Vol 4+no 1+105-111+Laurens+Hany+Reawaruw
Vol 4+no 1+105-111+Laurens+Hany+Reawaruw
Vol 4+no 1+105-111+Laurens+Hany+Reawaruw
ABSTRAK
Kawasan Purwantoro merupakan salah satu kawasan padat penduduk di Kota Malang. Dengan banyaknya jumlah penduduk di
kawasan tersebut maka limbah air kotor dari aktivitas penduduk juga semakin bertambah. Saat ini limbah air kotor dibuang ke
sungai tanpa ada pengolahan yang memadai. Hal ini menjadikan kualitas air sungai semakin tercemar. Untuk menghindari
pencemaran yang lebih berat maka diperlukan sistem instalasi pengolahan air limbah secara terpusat. Tujuan dari perancangan
ini adalah untuk merencanakan IPAL dengan biaya pelaksanaan yang efisien. Perencanaan ini membutuhkan data peta topografi
dan jumlah penduduk dengan asumsi setiap satu rumah dihuni oleh 5 orang sehingga diperoleh debit air limbah untuk
menghitung kapasitas IPAL yang akan digunakan. Dari hasil perhitungan, diperoleh debit air limbah sebesar 0,00418 m3/dt dan
tipe IPAL yang digunkan adalah RCX-30 dengan kapasitas 30 m3/hr dan RCX-50 dengan kapasitas 50 m3/hr. Total biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan jaringan perpipaan dan IPAL di area studi adalah sebesar Rp.701.400.000.
ABSTRACT
Purwantoro area is one of the densely populated areas in Malang City. With the large number of residents in the area, the waste
of dirty water from residents' activities is also increasing. Currently, dirty water is discharged into rivers without adequate
treatment. This makes the quality of river water increasingly polluted. To avoid more severe pollution, a centralized wastewater
treatment plant system is needed. The purpose of this design is to plan WWTPs with efficient implementation costs. This planning
requires topographical map data and population with the assumption that each house is occupied by 5 people so that the
wastewater discharge is obtained to calculate the capacity of the WWTP to be used. From the calculation results, the wastewater
discharge is 0.00418 m3/s and the WWTP type used is RCX-30 with a capacity of 30 m3/hr and RCX-50 with a capacity of 50
m3/hr. The total cost required for the construction of the pipeline network and WWTP in the study area is IDR 701,400,000.
105
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
berasal dari cucian, kamar mandi atau lainnya yang biasa bak penampung limbah dan bak kontrol aliran, kemudian
disebut grey water belum diolah secara memadai sehingga limbah dipompa ke unit IPAL. Secara umum jaringan
limbah rumah tangga tersebut mencemari lingkungan dan perpipaan air limbah diilustrasikan pada gambar 1 dengan
badan air di wilayah sekitar. Berdasarkan permasalahan detail melintang bak kontrol sebagaimana gambar 2.
tersebut, maka dilakukan perencanaan sistim pembuangan Di dalam unit IPAL, air limbah dialirkan masuk ke
limbah rumah tangga secara komunal di Kelurahan bak pengendapan awal, untuk mengendapkan partikel
Purwantoro untuk mendapatkan sistem pengolahan air kotor lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Bak ini juga
yang lebih sehat dan efisien. berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang
berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
2. METODE penampung lumpur.
Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Air limpasan dari bak pengendapan awal dialirkan ke
Teknologi IPAL secara umum dapat dibagi menjadi tiga, bak kontrakan anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran
yaitu anaerob, aerob, dan campuran. Pada prinsipnya dari atas ke bawah. Di dalam bak kontrakan anaerob tersebut
pengolahan limbah anaerob dan aerob terletak pada diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang
kehadiran oksigen untuk metabolism mikroorganisme tawon, sebagaimana ditampilkan pada gambar 3. Jumlah bak
(bakteri). Pada proses aerob, kehadiran oksigen diperlukan kontrakan anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian
sedangkan pada proses anaerob tidak diperlukan. zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh
1. Sistem Pengolahan Anaerob bakteri anaerobik atau fukultatif aerobik. Setelah beberapa
Teknologi ini paling banyak dipilih untuk sistem hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
skala permukiman berbasis masyarakat, berdasarkan lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang
pertimbangan kemudahan operasional karena tidak akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
memerlukan injeksi oksigen ke dalam unit pengolahan. pada bak pengendapan.
Septik individual atau IPAL komunal/skala
permukiman biasanya memakai prinsip pengolahan
anaerob.
2. Sistem Pengolahan Aerob
Teknilogi ini cocok untuk sistem perkotaan
(sewerage), karena dianggap lebih efisien untuk skala
pelayanan penduduk yang besar. Pada sistem yang
dikelola institusi, penggunaan peralatan mekanik
seperti blower atau aerot pada unit pengolahan dapat
dikelola dengan baik oleh operator yang terlatih.
3. Sistem Pengolahan Kombinasi Aerob – Anaerob Gambar 1 Skema Jaringan Perpipaan
Sistem kombinasi merupakan sistem paling banyak
dipilih dalam sistem pengolahan lumpur tinja (IPLT)
atau IPAL karena lebih efisien dalam pengoperasian
dan pemeliharaan, serta menambah daya tamping.
106
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
107
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
108
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
109
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
Pembulatan Rp701,400,000
4. KESIMPULAN
1. Debit limbah yang dihasilkan adalah sebesar
256,50 m3/hr.
2. IPAL yang digunakan untuk melayani area kajian
Gambar 6 Cover IPA adalah tipe RCX-30 dengan dimensi 2,5m x 6,2m
110
JOS - MRK Volume 4, Nomor 1, Maret 2023, Page 239-244
DAFTAR PUSTAKA
111