3128 7637 1 SM
3128 7637 1 SM
3128 7637 1 SM
b
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
Abstract
Kecamatan Rungkut merupakan kecamatan dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi, oleh karenanya Kecamatan Rungkut
dituntut untuk memiliki sarana dan prasarana sanitasi yang baik. Berdasar pada kondisi eksisting yang ada di lapangan, didapati masih adanya
masyarakat yang membuang limbah domestic blackwater dan greywater langsung pada saluran drainase. Sementara itu, saluran drainase
seharusnya terbebas dari air limbah, selain dapat mencemari karena beban organiknya yang tinggi, tambahan debit dari air limbah tersebut
dapat menyebabkan beban tampungan dari saluran drainase menjadi terlalu berlebihan. Tujuan perencanaan ini adalah untuk merencanakan
bangunan pengolahan air limbah domestik di Kecamatan Rungkut dan menghitung biaya yang dibutuhkan.
Teknologi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Data kualitas air limbah diperoleh
dengan melakukan pengujian di laboratorium terhadap air limbah berdasarkan parameter yang telah ditentukan. Berdasarkan data kualitas air
limbah domestik yang didapatkan, dilakukan perencanaan dan perhitungan untuk desain ABR serta perhitungan biaya yang diperlukan.
ABR yang direncanakan dirancang untuk dapat melayani 100KK dengan total panjang x lebar x tinggi sebesar 15,5m x 2,3m x 2,6 m.
Biaya yang diperlukan untuk pembangunan ABR adalah sebesar Rp 159.853.000,-
Keywords: Anaerobic Baffled Reactor, Air Limbah Domestik, Kecamatan Rungkut
1. Pendahuluan
Kecamatan Rungkut merupakan salah satu Kecamatan di Kota Surabaya yang dekat dengan kawasan perindustrian terbesar
di Surabaya. Wilayah Kecamatan Rungkut merupakan wilayah dengan kepadatan yang cukup tinggi, sehingga dibutuhkan
kondisi lingkungan yang baik pula, utamanya terkait dengan sarana dan prasarana sanitasi.
Namun, kondisi sanitasi di Kecamatan Rungkut pada kenyataannya masih belum dapat dikata baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan kondisi eksisting saluran drainase yang kotor dan hampir meluap pada wilayah Kelurahan Kedung Baruk, Kalirungkut
dan Penjaringan Sari. Hal ini disebabkan masih banyaknya warga yang menyalurkan air buangan bekas cuci, dapur, dan kamar
mandi (greywater) langsung menuju saluran drainase tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Didapati pula rumah tangga
maupun fasilitas umum seperti MCK (mandi,cuci,kakus) umum yang masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS)
dengan jamban tanpa tangki septik sehingga langsung mengarahkan pipa pembuangan dari jambannya (blackwater) pada saluran
drainase. Apabila hal tersebut tetap dibiarkan, maka dapat menyebabkan pengendapan dan peluapan pada saluran drainase. Pada
prinsipnya, saluran drainase dirancang secara terpisah antara air hujan dengan air limbah dan masyarakat diharapkan untuk ikut
serta dalam upaya pencegahan masuknya sampah dan air limbah pada saluran drainase [1].
Berdasarkan pada kondisi eksisting yang ada, maka dilakukan perencanaan instalasi pengolahan limbah domestik greywater
dan blackwater dengan menggunakan unit anaerobic baffed reactor (ABR) yang dipilih karena keunggulannya dalam
kemudahan pengoperasian karena tidak membutuhkan tenaga operasional khusus, stabil dan tahan terhadap hydraulic dan
organic shock loading [2], mudah dalam pemeliharaan karena hanya butuh dilakukan pengurasan setiap 2-3 tahun sekali, Biaya
yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan relatif murah karena tidak membutuhkan tenaga dan pemeliharaan
khusus [3].
2. Metode Perencanaan
Ide perencanaan didapatkan setelah membandingkan kondisi eksisting dengan kondisi ideal dari wilayah perencanaan yaitu
wilayah Kecamatan Rungkut. Tujuan perencanaan yaitu merencanakan unit pengolahan air limbah blackwater dan greywater
yang berupa ABR untuk pemukiman yang masih melakukan BABS di Kecamatan Rungkut.
* Corresponding author.
E-mail address: [email protected]
160
Data yang digunakan dalam perencanaan ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer meliputi data kualitas air
limbah domestik dan data konsumsi air bersih warga wilayah perencanaan. Data kualitas air limbah didapatka melalui hasil
pengujian sample air limbah domestik wilayah perencanaan di laboratorium sedangkan data konsumsi air bersih oleh warga
melalui teknik wawancara pada sampel warga. Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode slovin
dengan rumus yaitu [4]:
N
n= (1)
1 Ne 2
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = taraf kesalahan (eror) sebesar 0,1 (10%)
Data sekunder yang digunakan antara lain meliputi peta wilayah perencanaan, profil sanitasi wilayah perencanaan, data jumlah
penduduk dan kepadatan.
3. Hasil Perencanaan
Sedangkan kriteria desain yang digunakan untuk merencanakan bagian kompartemen adalah:
a. Organic Loading Rate (OLR) = < 3Kg COD/ m3. Hari
b. Hydraulic Retention Time (HRT) = > 8 jam
c. Kecepatan aliran (Vup) = < 2 m/jam
d. Hydraulic Loading Rate (HLR) = 16,8 – 38,4 m3 /m2 .hari
Pada perencanaan ini, lebar dan kedalaman unit pengolahan ditentukan untuk menyesuaikan dengan lokasi penempatan yaitu 2
meter.
Berpedoman pada kriteria desain tersebut berikut langkah-langkah perhitungan unit dimensi dan efisiensi removal unit ABR:
a. Perhitungan Tangki Pengendap
Perhitungan removal COD dengan menentukan faktor COD removal menggunakan grafik faktor COD removal di tangki
pengendap terhadap HRT (Gambar 2). Pada perencanaan ini direncanakan HRt pada tangki pengendap adalah 3 jam sehingga
faktor yang didapat adalah 0,41
Faktor removal BOD selanjutnya dikalikan dengan persentase removal COD dan didapatkan persentase removal BOD
adalah 28,66%
Perhitungan dimensi tangki pengendap dengan berpedoman pada kriteria desain.
Lebar = 2 meter
Panjang = 6 meter
Kedalaman = 2 meter
Freeboard = 0,3 meter
Persentase Removal di Tangki Pengendap
Removal BOD = 28,66%
Removal COD = 27,04%
b. Perhitungan Kompartemen
Perhitungan dimensi tangki pengendap dengan menentukan A surface melalui perhitungan debit dibagi dengan HLR
yang ditentukan.
Perhitungan jumlah kompartemen
Perhitungan BOD removal dengan menggunakan faktor OLR (Gambar 4a), faktor BOD strength (Gambar 4b), faktor Temperatur
(Gambar 4c), faktor jumlah kompartemen (Gambar 4d), faktor HRT (Gambar 4e)
Perhitungan COD removal dengan menggunakan grafik COD removal terhadap BOD removal (Gambar 4f)
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 4. (a) Faktor OLR BOD, (b) Faktor BOD Strength, (c) Faktor Temperatur, (d) Faktor Jumlah Kompartemen, (e) Faktor HRT, (f) COD Removal
terhadap BOD removal
Lebar = 2,3meter
Panjang = 15,5 meter
Kedalaman = 2,6 meter
Tampak dan Denah ABR yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 5, dan Potongan A-A pada Gambar 6, serta Potongan B-
B, C-C, dan D-D pada Gambar 7.
4. Hasil Perencanaan
Dalam melakukan perhitungan untuk rancangan anggaran biaya digunakan acuan yaitu HSPK (harga satuan pokok pekerjaan)
Kota Surabaya Tahun 2015 dan dikalikan dengan volume pekerjaan sehingga didapatkan rancangan anggaran biaya untuk
pembangunan unit ABR. Tahapan pembangunan ABR dilakukan dalam 3 tahapan pekerjaan yaitu tahapan pekerjaan persiapan,
tahapan pekerjaan utama, serta tahapan pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir. Rancangan anggaran biaya dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 dapat dilihat bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan unit ABR mulai dari tahap persiapan, tahap
pekerjaan, serta tahap pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir adalah Rp 159.853.000,-
165
.Kesimpulan
1. Dalam melakukan perhitungan untuk rancangan anggaran biaya digunakan acuan yaitu HSPK (harga satuan pokok
pekerjaan) Kota Surabaya Tahun Perencanaan ABR sebagai pengolah air limbah domestic di Kecamatan Rungkut untuk
melayani 100 KK diperoleh dimensi panjang 15,5 m, lebar 2,3 m, dan kedalaman 2,6 m
2. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun ABR adalah Rp 159.853.000,- yang telah meliputi 3 tahapan pekerjaan
pembangunan yaitu tahapan persiapan, tahapan pekerjaan utama serta tahapan finishing atau tahapan akhir.
Daftar Pustaka
[1] Kementrian Pekerjaan Umum, “Peraturan Mentri Pekerjaan Umum no.12 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan,” Jakarta, 2014.
[2] E. Tilley, L. Ulrich, C. Lüthi, P. Reymond, and C. Zurbrügg, Compendium of Sanitation Systems and Technologies 2nd
revised edition. Dübendorf: EAWAG.
[3] Kementrian Pekerjaan Umum, “Materi Bidang Air Limbah, Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,”
Jakarta, 2012.
[4] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2006.
[5] L. Sasse, “Decentralized Wastewater Treatment In Developing Countries,” BORDA, 2009.