Fungi Atau Cend-WPS Office

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Fungi atau Cendawan adalah organisme Heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk

nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut mereka disebut saprofit. Saprofit
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia
yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan kedalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan
kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat
merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain.

Cendawa saprofit juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan bir, minuman anggur,
dan produk anti biotik seperti pinisilin. Peragian adonan dan pemasakan beberapa keju juga tergantung
kepada kegiatan cendawan.

Beberapa Fungi, meskipun saprofitik, dapat juga menerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur
disitu sebagai parasit. Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia.

Cara memperoleh nutrien yang absorptif menjadikan Fungi terspesialisasi sebagai pengurai(saproba),
parasit atau simbion-simbion mutualistik. Fungi Saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik
yang sudah mati, seperti pohon yang sudah tumpang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup.
Di dalam proses nutrisi saprobik ini, fungi menguraikan bahan organik tersebut. Fungi Parasitik
menyerap zat-zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, misalnya
seperti spesies tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Fungi Mutualistik juga
menyerap zat makanan dari organisme inang, akan tetapi fungi tersebut membalasnya dengan fungi
yang menguntungkan bagi pasangannya dalam hal tertentu, misalnya membantu suatu tumbuhan di
dalam proses pengambilan mineral dari tanah.

Fungi menempati lingkungan yang sangat beraneka ragam dan berasosiasi secara simbiotik dengan
banyak oganisme. Meskipun paling sering ditemukan di habitat darat, beberapa fungi hidup di
lingkungan akuatik, di mana fungi tersebut berasosiasi dengan organisme laut dan air-tawar serta
dengan bangkainya. Lichen, perpaduan simbiotik antara fungi dan alga, banyak terdapat dimana-mana
dan ditemukan di beberapa habitat yang sangat tidak bersahabatdi Bumi ini: gunung yang kering dan di
Antartika, tundra alpin dan arktik. Fungi simbiotik lainnyahidup di dalam jaringan tumbuhanyang sehat,
dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme pengkonsumsi-selulosa dengan serangga, semut
dan rayap.
Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil. Dalam klasfikasi system
tiga kingdom, jamur (fungi) dikelompokan sendiri terlepas dari kelompok Plantae (tumbuhan) karena
jamur tidak dapat berfotosintesis dan dinding selnya bukan dari selulosa.

Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badanhewan, makanan, di bangun, bahkan
pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang
tinggi. Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut
dalam kehidupan memiliki peran masing-masing di habitatnya baik yang berkaitan langsung maupun
tidak langsung bagi manusia.

Ciri-Ciri Jamur

Organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai cirri-ciri umum sebagai
berikut :

Uniseluler (bersel satu) atau multi seluler (benang-benang halus), tubuhnya terseususn atas hifa (jalinan
benang-benang halus);

Eukaryotik (mempunyai membrane inti);

Tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saproftik, parastik, dan simbiosis;

Dindinh selnya tersusun atas zat kitin;

Cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen danprotein;

Pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, di mana makanan sebelum diserap disederhanakan


terlebih dahulu oleh enzim extraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur;

Memiliki keturunan yang bersifat haplopid lebih singkat;

Reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler
secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk zoozpora, endospora,
dan konodia. sedanghkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga
dihasilkan spora askus atau basidium.

Habitat

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembap.
Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak pula fungi
yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di
lingkungan yang asam.

Reproduksi

Bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkembang biak. Inokulasi
fragmen yang kecil sekali pada medium sudah cukup untuk memulai individu baru. Hal ini diperoleh
dengan menanamkan inokulum pada medium segar dengan bantuan jarum transfer, suatu cara yang
serupa dengan yang digunakan untuk bakteri. Bedanya ialah bahwa jarum yang dipakai untuk kapang itu
lebih kaku dan ujungnya pipih agar dapat memotong miselium.

Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan
pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan seksual dengan peleburan
nukleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak
yang serupa. Pada penguncupan, semua sel anak tumbuh dari penonjolan kecilpada sel inangnya.

Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesiesdibentuk dalam jumlah besar. Macam spora
aseksual:

Konidiospora atau Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar lagi
bersel banyakdinamakan makromonodium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.

Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus
(sporangiosfor). Aplanospora adalah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora yang
motil, motilitasnya disebabkan oleh adanya flagelum.

Oidium atau Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.

Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari
sel-sel hifa somatik.

Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

Spora seksual, yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus, terbentuk lebih jarang, lebih kemudian, dan
dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan spora aseksual. Juga, hanya terbentuk dalam
keadaan tertentu. Ada beberapa tipe spora seksual:
Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat
delapan askospora di dalam setiap askus.

Spora bersel satu ini terbentuk diatas strukturberbentuk ganda yang dinamakan basidium.

Zigospora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara
seksual serasi, disebut juga gametangia, pada beberapa cendawan melebur.

Spora ini terbentuk dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur, atau oosfer,
oleh gamet jantanyang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium
dapat ada satu atau beberapa oosfer.

Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang sangat terorganisasi yang disebut
tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang
umum disebut peritesium dan apotesium.

A. Struktur Tubuh Jamur

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu.
Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi /
Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dam
kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur banyak digunakan dalam bioteknogi,
misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.

