Lembaga Keuangan Syariah Non Bank 11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

SUKUK SYARIAH

Dosen pengampu mata kuliah;


Dr. H. Andi Darmawangsa, S.Ag.,M.Ag.

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK XI:
Nur Aisyah Kamal (05220210060)
Fatima Larat (0522021059)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "SUKUK SYARIAH" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Lembaga keuangan syariah non
bank. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sukuk syariah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah Dr. H. Andi Darmawangsa, S.Ag.,
M.Ag. selaku dosen Lembaga keuangan syariah non bank yang telah membimbing kami
mengerjakan makalah ini secara virtual maupun nyata. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulisan dari makalah ini mungkin masih terdapat ejaan kata, kalimat yang belum
sempurna dalam penyusunannya. Oleh karena itu kami selaku penulis memohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan yang dilakukan penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 Mei 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SUKUK SYARIAH................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulis..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Sukuk Syariah...........................................................................................................2
B. Dasar Hukum Sukuk Syariah......................................................................................................3
C. Prinsip Sukuk Syariah..................................................................................................................3
D. Jenis- jenis Sukuk Syariah...........................................................................................................4
E. Resiko Investasi Sukuk Syariah...................................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................................6
A. Kesimpulan....................................................................................................................................6
B. Saran...............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sukuk syariah merupakan instrument investasin berbasis syariah yang semakin
popular dipasar keuangan global. Sukuk merupakan sertifikat kepemilikan yang mewakili
kepemilikan asset yang menghasilkan arus kas, konsep ini berbeda dengan obligasi
konvensional yang berbasis utang.
Sukuk syariah muncul sebagai alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
yang melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Hal ini
menjadikan sukuk sebagai instrument investasi yang menarik bagi investor muslim dan non-
muslim yang ingin berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai etika islam. Perkembangan sukuk
syariah didorong oleh peningkatan permintaan akan produk dan layanan keuangan syariah
diseluruh dunia, terutama di negara-negara dengan populasi muslim yang besar. Selain itu,
sukuk juga menarik minat investor konvensional uang mencari diversifikasi portofolio dan
investasi berbasis aset.
Sukuk syariah pertama kali diterbitkan pada tahun 1990-an, dengan Malaysia dan
Bahrain sebagai pelopor dalam penerbitan sukuk global. Sejak itu, pasar sukuk telah
berkembang untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dan investasi yang beragam. Meskipun
demikian, pasar sukuk syariah masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya
harmonisasi regulasi dan standar di berbagai negara, kurangnya likuiditas pasar, dan
keterbatasan basis investor. Oleh karena itu, diperlukan Upaya dari berbagai pihak untuk
terus mengekmbangkan pasar sukuk syariah agar dapat menjadi instrument investasi yang
lebih aktraktif dan kontribusi pada Pembangunan ekonomi berbasis syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sukuk
2. Dasar Hukum Sukuk Syariah
3. Prinsip Sukuk Syariah
4. Jenis-jenis Sukuk Syariah
5. Resiko Investasi Sukuk Syariah.

C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui pengertian Dari Sukuk Syariah
2. Untuk Mnegetahui Dasar Hukum Dari Sukuk Syariah
3. Untuk Mngetahui Prinsip Dari Sukuk Syariah
4. Untuk Mnegetahui Jenis-jenis Sukuk Syariah
5. Untuk Mngetahui Resiko Investasi Sukuk Syariah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sukuk Syariah


Obligasi syariah didunia internasional dikenal dengan nama Sukuk. Kata Sukuk dapat
ditelusuri dengan mudah pada literature islam komersial klasik. Sukuk berasal dari Bahasa
Arab “sak” (Tunggal) dan “Sukuk” (jama’) yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau
note. Menurut Iggi H. Ahsien dalam Muhammad Kamal Zubair dalam pemahaman
praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.
Didalam fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/XI/2012, DSN masih menggunakan
istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk. Jika mengajukan kepada fatwa
tersebut obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka Panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa hasil/margin/fee serta
kembalu dana obligasi pada saat jatuh tempo.
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Insitution)
mendefinisikan Sukuk sebagai sertifikat dari suatu nilai yang direpresentasikan setelah
penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat dan menggunakannya sesuai dengan
rencana, sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas asset yang tangible, barang, atau
jasa, atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktifitas tertentu.
Sedangkan menurut Bapepam dan Lembaga Keuangan No. IX.A13 tentang
penerbitan efek syariah memberikan definisi sukuk sebagai berikut: Efek syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
(tidak terpisahkan, nilai manfaat, jasa, asset proyek ataupun kegiatan investasi yang telah
ditentukan.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sukuk atau
obligasi syariah adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan (claim) atas asset,
baik itu berupa tangible, intangible atau kontrak proyek dari aktifitas tertentu yang
mewajibkan emiten membayar pendapatan bagi hasil kepada pemegang sukuk dan
membayar Kembali sukuk sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang sudag disepakati. Dan
dalam kegiatan mulai dari transaksi dikeluarkannya surat berharga tersebut sampai kepada
aktivitas penyerahan hasil harus sesuai dengan prinsip syariah.
Sukuk yang pertama terbit di Indonesia adalah sukuk korporat, diterbitkan oleh
PT.Indosat, Tbk pada tahun 2002 dengan nilai Rp 175 milliar menggunakan akad
mudharabah. Kemudian diikuti oleh korporasi lain. Sukuk Negara terbit pada tahun 2008,
setelah keluarnya undang-undang no.19 tahun 2008 yang mengatur tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN). Menurut fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, terdapat 6
akad sukuk yang berlaku di Indonesia saat ini: Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam,
Istishna dan Ijarah.

2
B. Dasar Hukum Sukuk Syariah
Al Quran Surah Al-Baqarah:275

‫ا َّل ِذ ي َن َي ْأُك ُلو َن الِّر َب ا اَل َي ُق وُمو َن ِإاَّل َك َم ا َي ُق و ُم ا َّل ِذ ي َي َتَخ َّب ُط ُه ال َّش ْي َط اُن ِم َن ا ْل َم ِّس ۚ َٰذ ِلَك‬
‫ِب َأَّن ُه ْم َق ا ُلوا ِإَّن َم ا ا ْل َب ْي ُع ِم ْث ُل الِّر َب ا ۗ َو َأ َح َّل ال َّل ُه ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم الِّر َب ا ۚ َف َم ْن َج ا َء ُه َم ْو ِع َظ ٌة‬
‫ِم ْن َر ِّبِه َف ا ْن َت َه ٰى َف َل ُه َم ا َس َل َف َو َأ ْم ُر ُه ِإَل ى ال َّل ِه ۖ َو َم ْن َع اَد َف ُأو َٰل ِئَك َأ ْص َح اُب ال َّن ا ِر ۖ ُه ْم‬
‫ِفي َه ا َخ اِل ُد و َن‬
Artinya: “ orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah orang yang Kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.
Hadis Nabi Riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani

‫الُّص ْلُح َج اِئٌز َبْيَن اْلُم ْس ِلِم يَن ِإاَّل ُص ْلًحا َح َّر َم َح اَل اًل َأْو َأَح َّل َحَر اًم ا َو اْلُم ْس ِلُم وَن َع َلى ُش ُروِط ِهْم‬
‫ِإاَّل َشْر ًطا َح َّر َم َح اَل اًل َأْو َأَح َّل َحَر اًم ا‬.
Artinya:’ Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian yanf
mengharamkan yang yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin yang
terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.
Kaidah Fiqh

‫ْاَألْص ُل ِفي الُّش ُرْو ِط ِفي اْلُمَع اَم َالِت اْلِح ُّل َو اِإْل َباَح ُة ِإَّال ِبَد ِلْيٍل‬
Artinya: Hukum asal menetapkan syarat dalam mu’amalah adalah halal dan diperbolehkan
kecuali ada dalil (yang melarangnya).

C. Prinsip Sukuk Syariah


Sukuk syariah adalah suatu investasi yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah islam.
Dalam pengembangannya, sukuk syariah harus memenuhi beberapa prinsip dasar yang terkait
dengan prinsip syariah, seperti tidak mengandung riba, maysir, dan gharar. Berikut adalah
beberapa prinsip yang diterapkan dalam sukuk syariah:
1. Prinsip bebas riba: sukuk syariah tidak memiliki unsur bunga, yang berarti pendapatan
yang diterima oleh pemegang sukuk berasal dari bagi hasil atau margin yang
disepakati, bukan dari bunga.
2. Prinsip risiko dan imbalan: pembangian risiko dan imbalan antara penerbit dan
pemegang sukuk dilakukan secara adil sesuai dengan prinsip syariah.

3
3. Prinsip keseimbangan: sukuk syariah harus memenuhi prinsip keseimbangan antara
kepentingan penerbit dan pemegang sukuk, serta memastikan bahwa transaksi ini
tidak mengandung unsur rina.
4. Prinsip keterbukaan: sukuk syariah harus dilakukan secara transparan dan terbuka,
sehingga informasi tentang transaksi dapat diakses oleh semua pihak yang terlibat.
5. Prinsip syariah endorsement: penerbitan sukuk syariah harus mendapatkan
pernyataan/ fatwa tentang keseimbangan dengan prinsip syariah dari institusi yang
berkompeten dalam bidang syariah
6. Prinsip akad: sukuk syariah dapat menggunakan beberapa jenis akad, seperti ijarah,
salam, istishna, musyarakah, mudharabah, wakalah, muzara’ah, dan musaqah, yang
sesuai dengan prinsip syariah
7. Prinsip keseimbangan risiko: sukuk syariah harus memastikan bahwa risiko yang
ditanggung oleh penerbit dan pemegang sukuk adalah seimbang dan sesuai dengan
prinsip syariah.

D. Jenis- jenis Sukuk Syariah


1. Sukuk Ijarah: Sukuk yang berbasis akad ijarah, yang melibatkan pemberian hak
penggunaan atas asset kepada pihak lain dengan imbalan hasil berupa uang sewa
(ujrah) yang disepakati
2. Sukuk Salam: sukuk yang berbasis akad salam, yang melibatkan pemberian aset
kepada pihak lain dengan imbalan hasil berupa harga asset yang disepakati
3. Sukuk istishna: sukuk yang berbasis akad istishna, yang melibatkan pemberian asset
kepada pihak lain dengan imbalan hasil berupa harga aset yang disepakati.
4. Sukuk Murabahah: sukuk yang berbasis akad murabahah, yang melibatkan pemberian
asset kepada pihak lain dengan imbalan hasil berupa harga aset yang disepakati.
5. Sukuk mudharabah: sukuk yang berbasis akad mudharabah, yang melibatkan
pemberian modal oleh investor dan pengelolaan modal oleh pihak lain dengan
pembagian keuntungan dan kerugian berdasarkan perjanjian yang disepakati.
6. Sukuk musyarakah: sukuk yang berbasis akad musyarakah, yang melibatkan
Kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha dengan
pembagian keuntungan dan kerugian berdasarkan perjanjian yang disepakati.

E. Resiko Investasi Sukuk Syariah


Resiko investasi sukuk syariah meliputi beberapa bentuk risiko yang perlu
diperhatikan oleh para investor. Meskipun sukuk umumnya meluputi Tingkat risiko yang
lebih rendah dibandingkan saham, risiko likuiditas dan risiko kebangkrutan masih dapat
terjadi. Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan investasi sukuk syariah:
1. Risiko likuiditas: dalam investasi sukuk syariah terjadi Ketika sukuk sulit dijual atau
dibeli tanpa mempengaruhi harga pasar. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya
minat dari investor atau keterbatasan likuiditas terhadap beberapa sukuk.
2. Risiko kebangkrutan: dalam investasi sukuk syariah adalah potensi Perusahaan tidak
dapat memabayar htang atau memenuhi kewajiban keuangannya. Risko investasi

4
sukuk syariah ini dapat berdampak negative pada nilai sukuk dan berpotensi
menyebabkan kehilangan Sebagian atau seluruh sukuk yang diinvestasikan.
3. Risiko inflasi: risiko inflasi dalam investasi sukuk syariah adalah potensi penurunan
daya beli akibat dari kenaikan Tingkat inflasi. Inflasi adalah fenomena harga barang
dan jasa secara umum meningkat dalam waktu tertentu. Dampak risiko inflasi
terhadap investasi sukuk syariah antara lain penurunan nilai riil, pendapatan dividen,
juga berpengaruh terhadap kinerja pasar sukuk.
4. Risiko forced delisting: risiko forced delisting dalam investasi sukuk syariah adalah
situasi Dimana Perusahaan dipaksa untuk menghapus sukuknya dari burasa. Terdapat
beberapa penyebab dari risiko investasi sukuk forced delisting seperti kinerja
keuangan yang buruk, keluar dari daftar efek syariah, laporan keuangan tidak akurat,
dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh burasa efek Indonesia.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sukuk syariah atau obligasi syariah adalah instrument investasi yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah islam. Berikut beberpa kesimpulan penting tentang sukuk syariah:
 Struktur sukuk berbeda dengan obligasi konvensional karena didasarkan pada prinsip
pembiayaan syariah seperti mudharabah, musyarakah, ijrah, istishna, dan lain”
 Sukuk tidak melibatkan bunga tetap (riba), tetapi menggunakan skema bagi hasil atau
sewa berdasarkan underlying asset yang menjadi dasr penerbitan sukuk.
 Sukuk harus memiliki aset yang mendasarinya (underlying asset) seperti kepemilikan
aset, proyek, atau aktivitas yang sesuai syariah
 Sukuk menawarkan peluang investasi syariah bagi investor muslim maupun non
muslim yang ingin memperoleh pendapatan sesuai prinsip syariah.
 Penerbitan sukuk bersifat transparan karena meyertakan informasi lengkap
mengenaicaset dan aktivitas yang mendasarinya.

B. Saran
kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna baik dari Bahasa,
susunan, keabsahan, dan kalimat. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang mendukung sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini
menjadi lebih sempurna kami selaku penulis mengharapkan kepada pembaca dapat
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Indisari, I. (2014). Sukuk Sebagai Alternatif Instrument Investasi Dan Pendanaan. BISNIS: Jurnal
Bisnis Dan Manajement Islam, 2(1), 61.
Latifah, S. (2020). Sukuk (Sharia Bonds) in Islamic Finance Perspective. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 6(3), 421.
Nasrifah, M. (2019). Sukuk (Sharia Bonds) in Islamic Finance Perspective. Asy-Syariah: Jurnal
Hukum Islam, 5(2), 65-79.

Anda mungkin juga menyukai