Menyikapi Sekolah Sunnah Mahal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 218






Menyikapi Sekolah /
Pondok Sunnah (Manhaj
Salafi) Mahal
Penyusun :

Zainudin

Ukuran Buku :

21.0 cm x 14.8cm (A5) 218 Halaman

Cetakan ke-1 : Dzulhijjah 1445 H

Tahun 1445H/2024M

Penerbit : Maktabah Zainudin

Diperbolehkan bahkan memperbanyak sebagian atau


seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dengan
atau tanpa izin penerbit selama bukan untuk tujuan
komersil. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan
dalam karya kami. Koreksi dan saran atas karya kami
dapat dilayangkan ke [email protected]

Semoga Allah ‫ ﷻ‬menjadikannya bermanfaat bagi


umat Islam -terutama bagi penulis sendiri-. Semoga
Allah ‫ ﷻ‬mengampuni dosa-dosa dan mengangkat
derajat seluruh kaum muslimin di dunia dan di
akhirat. Amin, Ya Rabbal ‘alamin.
Saran dan kritik konstruiktif para pembaca selalu
ditunggu dan dinanti oleh penulis. Diperbolehkan
memperbanyak buku ini dengan syarat: tidak
dikomersilkan dan tidak mengubah isi buku.

Jazaakumullahu khairan

Website :
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/

Youtube Channel (Islam The Religion of Truth)

https://bit.ly/3KzrSc3

https://shorturl.at/gzKX7

https://s.id/1As9b

https://m.youtube.com/c/@IslamTheReligionOfTrut
h

English Website

https://whyislamisthetruereligion.wordpress.com/bl
og/

https://bit.ly/42xRLzD

https://s.id/1DuKm

https://rebrand.ly/utae58z

https://rb.gy/phd7n6
Daftar Isi
Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)
Mahal... Hal. 8

Kemana Menyekolahkan Anak?... Hal. 85

Sekolah Sunnah vs Sekolah Umum... Hal. 105

Mendidik Anak dengan Sunnah... Hal. 107

Mendidik Anak Di Rumah... Hal. 120

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam?... Hal. 128

Garis Besar Pendidikan Pada Masa Salaf.. Hal. 135

Pendidikan Anak, Tanggung Jawab Siapa?... Hal. 146

Meninggalkan Anak di Pondok Ketika Kecil... Hal.


154

Kemana Harus Menyekolahkan Anak?... Hal. 156

Pendidikan Agama Sejak Dini... Hal. 159

Mendidik Anak... Hal. 162

Anak Lebih Cerdas dengan Kelas Terpisah... Hal. 165

Rumah Adalah Sekolah... Hal. 172


WAHAI KAUM MUSLIMIN ! DIDIKLAH ANAK KALIAN...
Hal. 176

Wasiat Seputar Pendidikan Anak... Hal. 185

Anak Shaleh Investasi Akhirat... Hal. 190

Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua?... Hal.


194

Belajar dari Rumah... Hal. 202


1

bismillāhir-raḥmānir-raḥīm

ِ‫ٱلرحِ ِيم‬
َ ‫ن‬ ِِ ‫ٱلرحْ َٰم‬
َ ‫ٱّلل‬
َِِ ‫ِبس ِِْم‬

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha

*MUQADDIMAH*

ِ‫ت‬ ِ ‫ور أنْفُسِنا ومِ نِْ سيِئا‬ َِِ ِ‫ّلل نحْم ُدهُِ ونسْتعِينُهُِ ونسْتغْف ُِرهُِ ونعُو ِذُ ب‬
ِِ ‫اّلل مِ نِْ ش ُُر‬ َِِ ِ ِ‫إنَِ الْح ْمد‬
َُِ ‫ض ِل ِْل فلِ هادِيِ لهُِ وأشْه ُِد أنِْ لِ إِلهِ إِ َِل‬
‫ّللا‬ ْ ُ‫ّللا فلِ ُم ِض َِل لهُِ ومنِْ ي‬
َُِ ‫أعْمالِنا منِْ ي ْه ِد ِِه‬
ُ‫وحْ دهُِ لِ ش ِريكِ ل ِهُ وِ أشْه ُِد أنَِ ُمح َمدًا عبْ ُدهُِ ورسُولُ ِه‬

‫ون‬
ِ ‫س ِل ُم‬ َِ ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُواِْ اتَقُواِْ ّللاِ ح‬
ْ ‫ق تُقاتِ ِِه ولِ ت ُموتُنَِ إِ ِلَ وأنتُم ُّم‬

‫ث مِ نْهُما‬ َِ ‫ق مِ نْها زوْ جها وب‬ ِ ‫اس اتَقُواِْ ربَكُ ُِم الَذِي خلقكُم ِمن نَفْسِ واحِ دةِ وخل‬
ُِ َ‫يا أيُّها الن‬
ِ‫ِيرا ونِساء واتَقُواِْ ّللاِ الَذِي تساءلُونِ ِب ِِه واأل ْرحامِ ِإنَِ ّللاِ كانِ عل ْيكُ ْمِ رقِي ًبا‬
ً ‫ِرجا ِلً كث‬

ْ ُ‫ي‬-- ‫ّللا وقُولُوا قوْ لًِ سدِيدًا‬


ِ‫صلِحِْ لكُ ِْم أعْمالكُ ِْم ويغْف ِِْر لكُ ْم‬ َِ ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُوا اتَقُوا‬
‫سولهُِ فق ِْد فازِ فوْ زً ا عظِ ي ًما‬ ُ ‫ر‬‫و‬ ِ
‫ّللا‬
َ ِْ‫ع‬ ِ‫ُط‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ِ
‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫وب‬ُ ‫ن‬ ُ ‫ذ‬

‫ور ُمحْ دثاتُها‬ ِِ ‫ وش َِر األ ُ ُم‬,ِ‫ْي ُمح َمد‬ ِ ‫ وخيْرِ الْه ْد‬,‫ّللا‬
ُِ ‫ي ِ هد‬ َِِ ‫اب‬ ِِ ‫ف ِإنَِ خيْرِ الْحدِي‬:‫أ َما بعْ ُِد‬,
ُِ ‫ث كِت‬
ِ‫ وكُ ُِّل ضللةِ فِي النَ ِار‬,ِ‫ وكُ َِل ِبدْعةِ ضللة‬,ِ‫وكُ َِل ُمحْ دثةِ ِبدْعة‬

Sesungguhnya, segala puji bagi-Allah, kami memuji-Nya dan kami-


memohon pertolongan dan ampunan-Nya, Kami berlindung
kepada Allah-dari kejahatan diri-diri kami dan dari kejahatan amal
perbuatan kami *

*Barangsiapa yang Allah berikan-petunjuk, maka tidak ada yang


dapat-menyesatkannya, dan-barangsiapa yang Allah-sesatkan,
maka tidak ada yang-dapat memberikan petunjuk kepadanya *

Aku bersaksi bahwa tidak ada-Tuhan yang berhak-disembah


kecuali Allah Maha Esa Dia dan tidak ada-sekutu bagi-Nya, dan
aku-bersaksi bahwa Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam
adalah hamba dan Rasul-Nya*

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
2

*Allah berfirman, yang artinya: (Wahai orang-orang yang beriman


kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! takutlah kalian kepada
Rabb kalian dengan sebenar-benarnya takut, yaitu dengan
mengikuti perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-
Nya dan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya Dan berpegang-teguhlah
kalian pada agama kalian sampai maut menjemput ketika kalian
dalam keadaan seperti itu) (QS Al-Imran : 102)

*Dan juga berfirman, yang artinya (Wahai manusia! Bertakwalah


kalian kepada Rabb kalian Karena Dia lah yang telah menciptakan
kalian dari satu jiwa, yaitu bapak kalian, Adam Dan dari Adam Dia
menciptakan istrinya, Hawa, ibu kalian Dan dari keduanya Dia
menyebarkan banyak manusia laki-laki dan wanita ke berbagai
penjuru bumi

Dan bertakwalah kalian kepada Allah, Żat yang nama-Nya kalian


gunakan sebagai sarana untuk meminta sesuatu kepada sesama
kalian Yaitu dengan mengatakan, “Aku memintamu dengan nama
Allah agar kamu sudi melakukan hal ini " Dan takutlah kalian
terhadap memutus tali persaudaraan yang mengikat kalian
dengan saudara kalian Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi
kalian Maka tidak ada satu pun amal perbuatan kalian yang luput
dari pengawasan-Nya Dia senantiasa menghitungnya dan akan
memberi kalian balasan yang setimpal dengannya) (QS An-Nisa:
1) *

*Dan juga berfirman, yang-artinya (Wahai orang-orang yang


beriman kepada Allah dan melaksanakan syariat-Nya,
bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta ucapkanlah ucapan
yang benar dan jujur

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
3

Sesungguhnya jika kalian bertakwa kepada Allah dan


mengucapkan ucapan yang benar, niscaya Allah akan
memperbaiki bagi kalian amal perbuatan kalian dan menerimanya
dari kalian serta menghapus dari kalian dosa-dosa kalian sehingga
Dia tidak menyiksa kalian karena dosa itu

Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya maka dia telah


mendapatkan kemenangan yang besar, tidak ada kemenangan
yang setara dengannya, yaitu kemenangan dengan mendapatkan
keridaan Allah dan masuk ke dalam Surga ) (QS Al-Ahzab: 70-71)*

*Amma ba'du,

Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kalamullah,sebaik-baik


petunjuk adalah tuntunan Muhammad, seburuk-buruk perkara
adalah sesuatu yang diada-adakan dalam agama,setiap yang
diada-adakan dalam agama adalah bid'ah,setiap bid'ah adalah
sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka

Allah mengutus beliau dengan membawa hidayah Dan agama


kebenaran, Maka beliau menyampaikan risalah, menunaikan
amanat, menasehati umat, berjihad di jalan Allah dengan jihad
yang sebenarnya, meninggalkan umat di atas jalan putih yang
malamnya seperti siangnya, tidak ada yang menyimpang darinya
kecuali akan binasa

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Dan shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para
sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫السلم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
4

‫ والصلة والسلم على نبيا المصطفى وعلى آله وصحبه ومن اهتدى‬،‫الحمد هلل وكفى‬
‫بهداه أما بع ِد‬

*Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa


Ta'āla Saudara-saudariku seiman, semoga Allāh senantiasa
memberikan taufik-Nya kepada kita semua *

*Alhamdulillāh, puji syukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla,


senantiasa kita haturkan, senantiasa kita panjatkan dan tidak
bosan-bosannya kita puji Tuhan kita *

*Dzat Yang Maha Memberi Rezeki, memberikan kehidupan


kepada kita, dan memberikan (tentunya) berbagai ragam (macam)
karunia, kenikmatan, yang salah satunya adalah kenikmatan
diberikan kita kesempatan dan keistiqamahan belajar agama *

Pada kesempatan ini, kita akan membahas tema yang berkenaan


dengan Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)
Mahal

Semoga Allah Ta'ala menjadikan amalan sederhana ini menjadi


amalan yang ikhlas mengharap wajah Allah semata dan menjadi
pemberat timbangan kebaikan di Yaumul Mizan

Inilah, hanya kepada Allah aku memohon agar Dia menjadikan


amalku ini murni mengharap wajah-Nya Yang Mulia, dan agar ia
bermanfaat bagi kaum muslimin, serta menjadi tabungan untuk
hari akhir

Semoga Allah berkenan menjadikan kita termasuk orang-orang


yang membela agama-Nya, Rasul-Nya, serta para shahabat Dan
semoga pula Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang
memberikan nasihat untuk Allah, untuk agama-Nya, untuk Rasul-
Nya, untuk para pemimpin Islam, dan untuk kaum Muslimin
kebanyakan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
5

Sesungguhnya Allah menguasai hal itu Dan akhir seruan kami


ialah bahwa sesungguhnya segala puji kepunyaan Allah, Rabb seru
semesta alam

ِ‫اللَ ُه َِم ص ِِل وس ِل ِْم على نبِيِنا ُمح َمدِ وعلى آ ِل ِِه وصحْ بِ ِِه أجْم ِعيْن‬

Semoga Allah menerima amalan-amalan kita dan membuat


dakwah tauhid menjadi tegak dan semarak di bumi nusantara
yang kita cintai ini

Kita memohon kepada Allah agar menambahkan bagi kita ilmu


yang bermanfaat dan menjadikan buku ini bermanfaat bagi kami
pribadi dan umat secara umum Kritik dan saran sangat kami
harapkan dari semua pihak

_*Ya Allah, saksikanlah bahwa kami telah menjelaskan dalil


kepada umat manusia, mengharapkan manusia mendapatkan-
hidayah, melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah Ta’ala,
menyampaikan dan menunaikan kewajiban kami Selanjutnya,
kepadaMu kami berdoa agar menampakkan kebenaran kepada
kami dan memudahkan kami untuk mengikutinya*_

_*Itu saja yang dapat Ana sampaikan Jika benar itu datang dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Kalau ada yang salah itu dari Ana
pribadi, Allah dan RasulNya terbebaskan dari kesalahan itu *_

Hanya kepada Allah saya memohon agar Dia menjadikan tulisan


ini murni mengharap Wajah-Nya Yang Mulia, dan agar ia
bermanfaat bagi kaum muslimin dan menjadi tabungan bagi hari
akhir

Saya memohon kepada Allah Ta’ala Agar menjadikan Tulisan ini


amal soleh saat hidup dan juga setelah mati untuk saya, kedua
orangtua, keluarga saya dan semua kaum muslimin dihari di mana
semua amal baik dipaparkan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
6

Sebarkan, Sampaikan, Bagikan ebook ini jika dirasa bermanfaat


kepada orang-orang terdekat Anda/Grup Sosmed, dll, Semoga
Menjadi Pahala, Kebaikan, Amal Shalih Pemberat Timbangan Di
Akhirat Kelak

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas kebaikan Anda Wa


akhiru da’wanā ‘anilhamdulillāhi rabbil ālamīn Wallāhu-a’lam,
Wabillāhittaufiq

_*“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya


ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya
dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka ”*
(HR Muslim no 2674)_

Kita meminta kepada Allah agar Dia selalu membimbing kita ke


jalan yang diridhai-Nya dan memberikan kita taufiq untuk dapat
menempuhnya, aamin

ِ َ‫ ِإن‬،‫ كما صلَيْتِ على ِإبْرا ِهيْمِ وعلى آ ِِل ِإبْرا ِهيْم‬،‫اللَ ُه َِم ص ِِل على ُمح َمدِ وعلى آ ِِل ُمح َمد‬
‫ك‬
‫ كما باركْتِ على إِبْرا ِهيْمِ وعلى‬،‫ اللَ ُه َِم ب ِاركِْ على ُمح َمدِ وعلى آ ِِل ُمح َمد‬،‫حمِ يْدِ م ِجيْد‬
‫ إِنَكِ حمِ يْدِ م ِجيْد‬،‫آ ِِل إِبْرا ِهيْم‬

ًِ ‫ان ولِ تجْع ِْل فِي قُلُو ِبنا غ‬


‫ِل ِللَذِينِ آم ُنوا‬ ِ ْ ‫ربَنا ا ْغف ِِْر لنا و ِ ِِل ْخوانِنا الَذِينِ سبقُونا ِب‬
ِِ ‫اِليم‬
َ
ِ‫ربَنا إِنكِ رؤُوفِ َرحِ يم‬

ِ‫ربَنا آتِنا فِي ال ُّدنْيا حسنةًِ وفِي اآلخِ ر ِِة حسنةًِ وقِنا عذابِ ال َن ِار‬

Saya berharap buku ini akan mendatangkan kebahagiaan,


menghilangkan kegundahan, melapangkan dada, memperkuat
iman, menambah ilmu, mengisi jiwa, menghidupkan hati, dan
memberi asupan pikiran

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
7

Semua itu berasal dari karunia Allah ‫ﷻ‬, kemudian jasa para ulama
tempat saya mengumpulkan wawasan terbaik dalam buku ini Jika
saya benar, maka itu berasal dari Allah ‫ ﷻ‬sehingga bagi-Nyalah
seluruh pujian Tetapi jika saya salah, maka itu berasal dari diri
saya dan dari setan Saya tidak menginginkan kecuali kebaikan,
dan saya memohon ampun kepada Allah serta bertobat kepada-
Nya!

Akhir kata, ini adalah upaya dari orang yang minim ilmu dan tak
memiliki kemampuan apa-apa Saya memuji Allah karena telah
menuntaskan penulisan buku ini, dan berharap semoga Allah
menerimanya sebagai amal saleh, sekaligus khawatir Dia akan
menolaknya Allah sebagai saksi atas kecintaan kepada-Nya dan
saya berprasangka baik kepada-Nya

Hanya kepada Allah saya memohon agar Dia melimpahkan pahala


dan ganjaran untuk saya, untuk orang-orang tempat saya
mengumpulkan bahan buku ini, dan untuk semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam mengedit, mengoreksi, menata letak,
menyalin, dan mencetaknya ataupun yang memberikan saran
atau pandangan

Saya juga memohon kepada Allah ‫ ﷻ‬agar menjadikannya sebagai


amalan yang benar dan murni untuk-Nya dan sebagai upaya
mendekatkan diri kepada cinta dan rida-Nya Semoga Dia
mengampuniku, kedua orang tuaku, guru-guruku, keluargaku, dan
semua kaum muslimin Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi
Maha Mengabulkan!

Penyusun,

Kota Besi, Senin 8 Dzulhijjah 1445 H / 24 Juni 2024 M

Zainudin

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
8

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi) Mahal

Cari Sekolah Impian Bermanhaj Salaf Yang Sesuai Untuk Buah Hati
Anda Hanya Di SekolahSunnah com

SekolahSunnah com adalah direktori yang memuat kumpulan


informasi sekolah bermanhaj salaf yang ada di Indonesia
Informasi yang kami sajikan telah kami filter sehingga insyaAllah
terjaga dari segi manhaj dan keberadaannya

SekolahSunnah com

Dalam rangka membantu para orangtua dalam mencari sekolah


terbaik untuk anaknya, sesuai dengan kemampuannya masing2,
maka kami dari Komunitas IT Support Dakwah ITSD tergerak
untuk mempermudah para orang tua dalam mencari sekolah
sunnah untuk anak-anaknya

Dan kemudian lahirlah project sekolahsunnah com yakni website


yang menampung seluruh data sekolah sunnah di Indonesia Saat
ini masih dalam proses input data sekolah Semoga Allah
memudahkan langkah kami dalam proses pengerjaan-nya

Pada kesempatan yang baik ini, kami mengajak teman-teman


semua untuk turut andil dalam proses input data sekolah-sekolah
sunnah yang ada di sekitar teman-teman Semua data yang masuk
nantinya akan kami filter lagi sehingga validasi data akan tetap
terjaga

Untuk menginput data, silahkan kunjungi link berikut:

Sekolahsunnah com/submit

Terima kasih,

Komunitas ITSD (IT Support Dakwah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
9

Contact Person:

Email: itdakwah@gmail com

Contact Person: 62895628000040

👤 Mudir 'Amm : Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc *

📡 PENERIMAAN SANTRI BARU - Lembaga Pendidikan Takhassus


Al Barkah Tahun Ajaran 2024/2025

Tarbiyah, 'Ilmiyah, 'Amaliyah

PROGRAM PENDIDIKAN TAJWID AL-QUR'AN, BAHASA ARAB,


TAKMILI DAN ILMU SYAR'I

📚 *Program Pendidikan

*1 TAJWID AL QUR'AN*

*2 BAHASA ARAB*

*3 TAKMILI*

*4 ULUM SYARI'AH*

📝 *Persyaratan Umum

▪Muslim/Muslimah

▪Mengisi Formulir Pendaftaran (Offline/Online)

▪Melengkapi copy KTP/Kartu Pelajar 1 lembar

▪Melengkapi pas photo 4x6 1 lembar

⏰ *Cara & Waktu Pendaftaran

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
10

💠Waktu Pendaftaran :

Tanggal : 10 Juni 2024s/d 27 Oktober 2024

Hari : Setiap hari kecuali Ahad, Pukul 09:00 - 14:00 WIB

💠 Cara Pendaftaran :

1 *Offline* : Kantor Sekretariat Takhassus Al Barkah, Gedung


Ma'had Imam Syathiby

*0811-1516-756*

Lokasi via Google Map

https://maps app goo gl/ZV1YyZcddwT5Tyei9

( _-/+ 5 menit dari pintu tol Kota Wisata_)

2 *Online* :

takhassusalbarkah id

Pendaftaran

_Info teknis pendaftaran_: *0857-7574-5484*

*Biaya Pendidikan*

Pendaftaran : Rp 250 000,- (Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Biaya Syahriyyah (SPP) per bulan : Rp 250 000,- (Dua Ratus Lima
Puluh Ribu Rupiah)

🏢 *Tempat Kuliah*

*Pogram pendaftaran yg dibuka masing-masing Cabang*

*Pusat Takhassus Al-Barkah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
11

Ma'had Tahfizh Al Qur'an Al Imam Asy Syathiby Hp : 0811-1516-


756

- Tajwid Al-Qur'an

- Bahasa Arab Reguler

- Bahasa Arab Unggulan

- Takmili

- Ulum Syariah

_( Info rincian program silahkan klik takhassusalbarkah id )_

*Cabang Takhassus Al-barkah*

Daarus Sunnah Cibinong HP : 0821-1256-6336

- Tajwid Al-Qur'an

- Bahasa Arab

*Kuliah Perdana 16 November 2024*

*Informasi Penting*

🏫Alamat Sekretariat Pusat : Ma'had Al Imam Asy Syathiby, Jln


Pahlawan Kampung Tengah RT 01 RW 05 Cileungsi, Bogor - Jawa
Barat (16820)

👤Contact Person : 0813 8562 9990 (HP/Whatsapp)

👤Contact Person : 0811 1516 756(HP/Whatsapp)

🌏Website :

takhassusalbarkah id

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
12

✉Email : takhassusalbarkah@gmail com

🖥 Instagram :

takhassus_albarkah

Didukung Oleh: Radio Rodja, RodjaTV, Ma'had Tahfidz Al Qur'an Al


Imam Asy Syathiby

Semoga Allah mudahkan, Bayangkan Jika diNegeri ini banyak


sekolah2 Sunnah yang Semua kalangan bisa masuk, Tentu minat
Masyarakat untuk Memasukan anaknya kesekolah Sunnah akan
semakin banyak, Dan jika banyak semakin banyak juga lah lahir
Bibit2 anak yg berakidah lurus, mentauhidkan Allah, memerangi
bidah khurofat, Maka secara Tidak langsung akan Baik lah negeri
kita ini

Ayo kaum Mukminin Assatidzah Khibar maupun Pengelola


Yayasan, Bikinlah Sekolah Banyak2 dan ringankanlah biayanya

Untuk operasional Bikinkan Bisnis Sekolah yg bisa menghidupi


sekolah, Insya Allah jika dikelola dengan baik Tidak usah takut
Jika kita Bertakwa Allah yg akan Meluaskan Rezekinya Tawakal
kpda Allah

Jangan mengeluhkan biaya sekolah mahal Di beberapa daerah


masih banyak sekolah yg biayanya sangat murah dengan kualitas
pendidikan yg bersaing Sekolah-sekolah mahal di kota-kota besar,
itu sejalan dengan kebutuhan dan kondisi kehidupan di sana

Coba masukkan anaknya di pesantren-pesantren tengah


kampung, seperti di Lombok, biaya pesantren benar-benar sangat

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
13

murah, padahal tenaga pengajarnya juga lulusan S1 LIPIA Jakarta,


UIM, dan semisalnya yg kapasitas ilmu mereka bisa bersaing di
kancah nasional

Beberapa pesantren di Lombok contohnya, sekalipun biaya


pendidikan sangat murah, anak-anak yg orangtuanya tetap kurang
mampu, tetap dibiarkan belajar ketika tampak darinya
kesungguhan dalam menuntut ilmu Pimpinan pesantren
kerahkan daya cari donatur untuk bisa membantu anak-anak yg
kurang mampu asalkan tetap bisa belajar

Oleh karena itu, mari bahu-membahu dalam membangun umat


dengan apa yg kita yg mampu, setidaknya dengan doa dan sikap
saling berbaik sangka, hilangkan buruk sangka kepada pesantren

Tahun 2014 awal kami kami belajar di yaman sempat menyicipi


dinginnya san’a, ketika itu kami belajar di markaz Syaikh yahya Al-
Hajuri di syari’ baihan masjid jami Al-fath

Dan ketika itu kami tidak peduli dan tidak sadar dgn adanya
nikmat listrik, krn di san’a tidak ada musim panas, musimnya
kalau bukan dingin ya dingin banget

Ketika pindah ke hadromaut baru terasa nikmatnya listrik,


bayangkan panasnya 40 drajat lebih tidak ada listrik… tidur tak
bisa, belajarpun tak bisa, jangan kami org indonesia, org yaman
penduduk lokal sendiri pun tak kuat

Akan tetapi syaikh kami selalu menasehati dgn berkata, Berkata


Ahmad Faris ( Ahli Bahasa)

ِ‫إذا كان يؤذيك حر المصيف ويبس الخريف وبرد الشتا‬

ِ‫ويلهيك حسن زمان الربيع فأخذك للعلم قل لي متى‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
14

Apabila engkau terganggu dengan adanya

Musim panas karena panasnya

Musim gugur karena keringnya

Musim dingin karena dinginnya

Kemudian datang musim semi yang melalaikan mu ( dengan


berpergian kemana-mana menikmati sejuknya muslim semi)

Lantas kapan engkau akan belajar ?

# Sikap Pertengahan Mengenai Biaya Sekolah Pondok Pesantren

Sebagian orang tua santri mengeluhkan mahalnya biaya sekolah


pondok pesantren Sebagian pengurus pondok pesantren juga
mengeluhkan sulitnya mengelola pondok pesantren dengan biaya
yang minimal dan terpaksa harus menaikkan biaya masuk dan SPP
pondok pesantren Bagaimana solusi hal ini? Kedua pihak baik
orang tua santri dan pengurus pondok pesantren perlu
dipahamkan kembali mengenai proses pendidikan

Bagi orang tua santri perlu paham bahwa:

1 Yang namanya pendidikan itu perlu biaya, bahkan dahulu ulama


menghabiskan biaya yang sangat banyak untuk proses pendidikan
mereka Ada di antara mereka sampai bangkrut jatuh miskin
karena menuntut ilmu

Syu’bah, beliau berkata,

ِ ‫منِْ طلبِ الْحدِيثِ أفْل‬


‫س‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
15

“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka


akan bangkrut” (Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi I/410 no 597)

Ibu dari Rabi’ah Ar-ra’yi guru Imam Malik menghabiskan 30 000


dinar (1 dinar hampir mendekati 2 juta rupiah, totalnya mendekati
angka Triliun) untuk pendidikan anaknya, tatkala suaminya pulang
dan menagih harta yang di titip terjadi perbincangan,

‫ ل وهللا‬:ِ‫ قال‬،‫ أوِْ هذا الَذِي هو فيه من الجاه‬،‫ أيما أحب إليك ثلثون ألف دينار‬:‫فقالت أمه‬
ِ‫ فوهللا ما ضيعته‬:ِ‫ قال‬،ِ‫ فإني قد أنفقت المال كله عليْه‬:‫ قالت‬،‫إِل هذا‬

“Ibu Rabi’ah berkata kepada suaminya, ‘Mana yang engkau sukai


antara 30 000 dinar atau kedudukan yang dia (anakmu) peroleh?’
Suaminya berkata, ‘Demi Allah aku lebih suka yang ini (kedudukan
ilmu anaknya)’, Ibu Rabi’ah berkata, ‘Saya telah menghabiskan
seluruh harta tersebut untuk mendapatkan seperti sekarang ini’
Suaminya berkata, ‘Demi Allah, engkau tidak menyia-nyiakannya ’
(Tarikh Baghdad 9/414) [1]

2 Apabila ingin “mengeluhkan” biaya pondok yang mahal,


hendaknya melakukan komunikasi dengan pihak pondok
pesantren Tidak hanya mengeluh “di belakang” atau hanya
mencela beramai-ramai tanpa memberikan solusi Bisa jadi
pengurus pondok pesantren benar-benar kesulitan mendapatkan
sumber dana operasional karena tidak ada donatur ataupun
masih tahap merintis di awal-awal

Orang tua santri dapat memberikan bantuan dengan membentuk


“forum wali santri” dan membantu melobi-lobi agar pondok
pesantren mendapatkan bantuan dana dari luar atau
mengusulkan ada metode subsidi silang antara orang tua miskin
dan kaya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
16

3 Orang tau santri juga perlu paham bahwa tidak semua pondok
pesantren memiliki channel-channel dana pembangunan pondok
dan operasional Terkadang guru digaji apa adanya bahkan di
bawah standar UMR Jangan sampai “guru dituntut ikhlas
mengajar, tetapi orang tua santri tidak dituntut ikhlas membayar
kewajiban (alias mental gratisan)”

4 Apabila masih mengeluhkan juga dan tetap tidak bisa


membantu, masih banyak cara lain untuk bisa melakukan
pendidikan Misalnya “home schooling” di rumah dengan biaya
yang tidak terlalu banyak atau dengan sekolah yang lebih rendah
biayanya meskipun tidak favorite menurut penilaiannya atau
sekolah yang agak jauh sedikit dari rumah dengan kualitas yang
sama

Bagi pengurus pondok pesantren hendaknya memperhatikan:

1 Apabila pondok pesantren dibangun dengan mayoritas donasi


dari kaum muslimin Hendaknya tidak boleh ada niat mencari
keuntungan sebesar-besarnya dari pondok pesantren Hendaknya
diusahakan pendapatan pengurus sama atau rata-rata dengan
pondok/sekolah yang ada di sekitar kotanya Diusahakan gaji guru
tidak dibawah standar kota/daerah tersebut Demikian juga uang
pembangan dan SPP, hendaknya diusahakan sama atau rata-rata
dengan pondok pesantren di sekitarnya

Jangan sampai sekolah yang dibangun dengan donasi kaum


muslimin hanya bisa dimasuki oleh orang-orang kaya saja karena
orientasinya adalah mengejar keuntungan untuk pengurus

Apabila sekolah tersebut dibangun dengan dana pribadi, maka


terserah yang punya sekolah apabila menetapkan harga SPP
demikian Bisa jadi ia ingin membangun sekolah yang kualitasnya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
17

bagus dan tentu butuh biaya yang tinggi juga (ada harga, ada
kualitas)

2 Tujuan dibentuknya yayasan adalah untuk kegiatan sosial dan


bukan tujuan utamanya mencari keuntungan atau berorientasi
dengan keuntungan Yayasan adalah tempat orang menyalurkan
hartanya untuk umat, bukan tempat untuk orientasi mencari
kekayaan Jangan sampai yayasan disangka menjadi milik pribadi
dan kepengurusannya seperti kerajaan yang diturunkan terus
kepada anak-cucunya, padahal dibangun bersama-sama dan
menggunakan dana umat

3 Hendaknya membangun pondok pesantren lebih fokus ke


“fungsi” bukan fokus ke “mempercantik dengan kebutuhan
tersier” bangunan pesantren serta sarana dan prasarananya
Demikian juga pengadaan barang-barang tersier yang seharusnya
mendahulukan kebutuhan primer

4 Hendaknya pengurus yayasan benar-benar teliti dan profesional


dalam menggunakan uang umat karena akan
dipertanggungjawabkan juga Hendaknya jelas penggunaannya
dengan laporan yang jelas Lebih baik ada laporan donasi dan
dilaporkan terbuka kepada umat melalui web dll (apabila buka
donasi terbuka, maka laporan donasi juga secara terbuka) Tidak
bijak apabila sangat sering buka donasi, tetapi tidak ada laporan
(secara umum) kepada publik mengenai penggunaan uang donasi
tersebut

Perlu kita ingat bahwa dana yayasan adalah amanah umat dan
harta adalah fitnah terbesar umat Muhammah shallallahu ‘alaihi
wa sallam

‫ وفِتْنةِ أُ َمتِي الْما ُِل‬،ً‫ِإنَِ ِلك ُِِل أُ َمةِ فِتْنة‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
18

“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah


umatku adalah harta” (HR Bukhari)[2]

Mohon maaf yang kami sampaikan ini mungkin bukanlah solusi


yang terbaik, bisa jadi juga solusinya tidak tepat (mohon
dikoreksi) Kami hanya berbagi pengalaman ketika pernah
mendapat amanah menjadi ketua sebuah yayasan dan mengurusi
pendidikan termasuk sekolah Hal ini menjadi catatan bagi diri
kami pribadi (terutama) dan kaum muslimin

@ Lombok, Pulau seribu masjid

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www muslimafiyah com

Catatan kaki:

[1] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:

“Berkorban harta untuk menuntut ilmu”

https://muslim or id/43401-berkorban-harta-untuk-menuntut-
ilmu html

[2] Silahkan baca tulisan kami lebih lanjut:

“Ustadz Dan Ulama Juga Diuji Dengan Fitnah Harta”

https://muslimafiyah com/ustadz-dan-ulama-juga-diuji-dengan-
fitnah-harta html

https://muslimafiyah com/sikap-pertengahan-mengenai-biaya-
sekolah-pondok-pesantren html

Follow akun (klik):

Telegram: bit ly/muslimafiyah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
19

Problema biaya sekolah anak

Setiap orang tua pasti berkeinginan anak nya punya pendidikan


bagus

Dan berharap anak2 terdidik lebih baik dari sekolah2 yg umum

Tapi terkadang, sekolah yg mempunyai kualitas yg baik itu, harga


nya juga lumayan, dengan kualitas guru nya yg bagus, dan fasilitas
sekolah yg sangat baik, agar anak2 nyaman ditempat sekolah nya

Tapi sesuai juga dengan biaya yg dkeluarkan oleh orang tua

Dan ustad kita sendiri, yg tempat kita belajar ilmu ditoko, khusus
crew Marapi adventure

Beliau juga kewalahan untuk memikirkan biaya sekolah anak nya

Dan akhirnya, beliau memilih untuk menjadikan rumah nya


sebagai sekolah buat anak2 nya, dan bersepakat bersama istri nya
untuk ngajarin anak nya drumah

Karna beliau dan istri nya juga punya kemampuan ilmu yg cukup
buat ngajari anak2 nya

Dan MasyaAllah, semua anak nya Hafidz,

Bahkan ada seorang anak nya yg no dua nama nya umar, di umur
15tahun, sudah jadi guru tajwid dan guru tahfidz, dan bnyak hafal
matan hadist dan jago Bahasa Arab,

Dan si umar juga kadang dapat jadwal jadi imam shalat di masjid
al barkah rodja

Dan beberapa kali di berikan umroh gratis buat si umar

MasyaAllah,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
20

Kalau didengar2 cerita ustad tentang ngajari anak nya dan


mengamalkan nya, jadi dengki saya

Dan si umar juga dapat panggilan pendidikan di saudi, qodarullah,


lantaran umur nya waktu itu masih blom cukup, akhirnya si umar
menunggu beberapa tahun dulu untuk ke saudi,

Dengar2 tahun depan umar udh mulai berangkat ke saudi untuk


panggilan pendidikan disana,,

Wallahualam

Bagaimana dengan saya yg al-fatihah nya saja masih kacau

Semoga allah mudahkan segala urusan kita didunia dan akhirat


Allahumma aamiin

Pesantren kami UbaybBin Ka'ab 100% Gratis dapat makan dan


Dapat Alhamdulillah Keberkahan dari Allah dan semoga Allah
memuliakan Guru kami Ustadz Abu Salma Refaindri LC, Dan
banyak pondok2 sekolah grtis yg sangat berkwalitas,

Dan Masya Allah alumni nya Banyak lulus Madinah, atau ke


Yaman,

Hanya tidak semua orang tua siap melepas anaknya di pondok


(banyak faktornya kita harus coba memahami)

Maka Pilihannya Jatuh ke sekolah Islam

Disaat minat masyarakat banyak memilih sekolah Islam maka


banyak muncul sekolah2 Islam , Nah persoalan nya mulai Muncul
disini Ketidak merataan semua kalangan Untuk bisa

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
21

Menyekolahkan anaknya disekolah Islam karna standar biaya


pendidikan yg tinggi

Jika kita kembalikan tujuan Pendidikan itu untuk Berdakwah , dan


untuk kebutuhannya kita Buatkan Bisnis, atau Infaq shodaqoh
wali murid yg ikhlas Insya Allah Allah Cukupkan itu

Dan semua Kalangan akan mendapat Pendidikan Sekolah Islam


bermanhaj Salaf

Namun jika semakin banyak bikin sekolah untuk bisnis dengan


dalih Operasional sekolah dll Maka akan rusak lah dunia
pendidikan kita

Baarakallahu fiikum

Abu hafshoh

Rekomendasi 5 pesantren dengan biaya terjangkau, kualitas oke

Versi ustadz Abul Abbas Aminullah Yasin Lc M Pd Semoga Allah


Ta'ala menjaga beliau

1 Pesantren Al Andalus Ulul Albaab (PANDU) Sukabumi

Dibawah asuhan Ustadzuna Wahab Rajasam dan Al Musnid Abah


Jawiy hafizhahumallah, PANDU hadir menjawab problematika
pendidikan

Pesantren ini terafiliasi sebagai cabang dari Pesantren Islam


Internasional Al-Andalus di Jonggol, Bogor yang telah
bekerjasama dengan kampus-kampus Islam ternama di 4 negara:
Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Turki

2 Pondok Pesantren Al Ashr, Bogor

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
22

Dibawah sentuhan tangan Al Ustadz Ashabul Yamin , Lc , M Pd


yang sudah melalangbuana di dunia pendidikan Islam selama
lebih dari 10 tahun Konsep Al Ashr mengutamakan kemandirian
dan leadership terapan

3 Pondok Pesantren Al Ukhuwah, Sukoharjo

Ini termasuk Pesantren senior yang masih mempertahankan


pembiayaan terjangkau Untuk kualitasnya, tak perlu diragukan
lagi Sudah terakreditasi UIM Alumninya banyak yang
melanjutkan ke UIM, LIPIA, Mesir, dll

Al Ukhuwah dikelola langsung oleh Al Ustadz Aris Sugiantoro


hafizhahullah, salah satu murid senior Syekh Utsaimin
rahimahullah

4 Pesantren Ibnu Abbas As-Salafy, Sragen

Pondok ini cukup populer, selain pembiayaan yang terjangkau,


Ibnu Abbas berhasil menunjukkan bukti alumni yang tidak kalah
saing dengan Pesantren-pesantren lain yg berfasilitas mewah!

