76-Article Text-210-1-10-20220812
76-Article Text-210-1-10-20220812
76-Article Text-210-1-10-20220812
ABSTRAK
Osteoporosis masih menjadi masalah kesehatan baik pada laki-laki dan perempuan pada usia tua. Di Indonesia
sekitar 41,8% laki-laki dan 90% perempuan sudah memiliki gejala osteoporosis, sedangkan 28,8% laki-laki dan
23,3% perempuan sudah menderita osteoporosis.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional. Jumlah sample penelitian sekitar 47 orang lansia ada di Posbindu Cempaka RW 007
Kelurahan Medang Kecamatan Pagedangan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental
Sampling. Pada penelitian ini diperoleh usia yang berhubungan dengan kejadian Osteoporosis (p value = 0,017) dan
kebiasaan merokok dengan nilai p value = 0,014
Rekomendasi untuk penelitian ini adalah pemberian penyuluhan setiap 2 minggu sekali kepada lansia.
ABSTRACT
Osteoporosis is still a health problem both in men and women in old age. In Indonesia around 41.8% of men and
90% of women already have symptoms of osteoporosis, whereas 28.8% of men and 23.3% of women already suffer
from osteoporosis.This research is a quantitative study with cross sectional study design. The number of sample
research about 47 elderly people in Posbindu Cempaka RW 007 Medang Village Pagedangan District with
sampling technique using Accidental Sampling technique. In this study, there were age related to Osteoporosis (p
value = 0,017), smoking habit with p value = 0,014 The recommendation for this research is giving extension every
two weeks to the elderly.
8
Vol.2 No. 1-Januari 2018 JURNAL ILMIAH KESEHATAN BPI ISSN : 2549-4031
panggul diperkirakan akan meninggal dalam (24,05%), Yogyakarta (23,5%), dan di 4 kota
jangka waktu setahun dan 50% lainnya tidak lain sebesar 29% yang menderita osteoporosis
3
dapat hidup secara mandiri . Osteoporosis juga dari 100.000 responden. Masalah pada tahun
mnempati peringkat tinggi di antara penyakit- 2005, Puslitbang Gizi dan Makanan departemen
penyakit yang menyebabkan seseorang Kesehatan yang bekerja sama dengan PT.
berbaring di tempat tidur dengan komplikasi Fonterra Brands Indonesia melakukan penelitian
yang serius (WHO, 2007). Oleh karena itu, pada 65.727 orang dan didapatkan hasl, yaitu
gangguan kepadatan tulang ini menimbulkan sebesar 10,3% menderita osteoporosis, 41,8%
beban ekonnomi yang cukup besar. Biaya osteoponia, dan 47,9% normal (Permatasari,
perawatan osteoporosis penduduk Amerika 2008).
4
mencapai 18 milyar per tahun . Dari laporan perhimpunan osteoporosis
Tercatat lebih dari 200 juta orang di Indonesia, sebanyak 41,8% laki-laki dan 90%
seluruh dunia mengalami gangguan kepadatan perempuan sudah memiliki gejala osteoporosis,
tulang. Di Amerika Serikat, kasus fraktur tulang sedangkan 28,8% laki-laki dan 23,3%
akibat osteoporosis mencapai > 1,2 juta setiap perempuan sudah menderita osteoporosis1.
tahunnya. Sementara di China, menurut data Untuk memberikan gambaran umum terjadinya
International Osteoporosis Foundation, terjadi osteoporosis di Indonesia, telah dilakukan
peningkatan osteoporosis sebesar 300% dalam pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan
30 tahun terakhir. Di Inggris, setiap tahunnya ultrasound bone density yang diadakan pada
sekitar 150.000 – 200.000 penderita osteoporosis tahun 2002 di 5 kota besar, diantaranya
mengalami fraktur ulang. Dengan tingginya Sumatera utara dan hasilnya menunjukkan
kasus fraktur tulang pada penderita osteoporosis, bahwa dari keseluruhan masyarakat yang
angka mortalitas yang terjadi pun akan tinggi dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang, 35%
yaitu sekitar > 20% dalam tahun pertama setelah menunjukkan hasil yang normal, 36%
timbulnya fraktur tulang (Harvey, 2009). menunjukkan adanya osteopenia, sedangkan
Meningkatnya kejadian osteoporosis akan 29% telah terjadi osteoporosis (Nguyen, 1999).
menjadi masalah kesehatan yang pelu Mengingat peningkatan yang stabil dalam
mendapatkan perhatian dan dukungan yang kehidupan masyarakat harapan dan perubahan
serius. Berdasarkan hasil analisis data yang dramatis dalam gaya hidup, seperti perubahan
dilakukan Pusat Penelitian Gizi dan Makanan dalam asupan makanan dan pekerjaan (misalnya,
Departemen Kesehatan tahun 2002, preventasi sedikit orang terlibat dalam pekerjaan
kejadian osteoporosis di Indonesia mencapai pertanian), aktivitas fisik berkurang, menigkat
19,7%. Di Provinsi Sumatera Selatan, kejadian perilaku menetap, kita menduga bahwa
osteoporosis sebesar (27,7%), di Jawa Tengah osteoporosis dapat menjadi lebih umum dan
9
prevalensi dapat terus meningkat dalam waktu berjumlah 10 orang, dengan rincian 2 orang
dekat. Namun, peningkatan kesadaran mengalami fraktur tulang, yang meninggal 1
masyarakat tentang kesehatan dan asupan orang, dan 7 orang lainnya menderita
makanan dalam beberapa tahun terakhir osteoporosis.
mungkin terbukti memperlambat kejadian Upaya pemerintah dalam mengatasi
penyakit ini. Terdapat beberapa factor risiko kejadian osteoporosis pada lansia berbagai
terjadinya osteoporosis, yaitu factor risiko yang upaya dapat dilakukan untuk mencegah,
dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat menunda, atau menemukan dan mengenali
dimodifikasi. Factor risiko yang tidak dapat secara dini berbagai penyakit atau gangguan
dimodifikasi antara lain adalah usia, jenis kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit
kelamin, riwayat keluarga, riwayat fraktur, yang muncul untuk mencegah komplikasi.
sedangkan factor risiko yang dapat dimodifikasi Upaya tersebut disebut pencegahan primer,
antara lain adalah indeks masa tubuh, konsumsi sekunder, dan tersier. Tidak hanya itu upaya bisa
alcohol, merokok, menopause dini, aktifitas dilakukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan
fisik, penyakit sistemik dan penggunaan steroid posyandu lansia dan kegiatan pelayanan
jangka panjang (Rachner, 2011). kesehatan usia lanjut berbasis Rumah Sakit.
Hasil penelitian Rossi Pratiwi (2014), Dengan melihat kejadian osteoporosis
menunjukkan bahwa proporsi kejadian yang cukup besar di lingkungan saya tinggal
oateoporosis di Puskesmas Pondok Betung lebih yaitu di posbindu Cempaka RW 007 Kelurahan
di dominasi oleh kelompok perempuan (82,4%) Medang Kecamatan Pagedangan Kabupaten
daripada kelompok laki-laki ( 17,6%). Pada Tangerang, peneliti ingin melakukan penelitian
penelitian ini keompok ibu lansia saja yang mengenai factor-faktor yang berhubungan
dijadikan subjek penelitian. Posbindu Cempaka dengan kejadian osteoporosis di Posbindu
RW 007 Kelurahan Medang Kecamatan Cempaka RW 007 Kelurahan Medang
Pagedangan Kabupaten Tangerang merupakan Kecamatan Pagedangan kabupaten Tangerang.
salah satu posbindu di Kabupaten Tangerang
yang mengadakan Bone Scan untuk pemeriksaan Metode
kepadatan tulang dengan menggunakan alat GE Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Healthcares Achillies Ultrasonometer di dengan desain penelitian Cross Sectional.
lapangan, kejadian osteoporosis di Posbindu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 25 Juli –
Cempaka RW 007 Kelurahan Medang Desember 2016 di Posbindu Cempaka RW 007
Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tagerang Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang.
bulan januari-juni 2015 prevalensinya lebih Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
besar dibandingkan dengan posbindu lain yaitu Lansia yang ada di Posbindu cempaka Rw 007
Vol.2 No. 1-Januari 2018 JURNAL ILMIAH KESEHATAN BPI ISSN : 2549-4031
kelurahan medang kecamatan pagedangan tahun pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
2016 dengan total 88 orang, sedangkan sampel Accidental Sampling dengan analisis data
pada penelitian ini sebesar 47 orang. Teknik adalah analisis bivariat.
Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini akan di jabarkan dari hasil analisis univariat dan analisis bivariat, sebagai
berikut:
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan pada Kejadian Osteoporosis di Posbindu Cempaka
Pagedangan Tangerang
No Kejadian Osteoporosis f %
1. Osteoporosis 27 57,4
2. Tidak Osteoporosis 20 42.6
Jumlah 47 100
11
Table 4. Distribusi Responden berdasarkan pada Kejadian Menopause di Posbindu Cempaka
Pagedangan Tangerang
Analisis Bivariat
Tabel 5. Hubungan Usia Dengan Kejadian Osteoporosis Di Posbindu Cempaka Pagedangan
Pada table 5 di atas, diperoleh, sekitar 53,2% artinya terdapat hubungan antara usia dengan
lansia yang berusia lebih dari 60 tahun yang kejadian osteoporosis pada lansia, dimana lansia
mengalami osteoporosis dan 27,7% lansia yang yang berusia lebih dari 60 tahun berisiko sebesar
berusia lebih dari 60 tahun yang tidak 6,731 kali lebih besar untuk mengalami
mengalami osteoporosis. Hasil analisis diperoleh osteoporosis di bandingkan pada lansia yang
nilai p value sebesar 0,017 dengan nilai OR berusia antara 45 – 59 tahun.
(95% CI) sebesar 6.731 (0,345 – 9,876) yang
Pada table 6 di atas diperoleh, persentase lansia mengalami osteoporosis sama besar yaitu
yang memiliki kebiasaan merokok yang 42,6%. Hasil analisis diperoleh nilai p value
mengalami osteoporosis dan yang tidak sebesar 0,014 dengan nilai OR (95% CI) sebesar
Vol.2 No. 1-Januari 2018 JURNAL ILMIAH KESEHATAN BPI ISSN : 2549-4031
0,0000 yang artinya terdapat hubungan antara usia dengan kejadian osteoporosis pada lansia.
Pada table 5 di atas, diperoleh, sekitar artinya terdapat hubungan antara menopause
55,3% lansia sudah mengalami menopause yang dengan kejadian osteoporosis pada lansia,
mengalami osteoporosis dan sekitar 23.4% dimana lansia yang berusia sudah emgalami
lansia sudah mengalami menopause yang tidak menopuase berisiko sebesar 21,272 kali lebih
mengalami osteoporosis. Hasil analisis diperoleh besar untuk mengalami osteoporosis di
nilai p value sebesar 0,001 dengan nilai OR bandingkan pada lansia yang belum mengalami
(95% CI) sebesar 21.272 (10,098-35,342) yang menopause.
osteoporosis pada lansia dimana lansia yang
Pembahasan berusia di atas 60 tahun berisiko sebesar 6,731
Hubungan usia dengan Kejadian kali lebih besar untuk mengalami osteoporosis
Osteoporosis pada Lansia dibandingkan dengan lansia yang berusia antara
Secara teori juga disebutkan bahwa setelah 45-59 tahun.
usia 30 tahun, massa tulang yang hilang akan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
lebih banyak daripada massa tulang yang penelitian Wardana (2012) yang dilakukan di
dibentuk, sehingga dengan meningkatnya usia, RSUP Dr. Kariadi Semarang dimana hasil
massa tulang akan semakin berkurang (Lane, penelitiannya menunjukkan adanya hubungan
1999). Setelah berusia 40 tahu, akan terjadi antara usia dengan kejadian osteoporosis,
peningkatan risiko fraktur hal ini berkaitan dimana lansia yang berusia di atas 50 tahun
dengan osteoporosis pada laki-laki dan juga berisiko sebesar 5,46 kali lebih besar untuk
perempuan. Insiden fraktur distal radius mengalami osteoporosis dibandingkan dengan
meningkat setelah usia 40 tahun dan meninggakt lansia yang berusia di bawah 50 tahun. Namun
hingga usia 55 ttahun pada laki-laki dan usia 65 hal yang berbeda diungkapkan oleh hasil
tahun pada wanita (Dwason & Hughes, 2006). penelitian Lukman & Juniati (2007) di desa di
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Cijambu, Kec. Tanjung Sari menyatakan bahwa
adanya hubungan antara usia dengan kejadian
13
tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian dengan osteoporosis, dimana hal tersebut dapat
osteoporosis dengan nilai p value sebesar 0,489. terlihat dari nilai OR yang sama dengan 0. Hasil
Adanya perbedaan antara hasil penelitian penelitian ini sama dengan hasil penelitian
ini dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya Wardana (2012) yang dilakukan di RSUP Dr.
mungkin di sebabkan karena adanya kaitannya Kariadi Semarang dimana hasil
anatara jumlah sampel yang kecil sehingga tidak penelitiannyaPratiwi (2014) menunjukkan tidak
bisa digeneralisasi atau disamakan dengan hasil adanya hubungan antara kebiasaan merokok
penelitian sebelumnya, hal lain mungkin dengan osteoporosis. Hal yang berbeda
disebabkan karena adanya andil fungsi organ diungkapan dalam penelitian yang menyebutkan
tubuh manusia yang berbeda – beda pada setiap adanya hubungan antara merokok dengan
individu, selain itu diduga karena adanya kejadian osteoporosis.
pengaruh hormone dimana hormone esterogen Adanya perbedaan hasil penelitian ini
yang sangat berpengaruh terhadap masa tulang, dengan hasil penelitian sebelumnya diduga
sehingga adanya keterkaitan antara usia dengan karena jumlah sampel yang terlalu kecil
osteoporosis pada manusia. sehingga sulit untuk melihat hubungan antara
Hubungan Kebiasaan Merokok dengan menopause dengan osteoporosis. Selain itu
Osteoporosis adanya dugaan jumlah antara responden yang
Kebiasaan merokok juga bisa merusak merokok dan yang tidak merokok sama besar
tulang. Merokok dapat menurunkan esterogen (50%) juga berpengaruh terhadap hasil
dan mempercepat menopause. Wanita setelah penelitian ini
menopause yang merokok lebih banyak Hubungan Menopause dengan Osteoporosis
mengalami patah tulang panggul dibandingkan Periode menopause berpengaruh terhadap
yang tidak merokok. Penyerapan kalsium di usus massa tulang karena adanya penurunan jumlah
orang yang biasa merokok menjadi tergangu hormon estrogen dan progesteron. Dengan
padahal kaslium dibutuhkan untuk pertumbuhan adanya penurunan estrogen sebagai pelindung
tulang (Tandra, 2009). Dengan berhenti massa tulang, maka massa tulang akan lebih
merokok secara total, membuat esterogen dalam cepat berkurang. Terjadinya menopause yang
tubuh seseorang beraktifitas dan juga dapat lebih awal akan mengakibatkan penurunan
mengeliminasi risiko kehilangan sel pembentuk massa tulang yang lebih awal pula (Cheung et
tulang selama hidup yang mencakup 20-39% all, 2004). Menurunnya hormone esterogen saat
pada pria dan 40-50% pada wanita (Kemenkes, menopause berkontribusi pada peningkatan
2008). absorpsi kalsium dan metabolism tulang yang
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak berperan dalam percepatan hilang otot-oto
adanya hubungan antara kebiasaaan merokok tulang rangka wanita menopause.laki-laki
Vol.2 No. 1-Januari 2018 JURNAL ILMIAH KESEHATAN BPI ISSN : 2549-4031
15
9. Dawson, Bess & Hughes. 2001. Present 12. Lane NE. 1999. The Osteoporosis Book a
Knowledge in Nutrition. Eighth Edition: Guide for Patient and Their Families. New
International Life Science Institute, ILSI York: Oxford University.
Press, Washington; 13. Pratiwi, Rosi. 2014. Faktor-faktor yang
10. Eleanor, S et all. 2000. Nutrition in Aging. Berhubungan dengan Kejadian
Washington: National Acdemic Press. Osteoporosis di Puskesmas Pondok
11. Kementrian Kesehatan. 2008. Pedoman Betung tahun 2014. Jakarta: FIK UNJ
Pengendalian Osteoporosis. Jakarta