Nur Asizah d061221066 Proposal Tpi
Nur Asizah d061221066 Proposal Tpi
Nur Asizah d061221066 Proposal Tpi
Disusun Oleh:
NUR ASIZAH
D061221066
GOWA
2024
i
BAB I
PENDAHULUAN
bangsa. Keberadaan air di bumi dan di atmosfer mengikuti siklus hidrologi yang
sangat dinamis. Dinamika perubahan kondisi air di atmosfer, pada permukaan dan
di dalam bumi wajib diamati, dicatat, dihimpun, serta diolah menjadi data dan
Tahun 2012).
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan melakukan pengeboran air bersih. Pengeboran air tanah adalah
kegiatan membuat sumur bor air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman
pemantauan, atau imbuhan air tanah. (PP 43 TAHUN 2008 Pasal 1 ayat 12)
Oleh karena itu perlunya ada penilitian yang dilakukan dalam hal penyediaan
air bersih bagi masyarakat yang terkena dampak kriris air bersih.
1
1.2 Rumusan Masalah
ini adalah:
daerah penelitian.
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, Maka penulis
Dalam Menentukan Kuantitas Serta Kualitas Air Daerah Desa Bakti, Kabupaten
2
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi mengenai Hidrologi
masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bangsa. Keberadaan air di bumi dan di atmosfer mengikuti siklus hidrologi yang
sangat dinamis. Dinamika perubahan kondisi air di atmosfer, pada permukaan dan
di dalam bumi wajib diamati, dicatat, dihimpun, serta diolah menjadi data dan
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Aspek
kualitas yang paling sensitif adalah aspek bau, rasa, dan warna. Adapun persyaratan
kualitas air minum dapat dilihat pada tabel dibawah ini berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/ Menkes / Per/ IV/ 2010 )
4
NO Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperoleh
a. Parameter Mikrobiologi
Jumlah per
0
1) E.Coli 100 ml sampel
Jumlah per
0
2) Total Bakteri Koliform 100 ml sampel
b. Kimia an - organik
1) Arsen mg/1 0,01
2) Flourida mg/1 1,5
3) Total Kromium mg/1 0,05
4) Kadmium mg/1 0,003
5) Nitrit (Sebagai NO₂ ⁻) mg/1 3
6) Nitrat (Sebagai NO₃⁻) mg/1 50
7) Sianida mg/1 0,07
8) Selenium mg/1 0,01
a. Parameter Fisik
1) Bau Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Total zat padat terlarut (TDS) mg/1 500
4) Kekeruhan NTU 5
5) Rasa Tidak berasa
6) Suhu ⁰C Suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
1) Aluminium mg/1 0,2
2) Besi mg/1 0,3
3) Kesadahan mg/1 500
4) Khlorida mg/1 250
5) Mangan mg/1 0,4
6) pH 6,5 - 8,5
7) Seng mg/1 3
8) Sulfat mg/1 250
9) Tembaga mg/1 2
10) Amonia mg/1 1,5
Tabel 2.2 Parameter wajib kualitas air minum PERMENKES RI No. 492/
Menkes / Per/ IV/ 2010
5
2.2 Geolistrik
Aliran arus listrik yang mengalir didalam tanah yaitu melalui batuan-batuan dan
sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung didalam
batuan serta hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Dalam hal ini yang
di ukur yaitu dalam pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang
terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam bumi.
Ada beberapa macam metode geolistrik antara lain: metode potensial diri,
menghantarkan atau menghambat listrik. Dengan adanya metode ini kita dapat
6
menerapkan metode geolistrik dengan sempurna, maka kita harus dapat mengetahui
tata cara penggunaan metode geolistrik. Penggunan metode geolistrik ini dengan
menginjeksikan arus listrik di bawah permukaan tanah melalui dua buah elektroda
arus listrik.
bawah permukaan, beliau menggunakan "aspect dynamic" dari arus listrik yang
batuan sekelilingnya. Beliau juga sudah membayangkan akibat dari suatu medan
listrik terhadap media yang homogen dan membandingkan dengan media yang non
homogen.
