Laporan Praktikum Biologi - Uas
Laporan Praktikum Biologi - Uas
Laporan Praktikum Biologi - Uas
Anggota kelompok :
1. Raodatul Rozita Bahar (230306001)
2. Alvina Hidayanti (230306005)
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis
diberi untuk menyelesaikan laporan praktikum tentang “TINGKAH LAKU PADA
HEWAN”. Laporan ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah fisika dasar 2 .
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Marzuki
M.Pd selaku dosen mata kuliah Biologi Dasar 2. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam laporanini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam laporan ini.
Penulis
i
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Tujuan Praktikum.........................................................................................1
1.2 Landasan Teori.............................................................................................1
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Laron
Hewan laron atau rayap adalah serangga yang termasuk dalam ordo Isoptera.
Hewan laron termasuk dalam kingdom: Animalia (Hewan), Phylum: Arthropoda
(Arthropoda), Class: Insecta (Serangga), Order: Blattodea (sebelumnya Isoptera),
Infraorder: Isoptera (Rayap), Family: Berbagai keluarga, beberapa yang umum
adalah Rhinotermitidae, Termitidae, Kalotermitidae dan termasuk dalam Genus
dan Spesies: Banyak genus dan spesies yang berbeda, bergantung pada jenis
rayap tertentu.
Rayap memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai dekomposer kayu dan
bahan organik lainnya, namun mereka juga dapat menjadi hama yang merusak
struktur kayu dalam bangunan.
Adapun karakteristik laron adalah morfologi laron memiliki tubuh yang lunak,
berwarna putih hingga krem, dengan ukuran yang bervariasi tergantung pada
kastanya. Rayap pekerja dan prajurit biasanya tidak memiliki sayap, sedangkan
1
rayap reproduktif (alates) memiliki sayap dan sering ditemukan terbang pada saat
musim kawin. Kepala rayap prajurit memiliki rahang yang kuat untuk pertahanan.
Peran dalam ekosistem laron adalah dekomposer penting yang membantu
mengurai bahan organik seperti kayu mati, dedaunan, dan kotoran hewan. Proses
ini melepaskan nutrisi kembali ke tanah, yang penting untuk kesuburan tanah dan
kesehatan ekosistem.
C. Cicak
Cicak atau cecak adalah hewan bertulang belakang atau reptil yang biasanya
merayap di dinding. Cicak berwarna abu-abu akan tetapi adapula yang berwarna
coklat kehitam-hitaman. Cicak biasannya berukuran sekitar 10cm. Cicak
termasuk kedalam suku gekkonidae. Cicak biasanya memangsa serangga terutama
nyamuk, biasanya cicak hidup di dinding tetapi ketika di alam obebas cicak
biasanya hidup di tempat-tempat yang teduh. Cicak termasuk dalam kerajaan
animalia, kelas reptilia, ordo squamata.
D. Lintah
Lintah adalah kelompok hewan dalam keluarga cacing beruas (annelida) yang
berbadan pipih serta memiliki alat penghisap darah di ujung kepala dan di ujung
ekornya. Sekitar 3 per 4 spesies lintah hidup sebagai parasit yang menghisab
darah inanganya sedangkan sisanya merupakan pemangsa secara taksonomi,
hewan ini di kelompokan sebagai sub kelas hirudinea. Kebanyakan lintah hidup
di habitat air tawar, sementara sebagian kecil hidup di darat atau di air laut.
Spesies yang paling umum dikenal di antaranya adalah lintah medis (hirudo
medicinalis) yang bersifat hematofagos (pemakan darah). Spesies ini meletakkan
penghisapnya di tubuh inang, lalu mengeluarkan senyawa peptida bernama
hirudin yang berfungsi untuk mencegah menggumpalan darah sebelum
menghisapnya.
E. Cacing
Cacing adalah sebutan bagi hewan bilateral yang biasanya memiliki tubuh
seperti tabung silindris yang panjang, tidak memiliki ekstremitas, dan tidak
memiliki mata (tidak selalu), cacing biasanya disebut hewan intervebrata yang
mencakup anelida ( cacing tanah dan polychaeta yang hidup di perairan),
nematoda (cacing gelang, platyhelminthes(cacing pipih), nemertea laut,
chaetognatha laut(cacing panah), cacing priapulida, dan termasuk serangga seperti
belatung.
Cacing termasuk kedalam kerajaan animalia, kelas oligochaeta, ordo
megadrilacea.
2
F. Kodok
Kodok sawah adalah amfibi yang banyak hidup di sawah-sawah, rawa, parid,
nama ilmianya fejervaria cancrivora, dan dalam bahasa inggris dikenal dengan
marsh frog, rice-field frog atau crab- eating frog.
Kodok termasuk dalam kerajaan animalia, kelas amphibia, ordo anura, speies
f.cacrivora. Ukuran kodok jantan dewasa sekitar 70-80mm, namun yang terbesar
biasanya sampai dengan 120mm.
Siklus hidup kodok dimulai dari beberapa fase yaitu:
a. Telur
Katak dewasa berkembng biak dengan cara ovipar, atau bertelur. Telur-
telur tersebut ditempelkan pada tumbuhan di dalam air atau pada pohon-
pohon lembab. Setelah 21 hari, telur-telur tersebut akan berubah menjadi
berudu atau kecebong.
b. Kecebong
Kecebong memiliki mulut dan ekor yang panjang, serta insang untuk
berbafas seperti ikan. Kecbong tidak memiliki kaki, tetapi dalam beberapa
minggu mereka mulai mengembangkan paru-paru untuk bernafas di darat.
c. Berudu 4 kaki
d. Kodok muda
e. Kodok dewasa
3
BAB II
OBJEK PENGAMATAN
2.1 Objek Pengamatan
Hewan kaki seribu
Laron
Cicak
Lintah
Cacing
Kodok
2.2 Alat dan Bahan
Ranting
Lampu
Laser
Garam
Air
4
e. Langkah praktikum pada hewan cacing
Siapkan larutkan garam
Tuangkan larutan garam ke tanah yang lembab
Amati tanah yang di tuangkan larutan garam
f. Langkah praktikum pada hewan kodok
Siapkan 2 kodok
1 kodok didalam air dan 1 kodok di darat
Amati tingkah laku dari kedua kodok tersebut
5
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar kaki seribu sebelum disentuh gambar hewan kaki seribu setelah
Menggunakan ranting di sentuh dengan ranting
6
3. 3.................................................................... Tingkah laku pada hewan cicak
Cicak mengikuti cahaya laser karena mungkin mereka mengia itu dakah serangga
kecil yang bisa di makan. Cahaya dari laser menarik perhatian cicak karena pergerakan
dari sinar lasser sama seperti perrgerakan serangga kecil, sehingga mereka akan
mengikuti cahaya laser tersebut dengan haraoan bisa menangkapnya.
Lintah tidak bisa melewati area yang ditaburi garam karena garam menyebabkan
dehidrassi pada tubuh mereka. Lintah memiliki tubuh yang sebagian besar terdiri dari air.
ketika lintah melewati area garam tubuh mereka akan mengeluarkan air untuk mencoba
menyeimbangkan konosentrasi garam disekitarnya, hal ini meyebabkan lintah banyak
kehilangan cairan sehingga mengalami dehidrasi yang menyebabkan mereka mati.
7
Gambar cacing disirami air garam
Cacing tanah keluar dari tanah ketika disirami air garam karena reaksi fisiologis
mereka terhadap salinitas tinggi. Garam meyebabkan iritasi pada kulit cacing tanah, rasa
iritasi ini memaksa cacing tanah untuk bergerak menjauh dari sumber iritasi. Proses ini
cukup stres bagi cacing tanah dan bisa mematikan jika mereka tidak bisa mnemukan
lingkungan yang sesuai dengan cepat.
Kodok di darat
Ketika berada di air kodok kawin dan berkembang biak dan menruh telur
mereka di tanaman yang berada di dalam air yang kemudian setelah 21 hari akan berubah
menjadi berudu, sedangkan untuk mencari makanan mereka akan kedarat.
8
BAB IV
KESIMPULAN
Laporan ini mengamati perilaku adaftif dari beberapa jenis hewan; kaki seribu,
laron, cicak, lintah, cacingtanah, dan kodok. Setiap hewan menunjukanrespon perilaku
yang pesifik terhadap rangsangan dari luar, yang memmbantu mereka baeradaftasi dan
bertahan hidup dilingkungan mereka. Kaki seribu menggulung tubuhnya mekanisme
pertahanan saat merasa terancam. Laron terrtarik pada cahaya yang membantu mereka
menghindari predator dan menemukan pasanganya. Cicak tertarik pada cahay laser,
kemungkinan mengira itu adalah mangsa. Lintah tidak dapat melewati garam karena
dehidrasi. Cacing tanah keluar dari tanah saat terkena air garam karena iritasi pada
kulitnya. Kodok berkembangbiak di air tetapi mencari makan didarat. Secara
keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bagaimana adaptasi perilaku membantu hewan
bertahan dan berfungsi dalam ekosistem mereka.
DAFTAR FUSTAKA
9
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Manfaat Terapi Lintah diakses pada 18 juli 2024.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/294/manfaat-terapi-lintah#:~:text=Lintah%20adalah
%20kelompok%20hewan%20dalam,inangnya%2C%20sedangkan%20sisanya%20merupakan
%20pemangsa
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2023,juli2 27).Kaki Seribu Diakses pada 18 juli 2024.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kaki_seribu
Wikipedia Bahasa Indonesia.(2024,Maret 21). cecak Diakses pada 18 Juli 2024.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/cecak
Wikipedia Bahasa Indonesia (2024, Maret 24) Diakses 18 Juli 2024.
https://id.mwikipedia.org/wiki/cacing_tanah
Wikipedia Bahasa Indonesia 2023, feberuari 2). Kodoko Sawah. Diakses 18 Juli 2024.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kodok_sawah
10