Kegiatan Belajar 2 Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Kegiatan Belajar 2 Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Kegiatan Belajar 2 Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan akal (al-ahdaf alaqliyah) yang mengarah pada
perkembangan inteligensi yang berguna mengarahkan manusia sebagai individu untuk dapat
menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif
seorang anak terjadi secara bertahap. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara
langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan
didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif di lingkungan sekolah. Piaget membagi
tahapan perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap. Seorang anak
tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan
pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara
aktif di lingkungan sekolah. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:
(3) Tahap operasional konkrit (7-11 tahun) Tahap ini juga disebut masa performing operation
(4) Tahap operasonal formal (11-15 tahun) Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada
masa ini, anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir secara deduktif, induktif,
menganalisis,
Memori adalah sistem kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan informasi atau
pengetahuan. Suharnan menyatakan bahwa: “Ingatan atau memori menunjukkan pada proses
penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu
Tipe memori dibagi menjadi tiga, yakni, pertama, memori sensoris (pencatat indrawi). Reseptor
adalah komponen-komponen sistem indrawi untuk melihat, mendengar, merasakan, dan mencium.
Pola aktivitas netral yang dihasilkan (informasi) ketika stimulan mencapai reseptor kemudian
diproses melalui pencatatan indrawi hanya sekitar seperempat detik. Meskipun dalam tempo waktu
yang sangat singkat, kita berkesempatan menyeleksi informasi guna pemrosesan lebih lanjut
3. Atensi (Perhatian) Atensi merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif.
Aspek-aspek atensi meliputi: a. Reseptor adjustment, penyesuaian alat indra terhadap objek yang
menjadi perhatianya b. Postural adjustment, penyesuaian sikap tubuh terhadap objek yang menjadi
perhatiannya adalah yang menarik perhatianya. c. Muscle tention, adanya tegangan otot, dalam hal
ini berhubungan dengan adanya perhatian, disitulah adanya pemusatan energi. d. Central nervous
adjustment, penyesuaian saraf pusat dalam melakukan perhatian. Hal ini dikarenakan dalam setiap
penyesuaian, mekanisme saraf pusat yang mengaturnya. e. Increases clearness, semakin jelas objek
yang menjadi perhatian, akan semakin menarik perhatian individu
1. Metakognitif Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerja
2. Strategi Kognitif Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang
penting dikuasai oleh seseorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah.
Strategi kognitif merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah analisis,
sintesis, dan evaluasi. Proses pembelajaran bukan semata-mata proses penyampaian materi
bidang ilmu tertentu saja, sebaliknya yang lebih penting adalah proses pengembangan
kemampuan strategi kognitif peserta didik.
3. Gaya Kognitif Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif
(berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan
memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama
4. Pemikiran Kritis Pemikiran kritis merupakan kemapuan untuk berpikir secara logis, reflektif,
dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang baik. Berpikir kritis berarti merefleksikan permasalahan secara mendalam,
mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang
berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai
sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif ketimbang hanya menerima ide-ide
dari luar tanpa adanya pemahaman dan evaluasi yang signifikan.
terdapat 10 kecakapan berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam mengajukan
argumentasi atau membuat pertimbangan yang absah (valid), yaitu: a. Keterampilan
membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi
(diuji kebenarannya)
b. Membedakan antara informasi, tuntunan atau alasan yang relevan dengan yang tidak
relevan. c. Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu pernyataan. d.
Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suatu sumber. e. Mengidentifikasi tuntutan
atau argument yang mendua. f. Mengidentifikasi asusmsi yang tidak dinyatakan. g.
Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan). h. Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan
logika. i. Mengenali ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur penalaran. j. Menentukan
kekuatan suatu argumen atau tuntutan.
1. Faktor hereditas Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan
daya kerja intelektualnya. Secara potensial, anak telah membawa kemungkinan kecenderungan
intelektualnya pada taraf tertentu. Namun potensi ini tidak bisa berkembang tanpa adanya peran
lingkungan. Misalnya anak tersebut terlahir dari keluarga yang otaknya cerdas namun anak ini tidak
mendapatkan stimulasi atau pendidikan maka kecerdasannya itu tidak akan nampak.
2. Faktor lingkungan Terdapat dua faktor lingkungan yang sangat besar peranannya yakni keluarga
dan sekolah. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak dan menjadi alat bagi anak untuk berfikir.
Beberapa strategi yang dapat digunakan guru dalam membantu peserta didik mengembangkan
proses-proses kognitifnya antara lain: 1. Ajak peserta didik memfokuskan perhatian dan
meminimalkan gangguan. Gunakan isyarat, gerakan dan perubahan nada suara yang menunjukkan
bahwa ada sesuatu yang penting.
2. Bantu peserta didik untuk membuat isyarat atau petunjuk sendiri atau memahami satu kalimat
yang perlu mereka perhatikan. Gunakan komentar instruksional, seperti: “Baik, mari kita
diskusikan...!” “Sekarang perhatikan...!” dan buat pembelajaran menjadi menarik.
3. Gunakan media dan teknologi secara efektif sebagai bagian dari pembelajaran di kelas
4. Ubah lingkungan fisik dengan mengubah tata ruang, model tempat duduk, atau berpindah setting
ruangan. Ubah jalur indrawi dengan memberi satu pelajaran yang mengharuskan peserta didik
menyentuh, membuai, atau merasakan
5. Hindari perilaku yang membingungkan dan dorong peserta didik untuk mengingat materi
pembelajaran secara lebih mendalam, bukan mengingat sepintas lalu. 6. Bantu peserta didik menata
informasi yang akan dimasukkan ke dalam memori, serta memahami dan mengombinasikan
informasi tersebut. 7. Latih peserta didik menggunakan strategi mnemonic.
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan kognisi peserta
didik antara lain: 1. Guru harus mengajar dan menganjurkan kepada peserta didik untuk
menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka. 2. Memberikan pelatihan
tentang strategi belajar, kapan, dan bagaimana menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas
baru dan sulit
3. Menunjukkan strategi belajar dan mendorong peserta didik untuk menggunakan strateginya
sendiri. 4. Mengidentifikasi situasi-situasi terkait kemungkinan suatu strategi dapat digunakan dalam
belajar.
5. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sendiri dengan sedikit atau tanpa
bantuan dari guru. 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri dan
menolong dirinya sendiri mengembangkan mekanisme belajar yang efektif. 7. Memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengakses hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa
mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya
Sumber Modul : Perkembangan Peserta Didik Kegiatan Belajar 2 Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Pendidikan Profesi Guru 2023