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B
yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak
elektroda A dan B akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan
batuan lebih dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan
2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak
elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka
7
tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih
besar.
mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam
bumi (Hendrajaya dan Idam, 1990). Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke
dalam bumi melalui dua buah elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda
potensial melalui dua buah elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan
beda potensial listrik akan dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan
permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding point) (Apparao, 1997). Pada
Tujuan dari geolistrik itu sendiri yaitu agar dapat mengetahui karakteristik
lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna
untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang
Umumnya yang dicari adalah lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan
kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas.
ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca
8
setempat. Beberapa kegunaan dari geolistrik yang digunakan dalam ekplorasi
antara lain:
1. Eksplorasi Batubara
keberadaan dan ketebalan batu bara di bawah permukaan adalah metoda geolistrik
tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat mendeteksi lapisan batu bara pada posisi
miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan akibat perbedaan
resistansi perlapisan batuan yang satu dengan yang lain, karena pada umumnya batu
2. Eksplorasi Geothermal
Dalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik tahanan jenis untuk
menentukan daerah konduktif yang merupakan batas reservoir sistem panas bumi.
3. Eksplorasi Mineral
Mengenai polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi
ion didalam pore-filling elektrolit. Yang menjadi efek utama atau mekanisme utama
yang terjadi dalam suatu proses polarisasi adalah polarisasi elektroda atau electrode
9
2.2.3 Tipe Konfigurasi Geolistrik
buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan
MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan
1. Konfigurasi Wenner
pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN
yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter
dengan impedansi yang relatif lebih kecil. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat
10
Gambar 2.3 Susunan Elektroda Konfigurasi Wenner (Loke & Barker, 1996
2. Konfigurasi Schlumberger
kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN
hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak
AB.
Gambar 2.4 Konfigurasi Schlumberger; M & N elektroda potensial; A&B elektroda arus
3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
11
elektrode = a), namun pada pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi
elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar dari pada jarak antar elektrode
potensial).
4. Konvigurasi Dipole-Dipole
arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang
lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan
itu.
12
Gambar 2.6 Pengaturan Elektroda Konfigurasi Dipole-Dipole
2.3 Pengeboran
sebuah industri pertambangan salah satunya mineral logam (emas dan tembaga).
Pemboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses ekplorasi
pertambanga yang memberikan informasi data keadaan bawah tanah melalui garis
lubang pemboran.
materil tak terkonsolidasi dari bawah mata bor, sehingga pengeboran dapat
1. Auger Drilling
Pengeboran ini adalah jenis paling sederhana. Cara kerjanya dengan melibatkan
rotasi manual sekrup heliks ke tanah. Pengerjaan ini bisa dilakukan dua orang.
spesifik sebagai teknik pengintaian geokimia awal. Yang mana memakai tanah
yang lebih lembut agar mudah menemukan tempat pemasangan bor yang lebih
besar.
13
2. Rotary Air Blasting
umum. Cara kerja rotary air blasting yaitu piston menggerakan objek “palu”, lalu
menggerakan mata bor ke dalam batu. Tujuannya untuk memecah permukaan keras
terkompresi. Metode ini cocok untuk mengebor banyak lubang dalam waktu
3. Aircore
Metode pengeboran ini menggunakan mata bor tiga blade dengan batang bor
berlubang. Fungi dari bor berlubang untuk menembus tanah dan memecah batuan.
potongan material dapat terbawa ke permukaan. Metode ini lebih lambat dari
Rotary Air Blasting, namun lebih presisi. Dengan demikian, sampel yang diperoleh
Metode pengeboran ini adalah yang terbaik untuk eksplorasi tambang. Cara
kerjanya mirip dengan rotary air blasting dan aircore drilling. Mulanya, benda
mirip “palu” digerakan oleh piston untuk menggerakan mata bor, namun memakai
rig dan mesin yang lebih besar. Keuntungannya yaitu mampu mengebor tanah lebih
dalam. Pengeboran ini sangat ideal untuk eksplorasi geologi. Sebab, sampel yang
adalah penanangan lebih sedikit, hemat biaya, dan lebih cepat selesai.
14
5. Diamond Core Drilling
Metode pengeboran ini memakai berlian sebagai mata bor. Dengan begitu,
mata bor berlian mampu menghasilkan sampel batuan seakurat mungkin. Hal ini
karena seluruh inti dapat terangkat ke permukaan. Dengan begitu sampel dari
di bawahnya mudah diakses. Hal ini melibatkan pengeboran lubang ke dalam bumi.
Sebab, ada peledak yang ditempatkan pada tiap-tiap lubang. Setelah diledakan,
manusia. Untuk alternatif bahan ledakan, kembang api peledak bertekanan gas bisa
struktur, mineralisasi).
3. Kontrol pertambangan
5. Ventilasi tambang
6. Geoteknik
15
7. Untuk persiapan eksploitasi bahan tambang
1. Pengeboran Eksplorasi
data geologi yang tembus alat bor. Data ini berupa rekaman cacatan hasil
pegamatan pada pemboran eksplorasi dari contoh batuan (core) yang diambil.
Khususnya sifat atau ciri batuan (litologi) serta gejala geologi lainnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemboran untuk ekplorasi adalah lokasi mineralisasi yang
semua data, prediksi dan target pada saat ekplorasi, sehingga pemboran merupakan
suatu cekungan mengandung minyak dan atau gas bumi. Pada permulaan
kemungkinan masalah yang terjadi selama proses operasi pengeboran. Selain itu
16
kedalaman lapisan batuan yang memiliki sifat-sifat batuan berbeda yang ditembus
oleh mata bor belum diketahui, data-data sifat-sifat batuan yang diamati perlu
dituju dalam pengeboran masih berubah, hal ini bisa diamati pada data serbuk bor
serta data logging. Oleh karenanya konstruksi sumur yang meliputi desain casing,
lebih mahal.
2. Pengeboran Deliniasi
mencari batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data
sumur dari hasil data-data pengeboran yang dilakukan pada pengeboran eksplorasi
secara relatif.
17
pengeboran dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama. Pengeboran
sumur yang kedua diharapkan menembus zona minyak dengan ketebalan yang
sangat tipis, dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai batas reservoir
minyak. Namun bila pengeboran menembus zona minyak yang tebal seperti
pengeboran pada sumur ketiga yang masih menembus minyak yang tebal dan
ketebalan air yang cukup berarti maka hal ini tidak dapat dijadikan sebagai batasan
reservoir. Untuk itu perlu dilakukan pengeboran yang keempat pada jarak tertentu
dari sumur yang kedua. Ternyata sumur ke empat tidak menemukan minyak, hanya
menemukan air yang sangat tebal. Sehingga batas minyak dan air adalah antara
sumur ketiga dan sumur keempat. Untuk menentukan batas-batas reservoir minyak
adalah berdasarkan ketebalan minyak dari setiap sumur yang dibor. Selanjutnya
berdasarkan ketebalan-ketebalan minyak dari setiap sumur dibuat peta isopach yang
3. Pengeboran Eksploitasi
18
produksi sekaligus meningkatkan produksi. Pengeboran sumur eksploitasi
memerlukan biaya jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti
kedalam dan ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan
Salah satu tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang
bor dengan menggunakan mesin bor system hidrolik. Pada mesin bor-hydrolik,
pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem Hyrolik yang terdapat pada
unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor.
Cara kerja dari jenis mesin bor ini adalah mengkombinasikan tekanan hydrolik,
stang bor dan putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang tergerus
akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui
19
rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.
1. Top drive
Unit pemutar pada jenis ini bergerak turun naik pada menara, tenaganya
berasal dari unit transmisi hydrolik yang digerakkan oleh pompa. Penetrainya dapat
berlangsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m - 9m)
2. Spindle
dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan
20
Spindle
3. Rods
kontruksi sumur. Tujuan dari rangkaian pipa pemboran adalah meneruskan atau
21
4. Casing
Casing adalah pipa yang digunakan untuk mempertahankan lubang bor tetap
terbuka (tidak runtuh/collapse) setelah tahap pemboran atau pada kontruksi sumur
air dan minyak. Disamping itu casing juga digunakannuntuk melindungi peralatan
5. Corel barrel
Correl barel adalah pipa yang digunakan untuk membungkus inti (core) dari
kegiatan pemboran putar. Dengan core barrel maka inti bor akan dapat dibawa ke
permukaan sehingga bisa dilakukan pengamatan dan analisis yang jauh lebih baik
dari pada cutting. Pembahasan mengenai core barrel selanjutnya akan dijelaskan
22
Gambar 2.14 Corel Barrel
6. Mata bor
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang berkerja
pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar
terbagi atas dua mcam yaitu gaya dorong (tekan) dan gaya putar. Keefektifan
penetraasi yang dilakukanpada pengeboran tergantung pada kedua gaya jenis ini.
Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran
tumbuk (precussive drilling), pemuatan bit, (bit loading), dan tekanan dibawah
pemboran putar (rotary drilling) dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat
memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya
dorong statik yang secara tidak langsung turut menunjang gaya-gaya tersebut di
23
Gambar 2.15 Mata Bor Eksplorasi
24
BAB III
METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN
penelitian yang akan diperoleh. Adapun metode yang akan digunakan harus
memiliki landasan teori dan ketentuan lainnya yang dapat di terima secara ilmiah.
Untuk metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan interpretasi
data 2d geolistrik untuk air tanah dan mesin bor sistem hidrolik dan Penelitian ini
dibutuhkan.
tahap persiapan, tahap pengambilan data lapangan dan tahap pengolahan data
lapangan serta tahap penyusunan laporan. Secara rinci tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
penelitian dari literatur ataupun tulisan ilmiah yang berisi tentang hasil
25
tentang kondisi geologi daerah penelitian.
dalam melakukan penelitian ini yang didapatkan Program Air Bersih dari PT.
geolistrik sebagai tahap awal sebelum melakukan pengeboran air bersih. Adapun
c) Menempatkan elektroda sesuai dengan lokasi yang telah dipilih, sesuai dengan
e) Melakukan pencatatan terhadap nilai arus yang diberikan dan beda potensial
yang terbaca, untuk memperoleh nilai resistivitas yang selanjutnya akan diolah
26
3.2.2.2 Pengambilan Data Sekunder
sebagai berikut:
c) Pembuatan jalan menuju lokasi titik bor sebagai jalan dalam melakukan moving
pengeboran
e) Persiapan alat bor/ rig pengeboran termasuk bahan bakar dan komponen lainnya
yang dibutuhkan seperti pollypipe, mesin pompa NS, terpal, tali dan lain
sebagainya.
telah di tentukan
27
n) Kontruksi rumah pompa dan tempat penampungan air
Pada tahap pengolahan data dilakukan dengan dua tahapan sebagai berikut:
dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey geolistrik resistivitas.
1. Data hasil pengukuran lapangan di olah terlebih dahulu dengan aplikasi Excel.
Res2Dinv.
sebagai berikut:
c) Pilih file pada toolbar, lalu pilih read data file. Pilih data yang akan diolah yaitu
28
data dalam format DAT (yang berisikan datum point, spasi elektroda dan nilai
resistivitas semu). Lalu klik open. Kemudian muncul reading of data file
completed, ok.
d) Pilih menu inversion, lalu klik least square inversion tunggu hingga proses
f) Klik display sections, lalu pilih include topography in model display, pilih
data yang di dapatkan dari hasil pengeboran. Adapun data yang di olah dari hasil
a) Data uji pemompaan ( Pumping Test ) untuk mengetahui kondisi akuifer dan
b) Data uji kambuh air untuk mengetahui tingkat Recovery air tersebut.
c) Data uji kualitas air untuk mengetahui sifat fisik dari air tersebut.
Pada tahapan ini merupan tahapan akhir dari data yang di olah dan di
29
3.3 Diagram Alir
30
DAFTAR PUSTAKA
Hendrajaya, Lilik dan Idham, Arif, 1990. Geolistrik Tahanan Jenis, Monografi:
Metoda Eksplorasi, Bandung: Laboratorium Fisika Bumi, ITB.
Irjan. 2012. Pemetaan Potensi Air Tanah (Aquifer) Berdasarkan Interpretasi Data
Resistivitas Wenner Sounding.Jurnal Neutrino, 4(2): 201-212
31
Peraturan Menteri Kesehatan. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan
No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persayaratan Kualitas Air
Minum.Sekretaris Negara Republik Indonesia. Jakarta
32