Fungi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN JAMUR

Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara aseksual yang
menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada zigospora,
askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di tempat-tempat yang lembap, air laut, air tawar,
tempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian membentuk lumut (lichenes).
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh
sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui
dinding selnya, mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota,
dan sebagian besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke
dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya
ditinjau dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi

STRUKTUR TUBUH JAMUR


Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi
oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,
mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Namun demikian adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang
tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat
menembus jaringan substrat.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifa:
- Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).

- Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

- Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.Sebagian
besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi
molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat
juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen. Jamur berhabitat pada bermacam-macam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

REPRODUKSI JAMUR
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan vegetative
(aseksual).

REPRODUKSI GENERATIF (SEKSUAL)

Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang berubah atau pada
kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan sendiri memiliki genetik yang beragam dan lebih
adaptif terhadap perubahan lingkungan. Reproduksi secara generative didahului dengan pembentukan
spora seksual yang memiliki jenis hifa berbeda. Hifa (+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid
mendekat dan membentuk gametangium (organ yang menghasilkan gamet). Gametangium
berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk zigosporangium dikariotik
(heterokarotik) dengan pasangan nucleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki
dinding sel yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang
buruk dan kering.
Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n). Zigosporangium yang berinti haploid (2n)
akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora haploid didalam
zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek
dengan kromosom haploid. Sporangium haploid akan menghasilkan spora-spora yang haploid yang
memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid jatuh di tempat yang sesuai, spora akan
berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa akan tumbuh membentuk jaringan
miselium yang semuanya haploid

REPRODUKSI VEGETATIF (ASEKSUAL)

Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan tunas yang akan
tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara fragmentasi hifa
dan pembentukan spora vegetative. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa), potongan hifa yang putus
tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan spora vegetative yang berupa sporangiospora dan
konidiospora. Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor (tangkai kotak spora). Pada ujung
sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora pembelahan sel dilakukan secara
mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n). Adapun jamur
jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak
konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak
konidiospora dengan kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh
di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

KLASIFIKASI JAMUR
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu:

ZYGOMYCOTA

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari kelompok
ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki
anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit. Tubuhnya
bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang
berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual.Pada reproduksi seksual, jamur
ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi)
spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium
akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang
sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-
jenis jamur tersebut antara lain:
- Rhizophus stolonifera: Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid
dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan
tempe.

- Rhizophus nigricans: Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

- Mucor mucedo: Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan
kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi
oleh sporangiofor

DIVISI ASCOMYCOTA
Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya dengan
membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung atau pundi-pundi). Askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul
membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma. Askomata dapat berbentuk mangkok,
botol, atau seperti balon).Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti
tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang
dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang
multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis
dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut
kerak.Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang
bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi
askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk
Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang
haploid. Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina:

DIVISI BASIDMYCOTA
Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal karena umumnya
memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat dikonsumsi, beberapa
jamur dapat pula mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota lainnya juga dapat membahayakan
tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang. Contoh Basidiomycotina :

- Volvariella Volvacea

- Auricularia Polytricha

- Puccinia Graminis

- Amanita Phalloides

- Agaricus Campertis
- Lycoperdon

- Lentinus Edodes

- Ezobasidium Vexans

DIVISI DEUTEROMYCOTA
Siklus hidup deuteomycota, pada cara reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau
menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi
organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh jamur ini adalah monilia sitophila yaitu jamur oncom. Sering
digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti, sisa- sisa
makanan. Contoh jamur Divisi Deuteromycota:

- Aspergillus: Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derajat keasaman dan kandungan
gula tinggi.

- Epidermophyton dan Mycosporium: Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia.
Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit
kurap.

- Fusarium, Verticellium, dan Cercos: Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan.
Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya

MANFAAT JAMUR
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan lainnya sangat
luas dan memiliki sejarah panjang. Studi tentang dampak menggunakan historis dan sosiologis dari
jamur ini dikenal sebagai ethnomycology. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa
genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi
genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar. Berikut
ini beberapa manfaat lain dari beragam jenis jamur:
Spesies Zygomycetes berguna dalam pembuatan makanan misalnya Rhizopus. Beberapa spesies anggota
Zygomycetes antara lain Rhizopus sp, Pliobolus sp dan Muncor sp. Peran Ascomycotina dalam
Kehidupan.

Berperan dalam Fermentasi: Misal pada Proses pembuatan tape, yaitu jamur Aspergillus oryzae, Proses
pembuatan roti, yaitu jamur Saccharomyces cereviceae, Proses pembuatan kecap, yaitu jamur
Aspergillus wentii, Proses pembuatan oncom, yaitu Neurospora sithophila, Proses pembuatan keju oleh
Penicellium camemberti dan Penicellium requoforti, terakhir Proses pembuatan alcohol oleh
Saccharomyces ovale

Bidang Medis: Alexander Flemming adalah orang pertama yang mengetahui khasiat penisilin, yaitu zat
antibiotik yang dihasilkan oleh jamur jenis Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Namun
demikian obat (antibiotik) tersebut baru dikembangkan secara besar-besaran setelah Perang Dunia II.
Jamur ini dapat tumbuh dimana-mana, terutama pada buah yang telah ranum dan tampak sebagai noda
hijau atau biru.

Bidang Pertanian: Tidak disangsikan lagi, bahwa jamur sebagai organisme saprofit sangat penting dalam
membantu mengembalikan kesuburan tanah. Jamur-jamur saprofit menghancurkan kayu daun-daunan
sehingga menjadi mineral kembali.

DAMPAK NEGATIF JAMUR (FUNGI)


Jamur tak hanya memiliki manfaat bagi manusia, tapi juga dapat merugikan manusia, hingga merusak
tanaman. Berikut ini beberapa diantaranya Grameds:

Aspergillus nidulans dan Aspergillus niger adalah jenis jamur yang sering hidup pada saluran telinga
tengah dan menimbulkan penyakit yang dikenal dengan otomikos. Di samping itu jamur golongan
Deuteromycetes sering menimbulkan penyakit kulit yang disebut dermatomikos.

Jamur parasit pada hewan contohnya adalah Aspergillus fumigatus. Jamur ini hidup dan menimbulkan
penyakit paru-paru burung. Secara umum, penyakit infeksi karena Aspergillus dikenal dengan
aspergilosis.

Jamur parasit pada tanaman budidaya, misalnya Phytophthora infestans, dikenal juga sebagai jamur
lanas sebagai parasit pada tanaman kentang. Jamur ini menyebabkan busuknya pucuk atau daun-daun
tanaman kentang. Jenis jamur lanas lainnya adalah Phytophthora nicotianae, parasit pada daun
tembakau. Sedang Phytophthora palmifora parasit pada tanaman kelapa.

Jamur yang menghasilkan racun, walau banyak jamur yang enak dimakan, namun tidak sedikit pula yang
mengandung racun penyebab kematian baik pada ternak maupun pada manusia. Contoh: Aspergillus
flavus, yang menghasilkan racun aflatoksin, Amanita phaloides menghasilkan racun falin, yang dapat
merusak sel-sel darah merah

Anda mungkin juga menyukai