Makalah OBLIGASI SYARIAH
Makalah OBLIGASI SYARIAH
Makalah OBLIGASI SYARIAH
Oleh :
Samsul Rifai
Wahyu langgeng dj
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt,atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyusun makalah dengan tema Obligasi Syariah (sukuk) dengan tepat waktu. Makalah
ini kami susun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi kami juga
ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai obligasi syariah (sukuk).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala saran, maşukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Pada akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan pendidikan,terutama mengenai obligasi syariah (sukuk) di
Indonesia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Obligasi Syariah (Sukuk)?
2. Apa Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)?
3. Apa saja landasan hukum Obligasi Syariah (Sukuk)?
4. Bagaimana Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia?
5. Apa Perbedaan Obligæi Syatiah (Sukuk) dan Obligasi Konvensional?
6. Bagaimana Karakteristik dan Tujuan Obligasi Syariah (Sukuk) ?
7. Bagaimana Struktur dan Jenis-Jenis Obligasi Syariah (Sukuk)?
8. Bagaimana Mekanisme Opemsional Obligasi Syariah (Sukuk)?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Obligasi Syariah (Sukuk)
2. Mengetahui pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)
3. Mengetahui landasan hukum Obligasi Syariah (Sukuk)
4. Mengetahui perkembangan Syariah (Sukuk) di Indonesia
5. Mengetahui apa Perbedaan Obligasi Syariah (Sukuk) dan Obligasi
Konvensional
6. Mengetahui struktur dan Jenis-Jenis Obligasi Syariah (Sukuk)
7. Mengetahui mekanisme (Wasional (hligasi Syariah (Sukuk)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(swasta), tapi juga di kalangan pemelintalu Terkadang sukuk ini diserahkan ke Bait
al-Mäl, para pedagang, atau para bendaharawan. Biasanya pada sukuk terdapat
nama dan tanda tangan dua saksi yang berkualifikasi adil. Ibn Hauqal menyebutkan
bahwa ia pemah menyaksikan sukuk senilai 240 ribu dinar antara dua orang
saudagar yang disaksikan Oleh beberapa orang yang berkualifikasi adil, dan
terkadang pada sukuk tersebut juga tertulis penjamin pembayarannya, di mana ia
bertanggung jawab untuk membayar jika penerbit sukuk tidak sanggup membayar.
Pada masa kontemporer kemunculan sukuk di latar belakangi upaya untuk
menghindari praktik riba yang terjadi pada obligasi konvensional dan mencari
alternatif instrumen pembiayaan bagi pengusaha atau negara yang sesuai dengan
syariah, Dengan didukung Oleh munculnya fatwa ulama yang mengharamkan
obligasi konvensional, seperti :
Fatwa Majma' al-Fiqh al-Islåmi 20 Maret 1990 dan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majlis Ulama Indonesia No. 32/DSN-MUI/ IX/2002 dan kebutuhan
investasi jangka panjang, maka para ahli dan praktisi ekonomi Islam berijtihad
untuk menciptakan sebuah produk atau instrumen keuangan baru yang bernama
obligasi syariah atau sukuk- Dalam perkemb.angannya, The ISIamic Jurispudence
Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya
sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (Bahrain Monetary
Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25
juta dolar AS pada tahun 2001. Penerbitan sukuk global mencapai puncaknya pada
tahun 2007 dengan total penerbitan sukuk yang nilainya mencapai USD 48,885
milliar.
Perkembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan
Teluk dan Asia. Pada tahun, 2011, tercatat 17 negara telah menerbitkan sukuk.
Dengan demikian, sukuk sudah berkembang menjadi salah satu mekanisme yang
sangat penting dalam meningkatkan keuangan dalam pasar modal internasional
melalui struktur yang dapat diterima secara Islami.
4
mendapatkan return dalam bentuk tingkat suku bunga tertentu yang sangat
bervariasi tergantung kekuatan bisnis penerbitnya. Suku bunga ini bis dibayarkan
secara tetap atau berjenjang. Dalam pasar uang yang sudah betkembang dengan
baik bentuk dan jenis obligasi bisa mencapai belasan bahkan puluhan. Sukuk atau
obligasi syariah berasal dari bahasa Arab yaitu Shukuk yang merupakan bentuk
jamak dari Shak yang berarti "instrumen legal, amal, cek". Sukuk atau obligasi
syariah merupakan suatu istilah dalam bahasaArab yang digunakan untuk
yang berdasarkan prinsip syariah.
Sebagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor
32/DSNMUI/IX/2002,obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan komitemen untuk membayar pamdapatan kq)ada
pemegang syariah berupa bagi hasil/margin/fee,serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
5
terjadi berubah menjadi praktek bagi hasil yang diperbolehkan.
2. Pandangan Hadits Termdap Investasi Sukuk
Terdapat Hadits dan atsar yang menyebutkan kata sikaak (sukuk) yang
dihubungkan dengan pelarangan riba: Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia
pernah berkata kepada Marw•an: "Kamu telah menghalalkan riba". Marwan
membantah," Aku tidak melakukmnya". Abu Hurairah berkata lagi," Kamu
menghalalkan penjualan sikak padahal Rasulullah SAW. Telah melarang
penjualan makanan sampai diterima secara sempurna (HR. Imam Muslim).
Hadits di atas mengungkap bahwasanya, terjadinya indikasi riba pada
pelaksanaan transaksi di atas. Pada masa Arab, ada 6 item yang dapat
diidentikkan sebagai uang (alat tukar), 4 diantaranya adalah bahan makanan
seperti: biji-bijian, gandum, tepung, dan garam, dan 2 di antaranya adalah emas
dan perak. Sekalipun terdapat teks Hadits yang memberikan tanggapan negative
terhadap sukuk (menjual bahan makanan sebelum dimiliknya), namun tinjauan
secara positif yang berhubungan dengan sukuk muncul dari sarjana muslim
terkenal Abu Hanifah, sebagaimana diterangkan oleh muridnya Abu Yusuf.
Mereka telah mengizinkan jual real properti sebelum dimiliki oleh penjual.
3. Pandangan Ulama Fiqh Temadap Investasi Sukuk
Husein Shahatah menyatakan, sukuk berdiri di atas landasan kerja sama
(musyarakah) dalam mendanai sebuah proyek atau dapat juga dikatakan sebagai
usaha investasi jangka malengah dan jangka panjang yang sesuai dengan kaidah
"al-ghunmu bil ghunni" (keterlibatan yang sama dalam keu-ltungan dan
kerugian) dalam sistem saharn di perusahaan- perusahaan saham modern dan
dalam system unit investasi di pasar-pasar.
4. Fatwa DSN MUI No. 32/DSN-MU1/1X/2002, entang Syariah.
5. Fatwa DSN MUI No. 33/DSN-MU1/1X/2002, tentang Obligasi Syariah
Mudharobah.
6. Fatwa DSN MUI No. 41/DSN-MU1/1X/2004, tentang Obligasi
Syariahljarah.
7. Fatwa DSN MUI No. 59/DSN-MU1/1XQ007, tentang Obligasi Syariah
Mudharobah Konversi.
6
8. UU No. 19 tahun 2008, tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
7
yang relatif masih belum stabil, Terlebih Iagi, SR015 diterbitkan dengan imbalan
sebesar 5,1Wo yang merupakan imbalan terendah sepanjang sejarah penerbitan
SBN Ritel tradable saat itu. Hasil penjualan yang baik ini juga disebabkan adanya
kebljakan penurunan pajak atas imbal hasil obligasi pemerintah yang semula 15%
menjadi 10%. Mayoritas investor SR014 dan SR015 adalah investor milenWGen Y
dengan porsi masing-masing 36,40% dan 36,62%. Berdasarkan profesi, investor
SR014 dan SR015 didominasi oleh pegawai swasta dengan porsi masingmasing 33
dan 33,85%.
8
obligasi konvensional.
2. Obligasi syariah aman karena untuk mendanai proyek prospektif.
3. Apabila terjadi kerugian (diluar kontrol), investor tetap memperoleh aktiva
4. Terobosan paradigma, bukan lagi Surat utang, tapi Surat investasi.
9
pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat.
10
spesifik.
4) Penyewa harus membagi hasil manåat yang diperokhnya dalam bentuk
imbalan atau sewa/upah.
5) Pemakai (penyewa) harus nenjaga Objek agar nunfaat yang diberikan
Oleh Objek tetap terjaga.
6) Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.
b. Obligasi mudharabah
Yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
mudharabah dimana suatu pihak menyediakan modal dan satu pihak lainnya
menyediakan dan pihak lain menyediakan tenaga atau keahlian, keuntungan
dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah
disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya
Oleh pihak yang menjadi penyedia modal.
c. Obligasi musyarakah
Yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan
modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah
ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang
timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-
masing pihak.
d. Obligasi istishna
Yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Istisna'
dimana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu
proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi
barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
e. Sukuk wakalah
Adalah obligasi yang mewakili berbagai kegiatan bisnis atau Proyek
Bisnis tersebut yang dikelola atas nama melalui para pemegang penunjukan
sukuk.perwakilan agar dapat mengelola
f. Sukuk muzara'ah
Jenis sukuk ini diterbitkan dengan tujuan utama mendapatkan dana untuk
11
membiayai kegiatan pertanian berdasarkan kontrak, Dalam sukuk muzara'
ah, orang yang berlaku sebagai pemilik sukuk berhak atas sebagian dari hasil
panen sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
Jenis-Jenis Obligasi Syariah secara umum yaitu :
Masyarakat Indonesia sering menggunakan sukuk secara umum antara lain:
Obligasi komorasi (perusahaan), yaitu syariah yang diterbitkan Oleh suatu
perusahaan yang memenuhi prinsip syariah. Dalam penerbitannya terdapat
beberapa pihak yang terlibat yaitu:
1. Sukuk Ritel
Sukuk ritel merupakan SNSD atau Surat Berharga Syariah Negara jenis
sukuk lain yang diterbitkan untuk investor perorangan atau ritel tapi dengan
pengelolaan dan akad syariah.
2. Sukuk Tabungan
Sukuk Tabungan diterbitkan oleh pemerintah khusus untuk mayarat umum
sebagai wadah investasi dan di kelola dengan akad perinsip syariah berupa
sukuk dan SBSN(Surat Berharga Syariah Negara).
12
b. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir.
c. Penerbitannya melalui wali amanat berupa spesial purpose vehicle
(SPV).
d. Memerlukan underlying aset (sejumlah tertentu aset yang jadi objek
perjanjian. Berfungsi untuk menghindari riba, sebagai persyaratan
untuk dapat diperdagangkannya obligasi di pasar sekunder, dan akan
menentukan jenis struktural obligasi,
e. Penggunaan proceess harus sesuai prinsip syariah.
Dalam penerbitannya terdapat beberapa yang terlibat yaitu ;
1) Obligor, yaitu emiten yang bertanggung jawab atas pembayaran
imbalan dan nilai nominal obligasi yang diteibitkan sampai dengan
jatuh tempo.
2) Investor, yaitu pemegang obligasi yang memilik hak imabalan,
amrgin, dan nilai nominal obligasi sesuai partisipasi masing-
masing.
3) Special Purpose Vehicle (SPV), yaitu badan hukum yang didirikan
khusus untuk penerbitan obligasi dengan fungsi (i) sebagai penerbit
4) Obligasi, (ii) menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi
pengalihan aset. (iii) bertindak sebagai wali amanat untuk mewakili
kepentingan investor.
13
Dalam penerbitan sebuah sukuk, penerbitan sukuk harus mendapatkan
pernyataan bahwa sukuk yang akan diterbitkan su&h sesuai dengan prinsip
syariah (Shariah Compliance Endorsement). Pernyataan tersebut bisa diperoleh
melalui individu yang diakui secara luas pengetahuannya di bidang syariah atau
institusi yang membidangi masalah syariah.
Peryataan untuk penerbitan sukuk dalam negeri bisa diperoleh dari Dewan
Syariah Nasional - MUI. Sedangkan untuk penerbitan sukuk internasional,
pernyataan bisa diperoleh dari para ahli atau lembaga syariah yang sudah diakui
oleh komunitas syariah internasional.
1. Mekanisme untuk SBSN
a. SPV dan obligatcr melakukan transaksi jual beli aset, disa•tai dengan
purcluse and sell undertaking dimana pemerintah menjamin untuk
membeli kembali aset dari SPV, dan SPV wajib menjual kembali aset
pemerintah, pada saat obligasi jatuh tempo atau dalam hal terjadi default.
SPV menerbitkan obligasi untuk membiayai pembelian aset dengan
melakukan perjanjian sewa dengan SPV untuk periode yang sama
dengan tenor obligasi yang diterbitkan. Berdasarkan servicing agency
agreement, pemerintah ditunjuk sebagai agen yang bertanggung jawab
atas perawatan aset.
b. Obligator membayar sewa (imlnlan) secan periodic kepada SPV selama
masa Sewa- Imbalan dapat bersifat tetap ataupun mengambang. SPV
mealui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan imabalan kepada para
investor.
Penjualan kembali aset Olal SPV nilai nominal
obligasi syariah pada saat jatuh tempo. Hasil perjuulan aset digumkan Oleh
SPV untuk melunasi obligator pada investor
2. Mekanisme untuk obligasi korporasi
Setelah diterbitkan maksimum IO hari kerja, emiten melakukan portofolio,
penawaran obligasi, dan penjatahan bagi investor yang berminat dengan
obligasi perusahaan tersebut. Dengan bekerja sama dengan wali amanat,
guarantor, dan paying agent, sesuai dengan tugasnya masing-masing. Untuk
pembayaran dam pemberian imbalan atau bagi hasil dapat diberikan sesuai perj
anjian.
Dalam hal terjadi perubahan jenis akad syariah, isi akad syariah, kegiatan
14
usaha, dan atau aset Értentu yang mendasari penerbitan sukuk sehingga
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, maka Sukuk tersebut
menjadi batal demi hukum (fasakh) dan emiten wajib menyelesaikan seluruh
kewajibannya kepada pemegang sukuk. Emiten dan wali amanat wajib
melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam perjanjian perwaliamanatan.
Emiten wojib menggunakan dan hasil penawaran umum sukuk untuk
membiayai kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
di pasar modal.
J. Keuntungan Sukuk
Sukuk memiliki beberapa keunggulan di antaranya:
1. Dapat dimiliki oleh investor dan mudah dicairkan di ritel dengan nominal
yang ringan dan tergolong investasi
2. Bagi penerbit, sukuk berperan sebagai alternatif sumber pendanaan yang
mengalami defisit. Hasil dari penjualan sukuk dapat menjadi tambahan modal
bagi pemsahaan penerbit. Contohnya, pemerintah membutuhkan tambahan
dana untuk pekerjaan infrastruktur dikarenakan APBN defisit, maka
pemerintah bisa mengeluarkan sukuk yang diperjualbelikan kepada
15
masyarakat Indonesia.
3. Legal. Sukuk juga diterbitkan pemerintah. Suklk yang diterbitkan Oleh
pemerintah ini termasuk dalam golongan Surat Berharga Syariah Negara.
Terbukti dengan adanya Undang-Undang NO. 19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara, pemerintah secara langsung mendukung
dibentuknya instrumen investasi syariah ini. Undang-undang tersebut secara
otomatis maujadi payung hukum diterbitkannya sukuk sehingga sukuk
menjadi sarana investasi yang telah dilegalkan Oleh pemerintah.
4. Terjamin keamanannya. Dalam Pasal 5 undang-undang SBSN menyatakan
bahwa penerbitan SBSN dilakukan Oleh Pemerintah yang diwakili Oleh
Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelola Pembiayaan dan
Resiko (DJPPR) sehingga sudah dipastikan instrumen ini terjamin
keamanannya.
5. Sukuk juga memberikan manfaat kepada investor yang melakukan investasi
pada instrumen yang satu ini, yaitu: dipastikan instrumen ini terjamin
keamanannya.
6. Sukuk juga memberikan manfaat kepada investor Yang melakukan investasi
pada instrumen Yang satu ini, yaitu:
a. Memberikan imbalan ymg dibayarkan secara periodik.
b. Pembayaran imbalan dan nilai nomiml dijamin Oleh negara.
c. Dapat dipeljual belikan sekunda pach harga pasar.
d. Terdapat potalsi Capital gain bagi sukuk holders.
e. Instrumen investasi Yang sesuau dengan prinsip syariah.
16
2008).
2 Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo
pemilik Sukuk
Ritel Yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual
Sukuk Ritel di Pasar sekunder pada tingkat harga (pasar) Yang wajar.
Mitigasi risiko : investor dapat menjual melalui mitra Distribusi atau bank dan
lembaga keuangan Iainnya dengan mengikuti ketentuan dan persyaratan Yang
berlaku.
3 Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko adalah potensi kerugian bagi investor apabila terjadi kenaikan tingkat
Suku bunga yang menyebabkan penurunan harga Sukuk Ritel di pasar sekunder.
Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual Sukuk Ritel di pasar
sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga
belinya.
Mitigasi risiko : apabila harga Sukuk di pasar sekunda sedang mengalami
penurunan, sebaiknya tidak dijual terlebih dahulu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obligasi syariah atau biasa dikenal dengan sukuk, Saat ini menjadi Salah satu
alternatif pilihan investor dalam berinvestasi yang cukup menarik. Sebab sukuk bisa
memberikan imbal hasil (return) yang lebih tinggi dari bunga deposito namun
memiliki risiko yang relatif rendah dengan prinsip-prinsip syariah. Layaknya
dengan obligasi konvensional, sukuk ini dapat Oleh pemerintah ataupun perusahaan
dengan memiliki jangka waktu dan nilai imbal hasil tertentu.
Sukuk merupakan cerminan kepemilikan aset berwujud yang disewakan atau
akan disewakan dan bukan berupa surat utang. Hal ini juga yang membedakan
antara sukuk dengan obligasi konvesional pada umumnya. Mengutip dari berbagai
sumber, obligasi syariah terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan tujuan dari
transaksinya sendiri, antara lain:
1 Sukuk Ijarah
2 Sukuk Musyamkah
3 Sukuk Istishna
4 Sukuk Mudharabah
5 Sukuk Wakalah
6 Sukuk Muzara' Ah
7 Sukuk Korporasi
8 Surat Berharga Syariah Negara(SBSN)
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nurul huda dan Mustafa Edwin nasution, Current Issues Lembaga Keuangan
Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 314.
[2] Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah dan Praktek Pasar Modal syariah,
Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 173.
[3] Nurul Huda dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan
Teoritis Dan Praktis, PT Fajar Interpratama Mandiri. Jakarta, 2013, hlm.
239-244.
[4] Khairul umam, Op. Cit., hlm. 181.
[5] Ascarya, Akad dan Produk Bank syariah,RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007,
hlm 120.
[6] Abdul Manan, Hukum Eonomi Syariah (Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama), Kencana Prenada Medi Group, Jakarta, 2012, hlm.
334-338.
19