Makalah Desain Kel.13 Anabela Dan Syaida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

INOVASI PEMBELAJARAN PAI

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah: DESAIN PEMBELAJARAN PAI

Disusun Oleh Kelompok 13

Anabella Aprilliani (1722.2004.)

Syaidatul meisharah (1722.2003.131 )

Dosen Pengampu:

Zuqriva Hayati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PAYAKUMBUH

TAHUN 2024
ABSTRAK

Inovasi merupakan bagian penting dari pendidikan, khususnya dalam matapelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Suatu inovasi ada karena tuntutan sebuah zaman
dan melihat hasil belajar dari peserta didik dansiswa tidak fokus pada materi yang . Inovasi
pembelajaran merupakan gagasan atau ide baru yang dituangkan dalam proses pembelajaran,
khususnya strategi dan media pembelajaran.

Pemanfaatan strategi dan media yang kurang tersebut memunculkan inovasi baru
dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, agar siswa lebih mudah memahami materi, tidak
merasa bosan, dan peserta didik lebih aktif di dalam kegiatan belajar mengajar. Termasuk
dalam penelitian ini yang peneliti lakukan, suatu lembaga atau sekolah yang menerapkan
inovasi strategi interaktif dan inovasi media peraga dalam pembelajaran, khususnya
matapelajaran PAI dan Budi Pekerti.
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN INOVASI PEMBELAJARAN PAI


Rogers mendefinisikan inovasi sebagaian idea, practice, or object that is
perceived as new by an individual or other unit of adoption.5 (ide, praktik, atau objek
yang dianggap baru oleh seorang individu (manusia) atau unit adopsi lain. Selanjutnya
Agus mendeskripsikan inovasi sebagai pelbagai hal baru baik berupa ide/gagasan,
benda atau tindakan yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu
permasalahan. Hal baru itu bisa benar- benar baru karena sebelumnya belum ada, ini
disebut temuan baru (invention) atau sesuatu yang tidak benar-benar baru karena
sebelumnya sudah muncul pada konteks lain, inilah yang disebut dengan penemuan
(discovery).1
Selanjutnya Agus menguraikan bahwa masalah-masalah inovasi kurikulum
berkaitan dengan azas relevansi antara bahan pembelajaran dengan kebutuhan peserta
didik, kualitas pembelajaran di sekolah dengan pengguna lulusan di dunia kerja,
berkaitan dengan mutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, pemerataan yang
berkaitan dengan kesempatan dan peluang, kemudian efisiensi dari segi internal dan
ekstenal.7 Sedangkan inovasi di bidang pembelajaran yang diberikan kepada guru
dengan mengembangkan dan memperbaiki berbagai pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan taktik dalam pembelajaran.2
Secara lebih spesifik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mendefinisikan inovasi pembelajaran sebagai sebuah upaya pembaharuan terhadap
pelbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran dan mampu
memecahkan masalah pembelajaran, serta memiliki dampak positif dan manfaat
berkelanjutan3
Jadi, inovasi pembelajaran berarti segala sesuatu yang baru baik berupa ide,
metode, praktik, benda (program kegiatan), dan tindakan yang dimaksudkan untuk
memecahkan problem-problem pembelajaran aktual yang mencakup pelbagai
komponen pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung lebih efektif, efisien,
dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. PAI sebagai salah satu mata pelajaran
wajib yang ada dalam setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia diharapkan
mampu membentuk karakter religius pada setiap individu dinilai masih belum dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Di tengah perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin pesat dan canggih, pembelajaran PAI masih terkendala
masalah klasik seperti halnya yang diungkapkan oleh Muhaimin di tahun 2010, yaitu:
pendidikan Agama lebih berorientasi pada belajar tentang agama, sehingga hasilnya
banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran agama, tetapi perilakunya tidak
relevan dengan nilai-
1
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam: Dari Normatif-Filosofis ke Praktis,
(Bandung: Alfabeta, 2103), 166.
2
bid., 184
3
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Pedoman Lomba Inovasi Pembelajaran Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2016.
nilai ajaran yang diketahuinya. Pendidikan Agama masih menyentuh aspek
kognitif tingkat rendah saja dan kurang concern terhadap persoalan bagaimana
mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu
diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat pelbagai cara, media dan forum.
Kelemahan lain adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI kebanyakan
masih tradisional, yaitu ceramah monoton dan statis kontekstual sehingga peserta
didik kurang tertarik dan merasa bosan mengikuti pelajaran PAI.
2. KARAKTERISTIK INOVASI DALAM PENDIDIKAN
Cepat lambatnya penerimaan sebuah inovasi dalam Pendidikan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Satu misalnya, sosialisasi
penggunaan media pendidikan tertentu akan membutuhkan waktu yang relative
berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Dalam Diffusion of Innovasion
menurut Everett M. Rogers (1983:14-15) mengemukakan karakteristik inovasi yang
dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, antara lain sebagai
berikut.
a. Relative Advantage (Keunggulan Relatif)Keunggulan relatif adalah derajat
dimana suatu inovasi dianggap lebih baik dan unggul dari yang pernah ada
sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi,
sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain
b. Compatibility (Kompatibilitas/Konsisten) Kompatibilitas adalah derajat
dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi
c. Complexity (Kompleksitas /Kerumitan) Kompleksitas adalah derajat
dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan
digunakan.
d. Trialability (Kemampuan Untuk Dapat Diuji ) Trialability adalah derajat
dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu .Trialability adalah
derajat dimana suatu inovasi dapat diuji- coba batas tertentu
e. Observability (Kemampuan Untuk Dapat Diamati) Observability adalah
derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain.

3. TUJUAN INOVASI DALAM PENDIDIKAN


Tujuan yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil
yang ingin dicapai. Tujuan dari inovasi itu adalah efesiensi dan efektivitas, mengenai
sasaran jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang
sebesar-besarnya (menurut kebutuhan peserta didik, masyarakat,dan pembangunan)
dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu. (Syaefudin, 2008:18) Dan
inovasi pembelajaran dalam pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah
pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih
memberikan harapan kemajuan lebih pesat. (Hasbullah, 2006: 201) Secara lebih rinci
tentang tujuan diadakan inovasi pembelajaran ini adalah sebagai tanggapan baru
terhadap masalah pendidikan dan peningkatan mutu,efisiensi, efektivitas dan relevansi
pendidikan. (Daryanto, 2012: 178)
Pada abad ini tujuan pembelajaran adalah untuk membentuk dan melatih
seseorang dalam suatu pola perilaku tertentu, sesuai dengan standar yang ditentukan
sebelumnya. Hasil pendidikan merupakan tamatan dengan perilaku sesuai tuntutan
proses produksi yang rutin, yaitu mereka yang berperilaku sederhana, statis dan pola
perilakunya dapat diduga sebelumnya.
Namun demikian dunia kerja yang digambarakan tersebut saat ini hampir tidak
ada lagi. Dalam era global, yang pasti adalah ketidakpastian itu. Oleh karenanya tugas
pendidikan dan pelatihan adalah untuk menyiapkan manusia yang maampu berpikir,
bersikap dan bertindak secara kreatif menghadapi perubahan yang tidak terduga.Dari
uraian di atas jelas bahwa peran pendidikan kedepan adalah untuk menyiapkan SDM
era global yang memiliki hard competencies dan soft competencies secara terintegrasi
untuk mampu berpikir, bersikap dan berbuat secara kreatif dalam situasi yang tidak
dapat diduga sebelumnya. Dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut beberapa negara
telah melakukan berbagai pendekatan dalam pendidikannya sebagai respon atas
perubahan tuntutan akan kualitas tenaga kerja.(Sukamto, 2001)

4. KENDALA –KENDALA INOVASI DALAM PENDIDIKAN


Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pembelajar
dalam pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain adalah:
1) Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi.
2) Konflik dan motivasi yang kurang sehat.
3) Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan
tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan.
4) Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi.
5) Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi.
6) Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
(Subandiyah,1992:81)

5. FAKTOR –FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. GURU, Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan
merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses
belajar mengajar di kelas maupun efeknya diluar kelas. Guru harus pandai
membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal
yang dapat membentuk kewibawaan
guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar
yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik
dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam
proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata
usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu
sendiri. Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan
dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu
inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka
akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti
diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak
melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi
sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran
tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang
utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai
pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator
dan lain sebagainya. (Wright, 1987)

b. SISWA, Siswa sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses
belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensia, daya motorik,pengalaman, kemauan dan komitmen
yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila
siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya
dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan,sehingga apa yang mereka lakukan
merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan
konsekwen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya
dengan peran unsur-unsur lainnya,karena siswa bisa sebagai penerima
pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan
bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam
memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa
perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan
melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang
diuraikan sebelumnya.
c. KURIKULUM, Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah
meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah Oleh karena itu kurikulum
sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan,
kurikulum
memegang peranan yang sama dengan unsur- unsur lain dalam pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada
didalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan
inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembahruan pendidikan, perubahan
itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum
diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari
kedua duanya akan berjalan searah
d. FASILITAS, Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar
mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal
yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa
adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan
tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar
merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan
pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan,
fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku,
meja dan sebagainya.
e. SOSIAL MASYARAKAT, Dalam menerapkan inovasi pendidikan, ada hal
yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa
membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan
pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak
langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi
lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa
melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu,
bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu
innovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan
inovasi pendidikan.
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Inovasi merupakan bagian penting dari pendidikan, khususnya dalam
matapelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. inovasi pembelajaran
berarti segala sesuatu yang baru baik berupa ide, metode, praktik, benda (program
kegiatan), dan tindakan yang dimaksudkan untuk memecahkan problem-problem
pembelajaran aktual yang mencakup pelbagai komponen pembelajaran agar proses
pembelajaran berlangsung lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
B.SARAN
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik.Untuk memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik

DAFTAR PUSTAKA
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam: Dari Normatif-Filosofis ke
Praktis,
(Bandung: Alfabeta, 2103),
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Mazrur, Inovasi Pembelajaran PAI Berbasis IT, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.: K-
Media. /2018

Anda mungkin juga menyukai