal Sains Agro 5 (2).
https://doi.org/10.36355/jsa.v5i2.467.

Anda mungkin juga menyukai