Dilihat dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk mengenal apakah
suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang termasuk jamur bisa terdiri atas satu sel
maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi
(Saccharomyces cerevisiae). Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa
jamur mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya bisa dilihat
dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Contoh jamur mikroskopis
multiseluler adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat
makroskopis, mudah diamati dengan mata telanjang, yang berukuran besar. Contoh jamur makroskopis
adalah jamur merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia polytricha).

Jamur merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti), yaitu organisme yang inti
selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang lengkap. Di dalam sel jamur terdapat sitoplasma dan
nucleus yang kecil. Jamur memiliki bentuk tubuh bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun
memanjang. Pada jamur bersel banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan sel yang membentuk
benang, disebut hifa. Pada jamur yang sifat hidupnya parasit, hifa mengalami modifi kasi, disebut
haustoria. Haustoria merupakan organ untuk menyerap makanan dari substrat tempat hidup jamur, dan
organ ini memiliki kemampuan untuk menembus jaringan substrat.

Berdasarkan ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa septat uninukleus,
dan hifa septat multinukleus. Beberapa jenis jamur memiliki hifa yang tidak bersekat. Didalam hifa
tersebut terdapat banyak intisel (multinukleus) yang menyebar didalam sito- plasmanya. Bentuk hifa
yang demikian disebut soenositik.. Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium. Kita mengenal
ada 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif (berfungsi sebagai alat penyerap makanan) dan
miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi).

B. Cara Hidup dan Habitat jamur

Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup berkelompok
(membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok atau berkoloni, karena hifa dari
jamur tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara hidup ini dijumpai misalnya pada jamur
tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian melihat
jamurjamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang menyusunnya berukuran
sangat kecil. Habitat jamur juga bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di tempat-tempat yang basah,
lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak pula
jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur juga
dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam, atau pada pada lingkungan dengan
konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan, jamur yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan
hidup, seperti di daerah gurun, gunung salju, dan di kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai hidup pada
tubuh organisme lain, baik secara parasit maupun simbiosis.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

C. Cara Reproduksi Jamur

Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur umumnya terjadi dalam
2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif ) dan secara aseksual (perkembangbiakan
vegetatif ).

Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan
gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi.
Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami,
gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi. Perhatikanlah Gambar 5.12.

Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-gamet tersebut tidak
sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang berbeda adalah bentuk
dan ukurannya, maka disebut oogami. Pada oogami, ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh
spermatozoid yang dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami
adalah bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora.

Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak berdeferensiasi inti
selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang selanjutnya akan dibentuk askospora.
Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan antara spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina
(hifa) yang kemudian berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.

Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara
reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada
jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces cerevisiae). Pada reproduksi dengan cara ini, jamur
membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran
sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru.

Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual.
Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh
menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari
sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru.
Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual).

Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual. Spora aseksual
adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur
terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah sel
reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada
tumbuhan tingkat tinggi.

D. Klasifikasi Jamur

Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang disebut mikologi. Para ahli
mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke dalam 4 divisi. Dasar yang digunakan dalam
klasifi kasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik
spora berfl agela maupun spora tidak berfl agela. Jenis-jenis jamur yang sporanya berflagela
dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan Oomycotina. Sedangkan yang memiliki
spora tidak berfl agela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi
Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut
adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui,
diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.

1. Zygomycotina

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari kelompok
ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki
anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi t.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora
yang berflagella.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual, jamur ini
menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora.
Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan
pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai,
maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa
yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi
tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut
gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur
membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya,
zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis,
menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk
sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya,
reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga
sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

a. Rhizophus stolonifera

b. Rhizophus nigricans

c. Mucor mucedo

d. Pilobolus sp.

2. Ascomycotina

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya dengan
membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul
membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata).
Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya
monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-
cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium,
yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium.
Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.

Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak,
membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah
secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut jatuh pada
lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau miselium baru.

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora aseksual.
Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur
multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan
sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak
spora atau sporangium.

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.

a. Saccharomyces cerevisiae

b. Penicillium spp.

c. Aspergillus spp.

d. Neurospora crassa

e. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta

3. Basidiomycotina

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering disebut jamur pada
umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk
basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp. Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh
menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk
miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan
melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah
ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya
tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah anggota
Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Volvariella volvacea (jamur merang)

b. Auricularia polythrica (jamur kuping)

c. Amanita phalloides

d. Puccinia graminis (jamur karat)

4. Deuteromycotina

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam
Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the
imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual
(anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina
(septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara
untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya
ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa
dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah
Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.

Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit.


Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan
Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut
sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab penyakit pada manusia
adalah Candida albicans. Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab
penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada
tanaman budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat
merusak kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun
inangnya.

5. Oomycotina (Jamur Air)

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air.
Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas.

Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang
terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah
adanya sel bifl agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki fl
agella.

Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air menghasilkan
sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut
zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan
tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet
jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari
oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya
akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan
mycelium baru.

6. Myxomycotina

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun ada sebagian yang
berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan
dalam siklus hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium.
Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter.

E. Peranan Jamur

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.

a) Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.

b) Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan
oncom.

c) Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.

d) Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.

e) Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.

a) Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.

b) Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.

c) Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. Albugo merupakan parasit pada tanaman
pertanian.

d) Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.

e) Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai