Reksadana Syariat Kel 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Hukum Reksadana Syariah

Dosen Pengampu:

Nahara Eriyanti, S.H.I., M.H.

Disusun Oleh:

Muhammad Munir Hafiz 220102072

Elsyaddad Riayatsyah 190102082

Faris Ghifary 220102061

Al Fatih Afkar 190102128

Arya Rizkinta Fogus 220102059

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas kuasa-Nya yang telah
memberikan nikmat sehat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik,

Demikian makalah ini yang berjudul “ Reksadana Syariah ” ini bermaksud untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Study Syariat Islam di Aceh. Dalam kesempatan ini, kami
dengan kerendahan hati yang amat dalam ingin menyampaikan rasa hormat kami dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nahara Eriyanti, S.H.I., M.H. selaku dosen
pengampu.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan
kami mohon kritik dan saran yang membangun perbaikan kedepannya.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................iii
A. Latar Belakang.................................................................................................................iii
B. Rumusan masalah.............................................................................................................iii
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
A. Pengertian reksadana syariat.............................................................................................1
B. Pandangan Syariah Tentang Reksadana............................................................................2
C. Bentuk-bentuk Reksadana Syariah....................................................................................4
D. Keuntungan dan Risiko Reksadana Syariah......................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre (pusat finansial
dunia) dalam dunia ekonomi modern. Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak
terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Mereka selalu memperhatikan perubahan
pasar, membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi, baik
dalam pembelian maupun penjualan saham. Aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan.

Untuk itu hadirlah reksadana yang berbasis pada prinsip syariah yang diharapkan
akan menjadi instrumen keuangan yang dapat menekan praktik-praktik spekulasi dalam pasar
modal di Indonesia. Namun, yang perlu dipastikan adalah agar portofolio investasi reksadana
tidak melanggar aturan syariah. Investasi yang dipilih harus tercantum dalam Daftar Efek
Syariah (DES), dan depositonya juga harus ditempatkan di bank syariah.

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanam modal
atau harta yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Secara lebih praktis, investasi
merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bila investasi merupakan suatu kegiatan
ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia atau yang sering disebut
dengan istilahhomo economicus. Kegiatan pengembangan atau penanaman harta,
mensyaratkan adanya komitmen untuk mengorbankan sejumlah dana untuk memperoleh
keuntungan dimasa depan. Keuntungan yang di harapkan tersebut tentu tidak dapat dipastikan
besarnya, bahkan bisa jadi investor mengalami kerugian atau kehilangan dananya.

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari Reksadana Syariah?

2. Bagaimana Hukum Islam terhadap Reksadana Syariah?

i
3.Apa saja keuntungan dan risiko yang terdapat pada Reksadana Syariah?

C. Tujuan Penulisan

1. Memberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif tentang apa yang dimaksud
dengan Reksadana Syariah.
2. Menyelidiki dan menjelaskan pandangan dan perspektif Hukum Islam (fiqih) terhadap
Reksadana Syariah.
3. Menganalisis secara mendalam keuntungan dan risiko yang terkait dengan investasi
dalam Reksadana Syariah.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian reksadana syariat

Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust yang berarti Unit (saham)
kepercayaan. Sedangkan di Amerika dikenal dengan sebutan Mutual Fund yang berarti dana
bersama dan di Jepang dikenal dengan sebutan Investment Fund yang berarti pengelolaan
dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan. Reksadana tersusun menjadi dua konsep,
yaitu reksadana yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti (himpunan)
uang. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa reksadana adalah kumpulan uang yang di
pelihara1.

Dalam Fatwa DSN MUI No: 20/DSN-MUI/IX/2000 disebutkan bahwa reksa dana
syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat Islam, baik
dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahab al- mal/rabb al-mal) dengan
manajer investasi sebagai wakil sahib al- mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil
sahib al-mal dengan pengguna investasi2. Dalam pengertian lain, reksa dana syariah adalah
reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam,
misalnya tidak menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang
pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam.

Menurut Iyuk Wahyudi, perbedaan reksa dana syariah dengan reksa dana
konvensional adalah pada dua tahapan proses yang harus dilalui, yaitu:

a. Proses screening, yaitu filterisasi atas instrumen investasi berdasarkan pedoman


syariah.

b. Proses cleansing, yaitu untuk membersihkan pendapatan yang dianggap


diperoleh dari kegiatan yang haram menurut pedoman syariah.

Menurut M. Antonio Syafi’i, kegiatan reksa dana konvensional yang ada sekarang
masih banyak mengandung unsur- unsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam, baik dari
segi akad, sasaran investasi, teknis investasi, pendapatan, maupun dalam hal pembagian
keuntungan. Untuk itu keberadaan reksa dana syariah yang mengikuti prinsip-prinsip syariah
dalam mu’amalah maliyah, memang sangat diperlukan. Adanya reksa dana syariah
1
Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 165.
2
Tim Penulis Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi kedua, (Jakata:
PT. Intermasa, 2003).

1
merupakan upaya untuk memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermuamalat dan
memakan harta dengan cara batil. slam agar tidak bermuamalat dan memakan harta dengan
cara batil. Di samping itu, reksa dana syariah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk
berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui investasi yang sesuai dengan syariah
Islam.

Selain reksadana konvensional, telah hadir pula reksadana syariah. Reksadana syariah
adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib almal) dengan manajer investasi
sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna
investasi.Reksadana syariah pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1998 oleh
PT Dana reksa Investment Management, dimana pada saat itu PT Dana reksa mengeluarkan
produk Reksadana berdasarkan prinsip syariah berjenis Reksadana campuran yang
dinamakan Dana reksa Syariah Berimbang3.

Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok
investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan
data di pertanggung jawabkan secara agama serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

B. Pandangan Syariah Tentang Reksadana

Pandangan syariah tentang reksadana syariah ini dikutip dari Lokakarya Alim Ulama
tentang reksadana syariah, yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia bekerja sama
dengan Bank Muamalat Indonesia tanggal 24-25 Rabiul Awwal 1417 H bertepatan dengan
29-30 Juli 1997 M di Jakarta. Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalat adalah
dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah, mengikuti kaidah fiqih yang dipegang
oleh mazhab Hanbali dan para fuqaha lainnya yaitu: “Prinsip dasar dalam transaksi dan
syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh diadakan, selama tidak dilarang oleh
syariah atau bertentangan dengan nash syariah.”4

Suatu transaksi bisnis yang paling penting didalam hukum ekonomi Islam
(muamalah) adalah akad. Di antara prinsip-prinsip dalam melakukan akad adalah disebutkan
dalam QS An-Nisa: 29:
‫ّٰل‬ ‫ْأ‬
‫َتُكْوَن َا ْن ِا َّل ٓا ِبا ْل َبا ِط ِل َب ْي َن ُك ْم َا ْم َوا َل ُك ْم َت ُكُلْٓوا َلا ٰا َم ُن ْوا ا َّل ِذ ْي َن ال َه ِا َّن ۗ َا ْن ُف َس ُك ْم َت ْق ُت ُل ْٓوا َواَل ِّم ْن ُك ْم ۗ َت َرا ٍض َع ْن ِتَج اَر ًة ٰٓي َا ُّي َه َر ِح ْي ًما ِب ُك ْم َكاَن‬

3
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h.
117.
4
Andi Soemitra, op.cit., h. 165.

2
Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu...”5

Reksadana syariah berbeda dengan reksadana konvensional. Dalam reksadana


konvensional berisi akad muamalah yang dibolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi
hasil (mudarabah atau musyarakah). Di sana terdapat banyak maslahat, seperti memajukan
perekonomian, saling memberi keuntungan di antara para pelakunya, meminimalkan risiko
dalam pasar modal, dan sebagainya. Namun, di dalamnya juga ada hal-hal bertentangan
dengan syariah, baik dalam segi akad, operasi, investasi, transaksi, dan pembagian
keuntungannya.

Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal yang tidak
bertentangan dengan syariah. Wahbah Zuhaily berkata, bahwa setiap syarat yang tidak
bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di qiyaskan)
dengan syarat-syarat yang sah. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer
investasi dalam reksadana menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut,
pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi
kepentingan pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus.

Investasi hanya dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah
Islam, Instrumen tersebut meliputi instrumen saham sesuai syariah, penempatan dalam
deposito pada Bank Umum Syariah, dan surat utang jangka panjang dan jangka pendek yang
sesuai dengan prinsip syariah.6 Untuk menjamin reksadana syariah beroperasi tanpa
menyalahi aturan kesyariahan seperti yang diatur dalam Fatwa DSN, suatu reksadana syariah
wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS). Fungsi utama DPS adalah sebagai penasihat
pengelola investasi mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah dan sebagai mediator
antara reksadana dengan DSN.7

C. Bentuk-bentuk Reksadana Syariah

1. Reksadana Berdasarkan Hukum


a. Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksadana/ investment companies).
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Ditjen Bimas Islam, 2009), h. 107-108.
6
Wahbah al-Zuhaili, Fiqh Islami wa Adillatuhu, Jilid 5, terj. Abdul Hayyle al-Katani, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2011).
7
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, op.cit., h. 119-122.

3
Merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada pengelolaan portofolio investasi
pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut,
PT Reksadana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset
perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati
oleh para investor yang memiliki saham pada perusahaan tersebut.

b. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (unit investment trust).


Merupakan kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank Kustodian yang
juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini,
manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan bank
Kustodian penitipan dan administrasi investasi kolektif.
2. Reksadana Berdasarkan Sifat Operasional
a. Reksadana terbuka (open-end fund).
Reksadana terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum untuk seterusnya
dicatatkan pada bursa efek. Investor tidak dapat menjual kembali saham yang
dimilikinya kepada reksadana melainkan kepada investor lain melalui pasar bursa
dimana harga jual belinya ditentukan oleh mekanisme harga.
b. Reksadana tertutup (close-end fund).
Reksadana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya secara terus menerus
sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan di bursa
efek dan harganya ditentukan didasarkan atas nilai aktiva bersih (NAB) atau net
asset value (NAV) per saham yang dihitung oleh bank Kustodian.
3. Reksadana Berdasarkan Jenis Investasi
a. Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds).
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang apabila dalam alokasi investasi
ditentukan bahwa sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktivanya diinvestasikan
dalam efek hutang dan sisanya dapat diinvestasikan (seluruhnya atau sebagian)
dalam efek hutang. Karena dapat memiliki saham yang secara umum mempunyai
resiko yang lebih tinggi, reksadana ini sangat sesuai bagi pemodal yang tidak
berkeberatan untuk menanggung resiko kehilangan sebagian kecil dari modal atau
dana awal untuk mendapatkan kemungkinan memperoleh pendapatan yang cukup
besar dibandingkan dengan hasil investasi dalam Deposito.
b. Reksadana saham (equity funds).

4
Reksadana saham atau yang disebut juga reksadana jenis ekuitas adalah reksadana
yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya dalam efek ekuitas
atau saham.
c. Reksadana campuran (balance fund).
Reksadana campuran adalah reksadana yang mempunyai kebebasan menentukan
alokasi aset sehingga dapat sewaktu-waktu mempunyai portofolio investasi dengan
mayorritas saham dan di lain waktu merubah sehingga menjadi mayoritas obligasi.
Dengan demikian, bila biaya pemakaian dana sedang tinggi, maka pasar modal
umumnya melesu dan harga saham cenderung menurun, sebalinya, bila pemakaian
biaya dana sedang rendah maka pasar modal umumnya akan bergairah dan harga
saham cenderung meningkat.8
D. Keuntungan dan Risiko Reksadana Syariah

Beberapa keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah sebagai


berikut :

1. Tingkat likuiditas yang baik.

Likuiditas di sini adalah kemampuan untuk mengelola uang masuk dan keluar
dari reksadana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksadana untuk saham.
Saham yang telah dicatatkan di bursa, dimana transaksi terjadi setiap hari. Selain itu,
pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan
ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor
untuk mengelola kasnya.

2. Manajer profesional.

Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang


investasi yang paling baik untuk reksadana tersebut. Manajer investasi bekerja keras
untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksadana oleh
tujuan investasi dari reksadana tersebut.

3. Diversifikasi.

Diversifikasi adalah istilah investasi dimana tidak menempatkan seluruh dana


di dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. Manajer investasi
memilih berbagai macam saham, sehingga kinerja satu saham tidak akan
8
Muhamad, Dasar-Dasar Keuangan Islami, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 189-190.

5
memengaruhi keseluruhan kinerja reksadana. Pada umumnya, reksadana mempunyai
kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.

4. Biaya rendah.

Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga


besarnya kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang
murah.

Selain itu beberapa resiko dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah
adalah sebagai berikut:

1. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik.

Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan
ekonomi Internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di
luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal merupakan
faktor yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, yang secara tidak
langsung akan memengaruhi kinerja portofolio rekdsadana.

2. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan.

Nilai unit penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan
nilai aktiva bersih reksadana. Penurunan dapat disebabkan oleh, antara lain :

a. Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya

b. Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan


penjualan.

3. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait.

Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi
kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang,
bank kustodian, dan agen penjual.

4. Risiko likuiditas.

Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio atau


kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali atau melunasi dengan
menyediakan uang tunai.
6
5. Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransi.

Dalam hal ini terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset
reksadana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang
akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang
waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi
atau surat-surat berharga tersebut, kehilangan kesempatan melakukan transaksi ini dapat
berpengaruh terhadap nilai aktiva per unit pernyataan.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Reksadana berasal dari dua konsep, yaitu "reksa" yang berarti jaga atau pelihara, dan
"dana" yang berarti himpunan uang. Dalam konteks ini, reksadana dapat diartikan
sebagai kumpulan uang yang dijaga atau dikelola. Reksa dana syariah adalah jenis
reksadana yang dioperasikan sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam. Ini
melibatkan akad antara pemodal (sahib al-mal/rabb al-mal) dan manajer investasi
sebagai wakil sahib al-mal, serta mengacu pada prinsip-prinsip syariah Islam dalam
pengelolaan dan kebijakan investasinya. Reksa dana syariah tidak menginvestasikan
dana dalam saham atau obligasi dari perusahaan yang bertentangan dengan syariat
Islam.
2. Hukum terhadap Reksadana Syariah pada dasarnya adalah boleh, mengikuti pada
kaidah fikih yaitu: “setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan selama tidak
bertentangan dengan syariah”.
3. Beberapa keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah sebagai
berikut :

Keuntungan Investasi Melalui Reksadana:


1. Tingkat Likuiditas yang Baik: Reksadana, terutama reksadana saham,
menawarkan tingkat likuiditas yang baik karena investasi dapat dicairkan
kembali setiap saat sesuai dengan ketentuan reksadana. Ini memberikan
fleksibilitas kepada investor dalam mengelola kasnya.
2. Manajer Profesional: Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang ahli
dan berpengalaman. Mereka bertanggung jawab mencari peluang investasi
yang paling menguntungkan untuk reksadana dan pemegang saham/unit
reksadana.
3. Diversifikasi: Reksadana memberikan diversifikasi yang luas dengan
berinvestasi dalam berbagai saham atau aset lainnya. Diversifikasi ini
membantu mengurangi risiko karena kinerja satu saham tidak memengaruhi
keseluruhan kinerja reksadana.
4. Biaya Rendah: Reksadana mengelola dana dari banyak investor, sehingga
biaya transaksi lebih rendah daripada jika seorang investor secara individu
berinvestasi dalam saham atau aset lainnya.

Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah:

1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik: Reksadana rentan terhadap


perubahan kondisi ekonomi dan politik, baik di dalam maupun di luar negeri.
Perubahan ini dapat memengaruhi kinerja perusahaan yang menjadi bagian
dari portofolio reksadana.
2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan: Nilai unit penyertaan reksadana
dapat berfluktuasi karena perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.

8
Biaya-biaya yang dikenakan pada setiap transaksi juga dapat mempengaruhi
nilai unit penyertaan.
3. Risiko Wanprestasi oleh Pihak-pihak Terkait: Risiko ini muncul jika pihak
terkait seperti emiten, pialang, bank kustodian, atau agen penjual gagal
memenuhi kewajiban mereka.
4. Risiko Likuiditas: Kemampuan reksadana untuk membeli kembali unit
penyertaan atau melunasi tergantung pada likuiditas portofolio dan manajer
investasi. Risiko ini dapat mempengaruhi kecepatan penjualan kembali unit
penyertaan.
5. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada Saat Pengajuan
Klaim Asuransi: Jika terjadi kerusakan atau kehilangan surat-surat berharga
dan aset reksadana yang disimpan di bank kustodian, proses klaim asuransi
dapat memakan waktu. Hal ini dapat berdampak pada nilai aktiva per unit.

1.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009),

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Ditjen Bimas Islam, 2009),

Febriyanto, Rico. “Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dengan Kinerja


Reksadana Syariah,” Jurnal Bisnis Ekonomi, Vol. 2, No. 1, 2011.

Muhamad, Dasar-Dasar Keuangan Islami, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004),

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2007)

Soemitra, Andi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.

Sumar’in. Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Tim Penulis Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi
kedua, (Jakata: PT. Intermasa, 2003).

Wahbah al-Zuhaili, Fiqh Islami wa Adillatuhu, Jilid 5, terj. Abdul Hayyle al-Katani, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai