Proposal Usulan Penelitian Agung Sulanjana 218020057

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK

DAN MOTIVASI GURU


SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA GURU
DI SD DAN SMP BINTANG MADANI

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar MMS
Program Studi Magister Konsentrasi Manajemen Pendidikan

Oleh:
AGUNG SULANJANA
NPM. 218020057

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji milik Dzat Yang Mahasuci, segala puja milik Dzat
Yang Mahakuasa, Allah SWT. Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain memuji
dan memuja sang-Khaliq. Atas Rahman dan Rahim-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
qudwah umat manusia, bapak reformis se-dunia, Rasulullah Muhammad SAW.
Shalawat serta salam semoga tercurah pula kepada keluarganya, para sahabatnya,
serta para pengikutnya yang tetap setia dalam mengemban risalah dakwah. Mudah-
mudahan kita termasuk di dalam barisan golongannya.
Penulisan Proposal Usulan Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Seminar MMS Program Studi Magister Manajemen
Konsentrasi Manajemen Pendidikan. Penulis berharap Proposal Usulan Penelitian
ini dapat memberikan sumbangsih yang berharga bagi sistem manajemen
pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Penulis menyadari Proposal Usulan Penelitian ini jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan serta keterbatasan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat
berharap masukan-masukan serta kritik membangun dari para pembaca. Mudah-
mudahan kedepannya bisa lebih baik dan dapat disempurnakan.
Dalam penyusunan Proposal Usulan Penelitian ini tentu saja banyak
rintangan dan hambatan yang dihadapi oleh penulis. Atas bantuan dan dorongan
dari semua pihak dengan se-izin Allah SWT penyusunan Proposal Usulan
Penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Undang Juju, SE., MP. dan Ibu Dr. Tita Setiawati, SE., MM.
dosen pengampu mata kuliah Seminar MMS yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, masukan dan dorongan dengan penuh perhatian dan
keramahan kepada penulis dalam menyelesaikan permasalahan yang penulis
hadapi.

i
2. Istri dan anak-anakku tercinta yang telah membersamai penulis dan begitu
sabar serta penuh perhatian saat penulis menyelesaikan Proposal Usulan
Penenlitian ini.
3. Rekan seperjuangan di Sygma Foundation dan Sekolah Bintang Madani yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Usulan
Penelitian ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Magister Manajemen kosentrasi
Manajemen Pendidikan, baik mahasiswa semester satu, dua maupun tiga.
Kalian yang banyak memberikan inspirasi bagi penulis dalam setiap diskusi
dan momen-momen kebersamaan. Semoga kalian semua dapat menyelesaikan
amanah kuliah ini dalam waktu yang cepat dan mendapatkan hasil terbaik.
Semoga Allah SWT membalas semua pengorbanan yang diberikannya dengan
balasan yang lebih baik.
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu membimbing dan memberikan
petunjuk-Nya kepada kita semua agar selalu berada di jalan-Nya serta menjadikan
setiap gerak langkah kita sebagai suatu amal ibadah. Aamiin.

Bandung, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .............................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................... 16

1.3. Rumusan Masalah ........................................................................ 17

1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 18

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1. Kajian Pustaka .............................................................................. 20

2.1.1 Kinerja Guru ........................................................................ 20

2.1.2 Kompetensi Pendidik .......................................................... 23

2.1.3 Motivasi Guru ..................................................................... 24

2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 27

2.3. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 32

2.3.1 Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru ..... 32

2.3.2 Pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru ................... 32

2.3.3 Pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi terhadap

kinerja guru ........................................................................ 32

2.4. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 33

iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian .............................................................................. 34

3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................... 34

3.3. Variabel Penelitian ........................................................................ 34

3.4. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35

3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35

3.6. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis .......................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41

iv
DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR

Halaman

TABEL

1.1 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Kompetensi Lulusan pada

raport mutu SD Bintang Madani ............................................................... 7

1.2 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Isi pada raport mutu

SD Bintang Madani ................................................................................... 7

1.3 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Proses pada raport mutu

SD Bintang Madani .................................................................................... 8

1.4 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Penilaian pada raport mutu

SD Bintang Madani .................................................................................... 9

1.5 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Kompetensi Lulusan pada

raport mutu SMP Bintang Madani ............................................................ 10

1.6 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Isi pada raport mutu

SMP Bintang Madani ................................................................................ 10

1.7 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Proses pada raport mutu

SMP Bintang Madani ................................................................................ 11

1.8 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Penilaian pada raport mutu

SMP Bintang Madani ................................................................................ 12

1.9 Tabel Rekap Hasil Kepuasan Orangtua SD dan SMP Bintang Madani

tahun ajaran 2020-2021 ............................................................................ 13

1.10 Beberapa masukan dan saran dari orangtua ............................................ 13

v
1.11 Tabel Rekap persentase keterlambatan guru SD dan SMP Bintang Madani

tahun 2020-2021 ..................................................................................... 15

2.1 Penelitian terdahulu yang relevan ............................................................. 28

GRAFIK

1.1. Radar PMP SD Bintang Madani antar Tahun ......................................... 5

1.2. Radar PMP SMP Bintang Madani antar Tahun ...................................... 6

GAMBAR

2.1 Paradigma Penelitian .................................................................................. 33

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya yang diidealisasikan

menjadi titik puncak tujuan pendidikan nasional. Pendidikan juga

merupakan faktor utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

seperti yang termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
No.20 tahun 2003 Bab II Pasal 3)

Tujuan pendidikan nasional di atas menunjukkan isyarat penting

dalam memberikan arah pendidikan Indonesia untuk mewujudkan manusia

Indonesia yang berkualitas, yaitu manusia yang berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Schoorl (dalam Danim, 2010: 63) berpendapat

bahwa praktik-praktik pendidikan merupakan wahana terbaik dalam

menyiapkan SDM dengan derajat moralitas tinggi. Artinya, pendidikan

merupakan sarana yang terbaik dalam membangun generasi yang

berkualitas baik moral maupun intelektualnya.


2

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, guru menempati posisi

terdepan. Guru berperan sentral sebagai ujung tombak kerberhasilan tujuan

pendidikan nasional. Peran-peran guru diantaranya sebagai desainer,

motivator dan fasilitator pembelajaran agar proses pembelajaran terlaksana

secara bermakna. Sehingga apa yang dipelajari oleh siswa dapat menjadi

konstruksi ilmu dan sikap yang terealisasi dalam kehidupan sehari-hari.

Widiansyah (dalam Sintadewi, K.D. & Putra, M.. 2021: 37) menyebutkan

bahwa seorang guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu

komponen yang mendukung terlaksananya pendidikan karena guru

langsung berinteraksi dengan peserta didik sehingga guru memiliki peran

yang begitu besar dalam menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas.

Guru mengemban tugas sebagai pendidik, pembimbing, pelatih,

penilai dan pengevaluasi proses pembelajaran di kelas sebagaimana yang

termaktub dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Tentu saja untuk mencapai apa yang diamanahkan dalam tujuan pendidikan

nasional diperlukan kinerja guru yang profesional. Sya’roni, dkk. (dalam

Sintadewi, K.D. & Putra, M.. 2021: 37) mengungkapkan bahwa untuk

meningkatkan mutu pendidikan tidak akan dapat berpengaruh tanpa peran

guru yang memiliki kinerja yang optimal. Priyono, dkk. (dalam Sintadewi,

K.D. & Putra, M.. 2021: 37) menambahkan bahwa kinerja guru dalam

pembelajaran ialah faktor utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan

karena guru adalah ujung tombak dalam sistem pendidikan.


3

Namun, di tengah idealnya tujuan pendidikan nasional yang

diharapkan tersebut, pada praktiknya di lapangan seringkali menghadapi

permasalahan. Adawiya dan Febriana menyebutkan survey United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap

kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific,

Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Kualitas pendidikan di

Indonesia menempati posisi yang memprihatinkan. Hal ini menunjukkan

bahwa ada suatu permasalahan pada pendidikan kita. Permasalahan tersebut

sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

Permasalahan paling krusial ada pada guru. Adawiya dan Febriana

menambahkan bahwa kualitas guru di Indonesia berada pada level 14 dari

14 negara berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan

pendidikan di Indonesia selaras dengan kinerja guru.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantarannya

disebabkan faktor motivasi dan kompetensi. Hal ini senada dengan yang

disampaikan oleh Supriyono (dalam Sintadewi, K.D. & Putra, M.. 2021: 37)

bahwa faktor yang menyebabkan guru kurang profesional dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya beberapa diantaranya adalah

kompetensi, kemampuan, dan motivasi kerja yang dimiliki oleh guru

tersebut.

Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Hal ini senada sebagaimana yang diungkapkan oleh

Badrus (2018). Saat seorang guru memiliki motivasi untuk meningkatkan


4

kualitas pembelajaran, maka akan dihasilkan proses pembelajaran yang

berkualitas yang diharapkan mampu melahirkan siswa yang memiliki

kualitas. Yenny (dalam Shoim, dkk. 2019: 187) menyatakan bahwa guru

yang termotivasi dalam mengajar akan menimbulkan kepuasan jika tujuan

yang diharapkan tercapai yaitu siswa yang memiliki kompetensi dan

berkepribadian baik.

Syaidah (dalam Sintadewi, K.D. & Putra, M.. 2021: 37) menyatakan

bahwa kompetensi merupakan suatu keterampilan, wawasan dan

pengetahuan yang harus dikuasai secara mendalam oleh guru untuk

mengimpelementasikan proses pembelajaran. Hal ini berarti kompetensi

guru sangat erat pengaruhnya dalam menyajikan proses pembelajaran yang

berkualitas dan bermakna kepada siswa. Di saat kompetensi guru

berkualitas terpenuhi, maka diharapkan terjadi proses pembelajaran yang

berkualitas sehingga melahirkan siswa yang berkualitas pula. Turangan

(dalam Shoim, dkk. 2019: 187) menyatakan guru harus memiliki empat

kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik (kemampuan dalam mengelola

pembelajaran), profesional (penguasaan materi), sosial (kemampuan

berkomunikasi dan bergaul), dan kepribadian (pribadi yang dewasa, arif dan

bijaksana, dan mampu menjadi teladan). Kompetensi guru yang dimaksud

termaktub dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pada Bab IV pasal 10. Selain itu mengenai kompetensi guru diperinci

di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007


5

Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Bagian B,

yaitu Standar Kompetensi Guru.

Berkaitan dengan kualitas pendidikan pada suatu institusi, maka kita

dapat melihatnya dari pemenuhan standar nasional pendidikan. Berdasarkan

Undang-undang No 20 Tahun 2003, standar nasional pendidikan adalah

kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merujuk pada Bab IX pasal 35,

bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus

ditingkatkan secara berencana dan berkala. Hal ini menyiratkan bahwa

pemenuhan standar nasional pendidikan menjadi tolak ukur kualitas

pendidikan di suatu institusi. Hal ini berlaku juga di SD dan SMP Bintang

Madani.

Pemenuhan 8 standar nasional pendidikan di SD dan SMP Bintang

Madani diukur melalui raport mutu dan hasilnya dapat digambarkan dalam

bentuk Radar PMP sebagai berikut:

Grafik 1.1. Radar PMP SD Bintang Madani antar Tahun


6

Grafik 1.2. Radar PMP SMP Bintang Madani antar Tahun

Menilik pada grafik tersebut, terlihat terjadi penurunan performa

dari SD dan SMP Bintang Madani pada tahun 2020 jika dibandingkan

dengan tahun 2019. Penurunan terjadi pada hampir setiap standar, terutama

pada standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar

penilaian.

Keempat standar tersebut saling berkaitan erat dalam satu program

pembelajaran. Jika menilik hubungan dari keempat standar tersebut dalam

program pembelajaran di sekolah, maka standar kompetensi lulusan

merupakan output dari program pembelajaran itu sendiri. Standar isi

merupakan representasi dari proses perencanaan program. Standar proses

merupakan aktualisasi dari program pembelajaran di sekolah, baik

pembelajaran di dalam kelas maupun pembelajaran di luar kelas. Sedangkan

standar penilaian merupakan proses pengukuran dan evaluasi terhadap

keberhasilan program pembelajaran.

Berikut ini merupakan capaian dari setiap standar/indikator/sub

indikator pada raport mutu.


7

Tabel 1.1 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Kompetensi


Lulusan pada raport mutu SD Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar kompetensi lulusan dibanding tahun 2019. Selain itu, standar

kompetensi lulusan pada dimensi keterampilan masih banyak yang belum

memenuhi nilai minimal Standar Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 –

7).

Tabel 1.2 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Isi pada raport


mutu SD Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar isi dibanding tahun 2019. Selain itu, standar isi pada indikator

melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan, masih banyak yang belum

memenuhi nilai minimal Standar Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 –


8

7). Hal ini menggambarkan lemahnya kemampuan guru dalam membuat

perencanaan program pembelajaran, yang merupakan bagian dari

kompetensi pedagogik guru.

Tabel 1.3 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Proses pada


raport mutu SD Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar proses dibanding tahun 2019. Pada indikator standar proses

perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, pengawasan dan penilaian otentik

dalam proses pembelajaran masih ada yang belum memenuhi nilai minimal

Standar Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 – 7). Beberapa disebabkan

belum optimalnya pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Pembina dan

Kepala Sekolah. Selain itu juga terdapat kelemahan pada kompetensi guru,

khususnya pada aspek kompetensi pedagogik, Hal ini dikarenakan sebagian

besar sub indikator dalam standar proses berkaitan erat dengan kompetensi

pedagogik.
9

Tabel 1.4 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Penilaian pada


raport mutu SD Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar penilaian dibanding tahun 2019. Pada indikator standar penilaian,

terlihat guru masih memiliki kelemahan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penilaian sesuai ranah-ranah penilaian (pengetahuan, sikap dan

keterampilan). Selain itu, terdapat kelemahan dalam penggunaan dan

pemanfaatan instrumen penilaian. Hal lain yang menjadi kelemahan adalah

menindaklanjuti hasil penilaian. Beberapa kelemahan dalam aspek penilaian

ini merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh

guru.
10

Tabel 1.5 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Kompetensi


Lulusan pada raport mutu SMP Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar kompetensi lulusan dibanding tahun 2019. Selain itu, standar

kompetensi lulusan pada setiap dimensi (pengetahuan, sikap dan

keterampilan) masih banyak yang belum memenuhi nilai minimal Standar

Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 – 7).

Tabel 1.6 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Isi pada raport


mutu SMP Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar isi dibanding tahun 2019. Selain itu, standar isi pada indikator

melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan, masih banyak yang belum

memenuhi nilai minimal Standar Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 –


11

7). Hal ini menggambarkan lemahnya kemampuan guru dalam membuat

perencanaan program pembelajaran, yang merupakan bagian dari

kompetensi pedagogik guru.

Tabel 1.7 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Proses pada


raport mutu SMP Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar proses dibanding tahun 2019. Pada indikator standar proses

perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, pengawasan dan penilaian otentik

dalam proses pembelajaran masih banyak yang belum memenuhi nilai

minimal Standar Nasional Pendidikan (rentang nilai 6,67 – 7). Beberapa

disebabkan belum optimalnya pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas

Pembina dan Kepala Sekolah. Selain itu juga terdapat kelemahan pada

kompetensi guru, khususnya pada aspek kompetensi pedagogik, Hal ini

dikarenakan sebagian besar indikator dan sub indikator dalam standar proses

berkaitan erat dengan kompetensi pedagogik.


12

Tabel 1.8 Capaian standar/indikator/subindikator Standar Penilaian pada


raport mutu SMP Bintang Madani

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan nilai pada

standar penilaian dibanding tahun 2019. Pada indikator standar penilaian,

terlihat guru masih memiliki kelemahan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penilaian sesuai ranah-ranah penilaian (pengetahuan, sikap dan

keterampilan). Selain itu, terdapat kelemahan dalam penggunaan dan

pemanfaatan instrumen penilaian. Beberapa kelemahan dalam aspek

penilaian ini merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus

dikuasai oleh guru.

Berdasarkan data raport mutu dan paparan di atas, maka kita dapat

menyimpulkan bahwa menurunnya kinerja di SD dan SMP Bintang Madani

disebabkan lemahnya kompetensi pedagogik guru SD dan SMP Bintang

Madani. Hal ini disebabkan belum merata dan atau belum terpenuhinya pada

beberapa aspek kompetensi pedagogik guru di SD dan SMP Bintang

Madani.

Selain berdasarkan raport mutu, performa dan kinerja di SD dan

SMP Bintang Madani dapat dilihat pula dari hasil survey kepuasan dari
13

orangtua siswa. Berikut ini rekap hasil kepuasan orangtua siswa SD dan

SMP Bintang Madani,

Tabel 1.9. Tabel Rekap Hasil Kepuasan Orangtua SD dan SMP Bintang
Madani tahun ajaran 2020-2021
KELAS PERSENTASE KEPUASAN (%)
Kelas 1 SD 58,33
Kelas 2 SD 44,00
Kelas 3 SD 52,67
Kelas 4 SD 46,67
Kelas 5 SD 49,33
Kelas 6 SD 53,67
Kelas 7 SMP 69,00
Kelas 8 SMP 71,00
Kelas 9 SMP 41,00
Rata-rata 53,96
Keterangan: % kepuasan ini diambil oleh tim QA lembaga dari rentang
puas dan sangat puas

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan

orangtua terhadap program sekolah masih kurang. Bahkan belum mencapai

target minimal yang diharapkan lembaga, yaitu 80%. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan tingkat kepuasan masih rendah.

Tabel 1.10. Beberapa masukan dan saran dari orangtua


No Poin masukan Persentase, %
1. Peningkatan program pengembangan 10
siswa dan program sekolah
2. Memberikan dorongan atau motivasi 5
kepada siswa
3. Lebih ditingkatkan variasi metode 45
pembelajaran dan cara penyampaian
materi
4. Lebih ditingkatkan lagi pelaksanaan 8
penilaian dan pemberian tugas
5. Optimalisasi media pembelajaran 15
6. Lebih komunikatif dalam pembelajaran 5
(interaksi di dalam pembelajaran)
7. Lainnya 12
14

Berdasarkan tabel tersebut, maka yang menjadi fokus masukan orangtua ada

pada peningkatan metode pembelajaran yang lebih variatif. Selain itu juga,

orangtua berharap pada peningkatan program pengembangan siswa,

pemanfaatan media pembelajaran yang lebih variatif, penilaian, komunikasi

dan motivasi. Jika memperhatikan poin-poin masukan dari orangtua

tersebut, maka kita dapat rangkum sebagian besar dari masukan tersebut ke

dalam aspek kompetensi pedagogik. Hal ini dikarenakan variasi metode

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pendekatan kepada siswa

dan penilaian merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus

dikuasai oleh guru. Selain itu, proses pembelajaran di kelas merupakan salah

satu tanggung jawab guru yang perlu ditunaikan dengan sebaik-baiknya.

Permasalahannya tidak hanya pada kompetensi pedagogik, guru

perlu ditingkatkan pula pada aspek motivasi. Motivasi merupakan kekuatan

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini senada

sebagaimana yang diungkapkan oleh Badrus (2018). Saat seorang guru

memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka akan

dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas yang diharapkan mampu

melahirkan siswa yang memiliki kualitas. Yenny (dalam Shoim, dkk. 2019:

187) menyatakan bahwa guru yang termotivasi dalam mengajar akan

menimbulkan kepuasan jika tujuan yang diharapkan tercapai yaitu siswa

yang memiliki kompetensi dan berkepribadian baik.


15

Berkaitan dengan motivasi guru di SD dan SMP Bintang Madani,

selain dapat dilihat dari sebagian poin masukan orangtua, kita juga dapat

melihatnya dalam tingkat pemenuhan tanggung jawabnya di kelas. Salah

satunya melalui tingkat kedisiplinan kehadiran.

Berikut merupakan rekap persentase keterlambatan guru SD dan

SMP Bintang Madani di tahun 2020-2021,

Tabel 1.11. Tabel Rekap persentase keterlambatan guru SD dan SMP


Bintang Madani tahun 2020-2021
Bulan % keterlambatan % keterlambatan
guru SD guru SMP
Januari 3,51 7,92
Februari 3,68 6,67
Maret 4,10 8,00
April 7,10 7,50
Mei 4,00 14,83
Juni 5,00 10,58
Juli 3,60 1,18
Agustus 5,54 10,77
September 4,91 7,08
Oktober 3,22 7,92
November 4,73 12,38
Desember 5,47 15,93
Rata-rata 4,57 9,23

Berdasarkan data di atas, kita dapat melihat rata-rata persentase

keterlambatan guru di SD Bintang Madani hampir menyentuh angka 5%.

Sedangkan rata-rata persentase keterlambatan guru di SMP Bintang Madani

melebihi 5%. Hal ini menandakan kurangnya motivasi guru dalam

memenuhi tanggung jawabnya.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis ingin mendalami lebih

lanjut terhadap permasalahan yang ada di SD dan SMP Bintang Madani,

khususnya berkaitan dengan pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi


16

guru terhadap kinerja guru. Oleh karenanya penulis menyusun penelitian ini

dengan judul Analisis Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Guru serta

Dampaknya terhadap Kinerja Guru di SD dan SMP Bintang Madani.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, yang

menjadi fokus perhatian adalah sejauh mana kompetensi pedagogik dan

motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru di SD dan SMP Bintang

Madani Kecamatan Arcamanik Kota Bandung. Permasalahan tersebut dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Terjadinya penurunan performa kinerja SD dan SMP Bintang Madani

yang terekam di dalam raport mutu SD dan SMP Bintang Madani di

tahun 2020 yang menurun jika dibandingkan dengan raport mutu dari

SD dan SMP Bintang Madani pada tahun 2019.

2. Penurunan performa dan kinerja SD dan SMP Bintang Madani pada

raport mutu terjadi pada hampir setiap standar, terutama pada

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian

3. Penurunan pada standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses

dan standar penilaian erat kaitannya dengan lemahnya kompetensi

pedagogik guru

4. Hasil survey tingkat kepuasan orangtua mencapai rata-rata 53,96%. Hal

ini masih kurang dari target tingkat kepuasan orangtua rata-rata 80%.
17

5. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan untuk sekolah dapat

meningkatkan program pengembangan siswa dan program sekolah

6. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan untuk guru dapat

memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa.

7. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan agar lebih ditingkatkan

variasi metode pembelajaran dan cara penyampaian materi.

8. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan agar lebih ditingkatkan

lagi pelaksanaan penilaian dan pemberian tugas.

9. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan agar guru dapat

mengoptimalikan penggunaan media pembelajaran.

10. Beberapa masukan dari orangtua menyatakan agar guru lebih

komunikatif dalam pembelajaran (interaksi di dalam pembelajaran).

11. Belum terpenuhinya tanggung jawab guru di dalam kelas.

12. Tingkat keterlambatan masih di atas ambang batas toleransi yang

ditetapkan oleh lembaga 5%.

13. Belum terpenuhinya tanggung jawab guru di kelas dan tingkat

keterlambatan yang masih di atas ambang batas merupakan cerminan

kurangnya motivasi guru

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:


18

1. Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik guru di SD dan SMP

Bintang Madani

2. Bagaimana gambaran motivasi guru di SD dan SMP Bintang Madani

3. Bagaimana gambaran kinerja guru di SD dan SMP Bintang Madani

4. Seberapa besar dampak kompetensi pedagogik dan motivasi guru

terhadap kinerja guru di SD dan SMP Bintang Madani

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi pedagogik

dan motivasi guru serta dampaknya terhadap kinerja guru di SD dan SMP

Bintang Madani. Tujuan tersebut diuraikan menjadi:

1. Mengetahui kompetensi pedagogik guru di SD dan SMP Bintang

Madani.

2. Mengetahui motivasi guru di SD dan SMP Bintang Madani.

3. Mengetahui kinerja guru di SD dan SMP Bintang Madani.

4. Mengetahui dampak kompetensi pedagogik dan motivasi guru terhadap

kinerja guru di SD dan SMP Bintang Madani

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

berkepentingan, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian dapat bermanfaat dan memberi

sumbangan teori, atau setidaknya menguji teori-teori menajemen


19

pendidikan yang sudah ada. Khususnya yang berkaitan dengan

pengaruh kompetensi pedagogik guru dan motivasi terhadap kinerja

guru.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak berkepentingan sebagai berikut:

a. Bagi SD dan SMP Bintang Madani, penelitian ini diharapkan bisa

menjadi masukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses

pembelajaran di sekolah.

b. Bagi Yayasan Sygma Cahaya Insani, diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan meningkatkan

kompetensi pedagogik dan motivasi guru untuk meningkatkan

kinerja guru di SD dan SMP Bintang Madani.


20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Kinerja Guru

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 503),

diartikan sebagai berikut sesuatu yang dicapai, atau prestasi yang

diperhatikan, atau kemampuan kerja. Artinya, kinerja merupaakan

prestasi yang dicapai dari upaya yang dilakukan oleh seseorang.

Mulyasa (2004: 136) mendefinisikan kinerja sebagai prestasi

kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk

kerja. Artinya kinerja merupakan hasil dari suatu rangkaian aktivitas

kerja seseorang.

Rivai & Sagala (2011: 548) menyatakan bahwa kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya

dalam perusahaan. Setiap orang di suatu organisasi memiliki

peranannya masing-masing. Sehingga kinerja dapat dilihat dari

capaian yang dilakukan oleh masing-masing berdasarkan peranannya

itu.

Menurut kamus Oxford (dalam Moeheriono, 2012: 96), kinerja

(performance) merupakan suatu tindakan proses atau cara bertindak

atau melakukan fungsi organisasi. Moeheriono (2012: 96)


21

menyatakan bahwa hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung

jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupun etika.

Gibson (2010:15) menyatakan bahwa kinerja merujuk kepada

tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja dikatakan berhasil jika tujuan yang ditetapkan dapat

tercapai.

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Selanjutnya, Gusti (2012: 4) menyatakan bahwa kinerja guru

merupakan prestasi yang dicapai sebagai hasil kerja seorang guru

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya, sesuai kewenangan dan kemampuan yang dimiliki. Begitu

pula yang disampaikan oleh Rabiyah (2012: 4) yang menyatakan

kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan seorang guru dalam


22

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan

pendidik di sekolah.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja guru adalah perilaku nyata atau prestasi yang dicapai oleh guru

dalam tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik profesional untuk

mewujudkan tujuan pendidikan.

Menurut Yaslis Ilyas (dalam Seman, 2015: 12) kinerja

menyangkut tiga komponen penting, yaitu : tujuan, ukuran dan

penilaian.

a. Tujuan

Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi

untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah

dan akan mempengaruhi bagaimana seharusnya prilaku kerja

diharapkan organisasi terhadap setiap personal.

b. Ukuran

Komponen yang kedua adalah ukuran apakah seorang personal telah

mencapai kinerja yang diharapkan atau belum.

c. Penilaian

Komponen yang ketiga adalah penilaian dimana penilaian ini

menyangkut penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan

dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personal.

2.1.2 Kompetensi Guru


23

Berdasarkan Undang-undang No 14 tahun 2005, kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan. Artinya, seorang guru dinyatakan memiliki

kompetensi untuk bisa menjalankan tugas dan profesinya manakala

memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang termanifestasi

dalam kesehariannya sebagai seorang pendidik, pengajar,

pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi

keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan.

Untuk menunjang tugas dan tanggung jawabnya sebagai

tenaga profesional sebagai guru, maka guru memerlukan kompetensi

spesifik. Kompetensi spesifik yang dimaksud bersifat holistic yang

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Hal ini sesuai dengan yang digariskan dalam Undang-undang

No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Kompetensi pedagogik merupakan representasi dari

kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik.

Bahkan, Santri mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogik guru

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Wulandari

(dalam Santri, 2017: 244) menyatakan bahwa kompetensi pedagogik

guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat

diartikan bahwa semakin baik kompetensi pedagogik guru, maka


24

semakin baik pula hasil yang dicapai oleh siswa. Hal ini dikarenakan

kompetensi pedagogik berkaitan dengan cara guru dalam melakukan

pengelolaan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan pembelajaran di

dalam kelas ditentukan oleh kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh

guru itu sendiri.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang

Guru, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya

meliputi:

1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

2. pemahaman terhadap peserta didik;

3. pengembangan kurikulum atau silabus;

4. perancangan pembelajaran;

5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6. pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7. evaluasi hasil belajar; dan

8. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

2.1.3 Motivasi Guru

Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa guru

merupakan ujung tobak dalam menyukseskan tujuan pendidikan.


25

Untuk dapa menjalankan tugas dan tanggung jawab profesionalnya,

guru tidak hanya cukup memiliki kompetensi yang mumpuni. Namun

perlu juga dibarengi dengan motivasi untuk dapat

mengimplementasikan segenap ilmunya sebagai ujung tombak

pendidikan. Motivasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dilihat dan

diamati secara langsung, tetapi dapat dinterpretasikan dari perilaku

seseorang. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Safitri dan

Habe (2020: 3) bahwa motivasi merupakan proses yang tidak dapat

diamati, tetapi bisa ditafsirkan melalui tindakan individu yang

bertingkah laku, sehingga motivasi merupakan konstruksi jiwa.

Menurut Ridwan (dalam Safitri dan Habe, 2020: 3), motivasi

adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu

kebutuhan individual. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki

motivasi yang tinggi akan termanifestasi dalam upayanya dengan

mengeluarkan segenap kemampuan terbaik demi mencapai target

yang ditetapkan. Upaya yang terbaik tersebut terlihat dalam

kesungguhan dalam kehadiran, pelaksanaan tugas dengan upaya

terbaik, kemauan dalam melakukan inovasi, serta tanggung jawab

dalam setiap tugas.

Rivai (dalam Safitri dan Habe, 2020: 3) menjelaskan bahwa

motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi


26

individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan

individu. Maslow (dalam Safitri dan Habe, 2020: 4) mengemukakan

bahwa studi motivasi sebagian merupakan studi tentang tujuan,

keinginan dan kebutuhan manusia. Sehubungan dengan itu, Mondy R.

Wayne (dalam Safitri dan Habe, 2020: 4) menyebutkan ada “tiga

kategori kebutuhan individu, yaitu Eksistensi (Existence),

Keterhubungan (Relatedness) dan Pertumbuhan (Growth)”, yaitu:

1. Kebutuhan Eksistensi untuk bertahan hidup, kebutuhan fisik.

2. Kebutuhan Keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan

dengan orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat,

atasan, keanggotaan di dalam masyarakat.

3. Kebutuhan Pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi

produktif dan kreatif, misalnya diberdayakan dan berkembang

secara terus menerus.

Bagi seorang guru, diperlukan motivasi yang tinggi untuk

meningkatkan dirinya sebagai seorang pendidik sebagai insan yang

terus bertumbuh. Selain itu, seorang guru perlu memiliki motivasi

tinggi untuk dapat mencapai cita-cita mulia melalui proses

pendidikan, sebagai tanggung jawab dirinya. Edward Murray (dalam

Safitri dan Habe, 2020: 4) berpendapat bahwa karakteristik orang

yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :

1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya,

2. Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan,


27

3. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan

keterampilan,

4. Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang

tertentu,

5. Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan,

6. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, dan

7. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.

Selain itu, Seman (2015: 29) menyatakan bahwa tolak ukur motivasi

berkinerja tinggi dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:

1. melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efesien

2. mempunyai otoritas dan tanggung jawab yang tinggi

3. berdisiplin

4. selalu mempunyai inisiatif dan berkepribadian

Hal ini menyiratkan bahwa seorang guru yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi dapat dilihat dari perilakunya dalam

menjalankan tugas sebagai seroang guru melalui karakteristik di atas.

2.2. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai kompetensi, motivasi, dan kinerja guru sudah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Sebagai bahan perbandingan

dan referensi penulis telah menemukan dan membuat review dari beberapa

penelitian yang menggunakan kompetensi, motivasi, dan kinerja guru

sebagai variable-variabelnya.
28

Berikut kami sampaikan intisari dari beberapa penelitian terdahulu

yang relevan,

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan


Judul dan
No Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti
1. Hubungan Terdapat hubungan Variabel Variabel
Kompetensi yang signifikan independen: independen:
Guru dengan antara kompetensi kompetensi guru kompetensi
Kinerja Guru guru dengan kinerja Variabel pedagogiK,
Oleh: Rabukit guru. dependen: motivasi
Damanik tahun kinerja guru
2019
2. Analisis Terdapat pengaruh Variabel Variabel
Kompetensi dan kompetensi dan independen: independen
Motivasi Kerja motivasi kerja secara motivasi dan kompetensi
Guru serta bersama-sama kompetensi pedagogik
Dampaknya terhadap kinerja guru Variabel
terhadap di SMP Negeri 2 dependen:
Kinerja Guru Abung Barat kinerja guru
Oleh: Meilinda Kabupaten Lampung Jenis penelitian
Safitri dan Utara deskriptif
Hazairin Habe kuantitatif
tahun 2020 Analisis data
regresi ganda
3. Kontribusi Terdapat kontribusi Variabel Variabel
Kompetensi yang signifikan independen: independen
Profesional Dan kompetensi motivasi kompetensi
Motivasi Kerja profesional dan Variabel pedagogik
Terhadap motivasi kerja dependen:
Kinerja Guru terhadap kinerja kinerja guru
Oleh: Kadek guru. Jenis penelitian
Diana Sintadewi, kuantitatif
Made Putra Analisis data
regresi linear
ganda
4. Analisis Motivasi, Variabel Variabel
Motivasi, kompetensi, dan independen: independen
Kompetensi, dan disiplin kerja secara motivasi Kompetensi
Disiplin Kerja simultan berpengaruh Variabel pedagogik dan
Terhadap signifikan terhadap dependen: disiplin kerja
Kinerja Guru di kinerja guru di SMP kinerja guru
Smp Al-Islam 1 Al-Islam 1 Surakarta. Jenis penelitian
Surakarta deskriptif
Oleh: Isnarizal kuantitatif
Shoim, Eny Analisis data
Kustiyah, regresi ganda
Sudarwati tahun
2019
5. Pengaruh Terdapat pengaruh Variabel Lokus
Kompetensi yang signifikan independen: penelitian
Pedagogik Dan antara kompetensi kompetensi
Motivasi Kerja pedagogik guru dan
29

Terhadap motivasi kerja secara pedagogic dan


Kinerja Guru bersama-sama motivasi
SMP Negeri 17 – terhadap kinerja guru Variabel
Kota Tangerang dependen:
Selatan kinerja guru
Oleh: Suprianto Jenis penelitian
tahun 2019 kuantitatif
6. Pengaruh korelasi motivasi dan Variabel Variabel
Motivasi dan kompetensi guru independen: independen
Kompetensi terhadap kinerja guru motivasi, Kompetensi
Guru Terhadap terbukti signifikan kompetensi pedagogik
Kinerja Guru berdasarkan taraf Variabel
Sekolah dan kepercayaan 95% dependen:
Madrasah di atau taraf signifikansi kinerja guru
Lingkungan 5%. Jenis penelitian
Pondok deskriptif
Pesantren kuantitatif
Salafiyah Analisis data
Syafi’iyah regresi ganda
Sukorejo
Oleh Moh. Hafid
tahun 2017
7. Pengaruh Kompetensi guru Variabel Variabel
Kompetensi secara simultan independen: independen
Guru terhadap berpengaruh kompetensi Kompetensi
Kinerja Guru signifikan terhadap Variabel pedagogik dan
Oleh Hendri kinerja guru dependen: motivasi
Rohman tahun kinerja guru
2020 Jenis penelitian
deskriptif
kuantitatif
Analisis data
regresi ganda
8. Pengaruh Terdapat pengaruh Variabel Variabel
Motivasi Kerja yang positif dan independen: independen
dan Kompetensi signifikan kompetensi Kompetensi
terhadap kompetensi pedagogik, pedagogik dan
Kinerja Guru pedagogik, kompetensi motivasi
SMP Negeri di profesional, motivasi profesional,
Kecamatan kerja terhadap kinerja motivasi
Baranti guru secara parsial Variabel
Kabupaten dan simultan dependen:
Sidenreng kinerja guru
Rappag Jenis penelitian
Oleh Nurhasanan deskriptif
Kasda, Bahar kuantitatif
Sinring, dan Analisis data
Imaduddin tahun regresi ganda
2019
9. Hubungan Terdapat hubungan Variabel Variabel
antara Motivasi positif antara Independen Independen
Berprestasi Motivasi Berprestasi Motivasi Kompetensi
dengan dengan Kompetensi berprestasi pedagogik dan
Kompetensi Guru Variabel Motivasi
Guru Dependen
30

Matematika Kompetensi Variabel


SMP di Guru dependen
Bimbingan Metode survei Kinerja guru
Belajar Bintang dengan
Pelajar Analisis
Oleh Bukit korelasional
Adhinugraha dan sederhana
Ruhenda tahun
2019
10. Kontribusi Ada Kontribusi yang Variabel Variabel
Kompetensi cukup antara independen: independen
Pedagogik, kompetensi kompetensi Kompetensi
Kompetensi pedagogik dan pedagogik, pedagogik dan
Profesional dan motivasi kompetensi motivasi
Motivasi Kerja kerja guru terhadap profesional,
terhadap kinerja guru motivasi
Kinerja Guru Penjasorkes Variabel
Penjasorkes SMP negeri dependen:
SMP di Kabupaten Pati kinerja guru
Kabupaten Pati Jenis penelitian
Oleh Salmawati, deskriptif
Tandiyo Rahayu, kuantitatif
dan Wahyu Analisis data
Lestari tahun regresi ganda
2017
11. Pengaruh Motivasi kerja Variabel Variabel
Kompetensi guru secara nyata independen: independen
Guru terhadap dipengaruhi oleh kompetens guru Kompetensi
Kinerja Guru kompetensi guru dan Variabel pedagogik dan
SMPN I motivasi kerja guru Intervening motivasi
Lambuya Kab. secara signifikan motivasi
Konawe melalui mempengaruhi Variabel
Motivasi Kerja kinerja guru, dependen:
sebagai Variabel kemudian kompetensi kinerja guru
Intervening guru secara nyata Jenis penelitian
Oleh Heriswanto mempengaruhi deskriptif
tahun 2018 Kinerja guru kuantitatif
Analisis data
regresi ganda
12. Pengaruh Terdapat pengaruh Variabel Variabel
Kompetensi yang signifikan independen: independen
Guru terhadap variabel kompetensi kompetensi guru Kompetensi
Kinerja Guru guru terhadap Variabel pedagogik dan
Madrasah kinerja guru dependen: motivasi
Tsanawiyah di madrasah tsanawiyah kinerja guru
Kecamatan di Kecamatan Jenis penelitian
Kayuagung Kayuagung deskriptif
Kabupaten Ogan Kabupaten Ogan kuantitatif
Komering Ilir Komering Ilir Analisis data
Oleh Seman regresi ganda
tahun 2015
13. Pengaruh Kompetensi guru, Variabel Variabel
Kompetensi Motivasi dan independen: independen
Guru, Motivasi Lingkungan Kerja kompetensi
dan secara simultan guru, Motivasi
31

Lingkungan berpengaruh dan Lingkungan Kompetensi


Kerja terhadap signifikan terhadap Kerja pedagogik dan
Kinerja Guru Kinerja guru Variabel motivasi
pada SMP pada SMP Kartika 1- dependen:
Kartika 1-2 2 Medan kinerja guru
Medan Jenis penelitian
Oleh Nina deskriptif
Gusmalia tahun kuantitatif
2020 Analisis data
regresi ganda
14. Pengaruh Terdapat hubungan Variabel Variabel
Kompetensi dan korelasi yang kuat independen: independen
Motivasi antara variabel Kompetensi Kompetensi
terhadap kinerja kompetensi dan guru dan pedagogik dan
Guru SMK di variabel motivasi Motivasi motivasi
Kabupaten dengan variabel Variabel
Tangerang, kinerja guru. Ini dependen:
Banten dapat diartikan bahwa kinerja guru
Oleh Anyes secara bersama-sama Jenis penelitian
Sedayu Pramesti dua komponen deskriptif
dan Lisman berpengaruh positif kuantitatif
Manurung tahun dan signifikan Analisis data
2020 terhadap kinerja guru regresi ganda
15. Pengaruh Kompetensi, disiplin Variabel Variabel
Kompetensi, dan independen: independen
Disiplin dan motivasi berpengaruh Kompetensi Kompetensi
Motivasi Guru positif dan signifikan guru, Disiplin pedagogik dan
terhadap terhadap Guru di Unit dan Motivasi motivasi
Kinerja Guru di Pelaksana Teknis Variabel
Unit Pelaksana Sekolah Dasar (SD) dependen:
Teknis Sekolah Negeri 050627 kinerja guru
Dasar ( SD ) Purwobinangun Jenis penelitian
Negeri 050627 Kecamatan Sei deskriptif
Purwobinangun Bingai kuantitatif
Kecamatan Sei Kabupaten Langkat Analisis data
Bingai regresi ganda
Kabupaten
Langkat
Oleh Deddy
Surya Winata
tahun 2020
32

2.3. KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan pembahasan pada kajian pustaka dan penelitian

pendahuluan yang membahas mengenai kompetensi pedagogik, motivasi, dan

kinerja guru, maka berikut kerangka pemikiran yang penulis susun,

2.3.1 Pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendri Rohman yang

berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru”,

menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja guru.

Secara parsial, kompetensi pedagogik berpengaruh pula terhadap

kinerja guru.

2.3.2 Pengaruh motivasi terhadap kinerja guru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurhasana Kasda, Bahar

Sinring, dan Imaduddin yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan

Kompetensi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Baranti

Kabupaten Sidenreng”, menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja guru.

2.3.3 Pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi terhadap kinerja

guru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meilinda Safitri dan

Hazairin Habe yang berjudul “Analisis Kompetensi dan Motivasi Kerja

Guru serta Dampaknya terhadap Kinerja Guru”, menunjukkan bahwa

terdapat berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP

Negeri 2 Abung Barat Kabupaten Lampung Utara.


33

Berdasarkan paparan di atas, maka paradigma penelitian dapat digambarkan

sebagaimana Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.4. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitan yang

diajukan dalam penelitian ini mengacu kepada 3 (tiga) variabel, yaitu

kompetensi pedagogik, motivasi guru dan kinerja guru di SD dan SMP

Bintang Madani. Sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap kinerja guru di SD dan

SMP Bintang Madani

2. Motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru di SD dan SMP

Bintang Madani

3. Kompetensi pedagogik dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru

di SD dan SMP Bintang Madani


34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. TIPE PENELITIAN

Tipe penelitian yang penulis lakukan adalah tipe penelitian kuantitatif

korelasional. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Danim (2002: 39-40), tipe

penelitian kuantitatif korelasional merupakan proses penelitian investigatif

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel.

3.2. LOKASI PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan di SD dan SMP Bintang Madani yang

berlokasi di Jalan Terusan Pesantren No 102 Kelurahan Cisaranten Bina

Harapan Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.

3.3. VARIABEL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen yaitu kompetensi pedagogik (X1) dan motivasi guru (X2) serta

variabel dependen yaitu kinerja guru (Y). Pengujian hipotesis pada penelitian

ini mengacu kepada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen.
35

3.4. POPULASI DAN SAMPEL

Sugiyono (2011: 389) menyebutkan bahwa populasi merupakan bidang

generalisasi yang terdiri subjek dengan karakteristik yang ditentukan oleh

peneliti yang nantinya dapat diambil kesimpulannya. Arikunto menambahkan

(2006: 130) bahwa jika ingin meneliti semua subjek yang ada dalam wilayah

penelitian, maka perlu dilakukan penelitian populasi.

Merujuk pada penjelasan tersebut, maka penentuan populasi harus

benar-benar menggambarkan kondisi area penelitian sehingga kesimpulan

yang diambil dapat benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, populasi yang ditetapkan adalah seluruh guru SD dan

SMP Bintang Madani Kecamatan Arcamanik Kota Bandung yang berjumlah

38 orang.

Sehubungan jumlah populasi kurang dari 100, maka metodologi

pemilihan sampel menggunakan sampel jenuh. Hal ini senada sebagaimana

yang disampaikan oleh Sugiyono (2011: 389) metodologi pemilihan sampel

jenuh, dimana semua perwakilan populasi dijadikan sampel.

3.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji atau me-

review beberapa dokumen baik yang berasal dari sekolah, literatur, buku,
36

artikel, atau pun jurnal penelitian. Hal ini dimaksudkan agar data yang

diperoleh lebih objektif dan dapat mendukung penelitian yang dilakukan.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data melalui observasi ini dimaksudkan untuk

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian di SD dan

SMP Bintang Madani Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dimaksudkan untuk

mendapatkan informasi dari responden. Pengukuran hasil kuesioner

penelitian digunakan skala Likert. Setiap pernyataan yang mewakili

indikator diberi bobot 1 – 5. Pengukuran variabel:

Skor 5 untuk jawaban sangat setuju

Skor 4 untuk jawaban setuju

Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu

Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

Sebelum instrumen dapat digunakan, maka perlu dilakukan

pengujian. Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas.
37

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Pearson

Product Moment, yaitu dengan menggunakan rumusan yang disampaikan

oleh Suharsimi Arikunto (2010: 170) sebagai berikut:

Keterangan:

n = banyaknya pengamatan

∑x = jumlah pengamatan variabel x

∑y = jumlah pengamatan variabel y

∑x2 = jumlah kuadrat pengamatan variabel x

∑y2 = jumlah kuadrat pengamatan variabel y

∑xy = jumlah hasil kali variabel x dan y

dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

a. r hitung > r tabel, dinyatakan valid

b. r hitung < r tabel, dinyatakan tidak valid

2) Melihat nilai signifikan (Sig.)

a. Nilai Sig. < 0,05, dinyatakan valid

b. Nilai Sig. > 0,05, dinyatakan tidak valid


38

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach,

dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Membandingkan nilai Cronbach Alpha

a. Nilai Cronbach Alpha > 0,60, dinyatakan reliabel

b. Nilai Cronbach Alpha < 0,60, dinyatakan tidak reliabel

2) Membandingkan nilai r alpha dengan r tabel

a. r alpha > r tabel, dinyatakan reliabel

b. r alpha < r tabel, dinyatakan tidak reliabel

3.6. RANCANGAN ANALISIS DAN UJI HIPOTESIS

Setelah data berhasil dikumpulkan, maka Langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis. Berikut rancangan analisis yang akan dilakukan,

1. Analisis Deskriptif

Analisis dilakukan dengan melihat frekuensi dari pilihan opsi oleh

responden yang disediakan pada setiap pertanyaan kuesioner yang

diberikan. Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti

menggunakan skala pengukuran. Adapun skala pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala Likert.

2. Analisis Verifikatif

a. Analisis Korelasi, untuk mengukur hubungan variabel dependen

dengan variabel dependennya, baik secara parsial maupun secara

simultan. Pengujian korelasi antar variabel penelitian dilakukan

dengan menggunakan analisis bivariate correlation pada SPSS.


39

b. Analisis Regresi, untuk mengetahui pengaruh antara variabel

dependen Kompetensi Pedagogik (X1) dan Motivasi Kerja (X2)

terhadap variabel independen Kinerja Guru (Y).

c. Uji Hipotesis Statistik, untuk menguji dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis berdasarkan data empiris. Dalam

penelitian ini uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t dan uji F.

Rumusan pada uji t, sebagai berikut,

Keterangan:

t = nilai t hitung

n = banyaknya pasangan rank

r = koefisien korelasi

Selanjutnya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat

signifikan dari thitung yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut:

- Jika thitung≥ ttabel, maka H0 ditolak

- Jika thitung≤ ttabel, maka H0 diterima

Uji F sering juga disebut sebagai uji penting simultan untuk melihat

kapasitas keseluruhan variabel bebas X1 dan X2 dalam

menggambarkan perilaku atau keragaman variabel terikat atau Y.

Rumusan yang digunakan pada Uji F sebagai berikut:

R2/k
Fh =
(1 − R2) − (n − k − 1)
40

Keterangan:

Fh = Nilai Fhitung

R = Koefisien Korelasi Ganda

k = Jumlah Variabel Independen

n = Jumlah Anggota Sampel

R= Koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan

Selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan dasar

keputusan:

- Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima

- Jika Fhitung ≥Ftabel dan/atau –Fhitung ≤ - Ftabel , maka Ho ditolak


41

DAFTAR PUSTAKA

Adhinugraha, Bukit & Ruhenda. 2018. Hubungan antara Motivasi Berprestasi


dengan Kompetensi Guru Matematika SMP di Bimbingan Belajar Bintang
Pelajar. PROSIDING TEKNOLOGI PENDIDIKAN, Vol 1 No 01, p. 66-76,
july 2018

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta:


Penerbit Rineka Cipta

Damanik, R. (2019). Hubungan Kompetensi Guru Dengan Kinerja Guru. Jurnal


Serunai Administrasi Pendidikan Vol 8, No. 2, Oktober 2019

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ +


EQ, Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos). Bandung: Alfabeta CV

Gibson, James L., et all. (2010). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses (Alih
Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara

Gusmalia, N.. (2020). Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi dan Lingkungan


Kerja terhadap Kinerja Guru pada SMP Kartika 1-2 Medan. Masters thesis,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Hafid, M.. (2017). Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja
Guru Sekolah dan Madrasah di Lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah
Syafi’iyah Sukorejo. JPII Volume 1, Nomor 2, April 2017

Heriswanto. (2018). Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru SMPN I


Lambuya Kab. Konawe melalui Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening.
Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (136-152)

Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Nurhasana, K., Sinring, B., & Imaduddin. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja dan
Kompetensi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Baranti
Kabupaten Sidenreng Rappag. PARADOKS: Jurnal Ilmu Ekonomi Volume
2. No. 4 (2019); Oktober

Pramesti, A.S. & Manurung, L.. (2020). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi
terhadap kinerja Guru SMK di Kabupaten Tangerang, Banten. Jurnal Guru
Dikmen Dan Diksus, 2(1), 13-24. https://doi.org/10.47239/jgdd.v2i1.41
42

Rivai, V. & Sagala, E.J.. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan (dari Teori ke Praktik). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Rohman, H.. (2020). Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru. Jurnal
MADINASIKA Manajemen dan Keguruan Vol. 1 No. 2, April 2020,
halaman: 92~102

Safitri, M. & Habe, H.. (2020). Analisis Kompetensi dan Motivasi Kerja Guru serta
Dampaknya terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmu Manajemen Saburai Vol 6,
No 1, 2020

Salmawati, & Rahayu, T. & Lestari, W.. (2017). Kontribusi Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Penjasorkes SMP di Kabupaten Pati. Journal of Physical Education and
Sports JPES 6 (2) : 198 – 204

Seman. (2020). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Madrasah


Tsanawiyah Di Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG

Shoim, I., Kustiyah, E., & Sudarwati. (2019). Analisis Motivasi, Kompetensi, dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru di Smp Al-Islam 1 Surakarta.
Edunomika - Vol. 03, No. 01 (Februari 2019)

Sintadewi, KS. & Putra, M.. (2021). Kontribusi Kompetensi Profesional Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Imiah Pendidikan Dan
Pembelajaran Volume 5 Nomor 1, 2021, pp 36-42

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suprianto. (2019). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Guru SMP Negeri 17 – Kota Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah,
Manajemen Sumber Daya Manusia JENIUS. Vol. 2, No. 3, Mei 2019

Winata, D.S.. (2020). Pengaruh Kompetensi, Disiplin dan Motivasi Guru terhadap
Kinerja Guru di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Dasar (SD) Negeri 050627
Purwobinangun Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Manajemen
Bisnis Jurnal Magister Manajemen, Vol.2 No.2 Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai