CONTOH SKRIPSI Nafally Fauzai 1-5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu negara terbesar di Asia yakni Indonesia yang memiliki

jumlah penduduk yang terbesar di bagian negara-negara yang ada di dunia

ini dan memiliki masyarakat yang plural. Modal ini lah yang menjadikan

Indonesia dalam melakukan pembangunan.1 Di sisi lain bangsa Indonesia

dilandakan oleh krisis total yang menyeluruh ke dalam aspek-aspek

kehidupan masyarakat. Bermula pada krisis moneter ekonomi pada tahun

1998 dan berkembang menjadi krisis politik, hukum, kebudayaan, dan

akhirnya pada zaman ini menjadi krisis kepercayaan.

Efek dari ke krisisan tersebut menyebar luas ke seluruh masyarakat,

karena pada hakekatnya merupakan refleksi dari krisis kebudayaan karena

adanya kaitan dengan rapuhnya kaidah etik dan moral bangsa kita dengan

kata lain krisis kebudayaan pula merupakan krisis pendidikan. 2 Selain itu

adapun problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjerat sebagian

generasi muda. Gejala kemerosotan moral yakni dengan menyebar luasnya

pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kekerasan antar siswa, aneka

perilaku kurang terpuji lainnya, dan juga tidak sedikit dari generasi muda

yang gagal menampilkan akhlak terpuji sesuai harapan orang tua. 3 Hal ini

menandakan bahwa sistem pendidikan nasional belum berhasil mencetak

1
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Paragonatama Jaya, 2015), hlm. 17.
2
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional (Jakarta: Cipta, Rineka, 2010), hlm. 71.
3
Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Religiusitas Siswa Kelas IV SDN 2 Pangarayan,” Jurnal PAI Raden Fatah 5, no. 1 (2019): hlm.
90.

1
2

sumber daya manusia yang sesuai. Masalah tersebut berarti belum bisa

memenuhi tujuan pada Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1945

pasal 31 ayat 1 dan 3 yang berisi :

Bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan

pendidikan dan menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

ketakwaan dan keimanan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. 4

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan pembelajaran

yang ada di dalam kehidupan yang tumbuh pada anak-anak, supaya

mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat meraih

keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.5

Maka dari itu pendidikan bukan hanya untuk memberi ilmu dan

pengetahuan melainkan untuk menanamkan nilai yang positif dan agamis

sehingga peserta didik dapat mengimplementasikannya setelah lulus dari

instansi pendidikan dan diterima serta bermanfaat dikalangan masyarakat.

Pendidikan yang seharusnya menekankan agar ada keseimbangannya

3 kecerdasan antar lain intelektual, emosional, dan spiritual justru hanya

terpusat pada satu aspek saja yakni intelektual, sehingga dua kecerdasaan

4
Nuzul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Prespektif Perubahan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2016), hlm. 7.
5
Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 14.
3

lainnya terlupakan.6 Contoh konkritnya seperti materi pelajaran PAI yang

di dalam jenjang pendidikan hanya ada 1 jam saja dalam keseluruhan

kurikulum. Dapat kita simpulkan bahwa kondisi ini bisa kita bayangkan

dasar ataupun pondasi awal pendidikan yang miskin penguatan

mentalnya, dan juga output pendidikan yang kekurangan/kekeringan

siraman rohaninya.

Di dalam islam pendidikan merupakan suatu proses yang harus dilalui

oleh seluruh umatnya tanpa pengecualian. Di dalam Hadist sebagaimana

Rasulullah bersabda :

‫ َطَلُب الِع ْلِم‬: ‫ قَاَل َرُسْو ُل ِهَّللا َص َلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫َعْن َأْنٍس بن َم ا ِلِك قَاَل‬

)‫َفِرْيَض ٌة َع َلي ُك ِّل ُم ْسِلٍم (رواه البخاري المسلم‬

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasullullahi Shallallahu’alaihi

wasallam bersabda : Menuntut ilmu suatu kewajiban atas setiap

seorang muslim baik dari laki-laki maupun perempuan ( H. R.

Riwayat Bukhori dan Muslim).

Hadist tersebut menunjukkan pendidikan termasuk suatu hal yang

penting dalam kehidupan sehingga diwajibkan untuk umat islam tanpa

terkecuali baik dari laik-laki maupun perempuan.

Pendidikan islam suatu sistem pendidikan yang dapat memberikan

kemampuan serta membuka wawasan seseorang untuk menuntun

6
Maimun, “Pola Pendidikan Pesantren Perspektif Pendidikan Karakter,” Dirosat 2, no. 5
(2017): hlm. 209.
4

kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam. Pendidikan islam memiliki

tujuan agar terciptanya pribadi-pribadi makhluk Allah yang selalu

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta menjadi muslim yang kaffah

sehingga dapat berguna di masyarakat dan mencapai kehidupan yanga

bahagia baik di dunia muapun di akhirat.7

Marimba di dalam buku Ilmu Pendidikan mendefiniskan, pendidikan

Islam adalah bimbingan rohani maupun jasmani berdasarkan hukum-

hukum ataupun ajaran-ajaran agama islam agar terbentuknya kepribadian

utama menurut ukuran-ukuran islam. Selain itu Samsul Nizar

mengemukakan, pendidikan islam proses pemberian nilai yang dilakukan

oleh pendidik, yang meliputi proses perubahan sikap maupun tingkah laku

serta kognitif peserta didik dengan tetap berpedoman kepada ajaran

islam.8 Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam adalah suatu

proses pendidikan untuk menyiapkan generasi dengan memberikan

ajaran-ajaran dan pengetahuan serta nilai-nilai sesaui dengan cita-cita

islam yang diselaraskan untuk beramal di dunia dan memetiknya di

akhirat. Berbeda dengan pendidikan pada umumnya, pendidikan Islam

mempunyai karakteristik tersendiri sehingga mempunyai arti yang khusus

bagi umat, yang menjadi karakteristiknya adalah bahwa pendidikan Islam

menekankan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan, pemberian

nilai-niali yang islami, pengembangannya, pengakuan akan potensi dan

7
Zulhijrah Irja Putra Pratama, “Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia,” Jurnal PAI
Raden Fatah 1, No. 2 (2019): hlm. 118.
8
Rusmaini, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm. 6-7.
5

kemampuan seorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian dan

pengalaman ilmu tersebut sebagai tanggung jawab terhadap Tuhan dan

masyarakat serta tetap berjalan di dalam ajaran dan hukum islam.

Diantara penyelenggaran pendidikan Islam di Indonesia ialah

pesantren. Pesantren diakui sebagai subsistem pendidikan nasional.

Sebagaimana yang ada pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 tahun 2003 pada pasal 30 ayat 04 :

Bahwa pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah,

pesantren, pasraman, pabhaja dan bentuk lain yang sejenis.9

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang religius, memiliki

nuansa yang islami dan juga pesantren salah satu lembaga yang tertua di

Indonesia yang masih bertahan dengan sistem tradisionalnya, serta

didukung dengan asrama sebagai tempat tinggal yang permanen untuk

santri.10 Pesantren telah diakui oleh kalangan masyarakat serta namanya

sudah melambung ke kanca internasional, dengan sistem asrama yang

dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui pengajian dan

madrasah yang dipimpin oleh kyai dengan ciri-ciri kharismatik yang

berbeda-beda. Nurchalis Majid mengemukakan pesantren adalah artefak

peradaban Indonesia dengan bercorak tradisional, unik dan indigiemous

serta sebagai instusi pendidikan agama islam.11 Dapat disimpulkan pondok


9
Tim Fokusmedia, Undang-undang SISDIKNAS (Bandung: Fokusmedia, 2013), hlm. 12.
10
Mujamil Qomar, Pesantren dari Tranformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 2.
11
HM. Amin Haedari, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas dan
Tantangan Komplesitas Global (Jakarta: IRD Press, 2013), hlm. 3.
6

pesantren adalah suatu sistem pendidikan islam yang melakukan

kegiatannya sepanjang hari, santri tinggal di asrama dalam satu kawasan

bersama, kyai dan guru serta memiliki keragaman corak dan keunikan

masing-masing.

Ditinjau dari sejarah, pondok pesantren pada periode antara 1200 dan

1600 adalah sebuah ujung tombak pembangunan peradaban Melayu

Nusantara. Pesantren pada kala itu yang paling menentukan watak

keislaman kerajaan-kerajaan islam dan juga memiliki peranan penting

dalam penyebaran islam sampai ke pelosok-pelosok kampung atau desa. 12

Maka dapat kita ambil pelajarannya bahwa pendidikan pesantren memiliki

peranan dalam da’i atau menyebar luaskan ajaran-ajaran agama islam.

Secara konseptual, pendidikan pesantren optimis telah mampu

memenuhi tuntutan reformasi pembangunan nasiaonal, karena

fleksibelitas dan keterbukaan sistematik yang melekat pada sistem

pendidikan pesantren.13 Pada dasarnya pesantren hanya saja mengajarkan

ilmu dengan sumber kajian atau mata pelajarannya kitab-kitab yang ditulis

atau berbahasa Arab. Kajian-kajian atau sumber-sumber tersebut

mencakup al-qur’an beserta tajwid dan tafsirannya, fiqh dan usul fiqh,

aqa’id dan ilmu kalam hadist dan mustholahul hadist, bahasa arab dengan

seperangkat ilmu seperti badi’, ‘arudh, bayan, shorf, dan nahwu. Selain

itu pondok pesantren memiliki tipe-tipenya tersendiri yaitu : tipe A

12
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 2015), hlm. 36.
13
Khusnurdilo Sulthon Masyud, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka,
2005), hlm. 73.
7

menerpakan sistem pendidikan tradiosional dan menggabungkannya

bersama dengan sistem nasional dengan menerapkannya kurikulum

nasional, seperti pondok pesantren itu memiliki sekolah keagamaan (MI,

MTs, MA dan perguruan tinggi Agama Islam, tipe B pesantren yang

hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk Madrasah Diniyah

(MD), tipe C pesantren yang menerapkan sistem pendidikan keagamaan

dalam bentuk madrasah serta mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak

menerapkan kurikulum nasional, tipe D pesantren yang hanya sekedar

tempat pengajian.14

Salah satu pesantren yang menggabungkan antara sistem tradiosonal

dengan sistem pendidikan nasional ialah Pondok Pesantren Mambaul

Hikam pondok ini didirikan pada tahun 2011 yang terletak pada

Kabupaten PALI Kecamatan Abab Sumatera Selatan. Kyai pondok

pesantren tersebut membenarkan bahwa pondoknya tersebut memakai

sistem terpadu yakni antara tradisional dan nasional

Pondok pesantren Mamb’aul Hikam ini ado dua sistem pendidikan

tradisonal samo pendidikan modern, ngapo jadi dua sistem

begini? Sebab kita harus menyamakan pendidikan pada era

globalisasi tanpa melupakan ciri khas atau tradisi-tradisi pondok

pesantren dahulu. Kata lain dari dua sistem ini Khalafiyah atau

14
Ibid., hlm. 5.
8

bayna-bayna jadi tradisionalnya kena pendidikan formalnya

kena.15

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam dalam sistem pengajarannya

tidak lepas dari sistem tradiosonal seperti membaca kitab kuning,

halaqoh, sorogan dan wetonan, serta santri-santri diajrakan pelajaran-

pelajaran umum seperti fisika, matematika, kimia, biologi sebab santri

pada masa kini harus bisa bersaing pada era globalisasi. Adapun

pendidikan islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Mambaul Hikam

seperti kehidupan dengan tingkat religiusitas yang tinggi, kemandirian

santri dalam melakukan hal apapun, pola kehidupan yang sederhana dan

masih banyak lainnya, Pondok Pesantren ini termasuk pondok yang baru

tetapi sudah berkembang dalam beberapa aspek, contohnya pada tahun

2019 sudah memiliki STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) dengan waktu

kurang lebih dari 9 tahun mampu bersaing dengan pondok-pondok

pesantren yang lain khususnya di Kabupaten PALI.

Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu peneliti tertarik meneliti

lebih lanjut dengan judul Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI Sumatera Selata.

15
“Wawancara dengan Kyai Erlin Susri Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Mambaul
Hikam PALI 28 Juni 2020 Pukul. 20.00 WIB di Pondok Pesantren Mamb'aul Hikam PALI,” 2020.
9

B. Identifikasi Masalah

1. Pondok pesantren masih menggunakan kurikulum tradisonal sehingga

kelulusannya kurang maksimal.

2. Pondok pesantren Mamba’ul Hikam memiliki sistem pendidikan yang

terpadu anatara tradisional dan nasional.

3. Metode pembelajaran di Pesantren Mambaul Hikam bersifat pasif

sehingga dalam pembelajaran membosankan dan daya kritis santri

lemah

4. Pemberian pelajaran umum yang tidak efektif .

5. Probelematika yang dihadapi oleh asatidz dan asatizdah pondok

pesantren Mambaul Hikam Kabupaten PALI.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pendidikan pondok pesantren Mamba’ul Hikam

Kabupaten PALI ?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung sistem pendidikan pondok

pesantren Mambaul Hikam Kabupaten PALI ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sistem pendidikan Mambaul Hikam Kabupaten

PALI.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung sistem

pendidikan pondok pesantren Mambaul Hikam Kabupaten PALI.


10

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Secara teori kegunaan dalam penelitian ini untuk menambah

wawasan, informasi sistem pendidikan pondok pesantren Mambaul

Hikam Kabupaten PALI.

b. Kegunaan praktis

1) Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan dalam

menetapkan kebijakan untuk mengembangkan sistem pendidikan

yang tepat dan efektif bagi peserta didik di Pondok Pesantren

Mambaul Hikam.

2) Hasil dari penelitian ini bisa menjadi manfaat bagi peneliti dan

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan tujuan maka bahasan ini

akan di bagi menjadi beberapa bab, adapun sistematika pembahsan sebagi

berikut :

Bab Pertama : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metodologi penelitian, sistematika pembahasan.


11

Bab Kedua : Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa kajian yang berkaitan dengan

Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI. Hal-hal

tersebut meliputi pengertian sistem pendidikan, dan pondok pesantren.

Bab Ketiga : Metode Penelitian

Dalam bab ini membahas pendekatan dan jenis penelitian, sumber dan

jenis data, subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab Keempat : Laporan Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Pembahasan. Dalam bab ini berisikan gambaran

umum, profil sekolah, visi misi sekolah, sarana dan prasarana Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam PALI struktur Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam PALI, santri/santriwati Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI,

penelitian Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI,

dan Nilai-nilai karakter di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

Bab Kelima : Kesimpulan dan Saran

Bab yang berisikan kesimpulan dan saran .


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Pendidikan

1. Pengertian Sistem

Sistem dalam bahasa latin (systema) dan dalam bahasa Yunani

(systema) ialah unsur perangkat yang berjalan secara teratur dan

memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu

totalitas.16

Prof. Dr Damsar mengemukakan bahwa sisitem merupakan suatu

keteraturan hubungan antara bagian-bagian dan unsur-unsur sehingga

menjadi sebuah bentuk totalitas.17

Sistem dapat diartikan satu penyatuan komponen sehingga

memiliki hubungan satu sama yang lain dan mencapai suatu tujuan

tertentu.18

Dapat disimpulkan dari beberapa pemahaman di atas bahwa sistem

merupakan satu kesatuan komponen yang memiliki hubungan dan

berinteraksi yang mempunyai tujuan yang sama dan dapat

menyelesaikan tujuan yang terarah.

2. Pengertian Pendidikan
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 1076.
17
Damsar, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm. 94.
18
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 2.

12
13

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap ataupun

tingkah laku seseorang maupun kelompok dalam upaya mendewasakan

pikiran melalui pelatihan dan pengajran. 19

Menurut Herman Horn, Pendidikan adalah proses dan penyesuaian

pada mahkluk yang telah berkembang secara fisik maupun mental yang

bebas dan sadar akan Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam

sekitar, emosional, kemauan dari manusia, dan intelektual.

Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa

pendidikan :

Proses dan rencana agar terwujudnya suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan yang spiritual, keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang di perlukan dirinya dan masyarakat.20

Maka dari itu pendidikan bukan hanya mengubah sikap seseorang

maupun kelompok melainka untuk memberi ilmu dan pengetahuan

kepada peserta didik melainkan untuk menanamkan nilai yang positif

dan agamis sehingga peserta didik dapat mengimplementasikannya

setelah lulus dari instansi pendidikan dan di terima serta bermanfaat

dikalangan masyarakat.

19
Damsar, op. cit., hlm. 8.
20
Elfachmi, op. cit., hlm. 14.
14

Dari pengertian sistem dan pendidikan yang telah dijelaskan

bahwa sistem pendidikan adalah satu penyatuan komponen pendidikan

yang bekerja sama secara terpadu dan saling melengkapi satu sama

lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

3. Unsur-unsur Sistem Pendidikan

Di dalam sistem pendidikan memilki dua unsur yakni unsur

organik dan unsur anorganik. Unsur organik terdiri atas pimpinan,

pengurus, guru, murid, dan unsur anorganik terdiri dari tujuan,

kurikulum dan sumber belajar, filsafat dan tata nilai, penerimaan murid

dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, proses kegiatan

belajar-mengajar, teknologi pendidikan, evaluasi dan peraturan yang

terkait dengan lainnya dalam mengelola sistem pendidikan. 21

B. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang tetap mempertahankan

tradisonal islamnya, serta tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar,

memiliki sistem asramanya, santri-santrinya mendapatkan pendidikan

agama melalui sistem madrasah atau pengajaran yang dipimpin oleh

kyai yang memiliki khas dan selalu independenb dalam segala hal. 22

21
Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren (Jakarta: INIS, 1994), hlm. 19.
22
Akhmad Syahri, Pendidikan Karakter Berbasis Sistem Boarding School (Batu: Literasi
Nusantara, 2019), hlm. 77.
15

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang religius, memiliki

nuansa yang islami dan juga pesantren salah satu lembaga yang tertua

di Indonesia yang masih bertahan dengan sistem tradisionalnya, serta

didukung dengan asrama sebagai tempat tinggal yang permanen untuk

santri.23

Mastuhu mengemukakan dalam bukunya Dinamika Sistem

Pendidikan Pesantren bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan

tradisional islam untuk mengamalkan, memahami dan menghayati

ajaran-ajaran agama islam (tafaqohu fiddin) dengan menekankan

pentingnya moral ajaran agama islam sebagai pedoman dan tujuan di

kehidupan bermasyarakat.24

Dapat diambil kesimpulan pesantren adalah lembaga pendidikan

yang menerapkan serta mempertahankan tradisi-tradisinya yang sejak

lama dan mengajarka ilmu-ilmu agama dengan ciri khasnya tersendiri

di dukung denagn asrama sebagai tempat tinggal santri. Berjalan waktu

demi waktu fungsi pesantren berjalan dengan dinamis, berkembang,

dan berubah menyesuaikan dinamika sosial global. Pada awalnya

lembaga ini mengembangkan fungsi sebagai penyiaran agama dan

lembaga sosial, selain itu pemelihara tradisi islam, reproduksi ulama,

tranmisi dan transfer ilmu-ilmu islam.

Di dalam perjalanannya hingga sekarang pesantren sebagai

lembaga sosial telah menyelenggarakan pendidikan formal baik di

23
Qomar, op. cit., hlm. 2.
24
Mastuhu, op. cit., hlm. 6.
16

sekolah umum maupun sekolah agama. Selain itu pesantren juga

menyelenggarakan pendidikan non formal seperti madrasah diniyah

yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja.

2. Tipe-tipe Pondok Pesantren

Pondok pesantren memiliki banyak tipe tipe yang dipakai terbagi

menjadi lima anatra lain, 1) Pesantren salaf, yakni pesantren yang

didalamnya terdapat pendidikan salaf dan menggunakan sistem klasikal.

2) Pesantren semi berkembang adalah pesantren yang didalamnya

memakai sistem salaf dan madrasah swasta dengan kurikulum

agamanya lebih banyak dari pada umumnya. 3) Pesantren berkembang

sama halnya dengan semi berkembang hanya saja lebih relatif dan

variatif seperti pelajaran agamanya 70% dan pelajaran umumnya 30 %.

4) Pesantren modern, yaitu pondok pesantren yang telah berkembang

dari segi kurikulum, pakaian, sarana maupun prasarana serta sudah

lengkap dengan lembaga pendidikan yang ada didalamnya perguruan

tinggi dilengkapi dengan harus bisa berbahasa Arab dan Inggris. 5)

Pesantren ideal yakni, sama halnya seperti pondok pesantren modern

hanya saja pomdok ini lebih lengkap lagi terutama dalam bidang

pertanian, perikanan, perbankkan dan lainnya, sangat memperhatikan

kualitas.25

Beberapa karakteristik pesantren di atas merupakan indikasi

pesantren dalam melakukan inovasi serta pembaruan-pembaruan untuk

memperkuat eksistensinya. inovasi dan pembaruan selalu membuat


25
Syahri, op. cit., hlm. 83-84.
17

perhatian untuk dikaji karena mengandung empat signifikan: Pertama,

kajian pembaruan pesantren dan madrasah yang merupakan relevan

untuk di kaji dalam konteks ke Indonesiaan yang lagi dalam

pembangunan dan modernisasi ini. Kedua, pesantren merupakan

subkultural pendidikan islam Indonesia sehingga memberikan keunikan

tersendiri. Ketiga pendidikan pesantren merupakan model pendidikan

yang ideal bagi bangsa Indonesia. Keempat, untuk mengamati apakah

pesantren sebagai pendidikan tradisional yang melakukan pembaruan

dengan mengiringi zaman atau tidak. 26 Sampai sejauh mana inovasi dan

pembaruan pesantren dilakukan agar bisa bersaing dengan modernisasi

dan dunia luar.

Agar lebih memudahkan untuk mengetahui dan melakukan kajian

mengenai pesantren maka poin-poin berikut bisa memberi penjelasan.

Pondok pesantren dikategorikan menjadi tiga yaitu, pondok pesantren

salafiyah, pondok pesantren kholafiyah, dan pondok pesantren

kombinasi dan campuran. 27

a. Pesantren Salafiyah

Salaf artinya dahulu, lama atau tradisoonal. Pesantren ini

memiliki model pendidikan yakni pendidikan yang proses

pembelajarannya dengan pendekatan tradisoonal seperti yang telah

berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pondok pesantren ini

26
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung: Angkasa Bandung, 2003),
hlm. 115.
27
Departemen agama RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya (Jakarta: DEPAG RI, 2003), hlm. 28-30.
18

menyelenggarakan pendidikannya dengan menggunakan kitab

kuning dan sistem pengajarannya ditetapkan oleh kyai atau pengasuh

pondok. Pembelajaran ilmu-ilmu agama islam di pesantren ini

dilakukan secara kelompok atau individual pada kitab-kitab yang

klasik serta berbahasa Arab. Jenjangnya pun tidak ditentukan pada

satuan waktu melainkan dengan tamatnya kitab yang dipelajari,

dengan selesainya satu kitab maka santri bisa naik kejenjang

selanjutnya dengan mempelajari kitab yang tingkat kesusahannya

lebih tinggi.28 Dengan cara inilah santri dapat lebih inesiatif

mempelajari suatu cabang ilmu.

b. Pesantren Khalafiyah

Khalaf artinya belakang atau kemudian atau modern. Pondok

pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang pendidikan dan

proses pembelajarannya melalui pendidikan formal, baik madrasah

(MI, MTs, MA) maupun (SD, SMP, SMA) tetapi tetap dengan

pendekatan klasikal. Pesantren khalaf dengan inovasi-inovasi

barunya yang dinilai dengan baik tetap mempertahankan tradisi

tradisonal selain itu pembelajaran model pesantren ini dilakukan

dengan cara berjenjang dan bersinabungan serta pesantren ini

mengajarkan pelajaran umum di madrasah.29

c. Pesantren kombinasi/campuran

28
Mundzier Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Prilaku
Keagamaan Masyarakat (Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2009), hlm. 86.
29
Yasmadi, Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional) (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 71.
19

Pondok pesantren kombinasi adalah pendidikan yang proses

pembelajarannya dengan sistem modern melalui pendidikan formal

baik madarasah dengan tingkatan-tingkatannya maupun sekolah

umum . Namun tetap mengadakan pengajian-pengajian kitab-kitab

klasik. Karena mengaji kitab-kitab merupakan ciri khas yang selama

ini diakui sebagai identitas pondok pesantren.30

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren

Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang memiliki

unsur-unsur/ elemen-elemen yang terdiri dari :

a. Masjid

Masjid merupakan sebagai tempat yang paling tepat untuk

mendidik para santri yang paling diutamakan meningkatkan

kereligiusan seperti sholat 5 waktu, khutbah, pengajaran kitab-

kitab kuning. Dengan kata lain masjid memiliki kedudukan sebagai

pusat pendidikan dalam tradisi pesantren dari sistem pendidikan

islam tradisional serta menjadi aspek penting bagi kehidupan

sehari-hari pesantren.31

b. Santri

Santri adalah peserta didik/siswa yang belajar di pesantren dan

menetap di asrama. Santri menurut buku Tradisi Pesantren terbagi

menjadi 2 yakni santri mukim dan santri kalong. Santri mukim

ialah santri yang berasal dari daerah-daerah yang jauh dan menetap

30
Islam, op. cit., hlm. 30.
31
Syahri, op. cit., hlm. 80.
20

di asrama. Santri Kalong ialah santri yang berasal dari desa-desa

yang dekat dengan pesantren, dan tidak menetap di pesantren.

Ketika mengikuti pelajaran di pesantren mereka bolak-balik dari

rumahnya.32 Santri juga merupakan unsur terpenting dalam

pesantren dan tidak kalah pentingnya dengan kyai sebab roda

pesantren terdapat pada para santri/santriwati yang ada didalam

pesantren. Santri-santri tersebut selama mereka didalam pesantren

diajarkan kitab-kitab klasik atau biasa disebut dengan kitab kuning,

bukan hanya itu saja didalam pesantren juga diajarkan tentang

kehidupan yang sederhana, bertanggung jawab, sabar serta

kejujuran, patuh terhadap seseorang yang lebih tua. Pesantren juga

membentuk kecerdasan intelektual santri dan moralitas kesalehan

atau kualitas keberagamaan pada diri santri.33

c. Kyai

Kyai adalah gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada

seseorang yang ahli dalam bidang agama atau memiliki pesantren

serta menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab-kitab

islam klasik seperti kitab kuning,

d. Pondok

Pondok merupakan tempat sederhana yang menjadi tempat

tinggal santri dan juga kyai. Pondok juga menjadi tempat para

32
Yasmadi, op. cit., hlm. 66.
33
Yasmadi, op. cit., hlm. 68.
21

santri belajar serta mengembangkan potensi kemandiriannya agar

kelak santri terbiasa hidup dengan mandiri.

e. Kitab-kitab Islam Klasik

Kitab-kitab islam klasik pada zaman dahulu merupakan satu-

satunya pengajaran formal yang diberikan kepada santri didalam

lingkungan pesantren. Kitab-kitab klasik yang di ajarkan di

pesantren digolongkan menjadi 8 bagian yakni, Fiqih, ushul fiqih,

nahwu, shorf, tasawuf, tafsir, tauhid,dan cabang lain seperti

balagoh dan tarikh islam. 34

C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Pada dasarnya pendidikan pondok pesantren merupakan sistem

pendidikan asli produk Indonesia.35 Pendidikan pesantren ini merupakan

warisan akan kayanya dan beragam budaya bangsa Indonesia yang terus

maju dan berkembang. Bahkan pada saat memasuki millenium ketiga ini

pondok pesantren menjadi penyimbang serta salah satu penyangga yang

sangat penting dalam kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.36

Dalam sistem pembelajaran tidak lepas dari tujuan pendidikan agar

memiliki arah yang jelas dan menghasilkan output yang efisien. Tujuan

pendidikan secara umum ialah mendidik, membawa, membesarkan anak-

anak remaja dengan sedemikian rupa agar pendidikan menjadi sarana

persiapan untuk remaja tersebut dalam mengembangkan kompetensi

34
Dhofier, op. cit., hlm. 85-93.
35
Yasmadi, op. cit., hlm. 5.
36
Dhofier, op. cit., hlm. 41.
22

sebagai orang yang dewasa.37 Sedangkan tujuan pendidikan pesantren

yakni mampu menintegrasikan nilai-nilai yang islami dengan mendidik

santri supaya memiliki kematangan dan kedewasaan, mengembangkan

kepribadin serta menguasai ilmu agama yang tinggi dengan kepribadian

yang bertakwa kepada Allah SWT, bermanfaat bagi orang banyak,

mandiri, memiliki akhlak yang mulia, menyebarkan agama islam di tengah

masyarakat dan merespons persoalan-persoalan kemasyarakatan.38

Pendidikan didalam dunia pesantren terdapat kemiripan dengan

pelaksanaan pengajaran dalam ritual keagamaan Hindu, dimana para santri

sagat menghormati kyainya. Kyai duduk di atas kursi yang dilapisi bantal

para santri duduk mengelilinginya. Dengan cara ini timbul rasa hormat dan

sopan para santri/santriwati terhadap kyai seraya dengan tenang

mendengarkan uraian-uraian yang disampakan oleh kyai.39 Sehingga peran

seorang kyai di dalam pomdok pesantren merupakan fenomenal dan

signifikan dalam keberlangsungan sebuah pesantren, sebab kyai

merupakan unsur dari beberapa unsur dasar sebuah pesantren.

37
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global
(Jakarta: Grasindo, 2016), hlm. 67.
38
Hasbi Indra, Pesantren dan Tranformasi Sosial (Jakarta: Penamadani, 2005), hlm. 170.
39
Yasmadi, op. cit., hlm. 62-63.
23

1. Unsur-unsur Pendidikan Pondok Pesantren

Sistem pendidikan pesantren memilki unsur-unsur di dalamnya

yakni :

a. Pelaku/aktor, Kyai, Santri, Ustadz, dan Pengurus

b. Sarana perangkat lunak : Kurikulum, tujuan, kitab,

perpustakaan, tata tertib, dokumentasi, pengembangan

masyarakat, cara pengajaran, dan alat-alat pendidikan.

c. Sarana perangkat keras : Rumah kyai, masjid, asrama santri,

asrama ustadz, pertanian, gedung sekolah, perternakan dan lain

sebagainya.40

Kelengkapan unsur-unsur pendidikan pesantren berbeda-beda

diantara pesantren satu sama yang lainnya, ada yang memiliki secara

lengkap ada juga yang tidak memiliki secara lengkap.

2. Kurikulum Pondok Pesantren

Dalam setiap lembaga pendidikan islam pasti memiliki suatu

konsep pemikiran yang melandasi suatu pembelajaran sekaligus acuan

dalam mengukur kualitas belajar. Tujuan pendidikan tidak akan bisa

dicapai tanpa adanya perencanaan yang matang dan berkesinabungan

dalaam tiap komponen-komponen yang ada. Kurikulum meniscayakan

adanya kelarasan dengan sutu tujuan dan program yang dijalankan.

Sebab sautu tujuan yang akan dicapai seharusnya telah tergambar dan

tersusun sistematis di setiap kurikulim agar mencapai target. 41


40
Mastuhu, op. cit., hlm. 25.
41
Muhammad Takdir, Modernisasi Kurikulum Pesantren (Yogyakarta: IRCISOD, 2018),
hlm. 249-250.
24

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir,

artinya pelari. Kata Curere artinya tempat berpacu, Currikulum dapat

diartikan jarak tempuh yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada

periode klasik kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh siswa agar mendaptkan ijazah. Seiring jalannya

waktu pengertian kurikulum mulai berkembang yaitu mencakup segal

aspek yang mempengaruhi pribadi siswa dalam pembelajaran agar

tercapainya suatu tujuan.42 J. Galen Saylor dan Willian M. Alexander

dilansir dalam buku Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratis Institusi merumuskan bahwa, “The curriculum is the sum

total the play ground, or out of school”. Kurikulum yang dimaksud

adalah segala sesuatu usaha yang akan ditempuh oleh sekolah untuk

mempengaruhi belajar, yang berlangsug didalam kelas, di halaman

sekolah maupun di luar sekolah.43 Kurikulum menggambarkan

kegiatan belajar dalam suatu lembaga pendidikan dan di dalam

kurikulim tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan saja melainkan

juga dengan seluruh kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan

pendidikan serta memberikan pengaruh terhadap anak-anak didik .

Dari sebagian pesantren pada pesantren-pesantren lama

umumnya, istilah kurikulum tidak dapat di ketemukan, walaupun

materinya ada didalam praktek pengajaran, bimbingan kerohanian dan

melatih kecakapan dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren,


42
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 115.
43
Qomar, op. cit., hlm. 108.
25

tetapi kurikulum khusus pesantren diterapkan melalui kebijakan

kyai.44 Di dalam buku Dinamika sistem pendidikan pesantren

kurikulum pesantren secara garis beras terbagi menjadi dua bagian

yakni kurikulum jenis pendidikan pesatnren itu berdasarkan tingkat

kemudahan atau kompleksitas ilmu atau suatu masalah yang akan

dikaji dalam kitab-kitab klasik, jadi terbagi menjadi tiga tingkat awal,

tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Jenis pendidikan pesantren yang

memiliki madrasah maupun sekolah formal kurikulumnya mengikuti

ketentuan pemerintah.45 Sebagai pendidikan isalm pesantren lebih

menuju mengajarkan santri-santrinya Al Qur’an dan kitab kuning.

Maka dari itu kurikulum pesantren dapat ditentukan dengan jenis

maupun corak yang beragam pada pesantren itu sendiri, contohnya

pesantren besar seperti Tebuireng Jombang mengembangkan sekolah

umum, madrasah, sampai perguruan tinggi menggunakan kurikulum

nasional dan tetap menahankan pola pendidikan tradisional, pondok

Gontor yang menerapkan kurikulum bukan dari nasional tetapi buatan

sendiri yang dikenal dengan sebutan KMI (Kulliyatul mua’alimin

islamiyah) dan lain sebagainya. Kurikulum pesantren senantiasa

mengacu kepada pengertian kurikulum yang luas seperti yang

diungkapkan J. Galen Saylor dan Willian M. Alexander tersebut

sehingga pelajaran-pelajaran maupun kegiatan-kegiatan yang di

44
Takdir, op. cit., hlm. 256.
45
Mastuhu, op. cit., hlm. 142.
26

lakukan santri intra-kulikuler maupun ekstra-kulikuler, dan bisa

melibatkan di samping aktivitas yang di perankan santri dan kyai.46

3. Materi Pelajaran Pondok Pesantren

Pada dasarnya pesantren mengajarkan pada santri-santrinya ilmu

yang mata pelajarannya atau sumber kajiannya sama halnya seperti

mata pelajaran sekolah pada dasarnya, yang melainkan hanya saja di

dalam pesantren diajarkan kitab-kitab kuning dan madrasah diniyah

yang didalamnya diajarkan seperti Alqur’an beserta tajwid dan

tafsirnya, fiqh dan ushul fiqh, hadist dan mustholahul hadist, aqa’id

dan ilmu kalam, bahasa arab dengan segala ilmu alatnya, seperti tarikh

islam, manthiq dan tasawuf, nahwu, shorf, bayan, badi’, mani’, dan

‘arudh.47

4. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren

Metode yang seringkali digunakan dalam pendidikan pesantren

adalah wethonan, sorogan, dan hafalan. Metode wethonan adalah

metode yang dimana santri duduk mengikuti pelajaran dan kyai

menerangkan pelajaran. Metode sorogan adalah metode yang dimana

santri membawa kitab menghadap kyai satu persatu dan kyai

membacakan serta menerjemahkan kalimat perkalimat kemudian kyai

menerangkan maksudnya, metode ini telah terbukti dan sangat efektif

untuk santri dalam mengerti bahasa Arab. 48 Sedangkan metode hafalan

ialah santri menghafal teks atau kalimat yang diberikan dari kitab
46
Qomar, op. cit., hlm. 109.
47
Sulthon Masyud, op. cit., hlm. 89.
48
Dhofier, op. cit., hlm. 54.
27

yang dipelajarinya, biasanya metode hafalan memakai syair sebagai

pelengkap yang sangat efektif untuk daya ingat.49

Penjelasan diatas termasuk ciri pesantren dalam bentuk masih

tradisional. Setelah mengikuti perkembangan zaman, penampilan

pendidikan sudah banyak ragam-ragamnya dan terus mengalami

perubahan-perubahan, sehingga lembaga pendidikan islam tersebut

melakuakan adaptasi sedemikian rupa. Pada masa ini pondok

pesantren menampilkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan

islam yang mampu bersaing, dengan di dalamnya didirikan sekolah

baik formal maupun informal.

D. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi peneliti memerlukan telaah terlebih dahulu

terhadap skripsi sebelumnya yang berkaitan, untuk gambaran umum dalam

penulisan skripsi. Dengan ini peneliti menggunakan jurnal dan skripsi

yang pernah di teliti sebelumnya yang berkaitan dengan skripsi penulis.

Skripsi Sofyan Hadi Setiadi yang berjudul “Sejarah Perkembangan

Sistem Pondok Pesantren Al-Manshur Klaten 1926-2010”. Dalam

penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan yakni Pondok Pesantren

didiriksn oleh Kyai Manshur pada tahun 1926 dengan sistem pembelajaran

klasik yaitu sorogan dan wetonan. Pada tahun 1955 Kyai Manshur wafat

dan di teruskan oleh Kyai Salman pada tahun 1956-2010, pada

kepemimpinannya Pondok Pesantren Al Manshur berkembang ditandai

adanya bangunan baru serta mendirikan sekolah formal, tetapi tidak


49
Sulthon Masyud, op. cit., hlm. 89.
28

melupakan tradisi yang lama.50 Adapun persamaan judul skripsi diatas

dengan judul peneliti yakni sama-sama meneliti di sistem pondok

pesantren tetapi adapun perbedaan antara judul peneliti dengan judul

diatas yakni judul di atas meneliti sejarah perkembangan sistem pondok

pesantren sedangkan peneliti yakni meneliti sistem pendidikan pondok

pesantren.

Skripsi Sukron Hidayatullah yang berjudul “Sistem Pendidikan

Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Life Skill Santri (Studi Kasus

Pondok Pesanrten Al- Falah Gunung Kasih Kecamatan Pugung

Kabupaten Tanggamus)”. Dalam penelitian ini penulis mengambil

kesimpulan bahwa menciptakan model pendidikan pesantren yang

menyatukan sistemnya dengan berbagai model kecakapan hidup dan

berusaha untuk meningkatkannya baik dari social skill, akademik skill,

dan personal skill maupun vikasional skill.51 Adapun persamaan judul

tersebut yakni sama-sama meneliti sistem pendidikan pondok pesantren

adapun perbedaannya antara peneliti judul diatas meneliti sistem

pendidikan pondok pesantren dalam meningkatkan life skill, sedangkan

peneliti yakni meneliti sistem pendidikan pondok pesantren.

Skripsi Ahmad Syah Mas’ud yang berjudul “Sistem Pendidikan

Pesantren Salafiyah (Studi Kasus Pondok Pesantren Az-Ziyadah, Tanah

80,Klender, Duren, Sawit, Jakarta Timur ”. Dalam penelitian ini peneliti

50
Sofyan Hadi Setiadi, “Sejarah Perkembangan Sistem Pondok Pesantren Al Manshur
Klaten 1926-2010” (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017), hlm. 62-63.
51
Sukron Hidayatullah, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Life
Skill Santri (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Falah Gunung Kasih Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus)” (UIN Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 124.
29

mengambil kesimpulan bahwa pondok pesantren Az-Ziyadah

menggunakan sistem salafiyah yang dimodernkan dalam

pendidikannya,pengelolaan manajemen di PP Az-Ziyadah menganut

prinsip-prinsip modern, adapun faktor-faktor perubahan sistem pendidikan

yakni tuntutan modernisasi serta kemajuan teknologi dan pentingnya

ijazah untuk melanjuti jenjang pendidikan selanjutnya.52 Adapun

persamaan dalam judul ini dengan peneliti yakni sama-sama meneliti sitem

pondok pesantren dan adapun perbedaan dengan peneliti yakni judul diatas

meneliti sistem pendidikan pesantren salafiyah sedangkan peneliti meneliti

sistem pendidikan pondok pesantren. .

Ditinjau dari skripsi yang telah di jelaskan di atas, sistem pendidikan

pondok pesantren beragam dan memiliki ciri-ciri khasnya tersendiri.

Peneliti memiliki judul skripsi yang memiliki relevansi dengan peneletian

yang sudah ada, tetapi judul skripsi penulis ini memiliki fokus penelitian

yang berbeda dari penelitian yang sudah ada. Fokus pembahasan judul

skripsi peneliti yaitu Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam Kabupaten PALI.

52
Ahmad Syah Mas’ud, “Sistem Pendidikan Pesantren Salafiyah (Studi Kasus Pondok
Pesantren Az-Ziyadah, Tanah 80,Klender, Duren, Sawit, Jakarta Timur” (UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014), hlm. 78-80.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang bersifat

deskriptif kualitatif yaitu agar bisa menjawab permasalahan-permasalahan

yang diperlukan melalui pemahaman secara mendalam dalam konteks,

situasi dan waktu yang dilakukan tanpa adanya manipulasi.53

Penelitian kualitatif yakni penelitian yang mengarah untuk memahami

fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, tindakan, motivasi dan lain-lain. Secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode

alamiah.54

B. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif agar penelitiannya memiliki kualitas yang

bagus maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yakni data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam bentuk

verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan dan gerak-gerik atau

perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya. Penelitian

ini sumber data primer yakni Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul

53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 47.
54
Lexy J. Meloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 6.

30
31

Hikam Kabupaten PALI, asatidz/asatidzah Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, pembina Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, santri/santriwati Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari dokumen-

dokumen, buku, jurnal, artikel, rekaman vidio dan lain-lain.55

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yakni sumber paling utama dalam penelitian yang

memiliki data penelitian mengenai yang akan diteliti. 56 Dalam penelitian

ini menentukan subjek penelitian mulannya menggunakan purposive

sampling. Sebagimana yang dikatakan Sugiyono yakni teknik yang

pengmabilan sampel sumber data melalui pertimbangan-pertimbangan

tertentu.57 Yang dimaksud pertimbangan tertentu yakni orang-orang yang

dianggap paling tahu akan yang diteliti dan juga mungkin ia memiliki

kekuasaan sehingga akan memudahkan peneliti meneliti objek yang akan

diteliti. Lalu apabila sumber data belum memuaskan memberikan data bagi

peneliti maka mencari orang lain yang dapat memberi sumber data, teknik

tersebut bisa disebut Snowball sampling. Snowball sampling yakni teknik

pengambilan sumber data dari satu orang ke orang lain yang awal

jumlahnya sedikit lama-lama besar58, seperti bola salju yang

55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), hlm. 22.
56
Muhammad Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hlm. 123-124.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 219.
58
Ibid.
32

menggelinding dari atas ke bawah awalnya kecil semakin lama-lama

menjadi besar.

Objek penelitian dari penelitian ini ialah tentang sistem pendidikan,

tujuan pondok, tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam Kabupaten PALI, kurikulum, metode pembelajaran, tingkatan

belajar, mata pelajaran perarturan-peraturan, faktor penghambat dan

pendukung sistem pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Hikam

Kabupaten, asatidz/asatidzah Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam

Kabupaten PALI, pembina Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam

Kabupaten PALI, dan santri-santriwati Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam Kabupaten PALI.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah langkah awal peneliti untuk

memperoleh data yang diperlukan. Maka dari itu untuk mendapatkan data

yang akurat serta memenuhi standar peneliti harus menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

peneliti dengan langsung meninjau secara langsung lokasi penelitian

sehingga mendapatkan gambaran sekaligus mengetahui kondisi objek

penelitiannya.

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa “ Observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bagaian proses
33

biologis dan psikologis.” Dua antara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan.59

Tujuan observasi ini untuk mengamati dan mempelajari kegiatan-

kegiatan, sistem pendidikan, tujuan pondok, tentang sejarah berdirinya

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, kurikulum,

metode pembelajaran, tingkatan belajar, mata pelajaran, , faktor

penghambat dan pendukung sistem pendidikan Pondok Pesantren

Mambaul Hikam Kabupaten dan keadaan asatidz/asatidzah maupun

pembina asrama di waktu jam-jam efektif maupun pada jam istirahat

serta keunikan-keunikan yang ada pada pondok tersebut sehingga

mendapatkan data-data yang valid.

Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi partisipsi

(participant), yakni mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan diteliti atau

yang akan dijadikan untuk sumber data penelitian serta peneliti

mengamati apa yang dikerjakan dan mendengarkan apa saja yang

mereka ucapkan.60 Jadi peneliti akan mengetahui tentang sistem

pendidikan, tujuan pondok, tentang sejarah berdirinya Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, kurikulum, metode

pembelajaran, tingkatan belajar, mata pelajaran, faktor penghambat dan

pendukung sistem pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Hikam

Kabupaten, keadaan asatidz/asatidzah dan pembina Pondok Pesantren

59
Ibid., hlm. 145.
60
Ibid., hlm. 227.
34

Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, pembina Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI, dan keadaan santri-santriwati

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI serta seluruh

kegiatan yang dialami yang akan diteliti akan dirasakan oleh peneliti

agar data yang akan diperoleh lebih tajam serta lengkap.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung serta bertatap muka dengan orang yang bersangkutan

dengan cara tanya jawab, agar mendapatkan data yang valid.61

Dalam wawancara ini akan menggunakan wawancara mendalam,

yakni wawancara yang dilakukan peneliti secara berulang-ulang,

pengajuan pertanyaan kepada informan terstruktur dari suatu hal yang

umum sampai ke khusus agar mendapatkan informasi/gambaran yang

lengkap dan tentang apa yang diteliti. 62 Wawancara ini digunakan

untuk mendapatkan informasi tentang sistem pendidikan, kurikulum,

metode pembelajaran, tingkatan belajar, mata pelajaran, faktor

penghambat dan pendukung sistem pendidikan Pondok Pesantren

Mambaul Hikam Kabupaten PALI, keadaan asatidz/asatidzah dan

pembina Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Kabupaten PALI,

keadaan santri-santriwati Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam

Kabupaten PALI

3. Dokumentasi

61
Ibid., hlm. 137.
62
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 158.
35

Dalam buku Sugiyono dokumen merupakan catatan-catatan

peristiwa yang sudah berlalu serta pengumpulan bukti-bukti dan

keterangan.63

Metode ini peneliti menggunakan untuk memperoleh data berupa

arsip, tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam

Kabupaten PALI, visi dan misi, kegiatan santri dan santriwati, struktur

kepengurusan, sarana dan prasarana Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam Kabupaten PALI.

E. Teknik Analisis Data

Bogdan menyatakan dalam buku Sugiyono “Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga

dapat dipahami dan dapat diberitahu dengan orang lain.”

Spradley menyatakan bahwa “Analisis data merupakan cara berpikir

seseorang dalam memecahkan permasalahan”.64

Maka Analisis data adalah proses yang dilewati oleh peneliti untuk

mencari data yang valid secara sistematis dan mampu berpikir untuk

memecahkan permasalah yang dihasilkan dari wawancara, dokumen,

catatan dll.

Dalam penelitian kualitatif analisis data sudah dilakukan peneliti

ketika sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah dari

lapangan. Pernyataan ini dikemukakan oleh Nasution (1998 ) yakni “

63
Sugiyono, op. cit., hlm. 240.
64
Ibid., hlm. 244.
36

Analisis data mulai ketika merumuskan masalah dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan dan langsung terus sampai penulisan

penelitian”.65 Analisis data saat peneliti mengumpulkan data yang sedang

berlangsung seperti wawancara peneliti sudah menganalisis jawaban dari

informan, dan jika jawabannya kurang memuaskan maka peneliti

melanjutkannya sampai mendapatkan data yang dianggap valid.

Dalam penelitian ini peneliti memakai model Miles dan Huberman

yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data),

conclusion drawing/vervication (penarikan kesimpulan)

1. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data adalah mengumpulkan, merangkum, memilih hal-hal

yang penting dan memfokuskannya kepada hal-hal yang pokok sesuai

dengan permasalahan dalam penelitian.66

2. Data Display (Penyajian data)

Dalam penelitian kualitatif mendisplay data bisa melalui dalam

bentuk tabel, grafik dan sebagainya. Dengan menggunakan penyajian

data maka data tersebut terorganisir, tersusun dalam pola dan mudah

dipahami. Menurut Burhan Bungin pada tahap ini peneliti memusatkan

perhatian pada data lapangan yang telah terkumpul, selanjutnya data itu

dipilih, data yang dipilih disederhanakan dan dikumpulkan berdasarkan

kategori atau pengkelompokan tertentu.67 Yang paling sering

65
Ibid., hlm. 245.
66
Ibid., hlm. 247.
67
Bungin, op. cit., hlm. 297.
37

digunakan menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang

bersifat naratif.68

3. Conclusion Drawing/Vervication (Penarikan Kesimpulan)

Dalam penelitian kualitatif kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan bisa saja berubah apabila data dan bukti

tidak kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. 69

Tetapi apabila kesimpulan awal didukung dengan bukti dan data yang

kuat serta konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang valid.

68
Sugiyono, op. cit., hlm. 249.
69
Ibid., hlm. 252.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

Ustadz. Agus M. Erlin susri adalah asli seorang putra daerah Abab

tepatnya desa prambatan tempat kelahirannya. Terhitung sejak awal

2001 beliau melanglang buana ke tanah Jawa yang sebelumnya adalah

alumni dari Madrasah Aliyah dan Diniyah Pondok Pesantren Sabilul

Hasanah Tahun 1998-1999. Purwosari MUBA SUM-SEL yang

diPimpin oleh KH. M. Mudarris, SM. Dalam rangka meneruskan

tholabulilminya ke beberapa pondok pesantren dan perguruan tinggi di

Jawa Timur sampai menemukan jodohnya dan berkeluarga disana,

tepatnya di kabupaten Kediri, karena sang istri adalah putri dari salah

satu Kyai di Kediri dan memiliki pondok pesantren juga (Pon-Pes

Salafiyah Kapurejo-Pagu-Kediri) maka kiprah perjuangan dan

dakwahpun harus ikut mertua bahkan sejak tahun 2006 sampai sekarang

masih aktif berdakwah dan syi’ar agama disana .

Pada mulanya ustadz Agus Moch. Erlin Susri dalam setiap

tahunnya sering pulang kampung sekedar sambang keluarga, di sela-

sela waktu dan hari berliburnya Ustad Agus Moch. Erlin Susri, di

kampung kerab kali dia di kunjungi banyak tamu dari berbagai

masyarakat desa dan tetangga sekitar desa Prambatan yang meminta

bantuan untuk mengobati saudara atau anak mereka yang sering sakit,

38
39

kesurupan dan kadang ada yang meminta do’a dan hal-hal yang

berkaitan dengan urusan dunia-agama, ada juga yang datang sekedar

bertukar fikiran tentang hukum syari’at sehingga lantaran mereka yang

datang dari luar desa ada yang meminta sang ustadz untuk mengisi

pengajian ceramah dalam acara-acara tertentu seperti hari-hari besar

Islam, tepatnya ketika beliau pulang kampung pada awal tahun 2011

dalam rangka pernikahan adiknya, ada seorang jama’ahnya yang sering

datang untuk sekedar bertanya tentang agama yang juga masih kerabat

keluarga Ustad Agus Moch. Erlin Susri, beliau adalah bapak Herdian

Syah (putra dari bapak H. Hamzah Bin Malin ), yang akrab dengan

panggilan Yong sebagai nama sehari-harinya,

Maha besar Allah tidak berapa lama ustadz di ajak untuk

memeriksa kebun karet diujung desa Prambatan yaitu tepatnya di talang

penantian Prambatan. kebun milik H. Hamzah Bin Malin bapak dari

Pak Yong yang kemudian diwakapkan di bulan April 2011, tepat

tanggal 05 Oktober 2011 bersama salah satu santrinya dari Jawa Timur

(PP. Salafiyah Kapurejo Pagu Kediri) Ust. Badrul Munir, sebagai

seorang ustadz pertama yang membantu perjuangannya bersama

beberapa kepanitiaan pembangunan yang beliau bentuk, pada tanggal

tersebut resmi dilakukanlah peletakan batu pertama pendirian Pesantren

Mamba’ul Hikam Prambatan. Peletakan batu pertamanya dilakukan

oleh Sang ustadz sendiri yakni Agus Moch Erlin Susri, bersama,

Kepala Camat Abab yakni bapak Ruswani, S. H dan Kepala Desa


40

Prambatan bapak Suherman H. Sa’im. Hanya beberapa bulan saja

pesantren ini sudah memiliki gedung madrasah 4 lokal berlantai dua,

dua lokal asramah putri, 5 lokal asrama putra dan dua lokal gedung

PAUD, setelah pesantren berjalan berserta kegiatan kemasyarakatan

dan pendidikannya, sungguh terasa sekali perubahan sosial, prilaku

serta kesadaran masyarakat Prambatan dan sekitarnya akan pentingnya

pendidikan dan ibadah.

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI terletak di Jalan Raya

dusun IV desa Prambatan Kecamatan Abab Kabupaten PALI.

3. Tujuan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

a. Membekali santri untuk menjadi mausia yang beriman dan bertaqwa.

b. Menghantarkan santri untuk berwawasan sesuai dengan jejang

pendidikan.

c. Membekali santri untuk berakhlaqul karimah sesuai budaya

pesantren.

d. Membekali santri untuk mempunyai ketrampilan sesuai dengan

potensi.

4. Visi dan Misi

Visi :

Dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam Unggul Dalam Prestasi, Berbudaya Lokal serta

mampu bersaing ditingkat Nasional maupun Internasional.


41

Misi :

a. Melahirkan generasi penerus yang beriman dan berkualitas.

b. Mewujudkan keunggulan dalam pengembangan keislaman.

c. Meningkatkan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang

propesional.

d. Mewujudkan proses belajar mengajar yang berbasis keagamaan dan

berkemajuan.

e. Mewujudkan lingkungan pendidik tang kreatif, edukatif, religious

dan akuntebel.

f. Mengembangkan seni budaya yang relevan dengan ciri khas santri

pondok pesantren mamba’ul hikam menuju kebudayaan local,

nasional, dan internasional.

5. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.1

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Asrama/penginapan Santri Putra 6 lokal Permanen

2 Asrama/penginapan Santri Putri 5 Lokal Permanen

3 Masjid / Musholah 2 Lokal Permanen

4 Ruang Belajar/Kelas 15 Lokal Permanen

5 Kantor Madrasah 4 lokal Permanen

6 Asrama Guru 4 Lokal Permanen

7 Kamar Mandi/WC santri Putra 14 Lokal Permanen

8 Kamar Mandi/WC santri Putri 12 Lokal Permanen

9 Tempat Wudhu’ 3 Permanen


42

10 Parkir kendaraan/sepeda santri 2 Sederhana

11 Papan Tulis 15 Permanen

12 Rak Buku 5 Permanen

13 Kantin 1 Permanen

14 Kursi kayu 178 Baik

15 Meja 32 Baik

16 Shofa 2 set Baik

17 Komputer 5 set Baik

18 Printer 3 Set Baik

19 Net Voli 1 Buah Baik

20 Bola Voli 2 Buah Baik

21 Bola kaki 1 Buah Baik

22 Tiang Bendera 2 Buah Baik

23 Alat Hadroh 2 Set Baik

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

6. Struktur Pondok
43

Tabel 4.2

Struktur Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

Pimpinan

Kyai M. Erlin Susri,


Bendahara S.Sos.I.,M.Pd.I. Sekertaris

Nyai Nur Rochimah, S. Pd. I Ustadz Alex Candra

Biro Pendidikan Biro Usaha dan


Kepala Asrama Biro Kemasyarakatan
Koperasi dan Dakwah
Ustadz Sufredy, S. Pd
Ustadzah Fitri Yanti Ustadz Badrul Munir
Ustadz Ilham Firdaus

Raudhatul Athfal
Pembina Asrama Hubungan
PP Masyarakat
Ustadz Roy Mahdi
Madrasah Ibtidaiyah

Dakwah
Madrasah Tsanawiyah Santri

MadrasahAliyah
Biro Pembangunan
dan Peternakan
Madrasah Diniyah Ustadz Edo Saputra

7. Jadwal Kegiatan
44

Tabel 4.3

No . HARI PUKUL KEGIATAN PELAKSANA

1 AHAD LIBUR Ustadz/ustadzah


dan santri

2 SENIN 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarrus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan Upacara dan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-08.00 Upacara
Seluruh santri
08.00-12.00 Belajar di Kelas
Seluruh santri
12.00-13.10 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
13.10-15.00 Belajar di Kelas dan santri
15.00-15.30 Madrasah Diniyah (MD) Seluruh santri
15.30 -16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00-16.30 Madrasah Diniyah Seluruh santri
16.30-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.20-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Ustadz/ustadzah
18.30-19.15 Tadarus dan santri

19.15-19.45 Sholat Isya; Ustadz/ustadzah


dan santri
19.45-20.00 Persiapan belajar malam
Seluruh santri
45

20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning) Ustadz/ustadzah


dan santri
21.30 -22.00 Do’a bersama menjelang tidur
Seluruh santri
22.00-04.00 Tidur
Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

3. Selasa 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-07.30 Apel Pagi
Seluruh santri
07.30-12.00 Belajar di Kelas
Seluruh santri
12.00-13.10 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
13.10-15.00 Belajar di Kelas dan santri
15.00-15.30 Madrasah Diniyah (MD) Seluruh santri
15.30 -16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00-16.30 Madrasah Diniyah Seluruh santri
16.30-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.20-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Ustadz/ustadzah
18.30-19.15 Tadarus dan santri

19.15-19.45 Sholat Isya; Ustadz/ustadzah


dan santri
19.45-20.00 Persiapan belajar malam
46

20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning) Seluruh santri

21.30 -22.00 Do’a bersama menjelang tidur Ustadz/ustadzah


dan santri
22.00-04.00 Tidur
Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

4. Rabu 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-07.30 Apel Pagi
Seluruh santri
07.30-12.00 Belajar di Kelas
Seluruh santri
12.00-13.10 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
13.10-15.00 Belajar di Kelas dan santri
15.00-15.30 Madrasah Diniyah (MD) Seluruh santri
15.30 -16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00-16.30 Madrasah Diniyah Seluruh santri
16.30-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.20-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Ustadz/ustadzah
18.30-19.15 Tadarus dan santri

19.15-19.45 Sholat Isya; Ustadz/ustadzah


47

19.45-20.00 Persiapan belajar malam dan santri

20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning) Seluruh santri

21.30 -22.00 Do’a bersama menjelang tidur Ustadz/ustadzah


dan santri
22.00-04.00 Tidur
Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

5. Kamis 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-07.30 Apel Pagi
Seluruh santri
07.30-12.00 Belajar di Kelas
Seluruh santri
12.00-13.10 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
13.10-15.00 Belajar di Kelas dan santri
15.00-15.30 Madrasah Diniyah (MD) Seluruh santri
15.30 -16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00-16.30 Madrasah Diniyah Seluruh santri
16.30-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.20-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Ustadz/ustadzah
18.30-19.15 Tadarus dan santri
48

19.15-19.45 Sholat Isya; Ustadz/ustadzah


dan santri
19.45-20.00 Persiapan belajar malam
Seluruh santri
20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning)
Ustadz/ustadzah
21.30 -22.00 Do’a bersama menjelang tidur dan santri
22.00-04.00 Tidur Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

Seluruh santri

6. Jum’at 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-07.30 Apel Pagi
Seluruh santri
07.30-11.30 Belajar di Kelas
Seluruh santri
12.00-13.20 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
13.20-15.00 Belajar siang mandiri dan santri
15.00-15.30 Madrasah Diniyah (MD) Seluruh santri
15.30 -16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00-16.30 Madrasah Diniyah Seluruh santri
16.30-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.20-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Ustadz/ustadzah
49

18.30-19.15 Tadarus dan santri

19.15-19.45 Sholat Isya; Ustadz/ustadzah


dan santri
19.45-20.00 Persiapan belajar malam
Seluruh santri
20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning)
Ustadz/ustadzah
21.30 -22.00 Do’a bersama menjelang tidur dan santri
22.00-04.00 Tidur Ustadz/ustadzah
dan santri

7. Sabtu 04.00-04.30 Bangun Tidur dan Mandi Santri

04.30-05.00 Tadarus dan Sholat Shubuh Berjamaah Santri

05.00- 06.00 Hafalan Al Qur’an dan Piket Asrama Santri

06.00-06.30 Makan Pagi Ustadz/ustadzah


dan santri
06.30-06.45 Piket Sekolah
Piket Sekolah
06.45-07.00 Persiapan masuk kelas
Seluruh santri
07.00-08.00 Senam Bersama (SKJ)
Seluruh santri
08.00-13.10 Belajar di Kelas
Seluruh santri
13.10-14.00 ISHOMA
Ustadz/ustadzah
14.00-15.30 Muhadoroh dan santri
15.30-16.00 Sholat Ashar Seluruh santri
16.00 -16.45 Belajar Hadroh Seluruh santri
16.45-17.15 Olahraga Seluruh santri
17.15-18.00 Makan Malam Seluruh santri
18.00-18.30 Sholat Magrib Seluruh santri
18.30-19.15 Tadarus Ustadz/ustadzah
19.15-19.45 Sholat Isya’ dan santri

Ustadz/ustadzah
50

19.45-20.00 Persiapan belajar malam dan santri

20.00-21.30 Belajar malam (Kitab Kuning) Seluruh santri

21.30-22.00 Do’a bersama menjelang tidur Ustadz/ustadzah


dan santri
22.00-04.00 Tidur

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

8. Keadaan Santri Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

Tabel 4.4

DATA PESERTA DIDIK RAUDHATUL ATHFAL

No. Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 6 6 12

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.5

DATA SANTRI DAN SANTRIWATI MI

No. KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN

1. I 13 16

2. II 13 15

JUMLAH 26 31 57

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.6

DATA SANTRI DAN SANTRIWATI MTs


51

No KELAS LAKI- PEREMPUAN

LAKI

1. VII-A 11 10

2. VII-B 13 11

3. VIII-A 17 10

4. VIII-B 16 10

5. IX-A 18 11

6. IX-B 15 11

JUMLAH 90 63 153

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.7

DATA SANTRI DAN SANTRIWATI MA

No. KELAS LAKI- PEREMPUAN

LAKI

1. X 10 9

2. XI 11 7

3. XII 9 8

JUMLAH 30 24 54

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

9. Jadwal Pelajaran

Tabel 4.8

JADWAL PELAJARAN RAUDHATUL ATHFAL


52

HARI JAM MATA PELAJARAN


UPACARA (07.00-08.00)
I 08.00-09-00 Kognitif
SENIN
Istirahat (09.00-09.30)
II 09.30-10.30 Menggambar
Pulang
APEL PAGI (07.30-08.00)
I 08.00-08-30 Abjad

SELASA II 08.30-09-00 Mewarnai


Istirahat (09.00-09.30)
II
09.30-10-00 Gunting Tempel
I

Pulang
APEL PAGI (07.30-08.00)
I 08.00-08-30 Mengenal Bentuk Garis

RABU II 08.30-09-00 Mengenal Huruf Hijaiyah


Istirahat (09.00-09.30)
II
09.30-10-00 Kognitif
I
Pulang
APEL PAGI (07.30-08.00)
I 08.00-08-30 Mewarnai

KAMIS II 08.30-09-00 Gunting Tempel


Istirahat (09.00-09.30)
II
09.30-10-00 Mengenal Huruf Hijaiyah
I
Pulang
APEL PAGI (07.30-08.00)
I 08.00-08-30 Olahraga
JUM'AT
II 08.30-09-00 Olahraga
53

Istirahat (09.00-09.30)
II
09.30-10-00 Abjad
I
Pulang
(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.9

JADWAL PELAJARAN MI

HARI Jam I-A II-A


07:00 - 07:40 (Upacara)
I 07.40-08.15 Tema B. Arab

II 08.15-08.50 Tema B. Arab


SENIN
08:50 - 09:20 (Istirahat)
III 09.20-09.55 Tema Tema

IV 09.55-10.30 Tema Tema

V 10.30-11.00 Tema Tema


Pulang
07.15 - 07:30 (Apel Pagi)
I 07.30-08.05 Qurdist Qurdist

II 08.05-08.40 Qurdist Qurdist

SELAS
III 08.40-09.10 Tema Tema
A
09:10 - 09:45 (Istirahat)
IV 09.45-10.20 B. Arab Tema

V 10.20-10.55 B. Arab Tema


Pulang
07.15 - 07:30 (Apel Pagi)
RABU I 07.30-08.05 Fiqih Fiqih
54

II 08.05-08.40 Fiqih Fiqih


08:40 - 09:10 (Istirahat)
III 09.10-09.45 Tema Tema

IV 09.45-10.20 Tema Tema

V 10.20-10.55 Tema Tema


Pulang
07.15 - 07:30 (Apel Pagi)
Aqidah
I 07.30-08.05 Tema
Akkhlak
Aqidah
II 08.05-08.40 Tema
Akkhlak
08:40 - 09:10 (Istirahat)
KAMIS III 09.10-09.45 Tema Tema
Aqidah
IV 09.45-10.20 Tema Akkhla
k
Aqidah
V 10.20-10.55 Tema Akkhla
k
Pulang

07.15 - 07:30 (Apel Pagi)


I 07.30-08.05 SKI SKI
JUMAT
II 08.05-08.40 SKI SKI
08:40 - 09:10 (Istirahat)
III 09.10-09.45 Tema Tema

IV 09.45-10.20 Tema Tema

Pulang
JUMLAH
KODE GURU
JAM GURU
M. Erlin Susri,
1 -
S.Sos.I.,M.Pd.I
2 Nur Rochimah, S.Pd.I. -
55

3 Edo Saputra 6

4 Ilham Firdaus Prawira 6

5 Radesa 6

6 Fitri Yanti 6
TOTAL
KODE MATA PELAJARAN
JAM
A Tema 14

B Bahasa Arab 2

C Al Qur'an Hadist 2

D Fiqih 2

E Aqidah Akhlak 2
Sejarah Kebudayaan
F 2
Islam
24
Total
(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Table 4.10

JADWAL PELAJARAN MTs

VII- VIII- VIII-


HARI Jam IX-A IX-B
A A B
07:00 - 08:00 (Upacara Bendera)

I 08.00-08.35 R3 P 16 A6 G 13 N 15

II 08.35-09.10 C3 A6 G 13 N 15 Q 16
SENIN
09:10 - 09:30 (Istirahat)

III 09.30-10.05 N 15 J5 N 15 A6 G 13

IV 10.05-10.40 G 13 J5 A6

Sholat Dzuhur Berjama'ah


SELAS 07:00 - 07:30 (Apel Pagi)
A
56

I 07.30-08.05 J5 N 15 E7 C3 K 11

II 08.05-08.40 O 15 J5 K 11 C3

08:40 - 09:10 (Istirahat)

III 09.10-09.45 M 15 S3 K 11 F 12 J5

IV 09.45-10.20 A6 K 11 P 16 F 12

Sholat Dzuhur Berjama'ah


07:00 - 07:30 (Apel Pagi)

I 07.30-08.05 G 13 F 12 J5 I7 H8

II 08.05-08.40 J5 E7 F 12 H8 M 15
RABU
08:40 - 09:10 (Istirahat)
III 09.10-09.45 F 12 H8 S3 J5 E7

IV 09.45-10.20 F 12 H8 E7

Sholat Dzuhur Berjama'ah


07:00 - 07:30 (Apel Pagi)

I 07.30-08.05 I7 D 10 H8 F 12 J5

II 08.05-08.40 I7 H8 F 12 J5 D 10
KAMIS
08:40 - 09:10 (Istirahat)

III 09.10-09.45 B9 F 12 I7 D 10 H8

D 10
IV 09.45-10.20 L 14 H8 F 12

Sholat Dzuhur Berjama'ah


07:00 - 07:30 (Apel Pagi)

I 07.30-08.05 K 11 M 15 C3 L 14 I7

II 08.05-08.40 K 11 C3 M 15 Q 16 I7
JUM'AT
08:40 - 09:10 (Istirahat)

III 09.10-09.45 L 14 D 10 M 15 T3
57

Sholat Jum'at Berjama'ah


SABTU 07:00 - 08:00 (Senam Kesehatan Jasmani)

I 08.00-08.35 H4 K 11 I7 B9 L 14

II 08.35-09.10 E7 B9 K 11 T3

09:10 - 09:30 (Istirahat)


H4
III 09.30-10.05 I7 B9 I7 K 11

IV 10.05-10.40 I7 L 14 K 11 B9

Sholat Dzuhur Berjama'ah


JUMLAH
KODE DEWAN GURU JAM
GURU
1 M. Erlin Susri, S.Sos.I.,M.Pd.I. -

2 Nur Rochimah, S.Pd.I. -

3 M.Badrul Munir 12

4 Efpendi, S.Pd. 4

5 Efriyanto, S.Pd. 12

6 Sutania Elni, S.Pd.I. 6

7 Sufredy, S.Pd. 18

8 Ifran, S.Pd. 8

9 Leli Marleli, S.Pd.I. 6

10 Sarniati, S.Hum. 6

11 Martina Febriyani, S.Pd. 12

12 Anggi Anggraini, S.Pd. 12

13 Roy Mahdi, S.H. 6

14 Nada Irwansyah 6

15 Apriyan 14
58

16 M. Heri Yulian 4

Total 126
TOTAL
KODE MATA PELAJARAN
JAM
A Al-Qur'an Hadist 6

B Aqidah Akhlak 6

C Fiqih 6

D Sejarah Kebudayaan Islam 6


Pendidikan Pancasila dan
E 6
Kewarganegaraan
F Bahasa Indonesia 12

G Bahasa Arab 6

H Matematika 12

I Ilmu Pengetahuan Alam 12

J Ilmu Pengetahuan Sosial 12

K Bahasa Inggris 12
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
L 6
Kesehatan
M Aswaja Ke-NU-an 6

N Al-Qur'an 6

O Arab Melayu 2

P Taisirul Kholaq 2

Q Tahliyah 2

R Nahwu Wadih Juz 1 2

S Nahwu Wadih Juz 2 2


59

T Nahwu Wadih Juz 3 2

Total 126
(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.11

JADWAL PELAJARAN MA

HARI Jam X-A XI-A XII-A


07:00 - 08:00 (Upacara)
I 08.00-09.10 S 14 U3 V2

II 09.10-10.200 F 13 C3
SENIN
09:10 - 09:30 (Istirahat)
III 10.50-12.00 Q 14 R1 F 13

IV 12.00-13.10 Q 14
M 14
V 13.10-14-20 M4 L5
Sholat Dzuhur Berjama'ah
07:00 - 07:30 (Apel Pagi)
SELASA
I 07.30-08.40 I7 K4 A 16
60

II 08.40-09.50 A 16 I7 K4
08:40 - 09:10 (Istirahat)
III 09.10-09.45 M 15 S3 K 11

IV 10.20-11.30 C3 A 16 I7

V 13.10-14.20 H9 M4
Sholat Dzuhur Berjama'ah
07:00 - 07:30 (Apel Pagi)
I 07.30-08.05 R1 R1 R1

II 08.40-09.50 O 12 C3 G 15
08:40 - 09:10 (Istirahat)
RABU
III 09.10-09.45 K4 J 10 O 12

IV 10.20-11.30 O 12 J 10

V 13.10-14.20 J 10 L5 T3
Sholat Dzuhur Berjama'ah
07:00 - 07:30 (Apel Pagi)
I 07.30-08.05 H9 G 15 B6

II 08.40-09.50 G 15 B6 L5
08:40 - 09:10 (Istirahat)
KAMIS
III 09.10-09.45 L5 H9 K4

IV 10.20-11.30 B6 K4 H9

V 13.10-14.20 L5 I7
Sholat Dzuhur Berjama'ah
07:00 - 07:30 (Apel Pagi)
I 07.30-08.05 D8 F 13 E 11

II 08.40-09.50 F 13 E 11 D8
JUMAT
08:40 - 09:10 (Istirahat)
III 10.20-11.30 E 11 D8 F 13

Sholat Jum'at Berjama'ah


07:00 - 08:00 (SKJ)
SABTU
I 08.00-09.10 I7 P 10 R1
61

II 09.10-10.20 R1 I7 P 10
10:20 - 10:50 (Istirahat)
III 10.50-12.00 P 10 M4 I7

IV 12.00-13.10 M4

KODE GURU JUMLAH JAM GURU

1 Nur Rochimah, S.Pd.I. 6


M. Erlin Susri,
2
S.Sos.I.,M.Pd.I 2
3 M.Badrul Munir 10

4 Aisiah, S. Sos. I 20

5 Efriyanto, S.Pd. 10

6 Leli Marleli, S.Pd.I. 6

7 Ifran, S.Pd. 12

8 Sarniati, S.Hum. 6

9 Martina Febriyani, S.Pd. 10

10 Mahyudin, S. Pd 12

11 Miki Arista, S. Pd 6

12 Nada Irwansyah 6

13 Anggi Anggraini, S.Pd. 12

14 M. Heri Yulian 8

15 Roy Mahdi, S.H. 6

16 Sutania Elni, S.Pd.I. 6

Total 138

KODE MATA PELAJARAN TOTAL JAM


62

A Al-Qur'an Hadist 6

B Aqidah Akhlak 6

C Fiqih 6

D Sejarah Kebudayaan Islam 6


Pendidikan Pancasila dan
E 6
Kewarganegaraan
F Bahasa Indonesia 12

G Bahasa Arab 6

H Bahasa Inggris 10

I Matematika 12

J Sejarah Peminatan 6

K Geografi 10

L Ekonomi Akutansi 10

M Sosiologi 10

N Seni Budaya 6
Pendidikan Jasmani,
O 6
Olahraga, dan Kesehatan
P Sejarah Indonesia 6

Q Aswaja Ke- NU-an 6

R Alqur'an Tajwid 2

S Pegon 2

T Durorul Bahiya 2
Adab Belajar dan
U 2
Mengajar
V Mabadil Alawiyah 2
63

Total 138
(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Tabel 4.12

JADWAL PELAJARAN MADARASAH DINIYAH

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU AHAD


14.00 -
Mabadi juz 1 Alala' aqidatul 'awam 1001 Muhadoroh ISTIRAHAT
15.20 WIB
ISTIRAHA
ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
T
BA'DA Khulashoh juz
Jurumiyah Tashrif Armel ISTIRAHAT
ASHAR 1
KELAS VIII MTS
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU AHAD
14.00 -
Mabadi Juz 1 Khulashoh 2 Aqoidul Diniah Jurumiyah Muhadoroh ISTIRAHAT
15.20 WIB
ISTIRAHA
ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
T
15.45 - Qoidah
Matan Arbain Khulasoh 2 Matan 'Arbain ISTIRAHAT
16.45 WIB Shorfiah
KELAS IX MTS
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU AHAD
14.00 - Matan Fathul Bulugul Jawahirul
Bulugul Marom Muhadoroh ISTIRAHAT
15.20 WIB Qorib Marom Kalamiahh
ISTIRAHA
ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
T
BA'DA Kholasoh Juz Matan fathul
Imriti (1) Matan Ta'lim ISTIRAHAT
ASHAR 3 Qorib
KELAS MA
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS SABTU AHAD
14.00 - Bulugul Matan Fathul Bulugul
Imriti (1) Muhadoroh ISTIRAHAT
15.20 WIB Marom ( 2 ) Qorib (3) Marom (2)
ISTIRAHA
ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
T
BA'DA Kholasoh 3 Qomi'at Tugyan Matan Ta'lim Bulugul Marom
ISTIRAHAT
ASHAR (3) (3) (3) (2)
64

(Sumber: Dokumentasi PP Mamba’ul Hikam PALI 2020)

Pondok pesantren Mamba’ul Hikam yang terletak pada desa

Prambatan Kecamatan Abab Kabupaten PALI Sumatera Selatan

merupakan lembaga pendidikan yang menampung para peserta didik

yang ingin mendapatkan dan mendalami ilmu agama.

Ketika peneliti datang ke Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam

PALI, bahwa pondok ini merupakan pondok yang bertipe salaf dan

modern serta sistem pendidikannya yang memadukan antara salaf dan

modern dan biasa disebut dengan pondok pesantren kholafiyah. Sama

yang dideskripsikan dengan Kyai Erlin Susri selaku pengasuh serta

pimpinan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI bahwa

(01/09/2020 19.00 WIB) :

Sistem pendidikan Mamba’ul Hikam itu yah sistem kholafiyah


yaitu perpaduan sistem salaf dan modern, pesantren itu ada 3 yaitu
pesantren salaf, kholaf dan modern. Nah pondok kita ini makek
yang tengah. Kenapa yang tengah? Karena pesantren jangan
melupakan sistem tradisionalnya.
65

Adapun menurut Ustadz Fredy (02/09/2020, 09.00 WIB ), sistem

pendidikan seperti yang telah dipaparkan beliau yaitu :

Emmm, kalo sistem pendidikan di Pondok ini tu makek duo sistem,


satu sistem salaf yang keduo sistem modern, jadi keduo sistem ini
seimbang dan jugo berdampak baik ke santri dan santriwatinyo
sebab selain dapet ilmu agama dari pendidikan salaf dan jugo dk
kalah dengan sekolah lain dapai ilmu umumnyo.
Selain itu menurut Ustadz Efriyan (04/09/2020, 13.00 WIB) bahwa

Pondok ini tu punyo duo sistem sistem salaf dengan modern, kato
lain dari itu ini kholafiyah, jadi yek di pondok ini selain dapet ilmu
agama dapet jugo ilmu umumnyo, dan jugo sistem pesantren yang
pertama kali itu yoh salaf, itu lah lamo dari sejak berdirinyo
pondok pesantren dengan itu kito dk boleh melupoke sejarah itu
dan jugo pendidikan itu ciri khasnyo Indonesia.
Tanggapan dari Farhan seorang santri Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam PALI (04/09/2020, 17.00 WIB) bahwa :

Emm..kalo soal sistem pendidikan kak aku kurang paham kak tapi
di pondok ini tu pondok nyampur kak ado kesalafannyo ado jugo
sekolah biasonyo.
Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwasanya sistem

pendidikan pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI yakni sistem

pendidikan pondok pesantren kholafiyah yang menggabungkan dua

sistem pendidikan salaf dan pendidikan modern.

Sistem pendidikan pondok pesantren saja belum cukup hanya

memiliki sistemnya saja tetapi harus disertai dengan kurikulum

pendidikannya. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Kyai Erlin Susri

(01/09/2020 19.00 WIB) :


66

Dalam hal kurikulum pesantren kita, karena kita pesantren


kholafiyah yang menggabungkan anatar salaf dan modern,
pesantren kita menggunakan kurkulum pondok pesantren, pondok
pesantren punya kurikulum sendiri yaitu Madin (madrasah
diniyah) kemudian kurikulum KEMENAG untuk formalnya dan
kurikulum DIKNAS untuk formalnya jadi ketiga itu digabungkan
semua di pesantren kita.
Adapun menurut Ustadzah Anggi, beliau memaparkan bahwa

kurikulum Pondok Pesantren Mambaul Hikam sebagai berikut

(02/09/2020, 10.00 WIB)

Kalo kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren Mamba’ul


Hikam sama kayak sekolah atau pondok-pondok pesantren lainnya
ada yang dari KEMENAG ada juga yang dari DIKNAS memakai
K13 ini untuk formalnya ado jugo kurikulum dari pondok ini.
Kurikulum pondok itu diajarkan setelah balek sekolah yaitu Madin.
Selain itu adapun wawancara bersama seorang santri Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam PALI :

Nah kak kalo kurikulum itu kami diajarke pakek kurimulum K13,
nah itu sekolah biaso dari pagi sampe sebelum ashar, sudah itu
lanjut lagi belajarnyo, tapi beda dari pagi tadi kalo yang sore ini
kami diajarke baco kitab-kitab kuning biaso kalo kami itu
nyebutnyo itu Madin.
Berdasarkan dari wawancara tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa kurikulum yang diterapkan pada Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam PALI yakni kurikulum dari KEMENAG (Kementerian Agama),

DIKNAS (Departemen Pendidikan Nasional), dan kurikulum Pondok

Pesantren sendiri. Maka melihat dari kurikulum pondok tersebut

pendidikan yang diterapkan di dalam pondok ini ada formal dan non-

formal. Formalnya para santri bersekolah seperti biasanya layaknya

siswa sekolah luar dengan diajarkan ilmu-ilmu umum. Non-formalnya


67

para santri diajarkan MADIN (madrasah diniyah) yakni para santri

belajar kitab-kitab kuning dan jam pelajarannya setelah jam formal.

Disisi lain dari kurikulum adapun metode pembelajaran yang

digunakan di Pondok Pesantren Mam’baul Hikam PALI, menurut Kyai

Erlin sebagai berikut (01/09/2020 19.00 WIB) :

Metode yang diterapkan di pondok ini pertama metode klasikal,


halaqoh, kajian kitab, sorogan, taswir/ musyawaroh, kyai/guru
membaca kitab santri menyimak dan memberi arti, ada juga guru
yang menyimak dan mebenarkan santri seperti itu.
Ada juga pendapat lain seperti yang dipaparkan oleh Ustadz Fredy

(02/09/2020, 09.00 WIB ) sebagai berikut :

Kita disini sebelum melakukan pembelajaran yang terutama guru


membuat perangkat kurikulum, RPP, Prota, Prosem, baru
diajarkan kepada santri-santri dengan metode seperti biasanya
kayak di sekolah-sekolah, kalo ditanya metode sih bervariasi
tergantung pelajarannnya metode apa yang akan dipakai, contoh
metode ya, emmm kayak metode diskusi, ceramah, pemecahan
masalah dan lain-lain
Pendapat dari Farhan (04/09/2020, 17.00 WIB) selaku santri

Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam setelah di wawancarai yakni

Nah kak kalo guru kami tu nyuruh kami diskusi terus biasonyo tu
kak kami main kertas sambil baco sholawat nah abis itu semisal
sholawatnyo selesai kertasnyo berenti berarti dio tu lah yang di
suruh jawab pertanyaan. Kalo yang pelajaran Madin itu kak kyai
yang galak bacoi kitabnyo nah kami yang dengerin terus kami
ngartiinnyo kak.
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran di

Pondok Pesantren ini bervariasi dari sistem klasikal hingga modern.

Metode pembelajaran di pondok ini pun terbagi menjadi dua juga sesuai
68

dengan kurikulumnya yakni ketika belajar formal atau di dalam kelas

maka metode yang digunakan metode seperti biasanya metode diskusi,

pemecahan masalah dan lain sebagainya. Ketika belajar non-formalnya

yang biasanya pelajarannya itu kitab-kitab kuning maka berbeda

metode pembelajaran yang dipakainya, yakni metode sorogan

wethonan, badongan, halaqoh, taswir dan lain sebagainya.

Mata Pelajaran yang diajarkan di Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam PALI cukup bervariasi, seperti yang dipaparkan Kyai Erlin

selaku pimpinan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam (01/09/2020

19.00 WIB) :

Karena pesantren kita ini pesantren ee.. kholaf yang


mengutamakan salafnya baru modernnya maka tentu yang kita
pakai materi pelajarannya sama dengan materi yang di DIKNAS
dan materi pelajaran yang di KEMENAG. Kemudian ditambahkan
lagi ke materi-materi dari Pondok Pesantren seperti, nahwu, shorf,
ada tafsir, ada ulumul tafsir, ada hadist, ada ulumul hadist, eee.. ada
fiqih ada ushul fiqih, ada mantiq, balaghoh, ah.. seperti itu.
Ada juga wawancara dari Ustadz Fredy selaku biro pendidikan

serta Waka kurikulum Madrash Tsanawiyah (02/09/2020, 09.00 WIB) :

Eee, iya sama saja seperti sekolah umum kita disini ada pelajaran
yang formal itu mencakup, mata pelajarannya seperti qur’an hadist,
fiqih, akidah ahlak, kemudian SKI, PKN, IPA, IPS, Bahasa Indonesia,
Bahasa Arab, Prakarya,dan ada tambahan mata pelajaran dari pondok
pesantren seperti ASWAJA, taisrul kholaq kitab-kitab kuning yang
diajarakan setelah pelajaran formalnya.
Dari ustadz Arismin selaku pengajar Madrasah Diniyah

(04/09/2020, 16.00 WIB) :


69

Sama seperti sekolah umum mengikuti dari pemerintahan namun


ada tambahan pelajaran taisrul kholaq dan nahwu wadi’ untuk MTs,
namun ada juga sekolah Madrasah Diniyah yang pelajarannya
membahas kitab-kitab kuning.
Selain dari ustadz ada juga dari ustadzah Anggi selaku Waka

kurikulum Madrasah Aliyah (02/09/2020, 10.00 WIB) :

Pelajarannya sama pada sekolah umum namun ditambah dengan


materi pelajaran pondok pesantren kayak ASWAJA, Qur’an tajwid,
pegon, durorul bahiyah, ada pelajaran mengajar, mabadil
awaliyah, nah ini tambahan buat mata pelajaran Madrasah aliyah
ya, kalo yang formal pada dasarnya sama.
Dapat diketahui bahwa mata pelajaran yang ada di pondok

pesantren ini mengikuti dari DIKNAS dan KEMENAG, namun ada

beberapa tambahan pelajaran dari pondok yakni untuk MTs ada taisrul

kholaq dan nahwu wadi’ untuk MA ada pegon, durorul bahiyah, ada

pelajaran mengajar, mabadil awaliyah. Selain itu ada mata pelajaran

yang khusus dari pondok yang dilaksanakan setelah pelajaran formal

yaitu di Madrasah Diniyah yang dimana mata pelajarannya berisikan

kitab-kitab kuning.

Santri yang ada di Pondok pesantren ini dulunya terbagi menjadi

dua ada yang mukim ada yang pulang ke rumah, dengan adanya virus

covid 19 yang sangat membahayakan serta PALI termasuk zona orange

dengan itu pihak pondok mewajibkan santrinya untuk bermukim semua.

Seperti yang dituturkan Ustadzah Anggi (02/09/2020, 10.00 WIB) :

Kalo sebelum covid 19 kemaren, ada yang pondok mukim, ada


yang pulang pergi setelah pandemi corona melanda dan PALI
dinyatakan zona orange kita semuanya menyuruh santri untuk
70

mondok atau mukim di pondok pesantren jadi tidak ada lagi yang
pulang pergi.
Dan dari ustadz Arismin menambahkan (04/09/2020, 16.00 WIB) :

Iya benar, namun sebelumnya ada yang mukim ada yang pulang
pergi atau PP, tapi karena ada pandemi Covid 19 ini jadi seluruh
santri dipintakan untuk eee, tinggal di pondok atau mukim.

Selain dari ustadz/ustadzah Farhan selaku menuturkan (04/09/2020,

17.00 WIB) :

Kalo aku mondok kak, sebelum ado covid ado yang bolak balek ke
rumah jadi ke pondok tu cuma sekolah biaso be, kalo sekarang lah
mondok galo kak gara corona ini.
Selain dari santri dan santriwati adapun keadaan dari ustadz dan

ustadzahnya, seperti dituturkan Ustadzah Anggi (02/09/2020, 10.00

WIB) :

Ada guru yang pulang pergi atau PP ada juga yang menetap di
pondok ini dan mereka termasuk pembina asrama di pondok ini.
Dan dari ustadz Arismin menambahkan (04/09/2020, 16.00 WIB) :

Kalo untuk guru sendiri ada yang PP pulang pergi ada yang netep
di pondok ini seperti saya ini.
Selain dari ustadz/ustadzah Farhan selaku menuturkan (04/09/2020,

17.00 WIB) :

Emmm, kalo itu ado guru yang bolak balek ado yang netep di
pondok yang bina kami .
71

Maka dapat disimpulkan keadaan ustadz maupun ustadzah di

pondok ini terbagi menjadi dua, ada guru untuk mengajar sekolah

formal dan biasanya guru tersebut pulang pergi dari rumah ke pondok

untuk mengajar selesai mengajar langsung pulang ke rumah kembali

ada juga yang menetap di pondok menjadi pembina para santri dan

membantu serta mengabdi kepada pondok.

Tingkatan-tingkatan di pondok ini terbagi menjadi dua bagian,

Kyai Erlin menjelaskan :

Kalo di formal ada tingkat TK , ada tingkat MI, ada MTs, ada MA
ada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah itu tingkatannya, kalo non formal
kita memiliki madrasah diniyah pondok pesantren ada madrasah
diniyah ula, wustho, ulya.
Ada juga Ustad Fredy menambahkan (02/09/2020, 09.00 WIB ), :

Iya tingkatan di sini ada beberapa yang pertama ada TK/RA


(Raudhotul Atfal), kemudian MI, MTs, kemudian MA dan sekarang
alhamdulliah sudah ada STIT, itu letaknya di pendopo KM 10.
Selain dari ustdz Fredy adapun Ustadz Arismin menuturkan

(04/09/2020, 16.00 WIB) :

Yah..kalo bilang tingkatan disini ada beberapa tingkatan mencakup


ya dari RA, MI atau SD MTs atau SMP, MA atau SMA, untukn
sekarang sudah ada perguruan tinggi untuk formalnya, kalo di
madrasah diniyah ya ada ula, wustho, dan ulya.
Diambil kesimpulan bahwa tingkatan yang ada di pondok terbagi

menjadi dua formal dan non formal, untuk formal RA, MI, MTs, MA
72

dan perguruan tinggi , dan untuk non formal ada madrasah diniyah ula,

madrasah diniyah wustho, dan madrasah diniyah ulya.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam PALI merupakan pondok pesantren

kholafiyah yang memadukan sistem pendidikan salaf dan sistem

pendidikan modern yang dimana pendidikannya terbagi menjadi dua

yakni formal dan non formal, formal mengikuti kebijakan pemerintahan

melewati DIKNAS dan KEMENAG dan non formal merupakan

kebijakan dari pondok pesantren baik dari kurikulum, mata pelajaran,

metode pekajaran serta jenjang tingkatan sekolah. Para santri pada

pondok ini sebelum ada bencana covid 19

Pondok pesantren Mamba’ul Hikam ini sudah berjalan

sebagaimana fungsi pondok pesantren namu memiliki beberapa kendala

yang menjadi penghambat dalam pendidikan, seperti yang dipaparkan

oleh Kyai Erin Susri (01/09/2020 19.00 WIB):

Salah satu penghambatnya yah.. satu ya kurangnya pembinaan dari


pemerintah khususnya pembinaan dari Kementerian Agama itu
sendiri, bagaimana mereka mau membina karena yang ada di
KEMANG bukan seluruhnya keluran dari pesantren, terus yang
kedua kurangnya fasilitas dan kurangnya perhatian dari pemerintah
dan itu menghambat perkembangan sistem pendidikan pondok
pesantren.
Selain itu Ustadz Fredy (02/09/2020, 09.00 WIB) menambahkan :

Ya yang menghambat itu yang pertama ialah fasilitas, karena itu


sangat memperhambat pembelajaran ya.. dan juga kalo fasilitasnya
memadai santri itu akan lebih paham lagi dalam belajar.
Adapun tambahan dari ustadzah Anggi (02/09/2020, 10.00 WIB) :
73

Kalo penghambat pendidikan pesantren kalo menurut saya ya..


disini kan sistemnya pondok ada santri mukim jadi biasanya itu
ketika jam pelajaran terakhir suka kembali ke asrama dan itu
mempersulit guru dan menghambat pembelajaran padahal sudah
diingatkan, jadi harus manggil dulu siswanya.Ada juga ada siswa
yang memakai sendal ke sekolah padahal itu di jam formal itu
untuk siswanya ya, nah kalo untuk pondoknya itu ya kurangnya
fasilitas jadi agak sulit ya..berjalan seperti biasanya tapi kayak ada
yang kurang gitu.

Ustadz Arismin juga menambahkan (04/09/2020, 16.00 WIB) :

Menurut saya hal-hal yang menghambat sistem pendidikan


Mamba’ul Hikam salah satunya ya fasilitas kurang memadai.
Dalam Pembelajaran sepinter-pinternya guru menyiasati pelajaran
pasti ada saja santri yang agak susah dikondisikan, ya maklum lah
itu. Ya dengan ajakan sedikit ajakan dan dorongan santri itu bisa
dikondisikan.
Adapun tambahan dari Farhan selaku santri pondok pesantren

(04/09/2020, 17.00 WIB) :

Eee, kalo disini tu kami kurang fasilitas kak, kalo kami sekolah
dikelas kami itu kalo lah siang bedebu, kalo minggat itu pernah kak
hahah, pernah jugo dak masuk kelas cak-cak sakit hehehe
(tersenyum).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa penghambat sistem pendidikan
Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam yaitu fasilitas yang kurang
memadai, kurang perhatiannya pemerintahan terhadap pondok
pesantren, kesulitan dalam pengondisian santri kerena dikhawatirkan
target kelulusan tidak tercapai, tapi pondok pesantren dapat
menggunakan cara-cara untuk lebih memfokuskan santri dalam belajar.

Disisi lain dari itu ada juga faktor pendukung pada sistem

pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam seperti yang


74

dipaparkan oleh Kyai Erlin Susri (01/09/2020 19.00 WIB) sebagai

berikut :

Hal-hal yang mendukung pesantren, tentu pesantren itu yang utama


adalah guru yang memadai, sebab pesantren itu tanpa adanya guru
yang memadai dan memumpuni sangat susah untuk maju terutama
guru-guru yang mampu membaca kitab kuning, amalan sehari-
hariannya sesuai dengan ilmunya itu yang paling utama, karena
sudah sulit pada sekarang ini mencari guru yang mampu membaca
kitab kuning yang mampu berkarakter yang benar-benar seorang
guru pondok pesantren, menjadikan santri alim ulama’ karena
sekolah formal saja belum tentu bisa menyetak alim ulama’, materi
yang bisa menjadikan santri menjadi alim ulama’ itu hanya ada di
pesantren kholaf seperti yang kami maksudkan, kemudian di
samping guru salaf, alumni pesantren sekaligus sarjana, kenapa
apabila guru pesantren itu terlalu kesalaf-salafan bisa repot kita dan
juga apabila guru-guru itu terlalu umum terlalu ke modernan bisa
repot juga jadi harus seimbang antara salaf dan modern jadi yang
paling tepat ialah guru yang memumpuni dan alumni pesantren
serta mampu membaca kitab dan sarjana. Kemudian ee kyai yang
menjadi sri tauladan setelelah itu, tradisi pesantren yaitu tradisi
santri seperti sikap santri terhadap kyai, sikap santri terhadap kakak
kelasnya, nah sikap sikap itu justru akan mencetak dan
mengajarkan terhadap santri itu sendiri, seperti mencium tangan
kyai, sungkem, menundukan kepala bertemu orang yang lebih tua.
Ada juga pendapat dari Ustadz Arismin seperti yang dituturkan

(04/09/2020, 16.00 WIB) :

Menurut saya berbeda dengan sekolah umum kalo untuk pesantren


ini ada belajar tambahan yaitu Madrasah Diniyah, dan kajian
keagamaan seperti kitab kuning dan kegiatan-kegiatan keagamaan
lainnya seperti istighosah, tahlil dan kegiatan agama liannya.
Selain dari itu ada pendapat dari Ustadzah Anggi (02/09/2020,

10.00 WIB) :

Menurut saya banyak yang mendukung pendidikan pondok


pesantren karena kan beda ya dengan sekolah umum, jadi kan kita
belajarnya bukan hanya umum tetapi ada juga pelajaran keagamaan
mengkaji kitab-kitab, kemudian membaca alqur’an dengan rutin
jadi sebelum subuh itu menghafal alqur’an sesudah subuh itu
75

setoran hafalan, belajar tulis huruf pegon ee huruf Arab yang


gundul, selain itu juga kayak adanya kegiatan dan acara keagamaan
lainnya.
Ustadz Fredy juga menambahkan (02/09/2020, 09.00 WIB) :

Hal yang mendukung...... di sini adalah sepereti kegiatan


keagamaan seperti muhadhoroh, eskul tahfidz, terus ada kajian-
kajian kitab kuning dan lain sebagainya.

Selain dari ustadz dan ustadzah adapun dari Farhan selaku santri

untuk memperkuat (04/09/2020, 17.00 WIB) :

Kalo aku sih kak sebelum masok pondok aku idak biso ngaji,
nakal, katek sopan samo wong tuo nah pas aku lah masok di
pondok aku ngerasoke banyak perubahan kak, biso ngaji, biso baco
kitab kuning, biso pidato, tahu caro sopan santun dengan wong tuo.
Maka dapat diambil kesimpulan faktor pendukung pondok

pesantren ini sangatlah banayak seperti guru yang memadai, kyai

menjadi sritauladan, mencetak santri sebagai alim’ulama,

mengajarkan sopan santun terhadap orang yang tua dari kita, bisa

membaca kitab kuning, bisa berpidato, mengubah sifat santri dari

nakal, dan kegiatan-kegiatan yang positif.

B. Pembahasan

Dari paparan di atas, yang diteliti oleh peneliti dari observasi,

wawancara serta dokumentasi, peneliti menemukan bahwa Pondok

Pesantren Mamba’ul Hikam PALI memiliki sistem pendidikan yang

layak untuk diterapkan sebagai berikut :


76

1. Sistem Pondok Pesantren Mamaba’ul Hikam PALI

a. Sistem Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI merupakan

sistem pendidikan pesantren kholafiyah yang menggabungkan

antara sistem salaf dan modern. Pondok ini bertujuan agar tetap

pada ciri khas pondok pesantren serta tetap eksis dalam

pendidikan dan tidak ketinggalan akan zama yang telah modern,

dengan kata lain pondok ini menyeimbangkan keadaan pada

zaman sekarang ini.

b. Kurikulum yang dijalankan oleh pondok ini terbagi menjadi dua

yakni kurikulum dari pemerintahan dari DIKNAS dan

KEMENAG serta ada kurikulum dari pondok pesantren

c. Metode pembelajaran pun ada yang masih menggunakan metode

yang klasikal seperti, wethonan, sorogan dan lain sebagainy

untuk pelajaran madrasah diniyah serta menandakan pondok

salaf dan juga metode pembelajaranya ada yang modern seperti

snowballing, memecahkan masalah dan lainnya, yang biasanya

diterapkan di sekolah formal .

d. Mata pelajaran di pondok ini sama seperti layaknya sekolah

umum tetapi ada mata pelajaran tambahan baik di MTs maupun

MA. Apabila di MTs ada tambahan seperti nahwu wadi’, taisirul

kholaq,Aswaja Ke-NU an di MA ada tambahan seperti pegon,

durorul bahiya, mabadil alawiyah, ASWAJA Ke-NU an dan


77

adab belajar dan mengajar serta ada juga mata pelajaran di

Madrasah Diniyah berupa kitab-kitab kuning.

e. Santri yang ada di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

dulunya terbagi menjadi dua ada yang mukim ada yang pulang

ke rumah, dengan adanya virus covid 19 yang sangat

membahayakan serta PALI termasuk zona orange dengan itu

pihak pondok mewajibkan santrinya untuk bermukim semua.

f. Keadaan ustadz maupun ustadzah di Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam PALI terbagi menjadi dua, ada guru untuk

mengajar sekolah formal dan biasanya guru tersebut pulang

pergi dari rumah ke pondok untuk mengajar selesai mengajar

langsung pulang ke rumah kembali ada juga yang menetap di

pondok menjadi pembina para santri dan membantu serta

mengabdi kepada pondok.

g. Tingkatan-tingkatan di pondok ini pun seperti sekolah

formalnya dari RA/TK, MI/ SD, MTs/SMP, MA, SMA serta

ada perguruan tinggi yakni STIT (Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah), selain itu ada tingkatan Madrasah Diniyah yakni

ula, wustho, dan ulya.

Penghambat sistem pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam yaitu fasilitas yang kurang memadai, kurang

perhatiannya pemerintahan terhadap pondok pesantren, santri itu

sendiri.
78

2. Faktor penghambat dan pendukung sistem pendidikan pondok

pesantren Mamba’ul Hikam PALI.

a. Faktor penghambat Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam yaitu fasilitas yang kurang memadai, kurang

perhatiannya pemerintahan terhadap pondok pesantren,

kesulitan dalam pengondisian santri.

b. Faktor pendukung Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Mamba’ul Hikam adalah guru yang memadai, kyai menjadi

sritauladan, mencetak santri sebagai alim’ulama, mengajarkan

sopan santun terhadap orang yang tua dari kita, bisa membaca

kitab kuning, bisa berpidato, mengubah sifat santri dari nakal,

dan kegiatan-kegiatan yang positif.


79
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

mengenai Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam PALI

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pendidikan yang diteraplan Pondok Pesantren Mamba’ul

Hikam merupakan sistem pendidikan pondok pesantren kholafiyah

yang dimana menggabungkan antara sistem pendidikan salaf dan

modern.

2. Tidak hanya itu kurikulum yang dipakai oleh pondok pesantren

Mamba’ul Hikam juga terbagi menjadi dua yakni kurikulum yang

mengikuti pemerintahan atau yang disebut dengan pendidikan formal

ada juga kurikulum yang langsung dari pondok yakni madrasah

diniyah.

3. Metode pembelajaran yang dipakai yakni masih memakai metode

pembelajaran ciri khas pondok pesantren seperti wethonan, sorogan

taswir dan lain sebagainya, tetapi pondok pesantren ini pun memakai

metode pembelajaran seperti sekolah umum biasanya juga. Metode

klasikal dipakai ketika pembelajaran kitab-kitab kuning dan metode

pembelajaran pembaharuan dipakai ketika ketika masuk kelas formal.

4. Santri-santri yang ada di pondok pesantren Mamba’ul Hikam PALI

merupakan santri mukim semuanya, itu terjadi karena pandemi

80
81

covid 19 ini, sebelumnya ada santri yang pulang pergi ada santri yang

mukim

5. Begitu juga sama halnya dengan guru-guru yang ada di pondok ini ada

guru yang hanya mengajar di pondok ada juga guru/ustadz yang

menetap di pondok. Dengan kata lain guru yang hanya mengajar ialah

kebanyakan guru sekolah formal dan guru/ustadz yang tinggal di

pondok ialah termasuk ustadz sekaligus pembina di asrama.

6. Mata pelajaran yang diajarkan di pondok Mamba’ul Hikam PALI

sama halnya seperti di sekolah umum mengikuti pemerintahan melalui

DIKNAS dan KEMENAG namun ada tambahan di mata pelajaran

MTs dan MA. MTs tambahannya yakni nahwu wadi’, ASWAJA Ke-

NU-an, taisirul khola, yang di MA yakni pegon, durorul bahiya,

mabadil alawiyah, ASWAJA Ke-NU an dan adab belajar dan

mengajar serta ada pelajaran di madrasah diniyah yakni kitab-kitab

kuning.

7. Tingkatan-tingkatan yang ada pada pondok sama saja seperti sekolah

umum lainnya seperti RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, dan

yang baru-baru ini STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah).

8. Adapun faktor yang menghambat sistem pendidikan terutama fasilitas

sarana dan prasarana yang kurang memadai, tidak adanya perhatian

dari pemerintah terhadap pesantren, kesulitan dalam pengondisian

santri.
82

9. Adapun faktor yang mendukung sistem pendidikan pondok pesantren

guru yang memadai, kyai menjadi sritauladan, mencetak santri sebagai

alim’ulama, mengajarkan sopan santun terhadap orang yang tua dari

kita, bisa membaca kitab kuning, bisa berpidato, mengubah sifat santri

dari nakal, dan kegiatan-kegiatan yang positif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran dari peneliti

yaitu sebagai berikut :

1. Kepada pimpinan pondok pesantren, hendaknya menyediakan

fasilitas sarana dan prasarana

2. Kepada pembina asrama agar tetap istiqomah dalam membina para

santri yang kedepannya akan menjadi penerus pemuka agama.

3. Kepada guru/ustadz disarankan tetap terus meningkatkan

pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar para santri.

4. Kepada santri agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan

lebih giat dalam belajar.

5. Kepada peneliti selanjutnya akan melakukan penelitian-penelitian

agar dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian. Dan semoga

menjadi amal jariyah untuk kita semua.


83

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2014.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press, 2010.
Damsar. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2019.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 2015.
Djamal, Muhammad. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.
Elfachmi, Amin Kuneifi. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2016.
Fokusmedia, Tim. Undang-Undang SISDIKNAS. Bandung: Fokusmedia, 2013.
Haedari, HM. Amin. Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan
Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD Press, 2013.
Indra, Hasbi. Pesantren dan Tranformasi Sosial. Jakarta: Penamadani, 2005.
Irja Putra Pratama, Zulhijrah. “Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia.” Jurnal
PAI Raden Fatah 1, no. 2 (2019).
Islam, Departemen agama RI Dirjen Kelembagaan Agama. Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: DEPAG
RI, 2003.
Koesoema, Doni. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global.
Jakarta: Grasindo, 2016.
Maimun. “Pola Pendidikan Pesantren Perspektif Pendidikan Karakter.” Dirosat 2,
no. 5 (2017).
Marzuki. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Paragonatama Jaya, 2015.
Mas’ud, Ahmad Syah. “Sistem Pendidikan Pesantren Salafiyah (Studi Kasus
Pondok Pesantren Az-Ziyadah, Tanah 80,Klender, Duren, Sawit, Jakarta
Timur.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
84

Mastuhu. Dinamika sistem pendidikan pesantren. Jakarta: INIS, 1994.


Meloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008.
Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa Bandung,
2003.
Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Tranformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi. Jakarta: Erlangga, 2005.
Rusmaini. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2017.
Setiadi, Sofyan Hadi. “Sejarah Perkembangan Sistem Pondok Pesantren Al
Manshur Klaten 1926-2010.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sukron Hidayatullah. “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Life Skill Santri (Studi Kasusu Pondok Pesantren Al-Falah
Gunung Kasih Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus).” UIN Raden
Intan Lampung, 2018.
Sulthon Masyud, Khusnurdilo. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Pustaka, 2005.
Suparta, Mundzier. Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap
Prilaku Keagamaan Masyarakat. Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2009.
Syahri, Akhmad. Pendidikan Karakter Berbasis Sistem Boarding School. Batu:
Literasi Nusantara, 2019.
Syarnubi. “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Religiusitas Siswa Kelas IV SDN 2 Pangarayan.” Jurnal PAI Raden Fatah 5,
no. 1 (2019).
Takdir, Muhammad. Modernisasi Kurikulum Pesantren. Yogyakarta: IRCISOD,
2018.
Tilaar. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta, Rineka, 2010.
“Wawancara dengan Kyai Erlin Susri Selaku Pimpinan Pondok Pesantren
Mambaul Hikam PALI 28 Juni 2020 Pukul. 20.00 di Pondok Pesantren
Mambaul Hikam PALI,” 2020.
85

Yasmadi. Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan


Islam Tradisional). Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Zuriah, Nuzul. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Prespektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
86

Lampiran-lampiran

Dokumentasi : Santri putra melakukan Apel sebelum Madrasah Diniyah

Dokumentasi : Santri putra belajar kitab kuning

Dokumentasi : Santri bersama istri Bupati PALI


87

Dokumentasi : Santriwati gotong royong membersihkan halaman pondok

Dokumentasi : Santri putra gotong royong memperdalam sumur

Dokumentasi : Wawancara bersama Kyai Erlin Susri selaku pengasuh PP


Mamba’ul Hikam
88

Dokumentasi : Wawancara bersama salah satu guru PP Mamba’ul Hikam selaku


informan

Dokumentasi : Wawancara bersama PP Mamba’ul Hikam salah satu guru selaku


informan

Dokumentasi : Wawancara bersama PP Mamba’ul Hikam salah satu ustadz selaku


informan
89

Dokumentasi : Wawancara bersama PP Mamba’ul Hikam salah satu santri selaku


informan

Dokumentasi : Foto masjid PP Mamba’ul Hikam PALI

Dokumentasi : Foto rumah pimpinan PP Mamba’ul Hikam PALI


90
91
92
93
94
95

Anda mungkin juga menyukai