Semangat membara dari Mudir ma'had untuk menghadirkan


pendidikan terjangkau dan berkualitas menjadi kunci utama
keberhasilan Ibnu Abbas Mudir Ma'had: Al Ustadz Khalid
Syamhudi, Lc , M Pd hafizhahullah

5 Pesantren Khulafaur Rasyidin, Solo

Ini mungkin belum banyak yang tahu Di solo ada pesantren kecil
dengan biaya terjangkau namun diasuh oleh tangan² profesional
alumni Pesantren Islam Al Irsyad, Tengaran

Dibawah asuhan Al Ustadz Ahmad Saifulloh, Lc hafizhahullah,


alumni UIM

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
23

Kelima pesantren diatas biaya pendidikannya (SPP) berkisar


antara 500 000 - 1 000 000 (atau lebih-lebih dikit)

Selain kelima pesantren diatas, tentu masih banyak lagi Kalau


boleh pinjam tagline sebelah "harga kaki lima, kualitas bintang
lima"

[ Rumah Tahfizh Al Quran Gratis Uang Gedung dan SPP Bulanan


Hanya Untuk Makan Santri ]

Kabar gembira bagi orang tua atau wali santri yang memiliki
penghasilan menengah ke bawah, saya punya murid seorang
ikhwah yang sudah sepuh usianya namun semangat masih
menyala,

Sekarang beliau sedang membangun gedung asrama Rumah


Tahfizh Al Quran lengkap dengan Musholanya dekat dengan
tempat tinggal saya sekarang di daerah Karawang sekitaran CKM

Beliau bangun sendiri dengan biaya pribadi kemudian akan


diwakafkan untuk islam dan kaum muslimin

Gratis biaya gedung, gratis biaya belajar, bayar untuk makan dan
buku belajar anaknya saja

Beliau mengatakan akan memberikan beasiswa Gratis belajar


disini untuk seluruh santri, biar honor gurunya saya yang bayar
tapi untuk makan santri maka orang tuanya yang bayar tujuannya
agar orang tua tidak lupa tanggung jawab dan perhatian kepada
anaknya

Sebenarnya beliau bisa saja dan sanggup untuk memberikan


beasiswa 100 % tapi karena khawatir orang tua jadi lepas

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
24

tanggung jawab maka beliau katakan makan dari orang tua, jika
wali santri telat/nunggak bayar maka konsekuensinya anaknya di
pondok tidak bisa makan

Beliau meminta saya untuk menjadi Musyrif Al quran sampai


pengijazahan ijazah sanad Al Quran bagi para santri yang berhak
nantinya

Saya katakan in sya Allah siap selagi tidak mengganggu pekerjaan


rutin profesional saya, karena saya juga bekerja sebagai Musyrif Al
Quran bagian pengembangan SDM guru Al Quran di pondok
tahfizh dan beberapa halaqoh al quran offline maupun online

Untuk program seperti ini saya katakan siap kerja bakti bahkan
jika tidak diberikan honor/gratis

Selagi kegiatan ini tidak mengganggu aktifitas mengajar saya

Karena jika saya kerja bakti / tidak dibayar setiap hari maka saya
zholim kepada keluarga saya yang juga butuh nafkah

Bahkan beliau sudah punya izin PKBM resmi

Jadi nanti para santri tetap bisa punya ijazah negara resmi walau
tidak belajar formal

Target lulusan rumah tahfizh tersebut adalah :

1 Memiliki aqidah yang shohihah

2 Bermanhaj Ahlus sunnah Salafiyyah

3 Hafal 30 Juz Al quran

4 Memiliki kemampuan bahasa arab dasar baik percakapan


maupun baca kitab

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
25

5 Mendapatkan resmi negara paket B dan C

6 Mendapatkan ijazah sanad al quran yang bersambung kepada


Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bagi yang berhak

7 Bisa melanjutkan ke perguruan tinggi islam baik dalam maupun


luar negri

Sikahkan nantikan infonya in sya Allah saya akan bagikan infonya


jika sudah penerimaan, semoga bisa jadi solusi bagi para orang
tua dan wali santri yang memiliki dana minim tapi berharap
anaknya tetap bisa mondok dan menghafal al quran sampai dapat
ijazah sanad

Jadi sekolah / pesantren murah itu tetap ada

Walau fasilitasnya tidak semewah dan seelit pesantren yang


biayanya mahal menurut kita

https://www facebook com/100000187897606/posts/pfbid02dw


kdWGi2hhxJmgXNbFt59jpbmurY9bGiz1rkxWgbwaTZg7LfkxumnhS
ECq3pT259l/?app=fbl

MAHAL TAPI SANGAT MURAH

Biaya pondok pesantren tidaklah mahal jika dilihat dari sudut


pandang investasi pendidikan dan pembinaan karakter dalam
Islam Berikut adalah beberapa alasan dan data yang mendukung
hal ini:

1 Kualitas Pendidikan dan Pembinaan Karakter:

Pondok pesantren memberikan pendidikan yang tidak hanya


fokus pada ilmu pengetahuan umum tetapi juga pembinaan
karakter dan moral berdasarkan nilai-nilai Islam Ini mencakup
pengajaran Al-Quran, hadis, fiqh, dan akhlak yang menjadi fondasi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
26

penting dalam membentuk generasi Muslim yang berakhlak


mulia

2 Integrasi terbaik Ilmu Dunia dan Akhirat:

Pesantren menawarkan integrasi ilmu pendidikan antara ilmu


duniawi dan ukhrawi, yang tidak selalu tersedia di lembaga
pendidikan konvensional Hal ini memastikan siswa mendapatkan
pendidikan komprehensif yang mempersiapkan mereka untuk
kehidupan di dunia dan akhirat

3 Pendidikan Berbasis Asrama (Full 24 Jam):

Sistem asrama di pesantren memungkinkan pembentukan


disiplin, kemandirian, dan solidaritas di antara santri Biaya yang
dikeluarkan mencakup akomodasi, makanan, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang semuanya berkontribusi pada
pengembangan pribadi siswa

4 Dukungan dari Donatur dan Waqaf:

Banyak pesantren mendapatkan dukungan dari donatur, zakat,


dan waqaf, yang membantu meringankan biaya operasional dan
memberikan subsidi kepada siswa yang kurang mampu Ini
menjadikan biaya yang dibebankan kepada siswa lebih terjangkau
dibandingkan dengan lembaga pendidikan swasta lainnya

5 Keutamaan Pendidikan dalam Islam:

Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan Sebagaimana


sabda Nabi Muhammad : "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
Muslim " (HR Ibnu Majah) Investasi dalam pendidikan pesantren
sejalan dengan ajaran Islam yang mengutamakan pencarian ilmu
sebagai ibadah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
27

Maka, biaya pondok pesantren, jika dibandingkan dengan


manfaat jangka panjang dan nilai-nilai yang diajarkan, sebenarnya
sangat wajar Dengan dukungan dari berbagai sumber, pesantren
mampu menyediakan pendidikan berkualitas tinggi dengan biaya
yang relatif terjangkau Oleh karena itu, anggapan bahwa biaya
pondok pesantren mahal tidaklah berdasar jika dilihat dari
perspektif investasi pendidikan dan pembinaan karakter dalam
Islam

"Ini solusi nya mungkin"

Bagi pihak sekolah, biaya ponpes 1 juta atau lebih itu murah,

Karena mereka melihat dari kacamata pengeluaran santri selama


1 bulan, biaya makan, biaya ini itu dan seterusnya

Bagi orangtua, relatif Kalau pendapatan nya 3 juta sebulan,


sementara punya anak 2 yang sekolah, maka biaya seperti itu
mahal Sebab jika dia keluarkan biaya tersebut untuk anak nya
sekolah di ponpes, 2 orang x 1 juta, jadi 2 juta

Sisa 1 juta, Tentu ini tidak cukup untuk nafkah keluarga nya yg
tidak sekolah

Bahkan jika ada keluarga yg penghasilan nya 5 juta sekali pun,


kalau anak nya sekolah ponpes 2 orang 2 juta biaya sekolah, 3
juta biaya makan keluarga

Zaman sekarang biaya hidup 3 juta itu pas dan mepet, Apalagi
kalau di kota kota besar

Sebagai solusi nya,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
28

Pihak sekolah tentu tidak bisa mengurangi biaya pendidikan di


ponpes, sebab kalau dikurangi Akan menyebabkan terganggu nya
operasional sekolah yg kompleks

Mulai dari gaji guru, makanan santri itu sendiri, dan seterusnya

Nah disinilah peran, komite sekolah / ponpes itu berperan Bisa


dengan 2 cara :

1 Orangtua santri yg mampu bisa menyalurkan zakat harta nya,


infaq sedekah nya kepada orangtua santri yg kurang mampu

2 Atau pihak komite sekolah / ponpes, bersama ponpes


membuka lembaga zakat, yang bisa menampung zakat kaum
muslimin, yg nanti nya disalurkan kepada keluarga santri yg tidak
mampu

3 Pihak Sekolah terus membuka donasi / waqaf untuk membantu


biaya operasional sekolah nya, dengan begitu tidak terlalu
memberatkan orangtua santri

Ingatlah bahwa tidak ada orangtua yang tidak mau anak nya
mempunyai pendidikan yang baik dan bagus, namun terkadang
kemampuan nya terbatas

Begitu juga, lembaga pendidikan, tidak ada yang ingin murni


memberatkan orangtua, namun biaya operasional sekolah
memang lumayan tinggi, terutama untuk biaya gaji karyawan dan
guru, serta makan santri

Semoga Allah melapangkan rezeki kita semua Aamiin

Salah satu mahalnya sekolah skr banyak juga kebocoran2 yg


dilakukan oknum pengurus

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
29

Bahkan ada yg jadi sumber untuk menumpuk aset2 pribadi

# klo mau jujur coba aja diminta hasil auditnya dari auditor
external

# dulu awalnya pada minta donasi skr malah jadi milik keluarga

# pengawasan tidak berfungsi, klo ada yg gak sejalan cepat di


ganti

# dana BOS banyak yg di salah gunakan

Pahami Saja Kewajiban Orang Tua, yaitu: Memilih lembaga


Pendidikan yang sesuai

Masalah pendidikan itu kompleks sehingga solusinya juga tidak


sederhana dan kompleks Mohon apabila pengetahuan anda
terbatas dalam hal ini, agar tidak memberikan statement yang
membuat masyarakat salah tanggap

Karena dalam hal ini diperlukan:

1 Paham realita pendidikan dan dakwah di negeri kita

2 Tahu apa yang wajib dilakukan oleh kita berkenaan dengan


keadaan ini

3 Tahu bagaimana penerapannya

Kalau anda baru berpengalaman sebagai wali santri, maka jangan


berbicara yang tidak anda ketahui dalam masalah yayasan,
lembaga pendidikan, tenaga pengajar, kurikulum, sarana dan
prasarana

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
30

Kalau anda sebagai wali santri, maka harus pandai saja memilih
lembaga pendidikan yang sesuai dengan kemampuan Dan ingat
bahwa kewajiban asal mendidik adalah tanggung jawab orang tua
bukan lembaga Lembaga hanya sebagai media bantu orang tua
yang tidak bisa mendidik anaknya karena materi yang mereka
tidak kuasai, atau waktu yang disibukkan dengan dunia Kalau
anda bisa mendidik sendiri anak anda, maka ga usah di titipkan
dilembaga manapun itulah yang terbaik Asalkan anda mampu
Dan anak bisa menyerap pendidikan dan terhindar dari pergaulan
yang buruk di lingkungan Kalau tidak sanggup, maka titipkan
anak anda dilembaga yang sesuai, disertai dengan pengawasan
dan pengiringan orang tua terhadap tumbuh kembang anak

Lembaga pendidikan sunnah sudah ada 3 model:

1 Beasiswa full, (biasanya bersyarat)

2 Murah (Biasanya minim fasilitas)

3 Mahal (biasanya mewah dari sarana dan prasarana

Silahkan bijak anda memilih

Hanya sekarang seakan lembaga pendidikan selalu salah Dimata


pengamat bebas (wali santri tentunya)

1 Gratis, dianggap ga bermutu, kalau bermutu dan memberikan


syarat, mereka pinginnya masuk tanpa syarat Dikira donaturnya
ga terbatas apa ya Ingat mengelola suatu lembaga; mau gratis,
murah, atau mahal sudah pasti perlu biaya Ga mungkin ga keluar
biaya, apalagi mondok

2 Murah, dianggap ga bermutu, karena minim fasilitas Padahal


pendidikan bermutu itu tidak tergantung fasilitas, banyak faktor
dalam pendidikan, yang utama adalah unsur kurikulum, pengajar,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
31

dan kecerdasan santri itu sendiri, belum lagi lingkungan yang baik
Adapun sarana, hanyalah penunjang setelahnya

Yang parah, pengen bayar murah tapi fasilitas pengen mewah dan
banyak maunya Ini kaya orang punya duit cuma cukup beli di
warteg, pengen kualitas restoran bintang lima

Yang parah lagi, udah murah, minta diskon, dan bayaran nunggak
lagi berbulan-bulan Kalau tunggakan begini wali santri ga pernah
merasa salah Dan ga pernah disalahkan

3 Mahal, dibilang komersil, nyari duit Ya tentu kembali lagi


bahwa sarana pendidikan memang ada kelasnya Kalau bukan
kelasnya, jangan kita yang memaksakan masuk di sekolah dan
pondok yang mahal

Selama kami mengelola pendidikan jarang sekali kami dapati


orang tua, mendaftarkan anaknya di pondok manapun
mengetahui kualitas lembaga kecuali dari sarana dan prasarana
Adapun kurikulum, target pendidikan, sistem, tenaga pendidik,
ah Boro-boro mau tahu, atau minimal bertanya

Jadi, intinya, kalau ga punya pengetahuan peliknya lembaga


pendidikan, mohon tidak melebihi kapasitas

Lembaga pendidikan kami yang tergolong murah saja, masih


banyak orang tua yang tidak sadar akan kewajiban Kalau ditagih
hutangnya nunggak, masih ada yang marah bahkan berkumpul
dalam barisan sakit hati menjelek-jelekkan lembaga

Belum lagi, Muhsinin yang seharusnya membantu sekolah gratis


dan murah, senangnya malah membantu sekolah mahal Dan ini
realita Ga paham kenapa lebih suka membantu di sekolah yang
nota Bene muridnya orang mampu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
32

Intinya, semua ada kapasitasnya masing-masing Bahkan pusing


sebagai wali santri masih lebih ringan dibanding pusing membawa
lembaga pendidikan

Mungkin ada di antara antum yang bisa memberikan info:

1 Lembaga yang gratis

2 Lembaga yang murah

Biar orang tua bisa memilih, kalau yang mahal, dah yakin banyak
yang tahu

Dan orang tua, mohon jangan belagu kalau ga sanggup nyekolahin


di tempat yang mahal

Yang ga setuju, atau mau menambah, atau meluruskan silahkan


Kami terbuka, semoga bisa bermanfaat

Sekolah Umum

Menyekolahkan anak di sekolah umum tentu hukum asalnya


mubah Kaidah fiqhiyyah mengatakan:

‫األصل في المعاملة اِلباحة‬

"Hukum asal perkara muamalah adalah mubah"

Namun tidak bisa kita pungkiri fakta di lapangan, umumnya


sekolah umum itu terdapat berbagai kemungkaran, diantaranya:

* Diajarkan akidah yang menyimpang:

+ Tauhid itu sekedar mengakui rububiyah Allah

+ Ta'wil dan tafwidh asma was shifat Allah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
33

+ Keyakinan semua agama sama

+ Toleransi beragama kebablasan

* Diajarkan musik, padahal ulama 4 madzhab mengharamkan


musik

* Campur baur lelaki dan wanita, terutama taraf SMP-SMA yang


siswanya sudah baligh

* Fitnah wanita

* Pacaran

* Pergaulan bebas

Yang aman, cari sekolah Islam yang selamat dari poin-poin di atas
yang menyelenggarakan pendidikan umum (non-agama) yang juga
berkualitas Karena tentunya tidak mungkin semua kaum
Muslimin kita arahkan menjadi ahli agama Kita butuh kaum
Muslimin beraqidah lurus dan menjalankan sunnah di semua lini
masyarakat

Namun karena pertimbangan maslahah-madharat terkadang


sekolah umum tetap menjadi pilihan Namun tetap saja poin-poin
di atas jangan di lupakan

Maka bagi yang menyekolahkan anaknya di sekolah umum,


memang harus mau kerja lebih ekstra keras, dalam mendidik
anaknya Karena harus melakukan dua hal:

1 mengajarkan agama yang benar kepada anaknya

2 memperbaiki kekeliruan-kekeliruan yang diajarkan di sekolah

Maka orang tua harus:

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
34

* Berusaha lebih berilmu dari anaknya

* Terus memperbaiki diri agar menjadi teladan yang baik

* Istiqamah menjalankan agama yang benar sesuai Al Qur'an dan


As Sunnah

* Banyak-banyak minta pertolongan Allah agar Allah memberi


hidayah kepada orang tua dan sang anak

Bagi yang malas, tidak mau kerja ekstra keras, tidak mau repot
mengupayakan 2 poin di atas, maka sebaiknya pikir-pikir 7 keliling
dulu sebelum menyekolahkan anaknya di sekolah umum Bisa-
bisa ia menjadi sebab rusaknya anaknya

Jika kondisi benar-benar mepet, mungkin PKBM dan


homeschooling bisa jadi alternatif

Wallahu a'lam

@fawaid_kangaswad

BIAYA PENDIDIKAN SEKOLAH BERBASIS SUNNAH MAHAL?

Bismillah…

Hidup adalah probelamtika dan pilihan Siapa saja yang mau


survival, maka wajib mampu menghadapi problem dan
menjatuhkan pilihan

Sebagian orang mengatakan bahwa biaya pendidikan di pesantren


itu dan ini mahal, padahal ngakunya sekolah sunnah, awal berdiri
minta sumbangan ke sana-kemari, setelah megah lupa
pengorbanan orang-orang terdahulu yang berkorban segalanya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
35

Menurut ana pribadi, bilamana kau yakin sekolah itu bermutu,


pembelajaran berjalan lancar, guru-guru memiliki kompetensi di
bidangnya, anak-anak muridnya baik dan berprestasi, maka tak
usah hitung-hitungan uang untuk memasukkan putra-putrimu
padanya

Uang bisa dicari, tetapi anak-anakmu yang banyak kemajuan di


bidang agama, hafal sekian juz dari Quran, hafal sekian hadis,
mampu berbahasa arab dengan baik, berubah akhlak dan
perangainya menjadi lebih baik, semua itu tidak akan dapat
dibandingkan dengan uang yang kau keluarkan buat membiayai
pendidikan mereka

Memang masyarakat tidak adil, untuk kursus bahasa inggris


mereka berani bayar mahal, namun untuk kursus bahasa arab
yang hanya 50-100 ribu sebulan saja banyak yang nunggak tak
mau bayar dengan berbagai alasan

Untuk menyekolahkan anak disekolah-sekolah umum,


mengkursuskan anak-anak pelajaran matematika, fisika, kimia, dll
mereka tak pernah persoalkan, tapi untuk kebutuhan anak-anak
mereka di pesantren, berat dan selalu telat, bahkan ada yang
masih tetap nunggak hinga tamat bertahun-tahun Sementara
untuk iuran ngaji belajar Alquran, tahsin dan tahfiz, yang kadang
hanya 50-100 ribu perbulan, payahnya setengah mati

Anehnya rumah sebagian wali ini gedung mentereng,


kendaraannya mewah mengkilap, handphonnya keluaran terbaru
dan termahal, tapi kalau uang spp, harus selalu ditagih baru bayar

MENYEKOLAHKAN ANAK UNTUK BELAJAR AGAMA ADALAH SEBAB


TERBUKANYA PINTU REZEKI

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
36

Sebenarnya, bilamana kau yakin dengan janji Rasulullah, maka


kau tidak akan pernah khawatir tak mampu menyekolahkan anak-
anakmu ke sekolah agama, dan kau pasti mampu,karena dengan
menyekolahkan mereka agama akan terkuak pintu-pintu
rezekimu

Pernah datang seorang lelaki mengadukan perihal adeknya yang


lebih mengutamakan duduk di majlis ilmu, daripada
membantunya bekerja mencari nafkah Tetapi jawaban Nabi
suungguh mengejutkannya

Berkata Anas bin Malik:”

-‫ي‬ َِ ‫واآلخر يلز ُِم النب‬


ُِ ‫يحترف أحدُهما‬
ُِ ‫هللا علي ِِه وسلَمِ كان‬
ُِ ‫النبي ِ صلَى‬
ِ ‫ين على عه ِِد‬ِِ ‫أن أخو‬
ُِّ ‫ فقال النب‬،‫النبي ِ صلَى هللاُِ علي ِِه وسلَم‬
‫ي‬ ِ ‫المحترفِ أخاهُِ إلى‬
ُ ‫ فشكا‬،‫ صلَى هللاُِ علي ِِه وسلَم‬:
‫ُرزق ب ِِه‬
ُِ ‫لعلك ت‬

“Ada dua orang bersaudar di zaman Nabi-shallalahu ‘alaihi wa


sallam-yang satu bekerja mecari nafkah dan yang lain
bermulazamah menimba ilmu bersama Nabi, maka ia
mengadukan adiknya kepada Nabi karena tidak ikut bekerja
membantunya, maka Nabi menjawab:” boleh jadi engkau dapat
rezeki disebabkan dia” HR TIRMIZI disahihkan oleh Syeikh Al
albani

Untuk para wali tak usah takut menyekolahkan anakmu, bila


merasa berat maka mintalah pada Zat Yang Maha Kaya -Allah
Rabbul Alamin-berprasangka baiklah padaNya, ia akan selalu
bersama prasangkamu padaNya

Bahkan wali murid wajib meyakini bahwa menyekolahkan anak


agama adalah jalan membuka pintu rezeki yang banyak

Daripada selalu menyalahkan sekolah-sekolah Islam yang


dianggap mahal, karena kurang yakin dengan janji Allah dan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
37

bantuanNya;daripada memindahkan anak ke sekolah umum yang


ikhtilath, lebih baik nangis dan mengadu pada Allah, bersimpuh di
hadapanNya, mengiringi sujud dengan doa yang khusyu dan
berhusnuz zhan padaNya, tentunya dengan mempertebal takwa
dan tetap mengambil sebab dan ikhtiar yang maksimal, pasti Allah
kan beri jalan keluar

Tak percaya? banyak orang sudah membuktikan Walaupun


terkadang biaya sekolah itu kau rasa mahal dengan uang kocekmu
yang terbatas dan penghasilanmu yang minim, namun kau kan
punya Tuhan yang Maha Kaya, begitu mudah baginya mengutus
hamba-hambaNya yang murah hati untuk membantumu
menyelesaikan masalah keuanganmu

BANYAK ORANG SUSAH BISA MENGECAP PENDIDIKAN DI


PESANTREN

Dalam realita di lapangan aku menemukan banyak anak orang


susah, fakir, yatim dapat sekolah di pesantren yang beken dan
tersohor Ada saja solusi Allah berikan Kadang dapat keringanan,
dapat beasiswa, dapat orang tua asuh, dapat sponsor dll
Pokoknya ada seribu satu jalan menuju dunia pesantren dan
sekolah agama

Jangan kambing hitamkan pesantren, lebih baik pupuk dan


pertebal keimananmu pada janji Allah dan RasulNya

Untuk para wali yang bakhil, kikir, tamak dan kedekut membiayai
anak di pesantren, menunda spp padahal mampu, hingga
membuat anakmu merasa minder dan malu, karena selalu ditagih
uang SPP, hakikatnya engkau sedang menutup pintu rezekimu
sendiri, menzalimi anakmu, menzalimi majlis guru dan yayasan
yang punya hak pada dirimu Aku khawatir kelak tak berkah ilmu
anakmu karena kezalimanmu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
38

JB, 16 Zulhijjah 1446/ 23 Jun 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My

Variabel apa saja yang menyusun biaya daftar ulang / uang


pangkal pesantren, sehingga nampak mahal?

1 Seragam

2 Buku

3 Pengembangan & perawatan sarana & prasarana

4 Uang kegiatan tahun pertama

5 Uang kesehatan

6 Cadangan kas

Kebutuhan paling besar adalah nomer 3, apalagi untuk pesantren


berkembang Terus ada pertanyaan, tapi kan masih ada donasi
yg masuk buat pembebasan tanah, dll? Ya, setelah pembebasan
tanah kan ada proses perataan, pemadatan, pasang turab, dll
Baru kemudian siap bangun Itu semua kan pakai biaya
Buanyaaak banget pesantren yg belum terpikir landscaping,
halaman pesantren dibiarkan tanah merah Kalau hujan becek,
kalau kemarau berdebu Karena biaya untuk pengerjaan itu
mahal

Nomer 6 ada cadangan kas, buat apa sih? Gini pesantren kan
harus menyediakan makan setiap hari 3x Itu diambil dari SPP
bulanan Misal ada yang nunggak atau telat bayar SPP Terus
untuk belanja sayur mayur dan lauk pauknya gimana? Ya ditutup
dari cadangan kas tadi Kalau pesantren gak punya cadangan kas

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
39

ya terpaksa harus cari utangan Siapa yang nanggung?


Pengelola/ pengurus pesantren

Gak mungkin kan, dapur pesantren hanya menyediakan makan


bagi santri yg sudah lunas SPP, sementara yg masih nunggak atau
telat bayar gak disediakan makan? saya sangat yakin para asatidz
dan pengurus pesantren gak akan setega itu

Jadi, meskipun ada cadangan kas Diakhir tahun tetep bakalan


habis juga Atau bahkan minus

Biaya pendidikan gak boleh murah, harus mahal Karena


memang komponen²nya mahal Paling mahal ya di fasilitas,
semakin lengkap fasilitas, semakin mahal harganya Eh, muncul
pertanyaan Lah dulu zaman Nabi belajar seadanya, gak ada tuh
fasilitas² mewah Ini pesantren bukannya mengejar kualitas
lulusan tapi bermegah-megahan dalam bangunan?? Aduhhh
gimana ya jelasinnya Coba tengok isi rumah kita? Ada TV? Ada
HP? Ada sepeda motor? Bahkan tidak jarang yang ada AC tiap
kamarnya, kan? Ada mobil juga? Apa lagi hayoo Semua itu
adalah hal² mubah sebagai penunjang hidup Kira² anak yg
tumbuh dilingkungan rumah yang spt itu terus dipondokin di
pesantren yang fasilitasnya jauh dibawah standar fasilitas
rumahnya, betah gak? Mau gak?

Jangan bandingkan dg pesantren tradisional Yang tidurnya


dilantai hanya beralaskan tikar Kamar mandi hanya sedikit
sehingga mandinya bareng² Santrinya masak sendiri
Belajarnya gak mengejar ijazah formal Nurut dengan kyainya
pengen khatamin kitab tertentu Pesantren tradisional gak
salah Silahkan bagi yang mau, banyak juga kok tokoh bangsa
yang lahir dari pesantren tradisional

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
40

Walaupun kita semua pengen biaya pendidikan semurah


mungkin, dengan fasilitas selengkap mungkin Saya juga pengin
itu sih Tapi gimana caranya??

Pernah diberitahu oleh salah seorang teman yang cukup mumpuni


di bidang marketing Yang kurang lebih maksud intinya adalah
bahwasannya mendirikan sekolah atau lembaga pendidikan itu
sama seperti halnya mengadakan seminar pelatihan

Jika kita ingin mengadakan seminar pelatihan yang gratis, maka


biasanya peserta yang hadir itu akan sedikit dan cenderung
kurang serius mengikuti acaranya Sedangkan jika kita
mengadakan seminar pelatihan yang berbayar, maka barulah
peserta yang hadir akan banyak dan lebih serius untuk mengikuti
acaranya hingga selesai, karena sejatinya mereka tidak ingin rugi
lantaran sudah membayar

Begitu pula dengan sekolah atau lembaga pendidikan Tidak


sedikit sekolah atau lembaga pendidikan yang gratis tanpa
dipungut biaya sepeserpun, tapi yang terjadi malah peserta
didiknya tidak serius mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut,
banyak yang sering tidak masuk

Berbeda dengan sekolah atau lembaga pendidikan yang berbayar


Biasanya para peserta didiknya lebih serius mengikuti
pembelajaran di dalamnya bahkan tidak ingin ketinggalan
sehingga sangat sedikit yang tidak hadir, karena memang mereka
tidak ingin rugi lantaran sudah terlanjur membayar

Tidak bisa dipungkiri lagi memang seperti itulah dilemanya,


bahwasannya sesuatu yang mudah diraih itu cenderung lebih
mudah pula untuk disia-siakan Sedangkan sesuatu yang dihargai

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
41

dan dipertahankan itu biasanya karena sangat berat untuk


meraihnya hingga membutuhkan pengorbanan

Ahad 23/6/24

Sekolah Islam yang dibangun di atas donasi memang sudah


sewajarnya lebih murah daripada yang murni komersil, karena
ada komponen biaya yang sudah terbantu dengan donasi tsb

Lebih murah bukan berarti pasti terjangkau bagi sebagian


kalangan Karena mahal-murah, terjangkau-tidaknya, itu sangat
relatif tergantung dari fasilitas yang disediakan, kualitas, dan juga
dari sisi pendapatan wali murid

Sehingga jika masih tidak terjangkau harganya jangan buru-buru


protes, "sekolah dibangun di atas donasi kok mahal", karena
bagaimanapun tetap ada komponen biaya lain seperti
operasional, pengembangan, dll

Contoh, memisah antara siswa laki2 dan perempuan, membatasi


jumlah siswa per kelas, itu di antara pertimbangan kualitas yang
akan mempengaruhi biaya Mau murah bisa, tinggal satu kelas
dibuat aja 50 siswa, campur laki perempuan Kebutuhan guru
akan lebih sedikit Tapi kualitasnya jangan ditanya

Belum masalah2 lainnya yang kompleks terkait berapa gaji guru


yang layak sesuai beban kerjanya, dll

Pada akhirnya, masalahnya tidak sesederhana apakah sekolah


tersebut dibangun di atas donasi ataukah bukan Kembali kepada
banyak faktor yang mau tidak mau harus dilihat dapurnya, yang
tidak semua orang mau untuk itu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
42

1 Problematika sekolah sunnah mahal yang beredar saat ini


dikarenakan di awal diawal pembangunan dan pembahasan lahan
membuka donasi

2 Yang menyalurkan donasi berharap dengan adanya donasi


tersebut sekolah bisa murah sehingga bisa menyekolahkan
anaknya disitu atau bisa dijangkau semua orang

—-> sementara kesimpulan pribadi saya seperti demikian

Mungkin yang belum dilaksanakan sama sekolah sunnah setelah


donasi pembebasan lahan dan pembangunan, adalah di buka nya
donasi OPERASIONAL

Ini bisa menjadi solusi, agar sekolah bisa terbantu dan tentunya
tidak mahal

Nah sekarang mahal atau murah itu versi siapa?

Rame lagi sekolah sunnah mahal

Inti dari banyak pendapat dan pendapat asatidz adalah ukur diri
sekolah sesuai kemampuan, na'am ini masukan yang bagus dan
pas

Tapi praktek di lapangan ga semulus itu Yang mengeluh itu


biasanya orang yang mentok dengan keadaan

Misal

- Setelah sekolah sunnah yang mahal itu didaerahnya tidak punya


pilihan lain selain sekolah umum

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
43

- Ingin cari yang lebih murah, tp jaraknya jauh belasan kilo hingga
si ibu tak sanggup untuk antar jemput setiap hari sejauh itu (Kok
bukan suami yg antar jemput? Karena suaminya harus kerja)

- Secara kualitas memang sekolah yg mahal itu bagus, jd mikirnya


drpd sekolahin anak ke sekolah yang kualitas kurang diketahui
mending ke yg bagus sekalian meski si orangtua harus hutang
sana sini dalam jumlah besar

Kita bukan lagi saling menyalahkan, kita sama-sama berharap


mudah-mudahan ada solusi Mungkin solusinya musyawarah para
donatur besar di negeri ini atau mgkn bisa ajak muhsinin di saudi
sana bagi yg punya link, atau dirikan yayasan khusus untuk
perbantuan dana sekolah sunnah dll Hingga kali aja biaya
sekolah-sekolah sunnah bisa dipangkas separonya saja itu sudah
sangat membantu

Semoga kita semua dimudahkan untuk menyekolahkan anak-anak


kita di sekolah sunnah

Kalau mampunya menyekolahkan anak di sekolah lokal yang


fasilitas seadanya dan biayanya memang murah Ya jangan
sekolahkan anak di ponpes yang ber-AC, makannya enak,
fasilitasnya komplit, tapi ternyata gak mampu membayar segala
biaya pendidikannya

Kalau mau lebih murah lagi ya homeschooling, seperti sebagian


orang Diajak dagang ortunya juga supaya tau gimana rasanya
berdagang, nantinya juga diajari ngitung duit, melayani pembeli,
dst Diajak juga kelas onlen bahasa Arab, diniyah, dst Malah
langsung belajar skill kehidupan sekaligus bonding dengan
ortunya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
44

Ortu zaman now ini kayak lupa aja sama sekolahnya dulu yang
bangunan seadanya, guru galak, buku diktat pinjaman negara
yang sudah jelek, tapi biayanya benar-benar murah Toh kita
hidup ya hidup aja, gak manja juga kayak kidz zaman now Toh, di
luar sekolah formal juga banyak hal yang bisa dipelajari

Umumnya, Tidak ada Pengorbanan maka Tidak ada Perjuangan

Pernah di awal kita buka program beasiswa, pendidikan full gratis


100%, dan telah kita terima 3 orang murid Apakah mereka serius
?, Satu di antaranya diam-diam mendaftar lagi di SMA umum dan
sudah memutuskan mundur, satu lagi mundur tanpa kejelasan
tanpa berita, dan tersisa satu yang juga berkeinginan untuk
mundur dan setelah kita marahi barulah mau bertahan

Di LIPIA, Madinah, dan Kampus-kampus Timur tengah yang gratis,


apakah 100% mahasiswanya akan belajar dengan seruis ?

Ya gak lah, ana saksikan sendiri tidak sampai 50% yang serius
belajar, bahkan di awal masuk jumlah kami sekelas 30 orang dan
yang bertahan sampai tamat cuma 3 orang, sehingga digabungkan
ke kelas lain

Ini fakta lho, bagaimana pengalaman antum yang pernah sekolah


gratis atau pernah mengelola sekolah gratis?

Boleh share di sini ya

Dilema membangun Lembaga pendidikan

Bikin sekolah murah, dipertanyakan kualitasnya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
45

Bikin sekolah gratis, banyak yang mundur tanpa berita,

Bikin sekolah mahal, banyak yang mengeluh,

Sekolah dengan fasilitas minim, dipandang sebelah mata,

Sekolah dengan fasilitas lengkap, dibilang santri tidak boleh


dimanjakan,

Gaji guru besar, dibilang tidak qona'ah, mengejar dunia, tidak


ikhlas,

Gaji guru kecil, dibilang kejam,

Lembaga milik pribadi / PT, dibilang orientasi bisnis, nyari dunia,

Lembaga milik yayasan, dibilang ngemis donasi,

Omongan manusia memang tiada habisnya, seakan mengembosi


semangat para pejuang pendidikan, yang diserang selalu "Sekolah
Ahlussunnah", adapun sekolah Ahlul Bid'ah selamat dari lisan
mereka,

Ayo terus berjuang, Anak-anak berjuang untuk belajar, orang tua


berjuang menyekolahkan anaknya, pengurus lembaga berjuang
mencari Ridho Allah untuk menghadirkan pendidikan yang
terbaik

Jangan terpancing dengan oknum yang ingin menjatuhkan Citra


Pendidikan Islam

Sekolah Sunnah ko mahal² ya?

=====

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
46

Sekolah Sunnah, ada yg murah, ada yg mahal, bahkan ada yg


gratisan silahkan memilih yg sesuai dg keadaan kita tidak ada
yg salah dengan keadaan ini

Sadarlah Mereka tdk wajib memberikan pilihan yg sesuai


keinginan kita kita pun tidak harus menerima pilihan yg
diberikan mereka

Mereka tidak berhak menyalahkan kita, krn kita tidak menerima


pilihan yg diberikan kita pun tidak berhak menyalahkan mereka
yg memberikan pilihan yg kurang ideal menurut kita

Mereka tidak melarang kita membuat sekolah sunnah yg murah


atau bahkan gratisan maka janganlah mencela mereka

Ingat, setiap orang punya kemampuan yg berbeda², sehingga


biarkan setiap orang melakukan kebaikannya sesuai dg
kemampuan masing² jika kita punya kemampuan membuka
sekolah sunnah yg murah, maka silahkan membukanya

Jadilah orang yg berpikir dan bertindak positif agar terwujud


bangunan² yg memajukan umat bukan sebaliknya

Lihatlah dalam kehidupan sehari² ada mobil yg mahal, ada juga


mobil yg murah apakah antara penjual dan pembeli saling
menyalahkan?

Lalu lihatlah Apakah mobil yg mewah dan murah banyak?


Apalagi mobil yg mewah dan gratisan?

Apalah arti kemuliaan, jika semua orang bisa meraihnya tanpa


perjuangan

Semoga bermanfaat dan Allah berkahi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
47

Mau yang gratis, masukin aja ke Pondok Pesantren Tahfidz


Tarbiyatul Insan Bekasi khusus SMA Ikhwan

https://www facebook com/tarbiyatulinsanbekasi

Sibuk membicarakan pondok Mahal

Sebenarnya kita berterima kasih kepada Para pengelola pondok


Yg telah mengambil alih tugas orang tua Seharusnya mendidik itu
Tugas orang tua

Mahal Murahnya pondok tergantung Fasilitas Pondok dan


pelayanannya Semakin bagus servisnya tentu berefek kepada
Biayanya

Solusinya mudah saja Cari pondok yg sesuai dengan kemampuan


kita dan kondisi ekonomi Jika kita tidak mampu maka didiklah
ank2 dirumah, karena tugas mendidik adalah tugas orang tua
Tidak mesti anak harus masuk pondok Masukkan ia kerumah
Tahfizh atau datangkan guru

Bukankah Allah telah katakan dalam surat attahrim ayat 6 Yaitu


perintah menjaga diri dan keluarga dari api neraka Perintah ini
ditujukan lebih utama kepada orang tua Bukan kepada guru Atau
lembaga Keberadaan sebuah lembaga adalah membantu orang
tua

Namun yakinlah apabila niat kita tulus dan ikhlas untuk mendidik
anak Insya Allah jalan itu akan Allah mudahkan Betapa banyak
orang yg tidak mampu bisa bersekolah di pondok
pesantren bahkan Allah mudahkan jalan untuk sampai ketingkat
kuliah Dan betapa banyak pula orang yg mampu dari segi
ekonomi tapi tidak mampu belajar di pondok

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
48

Tugas kita sebagai orang tua mendidik anak Mungkin


disekolahkan ke pondok pesantren atau sekolah Islam yg tidak
mondok namun perlu pengawasan yg ekstra dari orang tua

Karena sekarng ini lingkungan pergaulan banyak yg tidak sehat

Ada dua cara :

1 Memasukkan anak ke pondok dengan lingkungan yg terjaga dan


butuh biaya

2 Mendidik anak disekolah yg tidak mondok tapi pengawasan


dari kita Orang tua yg mendidiknya langsung

Silahkan pilih mana yg lebih bagus keduanya punya konsekwensi


dan tanggung jawab Beserta beban

Semoga bermanfaat

Rame lagi bahas pendidikan mahal

Sebetulnya mahal atau tidak mahal itu tergantung:

1 Apa yg didapat

Jika ilmu yg ditransfer itu mantap atau fasilitasnya jos gandos top
markotop, maka jgn katakan mahal Krn memang sesuai Ono
rego, ono rupo Lah ngasih makan anak di rmh aja sdh pernah
dihitung habis berapa sebulan? Blm yg lain-lain

2 Jenjang karir

Jika setelah biaya mahal itu lalu karir anak didik mjd baik, mulus
dan bagus Maka sebanding Jika ilmu dunia saja banyak yg mau
berkorban demi karir di masa depan anak, apa lagi ilmu Islam?

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
49

3 Mental

Untuk ini sangat bersifat subyektif Ada kok org mampu yg


sukanya gratisan, sebaliknya ada yg pas-pasan tapi jiwa juangnya
luar biasa buat pendidikan anak Ada jg yg pertengahan Semua
ini kembali kpd mental

Saran saya

Bagi yg keberatan soal biaya, cari saja sekolah yg murah lalu point
1 dan 2 orang tua ikut bertanggung-jawab di rmh Maksimalkan
dlm memanfaatkan fasilitas apapun asalkan tujuan dlm
mentransfer ilmu tercapai

Bagi yg the have, cobalah peka terhadap realita sosial Jika


uangnya berlebih, bisalah berikan subsidi silang kpd anak didik yg
pinter namun org tuanya kurang mampu

Saya org yg pro pendidikan murah dan berusaha mencari


alternatif transfer ilmu yg terbaik dgn cara minim budget,
seminim-minimnya Tapi kalau apa-apa yg diserang pihak sekolah,
ya silahkan didik anak sendiri di rmh aja Simpel Buat home
schooling Bisa kan?

Ada yang seakan membela tentang biaya pendidikan yang mahal


dengan perkataan Syu’bah rahimahullaah

“Barang siapa yang menuntut ilmu agama maka ia akan bangkrut”

Ini benar tapi tidak sesuai dengan keadaan waqi’ zaman now,

Jikalau ini disematkan kepada semisalnya Al-Imaam Bukhariy, An-


Nasa’iy, atau Abu Zur’ah dan selainnya atau bahkan Al-Imaam
Syu’bah rahimahumullaah yang berkeliling mengembara mencari

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
50

hadits dan ‘ilmu di Jazirah negeri islaam dari kampung


halamannya ini benar dan tepat guna

Tapi sebagaimana yang kita ketahui

Banyak pengajar-pengajar dengan biaya yang mahal ini pun jejak


pencarian ‘ilmu nya tidak bikin dia bangkrut malah dalam mencari
‘ilmu nya difasilitasi Uang kuliah gratis-Biaya Akomodasi-Uang
saku yang keluarganya pun dapat fasilitas umrah dan naik Haji
bukan???

Seharusnya yang benar adalah sebagaimana firman Allaah Ta’ala ;

َِٰ ‫قُ ِْل ما أسْألُكُ ِْم عليْ ِِه مِ نِْ أجْرِ إِ َِل منِْ شاءِ أنِْ يتَخِ ذِ إِل‬
ًِ ِ‫ى ربِ ِِه سب‬
‫يل‬

“Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu


dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan
kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan
nya ”

[Q S Al-Furqan : 57]

Karena tujuan dakwah itu hakikatnya mengharap Ridho Allaah


Ta’ala dengan cara yang benar dan hujjah yang nyata untuk
mengajak orang bertauhid kepada Allaah Ta’ala dan berittibaa’
pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam, bukan untuk tujuan
duniawi

Oleh karena itu,

Maka kita akan banyak mengetahui para salaf radliyallaahu


‘anhum kita tidak hanya “bangkrut” dalam mencari ‘ilmu akan
tetapi juga “bangkrut” dalam mengajarkannya, bukankah
begitu???

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
51

Lagi hangat lgi pembahasan "Sekolah / Pondok Sunnah Mahal"

Foto SS info salah satu pondok putri yg ada di Ciledug yg dibangun


diatas tanah pribadi & dana pribadi

Bangunan bagus , fasilitas ruang kelas, kamar & aula (dijadikan


mesjid) ber AC

Utk biaya hidup di Ciledug ini pondok insyaa Allah termasuk


termasuk terjangkau

Klw menurut temen2 gm ?

Masuk kategori yg mana ?

A Mahal

B Terjangkau

C Murah

Kategori harga tsb semua bersifat relatif krn kembali kpd kondisi
masing2 kita dan kita berusaha menjalankannya sesuai dgn
keadaan yg kita sanggup

Semoga semakin banyak lembaga pendidikan bermanhaj salaf yg


terjangkau

Semoga dimudahkan semua urusan kita

Aamiin

TOTAL BIAYA MASUK:

*Biaya masuk

: 15 000 000

**SPP ma'had Juli 2024 :

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
52

1 500 000

Total biaya masuk

: 16 500 000 (Dibayarkan setelah santriwati dinyatakan LULUS tes


seleksi)

*) Buku Diniyah u/1 tahun, Seragam 2 Buah, Kasur 1 Buah, Seprai


2 Buah, Ranjang, Lemari, Bantal 1 Buah, Peralatan Makan, Meja
Halaqah 1 Buah dan Gratis Biaya Bimbingan Belajar Umum u/1
tahun

**) Biaya Pendidikan, Makan Santriwati, Laundry (Maximal 20


Kg/Bulan Dan Operasional Bulanan Ma'had

***) Dibayarkan Setelah Santriwati Dinyatakan LULUS


Kelesuruhan Tes Seleksi

IJAZAH

Santri yang telah mentuntaskan Pendidikan mendapatkan Ijazah


Umum Formal, Ijazah Ma'had dan Ijazah Tahfizh

Kalau ana pribadi

Anak kita tidak usah muluk-muluk, seumuran SD-SMA cukup


mereka mutqin Al-Quran dan Lancar berbahasa arab saja, cukup
dua itu, setelah lulus SMA lepaskan dia ke negri yang banyak para
ulama suruh dia bermulazamah kepada Ulama, seperti ke arab
saudi, yaman, mesir dll, setelah 10-15 tahun bermulazamah
pulang ke indonesia berdakwah, inshallah dengan Umur 28-35th
anak-anak kita sudah matang didalam ilmu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
53

Insyallah dalam jangka waktu 10-15th bermulazamah rata-rata


ta’sil ilmu sudah dia kuasai, Seperti Aqidah, fikih, hadis, bahasa
arab, usul dll… walau tetap harus belajar sampai mati krn ilmu
agama itu sangat luas

Akan tetapi sebagian kita ingin anaknya lulus SMA sudah bisa jadi
mufti, lulus S1 dah bisa ini dan itu, ya tidak bisa, karena ilmu
agama itu sendiri ada tatacara didalam mempelajarinya, kalau
cara belajarnya berantakan walau dia sudah lulus s3 pun tetap
saja gopong ilmunya

Maka dari itu Para masyaikh kami di saudi salah satunya syaikh
‫ د إبراهيم بن صالح المحيميد‬pernah berkata : Banyak dari para penuntut
ilmu yang belajar sudah lama akan tetapi karena cara belajarnya
salah maka mereka samgat lemah dalam ilmu, krn dari awal
belajar mereka tidak memperhatian ta’sil didalam ilmu, tidak
belajar dari ilmu yg kecil, akan tetapi langsung meloncat kepada
perbeda-perbedaan pendapat para ulama yang mana itu belum
waktunya

Pondok pesantren di yaman gratis 100%

1 Para masyayikh di gaji oleh donatur ( kebanyakan gaji mereka


tidak mencukupi untuk kehidupan sebulan akan tetapi di cukup-
cukupi)

2 Makan santri juga dari donatur ( walau makanan seadanya,


kadang kalau mau jujur sangat belenek makannya seumur idup
itu-itu aja)

Makan pagi dua roti sama fasulia

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
54

Makan siang nasi sama lauk kentang gk di apa-apain ketangnya


cuma di rebus begitu aja, kadang lauknya kurma, seminggu sekali
dapat ayam ( pas dapat lauk ayam pokoknya sudah bahagia sekali)

Makan malam roti lagi sama fasulia

5 tahun antum di darul hadis 5 th juga makanan begitu gk


berubah-ubah

Akan tetapi masyayikh di yaman sangat qona’ah, mereka


mengajar santri dari pagi sampai malam, kekurnagan dunia tidak
pula menjadikan mereka sibuk memikirkan dunia

Para lulusan darul hadis juga banyak sekali yang bisa memberikan
manfaat untuk umat walau tidak bergelar

Adapun perluasan masjid atau asrama mereka tidak muluk-muluk,


kalau asrama tidak cukup yasudah di tolak dulu santri-santri yang
mau masuk belajar, di suruh ke darul hadis yg masih longar,
sampai Allah mudahkan mereka dgn di datangkan donatur yang
membangun asrama untuk para santri, maka ketika itu mereka
terima kembali murid-murid yg ingin belajar, bahkan sebagian
santri sampai menyewa rumah di luar krn tidak kebagian asarama,
akan tetapi sedikit yg bisa menyewa rumah di luar krn rata-rata
penuntut ilmu di yaman memang dari keluarga yang seadanya

Kalau antum membangun sekolah pakai uang pribadi kemudian


sppnya mahal sepertinya wajar-wajar aja

Akan tetapi pada awal merintis minta-minta ke Umat dgn alasan


sekolahan ini punya umat , kemudian ketika sudah jadi besar
malah berbeda haluan seolah-olah pesantren milik pribadi
meraup untung sebesar-besarnya, yang tadinya niatnya untuk

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
55

umat malah jadi umtuk orang-orang yang beduit saja, yang tadi
pakai motor sekarang pakai mobil mewah yang tadi rumahnya
biasa-biasa saja malah jadi luar biasa, yang tandinya prutnya kecil
malah jadi buncit hehehe, padahal dia tidak punya kerjaan kecuali
menjadi ketua sekolahan itu saja, ini kan masalah

Kita tidak mempermaslahakan SPP, krn memang harus ada untuk


gaji guru, makan santri dan keperluan-keperluan dakwah yg
lainnya

Yang di permaslahkan adalah ngambil untung terlalu gedenya itu


loh mas, antum mau dakwah atau mau berbisnis?

Adab dan akhlak paling menentukan seseorang tersebut akan


mendapatkan ilmu atau tidak

Susah sekali bagi orang yang tidak beradab dan berakhlak untuk
mendapatkan ilmu

Maka ajari anak kita akhlak dan adab dari sekarang

Setiap awal tahun pelajaran baru, sekolah² sunnah selalu menjadi


kambing hitam Kenapa tidak cari solusi gitu loh, masukkan
sekolah sesuai kemampuan orang tuanya saja, di rumah di ajari
lagi, sepekan minimal sekali ajak anak-anak kajian

Inget gak, antum dulu pertama tama kenal sunah pada usia
berapa ? Dah pada tua kan dan Alhamdulillah antum dapat
hidayah Nah ilmu antum sekarang gunakan untuk mendidik anak-
anak

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
56

Hidup itu mudah murah kenapa dipersulit !? Yg mahal itu gengsi


nya bro hehe

APA YANG ANTUM HARAPKAN DARI SEKOLAH SUNNAH !?

DILEMA BIAYA PENDIDIKAN ? APAKAH ADA SOLUSI ?

Rame bener yg nge-mention saya terkait gambar ini

Saya mau ngasih edukasi nih buat temen²

Setelah kami terjun langsung bikin Sekolah Gratis dan Rumah


Qur'an Gratis di beberapa cabang, terasa banget, berdarah-darah
biaya yg kami siapkan, namun insya Allah kami berkomitmen akan
tetap gratis bahkan anak² TK gratis kami dapet mukafaah, dan
buku² gratis

Banyak yg nanya juga, apakah kami dapat donasi dari luar negeri ?
Tentu saja tidak, satu²nya uang Kerajaan Arab Saudi yg "terpakai"
untuk operasional sekolah gratis yaitu mukafaah bulanan yg saya
terima dari kampus Lipia

Wah, apa jangan² dari donatur lokal makanya bisa bikin mendidik
ratusan orang secara gratis ?

Memang sih ada donasi dari kaum muslimin indonesia, tapi coba
deh kita lihat faktanya Saya pakai data terkini aja biar real, total
donasi yg masuk perbulan juni itu sekitar 4% dari total kebutuhan
seharusnya

4% bro berarti sisanya 96% siapa dong yg nge-cover ?

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
57

Menurut saya wajar, krn orang² pada ragu jadi donatur tetap di
sekolah gratis kami, "siapa nih Abu Musa al-Fadaniy ?, majhuul",
"ini sekolah manhajnya bener ga ?"

Ga usah jauh² deh, saya amati, dari ribuan follower akun saya,
sangat sedikit yg berkenan klik "share", saya hitung rata²nya
hanya 0 1% yg mau bantu share, ya wajar saya & sekolah gratis ini
dianggap "majhul", hehe

Makanya saya sering bilang ke temen², jangan ngandalin donasi,


kita fokus terus di sektor bisnis insya Allah bulan depan kami
mau nambah bisnis baru utk support sekolah gratis kami, yaitu
jajanan sosis telur ya harus gitu kalo bikin sekolah gratis

-------

Nah, dari penjelasan saya diatas semoga rekan² itu paham, buat
nge-running sekolah itu butuh biaya puluhan juta tiap bulannya,
bahkan sekolah negeri yg notabene gratis aja masih ada bayar
buku, uang praktik, dll

Realistis aja deh

Kalo anda cuma punya gaji dibawah 5 juta per bulan, jangan
paksakan nyekolahin anak di swasta, banyak kok yg gratis kalo
anda mau ikhtiar nyari, salah satunya kami, gratis 100%, tanpa
uang gedung, tanpa uang pangkal, tanpa uang buku, tanpa uang
baju, dll

Ada netizen yg nanya,

"Kalo antum bisa bikin sekolah gratis, harusnya sekolah² lain juga
bisa dong ?!:

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
58

Eits ga bisa gitu bro

Jangan jadikan standar org lain sebagai sebuah nilai mutlak

Sama halnya ga boleh anda memaksa anak anda harus rutin puasa
daud hanya krn anak org tetangga bisa rutin puasa daud

Saya bikin sekolah gratis ini krn berharap Allah Ta'ala


mengampuni dosa² saya dan investasi ketika saya berada di alam
barzakh jadi sekolah gratis ini memang sama sekali bukan profit
oriented dan Alhamdulillah murni atas taufiq dari Allah Ta'ala,
kami diberikan kemudahan

Maka ketika sekolah lain itu mencari profit, ga ada masalah, halal
kok, mereka kan butuh uang untuk gaji para guru, butuh uang
buat haji, dan ibadah² lainnya

=====

So,

Stop ngeluh ga berguna di sosmed nyalahin sekolah A, B, C itu


mahal Anda bukan pangsa pasarnya Pahami itu Sekolah gratis
ada, ngapain repot² ke sekolah berbayar mahal

Tapi emang dilema, sekolah gratis kami cabang surabaya tutup krn
org² pada ga percaya sama manhaj & kualitas kami

Padahal kami udah ikut pameran sekolah, bikin acara pengenalan


ngundang para ortu, tapi masih aja ga percaya sama manhaj
kami padahal tinggal baca buku² gratis yg saya tulis, bakal jelas
bagaimana manhaj kami selaku pengelola sekolah gratis, hehe

Akhuukum Fillah

~ al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
59

JANGAN DICELA TAPI COBA KASIH SOLUSI

1 Sebenarnya sekolah2 murah bahkan gratis sudah mulai banyak,


giat saja cari infonya

Walau mungkin sekolah murah atau gratis itu masih kecil dan
belum punya gedung megah dan lumayan jauh tempatnya Mau
murah

bahkan gratis memang harus berjuang lebih

2 Tidak semua anak harus masuk pesantren, sesuaikan dg


kemampuannya saja

Banyak juga anak tamatan pesantren yg tahfizh dan bahasa


Arabnya amburadul, tidak sesuai dg biaya besar yg sudah
dikeluarkan Tidak jaminan sekolah yg berbiaya besar itu pasti
lebih bagus apalagi sukses Gengsinya yg besar

Tidak semua orang harus dan bisa jadi ust

3 Klo jadi karyawan belum juga mencukupi, berusaha cari


penghasilan lain, peluang rezeki terbesar itu ada didagang, coba
mulai dagang dari yg ringan2 dulu, bisa juga jadi reseller Jangan
engan dan gengsinya yg besar apalagi banyak mengeluh,
disosmed lagi

Semoga sukses insya Allah

4 Coba orang2 kaya ditiap kota kumpul rembukan bikin sekolah


yang murah bahkan gratis Usaha kalian kan sudah banyak, nah
sekarang dakwahnya dg berusaha buka sekolah murah bahkan
gratis, bukan malah buka sekolah dg tujuan cari cuan besar juga

Walau tidak banyak org yg dermawan, bahkan semakin kaya


malah semakin pelit Sebaliknya banyak juga org yg sudah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
60

dibantu tidak tau berterima kasih bahkan malah mencela yg


sudah susah2 membantu

Semoga banyak para dermawan bi idznillah

Yang tidak kalah penting harus disadari : Para pengajar di sekolah


dan pesantren juga harus diayomi dg sejahtera, yg kebanyakan
pemasukannya hanya dari SPP santri Jangan minta sekolah
murah, tapi lupa dg kesejahteraan guru dan karyawan

Memang harus banyak melihat kebawah saudara2 kita di


didaerah perang disana jangankan untuk sekolah untuk makan
saja mereka sangat kesulitan

ADA SOLUSI LAIN

Hadanallah wa iyyaakum

ِ‫نسأل هللا السلمة و العافية‬

Sudut pandang lain : Saya bukan orang kaya dan mungkin bisa
dibilang tidak mampu jika harus mondokkan anak di pondok yang
mahal, tapi saya tidak menyalahkan sekolah orang pondok sunnah
yang mahal Seringnya kita menyalahkan karena kita melihat dari
sudut pandang orang tua yang berkeja mencari nafkah Berat
sekali rasanya

Lain hal nya jika melihat dari sudut pandang guru yang bekerja
untuk menjadikan shalih, menjadikan anak anak kita menjadi
hamba2 Allah yang yang bertaqwa, setiap hari yang dipikir
bagaimana para murid ini menjadi hamba Allah yang shalih Maka
kita akan katakan bahwa biaya pendidikan tersebut sesuai untuk
mereka, atau bahkan tidak sesuai jika dinilai dari beban
perjuangan mereka

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
61

Kok ndak ikhlas? Saya yakin insya allah para guru ini memiliki
keikhlasan yang luar biasa, melihat perjuangan mereka serta cara
cara yang mereka lakukan untuk mendidik

Dan satu lagi, para guru ini memiliki keluarga yang juga perlu
disejahterakan Agar semua para ahli ilmu dapat sibuk dan fokus
mengamalkan ilmunya, mereka perlu diberi kesejahteraan agar
fokus mereka tidak terpecah antara mencari maisyah untuk
keluarga dan memberi ilmu untuk anak anak kita

Coba dihitung biaya perbulan dengan fasilitas sedemikian rupa,


lauk makanan yang sedemikian rupa, listrik, air, dan gaji para
pengajarnya, ?

Jika kita tidak ingin mengeluarkan nafkah besar untuk membayar


ahli ilmu agar mengajarkan anak anak kita jalan surga yang begitu
mahal Maka jadilah anda orang tua yang berilmu sehingga bisa
mendidik anak anak anda sendiri tanpa harus membayar seorang
ahli ilmu dan semoga hal itu menjadi jariyah bagi anda di akhirat

Jangan sampai kita tidak berilmu, kemudian menginginkan ahli


ilmu mengajarkan anak anak kita, tapi kita tidak mau menghargai
perjuangan mereka Bisanya hanya protes kenapa begini dan
mengapa begitu

Sekolah di pondok pesantren itu 1 200 000 / bulan, mahal ?

Ayo kita berhitung :

Uang makan untuk 1 orang sekali makan biasanya Rp 12 000


(kalau masih ada nasi ampera 12 rb)

12 000 × 3 kali makan = 36 000

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
62

Dikali sebulan, 36 000 × 30 = 1 080 000

Sisa 120 000

Terus, uang asrama ? sewa ranjang ? sewa dapur ? sewa kamar


mandi ? sewa ruang belajar ? Listrik ? Air ? Gaji guru ? gaji musyrif
? biaya pengawasan ? perpustakaan ? uang sampah ? biaya
kerusakan sarpras ? Obat-obatan P3K ? buah ? sarana olahraga ?
Sarana pelatihan karakter? Dauroh? Seminar? dll

Gratis ?

Terus mahalnya di mana ?

Justru sebenarnya, kita sedang berhadapan dengan sekolah gratis,


kita hanya memikirkan uang makan untuk anak sendiri

Nah, uang makan itulah yang dikelola pondok pesantren dengan


pahit-pahitan, sehingga bisa tanggung semua yang pakai tanda
tanya di atas

Silahkan bandingkan dengan : Sekolah sambil nyewa kos-kosan

Lagi ramai yang mempermasalahkan Sekolah Sunnah yang


dianggap Mahal, yuk ngintip di sini, atau browsing aja di google,

Berikut estimasi biaya sekolah internasional berdasarkan


tingkatannya:

• Biaya Sekolah Internasional PAUD: Rp 30 - Rp 80 jutaan per


tahun

• Biaya Sekolah Internasional TK: Rp 80 juta - Rp 100 jutaan

• Biaya Sekolah Internasional SD: Rp 90 juta - Rp 120 jutaan per


tahun

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
63

• Biaya Sekolah Internasional SMP: mulai dari Rp 100 juta Rp 300


jutaan per tahun -

• Biaya Sekolah Internasional SMA: Rp 200 juta - Rp 400 jutaan


per tahun

Berapa modal orang-orang untuk mencari Dunia? Lalu bandingkan


dengan Sekolah yang bersungguh-sungguh mengajarkan untuk
Akhirat anak-anak kita

Ini contoh link nya :

https://www detik com/edu/sekolah/d-7189677/5-daftar-


sekolah-internasional-di-jakarta-selatan-dan-biayanya

Keluhan kita akan biaya sekolah tak membuat keadaan berubah,


tinggal sesuaikan saja antara kebutuhan sekolah dengan
kemampuan kita,

Ada yang di daerah perkotaan, butuh gedung permanen, fasilitas


mewah, AC, standar internasional, pengajar dari luar negeri,
kebutuhan harian yang tinggi, dll, sehingga biayanya mahal

Ada yang di daerah perkampungan, serba sederhana,


menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, sehingga
berbiaya murah

Silahkan dipilih saja sesuai kemampuan, tidak usah diributkan


Baarokallahu fiikum

Realita, Penghargaan sebagian masyarakat Terhadap Ilmu Agama


Masih rendah

Standar biaya untuk Ilmu Agama seharusnya adalah berbiaya


murah seperti TPA/MDA di kampung-kampung,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
64

Tetapi standar untuk biaya hidup di dunia adalah seperti


kehidupan artis-artis sinetron

Dunia lebih dicintai daripada akhirat

-- Tidak sedikit yang bertanya tentang info sekolah sunnah yang


murah bahkan yang full beasiswa alias gratis

-- Ada yang curhat tentang penghasilan bulanan orang tuanya


yang sulit menunjang kebutuhan anaknya di pondok, sehingga
putrinya dimasukkan ke pontren nahdiyyun

-- Ada yang minta saran & solusi ketika anaknya dimasukkan ke


sekolah umum dengan alasan ( sekolah/pondok ) begitu besar
dana awal masuk dan syariyyah bagi dirinya

-- Dan sklumit perihal demikian

Memang ingin sang anak berkualitas baik dan benar pendidikan


agama mereka nilainya mahal saat ini, dan itu fakta Ada
statement ' USTADZ SEKOLAH SUNNAH MAHAL - MAHAL YA ' Itu
ndak salah, mereka sedang membangun, mereka butuh biaya
opersional yang besar, mereka memberikan nilai fasilitas yang
high dan premium, mereka bisa juga karena branding yang besar
dan lain sebagainya Kitanya yang harus menyesuaikan, ya sudah
cari yang sesuai buget saja

Memang perjuangan banget untuk orang tua saat ini Meskipun


demikian orang tua harus bisa mengarahkan kepada edukasi
kebaikan diniyyah yang baik karena ini hal yang terpenting, dan
itu banyak bentuknya

Semoga Alloh memberikan kekuatan kepada kaki - kaki dan


punggung para orang tua dan Alloh mencatat sebagai jihad besar

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
65

dalam melakukan, mengarahkan dan memberikan nilai kebaikan


agaman kepada anandanya

AL AMR BI YADILLAH

Cerita belum usai -------

Ditengah mahalnya biaya pendidikan Yayasan bermanhaj Salaf


bahkan ada yang biaya spp bulanannya 3,7 juta/bulan, seharusnya
kita yang sudah mengetahui dan menyekolahkan anaknya di
ma’had yang terjangkau bahkan ada yang gratis, yang pengajarnya
hidupnya berkurangan, sepatutnya bagi yang punya cakupan
bisnis pribadi yang stabil untuk bantu pengajar-pengajar tersebut
ikut dalam circle bisnisnya,

Keikhlasan mereka dalam mengajarkan sunnah kepada anak kita


bahkan masih sempat untuk membuka halaqah kajian untuk kita,
itu tidak bisa diukur dengan materi, sudah seharusnya yang
bermateri membantu mereka untuk meningkatkan taraf
kehidupan mereka,

Ya sebagaimana dikatakan diawal,

Sekarang susah untuk menemukan pengajar yang ikhlas


mendakwahkan ‘ilmu, ber ittibaa’ pada As-Salafush Shalih yang
para Imaam kita terdahulu membuat halaqah ‘ilmu tanpa
dipungut biaya yang menghidupi kehidupan mereka dari bekerja
dan berniaga

Semoga para pengajar-pengajar yang ikhlas ini, Allaah Ta’ala


tingkatkan taraf hidup nya melalui para ikhwan yang punya
finansial yang mumpuni yang sadar akan keikhlasan para pengajar
ini

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
66

Semoga Presiden menteri Agama kelak diberikan hidayah dan


taufik dan juga pemahaman agama islam yang benar, semoga juga
Madrasah negeri kelak kurikulum dan sistem nya lebih mendekati
sunnah, supaya bisa terjangkau biaya pendidikan anak kami kelak

[ SPP Sekolah / Pesantren Mahal ]

Kali ini saya hanya ingin memberikan masukan / nasehat kepada


orang tua, wali santri

SPP Pesantren/sekolah itu tidak ada yang mahal karena semua


ada pangsa pasarnya

Kenapa ada kesan pesantren/sekolah biaya masuk dan SPPnya


mahal ?

Karena anda mengukur mahalnya sekolah/pesantren dengan


pemasukan anda

Padahal bagi orang-orang kaya sekolah tersebut biayanya tidaklah


mahal masih terjangkau

Justru orang - orang kaya itu ragu memasukan anaknya ke


pesantren yang berbiaya murah karena mereka khawatir anak
mereka tidak nyaman tempat tinggalnya, tidak mewah
makanannya, tidak lux fasilitasnya

Jadi stop bilang sekolah mahal hanya karena uang anda sedikit,
bukan sekolahnya yang mahal tapi memang anda yang tidak
cukup uang,

Jangan ukur baju orang lain dengan badan anda

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
67

Coba gesit cari info sekolah/pesantren murah, keberadaannya


masih sangat banyak bahkan yang gratis pun masih ada

Tapi ya fasilitas seadanya karena memang gratis

Jangan ingin masukan anak ke sekolah/pesantren elit selangit tapi


biaya masuk dan SPP maunya irit !

Ya gak bisa gitu lah pak/bu

Sesuaikanlah sekolah/pesantren anak anda dengan isi dompet


anda, agar anda tidak mudah menyalahkan pengelola
pesantren/sekolah yang menetapkan biaya tinggi, karena biaya
masuk dan SPP tinggi biasanya juga biaya pengeluaran
operasionalnya tinggi

Lagian juga biaya pendidikan anak itu jangan dianggap kos


pengeluaran, tapi anggap sebagai investasi

Bahkan investasi terbaik anda adalah ketika membiayai


pendidikan anak, bayangkan ketika anda sudah mati dan dikubur
nanti pahala dari bacaan al quran anak anda akan tetap mengalir
kepada anda, demikian juga semua amal sholeh yang anak anda
kerjakan setelah kematian anda, bukankah ini investasi yang
paling baik ?!

Terakhir

Sebagai sesama kaum laki-laki saya nasehatkan jadilah ayah dan


suami yang tangguh!

Jangan jadi pecundang!

Jangan malas kerja, jangan malas dagang dan usaha

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
68

Anda ingin anak rajin belajar di sekolah/pesantren sedangkan


anda sendiri malas kerja atau dagang, kerjanya cuma nonton tv,
scroll video FB atau Instagram, nongkrong ngopi dan mancing

Bagi yang sudah punya kerja hendaknya semangat cari tambahan


demikian juga yang dagang hendaknya perluas dan kembangakan
dagangannya dengan tujuan agar bisa menyekolahkan anak
ditempat yang terbaik menurut anda

Bagi suami/ayah pemalas dan pecundang maka biaya


sekolah/pesantren semurah apapun tetap tidak sanggup mereka
bayar, mereka maunya sekolah gratis terima beres bahkan klo
perlu sekolahnya yang kasih jajan anaknya

Jadilah orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan


anak jangan jadi orang tua pecundang yang malas kerja dan
maunya terima beres urusan pendidikan anak

Bangun, kerja sana!

badan masih sehat tapi hobinya tiduran, nongkrong ngopi, scroll


video fb, mancing, kemudian ketika saatnya anak masuk sekolah
ngeluh SPP PESANTREN/SEKOLAH MAHAL

Ayahnya Muallim

[Masih Tentang Biaya Sekolah/Pesantren]

Saya mau membangun pesantren megah, fasilitas layaknya hotel


bintang 5, semua ruangan ada pendingin AC sampai toilet pun
saya mau pasang AC

📌 Sarapan santri dan guru dengan buah-buahan segar, susu dan


kopi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
69

📌 Makan siang tiap hari dengan menu daging sapi, daging ayam,
daging ikan, daging kambing, minumnya jus buah

📌 Makan malam dengan nasi kebuli kambing minumnya air


rendaman buah

Gaji guru minimal UMR setempat, dan UMR tempat saya tinggal di
Karawang adalah yang tertinggi seIndonesia yaitu Rp5 257 835

Semua guru dapat makan 3 kali sehari dan rumah investaris


selama mengabdi

Dan yang terpenting saya mau pondok tersebut GRATIS 100%


bahkan santri dapat uang saku selama masa pendidikan, jadi
bapaknya dirumah cukup mancing, nonton tv dan makan tidur aja
kerjanya

Gak perlu pusing urusan biaya pendidikan anak, bahkan beasiswa


uang saku anaknya di pesantren bisa untuk kirim beli kopi dan
umpan pancing bapaknya di rumah

Udah ah

Kejauhan mimpinya, keenakan orang tua yang gak tanggung


jawab, mereka yang enak bikin anak eh gue yang sibuk cari makan
dan ngasih pendidikan anaknya

Padahal tanggung jawab ngasih makan dan pendidikan anak itu


sama orang tuanya bukan sama ustadznya

Sedikit cerita ya

Dulu sempat lakukan survey beberapa sekolah yang ada embel


sunnahnya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
70

Kami mengajar di sana dari yang tahunan hingga bulanan di


beberapa sekolah

Sekolah yang awal-awal di rintis dengan penuh perjuanga


pendahulunya

Di awal2 MasyaAllah

Berkahnya begitu terasa

Ada yang ngajar dari pagi sampai sore hanya di beri infaq atau
apapun namanya 1 2 juta/ bulan MasyaAllah sdh sangat nikmat

Padahal sekolah kami mengabdi di jakarta

Tau sendiri hidup di ibukota biayanya berapa, kontrakan, makan


dll berapa

Tetapi Alhamdulillah terasa cukup bahkan lebih

Padahal klw di fikir biaya kontrakan, makan dll tdk menutupi

Tetapi ada saja dapat tambahan seperti privat dll

Beras dan lauk mentah di beri dari pengurus yayasan awal

Karena melihat anak2 nilai semangat, akhlak, kesholehannya,


itulah bayaran lelah kita

Di zaman kami murid yang kls 3 sd pun sdh dapat target hafalan 3-
4 juz mutqin

Shalat shubuh yang rumahnya dekat kami datang lalu ba'dah


shubuh kita halaqah tahfidz

Pagi sekolah sampai siang

Sore datang lagi belajar bahasa arab secara privat

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
71

Akhlaknya MasyaAllah

Satu dari mereka aja kalau Bahasa agak ksar

Itu jadi aib satu sekolah

Berjalan beberapa tahun dan mulai punya nama

Lalu datanglah namanya target akreditasi wajib di ikuti

Akhirnya pola pendidikan islam yang di terapkan di awal sudah


mulai terkikis nilai da'wahnya

Guru harus linear, bersertifikasi hingga adanya peralihan guru


yang tadinya mereka perintis siap berjuang dari awal merintis
terkikis alasan tdk linear, bukan s1 dll

Mulai dari rombakan anggota yayasan yang backround nya bukan


pendidikan islami tetapi beralasan management

Dapat pluang bsar di sekolah islam ya gtulah akhirnya visi misi


awal di bangun berubah arah

Nilai 2 bisnis sudah mulai masuk

Konsep pendidikan sunnah/ islami pun terkikis

Akhirnya nilai2 umum mulai masuk dan terkikis konsep da'wah

nilai visi misi awal yang terkenal dan condong ke tahfidz dan
beberapa ilmu syar'i sedikit demi sedikit hilang

Di tambah kurikulum sekarang lebih condong ke administrasi,


tuntunan ini itu

Jadinya setiap kerjaan harus di hitung dengan uang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
72

Dan mulai ada gesekan antara guru yang memang besiknya


pengajar tetapi Qodarulloh tidak di akui secara formalitas karena
hanya Lulusan pesantren dengan guru2 alumni Perguruan tinggi
umum tetapi jurusan pendidikan agama islam

Dari segi akhlak, kualitas ibadah ngaji dll kurang antara keduanya
jauh

Karena alasan administrasi maka yang linearlah yang di


prioritaskan

Pemikiran dari kampus dengan metode pendidikan umum mulai


di masukan

Akhirnya yang real di awal adalah bentuk da'wah, ta'awun dalam


biaya pendidikan berubah ke arah karena alasan profesional,
akreditasi, kesejahteraan dll

Jauh berjalan awalnya gratis, banyak simpatisan dan donatur


bayar tidak mahal lalu mahal lalu yang tidak mampu tdk bisa
berbuat apa2

Begitu kira2 rangkaian nya

Saya pelaku sebagai perintis

Bagaimana setelah berjuang lalu di gantikan yang lebih mapan


menurutnya

Sampai dulu di cap keluar dari sini antum hubbudunya

Kabarnya sekarang biaya msuk MasyaAllah

Kami tetap yang dituduh Alhamdulillah istiqomah berda'wah dan


Alhamdulillah masih bisa mengembang amanah pendidikan gratis

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
73

yang saat ini jadi alternatif bagi yang ingin sekolah tetapi
terkendala di biaya

Dulu kami rela di beri bulanan di angka ya bgitulah

Selang pergantian pemain

Jangankan 2 jutaan

3 jutaan/ bulan pun ketika ada tambahan tugas mereka masih


menawar lebih tinggi dengan alasan profesional

Semoga di nilai uang

Harus ada anggarannya

Padahal asas awal di dirikan sekolah ini adalah real da'wah dan
saling ta'wun terutama beberapa jama'ah yang ekonomi nya pas
pasan yang penting masih bisa menikmati sekolah swasta islam

Kini tinggal cerita

Masih ada sebagian tempat tetapi sudah jarang

Tidak memukul rata

Tetapi kejadian seperti yang kami share benar adanya dan bukan
terhitung jari tetapi lumayan banyak

Semoga Allah memudahkan anak cucu kita masuk ke sekolah


islam yang terjangkau sesuai kemampuan

GRATIS ATAU BAYAR ?

BAYAR MURAH ATAU BAYAR MAHAL ?

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
74

Saya termasuk pemula dalam mengelola pondok, alhamdulillah


sudah mendapati 1001 macam santri dengan berbagai macam
latar belakang keluarga,

Dulu ketika kami menuntut ilmu di gratiskan pondok pesantren,


mayoritas dari kami menunjukkan semangat belajar dan siap
mengeluarkan tenaga untuk membantu pondok, ntah itu bantu
mengasuh, bantu ngajar, bantu nukang dll, tidak ada yg kami
harapkan melainkan ilmu dan keberkahan dari guru

sekarang banyak dari santri yang diberikan keringanan & gratis,


tidak punya semangat belajar, kurang adab, kadang melanggar
peraturan, kalau bisa makan terjamin, kitab terjamin, ada
ijazahnya, banyak sekali tuntutan

iya benar pondok dibangun dengan donasi & uang ummat, tapi
ingat Biaya makan dan biaya belajar santri yg gratis itu juga uang
ummat maka keduanya punya amanah & tanggung jawab yang
sama

Setiap pondok saya yakin pasti memberikan beasiswa, baik


pengurangan biaya maupun gratis, tapi mereka tidak koar-
koar kami gratiskan sekian orang loh !!!

Tidak akan bisa merasakan perkara ini kecuali yang pernah


mengelola pondok terlebih yang merintis dari 0

Maka nasehat kami :

1 Carilah pondok yang sesuai kemampuan anda tanpa


menyalahkan pihak manapun

2 Banyak - banyak baca perjuangan para salaf dalam menuntut


ilmu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
75

- Syu’bah bin Hajjaj berkata,

ِ ‫منِْ طلبِ الْحدِيثِ أفْل‬


‫س‬

“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka


akan bangkrut” [Jaami’u bayaanil ‘ilmi wa fadhlihi I/410 no 597]

- Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

ِ‫ب الْ ِعلْ ِِم ِإلِ ِل ُمفْ ِلس‬ ُِ ُ‫صل‬


ُِ ‫ح طل‬ ْ ‫لِ ي‬

“Tidak layak bagi orang yang menuntut ilmu kecuali orang yang
siap miskin/bangkrut” [Al-Jami’ liakhlaqir rawi, 1/104 no 71]

- Ibnu Al-Qasim berkata,

‫ ثم مالت‬،‫ أفضى بمالك طلب العلمِ إلى أن نقض سقف بيته فباع خشبه‬:‫قال ابن القاسم‬
‫عليه الدنيِا‬

“Mencari ilmu juga menyebabkan Imam Malik membongkar atap


rumahnya dan menjual kayunya Kemudian setelah itu dunia
berdatangan kepadanya ” [Tartibul Madarik 1/31]

- Al-Khatib al-Baghdadi membawakan riwayat,

‫ حتى التجأ إلى أن باع سقف‬،‫ق ابن عائشة على إخوانه أربع مائة ألف دينار في هللا‬
ِ ‫أنف‬
‫بيت ِه‬

“Ibnu Aisyah membelanjakan harta untuk saudara-saudaranya


sebanyak empat ratus dinar, hingga ia menjual atap rumahnya ”
[Tarikh Baghdadi 12/17]

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Saya menulis ini karena saya sudah merasakan berada di dua


pihak :

- Saya pernah digratiskan oleh pondok

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
76

- dan Saya saat ini mengelola pondok

Pondok tidak sekejam itu wahai sodaraku, kalau memang ingin


keringanan biaya biacarakan baik-baik ke pondok, dan siapkan
mental anda & anak anda karena anak anda juga makan uang
ummat

‫إنه ولي ذالك و القادر علي ِه‬

Agak aneh, geli juga, lihat yg memPOV status tentang PENDAPAT


PRIBADI, PILIHAN PRIBADI berdasarkan PENGALAMAN PRIBADI
seseikhwan yg qodarullah tidak mampu lagi menyekolahkan
anaknya di sesekolah sunnah Sudah jelas tidak ada unsur MENG
GENERALISIR semua sekolah sunnah seperti itu Sah-sah saja
mereka punya pendapat begitu, sebagaimana yg lain juga sah- sah
saja punya pendapat yg berbeda

Segala di dramatisasi seolah akan memberi dampak negatif,


mempengaruhi umat , suudzon lah, hrs tabayun lah

Padahal secara pribadi ana sendiri tau bagaimana jatuh


bangunnya sebuah pondok sunnah yg amanah , berdiri &
menjalankan sunnah , krn Alhamdulillah suami ana termasuk
dalam bagian pendiri sebuah pondok sunnah Jadi masalah
operasional pondok, gaji para pengajar dan segala polemik
didalamnya sedikit banyak ana tau Termasuk ketika suami ana
terpaksa jadi satpam agar tetap dapat gaji disaat pandemi ,
sementara pondok tidak bisa menggaji pengajar

Apa pantas dengan kondisi seperti itu, ana menyamaratakan


semua pondok sunnah itu sama ?

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
77

Dan memang , secara traumatis ana sendiri juga pernah


mengalami dikecewakan pondok yg tidak amanah, yg
menggunakan kata sunnah tapi orang2 nya tidak menjalankan
amanah dng baik Dan itu fakta Itu terjadi & benar adanya

Jadi jika ada yg mempunyai pilihan sendiri , gk usah sok bijaksana


pijak sini Segala reshare dengan mencoret status orang, seolah
derajat keilmuan sudah tinggi & merasa pantas bantah sana sini
semua status yg berseberangan dng pikirannya

Allahu yahdikum

Sering wali santri menghadap ana untuk minta anaknya


dibebaskan biaya mondok karena tidak mampu secara ekonomi

Biasanya ana nggak langsung menolak dan juga tidak langsung


mengiyakan sebab justru bisa membuat wali santri kurang
bertanggung jawab terhadap anaknya

Tapi ana ajak mikir bareng bagaimana anaknya bisa tetap mondok
belajar,

Kalau masih tetap merasa berat, ana bilang saja, "Gini aja pak ,
anak bapak ini kan di rumah juga makan , bagaimana kalau biaya
makan di rumah dipindah ke sini, untuk yang lain² bisa kami
carikan, tapi untuk makan tetap tanggung jawab bapak"

Kalau mau berhitung dengan teliti mondok itu murah daripada


sekolah diluar yang masih harus mikir uang bensin,uang saku,
belum lagi nanti minta hp, ilmu agama yang kurang dan seabrek
permasalahan akibat pergaulan yang tidak terkontrol lainnya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
78

Pesantren relatif lebih mahal sih wajar saja, tinggal kitanya aja
yang mau kerja keras naikan pendapatan atau cari sekolah lainnya
yang cocok bagi kantong kita daripada ngeluh gak hasilin solusi

Ada yang karena biaya tetap sekolahkan anaknya di sekolah


negeri, tapi sepulang sekolah dikasih edukasi tambahan jika ada
yang keliru di sekolah, terutama masalah pergaulan Semua ada
plus minusnya

Yang gratis pun sebenarnya ada, nih contoh salah satu modul
belajar yg dipakai sekolah gratis yang dikelola Abu Musa Al-
Fadaniy

Silahkan unduh, ada di karyatulis sahabattauhid com

Kalau ingin biaya sekolah seperti keinginan sendiri, buka sekolah


sendiri aja Nanti juga tahu sendiri bgmn dinamika biayanya

Seorang ustadz bercerita, bahwa dulu ada kawannya yang


mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan sekolah Islam Lalu
kawannya itu membuat sekolah gratis bersama orang-orang yang
seide dengannya Setiap bulan guru keluar dan masuk, datang dan
pergi, karena gaji gurunya hanya 450 000, sementara kontrakan
500 000 sebulan

Waktu berlalu, akhirnya sekolah itupun berbayar dan lebih mahal


dari sekolah yang dulu dituduhnya mahal

Kalau merujuk kepada Al Qur'an dan As Sunnah,

pendidikan agama yang paling utama bagi anak itu, sebenarnya


semua akan kembali berporos kepada nasehat Luqmanul Hakim

Yakni :

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
79

1 Pendidikan agar hanya beribadah kepada Allah saja, dan jangan


sekali-kali melakukan kesyirikan

Ini sebagaimana pengajaran anak yang paling ditekankan,


sebagaimana yang Allah abadikan di dalam surat Luqman

2 Mendidik agar anak sholat

3 Nasehat agar berbuat ihsan kepada kedua orang tua, walaupun


mungkin mereka berbeda agama

4 Pendidikan nahi munkar, sabar, jangan sombong, dan segala


sesuatunya itu pasti akan ada balasannya dari Allah Dengan kata
lain, pelajaran adab

Sudah itu saja Itu yang pokok Simple

Orang tua nggak dibebani harus bisa ngajarin bahasa Arab Harus
bisa ngajarin fiqh Ataupun lain lain

Andaikata bisa ngajarin, maka itu bagus Tapi andaikata nggak


bisa pun, nggak ada masalah

Yang penting pendidikan pokok bagi anak, sebagaimana yang


ditekankan oleh Luqmanul Hakim, terpenuhi

***

Sekarang ngajarin empat hal itu,

apakah hanya bisa diajarkan dengan cara memasukkan ke sekolah


sunnah?

Emang orang tuanya nggak bisa ngajarin sendiri apa? Wong


gampang gitu kok

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
80

Kalau orang tuanya dalam sehari-hari biasa mengamalkan 4 hal


itu Sudah menjadi kebiasaan dan mendarah daging Maka akan
relatif mudah mengajarkan nya kepada anaknya

Karena dalam agama, yang pokok pokok dan yang penting penting
itu sebenarnya yang paling mudah

Kalau yang susah susah, itu justru malah yang kurang penting
Sesuatu yang tidak perlu dijadikan prioritas utama

Maka fenomena memaksakan diri berambisi menyekolahkan anak


ke sekolah sunnah Bahkan kadang sambil komplen jika biayanya
mahal Maka itu menurut saya aneh

Memang apa nggak pernah belajar apa yang dituntut Islam dalam
mendidik anak, atau gimana?

Memang ketika baca QS Luqman hanya sambil lalu saja, asal baca
dan nggak mudeng artinya, atau gimana?

Inilah resiko orang tua yang kurang ilmu Hal yang mudah dibikin
jadi rumit

***

Jadi kalau misal berat untuk menyekolahkan anak ke sekolah


sunnah karena faktor biaya Maka ya nggak usah dipaksain

Fokus saja kepada pokok cara pendidikan Luqmanul Hakim


Sampai diabadikan di dalam Al Qur'an lho itu

Dan saya rasa, fokus pendidikan Luqmanul Hakim itu lebih


merupakan tugas dan tanggung jawab keluarga Terutama ayah
dengan dibantu ibunya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
81

Bukan hal yang bisa di outsourcing kan, bisa dilempar tugasnya,


suruh ke sekolah yang ngajarin

Ngga gitu konsepnya

Sekolah itu fokusnya hanya untuk mengikuti program pemerintah


"wajar" (wajib belajar) 12 tahun saja

SUDAH BERAPA HARTA KITA KELUAR UNTUK ILMU AGAMA?

Mungkin perlu komunikasi yang baik dengan pihak


sekolah/pondok jika merasa biaya agak mahal Mereka pun ikhlas
mengurus sekolah

dan setahu kami, gaji para pengurus dan guru itu (yah, diketahui
lah secara umum, pen) (alhamdulillah 'ala kulli hal) Jika perlu,
kita bantu sekolah dengan apa yang bisa kita bantu

Untuk kursus bahasa Inggris, orang tua tidak sungkan merogoh


kocek yang tidak sedikit Bahkan jika perlu anak didorong untuk
les privat berbagai pelajaran sulit dengan mendatangkan guru
terbaik dengan bayaran yang “wah” Untuk bisa masuk perguruan
tinggi bonafit, berapapun akan keluar dana yang dimiliki, apalagi
untuk jurusan yang sudah menjadi idaman orang tua, yang bisa
membuat bangga dan merasa masa depan anak akan terjamin

Akan tetapi, sangat jarang kita melihat orang yang mengeluarkan


harta untuk mempelajari ilmu agama, mendatangakan guru privat
agar anaknya bisa membaca Al-Quran dan memiliki hapalan yang
banyak, memiliki suara yang bagus ketika melantunkan ayat suci
Al-Quran Atau mendatangkan guru agar anaknya bisa belajar
bahasa Arab, bahasa Al-Quran dan agama Islam Bahkan beberapa
sarana ilmu seperti ini terkadang gratis tanpa biaya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
82

Yang herannya lagi, ketika ada pengajian atau daurah ilmu dimana
beberapa orang diminta untuk membayar uang pendaftaran
Maka rasanya seperti keberatan, padahal terkadang uang itu
untuk mereka juga, seperti makalah, snack, peminjaman tempat
dan lain-lain Seharusnya kita berkorban sedikit harta dengan
untuk mencari ilmu Jika dibandingkan dengan para salaf maka
kita sangat jauh Mereka mengorbankan segalanya begitu juga
harta, sampai-sampai ada ungkapan,

‫من طلب علم الحديث أفلس‬

“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka


akan bangkrut/jatuh miskin”

Meskipun tidak sepenuhnya benar akan tetapi, demikianlah


beberapa ulama dalam perjalanan mereka menuntut ilmu Yang
cukup terkenal adalah kisah ulama menuntut ilmu sampai-sampai
harus menjual atap rumah mereka

Ibnu Al-Qasim rahimahullah berkata,

‫ ثم مالت‬،‫ أفضى بمالك طلب العلمِ إلى أن نقض سقف بيته فباع خشبه‬:‫قال ابن القاسم‬
‫عليه الدنيِا‬

“Mencari ilmu juga menyebabkan Imam Malik membongkar atap


rumahnya dan menjual kayunya Kemudian setelah itu dunia
berdatangan kepadanya ”[1]

Al-Khatib al-Baghdadi rahimahullah membawakan riwayat,

‫ حتى التجأ إلى أن باع سقف‬،‫ق ابن عائشة على إخوانه أربع مائة ألف دينار في هللا‬
ِ ‫أنف‬
‫بيت ِه‬

“Ibnu Aisyah membelanjakan harta untuk saudara-saudaranya


sebanyak empat ratus dinar, hingga ia menjual atap rumahnya ”[2]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
83

Ibnu ‘Adi berkata mengisahkan tentang Yahya Ibnu Ma’in


rahimahumallah,

‫ فأنفقه كله على‬،‫ فخلف ليحيى ابنه ألف ألف درهم‬،‫ فمات‬،‫كان معين على خراج الري‬
‫ق له نعل يلبسه‬
ِ ‫الحديث حتى لم يب‬

“Ma’in [Ayah Yahya Ibnu Ma’in] terkena radang tenggorokan,


kemudian meninggal, ia mewariskan untuk Yahya Ibnu Ma’in
sebanyak 1 000 000 dirham, maka ia habiskan seluruhnya untuk
mencari hadits sampai-sampai tidak ada yang tersisa kecuali
sandal yang ia pakai ”[3]

Muhammad bin Salam rahimahullah berkata,

‫ وليت ما أنفقت في طلبه‬،‫ وأنفقت في نشره أربعين ألفا‬،‫أنفقت في طلب العلم أربعين ألفا‬
ِ‫كان في نشره‬

“Aku ketika menuntut ilmu menghabiskan 40 000 dan untuk


menyebarkannya 40 000, sekiranya kuhabiskan ketika
mencarinya, kuhabiskan ketika menyebarkannya ”[4]

Demikianlah seharusnya bagi seorang penuntut ilmu agama,


hendaknya mau mengorbankan sedikit harta untuk memperoleh
ilmu, lebih baik lagi jika mau menyumbangkan harta tanpa
diminta

Demikian semoga bermanfaat

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa


shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa
sallam

Penyusun: Ustadz dr Raehanul Bahraen Hafizhahullah

Artikel www muslimafiyah com

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
84

https://www facebook com/share/1bxdanFCoZEhH5Ce/?mibextid


=oFDknk

[1] Tartibul Madarik 1/31, Syamilah

[2] Tarikh Baghdadi 12/17, Darul Gharbil Islami, Beirut, cet I, 1422
H, syamilah

[3] Siyar A’lam An-Nubala 21/85, Muassasah Risalah, syamilah

[4] idem

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
85

Kemana Menyekolahkan Anak?

Al-Ustadz Aunur Rofiq Ghufron

ِِ ‫يعْل ُمونِ ظاه ًِرا مِ نِ الْحيا ِِة ال ُّدنْيا وهُ ِْم ع‬


ِ‫ن ْاآلخِ ر ِِة هُ ِْم غافِلُون‬

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan


dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai”
[Ar-Rum/30 : 7]

Ayat diatas merupakan peringatan keras bagi orang yang hanya


mementingkan urusan dunia sedangkan urusan akhiratnya
dilupakan Contohnya pada bulan-bulan ini, sebagian besar orang
tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada lembaga
pendidikan yang berorientasi dunia belaka, sedangkan masalah
aqidah, manhaj, adab dan keselamatan di dunia dan akhirat
diabaikan

Perhatian mereka hanya berfokus kepada sekolah yang bisa


mengantarkan anaknya menjadi cerdas dan cepat dalam
pekerjaan Prinsip ini bukan hanya ada pada orang awam saja,
tetapi tokoh agama dan da’i yang menggebu-gebu membela Islam
lebih senang menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan
umum yang tidak jelas aqidah dan manhajnya daripada
menyekolahkan anaknya di pesantren yang dikelola menurut
Sunnah

Bahkan mereka ragu dan was-was bila anaknya masuk pesantren


karena tidak diterima di sekolah umum Mereka khawatir masa
depan anaknya suram, tidak bertitelkan sarjana, tidak diterima
sebagai pegawai negeri, tidak bisa mencari rezeki, dan alasan
lainnya

Inilah kondisi umat Islam pada umumnya, bahkan ada yang


sampai hati memarahi anaknya dan tidak memberi nafkah kepada

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
86

anaknya bila mereka putus kuliah karena ingin mencari ilmu


Dienul Islam di pesantren, lantaran dianggapnya durhaka kepada
orang tua Mereka tidak mau bertanya mengapa anaknya keluar
dari bangku kuliah Bahkan bila hal itu terjadi pada putrinya, maka
diusir dari rumah, apalagi jika memakai cadar atau hijab muslimah
dituduhnya mengikuti aliran keras dan semisalnya, karena orang
tua merasa hina dan malu kepada tetangga dan temannya

Selanjutnya, agar kita tidak dikuasai oleh hawa nafsu yang selalu
sesat dan menyesatkan, khususnya menghadapi keberadaan umat
Islam berkenaan dengan dunia pendidikan, mari kita pelajari
keterangan ayat diatas sesuai dengan pemahaman ulama Sunnah
dan mari kita telaah bagaimana seharusnya kita mendidik anak,
agar menjadi anak yang shalih, bermanfaat untuk dirinya, orang
tua dan umat

Tafsir Ayat Secara Umum

Memahami ayat menurut pemahaman ulama Salaf sangat penting


bagi setiap umat Islam yang ingin bersatu dan tidak berpecah-
belah, karena ahli bid’ah, orang musyrik, dan harakiyyin umumnya
mereka tidak berselisih tentang berdalil Al-Qur’an dan As-Sunnah,
akan tetapi berselisih tentang rujukan memahaminya oleh karena
itu, di antara ushul Ahli Sunnah –sebagaimana yang disebutkan
oleh Imam Ahmad rahimahullah- yang pertama ialah berpegang
teguh kepada ilmu dan pemahaman shahabat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam[1]

Adapun sebagian ulama Sunnah menafsirkan ayat ini sebagai


berikut

Ibnu Jarir rahimahullah berkata : “Allah mengkhabarkan orang


yang mendustakan kebenaran berita Allah itu tahu, bahwa bangsa
Romawi diberi kemampuan oleh Allah untuk mengalahkan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
87

kerajaan Persia, karena mereka memiliki kekuatan duniawi dan


pengaturan ekonomi yang baik, akan tetapi bangsa ini lupa tidak
memikirkan keselamatan dirinya besok pada hari kiamat” [Tafsir
Ath-Thabari 21/16]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Umumnya manusia tidak


memiliki ilmu melainkan ilmu duniawi Memang mereka maju
dalam bidang usaha, akan tetapi hati mereka tertutup, tidak bisa
mempelajari ilmu Dienul Islam untuk kebahagiaan akhirat
mereka” [Tafsir Ibnu Katsir 3/428]

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata : “Adapun


orang yang mengandalkan akalnya belaka serta sibuk dengan ilmu
duniawi sehingga mereka berani berfatwa dan mengajar umat,
mereka itu tergolong firman Allah di dalam surat Ar-Rum ayat 7
Itu semua karena ambisi kenikmatan duniawi Seandainya mereka
bersedia hidup sederhana dan mengingat urusan akhiratnya, mau
menasihati diri dan umat, tentu mereka akan berpegang kepada
wahyui Ilahi yuang diturunkan kepada Rasul-Nya” [Tafsir Ibnu
Rajab Al-Hanbali 1/420]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata :


“Pikiran mereka hanya terpusat kepada urusan dunia sehingga
lupa urusan akhiratnya Mereka tidak berharap masuk surga dan
tidak takut neraka Inilah tanda kehancuran mereka, bahkan
dengan otaknya mereka bingung dan gila Usaha mereka memang
menakjubkan seperti membuat atom, listrik, angkutan darat, laut
dan udara Sungguh menakjubkan pikiran mereka, seolah-olah
tidak ada manusia yang mampu menandinginya, sehingga orang
lain menurut pandangan mereka adalah hina

Akan tetapi ingatlah ! Mereka itu orang yang paling bodoh dalam
urusan akhirat dan tidak tahu bahwa kepandaiannya akan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
88

merusak dirinya Yang tahu kehancuran mereka adalah insan yang


beriman dan berilmu Mereka itu bingung karena menyesatkan
dirinya sendiri Itulah hukuman Allah bagi orang yang melalaikan
urusan akhiratnya, akan dilalaikan oleh Allah Azza wa Jalla dan
tergolong orang fasik Andaikan mereka mau berpikir bahwa
semua itu adalah pemberian Allah Azza wa Jalla dan kenikmatan
itu disertai dengan iman, tentu hidup mereka bahagia Akan tetapi
lantaran dasarnya yang salah, mengingkari karunia Allah, tidaklah
kemajuan urusan dunia mereka melainkan untuk merusak dirinya
sendiri” [Taisir Karimir Rahman 4/75]

Selaku orang tua yang mendapat hidayah dari Allah Jalla Jalaluhu
tentu akan dapat mengambil faedah dari ayat diatas beserta
keterangannya untuk menentukan sikap, ke mana anak
disekolahkan? Dan agar menyadari bahwa kebahagiaan hidup
bukanlah sebagaiman yang dibayangkan oleh orang secara umum
dan bukan yang diimpikan oleh orang kafir yang tidak mau
mengenal melainkan ilmu urusan dunia belaka

Penjabaran Makna Ayat

Surat Ar-Rum ayat 7, ini mendapat perhatian serius oleh ulama


Sunnah Karena itu, marilah kita menelaah fatwa mereka, agar
kita dapat mengambil faedah untuk meluruskan tujuan hidup dan
selamat dari siksa-Nya

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata : “Mereka itu hanya


pandai mencari rezeki, seperti kapan bercocok tanam, kapan
mengetam dan cara menimbunnya, dan pandai membangun
gedung yang mewah Akan tetapi, mereka itu bodoh dalam
urusan akhiratnya” [Tafsir Ath-Thabari 21/23]

Hasan bin Ali rahimahullah berkata : “Karena kepandaian dalam


urusan dunia, dia mampu menimbang dirham di atas kukunya dan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
89

tahu berat timbangannya, akan tetapi dia tidak pandai


mengerjakan shalat” [Ad-Durrul Mantsur 6/483]

Mujahid rahimahullah berkata : “Orang kafir itu gembira karena


perkembangan urusan duniawinya, akan tetapi mereka ingkar
siksa kubur” [Tafsir Al-Qurthubi 15/235]

Qatadah rahimahullah berkata : “Mereka hanya pandai dalam


urusan perdagangan dan produksi serta cara memasarkannya”
[Ad-Durrul Mantsur 6/483]

Adh-Dhahak rahimahullah berkata : “Mereka hanya pandai


membangun istana, membuat saluran sungai, dan ilmu bercocok
tanam” [Tafsir Al-Qurthubi 14/7]

Ibnu Khalaweh rahimahullah berkata : “Mereka itu pandai


mengatur strategi hidup, akan tetapi ilmu dien dan beramal shalih
mereka lupakannya” [Tafsir Al-Qurthubi 14/7]

Ikrimah rahimahullah berkata : “Mereka itu pemahat dan


pembuat pelita” [Tafsir Ath-Thabari 21/16]

Abul Abbas Al-Mubarrid rahimahullah berkata : “Kerajaan Persia


itu pandai mengatur waktunya, pada saat angin kencang mereka
beristirahat kerja, pada saat mendung tiba mereka berburu dan
mengail, bila hujan tiba mereka menimbun air untuk minum dan
bermain-main, bila matahari terang mereka bekerja untuk
memenuhi hajatnya” [Tafsir Al-Qurthubi 14/7]

Imam Syaukani rahimahullah berkata : “Mereka itu hanya


mengetahui yang zhahir berupa kehidupan yang batil Sedangkan
nikmat yang kekal dan murni untuk hari akhiratnya tidaklah
mereka mau mempelajarinya, bahkan mereka melupakannya”
[Fathul Qadir, surat Ar-Rum : 7]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
90

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata : “Ada yang berpendapat


: ‘Mereka itu dibisiki oleh setan untuk mengurusi urusan dunia
saja” [Tafsir Al-Qurthubi 14/7]

Imam Ibnu Jarir rahimahullah berkata : “Ada yang berpendapat :


‘Mereka di dalam ayat ini adalah para dukun peramal yang
memperoleh bisikan dari setan yang mencuri pendengaran dari
langit untuk membohongi manusia” [Tafsir Ath-Thabari 21/23]

Sekian banyak keterangan yang disampaikan oleh ulama Sunnah


ini menjelaskan konsep hidup orang kafir yang anti ilmu Dienul
Islam dan beramal shalih, tidak percaya adanya hari pembalasan
Hidup mereka bagaikan hewan, waktunya hanya untuk mencari
kesenangan dunia dan makan Na’udzu billahi min dzalik

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

ُِ َ‫والَذِينِ كف ُروا يتمتَعُونِ ويأْكُلُونِ كما تأْكُ ُِل ْاألنْعا ُِم والن‬
ِ‫ار مثْ ًوى ل ُه ْم‬

“… Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia)


dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang Dan
neraka adalah tempat tinggal mereka” [Muhammad/47 : 12]

Umat Islam yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla hendaknya


menjauhi sifat orang kafir, dan tidak mengukur kebahagiaan
semata-mata karena urusan dunia Akan tetapi, orang yang
berbahagia ialah orang yang mendahulukan dirinya dan
keluarganya mempelajari ilmu iman dan taqwa sebagaimana
dijelaskan di dalam surat Al-Ashr, bahwa manusia yang beruntung
ialah orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat
kepada kebenaran dan kesabaran

Musibah yang paling besar di dunia ini, sebagaimana yang kita


saksikan, bukanlah karena dilanda kemiskinan harta, akan tetapi
karena miskin ilmu Sunnah Betapa banyak orang kaya tanpa ilmu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
91

dien, kekayaannya merusak dirinya, anak dan keluarganya,


bahkan merusak ekonomi masyarakat awam serta membendung
jalan yang haq Inikah kebahagian hidup? Memang sedikit orang
yang menyadari atas kerugian dirinya dan keluarga bila mereka
dilanda kemiskinan aqidah dan ibadah, akan tetapi mereka
merasa rugi bila dilanda krisis ekonomi dan kesakitan dibadannya

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata :”Ulama berkata :


‘Termasuk bencana besar, bila kamu melihat seseorang itu cerdas,
tanggap, dan teliti ketika dilanda musibah urusan duniawinya,
akan tetapi tidak merasa rugi bila kena musibah agamanya”
[Tafsir Al-Qurthubi 14/8]

Ilmu dan Macamnya

Perlu kita bahas ilmu ini karena erat hubungannya dengan


pendidikan anak

Al-Allamah Ar-Raghib Al-Ashfahani rahimahullah berkata : “Ilmu


ialah mengetahui hakikat sesuatu, hal ini ada dua macam : (1)
Mengetahui wujudnya sesuatu (2) Menghukumi sesuatu itu ada
atau tidak ada Sedangkan dalil yang pertama seperti yang
tercantum di dalam surat Al-Anfal ayat 60 dan dalil yang kedua
tercantum di dalam surat Al-Mumtahanah ayat 10”[2]

Al-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :”Ilmu menurut


bahasa adalah lawan dari jahil, yaitu mengetahui sesuatu dengan
pasti Sedangkan menurut istilah, sebagaimana yang dikatakan
oleh para ulama ialah : Ma’rifat (mengenal sesuatu) Ada lagi yang
berpendapat bahwa ilmu itu lebih jelas daripada sekedar dikenal
Adapun yang kami maksudkan di sini ialah ilmu syar’i yang Allah
Azza wa Jalla turunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berisi keterangan dan petunjuk, dan ilmu wahyu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
92

inilah ilmu yang terpuji sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam

ِِ ‫ّللا بِ ِِه خي ًْرا يُف ِق ْههُِ فِي الد‬


‫ِين‬ َُِ ‫منِْ ي ُِر ِِد‬

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah baik, maka dimudahkan


memahami Dienul Islam” [HR Bukhari : 29][3]

Adapun macam ilmu sebagaimana yang dikatakan oleh Al-


Allamah Ar-Raghib Al-Ashfahani rahimahullah ada dua ilmu
nazhari (teori) dan amali (praktek) Maka ilmu nazhari bila sudah
diketahui, itu sudah sempurna, seperti ilmu tentang wujudnya
alam Sedangkan ilmu amali, tidaklah diketahui dengan sempurna
kecuali bila telah diamalkan, seperti amal ibadah Adapun
pembagian yang lain : ilmu ada yang aqli (bersumber dari akal,
yang diperoleh dengan percobaan yang berulang-ulang) dan ada
yang sam’i (bersumber dari wahyu Ilahi yang cepat diperoleh
dengan pasti tanpa ada percobaan dan keraguan)[4]

Syaikh Abdurrahman bin Sa’di rahimahullah berkata : “Ilmu dibagi


menjadi dua :

Ilmu yang bermanfaat, yang dapat menjernihkan jiwa, mendidik


akhlak yang mulia, dan memperbaiki aqidah, sehingga dapat
menghasilkan amal yang shalih dan membuahkan kebaikan yang
banyak Ilmu ini adalah ilmu syari’at Islam dan penunjangnya,
seperti bahasa Arab

Ilmu yang tidak mendidik akhlak, tidak memperbaiki akal, dan


tidak memperbaiki aqidah Ilmu ini dipelajari hanya untuk
mencari faedah duniawi belaka, itulah ilmu yang dihasilkan oleh
manusia dengan beraneka ragam bentuknya, Jika ilmu ini didasari
dengan iman dan landasan Dienul Islam maka menjadilah ilmu
duniawiyyah diniyyah Akan tetapi, bila tidak digunakan untuk

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
93

membela agama Islam, ilmu itu hanya ilmu dunia belaka, tidak
mulia, bahkan berakhir dengan kehinaan, dan boleh jadi akan
merusak dirinya sendiri, seperti ilmu membuat senjata dan
lainnya, dan boleh jadi mereka sombong dan menghina orang lain
termasuk menghina ilmu wahyu yang diturunkan kepada para
utusan Allah Azza wa Jalla, sebagaimana yang dijelaskan di dalam
surat Ghafir ayat 83”[5]

Dari keterangan diatas, dapat kita simpulkan bahwa ilmu dibagi


menjadi beberapa bagian Ditinjau dari segi hakikat dan
hukumnya ada dua : (1) Mengetahui hakekat benda, (2)
Mengetahui hukum adanya sesuatu dan tidak adanya Jika
ditinjau dari sumbernya ada dua pula : (1) Aqli, (2) Sam’i Dan
jika ditinjau dari faedahnya ada tiga : (1) Ilmu yang pasti
berfaedah ialah ilmu syari’at Islam, (2) Ilmu duniawi yang
dilandasi syari’at Islam dan digunakan untuk khidmah Islam maka
bermanfaat pula, dan (3) Ilmu duniawi yang tidak dilandasi iman
dan tidak dipergunakan untuk khidmah Islam maka ilmu ini
adakan merusak dirinya Mudah-mudahan keterangan ini
menambah wawasan wali murid, di mana hendaknya mereka
menyekolahkan anaknya

Hukum Menuntut Ilmu

Setelah kita memahami makna ilmu dan berbagai macam


pembagiannya, perlu pula kita mengetahui hukum menuntutnya
Mempelajari hukum sesuatu sangatlah penting, karena berakibat
baik atau buruk bagi setiap mukallaf yang melakukan perbuatan
atau meninggalkannya Menurut kami –Wallahu a’lam- setelah
menelaah beberapa kitab, maka dapat kami simpulkan bahwa
hukum mempelajari ilmu sebagai berikut

Menuntut Ilmu Syari’at Islam

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
94

1 Menuntut ilmu syar’i yang berkenaan dengan kewajiban


menjalankan ibadah bagi setiap mukallaf –seperti tahuid- dan
yang berhubungan dengan ibadah sehari-hari –semisal wudhu,
shalat, dan lainnya-, maka hukumnya fardhu ‘ain, karena syarat
diterimanya ibadah harus ikhlas dan sesuai dengan Sunnah,
tentunya cara memperolehnya disesuaikan dengan
kemampuannya sebagaimana keterangan surat Al-Baqarah/2 : 286

Menuntut ilmu syar’i ini pun tidak semuanya harus dipelajari


segera dalam waktu yang sama, karena ada amal ibadah yang
diwajibkan untuk orang yang mampu saja, seperti mengeluarkan
zakat, haji, dan lainnya, maka saat akan menjalankan ibadah
tersebut hendaknya mempelajari ilmunya Sebagaimana
keterangan Ibnu Utsaimin rahimahullah dan lainnya

2 Menuntut ilmu syar’i yang hukumnya fardhu kifayah ;


Maksudnya bukan setiap orang muslim harus mengilmuinya, akan
tetapi diwajibkan bagi ahlinya seperti membahas ilmu ushul dan
furu’nya dan juga yang berkenaan dengan ijtihadiyyah

Karena pentingnya kewajiban menuntut ilmu dien, maka sampai


dalam kondisi perang pun hendaknya ada yang tafaqquh fiddin

‫وما كانِ الْ ُمؤْ مِ نُونِ لِينْف ُِروا كافَةًِ ِۚ فلوْ لِ نفرِ مِ نِْ ك ُِِل ف ِْرقةِ مِ نْ ُه ِْم طائِفةِ لِيتفقَهُوا فِي‬
ِ‫ِين و ِل ُينْذ ُِروا قوْ م ُه ِْم ِإذا رج ُعوا ِإلي ِْه ِْم لعلَ ُه ِْم يحْ ذ ُرون‬
ِِ ‫الد‬

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi


semuanya (ke medan perang) Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” [At-
Taubah/9 : 122]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
95

Menuntut Ilmu Duniawi

1 Hukumnya tidaklah wajib ‘ain untuk setiap kaum muslimin,


karena tidak ada dalil yang mewajibkannya, dan karena istilah
ilmu di dalam nash Al-Qur’an dan Sunnah apabila muthlaq maka
yang dimaksudkan adalah ilmu syari’at Islam, bukan ilmu duniawi

2 Kadang kala wajib kifayah pada saat tertentu, seperti ketika


akan memasuki medan pertempuran dan lainnya

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : “Dapat kami simpulkan


bahwa ilmu syar’i adalah ilmu yang terpuji, sungguh mulia bagi
yang menuntutnya Akan tetapi, saya tidak mengingkari ilmu lain
yang berfaedah, namun ilmu selain syar’i ini berfaedah apabila
memiliki dua hal : (1) Jika membantu taat kepada Allah Azza wa
Jalla, dan (2) Bila menolong agama Allah dan berfaedah untuk
kaum muslimin Bahkan kadang kala ilmu ini wajib dipelajari
apabila masuk di dalam firman-Nya

ِِ ‫وأ ِعدُّوا ل ُه ِْم ما اسْتطعْتُ ِْم مِ نِْ قُ َوةِ ومِ نِْ ِرب‬
‫اط‬

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja


yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang ” [Al-Anfal/8: 60][6]

3 Jika ilmu itu menuju kepada kejahatan maka haram


menuntutnya

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : “Adapun ilmu selain syar’i


boleh jadi sebagai wasilah menuju kepada kebaikan atau jalan
menuju kepada kejahatan, maka hukumnya sesuai dengan jalan
yang menuju kepadanya”[7]

Tanggung Jawab Pendidikan Anak

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
96

Ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla menjadikan manusia pada


umumnya lahir karena pernikahan laki-laki dan perempuan, dan
anak yang lahir dalam keadaan fithrah, bersih dari dosa Anak itu
ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla menjadi shalih atau maksiat
karena pendidikan

Ketahuilah bahwa sebelum anak bergaul dengan orang lain,


terlebih dahulu bergaul dengan orang tuanya, karena itu Allah
Azza wa Jalla mengamanatkan pendidikan anak ini kepada kedua
orang tuanya

ً ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُوا قُوا أنْفُسكُ ِْم وأ ْهلِيكُ ِْم ن‬


ِ‫ارا‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalan dirimu dan


keluargamu dari api neraka…” [At-Tahrim/66 : 66]

Dan juga firman-Nya

ِ ِ‫وأنْذ ِِْر عشِيرتكِ ْاألقْرب‬


‫ين‬

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang


terdekat” [Asy-Syu’ara/26 : 214]

Disebutkan di dalam riwayat yang shahih bahwa tatkala turun


ayat ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil sanak
kerabat dan keluarganya, bahkan beliau naik ke bukit Shafa
memanggil khalayak ramai agar masing-masing menyelamatkan
dirinya dari api neraka

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ما مِ نِْ موْ لُودِ إِ َِل يُول ُِد على الْ ِف ْطر ِِة فأبواهُِ يُه ِودانِ ِِه ويُن ِصرانِ ِِه ويُم ِجسانِ ِِه كما تُنْت‬
ِ‫ج‬
ِ ‫الْب ِهيمةُِ ب ِهيمةًِ ج ْمعاءِ ه ِْل تُحِ سُّونِ فِيها مِ نِْ جدْع‬
‫اء‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
97

“Tidaklah seorang anak lahir melainkan dalam keadaan fithrah,


maka kedua orang tualah yang menjadikannya, menasranikannya,
dan yang memajusikannya, sebagaimana binatang melahirkan
anak yang selamat dari cacat, apakah kamu menganggap hidung,
telinga, dan anggota binatang terpotong” [HR Muslim : 4803]

Dalil diatas menunjukkan bahwa yang bertanggung jawab dan


yang paling utama atas pendidikan anak adalah orang tua,
terutama pendidikan aqidah yang menyelamatkan manusia dari
api neraka Dan yang penting lagi, dalil diatas tidak menyinggung
sedikitpun bahwa ilmu dunia lebih penting daripada ilmu syariat
Islam Dalil ini hendaknya menjadi pegangan orang tua pada saat
menyekolahkan anaknya ketika dirinya berhalangan mendidiknya

Karena pentingnya pendidikan anak ini, sampai umur dewasa pun


orang tua hendaknya tetap memperhatikan pendidikan anaknya,
sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau mengetuk pintu rumah sahabat Ali bin Abu
Thalib Radhiyallahu ‘anhu dan putrinya Fathimah Radhiyallahu
‘anha sambil menanyakan sudahkah mereka berdua menunaikan
shalat?[8]

Demikian juga para pengajar hendaknya memahami ajaran Islam


yang benar sehingga tidak mengajarkan kepada anak didiknya
ilmu duniawi yang merusak dien dan akhlak, karena semua
tindakan akan dihisab pada hari kiamat

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda

ِ‫سئُول‬ ْ ‫كُلُّكُ ِْم راعِ وكُلُّكُ ِْم م‬


ْ ‫سئُولِ فاِلما ُِم راعِ وهُوِ م‬

“Kalian semua adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung


jawab atas yang dipimpin” [HR Bukhari 844]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
98

Keutamaan Menuntut Ilmu Dienul Islam

Menuntut ilmu syar’i tidaklah sama dengan menuntut ilmu


duniawi, karena ilmu syar’i bersumber dari wahyu Ilahi, pasti
benar dan bermanfaat, baik di dunia dan akhirat kelak Ilmu Islam
bagaikan pelita yang menerangi ahlinya untuk membedakan yang
haq dan yang batil, yang sunnah dan yang bid’ah dan pengantar
menuju ke surga Berbeda dengan ilmu hasil pikir manusia, belum
tentu membawa kebahagiaan hidup

Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan keutamaan menuntut


ilmu dienul Islam sebagai berikut

Ilmu dien adalah warisan para nabi Mereka tidaklah mewariskan


kepada umat melainkan mewariskan ilmu wahyu Allah
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud : 3157

Ilmu dien itu kekal, tidak musnah, akan mengikuti ahlinya sampai
meninggal dunia, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim : 3084

Ilmu dien itu tidak sulit menjaganya, karena tempatnya di hati,


tidak membutuhkan peti atau kunci, bahkan ilmu itu yang
menjaga dirinya, berbeda dengan harta benda, pemiliknya harus
menjaganya

Ahli ilmu dien memperoleh syuhada di atas yang haq, lihat surat
Ali-Imran/3 : 18

Ahli ilmu dien termasuk waliyul amri yang wajib ditaati, lihat surat
An-Nisaa/4 : 59

Ahli ilmu dien penegak kebenaran sampai hari kiamat, Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa salam Bersabda “Dan senantiasa umat ini
penegak hukum Allah, tidaklah membahayakan kepada mereka

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
99

orang yang menyelisihinya sampai datang keputusan Allah pada


hari kiamat”[9] 7 Ahli ilmu dien diangkat derajatnya oleh Allah
Azza wa Jalla Lihat surat Al-Mujadilah/58: 11[10]

Keutamaan menuntut ilmu syar’i sengaja kami bahas, agar orang


tua tidak ragu lagi menyekolahkan anaknya kepada pesantren
Salafi yang dikelola sedemikian rupa kurikulumnya dan diseleksi
pengajarnya, dengan biaya yang bisa dijangkau, insya Allah akan
mengantarkan anak menjadi ahli ibadah kepada Allah, birrul
walidain (berbakti kepada kedua orang tua), dan menjadi da’i
pembela kebenaran –bi-idznillah-, yang kelak orang tua akan
memetik pahalanya walaupun telah meninggal dunia

Bahaya Pendidikan Sekuler

Yang dimaksud pendidikan sekuler ialah pendidikan yang tidak


memperhatikan ilmu dienul Islam, atau tidak berasaskan Islam

Adapun bahayanya banyak sekali, bahaya pengajarnya, materinya,


dan pergaulannya

Bahaya Pengajar

Pada umumnya pengajarnya tidak mengenal aqidah yang benar,


atau bodoh terhadap ajaran Islam, dan boleh jadi mereka orang
kafir atau musyrik atau orang yang memusuhi Islam, itu semua
karena latar belakang pendidikan mereka sebelumnya

Perhatikan dosen yang mengajar di perguruan tinggi agama Islam


dan lainnya Tentu hal ini akan berbahaya bila penuntut ilmu tidak
memiliki aqidah dan syari’at Islam yang benar Penuntut ilmu
(mahasiswa) yang memiliki pengetahuan yang haq pun segan
menegur kesalahan pengajarnya karena khawatir tidak lulus
Adapun siswa uang kuat imannya, tentu tidaklah betah bergaul

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
100

dengan mereka karena Allah Azza wa Jalla menanamkan iman di


hati mereka Lihat surat Al-Hujurat/49: 7

Bahaya Materinya

Boleh jadi materi yang diajarkan termasuk perkara yang dilarang


menurut ajaran Islam karena berkenaan dengan aqidah dan
akhlak, atau membahayakan jasmani dan rohaninya Maka siswa
yang tidak mengenal ajaran Islam yang kaffah tentu sulit untuk
menghukumi materi itu boleh dipelajari atau tidak

Bahaya Pergaulan

Biasanya, pendidikan umum tidak memperhatikan pergaulan


siswa dan siswinya, mereka bercampur menjadi satu tanpa ada
hijab (pembatas,-red) yang menghalanginya, bahkan pengajarnya
campur laki-laki dan wanita Padahal melihat wanita yang bukan
mahramnya hukumnya haram (lihat surat An-Nur/24 : 30-31),
apalagi bergaul bebas bertatap muka, sentuh-menyentuh,
berkhalwat, dan bepergian tanpa mahram Tentu dosanya lebih
besar daripada manfaat ilmu yang diperolehnya Perhatikan
sekolah kedokteran dan perkuliahan di jurusan lainnya, zina mata,
telinga, mulut, tangan, dan kaki, setiap hari menjemputnya
Siapakah yang bertanggung jawab bila musibah telah menimpa?
Siapakah yang bertanggung jawab di akhiratnya?

Adapun bahaya lain, mereka akan meninggalkan menuntut ilmu


dienul Islam dan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla karena mereka
sibuk dengan ilmu duniawinya Bahkan, boleh jadi akan
memerangi Islam dan ulamanya

Syubhat dan Bantahannya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
101

Diantara syubhat (keragu-raguan, red) yang tersebar di kalangan


masyarakat, mereka menyekolahkan anak ke sekolah umum dan
melalaikan pendidikan aqidah shahihah sebagai berikut

Mengikuti Orang-orang Pada Umumnya

Jiwa orang awam seperti terkena virus, kaidah mereka “yang


ditiru banyak orang itulah yang baik” Jika anak tidak masuk
sekolah umum maka tidaklah dinamakan bersekolah, itulah
aqidah mereka Oleh karena itu, mereka berebut supaya anaknya
diterima di sekolah negeri atau sekolah swasta yang berstatus
disamakan –minimlahnya yang diakui- Padahal prinsip
“umumnya” tidak menjamin baik, dan itulah kenyataannya

َِِ ‫ض ي ُِضلُّوكِ عنِْ سبِي ِِل‬


‫ّللا‬ ِ ِ ‫وإِنِْ تُطِ عِْ أكْثرِ منِْ فِي ْاأل ْر‬

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka


bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah …”
[Al-An’am /6: 116]

Khawatir Tidak Dapat Pekerjaan

Seharusnya orang Islam khawatir apabila dia dan anaknya tidak


bisa menuntut ilmu dienul Islam dan tidak memiliki aqidah yang
shahihah karena nikmat ini tidak semua orang meraihnya,
berbeda dengan kenikmatan berupa rezeki, semua hamba-Nya –
yang beriman ataupun kafir- dijamin pasti menerimanya (lihat
surat Hud /11: 6), apalagi mereka mau menuntut ilmu dien dan
bertaqwa, niscaya Allah Azza wa Jalla membuka rezekinya dari
langit dan bumi (lihat surat Al-A’raf/7 : 96) dan niscaya Allah
mengangkat derajatnya (lihat surat Al-Mujadilah/58 : 11)

Orang Islam Harus Kaya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
102

Prinsip “orang Islam harus kaya” bukanlah tujuan hidup orang


yang beriman, akan tetapi prinsipnya orang kafir Tujuan hidup
yang benar adalah beribadah kepada Allah Azza wa Jalla (lihat
surat Adz-Dzariyat/51 : 56) Agama Islam tidak melarang orang
menjadi kaya, akan tetapi meninggalkan pendidikan Islam untuk
mencari kekayaan adalah merusak aqidah dan moral (lihat surat
At-Takatsur/102 : 1) dan Al-Humazah/104 : 1-2), bahkan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak khawatir apabila
umatnya miskin, akan tetapi khawatir bila umatnya kaya

Dari Abu Ubaidah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda “Maka demi Allah, tidaklah aku
khawatir bila kamu itu fakir, akan tetapi aku khawatir bila kamu
dilapangkan urusan duniawimu sebagaimana orang sebelummu,
lalu kamu berlomba-lomba mengejarnya seperti mereka, lalu
kamu hancur seperti mereka” [HR Bukhari 2924, Muslim 5261]

Kemunduran Kaum Muslimin Karena Faktor Ekonomi

Kami tidak mengigkari bahwa ekonomi penunjang kekuatan kaum


muslimin sebagaimana kekuatan kaum muslimin sebagaimana
disebutkan di dalam surat Al-Anfal/8 : 60 Akan tetapi, semata-
mata mengejar urusan dunia tanpa dilandasi aqidah yang benar,
tidaklah memakmurkan Islam, justru sebaliknya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kehancuran kaum
muslimin karena umatnya ambisi dunia, bukan karena mengejar
ilmu Sunnah

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda “Apabila kamu senang jual beli dengan
sistem ‘inah (membeli secara kredit lalu dijual tunai kepada
penjual dengan harga lebih murah) dan kamu sibuk dengan
memegang ekor sapimu dan kamu lebih menyukai kebunmu, dan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
103

kamu tinggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan


pada dirimu, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mencabut kehinaan
ini sehingga kamu berpegang kepada agamamu” [HR Abu Dawud :
303, lihat Ash-Shahihah : 11]

Hadits ini menjawab syubhatnya hizbiyyin dan harakiyyin yang


punya prinsip seperti di atas, mereka ingin mengajak umat untuk
meraih izzah, tetapi dengan cara menghinakan umat

Akhirnya semoga kita semua senantiasa mendapat perlindungan


dan hidayah-Nya

[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi I, Tahun VI/Sya’ban


1427/2006 Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon
Al-Islami, Alamat : Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]

________

Footnote

[1] Lihat Ushulus Sunnah oleh Imam Ahmad hal25, Tahqiq Al-
Walid An-Nase

[2] Mufradat Al-Fadhil Qur’an : 580

[3] Kitabul Ilmi oleh Ibnu Utsaimin hal 13

[4] Lihat Mufradat Al-Fadhil Qur’an : 580

[5] Al-Mu’in Ala Tahshili Adabil Ilmi wa Akhlaqi Muta’allimin oleh


Syaikh Abdurrahman As-Sa’di : 37,38

[6] Kitabul Ilmi oleh Ibnu Utsaimin hal 13-14

[7] Kitabul Ilmi oleh Ibnu Utsaimin hal 14

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
104

[8] HR Bukhari 1059 bersumber dari sahabat Ali Radhiyallahu


‘anhu

[9] HR Bukhari : 69 bersumber dari sahabat Muawiyah


Radhiyallahu ‘anhu

[10] Kitabul Ilmu oleh Ibnu Utsaimin hal 18-22

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
105

Sekolah Sunnah vs Sekolah Umum

Pertanyaan :

‫السلم عليكم ورحمة ّللاِ وبركاته‬

Ustadz yang dirahmati Alloh

Mohon nasehatnya terkait pendidikan untuk anak-anak dimana


kecenderungan lembaga pendidikan islam yang memiliki fasilias
memadai namun biaya pendidikannya cukup tinggi Disisi lain,
tersedia lembaga pendidikan yang dikelola pemerintah, namun
dengan biaya yang terjangkau

Bolehkah menyekolah sebagian anak di lembaga pendidikan islam


dan sebagian lagi di lembaga pendidikan sekolah umum?

Jazakumulloh Khoiron

(Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam)

Jawaban :

‫وعليكم السلم ورحمة هللا وبر كاته‬

Allah berfirman (ِ‫“ )فاتقوا هللا ما استطعتم‬Bertakwalah kalian kepada


Allah semampu kalian” Jika Anda memang tidak mampu
menyekolahkan anak Anda di sekolah islam yang baik, yang
diharapkan dapat membekali anak-anak dengan pemahaman
yang baik tentang Islam dan membimbingnya menjadi anak
shalih; maka tidak mengapa menyekolahkan anak anda di sekolah
umum asalkan anak-anak tetap dikontrol pergaulannya dan diberi
bekal ilmu agama di luar sekolah, dengan memasukkan ke
madrasah diniyah atau kajian-kajian ilmiah atau home scholing di
rumah; dan tidak dicukupkan hanya belajar agama di sekolah
umum yang sangat minim agama

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
106

Anda juga bisa mengusahakan agar anak anda mendapat


beasiswa, silakan dicari lebih dahulu lembaga-lembaga yang dapat
memberi beasiswa bagi anak kurang mampu Ini saya rasa lebih
aman daripada menyekolahkan anak-anak di sekolah umum

Wallaahu a’lam

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Dr Sufyan bin Fuad Baswedan, MA

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
107

Mendidik Anak dengan Sunnah

Assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh

Pak ustadz saya ada sedikit problem utk mendidik anak,

Saya sudah coba mendidik anak saya agar tidak mengamalkan


hadist dhaif dgn cara saya terangkan ttg keshahihan dan kedhaifan
satu hadist, pernah satu kali dia berdebat dgn temannya pada
saat diajak makan bersama dan kawannya ini mengajak doa
sebelum makan “Allahuma bariklana fii ma Rajaqtana wqina
azabanar” lalu anak saya tak mau mengikuti dan terjadi
perdebatan jawab anak saya: Nabi muhammad tdk mengajari ini
(dan ini tdk sah) jadi hanya bismilah saja Tapi pak anak saya ini
baru berumur 6 thn jadi dia hanya mejelaskan yang saya katakan,
sementara maksud saya itu hanya utk anak saya saja sendiri dulu
jgn dilingkungan sosial/kawan mainnya karena namanya juga
masih kecil blm bisa menjelaskan lebih Salahkah cara saya
mendidik?

Saat saya bekerja saya selalu mengingatkan anak saya utk shalat
kemasjid berjamaah, biasanya setiap shalat magrib & isya selalu
berjamah bersama saya Kemarin pada saat saya blm pulang
mereka tak mau disurh kemasjid shalat berjamaah, tapi mereka
melakukan shalat di rumah dan mereka berjamah berdua kakak (6
thn) dan adiknya (4 thn)

Pertanyaannya:

Kapan mereka mulai dianjurkan shalat di masjid?

Pada saat mereka shalat berjamah berdua sebelumnya mereka


iqomah dan ada yg salah lalu kakaknya bilang nggak pa-pa masih
kecil lalu mereka shalat berjamaah di rumah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
108

Terimakasih atas penjelasannya dan saya minta doanya semoga


anak saya menjadi generasi salafiyun yg toat, dan mereka
diberikan kemudahan mempelajari ilmu-ilmu Allah Jazakallah
Khairan Khatshiran

Jawaban Ustadz:

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa


terlimpahkan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa
sallam, keluarga, sahabat dan seluruh orang yang mengikuti
jejaknya hingga hari kiamat Amiin

Mohon maaf sebelumnya, karena sangat telat menjawab


pertanyaan Bapak Jhono Apa yang bapak lakukan dalam
mendidik anak bapak, adalah sudah benar adanya, yaitu
mengajari dan membiasakan anak-anak bapak dengan amalan
sunnah dan adab-adab yang diajarkan Nabi Muhammad
shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai kesempatan dan
keadaan Karena dengan membiasakan mereka adab-adab islami,
amalan islami dan juga akidah islami semenjak dini, akan
menjadikan apa yang kita ajarkan benar-benar tertanam kokoh
dalam jiwa mereka Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits, di
antaranya:

‫عن بن عباس قال كنت خلف رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يوما فقال ثم يا غلم إني‬
‫أعلمك كلمات احفظ هللا يحفظك احفظ هللا تجده تجاهك إذا سألت فاسأل هللا وإذا استعنت‬
‫فاستعن باهلل واعلم أن األمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إل بشيء قد‬
‫كتبه هللا لك ولو اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إل بشيء قد كتبه هللا عليك‬
‫ي‬
ِ ‫رفعت األقلم وجفت الصحف رواه أحمد والترمذ‬

“Dari sahabat Ibnu Abbas ia berkata: Suatu hari aku membonceng


Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda
kepadaku: ‘Wahai nak, sesungguhnya aku akan ajarkan kepadamu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
109

beberapa kalimat: Jagalah (syariat) Allah, niscaya Allah akan


menjagamu, jagalah (syariat) Allah, niscaya engkau akan dapatkan
(pertolongan/perlindungan) Allah senantiasa di hadapanmu Bila
engkau meminta (sesuatu) maka mintalah kepada Allah, bila
engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan
kepada Allah Ketahuilah (yakinilah) bahwa umat manusia
seandainya bersekongkol untuk memberimu suatu manfaat,
niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat melainkan
dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan untukmu, dan
seandainya mereka bersekongkol untuk mencelakakanmu, niscaya
mereka tidak akan mampu mencelakakanmu selain dengan suatu
hal yang telah Allah tuliskan atasmu Al Qalam (pencatat takdir)
telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering ’” (Riwayat
Ahmad, dan At Tirmizy)

Betapa besar dan betapa dalam pendidikan yang diberikan oleh


Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepada anak pamannya
Abdullah bin ‘Abbas, berbagai wasiat yang berupa aqidah islam
beliau sampaikan padanya Dan perlu diketahui, bahwa Abdullah
bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dilahirkan 3 tahun sebelum Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah, dengan demikian ketika
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, umur beliau
kira-kira 13 tahun

Prinsip-prinsip aqidah dan keyakinan seorang muslim telah beliau


tanamkan pada diri Abdullah bin Abbas semenjak ia belum baligh,
bukan hanya adab-adab yang berkenaan dengan amaliyah sehari-
hari, shalat berjamaah dll

Begitu juga halnya dengan cucu beliau Al Hasan bin Ali bin Abi
Thalib rodhiallahu ‘anhu, beliau dilahirkan pada tahun 3 hijriah,
sehingga ketika Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam wafat, ia
berumur 7 tahun Walau demikian hal-hal prinsip telah beliau

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
110

ajarkan kepadanya, di antaranya adalah haramnya memakan


harta shadaqah bagi keluarga Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam:

‫أخذ الحسن بن علي رضي هللا عنهما تمرة من تمر الصدقة فجعلها في فيه فقال النبي‬
‫ق علي ِه‬
ِ ‫ كخ كخ ليطرحها ثم قال أما شعرت أنا ل نأكل الصدقة متف‬:‫صلى هللا عليه وسلم‬

“Al Hasan bin Ali rodhiallahu ‘anhuma mengambil sebiji kurma


dari kurma shadaqah (zakat), kemudian ia memasukkannya ke
dalam mulut (hendak memakannya) maka Nabi shollallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda kepadanya: ‘Kakh, kakh,’ agar ia
mencampakkannya, kemudian beliau bersabda kepadanya,
‘Tidakkah engkau sadar bahwa kita tidak (halal) memakan
shadaqah?’” (Muttafaqun ‘alaih)

Hadits ini menjadi dasar kuat bagi prinsip pendidikan anak, yaitu
semenjak dini kita ajarkan anak-anak kita untuk tidak memakan
harta haram, dan menjauhi segala makanan yang tidak boleh
dimakan Dan juga menjauhi segala perbuatan yang tidak
dibenarkan dalam agama Di antara yang menunjukkan bahwa
pendidikan anak harus dilakukan semenjak dini ialah hadits
berikut:

‫كنت غلما في حجر رسول هللا صلى هللا‬: ‫عن عمر بن أبي سلمة رضي هللا عنه يقول‬
‫ يا‬:‫ فقال لي رسول هللا صلىِ هللا عليه وسلم‬،‫عليه وسلم وكانت يدي تطيش في الصحفة‬
‫ق علي ِه‬
ِ ‫غلم سم هللا وكل بيمينك وكل مما يليك فما زالت تلك طعمتي بعد متف‬

“Dari sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu ‘anhu, ia


mengisahkan: Dahulu ketika aku masih kecil dan menjadi anak tiri
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, dan (bila sedang makan)
tanganku (aku) julurkan ke segala sisi piring, maka Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Hai nak, bacalah bismillah,
dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari sisi
yang terdekat darimu ’ Maka semenjak itu, itulah etikaku ketika
aku makan ” (Muttafaqun ‘alaih)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
111

Perlu diketahui, bahwa Umar bin Abi Salamah ini lahir pada tahun
kedua hijriah, dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
meninggal dunia, ia baru berumur 7 tahun, sehingga ia belum
baligh, ketika diajari oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adab-
adab makan di atas Dan secara khusus yang berkenaan dengan
shalat, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

‫مروا أولدكم بالصلة و هم أبناء سبع سنين و اضربوهم عليها و هم أبناء عشر رواه‬
‫أحمد وأبو داود والحاكم‬

“Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka


telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala
mereka telah berumur sepuluh tahun ”

Pada hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas


mensyariatkan agar pendidikan shalat dimulai semenjak dini,
yaitu sebelum baligh, bahkan ketika ia baru berumur tujuh tahun
ia sudah diperintahkan untuk shalat Tentu syariat ini memerlukan
persiapan, yaitu dengan mengajarkan tata cara shalat, dimulai
dari cara berwudhu, rukun-rukun shalat, wajib-wajibnya, sunnah-
sunnahnya, hingga yang membatalkannya Dan persiapan ini bisa
dilakukan semenjak dini walau ia belum diperintahkan, dan tidak
perlu dimarahi kalau tidak mau shalat Akan tetapi bila sudah
berumur tujuh tahun, maka disyariatkan untuk
memerintahkannya shalat, dengan pengertian: kita mewajibkan
atasnya, dan bila ia tidak mau maka kita memarahinya, walau
tidak sampai menghukuminya dengan memukul, tapi cukup
dengan ucapan Dan bila sudah berumur sepuluh tahun, maka kita
disyariatkan memukulnya bila ia tidak mau shalat

Kesimpulan:

Pertama, untuk pendidikan, maka tidak ada batas waktu kapan


dimulainya, bahkan berbagai dalil di atas, menunjukkan bahwa

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
112

seyogyanya pendidikan baik yang berkaitan dengan penanaman


nilai-nilai aqidah islamiah, adab-adab islami, atau amaliah
islamiah dimulai sedini mungkin Bahkan para ulama
menyebutkan bahwa pendidikan bukan hanya dimulai hanya
setelah sang anak terlahirkan ke dunia, akan tetapi dimulai jauh-
jauh hari, yaitu dengan cara memilih pasangan yang saleh,
sebagaimana disebutkan dalam hadits:

ِ‫تخيروا لنطفكم وانكحوا األكفاء وأنكحوا إليهم رواه ابن ماجة والحاكم‬

“Pilihlah tempat engkau menanamkan air mani (benih)mu, dan


nikahilah wanita-wanita yang sekufu (sederajat), dan nikahkanlah
mereka (dengan wanita-wanita yang berada di bawah
perwalianmu) ” (Riwayat Ibnu Majah, dan Al Hakim)

Kedua, Pendidikan bukan hanya dengan cara mengajari mereka,


akan tetapi lebih dari itu, karena mencakup banyak hal,
diantaranya adalah menjaga mereka dari makanan yang tidak
halal, dan segala yang tidak halal untuk mereka, sebagaimana
yang dicontohkan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersama
cucunya Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib rodhiallahu ‘anhuma
Dengan demikian ini adalah tanggung jawab besar yang dipikul
oleh setiap orang tua, yaitu hendaknya mereka mencari nafkah
untuk keluarga, istri dan anaknya dari jalan-jalan yang halal, dan
benar-benar ia ketahui akan kehalalannya, agar anaknya benar-
benar tumbuh menjadi anak yang saleh, dan akan lebih mudah
dididik dengan pendidikan yang benar Oleh karena itu bila suatu
saat kita merasa mendapatkan kesulitan dalam mendidik anak
kita, maka hendaknya permasalahan ini dikoreksi ulang, yaitu:
Apakah seluruh nafkah yang saya berikan kepada anak saya
benar-benar halal? Pada kesempatan ini, betapa perlunya kita
semua untuk merenungkan kisah yang disebutkan oleh Nabi
shollallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
113

“Ada seseorang yang safar jauh, keadaannya kusut dan berdebu,


menengadahkan kedua tangannya ke langit, sambil berkata: Ya
Rab, Ya Rab, akan tetapi makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan diberi makan dengan makanan yang
haram, maka mana mungkin akan dikabulkan do’anya ” (HRS
Muslim)

Para ulama menjelaskan bahwa alasan keempat ditolaknya doa


orang tersebut ialah karena semasa ia masih kecil ia diberi nafkah
dari harta yang haram, sebagaimana dijelaskan oleh Al
Mubarakfury dan Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin
Maka sadar dan pikirkanlah semenjak sekarang wahai saudara-
saudaraku tentang nasib anak kita, dan masa depan anak
keturunan kita, jangan sampai karena dosa kita, yaitu mencari
harta dari jalan-jalan yang haram, dan kemudian kita nafkahkan
kepada mereka, doa-doa yang kelak mereka panjatkan tidak
diterima Allah ta’ala

Ketiga, pendidikan anak akan lebih menghasilkan buahnya bila


disertai dengan adanya uswah hasanah, yaitu dengan cara
mencontohkan setiap yang kita ajarkan pada mereka dalam
bentuk praktek nyata dari orang tua Cermatilah sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas kepada cucunya Al Hasan,
yaitu tatkala beliau bersabda kepadanya “Tidakkah engkau sadar
bahwa kita tidak (halal) memakan shadaqah?” Pada hadits ini
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kepada Al Hasan,
bahwa syariat ini, yaitu haramnya shadaqah, bukan hanya berlaku
pada dirinya saja, akan tetapi berlaku bagi seluruh keluarga Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga beliau menyebutkan alasan
larangan ini dengan kata-kata “kita” Dan pembahasan masalah
uswah hasanah dan perannya amat panjang, dan bukan ini
saatnya untuk saya sebutkan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
114

Keempat, di antara metode pendidikan yang diajarkan oleh Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah dengan menggunakan metode
“perintah dan larangan” Metode ini dengan jelas dapat kita amati
pada hadits-hadits yang saya sebutkan di atas Dan hal ini
“larangan dan perintah” merupakan salah satu pokok ajaran
islam, yang lebih dikenal dengan sebutan “amar ma’ruf dan nahi
mungkar“ Dan sudah barang tentu metode ini menyelisihi
metode pendidikan yang sedang dikembangkan di dunia kafir dan
diikuti oleh banyak sekolah-sekolah islam terpadu, yaitu
mengajarkan dengan cara menyampaikan tanpa memerintah atau
melarang Metode yang sedang digandrungi oleh banyak ormas
islam dan sekolah-sekolah islam ini amat berbahaya bagi
kelangsungan agama mereka, sebab ini akan mengikis habis
prinsip amar ma’ruf & nahi mungkar dari jiwa mereka Maka
hendaknya umat Islam sadar dan mengkaji kembali berbagai
metode pendidikan yang selama ini mereka terapkan, dan
meningkatkan daya dan upaya mereka guna mengkaji metode
pendidikan yang diajarkan dalam syariat

Kelima, di antara metode pendidikan yang dapat kita simpulkan


dari hadits-hadits di atas ialah dibenarkannya hukuman fisik, yaitu
berbentuk pukulan, bahkan Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam
dengan jelas memerintahkan kita untuk memukul anak-anak kita
bila mereka telah berumur 10 tahun dan berani meninggalkan
shalat atau bermalas-malasan untuk shalat Bukan hanya dalam
mendidik anak saja kita disyariatkan untuk memukul, bahkan
dalam mendidik istri (yang tentu sudah baligh dan dewasa, dan
mungkin sudah berumur 60 tahun) kita juga disyariatkan untuk
menggunakan metode memukul, sebagaimana ditegaskan dalam
firman Allah berikut:

ِ ‫اللتِي تخافُونِ نُشُوزهُنَِ ف ِعظُوهُنَِ وا ْهج ُُروهُنَِ فِي الْمض‬


َِ ‫اج ِِع واض ِْربُوه‬
‫ُن‬ َ ‫و‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
115

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya (sikap tidak


taat pada suami), maka nasehatilah mereka dan pukullah
mereka ” (QS An Nisa’: 34)

Dan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫عن معاوية بن حيدة رضي هللا عنه قال قلت يا رسول هللا ما حق زوجة أحدنا عليه قال‬
‫أن تطعمها إذا طعمت وتكسوها إذا اكتسيت ول تضرب الوجه… رواه أبو داود وابن‬
‫حبان‬

“Dari Mu’awiyyah bin Haidah radhiallahu ‘anhu ia berkata, Aku


bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah! Apakah hak-hak istri
kami atas kami?’ Beliau menjawab, ‘Engkau beri makan mereka
bila engkau makanan, engkau beri mereka pakaian bila engkau
berpakaian, dan janganlah engkau memukul wajah…’” (Riwayat
Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

Dan dalam hadits lain Nabi bersabda:

ِ‫فاضربوهن ضربا غير مبرح رواه مسلم‬

“Pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras (tidak


membikin patah tulang, atau luka, atau mengeluarkan darah, atau
meninggalkan bekas) ” (HR Muslim)

Tentunya metode ini tidak dilakukan dengan sembarangan dan


semena-mena, atau bahkan dengan cara-cara yang menjadikan
anak cidera atau terluka, atau memukul di muka dll, sebagaimana
yang dijelaskan dalam dua hadits di atas Dan tentunya tidak
dilakukan setiap saat, sebagaimana hal ini jelas dari teks ayat di
atas, yaitu bila nasihat dan peringatan yang berbentuk kata-kata
tidak berguna atau tidak dihiraukan lagi

Keenam, dan yang tidak kalah penting dalam pendidikan anak


adalah pembenahan terhadap diri sendiri, jadilah orang yang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
116

saleh, dan bertakwa, -dengan izin Allah- bila hal ini telah tercapai,
dan kita mendidik anak-anak kita dengan baik, anak-anak kita
akan menjadi anak saleh pula Pada kesempatan ini saya
mengajak para pembaca untuk merenungkan kisah yang
disebutkan dalam Al Quran, yaitu yang disebutkan dalam surat Al
Kahfi ayat 74-82:

ِ‫فانطلقا حتَى إِذا لقِيا غُل ًما فقتلهُِ قالِ أقتلْتِ نفْسًاِ ز ِكيَةًِ بِغي ِِْر نفْسِ لَق ِْد ِجئْتِ شيْئًا نُّك ًْرا‬
{74} ‫{ قالِ ِإن سألْتُكِ عن ش ْىءِ بعْدها‬75} ‫قالِ أل ِْم أقُل لَكِ ِإنَكِ لن تسْتطِ يعِ معِىِ صب ًْرا‬
ِ‫{ فانطلقا حتَى إِذآ أتيآ أ ْهلِ ق ْرية‬76} ‫فلِ تُصاحِ بْنِي ق ِْد بلغْتِ مِ ن لَدُنِي ع ُْذ ًرا‬
ِْ‫ارا ي ُِري ُِد أن ينقضَِ فأقام ِهُ قالِ لو‬ ً ‫اسْت ْطعمآ أ ْهلها فأبوْ ا أن يُضيِفُوهُما فوجدا فِيها ِجد‬
ْ ُ
ِْ‫اق بيْنِي وبيْنِكِ سأنبِئُكِ بِتأ ِوي ِِل مال ِْم تسْتطِ ع‬ ُِ ‫{ قالِ هذا فِر‬77} ‫جْرا‬ ً ‫شئْتِ لتَخ ْذتِ عليْ ِِه أ‬ ِ
‫حْر فأردتُِّ أنِْ أعِيبها‬ ِِ ‫سفِينةُِ فكانتِْ لِمساكِينِ يعْملُونِ فِي الْب‬ َ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫أ‬ { 78 } ‫ا‬ ‫ْر‬
ً ‫ب‬ ‫ص‬ ِ
‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ ‫َل‬ ‫ع‬
‫ْن فخشِينآ أن‬ ِِ ‫{ وأ َما الْغُل ُِم فكانِ أبواهُِ ُمؤْ مِ ني‬79} ‫صبًا‬ ْ ‫وكانِ وراءهُم َملِكِ يأْ ُخ ِذُ كُ َِل سفِينةِ غ‬
‫{ فأردْنآ أن ُي ْبدِلهُما ر ُّبهُما خي ًْرا مِ نْهُِ زكاةًِ وأقْربِ ُرحْ ًما‬80} ‫ي ُْرهِقهُما طُغْيانًا وكُفْ ًرا‬
{81} ‫ْن فِي الْمدِين ِِة وكانِ تحْ تهُِ كنزِ لَهُما وكانِ أبُوهُما‬ ِِ ‫ْن يتِيمي‬ِِ ‫ار فكانِ ِلغُلمي‬ ُِ ‫وأ َما الْ ِجد‬
ُ ُ ْ ً ْ ُ
ِْ‫صا ِلحًا فأرادِ ربُّكِ أن يبْلغآ أشُ َدهُما ويسْتخ ِرجا كنزهُما رحْ م ِة مِ ن َربِكِ ومافعلت ِه عن‬
{82} ‫أ ْم ِري ذلِكِ تأْ ِوي ُِل مال ِْم تسْطِ ِْع عَليْ ِِه صب ًْرا‬

“Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa


dengan seorang anak, maka Khidihr membunuhnya Musa
berkata: ‘Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena
dia membunuh orang lain Sesungguhnya kamu telah melakukan
suatu yang mungkar ’ Khidhr berkata: ‘Bukankah sudah kukatakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar
bersamaku ’ Musa berkata: ‘Jika aku bertanya kepadamu tentang
sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu
memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah
cukup memberikan uzur kepadaku ’ Maka keduanya berjalan;
hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri,
mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi
penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
117

hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu Musa


berkata: ‘Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu ’ Khidihr berkata: ‘Inilah perpisahan antara aku dengan kamu;
Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-
perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya Adapun
bahtera itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut,
dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena dihadapan
mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera Dan
adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang
mu’min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua
orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran Dan kami
menghendaki, supaya Rabb mereka mengganti bagi mereka
dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anak itu dan
lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya Adapun
dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota
itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka
berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka
Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat
dari Rabbmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut
kemauanku sendiri Demikian itu adalah tujuan perbuatan-
perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya ’” (QS Al
Kahfi: 74-82)

Betapa jelasnya kisah ini, pada kisah pertama, Allah mengutus


Khidir untuk membunuh seorang anak yang bila hidup hingga
dewasa akan menjadikan kedua orang tuanya yang mereka adalah
orang-orang saleh menjadi sesat dan kafir

Dan pada kisah kedua Allah memerintahkan Khidir untuk


menegakkan pagar dinding yang hendak roboh, dan ternyata
alasannya adalah karena di bawah dinding itu tersimpan harta

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
118

peninggalan dua orang saleh untuk anak mereka berdua yang


masih kecil Jadi yang menjadi alasan adalah kesalehan orang tua,
buka karena anaknya yang saleh

Dari kisah ini dengan jelas kita mendapatkan banyak pelajaran


penting dalam dunia pendidikan, yaitu bila orang tuanya saleh,
maka -atas izin Allah- anak keturunannya akan dijaga Allah, bukan
hanya tentang kehidupannya di dunia, akan tetapi sampai yang
berkenaan dengan kehidupan akhiratnya Oleh karena itu, betapa
perlunya kita untuk merenungkan kisah ini, sehingga timbul di
jiwa kita keyakinan dan iman bahwa Alah adalah benar-benar
akan menjadi wali/pengurus orang-orang saleh

Dan mungkin yang perlu kita perhatikan dalam mendidik anak


kecil ialah, ajari mereka tata cara yang sopan lagi baik dalam
menyampaikan alasan, baik alasan ketika meminta, atau menolak,
atau mengajak, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada
orang lain ketika mereka bermain dengan anak-anak mereka
Semoga apa yang saya uraikan di atas, bermanfaat bagi saya
sendiri, dan bagi setiap orang yang membacanya, mohon maaf
bila ada kesalahan, wallahu a’lam bisshawab

Dari jawaban saya di atas, jelas bahwa pendidikan dapat dimulai


semenjak dini, tanpa ada batasan umur, walaupun untuk sampai
memerintahkan mereka shalat dan menegur dengan keras bila
tidak shalat, ada batasannya, yaitu ketika telah berumur 7 tahun,
atau yang sering disebut dengan umur tamyiiz (dapat
membedakan antara baik dan buruk, sandal kanan dari sandal
kiri) Dan sudah barang tentu selama masa pembelajaran dan
pelatihan, anak-anak akan melakukan banyak kesalahan, baik
yang berkaitan dengan ucapan atau perbuatan, maka kesalahan-
kesalahan tersebut, sedikit demi sedikit dibenarkan dengan cara-
cara yang selaras dengan pertumbuhan mereka

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
119

Semoga Allah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan


‘inayahnya kepada kita dan keluarga kita, serta kepada seluruh
pembaca dan keluarga mereka sehingga termasuk orang-orang
yang mendapatkan petunjuk di dunia dan akhirat, amiin Wallahu
a’lam bisshawab

***

Penanya: Jhono

Dijawab oleh: Ustadz Muhammad Arifin Badri

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
120

Mendidik Anak Di Rumah

Pembelajaran anak di rumah berbeda dengan di sekolah


Pembelajaran di sekolah terikat dengan tempat, waktu, jadwal,
kurikulum, dan seterusnya Adapun mendidik anak di rumah
berlaku setiap hari, bahkan setiap saat Mengandaikan pendidikan
anak sebagai prosedur khusus yang memerlukan waktu-waktu
khusus, akan banyak menyita kesempatan orang tua Mendidik
anak menjadi tak alamiah dan tak menggembirakan Sebaliknya
terkesan sebagai beban, baik bagi anak maupun orangtua
Mendidik anak jadi seperti kursus dengan paket-paket yang
dikemas dalam sebuah kurikulum dengan anak sebagi peserta
wajib dan orangtua guru resminya Kita sadar bahwa tidak semua
orangtua mempunyai kapasitas dan kesempatan untuk itu
Ditambah lagi banyaknya faktor pendukung yang diperlukan

Sebenarnya ada banyak peristiwa-peristiwa keseharian yang


merupakan pintu masuk seluruh unsur pendidikan yang ingin
diberikan Karenanya kita harus berusaha agar semua tidak
terlewatkan begitu saja Kita perlu mengetahui dan menerapkan
berbagai macam metode sehingga setiap detik kebersamaan kita
dengan anak bisa menjadi sebuah pembelajaran berharga
baginya Dengan terkumpulnya metode-metode pembelajaran
tersebut diharapkan proses pendidikan akan berlangsung setiap
waktu, tanpa anak merasa terus digurui dan orangtua tidak
merasa terbebani Dengan mengharap pertolongan Allah
subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan kita akan meraih
keberhasilan Diantara metode tersebut antara lain:

Metode Keteladanan

Keteladanan yang baik lagi shalih adalah sarana terpenting dalam


pendidikan Ia memiliki pengaruh yang sangat besar Orang tua

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
121

adalah contoh paling tinggi bagi anak Anak tetap akan mengikuti
perilaku dan akhlaknya, baik sengaja atau pun tidak Bila ia selalu
jujur dalam ucapan dan dibuktikan dengan perbuatan niscaya
anak akan tumbuh dengan semua prinsip-prinsip pendidikan yang
tertancap dalam pikirannya Dengan adanya teladan, seorang
anak akan belajar dengan sesuatu yang nyata Ini akan lebih
mudah diserap oleh jiwa

Dengan adanya teladan, seorang anak akan belajar shalat dan


menekuninya ketika melihat kedua orangtuanya tekun
menunaikannya disetiap waktu, demikian juga ibadah-ibadah
lainnya Dengan adanya teladan, seorang anak akan tumbuh
dengan sifat-sifat terpuji dan baik yang didapatnya dari orangtua
atau gurunya

Sebaliknya ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan akan


menjadi racun dalam pendidikan Sebagai contoh, seorang anak
yang melihat ayahnya suka berdusta tidak akan dapat
mempelajari kejujuran darinya Sebagaimana seorang anak
perempuan yang melihat ibunya tak mempan dengan nasehat,
maka jangan harap ia tumbuh menjadi anak yang mudah diberi
nasehat oleh ibunya

Allah telah mencela para pendidik yang perbuatannya menyelisihi


ucapannya

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan


sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian disisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan ” (QS Ash-Shaf:2-3)

Bimbingan dan Nasehat

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
122

Nasehat yang baik termasuk sarana yang menghubungkan jiwa


seseorang dengan cepat Apalagi nasehat yang kita ucapkan tulus
dari dasar hati kita yang paling dalam Niscaya akan memberikan
pengaruh yang yang langsung menghujam di hati anak Agar
nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut
:

Ulang-ulangilah nasehat, karena tabiat manusia adalah lupa,


namun jangan berlebih-lebihan sehingga membuat jiwa menjadi
bosan

Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi kejiwaannya


dalam keadaan kondusif

Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai


dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya

Kisah dan Cerita

Kisah termasuk sarana pendidikan yang efektif Sebab ia dapat


mempengaruhi perasaan dengan kuat Apalagi kisah nyata, sangat
besar pengaruhnya pada jiwa anak, dapat memperkokoh ingatan
anak dan kesadaran berfikirnya Sebuah pelajaran akan lebih
mudah dicerna dan difahami oleh akalnya bila diberi ilustrasi
cerita Yaitu cerita yang disertai penjiwaan Dengan catatan cerita
yang bawakan tidak menyimpang dari kaidah-kaidah syariat, jauh
dari khayalan, dusta, dan kerusakan

Allah juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar,


dan mengarahkan Dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala menyebutkan
tentang kisah para nabi dan rasul

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu,


ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
123

pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman ” (QS


Huud :120)

Kisah dan cerita juga dapat mempererat hubungan antara


orangtua dan anak Akan menciptakan kehangatan dan keakraban
tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi

Mengambil Pelajaran Dari Berbagai Peristiwa dan Kejadian

Mendidik anak berlangsung setiap hari Dan peristiwa sehari-hari


sebenarnya adalah peristiwa besar, sekalipun tampak sepele
Peristiwa keseharian ini akan memberi pengaruh sikap terhadap
peristiwa-peristiwa yang dialami anak di lain waktu Pendidik
yang cerdas lagi sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi
anak-anaknya tidak akan membiarkan suatu kejadian melintas
begitu saja tanpa mengambil pelajaran darinya untuk ia
sampaikan kepada anak-anaknya Karena hidup memang penuh
dengan peristiwa dan kejadian Manusia senantiasa akan
menemui peristiwa-peristiwa ini selama masih hidup di dunia
Dan peristiwa-peristiwa kehidupan termasuk sarana terpenting
dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang besar bagi anak
Ambilah setiap kejadian sebagai pengarahan, bimbingan,
pengajaran, dan sarana untuk meluruskan kesalahan Manfaatkan
saat-saat yang tepat hingga bisa mengetuk jiwanya dan
mempengaruhi hatinya Sewaktu perasaannya dapat merekam
dengan jelas sehingga pelajaran berharga masuk dalam jiwanya

Demikianlah manhaj Al-Qur’an, bahkan Al-Qur’an diturunkan


berangsur-angsur menurut peristiwa yang terjadi agar lebih
mengakar dalam hati manusia Sebagai contoh peristiwa yang
menimpa kaum muslimin dalam perang Hunain, Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman :

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
124

” Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin)


di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan
Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya
jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi
manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah
terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan
bercerai-berai ” (Qs At Taubah: 25)

Metode Pembiasaan

Biasakan anak melakukan kebaikan Sebab bila anak terbiasa


mengerjakannya secara teratur, maka ia akan menjadi sebuah
kebiasaan Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan
menjadi mudah Tanamkan kepada mereka kebiasaan melakukan
sesuatu yang baik dan membawa keberuntungan baginya dalam
urusan dunia maupun agama Baik itu ibadah, adab, tutur kata,
sopan santun, rutinitas keseharian, dan lain sebagainya

Memanfaatkan Waktu Luang

Dorong anak untuk mengisi waktu luang dengan kebaikan dan


sesuatu yang bermanfaat, sehingga tidak dimasuki oleh
keburukan, kerusakan, dan kesesatan Berikan pengarahan yang
benar dalam jalur kebaikan Luangkan waktu Anda bersama anak,
untuk menemani, membimbing, dan beraktivitas bersama
mereka Sehingga anak akan terlepas dari sebab-sebab
penyimpangan dan kerusakan, karena terlalu banyaknya waktu
kosong tanpa tahu harus diisi dengan apa Karena Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam bersabda, “Dua nikmat yang
kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu
luang” (HR Bukhari)

Pemberian Motivasi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
125

Berikanlah motivasi positif pada anak! Baik motivasi yang sifatnya


konkrit maupun maknawi Berikan dorongan dan semangat
kepada anak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat Seiring dengan itu teruslah menggali
apa yang menjadi bakat dan potensi mereka Biasakan mereka
untuk berusaha dengan keras dan bersaing secara sehat Ikut
sertakan anak dalam perlombaan yang positif

Motivasi yang terus menerus akan meningkatkan kreativitas anak


dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat Dampingi
terus mereka dan berikan dukungan sebaik-baiknya Motivasi ini
bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh Dengan
memberikan dukungan moril maupun materiil Dengan
memfasilitasi anak atau dengan memberikan hadiah ketika anak
melakukan kebaikan

Pemberian hukuman

Pendidikan anak dalam Islam dimulai dengan metode pengarahan


yang baik serta mengajak anak pada nilai-nilai mulia penuh
dengan kesabaran Namun kadang, kita sudah menmpuh segala
langkah nasehat maupun pengarahan untuk meluruskan
kesalahan anak dan kenyataannya hal itu tidak mempan Bahkan
mereka semakin parah penyimpangannya sekalipun telah diajak
kembali ke jalan yang lurus dengan cara yang baik dan halus
Dalam keadaan seperti ini kita harus mengambil cara yang tegas
demi kebaikan anak Yaitu dengan memberikan hukuman Namun
pemberian hukuman itu harus diimbangi dengan pemberian
pujian dan balasan yang baik

Pendidikan dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula


dari ancaman hingga berakhir pada penjatuhan sanksi Jika
ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
126

benar kita jatuhkan Dengan demikian akan tertanam pada jiwa


anak bahwa ancaman kita itu sungguh-sungguh dan bukan main-
main Demikianlah metode yang Allah ta’ala sebutkan dalam
firman-Nya:

” Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka


nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka kemudian jika mereka
mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha
besar ” (An Nisa:34)

Kesimpulannya, metode pemberian sanksi baru kita gunakan


apabila seluruh metode mengalami kegagalan Dan saat
menjatuhkan sanksi, perhatikan waktu yang tepat dan bentuk
sanksi yang sesuai dengan kadar kesalahan Bentuk sanksi ini bisa
bervariasi dari yang teringan, misalnya mengurangi jatah harian
anak, mengurangi jam bermain atau yang semisalnya Bisa
berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang terberat,
yaitu hukuman fisik

Kita dapat membuat kesepakatan dengan anak tentang bentuk


sanksi dan kapan sanksi dijatuhkan Sehingga anak lebih memiliki
kesadaran dan kesiapan untuk menerimanya

Demikianlah delapan metode pembelajaran yang kita harapkan


dapat membantu kesuksesan kita dalam mendidik anak Mendidik
anak dengan memberi contoh akan menghasilkan karakter yang
mulia Pengajaran dengan tutur kata dan bimbingan yang baik
mampu meluruskan berbagai kekurangan dan kesalahan,
memberikan wacana yang baik dalam kehidupannya serta
membiasakan mereka dengan kebaikan pula Dengan
memanfaatkan waktu senggang, anak mampu menyalurkan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
127

potensi tubuh, akal dan perasaan untuk sesuatu yang bermanfaat


Motivasi akan membangkitkan semangat dan persaingan hidup
yang sehat serta mengasah kemampuan dan keterampilan
Sementara sanksi hanya berfungsi sebagai sarana kontrol akhir
bila semua sarana dan metode di atas tidak bermanfaat

***

artikel muslimah or id

Diringkas dari: Mencetak Generasi Rabbani, Ummu Ihsan


Chairriyah & Abu Ihsan Al-Atsari, Darul Ilmi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
128

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam?

Adid Adep Dwiatmoko

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

Pertanyaan:

Saya memohon nasehat Anda tentang bagaimana cara


meningkatkan akhlaq dan cara mengasuh anak-anak saya agar
memiliki akhlaq yang baik Saya mendengar banyak nasehat dari
para ulama bahwa anak-anak seharusnya tinggal dan belajar di
bawah bimbingan ulama selama beberapa waktu agar bisa
mempelajari akhlaq yang baik Saat ini saya sangat khawatir
terhadap akhlaq anak-anak saya karena kami tinggal di lingkungan
yang buruk, dan akhlaq masyarakat di lingkungan kami sangat
rendah, yang mana tidak menunjang peningkatan akhlaq yang
baik Saya belum lama masuk Islam, sehingga saya tidak memiliki
ilmu yang cukup untuk meningkatkan akhlaq saya ataupun anak-
anak saya Mereka sangat suka menonton TV dan bergaul dengan
kerabat-kerabat dan teman-teman yang menularkan akhlaq-
akhlaq yang jelek Sampai-sampai, meskipun kami selalu
berupaya mengajari mereka akhlaq yang baik, namun contoh jelek
dari masyarakat dan teman-temannya lebih berpengaruh kepada
mereka Saya bingung apakah saya harus terus berusaha untuk
tetap sabar dan mengingatkan mereka dengan lembut, atau saya
harus bersikap keras untuk mengajari mereka akhlaq yang baik

Jawaban:

Segala puji bagi Allah Kami mengucapkan selamat kepada Anda


untuk nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada Anda berupa
hidayah untuk masuk Islam, dan kami memohon kepada Allah
Ta’alaa agar meneguhkan kami dan Anda dalam mengikuti agama

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
129

ini sampai kita bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha


kepada kita Kami juga mengucapkan selamat kepada Anda
kerena semangat Anda dalam memberikan anak-anak Anda
pendidikan yang baik

Kemudian jawaban dari pertanyaan Anda, kami menunjukkan


beberapa hal penting dengan harapan dapat membantu Anda,
dengan taufik Allah Ta’alaa, untuk mencapai apa yang Anda
inginkan

Pertama:

Kami harus mengingatkan Anda bahwa, umumnya, akhlaq yang


jelek itu sesuai dengan syahwat dan hawa nafsu seseorang;
sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa perlu disuruh
atau susah-susah Sebaliknya, akhlaq yang baik itu membutuhkan
latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat, yang merusak
dan merugikan jiwa Akhlaq yang baik berarti mengikuti jalan
yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan
suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang


baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia
mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya
tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan
jiwanya akan membenci apa pun yang bertentangan dengan
akhlaq yang baik Sehingga anak akan menerima akhlaq yang
baik, dan mencintai akhlak tersebut Cinta tidak dapat
ditanamkan dengan cara kekerasan; melainkan membutuhkan
hal-hal berikut:

1 Kelembutan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
130

Terdapat sejumlah hadits Nabi yang mengajarkan kita untuk


menggunakan kelembutan saat berinteraksi dengan orang lain,
seperti berikut:

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga


Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan
dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024)

“Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu


‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari
kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan ’”

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga


Allah meridhai beliau, berkata, ‘Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada
sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan
diambil dari sesuatu, pasti merusaknya ’”

“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai beliau bahwa dia berkata:


Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza
wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia
akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303))

Di antara tabiat anak-anak adalah mereka mencintai orang tua


yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, dan yang
perhatian kepada mereka, sebisa mungkin tanpa teriak dan
amarah; bahkan dengan penuh hikmah dan kesabaran Anak usia
dini membutuhkan hiburan dan permainan; sebagaimana juga
usia dini adalah usia yang tepat untuk menanamkan adab-adab
dan pendidikan yang baik Oleh karena itu, orang tua harus
mampu menyeimbangkan antara keduanya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
131

Saat anak-anak mencintai orang tua yang penuh kelembutan,


maka cintanya ini akan memotivasi mereka dengan kuat untuk
menaati orang tuanya Sebaliknya, tidak adanya kelembutan pada
orang tua, bahkan adanya kekerasan, akan menyebabkan anak
menjauh, yang pada gilirannya akan menyebabkan keras kepala
dan ketidaktaatan, atau menyebabkan ketakutan yang akan
menumbuhkan sifat dusta dan tipu daya pada diri anak kepada
orang tua

2 Kelembutan tidak berarti meniadakan hukuman pada saat


diperlukan

Namun, perlu dicatat bahwa hukuman, ketika membesarkan


anak-anak, harus digunakan secara bijak Tidak benar jika anak
selalu dihukum untuk setiap pelanggaran yang dilakukan
Hukuman diterapkan saat kelembutan tidak lagi berpengaruh, dan
ketika nasehat, perintah dan larangan telah diabaikan

Kemudian, hukuman juga harus memberikan manfaat Misalnya,


Anda memiliki masalah pada kebiasaan anak-anak Anda
menghabiskan waktu yang lama di depan televisi, maka Anda
dapat membatasi program yang mereka tonton, yakni yang
bermanfaat dan tidak membahayakan secara umum, dan bebas
dari perkara mungkar sebisa mungkin Jika mereka melampaui
waktu tonton yang telah ditentukan, Anda dapat menghukum
mereka dengan melarang mereka menonton televisi selama satu
hari penuh Suatu ketika mereka melanggar lagi, maka Anda dapat
melarang mereka dari menonton televisi untuk jangka waktu yang
lebih lama, sesuai dengan tujuan kebaikan yang hendak digapai
dan manfaat dalam pendidikan adab dan budi pekerti

3 Memberikan contoh yang baik

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
132

Orang tua harus memiliki akhlaq yang baik terlebih dahulu,


sebelum mengajari anaknya berakhlaq baik Sebagai contoh, tidak
tepat jika seorang ayah melarang anaknya merokok padahal dia
sendiri merokok

Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya, “Hal


pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan
anak-anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih
Karena kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari
kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda
lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang jelek di hadapan
mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272)

4 Menerapkan lingkungan yang baik

Lingkungan yang baik adalah lingkungan di mana perbuatan baik


dipuji dan pelakunya dimuliakan, sedangkan perbuatan buruk dan
pelakunya dicela Saat ini, lingkungan seperti ini sangat jarang kita
temui Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara
fisik, psikologis dan finansial, insyaAllah kita mampu untuk
membuatnya

Misalnya, jika terdapat sebuah keluarga muslim yang tinggal di


lingkungan di mana tidak ada keluarga muslim lainnya, keluarga
ini harus berusaha keras untuk pindah ke lingkungan atau kota di
mana terdapat banyak muslim, atau lingkungan di mana terdapat
masjid atau pusat kegiatan Islam yang aktif dalam menjalankan
program-program untuk anak-anak muslim

Contoh lain, jika seorang anak tertarik dalam olahraga tertentu


atau aktivitas lainnya, orang tua bisa mencarikan klub olahraga
atau organisasi serupa yang cocok, yang dikelola oleh muslim yang
berkomitmen pada syariat Islam, yang diikuti oleh keluarga-
keluarga muslim yang bersemangat untuk memberikan anak-anak

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
133

mereka pendidikan yang baik dalam seluruh perkara Interaksi


satu sama lain sangat memberikan pengaruh besar, seperti yang
Anda katakana Sehingga, cobalah untuk mengurangi efek negatif
yang Anda lihat sebagai hasil dari interaksi tersebut, dengan
mengatur interaksi yang positif dengan keluarga muslim

Jika orang tua mampu mengeluarkan uang untuk pakaian bagus,


makanan lezat, dan rumah yang nyaman, mereka juga harus
bersedia mengeluarkan uangnya dalam usaha untuk memperoleh
akhlaq yang baik, dengan mengharap pahala dari Allah Ta’alaa
dengan hal tersebut

Kedua:

Wajib bagi Anda untuk senantiasa memanjatkan doa tanpa henti,


terutama pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sepertiga
malam terakhir, saat sujud, dan pada hari Jumat Perbanyaklah
meminta kepada-Nya agar menjadikan anak-anak Anda menjadi
anak-anak yang shalih dan agar membimbing mereka ke jalan
yang lurus Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri
hamba Allah yang shalih Allah berfirman:

“Dan (hamba-hamba Ar Rahman adalah) mereka yang


mengatakan:” Ya Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami, istri-istri
dan keturunan kami yang akan menjadi penyejuk mata kami, dan
jadikanlah kami sebagai pemimpin untuk orang-orang yang
bertakwa” (Al-Furqaan 25:74)

Syaikh ‘Abd ar-Rahman as-Sa’di, semoga Allah merahmatinya,


berkata, “penyejuk mata” artinya sumber kebahagian bagi kami

Jika kita mempelajari karakteristik dari mereka (yang


memanjatkan doa ini), kita akan ketahui bahwa di antara indikasi
kuatnya kehendak baik dan tingginya martabat mereka adalah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
134

mereka tidak akan bahagia sampai mereka melihat istri dan


keturunan mereka menaati Tuhan mereka, berilmu dan
mengamalkan ilmunya Dan doa untuk keshalihan istri dan anak-
anak juga merupakan doa untuk diri mereka sendiri, karena
manfaatnya akan kembali kepada mereka juga Oleh karena itu,
mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk karunia (Allah)
kepada mereka Mereka berkata “Anugerahkan kepada kami”,
bahkan sebenarnya doa mereka tidak hanya membawa manfaat
untuk mereka, namun juga bagi semua umat Islam, karena
keshalihan satu orang akan menyebabkan shalihnya orang-orang
di sekelilingnya, dan akan memberikan manfaat bagi mereka”
(Taisiirul kariimil mannaan fi tafsiri kalaamir rahmaan, 587)

Kami menganjurkan bagi Anda untuk menelaah fatwa penting no


4237 dan 10016

Dan Allah Maha Mengetahui

***

Sumber: https://islamqa info/ar/215167

Penerjemah: Adid Adep Dwiatmoko

Artikel Muslimah or id

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
135

Garis Besar Pendidikan Pada Masa Salaf

Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Pendidikan memiliki peran sangat penting dan menentukan dalam


pembentukan kepribadian dan perkembangan peradaban
manusia, khususnya dalam membina manusia dan
membebaskannya dari kebodohan, kegelapan, dan kesesatan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mendidik
manusia agar menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan terlepas
dari kesesatan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫كماِ ا ْرسلْنا فِيْكُ ِْم رسُوْ لًِ ِمنْكُ ِْم يتْلُوْ ا عليْكُ ِْم َٰا َٰيتِنا ويُز ِكيْكُ ِْم ويُع ِل ُمكُ ُِم الْك َِٰتبِ والْحِ كْم ِة‬
ِ‫ويُع ِل ُمكُ ِْم َما ل ِْم تكُوْ نُوْ ا تعْلمُوْ ن‬

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami


kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui [al-
Baqarah/2:151]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ِٰ ‫ب تعالوْ ا ا َِٰلى كلِمةِ سو ۤاءِ بيْننا وبيْنكُ ِْم ا َِل نعْبُدِ ا َِِل‬
‫ّللا ولِ نُش ِْركِ بِهِ شي ًْٔـا‬ ِِ ‫قُ ِْل َٰيا ْهلِ الْك َِٰت‬
ِ‫س ِلمُوْ ن‬ ‫م‬ ‫ا‬َ
ْ ُ ِ ْ‫ُو‬‫ن‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ْه‬
‫ش‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬
ْ‫وْ و‬ ‫ف‬ ‫ا‬ َ ‫ل‬‫و‬ ‫ت‬ ِْ‫ِن‬
‫ا‬ ‫ف‬ ۚ
ِ ِ
‫ّللا‬ ِ
‫ن‬ ‫د‬
ِ ٰ ِ ْ‫ِ ُو‬ ِْ‫ن‬ ‫م‬ ‫ًا‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫ر‬
ْ ‫ا‬ ‫ًا‬
‫ض‬ ْ ‫َولِ يتَخِ ذِ ب ْعض‬
‫ع‬‫ب‬ ‫ا‬‫ُن‬

Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu


kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”
Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka:
“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)” [Ali Imran/3:64]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
136

Demikianlah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membina


dan mendidik para sahabatnya sehingga mereka menjadi generasi
terbaik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ‫اس ق ْرنِي ثُ َِم الَذِينِ يلُون ُه ِْم ثُ َمِ الَذِينِ يلُون ُه ْم‬
ِ ِ َ‫خي ُِْر الن‬

Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku kemudian generasi


setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka [HR al-
Bukhâri, 5/191, dan Muslim no 2533]

Mereka menjadi manusia terbaik di bawah pembinaan pendidik


terbaik, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
hingga Mu’âwiyah bin al-Hakam Radhiyallahu anhu
mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam ungkapannya yang indah:

‫ما رأيْتُِ ُمع ِل ًما قبْلهُِ ولِ بعْدهُِ أحْسنِ تعْلِي ًما مِ نْهُِ رواه مسلم‬

Aku tidak akan melihat seorang pendidik sebelum dan


sesudahnya yang lebih baik darinya [HR Muslim no 836]

Sebagai teladan yang baik, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala


memerintahkan kita untuk mencontoh dan mengikutinya:

ِ‫ّللا كثِي ًْرا‬ َٰ ْ ِ‫ّللا والْيوْ م‬


ِٰ ِ‫الخِ رِ وذكر‬ ِٰ ‫ّللا اُسْوةِ حسنةِ لِمنِْ كانِ ي ْرجُوا‬
ِِٰ ‫ي رسُوْ ِِل‬
ِْ ِ‫لق ِْد كانِ لكُ ِْم ف‬

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan


yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah [al-Ahzab/33:21]

Juga dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ُ‫واِنَكِ لع َٰلى ُخل‬


ِ‫ق عظِ يْم‬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung


[al-Qalam/68:4]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
137

Oleh karena itu, semestinya menjadikan beliau Shallallahu ‘alaihi


wa sallam sebagai rujukan dalam mendidik dan membina
kehidupan seluruh manusia Sufyân bin ‘Uyainah al-Makki
rahimahullah menyatakan: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah standar terbesar Segala sesuatu (harus)
ditimbang berdasarkan akhlak, sirah dan petunjuk beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam Semua yang sesuai dengannya,
itulah kebenaran; dan yang menyelisihinya, itulah kebatilan”[1]

GARIS BESAR PENDIDIKAN PADA MASA SALAF

Salah seorang murid Syaikh Muhammad Nâshiruddin al-Albâni,


yaitu Syaikh Muhammad ‘Id Abbâsi, menyimpulkan garis-garis
besar yang terpenting mengenai pendidikan pada masa Salaf
Beliau menyebutkan dalam makalahnya yang berjudul at-Ta’lîm fi
‘Ahdi as-Salaf, sebagai berikut

Menjadikan Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam sebagai landasan dan sumber ilmu Keduanya
merupakan sumber terpercaya dan maksum dari segala kesalahan
dan kekurangan

Memahami Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam sesuai dengan pemahaman Salafush-Shâlih, yaitu
seperti para sahabat, Tâbi’în dan Tâbi’it Tâbi’î Mereka telah dipuji
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur`an, dan juga
direkomendasikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
diikuti

Mengikhlaskan ilmu hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan


menjadikannya sebagai puncak usaha dan tujuan kita

Memulai dengan menanamkan secara kokoh keimanan kepada


jiwa murid sebelum belajar hukum syariat Ini dilakukan dengan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
138

mengenalkan tentang Rabb, nama, sifat dan perbuatan-Nya,


sehingga tertanam dalam jiwa murid pengagungan,
penghormatan, pengharapan dan rasa takut kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala , serta kecintaan kepada-Nya Dia juga akan
selalu ingat kepada kematian, kengerian hari Kiamat, surga dan
neraka serta hari Perhitungan amal Memulai pendidikan dengan
sisi ini akan mempersiapkan seseorang supaya dapat
melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi
larangan-larangan-Nya serta senantiasa istiqamah Demikian yang
disampaikan Al-Qur`ân dalam masalah pendidikan generasi
pertama dan kedua Dijelaskan oleh Ummul-Mukminîn ‘Aisyah
Radhiyallahu anha :

ِ‫اس‬ ِِ َ‫ص ِِل فِيها ِذك ُِْر الْجنَ ِِة والن‬


ُ ‫ار حتَى ِإذا ثابِ ال َن‬ َ ‫سورةِ مِ نِْ الْ ُمف‬ ُ ُِ‫ِإنَما نزلِ أ َولِ ما نزلِ مِ نْه‬
ُ ْ
ُ‫يءِ لِ تشْربُوا الخ ْمرِ لقالوا لِ ندع‬ ْ ‫اِلسْل ِِم نزلِ الْحل ُِل والحرا ُِم ولوِْ نزلِ أ َولِ ش‬
ْ ِ ْ ‫إِلى‬
َِ ‫الزنا أبدًا لق ِْد نزلِ بِمكَةِ على ُمح َمدِ صلَى‬
ُ‫ّللا‬ ِ ُ‫الْخ ْمرِ أبدًا ولوِْ نزلِ لِ ت ْزنُوا لقالُوا لِ ندع‬
ِْ‫ب ب ِْل السَاعةُِ موْ ِع ُدهُ ِْم والسَاعةُِ أدْهى وأم ُِّر وما نزلت‬ ُِ ‫عليْ ِِه وسلَمِ و ِإنِي لج ِاريةِ ألْع‬
ْ
(4993) ‫سُور ِةُ البقر ِِة والنِساءِِ إِ ِل وأنا ِعندهُِ رواه البخاري‬
َ ْ

Sesungguhnya yang pertama kali turun darinya ialah satu surat


dari al-Mufashshal (surat-surat pendek) yang berisi penjelasan
tentang surga dan neraka; sehingga apabila manusia telah mantap
dalam Islam, maka turunlah (ayat-ayat tentang) halal dan haram
Seandainya yang pertama kali turun (kepada mereka) adalah
“jangan minum khamr (minuman keras),” tentu mereka akan
menjawab “kami tidak akan meninggalkan khamr selama-
lamanya” Seandainya yang pertama turun adalah “jangan
berzina,” tentu mereka akan menjawab “kami tidak akan
meninggalkan zina selama-lamanya” Sesungguhnya telah turun
firman Allah “sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan
kepada mereka, dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit” -al-
Qamar 54 ayat 46- di Mekkah kepada Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan pada waktu itu aku masih anak kecil yang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
139

bermain-main Dan belum turun surat al-Baqarah dan an-Nisâ`


kecuali aku sudah berada di sisinya (HR al-Bukhâri, no 4993)

Mengagungkan dan menghormati ilmu dan menjadikannya


sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala Konsekuensi dari itu, ialah memuliakan dan
menghormati serta berbuat santun kepada para ulama dan para
guru Demikian juga seorang murid harus merendahkan suara di
hadapan mereka, tidak berbuat lancang kepada mereka,
hendaklah berlemah-lembut dalam berbicara dengan mereka
Mereka ialah pewaris para nabi sebagaimana telah disabdakan
Nabi n Lantaran itu, maka mereka para pendidik itu pun akan
senang hati menyampaikan ilmu yang dimilikinya dan
memberikan faidah (ilmu) yang mereka miliki

Berpegang dengan metode ilmiah dengan berlandaskan dalil,


hujjah, bukti kongkrit, menjauhi taklid, meninggalkan perkiraan
dan prasangka keliru Dalam pengajaran Islam, metode ini
memiliki peran sangat penting Sebab, Islam mengajak manusia
untuk berfikir dan mencari dalil Bimbingan Al-Qur`ân ini telah
diamalkan oleh para Salaf terdahulu

Menjadikan tujuan terbesar pendidikan dan pengajaran terfokus


pada pembentukan pribadi muslim yang tunduk dan menerima
perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala Kepribadian yang beriman
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam uluhiyah-Nya dan
menempuh beribadah sesuai jalan-Nya, sehingga mentauhidkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar, berpegang teguh
dengan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, melaksanakan
kewajiban khilafah di bumi, memperhatikan agama dan dunia,
serta beramal untuk dunia dan akhirat

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
140

Dalam proses pengajaran, menghubungkan hakikat ilmiah dengan


hakikat keimanan, menanamkan aqidah yang benar dan
mengokohkannya di dalam jiwa para murid Inilah metode Al-
Qur`ân dalam pembentukan aqidah, dimana dipaparkan ayat-ayat
Allah Subhanahu wa Ta’ala di alam semesta, jiwa dan ufuk bumi,
dan mengajak manusia untuk merenungkan, memikirkan,
sehingga sampailah keimanannya kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala , iman kepada kodrat (kekuasaan) dan sifat-sifat-Nya
Metode ini berbeda dengan pendidikan sekuler yang hanya
menyampaikan hakikat ilmiah, dan memisahkan ilmu dari agama;
sehingga pendidikan hanya bersifat lahiriyah dan sekedar slogan
tanpa berpengaruh kepada akhlak, tidak membentuk manusia
yang shalih Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam
menceritakan ilmu orang-orang kafir:

ِ ْ‫الخِ ر ِِة هُ ِْم َٰغ ِفلُو‬


‫ن‬ َٰ ْ ‫ن‬
ِِ ‫يعْلمُوْ نِ ظاه ًِرا ِمنِ الْح َٰيو ِِة ال ُّدنْياِ وهُ ِْم ع‬

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia;


sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai [ar-
Ruum/30:7]

Seorang pendidik harus menjadi teladan yang baik bagi para


muridnya Kaidah ini merupakan landasan yang sangat penting
dalam pendidikan Dengan cara qudwah inilah Islam
memerintahkan dan memperingatkan secara keras perbuatan
seseorang yang menyelisihi perkataannya, dan khususnya bagi
seorang ulama Dalam hal ini, Islam memberikan permisalan
dengan permisalan yang paling buruk, dengan keledai dan anjing
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ‫اراِ بِئْسِ مث ُِل الْقوْ ِِم الَ ِذي‬


‫ْن‬ ِِ ‫مث ُِل الَ ِذيْنِ ح ُِملُوا التَوْ رَٰ ىةِ ثُ َِم ل ِْم يحْ مِ لُوْ ها كمث ِِل الْحِ م‬
ً ‫ار يحْ مِ ُِل اسْف‬
ِ‫ّللا لِ ي ْهدِى الْقوْ مِ الظٰلِمِ يْن‬
ُِٰ ‫ّللا ۚو‬
ِِٰ ‫ت‬ِِ ‫كذَبُوْ ا بِ َٰا َٰي‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
141

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat,


kemudian mereka tiada memikulnya; adalah seperti keledai yang
membawa kitab-kitab yang tebal Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu Dan
Allah tiada memberi petunju kepada kaum yang zhalim [al-
Jumu’ah/62:5]

Dan firman Allah Azza wa Jalla :

ِْ‫ولو‬١٧٥ ِ‫ِي َٰاتي َْٰنهُِ َٰا َٰيتِنا فانْسلخِ مِ نْها فاتْبعهُِ الشَي َْٰطنُِ فكانِ مِ نِ الْغا ِويْن‬ ِْ ‫واتْ ُِل علي ِْه ِْم نباِ الَذ‬
ِِ ْ‫ض واتَبعِ ه َٰوىهُِ فمثلُهِ كمث ِِل الْكل‬
‫ب اِنِْ تحْ مِ ِْل‬ ِ ِ ‫شئْنا لرفع َْٰنهُِ بِها ول ِكنَهِ ا ْخلدِ اِلى ْال ْر‬
َٰ ِ
ِ‫ُص الْقصص‬ ِ ِ ‫ث َٰذلِكِ مث ُِل الْقوْ ِِم الَ ِذيْنِ كذَبُوْ ا ِب َٰا َٰيتِناِ فاقْص‬
ِْ ‫ث اوِْ تتْ ُر ْكهُِ يلْه‬ِْ ‫عليْ ِِه يلْه‬
ِ‫لعلَ ُه ِْم يتفكَرُوْ ن‬

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami


berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-
Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu
dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia
termasuk orang-orang yang sesat Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa
nafsunya yang rendah; maka perumpamaannya seperti anjing; jika
kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu
membiarkannya, dia mengulurkan lidahnya (juga) Demikian
itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir [al-A’râf/7:175-176]

Lemah-lembut terhadap murid, menyambut dan memotivasinya


Banyak dalil yang memerintahkan untuk berbuat demikian
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhitungkannya
sebagai faktor yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan dan
keberuntungan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
142

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ي هِيِ احْسنُِ اِنَِ ربَكِ ه ُِو‬ ِْ ‫اُ ْدعُ ا َِٰلى س ِب ْي ِِل ر ِبكِ ِبالْحِ كْم ِِة والْموْ عِظ ِِة الْحسن ِِة وجا ِدلْ ُه ِْم ِبالَ ِت‬
‫ْن‬ ْ
ِ ‫اعْل ُِم بِمنِْ ض َِل عنِْ سبِيْلِهِ وهُوِ اعْل ُِم بِال ُمهْت ِدي‬

Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Rabb-mu, Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk [an-
Nahl/16:125]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ‫ُ ولِ يُنْزعُ مِ نِْ ش‬،‫يءِ إِ ِلَ زانه‬


(23786) ‫يءِ إِ ِلَ شان ُهِ رواه أحمد‬ ْ ‫يش‬ ِ ْ‫الرف‬
ِْ ِ‫ق لِ يكُوْ نُِ ف‬ ِ َِ‫إِن‬
(2487) ‫( وأبو داود‬2594) ‫ومسلم‬

Sesungguhnya kelembutan tidak menyertai sesuatu kecuali akan


menghiasinya, dan tidak hilang dari sesuatu kecuali akan
merusaknya [HR Ahmad no 23786, Muslim no 2594 dan Abu
Dawud no 2487]

ِ‫( وغيرهما‬2165) ‫( ومسلم‬6024) ‫ي ْاأل ْم ِِر كُ ِل ِهِ رواه البخاري‬ ِ ْ‫الرف‬


ِْ ِ‫ق ف‬ ِ ‫ب‬ ُِّ ِ‫إِنَِ هللاِ يُح‬

Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan (rifqu) dalam seluruh


perkara (Muttafaqun ‘alaihi)

ِ ‫ م ْرحبِا ً م ْرحبِا ً بِو ِصيَ ِِة رسُوْ ِِل‬:‫سيأْتِيْكُ ِْم أقْوامِ ي ْطلُبُوْ نِ الْ ِعلْمِ ف ِإذا رأيْتُ ُمو ُه ِْم فقُوْ لُوْ ا ل ُه ِْم‬
ِ‫هللا‬
(247) ‫هللا عليْ ِِه وسلَمِ ” رواه ابن ماجة‬ ُِ ‫صلَى‬

Akan datang kepada kalian kaum yang menuntut ilmu; bila kalian
mendapatinya, maka katakanlah kepada mereka ‘selamat datang,
selamat datang orang yang menjadi wasiat Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam ‘ [HR Ibnu Majah no 247]

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
143

Oleh karena itu, dahulu, para ulama dan para pendidik berbicara
kepada para penuntut ilmu dengan perkataan yang bagus,
tawadhu`, mencintai mereka dan bermuamalah secara baik
dengan mereka Demikian juga dengan para pelajar, mereka
mencintai para pendidik, senang bersama mereka, menghormati
dan memuliakan guru-gurunya, serta mengambil faidah dari
mereka sebaik-baiknya Sehingga lantaran muamalah yang baik
antara pendidik dengan murid, maka semua akan mendapatkan
banyak manfaat dan kesuksesan

Di antara bentuk lemah-lembut kepada murid, yakni dalam


menyampaikan informasi ilmiah, para pendidik
menyampaikannya secara bertahap, dari yang mudah kepada
yang sulit, dan dari yang biasa sampai yang komplek dan
seterusnya

Melakukan variasi dalam uslûb (mengajar) sehingga murid


menjadi tertarik, merasa rindu dan pikirannya terkonsentrasi
mengikuti pelajaran Di antara uslûb itu, misalnya dengan metode
tanya jawab, diskusi, kisah-kisah, permisalan, atau dengan
penggunaan alat dan sarana pengajaran yang ada Uslûb demikian
banyak dicontohkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta
pernyataan para Salaf terdahulu

AJAKAN DAN HIMBAUAN

Menjadi suatu kewajiban bagi para ulama, da’i, ustadz dan para
pendidik untuk mempelajari keahlian yang dimiliki para sahabat
Radhiyallahu anhum Mereka telah meraih kedudukan dan derajat
yang tinggi dan mulia, baik di dunia maupun di akhirat Tanamkan
karakteristik dan keahlian mereka dalam ingatan saat kita
menunaikan kewajiban mendidik generasi masa kini Sebagai

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
144

pendidik, hendaklah memiliki tujuan membentuk generasi seperti


generasi para sahabat dalam hal aqidah dan pemahaman
terhadap Al-Qur`ân dan Sunnah, dan menjadikan anak didik untuk
selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya,
serta mendidiknya menjadi orang yang zuhud terhadap dunia dan
antusias dengan akhirat Disamping itu, seorang pendidik,
hendaklah juga mampu menanamkan pada anak didik untuk
memiliki sikap mau berkorban dalam mencapai keridhaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala , memiliki semangat membela agama dan
ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Mari kita tanamkan hal ini dalam benak dan ingatan kita,
semangat menerapkannya ketika kita pendidik keluarga,
lingkungan dan sekolah-sekolah, agar kita dapat mengembalikan
masa depan kaum Muslimin dengan cahaya ilmu dan petunjuk
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Wabillahit taufiq

Maraji’:

At-Ta’lîm fi ‘Ahdis-Salaf, Syaikh Muhammad ‘Id ‘Abbâsi, sebuah


makalah

At-Tashfiyah wa at-Tarbiyah, Syaikh ‘Ali bin Hasan al-Halabi

Kaifa Rabba an-Nabi n Ash-hâbahu, Kamâl bin Mukhtar Ismâ’il

Silsilah al-Ahâdîts as-Shahîhah, Syaikh Muhammad Nâshiruddin


al-Albâni, Maktabah al-Ma’ârif dll

Tadzkirat as-Sâmi’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-


Muta’allim, Ibnu Jama’ah al-Kinâni, Tahqîq: as-Sayyid Muhammad
Hasyim an-Nadawi, Penerbit Rimâdi lin-Nâsyir, Cetakan Kedua,
Tahun 1416 H

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
145

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03//Tahun


XII/1429H/2008M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta, Jl Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo Solo
57183 Telp 0271-858197 Fax 0271-858196 Kontak Pemasaran
085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi
08122589079]

______

Footnote

[1] Tadzkirat as-Sâmi’ wa al-Mutakallim, Ibnu Jamâ’ah al-Kinâni,


hlm 21

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
146

Pendidikan Anak, Tanggung Jawab Siapa?

Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST

Kita yang sudah menjadi orang tua tentu senantiasa berharap,


berdo’a dan berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak kita
kelak menjadi anak-anak yang shalih, anak-anak yang bermanfaat
Namun siapa yang bertanggung jawab menjadikan mereka anak
shalih, apakah orang tua? Ataukah sekolah dan para gurunya?

Beruntungnya Orang Tua Yang Memiliki Anak Shalih

Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah


mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih,
yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya,
membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang
tua Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi
pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak
shalih yang dimilikinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ِْ‫اِلنْسانُِ انْقطعِ عنْهُِ عملُهُِ ِإ َِل مِ نِْ ثلثةِ ِإ َِل مِ نِْ صدقةِ ج ِاريةِ أوِْ ِعلْمِ ُينْتف ُِع ِب ِِه أو‬
ِ ْ ِ‫ِإذا مات‬
ُِ‫ولدِ صالِحِ ي ْدعُو له‬

“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya


terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan anak shalih yang mendo’akannya ” (HR Muslim: 1631)

Demikian pula, kelak di hari kiamat, seorang hamba akan


terheran-heran, mengapa bisa dia meraih derajat yang tinggi
padahal dirinya merasa amalan yang dia lakukan dahulu di dunia
tidaklah seberapa, namun hal itu pun akhirnya diketahui bahwa
derajat tinggi yang diperolehnya tidak lain dikarenakan do’a
ampunan yang dipanjatkan oleh sang anak untuk dirinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
147

ِ‫ب أنَى لِي ه ِذ ِِه فيقُو ُل‬ِِ ‫ِحِ فِي الْجنَ ِِة فيقُو ُِل يا ر‬
ِ ‫ّللا عزَِ وج َِل لي ْرف ُِع الدَرجةِ ِللْعبْ ِِد الصَال‬
َِ َِ‫إِن‬
ِ‫ستِغْف ِارِ ولدِكِ لك‬ْ ‫ِبا‬

“Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang


hamba yang shalih di surge Kemudian dia akan berkata, “Wahai
Rabb-ku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah
menjawab, “Hal itu dikarenakan do’a yang dipanjatkan anakmu
agar kesalahanmu diampuni ” (HR Ahmad: 10618 Hasan)

Oleh karenanya, saking urgennya pembinaan dan pendidikan sang


anak sehingga bisa menjadi anak yang shalih, Allah ta’ala langsung
membebankan tanggung jawab ini kepada kedua orang tua Allah
ta’ala berfirman dalam sebuah ayat yang telah kita ketahui
bersama,

ُِ َ‫ارا وقُودُها الن‬


(٦) ُِ‫اس والْحِ جارة‬ ً ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُوا قُوا أنْفُسكُ ِْم وأ ْهلِيكُ ِْم ن‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu ” (At Tahrim: 6)

Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,

‫تأمرهم بطاعة هللا وتنهاهم عن معصية هللا وأن تقوم عليهم بأمر هللا وتأمرهم به‬
‫وتساعدهم عليه فإذا رأيت هلل معصية ردعتهم عنها وزجرتهم عنها‬

“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat


taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka
kepada-Nya Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah
kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk
menjalankannya Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat
kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka ” (Tafsir al-
Quran al-’Azhim 4/502)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
148

Demikian pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


memikulkan tanggung jawab pendidikan anak ini secara utuh
kepada kedua orang tua Dari Ibnu radhiallahu ‘anhu, bahwa dia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الر ُج ُِل راعِ فِي‬ َ ‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِِه و‬ ِ ْ ‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِِه‬
ْ ‫اِلما ُِم راعِ وم‬ ْ ‫كُلُّكُ ِْم راعِ وكُلُّكُ ِْم م‬
ْ ‫أ ْه ِل ِِه وهُوِ م‬
‫سئُولِ عنِْ ر ِع َي ِت ِِه‬

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai


pertanggungjawaban atas kepemimpinannya Seorang imam
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan
demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi
keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya ” (HR Bukhari: 2278)

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

‫ك‬
ِ ‫أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته ل‬

“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai


pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang
telah engkau berikan kepadanya Dan dia juga akan ditanya
mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada
dirimu ”(Tuhfah al Maudud hal 123)

Tanggung Jawab Orang Tua

Tanggung jawab pendidikan anak ini harus ditangani langsung


oleh kedua orang tua Para pendidik yang mendidik anak di
sekolah–sekolah, hanyalah partner bagi orang tua dalam proses
pendidikan anak

Orang tua yang berusaha keras mendidik anaknya dalam


lingkungan ketaatan kepada Allah, maka pendidikan yang
diberikannya tersebut merupakan pemberian yang berharga bagi

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
149

sang anak, meski terkadang hal itu jarang disadari Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ن‬
ِ ‫ما نحل والد ولده أفضل من أدب حس‬

“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada
anaknya selain pendidikan yang baik ” (HR Al Hakim: 7679)

Mengenai tanggung jawab pendidikan anak terdapat perkataan


yang berharga dari imam Abu al-Hamid al-Ghazali rahimahullah
Beliau berkata, “perlu diketahui bahwa metode untuk
melatih/mendidik anak-anak termasuk urusan yang paling
penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari urusan yang
lainnya Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya
dan qalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat
berharga dan murni yang belum dibentuk dan diukir Dia
menerima apa pun yang diukirkan padanya dan menyerap apa
pun yang ditanamkan padanya Jika dia dibiasakan dan dididik
untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik
dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat Dan setiap
orang yang mendidiknya, baik itu orang tua maupun para
pendidiknya yang lain akan turut memperoleh pahala
sebagaimana sang anak memperoleh pahala atas amalan
kebaikan yang dilakukannya Sebaliknya, jika dibiasakan dengan
keburukan serta ditelantarkan seperti hewan ternak, niscaya dia
akan menjadi orang yang celaka dan binasa serta dosa yang
diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang
berkewajiban mendidiknya” (Ihya Ulum al-Din 3/72)

Senada dengan ucapan al-Ghazali di atas adalah perkataan al-


Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah, “Siapa saja yang
mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
150

baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti dia telah


berbuat kesalahan yang fatal Mayoritas penyebab kerusakan
anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak
mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama Orang tua
yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah
membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang
tua ketika mereka telah dewasa Ada orang tua yang mencela
anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau
durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu
setelah aku besar Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku
pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta ” (Tuhfah al-
Maudud hal 125)

Orang Tua Shalih, Anak pun Shalih!

“Hazm mengatakan, “Saya mendengar al-Hasan al-Bashri ditanya


oleh Katsir bin Ziyad mengenai firman Allah ta’ala, “

‫اجنا وذُ ِريَاتِنا قُ َرةِ أ ْعيُنِ واجْعلْنا ِللْ ُمتَقِينِ إِما ًما‬
ِ ‫والَذِينِ يقُولُونِ ربَنا هبِْ لنا مِ نِْ أ ْزو‬
(٧٤)

“Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan


keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ” (Al Furqan: 74)

Katsir bin Ziyad bertanya kepada al-Hasan, “Wahai Abu Sa’id,


apakah yang dimaksud qurrata a’yun (penyenang hati) dalam ayat
ini terjadi di dunia ataukah di akhirat? Maka al-Hasan pun
menjawab, “Tidak, bahkan hal itu terjadi di dunia ” Katsir pun
bertanya kembali, “Bagaimana bisa?” al-Hasan menjawab, “Demi
Allah, Allah akan memperlihatkan kepada seorang hamba, istri,
saudara dan kolega yang taat kepada Allah dan demi Allah tidak
ada yang menyenangkan hati seorang muslim selain dirinya
melihat anak, orang tua, kolega dan saudara yang tumbuh dalam

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
151

ketaatan kepada Allah ‘azza wa jalla ” (Tuhfah al Maudud hal


123)

Betapa indahnya, jika kita memandang anak-anak kita menjadi


anak yang shalih, karena hal itu salah satu penyejuk pandangan
kita Namun yang patut kita perhatikan adalah faktor yang juga
mengambil peran penting dalam pembentukan keshalehan anak
adalah keshalihan orang tua itu sendiri

Jika kita menginginkan anak-anak shalih, maka kita juga harus


menjadi orang yang shalih Ada pepatah Arab yang bagus
mengenai hal ini,

‫كيف استقم الظل و عوده أعوج‬

“Bagaimana bisa bayangan itu lurus sementara bendanya


bengkok?”

Kita selaku orang tua adalah bendanya sedangkan anak-anak kita


adalah bayangannya Jika diri kita bengkok, maka anak pun akan
bengkok dan rusak Dan sebaliknya, jika diri kita lurus, maka insya
Allah anak-anak akan lurus

Allah ta’ala berfirman,

‫ِيم‬ َُِ ‫ذُ ِريَةًِ بعْضُها مِ نِْ بعْضِ و‬


ِ ‫ّللا سمِ يعِ عل‬

“Keturunan itu sebagiannya merupakan (turunan) dari yang lain ”


(Ali Imran: 34)

Maksud dari ayat di atas adalah orang tua yang baik, sumber yang
baik, insya Allah akan menghasilkan keturunan yang baik pula

Keshalihan orang tua juga akan memberikan manfaat positif,


karena Allah akan menjaga sang anak Allah berfirman dalam
surat al-Kahfi ayat 82,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
152

‫ْن فِي الْمدِين ِِة وكانِ تحْ تهُِ كنْزِ لهُما وكانِ أبُوهُما صا ِلحًا‬ ُِ ‫وأ َما الْ ِجد‬
ِِ ‫ار فكانِ ِلغُلمي‬
ِِ ‫ْن يتِيمي‬
ِ‫فأرادِ ربُّكِ أنِْ يبْلُغا أشُ َدهُما ويسْت ْخ ِرجا كنْزهُما رحْ مةًِ مِ نِْ ر ِبكِ وما فعلْتُهُِ عنِْ أ ْم ِري ذلِك‬
(٨٢) ‫تأْ ِوي ُِل ما ل ِْم تسْطِ عِْ عليْ ِِه صب ًْرا‬

“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak


yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan
bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh ”
(Al Kahfi: 82)

Dalam ayat ini diberitakan bahwa dikarenakan keshalihan orang


tua, Allah menjaga dan memelihara sang anak, serta tidak
mengecewakan orang tua Oleh karenanya, keshalihan orang tua
itu akan berpengaruh pada sang anak, bahkan manfaat itu tidak
terbatas pada sang anak semata, tapi juga berdampak kepada
cucu-cucunya sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafizh Ibnu
Katsirrahimahullah bahwa yang dimaksud ” ‫” وكانِ أبُوهُما صا ِلحًا‬
dalam ayat tersebut adalah kakek ketujuh dari dua anak tadi

Kelak di surga, Allah ta’ala pun akan mengumpulkan sang anak


bersama orang tua mereka yang shalih, meskipun amalan sang
anak tidak dibanding amalan orang tua

ِْ‫والَذِينِ آمنُوا واتَبعتْ ُه ِْم ذُ ِريَتُ ُه ِْم بِ ِإيمانِ ألْحقْنا بِ ِه ِْم ذُ ِريَت ُه ِْم وما ألتْناهُ ِْم مِ نِْ عمل ِِه ِْم مِ ن‬
(٢١) ِ‫ام ِرئِ ِبما كسبِ رهِين‬ ْ ‫يءِ كُ ُِّل‬ ْ ‫ش‬

“Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka yang


mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun
dari pahala amal mereka tiap-tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya ” (Ath Thuur: 21)

Maka disini, Allah ta’ala memasukkan anak-anak orang mukmin


ke dalam surga dengan syarat mereka juga beriman Maka, betapa
menyenangkannya, jika kita berkumpul bersama keluarga kita di

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
153

surga sebagaimana kita berkumpul di dunia ini Meskipun amal


ibadah sang anak tidak sepadan dengan kedua orang tuanya,
amalnya kurang daripada orang tuanya, namun Allah tetap
memasukkan keturunannya ke dalam surga Karena apa? Karena
keshalehan kedua orang tuanya

Betapa pentingnya hal ini, yaitu menjadikan pribadi kita, yaitu


orang tua, menjadi pribadi yang shalih, sampai-sampai salah
seorang yang shalih pernah mengatakan,

‫يا بني إني ألستكثر من الصلة ألجلك‬

“Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak shalat


karenamu (dengan harapan Allah akan menjagamu) ”

Ada seorang tabi’in yang bernama Sa’id ibn al-Musayyib


rahimahullah juga pernah berkata,

ِ‫إني ألصلي فأذكرِ ولدي فأزيد في صلتي‬

“Ada kalanya ketika aku shalat, aku teringat akan anakku, maka
aku pun menambah shalatku (agar anak-anakku dijaga oleh Allah
ta’ala) ”

Maka, mari kita menjadikan diri kita sebagai pribadi yang baik,
taat kepada Allah dan shalih, kita jalankan perintah-perintah Allah
dan meninggalkan larangan-larangan-Nya dengan harapan
nantinya Allah ta’ala menjaga dan memelihara anak-anak kita

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim

Artikel Muslim Or Id

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
154

Meninggalkan Anak di Pondok Ketika Kecil

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam Shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya

Pendidikan anak sangatlah urgent, lebih-lebih pendidikan agama


untuk saat ini Namun kebanyakan orang tua menyampingkannya
Masalah lain yang timbul, apakah setiap anak mesti dipondokkan,
yaitu masuk ke pesantren dan nginap di sana sehingga jauh dari
orang tua? Ataukah sebaiknya di awal waktu ketika anak belum
baligh, ia tetap bersama orang tua di mana orang tua
menyekolahkan di tempat terdekat dan tetap memperhatikan
pendidikan agama si anak?

Jawaban yang tepat adalah ketika anak belum dewasa, sebaiknya


ia tidak jauh dari ibunya Beberapa hadits telah menyinggung hal
ini seperti,

‫صلى هللا عليه‬- ‫ّللا‬ َِِ ِ‫سول‬ُ ‫ِى عنِْ أ ِبى أيُّوبِ قالِ سمِ عْتُِ ر‬ ِِ ‫ن الْ ُح ُبل‬
ِِ ‫الرحْ م‬
َ ‫عنِْ أ ِبى عبْ ِِد‬
‫ّللا بيْنهُِ وبيْنِ أحِ بَتِ ِِه يوْ مِ الْقِيام ِِة‬
َُِ ‫ق‬ِ ‫ق بيْنِ الْوالِد ِِة وولدِها ف َر‬ ِ ‫ يقُو ُِل منِْ ف َر‬-‫» وسلم‬

Dari Abu ‘Abdirrahman Al Hubuliy, dari Abu Ayyub, ia berkata:


Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata,
“Barangsiapa memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah
akan memisahkan dia dan orang yang dicintainya kelak di hari
kiamat ” (HR Tirmidzi no 1283 Abu Isa At Tirmidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan ghorib Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits tersebut hasan)

‫ نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أن‬: ‫ يقول‬، ‫عن عبادة بن الصامت رضي هللا عنه‬
‫ وتحيض‬، ‫ » حتى يبلغ الغلم‬: ‫ يا رسول هللا إلى متى ؟ قال‬: ‫ق بين األم وولدها فقيل‬
ِ ‫يفر‬
‫» الجارية‬

Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam


melarang memisahkan antara ibu dan anaknya Ada yang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
155

bertanya pada beliau, “Wahai Rasulullah, sampai kapan?”


“Sampai mencapai baligh bila laki-laki dan haidh bila perempuan,”
jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR Al Hakim dalam
Mustadroknya Al Hakim berkata bahwa hadits tersebut sanadnya
shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim)

Hadits-hadits di atas sebenarnya membicarakan tentang


hadhonah yaitu pengasuhan anak ketika terjadi suami-istri
bercerai, siapakah yang berhak mengasuh anak tersebut Namun
hadits itu mengandung faedah lainnya Hadits tersebut berisi
penjelasan bahwa sebaiknya anak tidak jauh dari ibu atau orang
tuanya ketika usia dini Karena usia tersebut, anak masih butuh
kasih sayang orang tua, terutama ibunya Dan jika anak terus
dididik oleh orang tua, itu lebih manfaat dibanding dengan
menyerahkannya ke sekolah atau ke pihak pondok pesantren
Sehingga tidak tepat ketika anak belum dewasa, anak sudah
dipondokkan dan jauh dari orang tua Pilihan terbaik adalah anak
tetap dekat orang tua dan ia disekolahkan di sekolah sekitar
rumahnya dengan tetap orang tua memperhatikan pendidikan
agamanya Wallahu a’lam

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya, segala kebaikan


menjadi sempurna Wallahul muwaffiq

@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh-KSA, 4 Muharram 1434 H

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
156

Kemana Harus Menyekolahkan Anak?

Pertanyaan:

Kebanyakan orang Islam di masa ini – bahkan orang yang


dianggap konsisten dalam agama – memasukkan mereka di anak-
anaksekolah-sekolah negeri yang banyak kemungkarannya,
seperti mendengar nyanyian dan musik yang bahkan dijadikan
kurikulum Di samping itu, terkadang pengajarnya tidak shalat,
merokok, dan berfatwa dengan menghalalkan apa yang
diharamkan Allah, padahal mereka adalah panutan di sekolah
tersebut Jika hal ini dikatakan kepada mereka, spontan mereka
menjawab, “Kamu mengharamkan ilmu!”

Lalu apa yang harus kita perbuat dengan anak kita, karena sekolah
ini kebaikannya lebih banyak dari kejelekannya? Lalu mereka
memisalkan dengan sebagian orang yang berhasil meraih gelar
doktor di bidang syariah Bagaimana bantahan terhadap mereka
dan apakah tidak masuk ke sekolah-sekolah ini menyebabkan
keburukan?

Jawaban:

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fithrah (Islam yang suci), maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi ”

Sekolah-sekolah ini – wahai saudara-saudaraku seagama –


tidaklah melahirkan ulama dan sekali-sekali tidak akan pernah
mengeluarkan ulama Adapun orang yang berhasil dan keluar dari
sekolah tersebut adalah orang-orang yang hendaklah bertolak
dengan ilmu yang ada pada dirinya kemudian kembali kepada

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
157

Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dan Tafsir Ibnu Katsir, barulah ia


memperoleh ilmu

Kami dahulu belajar di Jami’ah Islamiyyah, yang menurut saya


paling bagus pada waktu itu; yang lulus hanya dua atau tiga orang
dari satu kelas yang mencapai 100, 150, atau 180, kebanyakan
mereka tidak bisa mengambil manfaat Seorang anak yang miskin
ilmu jika engkau serahkan kepada pengajar yang fasik, maka ia
akan berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang setara
dengan sang guru Jika si guru berkata, “Musik itu halal”, maka ia
akan mengatakan yang serupa dengan gurunya itu, karena ia
menganggap gurunya adalah orang yang paling alim

Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk bertakwa kepada Allah atas
anak-anak muslim dan mendorong mereka untuk belajar agama
agar bermanfaat bagi yang lainnya Nabi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sangat bersemangat dalam mendidik genarasi
muda, seperti perkataan beliau, “Nak, jagalah Allah, niscaya Allah
akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-
Nya di depanmu Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah ”

Beliau juga bersabda, “Nak, bacalah nama Allah, makanlah


dengan tangan kananmu dan makanlah yang di dekatmu ”

Beliau tatkala melihat cucunya, Hasan bin Ali, mengambil kurma


sedekah, maka serentak beliau berkata, “Kuh…Kuh…
(muntahkan!) karena ia adalah sedekah ” Hendaklah kita
meneladani metode salaf (pendahulu) kita dalam mendidik anak-
anak muslim

Semoga Allah merahmati Imam Malik, beliau pernah berkata,


“Tidak akan baik akhir umat ini, kecuali dengan yang membuat
baik generasi awalnya ”

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
158

Para salaf memulai pendidikan anak mereka dari menghafal Al-


Qur’an sampai selesai, kemudian belajar bahasa Arab untuk
memantapkan hafalannya, lalu beranjak untuk belajar hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Sekarang ini kita jumpai di
sebagian negeri muslim ada anak-anak muda yang genius yang
jika diberikan waktu untuk menghafal Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, dan Al-Quran, niscaya mereka akan dapat menghafalnya
hanya dalam waktu lima tahun jika semua fasilitas diberikan
kepada mereka

Adapun sekolah-sekolah ini tidaklah engkau lihat kecuali beban


pelajaran yang banyak bagi siswa, hampir 14 pelajaran, namun
mereka tidak bisa memahaminya Maksud dari keterangan ini,
bahwasanya sekolah-sekolah ini adalah musibah yang menimpa
kita dari musuh-musuh Islam, karena mengikuti aturan-aturan
barat sedangkan kaum muslimin tidak mengerti, hanya
menyerahkan anaknya dan tidak mengetahui apa yang dipelajari
anaknya

Wallahul Musta’an (Diringkas dari Ijabatus Sail ‘ala Ahammil


Masail, hal 255-258)

Sumber: Majalah al-Mawaddah, Edisi 8 Tahun I, Shafar-Rabiul


Awwal 1429 H – Maret 2008

Dipublikasikan oleh www KonsultasiSyariah com

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
159

Pendidikan Agama Sejak Dini

Pendidikan agama sejak dini hendaklah sudah ada di rumah


keluarga muslim Didikan tersebut bukan menunggu dari
pengajaran di sekolah atau di taman pembelajaran Al Qur’an
(TPA) Namun sejak di rumah, orang tua sepatutnya sudah
mendidik anak tentang akidah dan cara beribadah yang benar
Kalau memang orang tua tidak bisa mendidik demikian,
hendaklah anak diarahkan ke pre-school atau sekolah yang Islami
sehingga ia sudah punya bekal agama sejak kecil Setiap orang tua
tentu sangat menginginkan sekali anak penyejuk mata

Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (13: 11) disebutkan, “Bapak dan


ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan
sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti
Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai
keimanan kepada Allah, malaikat, Al Qur’an, Rasul dan hari akhir
Begitu pula hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar Anak
semestinya diarahkan untuk mengerti shalat, puasa, thoharoh
(bersuci) dan semacamnya ”

Perintah yang disebutkan di atas adalah pengamalan dari sabda


Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu


‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ِ ‫سن‬
‫ِين‬ ِ ‫سنِينِ واض ِْربُوهُ ِْم عليْها وهُ ِْم أبْنا ُِء عش ِِْر‬
ِ ‫ُم ُروا أوْ لدكُ ِْم ِبالصَل ِِة وهُ ِْم أبْنا ُِء سب ِِْع‬
ِِ‫اجع‬ ْ ُ
ِ ‫وف ِرقوا بيْن ُه ِْم فِى المض‬

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika


mereka berumur 7 tahun Pukul mereka jika tidak
mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun Pisahkanlah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
160

tempat-tempat tidur mereka“ (HR Abu Daud no 495 Al Hafizh


Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kembali dilanjutkan dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, “Hendaklah


anak juga diperkenalkan haramnya zina dan liwath, juga
diterangkan mengenai haramnya mencuri, meminum khomr
(miras), haramnya dusta, ghibah dan maksiat semacam itu
Sebagaimana pula diajarkan bahwa jika sudah baligh (dewasa),
maka sang anak akan dibebankan berbagai kewajiban Dan
diajarkan pula pada anak kapan ia disebut baligh ” (idem)

Perintah untuk mendidik anak di sini berdasarkan ayat,

ً ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُوا قُوا أنْفُسكُ ِْم وأ ْهلِيكُ ِْم ن‬


ِ‫ارا‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka ” (QS At Tahrim: 6) Disebutkan dalam
Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud
ayat ini adalah, “Beritahukanlah adab dan ajarilah keluargamu ”

Di atas telah disebutkan tentang perintah mengajak anak untuk


shalat Di masa para sahabat, mereka juga mendidik anak-anak
mereka untuk berpuasa Mereka sengaja memberikan mainan
pada anak-anak supaya sibuk bermain ketika mereka rasakan
lapar Tak tahunya, mereka terus sibuk bermain hingga waktu
berbuka (waktu Maghrib) tiba

Begitu pula dalam rangka mendidik anak, para sahabat dahulu


mendahulukan anak-anak untuk menjadi imam ketika mereka
telah banyak hafalan Al Qur’an

Begitu pula Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik


‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar Beliau berkata
pada ‘Umar,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
161

َِ ‫يا غُل ُِم س ِِم‬


ِ‫ وكُ ِْل بِيمِ ينِكِ وكُ ِْل مِ َما يلِيك‬، ‫ّللا‬

“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika


makan Makanlah dengan tangan kananmu Makanlah yang ada di
dekatmu ” (HR Bukhari no 5376 dan Muslim no 2022)

Praktek dari Ibnu ‘Abbas, ia sampai-sampai mengikat kaki


muridnya yang masih belia yaitu ‘Ikrimah supaya muridnya
tersebut bisa dengan mudah menghafal Al Qur’an dan hadits
Lihat bahasan ini di Fiqh Tarbiyatil Abna’ karya Syaikh Musthofa Al
‘Adawi, hal 86-87

Semoga Allah menganugerahi kepada anak-anak kita sebagai


penyejuk mata bagi orang tua Mudah-mudahkan kita diberi
taufik untuk mendidik mereka menjadi generasi yang lebih baik

Hanya Allah yang memberi hidayah dan kemudahan

Referensi:

Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, terbitan Kementrian Agama Kuwait, juz


ke-13

Fiqh Tarbiyatil Abna’, Syaikh Muthofa bin Al ‘Adawi, terbitan Dar


Ibnu Rojab, cetakan tahun 1423 H

Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi,


cetakan pertama, tahun 1431 H

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
162

Mendidik Anak

Sejak dini seharusnya anak sudah dididik dengan baik oleh orang
tua Dari rumah, anak sudah diajarkan akidah, akhlak, dan
berbagai kewajiban ibadah Pendidikan sebenarnya bukan hanya
dituntut dari sekolah Mendidik anak sudah semestinya dimulai
dari lingkungan keluarga Lihat contoh para salaf dan tuntunan
Islam dalam hal ini

Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (13: 11) disebutkan, “Bapak dan


ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan
sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti
Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai
keimanan kepada Allah, malaikat, Al Qur’an, Rasul dan hari akhir
Begitu pula hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar Anak
semestinya diarahkan untuk mengerti shalat, puasa, thoharoh
(bersuci) dan semacamnya ”

Perintah yang disebutkan di atas adalah pengamalan dari sabda


Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu


‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ِ ‫سن‬
‫ِين‬ ِ ‫سنِينِ واض ِْربُوهُ ِْم عليْها وهُ ِْم أبْنا ُِء عش ِِْر‬
ِ ِِ‫ُم ُروا أوْ لدكُ ِْم بِالصَل ِِة وهُ ِْم أبْنا ُِء سبْع‬
ِ ‫وف ِرقُوا بيْن ُه ِْم فِى الْمض‬
ِ‫اج ِع‬

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika


mereka berumur 7 tahun Pukul mereka jika tidak
mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun Pisahkanlah
tempat-tempat tidur mereka“ (HR Abu Daud no 495 Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
163

Kembali dilanjutkan dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, “Hendaklah


anak juga diperkenalkan haramnya zina dan liwath, juga
diterangkan mengenai haramnya mencuri, meminum khomr
(miras), haramnya dusta, ghibah dan maksiat semacam itu
Sebagaimana pula diajarkan bahwa jika sudah baligh (dewasa),
maka sang anak akan dibebankan berbagai kewajiban Dan
diajarkan pula pada anak kapan ia disebut baligh ” (idem)

Perintah untuk mendidik anak di sini berdasarkan ayat,

ً ‫يا أيُّها الَذِينِ آمنُوا قُوا أنْفُسكُ ِْم وأ ْهلِيكُ ِْم ن‬


ِ‫ارا‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka ” (QS At Tahrim: 6) Disebutkan dalam
Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud
ayat ini adalah, “Beritahukanlah adab dan ajarilah keluargamu ”

Di atas telah disebutkan tentang perintah mengajak anak untuk


shalat Di masa para sahabat, mereka juga mendidik anak-anak
mereka untuk berpuasa Mereka sengaja memberikan mainan
pada anak-anak supaya sibuk bermain ketika mereka rasakan
lapar Tak tahunya, mereka terus sibuk bermain hingga waktu
berbuka (waktu Maghrib) tiba

Begitu pula dalam rangka mendidik anak, para sahabat dahulu


mendahulukan anak-anak untuk menjadi imam ketika mereka
telah banyak hafalan Al Qur’an

Begitu pula Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik


‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar Beliau berkata
pada ‘Umar,

َِ ‫يا غُل ُِم س ِِم‬


ِ‫ وكُ ِْل بِيمِ ينِكِ وكُ ِْل مِ َما يلِيك‬، ‫ّللا‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
164

“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika


makan Makanlah dengan tangan kananmu Makanlah yang ada di
dekatmu ” (HR Bukhari no 5376 dan Muslim no 2022)

Praktek dari Ibnu ‘Abbas, ia sampai-sampai mengikat kaki


muridnya yang masih belia yaitu ‘Ikrimah supaya muridnya
tersebut bisa dengan mudah menghafal Al Qur’an dan hadits
Lihat bahasan ini di Fiqh Tarbiyatil Abna’ karya Syaikh Musthofa Al
‘Adawi, hal 86-87

Semoga Allah mengaruniakan pada kita anak-anak yang menjadi


penyejuk mata

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
165

Anak Lebih Cerdas dengan Kelas Terpisah

Tidak sedikit orang tua bahkan guru di sekolah, baik langsung


maupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, telah
memposisikan anak seperti malaikat yang tidak berdosa dan tidak
memiliki hawa nafsu

Di sekolah, sudah biasa anak laki-laki dan perempuan berada


dalam satu kelas, bahkan ada yang dengan sengaja diatur satu
bangku Keadaan ini diperparah oleh cara berdandan siswa yang
menampilkan sebagian auratnya, apalagi didukung oleh paras
yang cantik dan cakep alias ganteng Inilah fakta yang banyak
terjadi di banyak sekolah, baik sekolah yang berlabel Islam
terlebih lagi sekolah umum, mulai sekolah dasar hingga perguruan
tinggi

ANTARA KELAS CAMPUR DENGAN PRESTASI BELAJAR

Penelitian terbaru menunjukkan, lebih dari 700 000 pelajar


perempuan di Inggris yang belajar di sekolah khusus perempuan
lebih cerdas dibandingkan pelajar di sekolah campuran (pria dan
wanita)

Penelitian yang dilakukan atas nama The Good School Guide


didapati, sebagian besar dari 71 286 perempuan yang mengikuti
program sekolah menengah (The General Certificate Secondary
Education [GCSE]) di sekolah sesama perempuan antara tahun
2005 dan 2007 lebih baik hasilnya Sementara itu, lebih dari
647 942 perempuan yang ikut ujian di sekolah campuran
(pria/wanita) 20% lebih buruk daripada yang diharapkan

Anak laki-laki dengan tingkat kecerdasan (IQ) yang sama lebih


meningkat prestasi belajarnya di dalam kelas sejenis (laki-laki

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
166

saja) daripada mereka berada dalam kelas campur laki-laki dan


perempuan

FAKTA MENYEDIHKAN

Seorang siswa di sebuah SMA sambil berkelakar kepada temannya


berkata, “Saya sangat senang sekolah di sini, karena cewek-
ceweknya cantik, apalagi yang satu kelas denganku Uhuii… “

Pembaca yang budiman! Apa yang terbayang oleh kita ketika


mendengar ucapan itu? Apakah kita merasa “nyaman” atau
“risih” mendengarnya? Sungguh ini adalah ucapan yang memberi
isyarat nyata bahwa dengan sering terjadinya pertemuan antara
siswi dan siswa dalam sebuah kelas atau sekolah, hal itu akan
menimbulkan perasaan “mengkhayalkan” satu sama lain

Lain lagi dengan anak kelas 3 SD yang saya dengar sendiri dialog di
antara mereka Salah seorang di antaranya bertanya kepada
temannya dengan lugu, “Kamu sudah punya pacar berapa?”
Temannya menjawab, “Aku punya pacar 3 ” Sang anak yang
bertanya langsung menyambut dengan jawaban yang membuat
saya terheran-heran Dia berkata, “Aku punya pacar 4, tapi sudah
putus 3, sekarang tinggal 1, yaitu si “fulanah” (nama temannya
disebut) “

Apa pula pendapat kita dengan dialog kedua anak tersebut?


Mungkin akan banyak ragam komentar seperti, “Ah itu wajar,
namanya juga anak-anak Paling-paling dia hanya mengikuti
ucapan orang yang didengarnya atau hasil dari tontonan yang ada
di sinetron atau yang semisalnya ”

“Masya Alloh ! Anak-anak sekarang edan!“

“Astaghfirulloh! Anak-anak sekarang masih ingusan sudah pintar


pacaran!“

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
167

Apapun komentar kita tentang fenomena ini tidak akan pernah


mengubah kenyataan yang terus akan terjadi Dengan
dibiasakannya anak-anak berkelas campur, hal itu pasti akan
berisiko tinggi terhadap kerusakan akhlak, dan hal ini sama
dengan membuka pintu perzinaan

DAMPAK NEGATIF KELAS CAMPUR

Anak usia 8 tahun, apalagi 15 tahun, rata-rata sudah mulai matang


mengkhayalkan lawan jenisnya Sambil bermain mereka saling
menceritakan lawan jenisnya masing-masing Mereka
menceritakan kelebihan-kelebihan lawan jenisnya, mulai dari
kecantikan, kegantengan, postur tubuh, prestasinya dan segala hal
yang membuat mereka tertarik kepada lawan jenisnya Hal ini
terjadi baik di pesantren, apalagi di sekolah umum Lebih-lebih di
usia 21 tahun, anak akan lebih matang dalam mengkhayalkan
lawan jenisnya Usia 8-21 tahun inilah yang dikategorikan sebagai
usia remaja

Pada usia remaja ini seorang anak sudah mulai secara transparan
mengungkapkan isi hatinya kepada lawan jenisnya, baik dengan
menitip salam lewat temannya, SMS, surat, email, facebook,
twitter dan cara-cara lain yang terkadang di luar dugaan orang
tuanya, apalagi dengan kecanggihan teknologi saat ini Sang anak
mulai terpecah konsentrasi belajarnya, bahkan waktunya habis
untuk berkomunikasi dengan lawan jenis yang disukainya Maka
jangan heran bila sang anak mulai suka terlambat sekolah, setelah
di sekolah pun terkadang lemas dan tidak bergairah lagi mengikuti
pelajaran karena dihadang oleh rasa kantuk akibat semalam
sedikit tidur dan berpikir tentang lawan jenis yang disukainya

Akibat negatif dari keadaan ini ialah, siswa mulai ketinggalan


pemahamannya terhadap materi pelajaran sehingga mulailah ia

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
168

mengalami kesulitan belajar Ketika anak merasa kesulitan belajar


inilah awal dari “malapetaka” anak sehingga ia tidak bergairah
lagi mengikuti pendidikan di sekolah karena beban pelajaran yang
semakin menumpuk, ditambah lagi waktunya yang habis untuk
berkomunikasi dengan lawan jenis yang disukainya

Orang tua pun mulai merasa heran, bahkan tidak terkecuali guru
di sekolah mulai bertanya-tanya tentang anak tersebut, kenapa
siswa ini yang tadinya rajin dan bersemangat sekolah, sekarang
jadi bermalas-malasan bahkan prestasinya sangat menurun?
Ketika anak yang bersangkutan ditanya, “Kenapa kamu seperti
ini?” Dia menjawab, “Tidak ada apa-apa, Pak Biasa-biasa saja!”
Jawaban yang sungguh menyimpan misteri

Orang tua dan guru di sekolah seolah kehabisan cara untuk


mengungkap itu semua, sementara anak merasa malu untuk
berkata jujur terhadap apa yang dirasakannya Lebih baik
menyembunyikan perasaannya dan sedikit berdusta, itu lebih
dirasakan nyaman bagi dirinya

INI SOLUSINYA!

Banyak hal yang tidak bisa tertangkap dengan jelas atas kejadian-
kejadian yang menimpa anak-anak kita dalam masalah ini Akan
tetapi, sesungguhnya bukanlah itu akar permasalahannya Akar
permasalahannya ialah, kita jarang melakukan tindakan preventif
terhadap kejadian-kejadian tersebut

Ada pelanggaran syariat yang terabaikan di sini, yaitu pergaulan


campur baur (ikhtilath) antara laki-laki dan perempuan yang
menurut sangkaan orang tua dan masyarakat hal itu merupakan
perkara yang wajar dan biasa, bahkan dilegalkan di sekolah-
sekolah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
169

Marilah kita perhatikan sabda Rosulullah shollallohu ‘alaihi


wasallam: “Suruhlah anak-anak kalian sholat pada usia 7 tahun,
dan pukullah mereka jika tidak mau melaksanakannya pada usia
10 tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka ” (HR Ahmad
dan yang lainnya, dalam Shohiihul Jaami’ no 5868)

Sungguh ini adalah adab dan akhlak yang sangat mulia yang
disampaikan oleh Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam Dengan
saudara kandung saja harus dipisah tempat tidurnya pada usia 10
tahun, apalagi yang bukan mahromnya Bagaimana kalau hal ini
diterapkan di sekolah? Tentu ini adalah keputusan yang tepat dan
berani dalam menjaga kehormatan anak-anak dan keluarga kita

Kalau anak-anak sudah mengenal batasan-batasan pergaulan


antara lawan jenis yang sudah mulai tertanam sejak dini di
sekolah dengan kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan,
maka insya Alloh nilai yang mulia ini akan tertanam kuat dan
menjadi karakter dan kepribadian yang baik Sebaliknya, kalau
anak-anak sudah sejak dini sudah dibiasakan dalam kelas campur
baur antara laki-laki dan perempuan, apalagi hingga perguruan
tinggi, maka hal ini akan menjadi kebiasaan, yang kemudian
menjadi karakter yang kuat bagi anak bahwa bergaul tanpa batas
adalah sesuatu yang biasa

Metronews com, kamis, 10 Juni 2010 memberitakan bahwa


penumpang Busway mulai dipisah antara penumpang laki-laki dan
penumpang perempuan, sehubungan dengan adanya pelecehan
seksual di dalam kendaraan umum yang bernuansa mewah
tersebut

Upaya pemerintah untuk mencegah aksi pelecehan seksual di Bus


Transjakarta (Busway) mulai terlihat di koridor VI Halte Busway
Ragunan, misalnya dengan adanya pemisahan antara antrian

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
170

penumpang laki-laki dan perempuan Gianta Pradipta, salah


seorang penumpang Bus Transjakarta yang mengantri di Halte
Ragunan, mengaku bahwa adanya pemisahan berdasarkan jenis
kelamin membuatnya lebih nyaman, walaupun selama ini tidak
pernah mengalami atau melihat pelecehan seksual di Halte
maupun di dalam Bus Transjakarta

Hal ini sesungguhnya merupakan pelajaran berharga bagi lembaga


pendidikan untuk tidak ragu-ragu lagi mengambil keputusan
bahwa yang terbaik bagi fitrah manusia, baik laki-laki maupun
perempuan, adalah memisahkan kelas antara laki-laki dan
perempuan Kalau Busway Jakarta dapat mengambil keputusan
berani yang baik tersebut, mengapa sekolah tidak?

MAKIN DIPISAH MAKIN CERDAS

Para siswa dengan kelas yang terpisah antara laki-laki dan


perempuan akan lebih meningkat kecerdasannya daripada kelas
yang campur

Siswa sekolah sejenis kelamin (laki-laki saja atau perempuan saja)


lebih meningkat kecerdasannya daripada sekolah yang bercampur
lokasinya antara laki-laki dan perempuan walaupun kelasnya
terpisah

Para santri di sebuah pesantren yang lokasi asrama laki-laki


terpisah dengan asrama perempuan dalam radius 1 km lebih
meningkat prestasi kecerdasan santrinya daripada pesantren yang
berdekatan lokasinya (hanya dibatasi pagar/tembok walaupun
tinggi, atau dalam satu kompleks)

KESIMPULAN

Kalau begitu, pembaca yang budiman, hal apakah yang


menjadikan kecerdasan itu meningkat? Jawabannya adalah

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
171

semakin kita menjaga batas-batas Alloh dalam adab dan akhlak


antara pria dan wanita, maka akan menjadikan hati bercahaya,
pikiran bersinar dan belajar pun menjadi sungguh-sungguh
Dengan begitu, cahaya ilmu akan mudah tertanam dalam pikiran
dan hati kita Resistensi tingginya pertemuan antara pelajar
wanita dengan pelajar pria akan lebih besar madhorotnya
(dampak negatifnya) daripada manfaatnya bagi kualitas belajar
mereka

Sumber: Majalah Almawaddah vol 39 Robi’uts Tsani 1432 H


Maret-April 2011

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
172

Rumah Adalah Sekolah

Salah satu sebab utama gagalnya pendidikan anak adalah


hilangnya peran rumah dalam pendidikan anak dan orang tua
mengira bahwa pendidikan itu ada di sekolah atau pesantren
Sehingga tidak sedikit orang tua menyimpan harapan besar
terhadap sekolah dan pesantren

Hal ini termasuk kekeliruan yang sangat berbahaya Jika cara


berfikir seperti ini masih ada di fikiran orang tua, maka segeralah
kembali kepada konsep awal bahwa sekolah pertama seorang
anak ada di rumahnya

Rumah adalah sekolah pertama untuk anak-anak Karena itu


orang tua harus memainkan perannya masing-masing Ayah
adalah sebagai kepala sekolah dan ibu adalah gurunya Jika
peranan itu berfungsi dengan baik maka anak akan berkembang
dengan baik, sebaliknya jika hilang peran rumah untuk anak-anak
maka jangan harap anak anda akan berkembang dengan baik

Tapi kenyataan hari ini, banyak orang tua yang mencari sekolah
atau pesantren untuk pendidikan anaknya, patut diacungi jempol
keinginan orang tua agar anaknya menjadi sholeh dan sholehah,
lalu dimana letak kesalahannya?

kesalahan ada pada orang tua yang menjadikan sekolah dan


pesantren sebagai pendidikan utama Padahal pendidikan utama
dan pertama ada di rumah Apa yang terjadi jika pendidikan
hanya pada sekolah atau pesantren saja?

tentunya banyak, ketika pendidikan terpusat pada lembaga maka


ketika anak-anak pulang dari sekolah atau pesantren ke rumah,
maka anak-anak kembali rusak, kembali nakal, tidak disiplin dan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
173

merasa bebas Ini terjadi karena pendidikan hanya ada pada


lembaga

Pembaca yang dirahmati Allah Solusinya kembali kepada agama,


bagaimana agama mengatur rumah dan keluarga Masing-masing
memiliki peran dan tanggung jawab yang akan ditanyakan kelak di
akhirat

Agar anak mendapatkan pendidikan di rumah dan di sekolah


karena itu perlu adanya kerjasama antara rumah dan sekolah,
ketika kerjasama ini terjalin, maka anak tidak akan kebingungan,
merasa disiplin dan aturan itu hanya ada di sekolah saja atau anak
yang telah dididik di sekolah tidak lagi dirusak oleh orang tua di
rumah, tapi ketika Pendidikan itu ada di dua tempat tersebut
maka anak-anak menyesuaikan keberadaannya

Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda:

‫الر ُج ُِل راعِ فِي‬


َ ‫سئُولِ عنِْ ر ِع َيتِ ِِه و‬ ِ ْ ‫سئُولِ عنِْ ر ِع َيتِ ِِه‬
ْ ‫اِلما ُِم راعِ وم‬ ْ ‫كُلُّكُ ِْم راعِ وكُلُّكُ ِْم م‬
‫سئُولةِ عنِْ ر ِعيَتِها‬ ْ ‫ت زوْ ِجها وم‬ ُ ْ
ِِ ْ‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِِه والم ْرأ ِة راعِيةِ فِي بي‬ْ ‫أ ْه ِل ِِه وهُوِ م‬
ْ ‫والْخا ِد ُِم راعِ فِي ما ِِل سيِ ِد ِِه وم‬
‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِِه‬

ِ ‫سئُولِ عنِْ ر ِع َيتِ ِِه وكُلُّكُ ِْم ر‬


‫اع‬ ْ ‫الر ُج ُِل راعِ فِي ما ِِل أ ِبي ِِه وم‬
َ ‫سبْتُِ أنِْ ق ِْد قالِ و‬
ِ ‫قالِ وح‬
‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِِه‬ ْ ‫وم‬

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya


dengan apa yang dipimpinnya

Seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya dengan apa


yang dipimpinnya, seorang laki-laki adalah pemimpin di dalam
keluarganya dan dia akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya,
seorang wanita adalah pemimpin di dalam rumah suaminya, dan
akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, seorang pembantu
adalah pemimpin pada harta tuannya, dan akan ditanya tentang
apa yang dipimpinnya”

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
174

Ia berkata: “Saya mengira bahwa beliau juga bersabda: “Seorang


laki-laki adalah pemimpin pada harta ayahnya dan akan ditanya
tentang apa yang dipimpinnya, dan semua kalian adalah
pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya”

(HR Muttafaqun ‘Alaihi)

Pentingnya Peran Rumah

Pentingnya peran rumah karena beberapa faktor :

1 Anak terlahir dalam keadaan fitrah, maka orang tua akan lebih
mudah mengarahkan

2 Masa anak di rumah lebih lama dibandingkan dengan tempat


lainnya termasuk sekolah

3 Kedua orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan


anaknya di hadapan Allah Karena itulah mereka diberikan rasa
memiliki

4 Bagi anak orang tua sangat istimewa Karena itulah apapun


yang dilakukan ortunya anak selalu ingin meniru

5 Allah memberikan rasa cinta kepada orang tua untuk anaknya


melebihi kecintaan guru pada muridnya

6 Rumah adalah sekolah pertama untuk anak-anak, oleh karena


itu kelurga harus memainkan perannya dengan baik

7 Seorang ayah bertanggung jawab pada keluarganya, perannya


sangat menentukan arah kehidupan dunia dan akhirat pada
keluarga

8 Ibu bertanggung jawab di rumah Ketika seorang ibu keluar dari


rumah, maka rumah itu akan roboh Pendidikan anak akan hilang

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
175

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat Aamiin

Ditulis Oleh:

Ustadz Abu Rufaydah, Lc , MA ‫هللا‬


ِ ‫حفظه‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
176

WAHAI KAUM MUSLIMIN ! DIDIKLAH ANAK KALIAN

Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan dari


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda:

« ‫ فاألمير الذي على الناس راع وهو مسئول عن‬، ‫أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته‬
‫ والمرأة راعية على بيت بعلها‬، ‫ والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم‬، ‫رعيته‬
‫ أل فكلكمِ راع‬، ‫ والعبد راع على مال سيده وهو مسئول عنه‬، ‫وولده وهي مسئولة عنهم‬
‫وكلكم مسئول عن رعيته « رواه مسلم‬

“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan


ditanya tentang orang yang dipimpinnya Seorang Amir
(pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang
rakyat yang dipimpinnya Seorang lelaki/suami adalah pemimpin
bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang mereka
Wanita/istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan
anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka Budak
seseorang adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan ia akan
ditanya tentang harta tersebut Ketahuilah setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang
dipimpinnya ” (HR Al-Bukhari no 5200, 7138 dan Muslim no
4701 dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma)

Hadits di atas memberikan faidah kepada kita bahwa setiap orang


tua (bapak dan ibu) berkewajiban untuk memelihara dan
mengurus anak-anaknya Adapun pengurusan anak meliputi
pemberian sandang, papan (tempat tinggal) dan pangan
(makanan) Namun yang tidak kalah penting dari ketiga hal
tersebut adalah pemberian pendidikan kepada mereka Masih
banyak orang tua yang meremehkan pendidikan anak-anaknya,
mereka mengira bahwa tanggung jawab mereka telah mereka
tunaikan apabila mereka telah memberikan sandang, papan,
pangan dan menyekolahkan mereka Mereka lupa bahwa

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
177

pendidikan agama adalah salah satu kewajiban yang harus


mereka tunaikan bagi anak-anak mereka Karena mendapatkan
pendidikan agama adalah hak setiap anak

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:”Barang siapa yang


meremehkan pendidikan anak dengan tidak memberikan sesuatu
yang bermanfaat baginya, dan membiarkannya sia-sia, maka dia
telah berbuat keburukan yang sangat buruk kepada anaknya Dan
kebanyakan rusaknya anak datang dari sisi bapaknya, karena
mereka melalaikan anak-anaknya, tidak mengajari mereka
kewajiban-kewajiban dan sunah-sunah agama Lalu mereka pun
menyia-nyiakan anak-anak mereka di waktu kecil, sehingga
mereka tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan tidak bisa
pula memberi manfaat terhadap orang tuanya di masa tua ”
(Tuhfatul Maudud bi Ahkaamil Maulud)

Di antara faktor yang menjadi penyebab mereka meremehkan


pendidikan agama bagi anak-anak adalah ketidaktahuan mereka
tentang karakterisik pedidikan bagi anak Oleh sebab itu wajib
bagi kita mengetahui karakterisik pendidikan agama bagi anak Di
antara karakterisik tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama: Pendidikan adalah ibadah

Sesungguhnya mendidik anak adalah suatu ibadah yang seorang


muslim akan diberi pahala atas apa yang dia lakukan dalam
mendidik anak-anaknya Maka di dalamnya harus ada keikhlasan
niat dan pemurnian niat semata-mata karena Allah Janganlah
seorang muslim capek dalam mendidik muridnya (atau anaknya)
dengan niat supaya dikatakan seorang professional, atau supaya
diacungi jempol, dan diakui bahwa dia telah mengerahkan usaha
yang maksimal dalam mencari jalan hidayah untuk keluarganya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
178

Atau supaya dikatakan:”Sungguh luar biasa pendidik ini! Sungguh


sukses pengajar ini!” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ ه‬:‫[}وما أمروا إل ليعبدوا هللا مخلصين له الدين{ ]البينة‬

”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ” (QS Al-Bayyinah: 5)

Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma berkata,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((‫…((إنما األعمال بالنيات‬

”Sesungguhnya suatu amalan tergantung niatnya ”(HR al-Bukhari


dan Muslim)

Dan juga diharuskan meneladani dan mencontoh Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik anak, karena sebaik-
baik petunjuk adalah petunjuk beliau, metode yang paling
sempurna adalah metode beliau dan jalan yang paling terang
adalah jalan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam

Maka meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam


mendidik kelurga adalah suatu keharusan dan tidak ada pilihan
lain, tidak boleh berpaling darinya, karena di dalamnya ada buah
yang jelas, hasil yang bisa langsung dirasakan Dan tidak mengapa
untuk mengambil faidah dari uslub (metode) pendidikan modern
yang sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dan tidak menyelisihi ajaran beliau, karena ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬

”Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami


(agama Islam) ini yang bukan darinya maka dia tertolak ” (HR al-
Bukhari dan Muslim)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
179

Dan di dalam menelaah dan mengkaji sunah-sunah Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pendidikan beliau terhadap
keluarganya sudah mencukupi kita dari mempelajari metode-
metode yang lain

Kedua: Berharaplah pahala dari Allah

Berharaplah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dari apa yang


anda usahakan dalam mendidik mereka, karena pendidikan itu
berat, tidak ringan, panjang tanpa akhir, dan butuh biaya besar
tidak sedikit Dan seseorang tidak mendapatkan pahala melainkan
apa yang ia harapkan Sebaik-baik cita-cita adalah apa yang dicita-
citakan untuk kebaikan keluarga, sebaik-baik nafkah adalah apa
yang dikeluarkan untuk keluarganya

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

((‫((أفضل دينار ينفقه الرجل دينار على عياله‬

”Dinar yang paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah


dinar yang ia belanjakan untuk keluarganya,…” (HR Imam
Muslim)

Dan dari Abi Mas’ud al-Badri radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ كانت له صدق ِة‬،‫ق على أهله نفقة؛ وهو يحتسبها‬


ِ ‫إن المسلم إذا أنف‬

”Apabila seorang muslim memberi nafkah kepada keluarganya


dan dia mengharapkan pahala dengannya maka nafkah tadi
teranggap sebagai sedekahnya (HR Bukhari dan Muslim Adapun
lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
180

Maka setiap orang melakukan pendidikan, minimal mendidik


anak-anaknya sendiri, namun tidak semuanya mendapatkan
pahala Maka perhatikanlah hal ini…

Ketiga: Hidayah bukan di tanganmu

Sesungguhnya hidayah –dalam artian masuknya iman, taufiq dan


keteguhan di atasnya- bukan di tanganmu Akan tetapi ia ada di
tangan Dzat yang memberi hidayah kepada siapa yang
dikehendaki dengan karunia dan rahmat-Nya, dan yang
menyesatkan siapa yang dikehendaki dengan keadilan dan
hikmah-Nya Namun yang wajib bagi anda hanyalah memberikan
bimbingan, nasehat dan arahan Maka janganlah anda melalaikan
dan meremehkannya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

56 :‫[}إنك ل تهدي من أحببت ولكن هللا يهدي من يشاء{ ]القصص‬

”Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi


hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah
lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendakiNya, …” (QS Al-Qashash: 56)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

272 :‫[ليس عليك هداهم ولكن هللا يهدي من يشاء{ ]البقرة‬

”Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,


akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik)
siapa yang dikehendaki-Nya… ” (QS Al-Baqarah: 272)

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

(‫… يا عبادي كلكم ضال إل من هديته فاستهدوني أهدكم‬:‫(قال هللا عز وجل‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
181

”Allah Azza Wajalla berfirman:’…Wahai hambaku, kalian semua


adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah
hidayah kepada-Ku ”

Engkau tidak memiliki daya dan kekuatan untuk memberi manfaat


bagi dirimu sendiri, maka untuk memberikannya kepada orang
lain lebih tidak mampu lagi Maka janganlah bersandar kepada
dirimu, jangan mengandalkan kemampuanmu, dan janganlah
yakin kepada selain Rabbmu (Allah), serahkan urusanmu kepada
kepada-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan mintalah pertolongan
dari-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

23 :‫[}وعلى هللا فتوكلوا إن كنتم مؤمنين{ ]المائدة‬

”Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu


benar-benar orang yang beriman ” (QS Al-Maa’idah: 23)

Dia juga berfirman,

ُِ ‫اّلل عليْ ِِه توكَلْتُِ و ِإليْ ِِه أُن‬


(88) ‫ِيب‬ َِِ ‫وما توْ فِيقِي ِإ َِل ِب‬

”Dan tidak {ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)


Allah Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-
lah aku kembali… ” (QS Huud: 88)

Dan perbanyaklah berdo’a kepada-Nya, berharap kepada-Nya,


bersandar dan merendah di hadapan-Nya Jangan pernah sekali-
kali mengatakan:”Semua ini berkat kecerdasanku, berkat
pengetahuanku, berkat kerja kerasku dan lain-lain, namun engaku
–di setiap kondisimu- selalu butuh kepada Allah, tidak bisa lepas
dari-Nya dan tidak ada tempat untuk lari dari-Nya

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
182

(‫((يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث أصلح لي شأني كله ولِ تكلني إلى نفسي طرفة عين‬

”Wahai (Allah) Yang Mahahidup, wahai Yang Mahaberdiri sendiri


dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah
untukku seluruh urusanku dan janganlah Engkau menyerahkannya
kepadaku walau sekejap mata ”

Keempat: Keteladan dalam segala hal

Tidak diragukan dan tidak perlu diperdebatkan lagi tentang


pentingnya keteladanan yang baik di dalam segala bidang, maka
dirimu adalah bidang yang pertama Jika engkau mampu menjadi
teladan yang baik untuk dirimu sendiri niscaya engkau akan lebih
mampu menjadi teladan bagi selainmu Maka mulailah dari
dirimu sendiri, perbaikilah dirimu, niscaya Allah akan
memperbaiki orang-orang yang ada di bawahmu (orang yang
engkau pimpin) dan orang-orang yang mengikutimu Karena
mereka, kapan mendengar sesuatu yang bertentangan dengan
apa yang engkau perbuat, niscaya akan terjadi ketimpangan dan
jadilah perkataanmu tidak memiliki dampak pada mereka
Sebagaimana perkataan penyair:

‫ق وتأتي مثله عار عليك إذا فعلت عظيم‬


ِ ‫ل تنه عن خل‬

Janganlah kalian melarang sesuatu namun engkau melakukannya,


sungguh besar aib atasmu apabila engkau melakukannya

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{‫وما أريد أن أخالفكم إلى ما أنهاكم عنه إن أريد إل اِلصلح ما استطعت وما توفيقي إل‬
88 :‫[باهلل عليه توكلت وإليه أنيب{ ]هود‬

”Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan


mengerjakan) apa yang aku larang Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
183

Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)


Allah Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-
lah aku kembali ” (QS Huud: 88)

Kelima: Lenturlah seperti pisau

Lenturlah dan lembutlah seperti pisau yang memotong tanpa


menyakitkan Kelembutan adalah nikmat yang besar yang
berpengaruh pada jiwa yang mulia dan tidak bisa dipengaruhi
oleh sikap kasar dan kekerasan Dari ‘Ubaidaillah bin Ma’mar
radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

– ِ‫ ول منعوه إل ضرهم‬،‫ق إل نفعهم‬


ِ ‫ما أعطي أهل بيت الرف‬

”Tidaklah sebuah penghuni rumah dikaruniai kelembutan kecuali


ia akan memberi manfaat kepada mereka, dan tidaklah mereka
dihalangi darinya melainkan ia akan membahayakannya ”

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma:

(‫ق في شيء إل زانه ول ينزع من شيء إل شانه‬


ِ ‫(ما يكون الرف‬

”Tidaklah kelemah lembutan ada pada sesuatu melainkan ia akan


memperindahnya dan tidaklah ia diangkat dari seuatu melainkan
akan memperburuknya ”

Keeenam: Lapang dada, dan tidak tergesa-gesa

Diharuskan tahapan dalam merubah sesuatu Dahulukan yang


paling penting kemudian yang penting dan seterusnya, dan tidak
tergesa-gesa untuk medapatkan hasil yang diinginkan

(Sumber:Diterjemahkan dengan ringkasan dari artkel di


http://www freemoslem com/showthread php?t=1404, oleh Abu
Yusuf Sujono)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
184

Wasiat Seputar Pendidikan Anak

Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian yang
tidak terhingga Tidak ada yang lebih tahu besarnya karunia ini
selain orang yang tidak atau belum memiliki anak Kita lihat
mereka ke sana ke mari mencurahkan tenaga, waktu dan biaya
dalam usaha dan berobat untuk mendapatkan anak

Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua
orang tua, yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya,
apakah keduanya telah menjaganya atau justru menyia-
nyiakannya Rasulullah bersabda,

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya


tentang kepemimpinannya Seorang Imam adalah pemimpin dan
dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki
adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang
kepemimpinannya " (Muttafaq 'alaih)

Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka


Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, "Barang siapa
yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak
mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka
terlantar, maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat
sangat Mayoritas anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain
karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian
terhadap anak-anak tersebut Juga tidak mangajarkan kepada
mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka
telantarkan anaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat
memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang tuanya,
manakala mereka telah tua "

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
185

Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-


masalah penting seputar pendidikan anak Di antara yang patut
untuk kita renungkan adalah hal-hal berikut ini:

1 Tumbuhkan Jiwa Kehambaan

Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk


menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri
mereka Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa
membiasakan sikap tersebut Merupakan nikmat Allah adalah
bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fithrah Islam, sehingga
yang dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan
memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya

2 Mendidik Anak adalah Ibadah

Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak, memberi nafkah,


menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka,
maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah Bahkan
ketika mengajak bergurau dan bercanda juga termasuk ibadah,
jika memang diniatkan untuk itu

Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits


riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan
pahalanya sangat besar melebihi infak kepada selainnya Dan
dalam hadits muttafaq 'alaih Rasulullah bersabda,

"Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan


suatu nafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah
tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqah "

3 Ikhlas dalam Mendidik Anak

Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak Jangan


sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
186

tujuan duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk


meraih gelar dan ijazah Karena tidak diragukan lagi bahwa
kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk
mencari pahala di sisi Allah Adapun yang selain itu (seperti
profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dsb) adalah akan ikut
dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya

Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya


di fakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat
meraih materi yang melimpah, namun lebih dari itu dengan
tujuan untuk membantu kaum muslimin, mengobati mereka dan
agar mereka tidak lari kepada dokter-dokter non muslim Orang
yang semata-mata mengejar materi tidak akan mendapatkan
pahala, sedangkan orang yang mencari pahala dari Allah maka dia
juga akan mendapatkan materi

4 Jangan Lupakan Doa

Doa adalah ibadah Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk
kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang
diabadikan dalam al-Qur’an Berapa banyak orang yang tersesat,
akhirnya mendapatkan petunjuk dengan sebab doa, dan juga
amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat proses
pendidikan

5 Mencari Penghasilan yang Halal

Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari


harta yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang
haram, seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya

6 Teladan yang Baik

Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses


pendidikan Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
187

senantiasa menganjurkan dan menyuruh anaknya shalat, tetapi


dia sendiri tidak melakukannya?

Maka orang tua hendaknya memberikan teladan yang baik


kepada anak-anaknya, karena ketika seseorang memulai suatu
amal kebaikan kemudian ada orang lain yang mengikutinya, maka
dia mendapatkan pahala (seperti) pahala orang yang
mengikutinya

7 Memilih Metode yang Terbaik

Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang


berkaitan dengan pengetahuan umum dan memahami secara
detail berbagai metode pendidikan yang terbaik Jika perlu, minta
pertimbangan kepada orang-orang yang ahli dalam bidang
pendidikan, mendengarkan kaset atau membaca buku-buku
tentang pendidikan

8 Sabar

Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran


ini, padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi
suksesnya pendidikan anak Kita hendaknya bersabar terhadap
teriakan anak, sabar ketika anak sakit, sabar dalam memberi
pengarahan, sabar ketika mengantar anak ke sekolah, sabar ketika
berjalan bersama mereka menuju masjid dan lain sebagainya
Jangan mudah marah, emosi, bosan dan putus asa

Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan


kepada anak, adapun hidayah ada di tangan Allah Maka
hendaklah dia mencurahkan segenap kemampuan dan mencari
segala sebab yang mengantarkan pada kesuksesan, serta jangan
lupa selalu bersabar

9 Menekankan Shalat

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
188

Shalat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar dalam


Islam setelah mengucap dua kalimat syahadat Maka hendaklah
setiap muslim selalu menekankan dan memperhatikan masalah
shalat ini, baik terhadap diri sendiri maupun anak-anak Dalam
sebuah hadits, Nabi bersabda,

"Perintahkan anak-anak kalian shalat saat mereka berumur tujuh


tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika berumur
sepuluh tahun "

10 Perhatikan Bakat dan Kemampuan Anak

Orang tua hendaknya memperhati kan kelebihan, bakat dan


perbedaan masing-masing anak, dan bersikaplah adil terhadap
mereka Sebagian orang tua terkadang tidak memperhatikan
kelebihan dan bakat anaknya, sehingga bakat mereka sia-sia dan
tidak tersalurkan dengan baik Ada di antara anak yang kuat
hafalannya, namun hanya diajari menghafal nyanyian saja
Padahal jika diajarkan untuk menghafal al-Qur'an, maka itu jauh
lebih baik

11 Tanamkan Cinta kepada Allah

Tanamkan di dalam jiwa anak rasa pengagungan, kecintaan dan


tauhid (pengesaan) kepada Allah Peringatkan mereka dari
berbagai kesalahan dalam hal akidah dan keyakinan, jangan
sampai mereka terjerumus di dalamnya Biasakan pula agar
mereka melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar

12 Memilihkan Teman yang Baik

Rasulullah bersabda,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
189

“Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya,


maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan
dengan siapa akan berteman ” (HR Ahmad)

13 Luangkan Waktu

Sesibuk apa pun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk
anak-anak dan keluarga Jadikan rumah sebagai oase iman, yang
di dalamnya diajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai
aktivitas yang positif Jika suatu saat -karena banyak urusan-
orang tua tidak sempat untuk memperhatiakn anak-anak, maka
hendaknya berusaha mencari waktu lain ketika luang untuk
memperhatikan mereka serta memberikan hak-hak mereka

Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang


shalih, yang mendatangkan kebaikan dan kebahagia an di dunia
dan akhirat, amin ya Rabbal ‘alamin

Sumber: Buletin “Washaya Litarbiyatil Abnaa’ , Abdul Malik al-


Qasim dengan meringkas (Ibnu Djawari)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
190

Anak Shaleh Investasi Akhirat

Kematian adalah sebuah keniscayaan Saat kematian tiba,


kesempatan untuk melakukan amal shaleh juga menjadi terputus
Manusia sisa menunggu hari pembalasan Jika ingin menghitung
masa hidup ummat Muhammad yang umumnya hanya sekitar 60-
70 tahun, tentu masa yang sangat singkat, sementara manusia
membutuhkan banyak amalan untuk meraih ridha Allah

Olehnya itu, manusia haruslah cerdas, bukan hanya memikirkan


bekal dirinya di dunia ini, namun juga bekal hidupnya di akhirat
Inilah ciri orang beriman Karena keterbatasan umur yang
manusia miliki, maka ia harus berusaha “melipatgandakan” atau
memperoleh bonus-bonus pahala sehingga ketika kematian itu
tiba, pahala amalan tidak berhenti, namun sebaliknya akan terus
mengalir Setiap manusia harus memikirkan amal jariyahnya
karena semuanya pasti akan mengalami kematian

Salah satu sarana bagi orang tua untuk mendapatkan pahala yang
terus mengalir adalah dengan melalui investasi anak shaleh
Kesempatan beramal yang hanya 60an tahun tidak berhenti,
namun bisa terus bertambah dengan umur anak yang senantiasa
beramal juga dan mengalirkan pahala ke orang tuanya
Kesempatan beramal bisa bertambah menjadi puluhan tahun
sebagaimana usia anak

Berikut beberapa keutamaan yang orang tua yang bisa ia


dapatkan jika anaknya sholih

1 Ketika anak hafal Al-Qur’an, maka orang tuanya akan mendapat


jubah kemuliaan

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Siapa yang


membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya,

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
191

maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat,


cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya
dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan
di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini:
dijawab: “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk
mempelajari Al Qur’an” (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia
menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan
disetujui oleh Adz Dzahabi)

Selain itu juga ada hadits dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من قرأ القرآن وتعلَم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجِا ً من نور ضوؤه مثل ضوء‬
‫ بأخذ‬: ‫ بم كسينا هذا ؟ فيقال‬: ‫ ويكسى والداه حلتين ل تقوم لهما الدنيا فيقولن‬، ‫الشمس‬
‫ولدكما القرآن‬

Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan


mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi
kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari
Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa
dinilai dengan dunia Kemudian kedua orang tuanya bertanya,
“Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu
disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah
mengamalkan al-Quran ” (HR Hakim 1/756 dan dihasankan al-
Abani)

Anaknya yang menghafal Al Qur'an, namun orang tuanya juga ikut


mendapatkan kemuliaan Subhanallah Tentu ini merupakan
balasan terindah dari Allah karena jerih payahnya mengajar dan
mendidik anaknya Inilah hadiah untuk orang tua yang telah
berpeluh keringat, bekerja keras dan berkorban untuk menjadikan
anaknya generasi Qur'ani

2 Amal jariyah dari doa anak shaleh

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
192

(‫ أو‬،‫ أو علمِ يُنتفع به‬،‫ إل من صدقةِ جارية‬:‫إذا مات اِلنسان انقطع عمله إل من ثلثة‬
‫))ولدِ صالح يدعو له‬

Artinya : “Jika seorang manusia wafat, maka semua amalannya


akan terputus kecuali tiga perkara ; sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat (bagi oranglain), dan doa anaknya yang shaleh
untuknya” (HR Muslim : 1631)

Orang tua akan mendapatkan amal jariyah jika anaknya shaleh


dan mendoakan orang tuanya Jika bisa mendapatkan ketiga-
tiganya maka tentu ini lebih baik Namun, bagi orang tua, hal yang
sangat penting untuk ia perhatikan adalah keshalehan anaknya

Mayoritas orang tua menginginkan anaknya sukses di dunia,


dengan memiliki pekerjaan dan penghasilan tinggi misalnya,
namun lupa memperhatikan perihal keshalehannya, yang nanti
dengan bekal keshalehan anak itu diharapkan menolongnya di
akhirat

3 Penghafal Al Qur'an bisa memberi syafaat kepada orang tua

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam:

“Dari Ali Bin Abi Thalib, “Barangsiapa membaca Al Qur’an dan


menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga
dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota
keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk
masuk neraka ”

Dengan hafalan Al Qur'an seorang anak, bisa memberikan syafaat


bagi keluarganya termasuk orang tuanya

4 Anak yang selalu memohonkan ampun orang tuanya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
193

Dalam hadis lain HR Ibnu Majah –dengan derajat hasan-


Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda ;

‫ باستغفار ولدك لك‬: ‫ فيقال‬, ‫إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول ؛ أنى هذا ؟‬

Artinya ; “Sesungguhnya seseorang pasti diangkat derajatnya


disurga, lalu ia berkata keheranan ; Kenapa (derajat saya
diangkat)? maka dikatakan kepadanya: “Dengan sebab
istighfarnya anakmu”

Di akhirat ketika semua manusia mengharapkan derajat yang


tinggi, maka istighfarnya sang anak untuk orang tuanya bisa
mengangkat derajat orang tua di surga

Merugilah orang tua jika anak-anaknya tak bisa menjadi ladang


jariyah baginya Orang tua telah menghabiskan waktu dan tenaga
yang tak sedikit untuk membiayai hidup, menyekolahkan,
merawat dan mendidik anaknya di dunia, amat merugikan jika tak
memberi manfaat untuk hidup yang hakiki yakni di akhirat kelak

Maka bagi orang tua, mendidik anak menjadi shaleh, urgen untuk
diperhatikan Kelak, dengan keshalehan sang anak diharapkan
akan menolong orang tuanya di akhirat Wallahu a'lam

Penulis: Fitri Wahyuni

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
194

Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua?

Anak adalah buah hati orang tua, namun di balik itu, anak adalah
amanah Ilahi yang harus di- jaga oleh orang tua dan akan
dipertanyakan besok pada hari pembalasan Oleh karena itu, agar
anak tetap menjadi penyejuk jiwa, orang tua hendaknya menjaga
fitrahnya dan mendidiknya dengan baik menurut al-Qur’an dan
as-Sunnah

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ً ‫يأيُّها الَذِينِ ءامنُوا قُوا أنفُسكُ ِْم وأ ْهلِيكُ ِْم ن‬


ِ‫ارا‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah di- rimu dan


keluargamu dari api neraka” (QS at- Tahrim: 6)

Ibnu Katsir berkata: “Perintahkan keluargamu agar mengerjakan


yang baik dan cegahlah dari perkara mungkar Jangan biarkan
mereka terlantar sehingga dimakan oleh api neraka pada hari ki-
amat ” (Tafsir Ibnu Katsir 5/240)

MAKNA DARI KATA “MAKSUD” (MAQSHUUD)

Judul di atas terdapat kata “maqshuud” yang diambil dari bahasa


al-Qur’an Penulisan Arabnya dan kata ini erat hubungannya
dengan pendi- dikan anak Mengapa?

Di antara maknanya:

Jalan yang lurus, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

ِ‫ص ُِد السَبِي ِل‬


ْ ‫ّللا ق‬
َِِ ‫وعلى‬

Artinya: “Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus” (QS
an-Nahl: 9)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
195

Imam ath-Thabrani Rahimahullah berkata: “Qashdu as-Sabil ialah


jalan yang lurus, tidak bengkok ” (Tafsir ath- Thabari 14/84)

Imam asy-Syaukani Rahimahullah berkata: “Qashdu as-Sabil


artinya: hanya kepada Allah jalan yang harus di- tempuh ” (Fathul
Qadir 4/204) Dengan makna di atas, maka orang tua harus
menempuh jalan yang benar: jalan Allah untuk mendidik anaknya

Tidak sia-sia Yakni kita menyerahkan pendi- dikan anak kita


jangan sampai sia-sia setelah keluar dari pendidikan, tidak
bermanfaat bagi agamanya dan tidak bermanfaat untuk kebai-
kan akhlaknya

Tujuan yang utama Seperti orang bertanya, “Maksudmu apa?”


yang berarti tujuan Ini pen- ting untuk diketahui oleh orang tua
yang punya maksud baik untuk masa depan anaknya, harus nyata
tujuannya, bukan sekadar masukkan anak ke sekolah karena
mengikuti tetangga dan orang secara umum Bukankah Rasulullah
meng- ingatkan kita pentingnya maksud/tujuan/niat Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya;
“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus di- sertai niat, dan
setiap perbuatan seseorang ter- gantung niatnya Barangsiapa
yang tujuan hi- jrahnya karena mengharap keridhaan Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya (pahalanya) kepada Allah dan Rasul-
Nya Sebaliknya, barangsiapa yang tujuan hijrahnya untuk
mendapatkan du- nia atau demi seorang wanita yang akan dini-
kahinya, maka hijrahnya (pahalanya) adalah kepada apa yang
diniatkan ” (HR Muslim 6/48)

Ialah mengingatkan agar tidak lupa Kita mem- perhatikan maksud


anak kita sekolah, berarti kita tidak boleh melupakan cita-cita,
tujuan dan niat kita ketika menyekolahkan anak Hal itu agar
pendidikan anak kita tidak sia-sia dan tidak menyesal di kemudian

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
196

hari Semisal nampak- nya sifat yang bertambah buruk dari anak
kita semisal durhaka, saat telah kita sekolahkan Tentu orang tua
rugi dunia dan akhirat Rugi di dunia karena orang tua sudah
mengeluarkan biaya yang banyak, membesarkan anak mulai kecil
sampai dewasa, menguras tenaga, pikiran dan harta, tetapi
hasilnya nol Rugi di akhirat, karena kita akan dimintai
pertanggungan jawab di hadapan Allah Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:

ْ ‫فكُلُكُ ِْم راعِ وكُلُّكُ ِْم م‬


ِ‫سئُولِ عنِْ ر ِعيَتِ ِه‬

Artinya: “Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian


akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpin ” (HR al-
Bukhari: 4801)

MAQASHID ASY-SYARI’AH PINTU KEBAHAGIAAN ANAK DAN


KELUARGA

Hubungan antara Maqashid asy-Syari’ah dengan ndidikan anak


sangatlah erat Maqashid sendiri lah bentuk plural (jamak) dari
maqshad, yang Serarti beberapa tujuan Artinya, ketika kita mau
menyekolahkan anak harus punya tujuan dan jalan yang benar,
cita-cita serta niat masa depan untuk anak kita, agar kita tidak
menyesal di kemudian hari dan tidak menderita

Untuk menghindari efek negatif itu semua, hen- daknya kita


menyekolahkan di lembaga pendidikan yang mampu, menekuni
dan memperhatikan sya- riat Allah Karena inilah tujuan utama
Allah men- jadikan manusia hidup di permukaan dunia, agar
hanya beribadah kepada Allah (QS adz-Dzariyat: 56)

Adapun makna asy-Syari’ah, para ulama mendefinisikan banyak


sekali, namun jika dipadu- kan semua maknanya akan saling
menyempur- nakan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
197

Ibnu Hazm Rahimahullah berkata: “Asy-Syari’ah adalah semua


tuntunan Allah yang berupa akidah, amal lewat lisan Nabi-Nya ”
(Al-Ihkam 1/52)

Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata: “SYARIAT ialah apa


yangditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya ” (Majmu’ Fa-tawa
19/306)

Beliau juga berkata: “Asy-Syari’ah adalah Kitabul- lah dan sunnah


Rasulullah berlandaskan pemaha- man Salaf al-Ummah, baik
berupa akidah, ihwal, ibadah, perbuatan, politik, hukum,
pemerintahan dan pemberian ” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah
19/308)

Berpijak di atas keterangan tersebut, maka kita (muslim)


hendaknya punya maksud mendidik anak kita menuju syariat
Allah, agar anak dan keluarga bahagia dunia dan akhirat, mari kita
berdoa:

‫اجنا وذُ ِريَدِنا قُ َرةِ ْعيُنِ واجْعلْنا ِللْ ُمتَقِين إمامِا‬


ِ ‫ربَنا هبِْ لنا مِ نِْ أ ْزو‬

Artinya: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri


kami dan keturunan kami sebagai pe- nyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS al-
Furqan: 74)

SIAPA PENDIDIK ANAK KITA?

Umumnya orang tua zaman sekarang tak mam- pu mendidik


anaknya semua, apalagi jumlahnya banyak, karena mereka sibuk
mencari nafkah se- tiap hari Istri sibuk di dalam rumah tangga
atau kemampuan ilmu orang tua terbatas sehingga dia harus
menyerahkan anaknya kepada pendidik yang mampu mendidik
anaknya

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
198

Jika orang tua menginginkan agar anak terdidik dan mencapai


maghasid asy-syari’ah, tentu orang tua harus memperhatikan
siapa yang akan men- didik anaknya Sebab, guru merupakan
salah satu elemen pendidikan utama pewarna pikiran anak
Apakah pendidik memiliki akidah yang benar? Iba- dahnya sesuai
dengan sunnah? Arau sebaliknya berakidah batil, suka
mengamalkan bid’ah Ber- akhlak yang mulia atau sebaliknya? Ini
semua akan berpengaruh kepada pemikiran anak

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫ِين فلْينْظُ ُِر أح ُدكُ ِْم منِْ يُغادِل‬


ِِ ‫الر ُج ُِل على د‬
َ

Artinya: “Orang itu bersandar agama temannya, karena i


hendaklah salah satu di antara kamu melihat siapa temannya,”
(HR Abu Dawud: 4197, at-Tir- midzi: 2774)

Pengajar yang baik adalah pengajar yang men- dalami agama


Islam, berakidah yang shahih, dan bermanhaj dengan metode
beragama Rasulullah serta berakhlak yang mulia Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman:

‫ّللا مِ نِْ عِبا ِد ِِه الْعُلموا‬


َِ ‫إنَما ي ْخشى‬

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-


Nya, hanyalah ulama (QS Fathir: 28)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

ُ‫خي ُْركُ ِْم منِْ تعلَمِ الْقُ ْرآنِ وعلَم ِه‬

Artinya: “Orang terbaiknya dari kalian adalah orang yang


mempelajari al-Qur’an dan mau mengajarkan- nya ” (HR al-
Bukhari: 5027)

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
199

Sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: “Janganlah


eng- kau duduk bersama pengikut hawa nafsu, karena akan
menyebabkan hatimu sakit ” (Al-Ibanah, Ibnu Baththah al-‘Ukbari
2/438 no 371,373)

Fudhail bin ‘lyadh Rahimahullah berkata, “Hindarilah duduk


bersama ahli bid’ah Barangsiapa yang duduk ber- sama ahli bid’ah
maka ia tidak akan diberi hikmah Aku suka jika di antara aku dan
pelaku bid’ah ada benteng dari besi ” (Syarh as-Sunnah no 170,
al- Barbahari dan Syarh Ushul l’tiqad Ahlis Sunnah no 1149 oleh
al-Lalaka’i)

MATERI PENDIDIKAN

Sangat penting untuk diketahui oleh orang tu yang ingin anaknya


menjadi shalih dan shalihah sebelum memasukkan anaknya ke
dalam suat lembaga pendidikan, hendaknya mengontrol das
meneliti pelajaran yang akan dipelajari oleh si anal apakah
kurikulum tersebut menunjang perbaika akidah, ibadah dan
akhlak anak didik kita, atau se baliknya, merusak akidah yang
shahih?

Kitab dan buku bacaan sungguh amat berpenga- ruh kepada anak
didik, sebagaimana kita maklumi bersama Apalagi tingkatan anak
didik kita baru madrasah tingkat dasar hingga menengah atas,
yang belum bisa membedakan yang benar dan yang salah

PERGAULAN DI SEKOLAH

Pergaulan pun sangat berpengaruh untuk men- capai maqashid


asy-syari’ah anak didik kita Karena apabila anak sudah mendekati
baligh lalu duduk bersama dengan temannya yang lain jenis,
apalagi guru yang mengajar juga lain jenis, tentu banyak masalah,
terutama serangan penyakit syahwat Ini bisa kita rasakan sendiri

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
200

ketika kita punya syah- wat, ketika bertatap muka dengan lain
jenis; akan terasa daya tarik setan di hati kita walaupun
mulutmampu menahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:

ِِ ‫الْم ْرأةُِ عوْ رةِ ف ِإذا خرج‬


ُِ‫ت اسْتشْرفها الشَيْطان‬

Artinya: “Wanita itu aurat, apabila keluar disambut (di- percantik


oleh setan) ” (HR at-Tirmidzi 5/23 dishahihkan oleh al-Albani
Tuhfatul Ahwadzi (37253))

Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhuma berkata:

ً‫س منِيئ ِة‬ ُِ ‫امرأت ِهُ زيْنبِ وهُيِ ت ْمع‬ ْ ‫هللا – صلى هللا عليه وسلم رأى امرأة فأتى‬ ِِ ِ‫أنَِ رسُول‬
ِ‫ إِنَِ ا ْلم ْرأةِ تُ ْقبِ ُِل فِي صُورةِ شيْطان‬:ِ‫لها فقضى حاجتهُِ ثُ َِم خرجِ إِلى أصْحابِ ِِه فقال‬
ِِ ْ‫امرأةِ فلْيأ‬
‫ت أ ْهل ِهُ ف ِإنَِ ذلِكِ ي ُر ُِّد ما فِي‬ ْ ‫وتُ ْدبِ ُِر فِي صُورةِ شيْطانِ ف ِإذا أبْصرِ أح ُدكُ ُِم‬
ِ ْ‫نف‬
‫س ِِه‬

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah pernah melihat seorang


wanita, lalu beliau masuk ke rumah Zainab saat dia sedang
menyamak kulit miliknya Beliau pun menyelesaikan hasratnya
(terhadap istrinya) Setelah itu, ia keluar mengunjungi sa- habat
dan berkata, ‘Sesungguhnya wanita itu datang bagaikan bentuk
setan dan pergi bagikan bentuk setan Barangsiapa yang
mendapati hal itu, hendaklah ia mendatangi istrinya, karena hal
tersebut bisa meredam gejolak syahwat yang ada dalam dirinya ”
(HR Muslim: 3473)

Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata: “Wanita bila keluarakan


memfitnah dan membangkitkan syahwatkaum pria, karena Allah
menjadikan pria menyenangi wanita, serupa setan yang
pekerjaannya menyesatkan manusia ” (Syarh Shahih Muslim
(5/75))

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
201

Jika melihat sebentar wanita yang bukan mah- ramnya membawa


petaka hawa nafsu, dan orang istri? Apalagi yang punya istri bisa
mendatangi istrinya, maka bagaimana dengan yang tidak punya
mereka masih belia Tentu akan terjadi kegelisahan dalam
pikirannya Tentu akan berpengaruh pula dengan pelajarannya,
akhlak dan moralnya Wal- lahul musta’an

Kita memohon kepada Allah semoga anak kita dilindungi dari


fitnah syubhat dan syahwat dan senantiasa mendapatkan
hidayah-Nya

REFERENSI:

NAMA : FADILLAH AZKA ANISA ( PENGABDIAN)

ARTIKEL BULAN SEPTEMBER 2023

REFERENSI : MAJALAH ALMAWADDAH TAHUN X JUDUL “


INVESTASI HARI TUA MENABUNG UNTUK AKHIRAT “

OLEH USTADZ AUNUR ROFIQBIN GHUFRON, Lc

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
202

Belajar dari Rumah

Bismillah Wa bihi nasta’iinu

Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam Salawat dan salam
semoga tercurah kepada hamba dan utusan-Nya; sang penyeru
menuju agama Allah di atas bashirah Amma ba’du

Pandemi yang melanda dunia mempengaruhi berbagai lini


aktivitas manusia Perekonomian, ibadah, pendidikan dan juga
kegiatan kemasyarakatan Kegiatan rutin di masjid-masjid yang
dulunya berjalan berupa majelis ilmu dan pengajian kini pun lama
tak lagi kita jumpai seperti di masa-masa sebelum pandemi Inilah
kenyataan yang semestinya menyadarkan kita tentang pentingnya
pendidikan dan proses pembelajaran yang bisa dilakukan di
rumah atau di tengah keluarga

Bagi mereka yang telah menempuh jalan ilmu, maka muroja’ah


atau mengulang-ulang pelajaran tentu satu hal yang bisa lebih
maksimal dilakukan pada masa-masa semacam ini Bagi mereka
yang selama ini menekuni dunia dakwah maka metode pelajaran
online pun menjadi salah satu solusi yang paling digemari Bahkan
sekolah, pendidikan tinggi dan pesantren pun banyak yang harus
mengalihkan metode pembelajaran dengan lebih banyak secara
online atau belajar dari rumah

Hal ini kembali menyadarkan kita tentang pentingnya


menciptakan suasana rumah yang tarbawi Suasana rumah yang
diwarnai pembinaan dan pendidikan bagi manusia dan keluarga
Rumah adalah sekolah pertama bagi generasi Hal ini yang selama
ini luput dan banyak dilalaikan para orang tua dengan alasan
kesibukan mencari nafkah dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarga; anak dan istri Maka pendidikan anak pun
seolah kurang mendapat prioritas oleh ayah dan ibunya sendiri

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
203

Kondisi pandemi semacam ini mau tidak mau menuntut ayah dan
ibu untuk lebih perhatian kepada pendidikan dan pembinaan
anak-anaknya sendiri

Pada hari ini, sesungguhnya peran orang tua dalam menanamkan


kecintaan kepada ilmu agama adalah sesuatu yang dinilai sangat-
sangat berharga Karena situasi pandemi yang masih saja meliputi
dan anak-anak yang berada di rumah bersama sarana-sarana yang
bisa saja merusak generasi tanpa mereka sadari Orang tua sering
beranggapan bahwa kunci kesuksesan anak adalah dengan
semata-mata menyekolahkan anak setinggi mungkin Padahal,
kunci kebaikan itu ada pada kepahaman tentang agama
Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الدين‬
ِِ ‫خيرا يُف ِقهْه في‬
ً ‫هللا به‬
ُِ ‫من ي ُِر ِِد‬

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah


pahamkan dia dalam agama ” (HR Bukhari dan Muslim)

Kebaikan seorang terletak sejauh mana dia memahami agama ini


dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Kecintaan
kepada ilmu agama inilah modal yang harus diberikan dan
dipupuk oleh orang tua kepada anak-anaknya Para ulama kita
terdahulu pun telah mengajarkan kepada kita untuk menjadi
sosok pendidik yang rabbani; yaitu yang membina manusia
dengan ilmu-ilmu yang dasar sebelum ilmu-ilmu yang besar Ilmu
itu dipelajari dan dicari seiring dengan perjalanan malam dan
siang hari Sedikit demi sedikit dan terus-menerus Sehingga
dengan panduan ilmu itulah seorang hamba mengenali jalan
menuju Rabbnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ‫ّللا لهُِ بِ ِِه ط ِريقًا إِلى الْجنَ ِة‬


َُِ ِ‫س فِي ِِه ِعلْ ًما سهَل‬
ُِ ِ‫ومنِْ سلكِ ط ِريقًا يلْتم‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
204

“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu


(agama) maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga ” (HR
Muslim)

Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran dan perjuangan


Yahya bin Abi Katsir mengatakan, “Ilmu tidak diperoleh hanya
dengan cara bersantai-santai ” Sebagian penyair arab berkata:

Katakan kepada orang yang mendamba

Perkara-perkara mulia dan utama

Tanpa perjuangan maka

Kau hanya mengharap sesuatu yang mustahil adanya

Kemuliaan umat ini bergantung pada perjuangan mereka untuk


memahami agama ini dan mengamalkannya Karena itulah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong umatnya untuk belajar
Islam dan mengajarkannya Beliau bersabda,

ُ‫خي ُْركُ ِْم منِْ تعلَمِ الْقُ ْرآنِ وعلَم ِه‬

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan


mengajarkannya ” (HR Bukhari)

Belajar al-Qur’an mencakup membacanya dengan benar,


memahami isinya dan merenungkan kandungan hukum dan
pelajaran berharga yang tersimpan di dalamnya Sebab ia menjadi
petunjuk bagi manusia dan pembimbing bagi orang yang
bertakwa Dengan mengikuti ajarannya manusia menjadi mulia
Dan karena mencampakkan ajarannya manusia pun hina

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ب أقْوا ًما ويض ُِع بِ ِِه آخ ِري‬


‫ن‬ ِِ ‫ّللا ي ْرف ُِع بِهذا الْكِتا‬
َِ َِ‫إِن‬

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
205

“Sesungguhnya Allah akan memuliakan dengan Kitab ini beberapa


kaum dan akan merendahkan kaum-kaum yang lain dengannya
pula ” (HR Muslim)

Mendidik keluarga untuk mengenali al-Qur’an dan mencintainya


adalah perkara yang banyak dilupakan oleh manusia, bahkan oleh
banyak di antara kaum muslimin sekalipun Rutinitas membaca al-
Qur’an pun terkalahkan oleh hobi membaca komik, kegemaran
menonton televisi, dan bermain game yang tidak mendidik
Padahal al-Qur’an menyimpan obat bagi penyakit-penyakit hati Ia
menjadi rahmat bagi manusia yang beriman dan pelajaran bagi
ulil albab

Sosok kepahlawanan para pendahulu yang salih diantara umat ini


pun tersingkir oleh pahlawan fiktif dan tokoh-tokoh khayalan Hal
ini tidaklah terjadi kecuali disebabkan kesalahan manusia dan
masyarakat itu sendiri Allah berfirman,

ِ‫ّللا لِ يُغيِ ُِر ما بِقوْ مِ حتَى يُغيِ ُروا ما بِأنْفُس ِِه ْم‬
َِ َِ‫إِن‬

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum


sampai mereka merubah apa-apa yang ada pada diri mereka
sendiri ” (Ar-Ra’d : 11)

Maka minimnya suasana tarbawi dan kurangnya pembinaan nilai-


nilai agama di tengah keluarga dan masyarakat secara umum
adalah fenomena yang timbul akibat kurangnya perhatian kita
terhadap ilmu agama dan sikap meremehkannya Padahal ilmu
agama ini adalah ‘panglima’ bagi seluruh ucapan dan amal
perbuatan hamba Mungkin kita masih ingat perkataan emas
Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya yaitu Bab Ilmu sebelum
ucapan dan amalan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
206

Di masa pandemi ini, tidaklah berlebihan kalau para orang tua


kembali memberikan perhatian besar kepada pembinaan ruhiyah
anak-anaknya Karena rumah anda adalah sekolah pertama bagi
generasi penerus bangsa Keteladanan dan bimbingan dari orang
tua akan memberikan pengaruh besar ke dalam pertumbuhan dan
keadaan anak setelah taufik dari Allah kepadanya Karena itu
Islam mengajarkan kepada para orang tua untuk memerintahkan
anak-anak untuk mulai mengerjakan sholat walaupun usianya
masih belia Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
mengajarkan aqidah kepada anak kecil di antara para sahabatnya

Para orang tua hendaknya belajar kembali tentang Islam dengan


pemahaman yang benar Karena tidaklah Islam itu terbatas hanya
dengan mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memahami isi
dan konsekuensinya Sebagaimana yang dijelaskan para ulama
bahwa islam adalah kepasrahan kepada Allah dengan bertauhid,
tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan, dan berlepas diri dari
syirik dan pelakunya Islam dan tauhid inilah agama yang
diajarkan oleh setiap nabi kepada umatnya, walaupun syari’at
mereka berbeda-beda

Islam tegak di atas tauhid; yaitu pemurnian ibadah kepada Allah


dan meninggalkan syirik kepada-Nya Tauhid ini pula yang menjadi
tujuan penciptaan segenap jin dan manusia Allah berfirman,

ِ ‫اِلنْسِ إِ َِل لِيعْبُد‬


ِ‫ُون‬ ِ ْ ‫وما خلقْتُِ الْ ِجنَِ و‬

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka beribadah kepada-Ku ” (Adz-Dzariyat : 56)

Seorang ulama besar binaan manusia terbaik dan teladan bagi


para pemuda Islam yaitu Ibnu Abbas menafsirkan maksud ayat ini
bahwa maksud beribadah kepada Allah adalah dengan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
207

mentauhidkan-Nya, sebagaimana disebutkan al-Baghawi dalam


tafsirnya

Tauhid ini pula perintah terbesar di dalam agama Hak Allah yang
paling wajib untuk ditunaikan oleh setiap insan kepada Rabbnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ‫أن يعبدوه ول يشركو به شيأ‬

“Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah


kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu
apapun ” (HR Bukhari dan Muslim)

Sudahkah para orang tua belajar tentang tauhid dan mengajarkan


tauhid ini kepada keluarganya?

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
208

Catatan

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
209

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal
210

Menyikapi Sekolah / Pondok Sunnah (Manhaj Salafi)


Mahal

Anda mungkin juga menyukai