Tiara Adani FDK

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 111

DAMPAK MANAJEMEN BIMBINGAN MANASIK

DALAM MENINGKATKAN KOGNITIF, AFEKTIF


DAN PSIKOMOTORIK CALON JAMAAH HAJI
PADA KBIH DAARUL HIKMAH PAMULANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi


untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)

Disusun Oleh:

Tiara ‘Adani
NIM (11140530000052)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1440 H
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang
lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 November 2018

Tiara ‘Adani
ABSTRAK

Tiara ‘Adani, 11140530000052, Dampak Manajemen


Bimbingan Manasik dalam Meningkatan Kognitif, Afektif
dan Psikomotorik Calon Jamaah Haji Pada KBIH Daarul
Hikmah Pamulang.
Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Mastanah, M.Si

Manajemen bimbingan manasik haji menjadi penting


dilakukan, karena bimbingan manasik haji merupakan hal yang
perlu pengelolaan dengan baik terhadap calon jamaah haji, yang
kemudian dapat berdampak pada kognitif, afektif dan
psikomotorik calon jamaah haji. Oleh sebab itu peneliti ingin
mengetahui dampak manajemen bimbingan manasik haji dalam
meningkatan kognitif, afektif dan psikomotorik calon jamaah
haji, untuk dapat menjadikan jamaah haji yang mandiri dalam
melaksanakan ibadah haji.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak manajemen bimbingan manasik haji dalam meningkatan
kognitif, afektif dan psikomotorik calon jamaah haji di KBIH
Daarul Hikmah Pamulang. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang-orang yang dapat diamati secara langsung
maupun catatan dari sumber terkait lainnya dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah bimbingan manasik yang
diberikan oleh KBIH Daarul Hikmah telah sesuai dengan Al-
Qur’an dan Sunnah mulai dari proses bimbingan manasik haji
serta ketika melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. KBIH
Daarul Hikmah menerapkan fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan,
Kognitif, afektif dan psikomotorik jamaah pun meningkat dengan
kemauan jamaah untuk mengikuti bimbingan manasik, sehingga
dapat memahami kemudian bisa mempraktekkan apa yang telah
diberikan pada saat bimbingan manasik.

Kata Kunci: Manajemen, Bimbingan Manasik Haji, Kognitif,


Afektik, Psikomotorik.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat iman, Islam dan ihsan. Semoga nikmat tersebut selalu
tersimpan dalam diri kita sebagai cerminan manusia yang
bertaqwa. Shalawat beserta salam semoga selalu Allah SWT
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan orang-orang yang selalu istiqomah berada di
jalan-Nya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak
Manajemen Bimbingan Manasik dalam Meningkatan Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik Calon Jamaah Haji pada KBIH
Daarul Hikmah Pamulang.” Skripsi ini merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi
Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah
(MHU), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
orang tua penulis, Bapak Wahyudin dan Ibunda tercinta
Nurhayati yang telah mendidik dan membesarkan penulis serta
selalu memberikan semangat dan do‟a, sehingga menjadi
motivasi bagi penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan di
perguruan tinggi. Terima kasih banyak atas kasih sayang yang

ii
telah Bapak dan Ibu berikan, semoga Allah SWT. membalas
kebaikan dan kasih sayang Ibu dan Bapak Aamiin.
Selanjutnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak.
Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas


Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA sebagai
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Bapak
Dr. Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua
Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Drs. Sugiharto, MA., sebagai Sekretaris Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.

iii
6. Dra. Hj. Mastanah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulis dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan arahan serta saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan Pengajaran dan
Pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
8. Bapak KH. M. Saidih, S.Ag selaku Ketua dan Ibu Dra. Sri
Uswati selaku sekretaris KBIH Daarul Hikmah yang telah
meluangkan waktunya agar penulis mendapatkan
informasi.
9. Adikku Azmi Aditia, yang selalu menyemangati,
menghibur disaat penulis jenuh dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Wiwi, Desi, Teh Piti,
Eva, Eliza, Isti, terimakasih selalu menyemangati dan
memberikan motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman Manajemen Dakwah khususnya
Konsentrasi Manajemen Dakwah dan Ilmu Komunikasi
angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaannya.
12. Seluruh pihak yang terus mensupport serta membantu
penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai
manusia biasa, mempunyai kekurangan atau kelemahan.
Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak

iv
yang harus diperbaiki dan diperbaharui. Oleh karenanya, kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk
kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap,
semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Jakarta, November 2018

Tiara „Adani

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 6
D. Metodologi Penelitian ....................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ............................................... 12
F. Sistematika Penulisan ....................................... 14

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Manajemen........................................................ 17
1. Pengertian Manajemen .............................. 17
2. Fungsi-fungsi Manajemen ......................... 20
3. Unsur-unsur Manajemen ........................... 23
B. Bimbingan Manasik Haji .................................. 25
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ......... 25
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik
Haji ............................................................ 28
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik
Haji ............................................................ 29

vi
4. Unsur-unsur Bimbingan Manasik Haji ...... 32
C. Pengertian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. 34
D. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ...... 36
1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) ................................................ 36
2. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH .................. 37

BAB III GAMBARAN UMUM KBIH DARUL HIKMAH


A. Sejarah Berdirinya KBIH Darul Hikmah ....... 39
B. Visi dan Misi .................................................. 40
C. Dasar Hukum Penyelenggaraan KBIH
Daarul Hikmah ............................................... 41
D. Sarana dan Prasarana ...................................... 41
E. Struktur Organisasi ......................................... 42
F. Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah ....... 44
G. Program-program KBIH Daarul Hikmah ....... 50

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BIMBINGAN


MANASIK HAJI DALAM MENINGKATAN
KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK
CALON JAMAAH HAJI

A. Manajemen Bimbingan Manasik Haji KBIH


Daarul Hikmah ................................................ 53
B. Dampak Bimbingan Manasik dalam
Meningkatan Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik Calon Jamaah Haji .................... 69

vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................... 75
B. Saran .............................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 77


LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah


Berdasarkan Usia ................................................ 46
Tabel 3.2 Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah
Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 47
Tabel 3.3 Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah
Berdasarkan Pendidikan ..................................... 48
Tabel 3.4 Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah
Berdasarkan Pekerjaan ....................................... 49
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Manasik Haji KBIH
Daarul Hikma ...................................................... 56

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KBIH Daarul Hikmah ... 43

Gambar 3.2 Grafik Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

5 Tahun Terakhir ........................................... 45

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menunaikan ibadah haji merupakan impian seluruh umat
Muslim di dunia, terutama di Indonesia yang mayoritas
penduduknya adalah umat Muslim. Maka Indonesia
mendapatkan jatah (kuota) lebih besar dibandingkan dengan
Negara-negara Muslim lainnya.1 Ibadah haji merupakan
salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang
mampu, yakni yang memenuhi syarat istita’ah, baik secara
finansial, fisik, maupun mental. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97:
ۗ
ِ َّ‫اى َءا ِه ٗنا َو ِ َّّلِلِ َعلَى ٱلن‬
‫اس‬ ُ ُۢ َ‫فِي ِو َءا َٰي‬
َ ‫ت َّهقَا ُم إِ ۡب َٰ َر ِىي َۖ َن َو َهي َد َخلَ ۥوُ َك‬ٞ َ‫ت بَيِّ َٰن‬
َّ ‫يٗل َو َهي َكفَ َر فَإ ِ َّى‬
‫ٱّلِلَ َغنِ ٌّي َع ِي‬ ۚ ٗ ِ‫ٱستَطَا َع إِلَ ۡي ِو َسب‬ ۡ ‫ت َه ِي‬ ِ ‫ِحجُّ ۡٱلبَ ۡي‬
َ ‫ۡٱل َٰ َعلَ ِو‬
‫يي‬
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di
antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya
(Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah

1
Hari Murti Hartono, Waiting List Nasional Upaya Memperkecil
Kemudharatan Masa Penantian Keberangkatan Haji. Dinamika dan
Perspektif Haji Indonesia, (Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, 2010) hal 250

1
2

Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”


(Q.S. Ali Imran ayat 97)
Ibadah haji disebut pula sebagai ibadah badaniah atau
ibadah fisik, dimana hampir seluruh kegiatan ibadah haji atau
umrah bersifat fisik. Jamaah haji mengerjakan amalan ibadah
di tempat yang telah ditentukan oleh syara’ dan yang
bersangkutan harus berada di tempat tersebut secara fisik.
Dengan demikian maka setiap jamaah harus dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan ibadah
dengan sempurna.
Selain kesehatan fisik dan kesiapan mental yang kuat,
karena ibadah haji dilakukan dalam jangka waktu yang
cukup lama lebih kurang 40 hari sejak berangkat sampai
dengan kembali ke Tanah Air, jamaah tinggal di Negeri
orang yang berbeda tradisi dan budaya, bahkan akan bertemu
dengan jamaah lain yang datang dari berbagai Negara, yang
juga berbeda suku, budaya, tradisi dan bahasanya. Bekal
ilmu manasik juga sangat penting untuk memahami syarat,
rukun dan wajib haji, tata cara dan proses pelaksanaan ibadah
haji, hukum dan larangan dalam ibadah haji serta hikmah
ibadah haji.2
Calon jamaah haji harus dibekali dengan pengetahuan
tentang pelaksanaan ibadah haji, dimana pembekalan
tersebut membutuhkan usaha yang maksimal. Manajemen
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

2
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah
Haji Menurut Empat Mazhab, (Jakarta: Pustaka Cendekiamuda, 2016), hal 82
3

daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan


efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.3 Manajemen
sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan, dengan adanya
manajemen maka tujuan yang telah diterapkan sebelumnya
akan tercapai dengan baik. Salah satu kegiatan yang
membutuhkan manajemen yang baik adalah bimbingan
manasik haji, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
yang dilakukan oleh lembaga sosial keagamaan seperti
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Bimbingan manasik haji sudah menjadi bagian dari
pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah
haji yang menjadi salah satu tugas pemerintah sebagaimana
amanat Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji yang menyebutkan bahwa
pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan
dan perlindungan dengan menyediakan pelayanan
administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi,
pelayanan kesehatan dan hal-hal lainnya yang diperlukan
oleh calon jamaah haji.4
Bimbingan manasik haji adalah proses penyampaian
materi dan praktek manasik haji yang meliputi manasik
ibadah haji, perjalanan dan pelayanan haji, kesehatan serta
hak dan kewajiban jamaah haji. Dimana bimbingan manasik
tersebut merupakan upaya untuk membekali calon jamaah

3
Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Jakarta: Bumi Asara, 2004), hal 2
4
Ali Rokhmad, Langkah-langkah Pembenahan Haji (Jakarta: Ditjen
PHU Kementerian Agama RI, 2010), hal 6
4

haji agar dalam melaksanakan ibadah haji diperoleh


keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan kesejahteraan calon
jamaah haji guna mencapai kesempurnaan ibadah haji dan
memperoleh haji mabrur.5
Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemukan
kendala-kendala sehingga pelaksanaan bimbingan manasik
haji belum berjalan dengan maksimal. Kendala-kendala
tersebut diantaranya karena calon jamaah haji yang
mengikuti bimbingan manasik haji memiliki latar belakang
yang berbeda-beda, pengetahuan calon jamaah haji terkait
pelaksanaan ibadah haji yang kurang, usia calon jamaah haji
yang mayoritas adalah lanjut usia, latar belakang pendidikan
yang berbeda dan budaya yang beragam.
Oleh karena itu, ibadah haji merupakan ibadah yang
dilaksanakan hanya sekali dalam setahun yang melibatkan
banyak unsur maka sangat perlu penerapan fungsi
manajemen bimbingan manasik bagi calon jamaah haji agar
pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan baik. Berkaitan
dengan hal tersebut, Kementerian Agama bekerjasama
dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang
dibentuk pleh sekelompok orang atau yayasan yang dinilai
mampu mengelola dan merawat serta membimbing jamaah
haji.

5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya,
(Bandung: CV Diponegoro, 2007), hal 31
5

KBIH Daarul Hikmah merupakan salah satu KBIH di


Kota Tangerang Selatan yang telah terakreditasi sejak tahun
2005, selalu berupaya semaksimal mungkin untuk sebuah
keberhasilan dan kemanfaatan bagi umat Muslim yang ingin
menunaikan ibadah haji maupun umrah. Oleh karena itu
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan fungsi
manajemen dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji,
maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah
“skripsi” dengan judul “Dampak Manajemen Bimbingan
Manasik dalam Meningkatkan Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik Calon Jamaah Haji pada KBIH Daarul
Hikmah Pamulang.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya perluasan materi yang
akan dibahas. Berdasarkan latar belakang di atas maka
penulis membatasi masalahnya yaitu masalah
manajemen bimbingan manasik haji. Dan yang menjadi
fokus bahasannya adalah pada pelaksanaan bimbingan
manasik dalam meningkatkan kognitif, afektif dan
psikomotorik calon jamaah haji pada Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daarul Hikmah
Pamulang tahun 2018. Penulis juga membatasi kognitif,
afektif dan psikomotorik calon jamaah haji yaitu pada
manasik haji.
6

2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan
dan agar lebih terarah. Adapun perumusan masalah
dalam penulisan sebagai berikut:
a. Bagaimana manajemen bimbingan manasik haji
pada KBIH Daarul Hikmah Pamulang?
b. Bagaimana dampak bimbingan manasik haji dalam
meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik
calon jamaah haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui manajemen bimbingan manasik
haji pada KBIH Darul Hikmah Pamulang.
b. Untuk mengetahui dampak bimbingan manasik haji
dalam meningkatkan kognitif, afektif dan
psikomotorik calon jamaah haji.

2. Manfaat
Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapa
berguna diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan
berguna bagi berbagai pihak, diantaranya:
a. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas
ilmu pengetahuan dan wawasan serta dapat
7

memberikan informasi bagi pembaca, khususnya


mahasiswa/i Manajemen Haji dan Umrah dengan
harapan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
studi banding.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai bahan acuan secara
praktis di lapangan agar manajemen pada kegiatan
bimbingan manasik haji di KBIH Daarul Hikmah
dapat dilakukan dengan baik lagi sehingga
pelaksanaan bimbingan manasik haji semakin
maksimal.

D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis meggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan
pendekatan yang menghasilkan data deskriptif yaitu
metode yang digunakan untuk menggambarkan secara
terperinci tentang fenomena-fenomena tertentu dan
kemudian menganalisanya, serta mengimpretasikan
melalui data yang terkumpul.6

6
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1999), hal 24
8

2. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Waktu penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu
penelitian yaitu pada bulan Juli sampai dengan
selesai.
b. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daarul Hikmah
yang berlokasi di Jl. Surya Kencana No. 24
Pamulang Kota Tangerang Selatan, telp. 021-
74716965.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang
memberikan informasi dan data-data kepada penulis,
yaitu ketua, sekretaris, pegawai KBIH Daarul Hikmah
serta jamaah yang dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
Sedangkan objek penelitian ini adalah manajemen
bimbingan manasik haji dalam peningkatan
kemampuan calon jamaah haji di KBIH Daarul
Hikmah Pamulang.
4. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu yang sangat
penting untuk digunakan dalam penelitian guna
menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian.
Dalam hal ini penulis menggunakan:
9

a. Data primer, yaitu data utama yang diperoleh


langsung dari responden berupa catata tertulis dari
hasil wawancara serta dokumentasi.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku
dan literature terkait.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis
pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
penelitian lapangan. Penelitian lapangan merupakan
penelitian yang dilakukan di lapangan atau tempat
dimana objek penelitian itu berada sebagai
pengambilan data. Adapun pengumpulan data
menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Interview
Interview atau wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab.7 Interview atau
wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan
ketua, sekretaris dan staff-staff KBIH Daarul
Hikmah serta jamaah KBIH Daarul Hikmah
Pamulang.

7
Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta
cv, 2014), hal 46
10

b. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan pengamatan langsung
ke lokasi dan mencatat secara sistematis tentang
situasi serta fenomena yang terjadi. Adapun
observasi dilakukan di KBIH Daarul Hikmah
Pamulang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen seperti data-data,
arsip-arsip dan gambar-gambar ataupun bentuk
lainnya.8 Penulis memperoleh data-data tersebut
dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
Daarul Hikmah Pamulang.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis
data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di
kelola, memanifestasikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.9

8
Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian
Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hal 57
9
Lexy J. Moleong, Metoodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosdakarya,, 2004), hal 248
11

Menurut Miles dan Huberman sebagaimana


dikutip oleh Iskandar, bahwa analisis data kualitatif
tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun
dalam sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan.
Adapun teknik analisis data menurut Miles dan
Huberman, yaitu bahwa analisis data kualitatif dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan tentu
jumlahnya cukup banyak dan beragam materi di
dalamnya. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting dan dicari tema dan polanya.10
b. Penyajian Data
Setelah direduksi, selanjutnya data disajikan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchat dan sejenisnya.11 Degan
demikian, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi di lapangan yang
merupakan temuan penelitian.
c. Mengambil Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dilakukan sebagai
analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian
data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti

10
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta:
Referensi, 2013), hal 223
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 249
12

masih berpeluang untuk menerima masukan.


Setelah hasil penelitian telah diuji kebenarannya,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam
bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.12
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.13 Penyajian data yang dikemukakan
dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel apabila
didukung oleh data-data yang valid dan dapat
dipertanggung jawabkan keasliannya.

E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyususnan karya ilmiah ini, penulis
membaca beberapa skripsi untuk mendalami materi dan
menentukan poin perbedaan hasil karya penulis dengan
karya tulis lain. Dengan demikian untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan maka penulis mempertegas
perbedaan antara penelitian terdahulu dengan masalah
yang dibahas. Berikut penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Metode Bimbingan Jamaah Haji pada Yayasan Ar-
Risalah Ciracas Jakarta Timur, disusun oleh Aldi
Cahya Ramadhan jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (NIM

12
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta:
Referensi, 2013), hal 225
13
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hal 253
13

109053100002). Dalam skripsi ini membahas tentang


metode bimbingan manasik haji bagi calon jamaah
haji yang bertujuan dengan metode yang digunakan
tersebut calon jamaah haji dapat mandiri dalam
melakukan tata cara ibadah haji.14 Sedangkan skripsi
yang dibahas oleh penulis adalah tentang dampak
manajemen bimbingan manasik dalam meningkatkan
kognitif, afektif dan psikomotorik calon jamaah haji
pada KBIH Daarul Hikmah Pamulang.
2. Pengaruh Bimbingan Manasik Haji Terhadap Kualitas
Jamaah Haji KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan,
disusun oleh Siti Mika Nur Aini jurusan Manajemen
Dakwahh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(NIM 1112053100014). Dalam skripsi ini membahas
tentang pelaksanaan manasik haji di KBIH Imam
Bonjol Jakarta Selatan dengan mengukur sejauh mana
kegiatan bimbingan manasik berpengaruh terhadap
kualitas jamaah haji.15 Sedangkan skripsi yang
dibahas oleh penulis adalah tentang dampak
manajemen bimbingan manasik dalam meningkatkan
kognitif, afektif dan psikomotorik calon jamaah haji
pada KBIH Daarul Hikmah Pamulang.

14
Aldi Cahya Ramadhan, Metode Bimbingan Jamaah Haji pada
Yayasan Ar-Risalah Ciracas Jakarta Timur, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014.
15
Siti Mika Nur Aini, Pengaruh Bimbingan Manasik Haji Terhadap
Kualitas Jamaah Haji KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
14

3. Manajemen Pelayanan Jamaah Haji dan Umrah PT.


Patuna Tour and Travel, disusun oleh Dzul Kifli
jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (NIM 105053001783). Dalam
skripsi ini membahas tentang manajemen pelayanan
yang terapkan dalam memberikan pelayanan terhadap
jamaah haji dan umrah pada PT. Patuna Tour and
Travel.16 Sedangkan skripsi yang dibahas penulis
adalah dampak manajemen bimbingan manasik dalam
meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik calon
jamaah haji pada KBIH Daarul Hikmah Pamulang.
Demikian tinjauan pustaka ini penulis lakukan dimana
tidak ada kesamaan judul, sedangkan yang penulis
paparkan dalam penelitian ini yaitu tentang sistem
pengawasan bimbingan manasik haji dengan judul
“Dampak Manajemen Bimbingan Manasik dalam
Meningkatkan Kualitas Calon Jamaah Haji pada KBIH
Daarul Hikmah Pamulang.”.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, maka penulis
menggunakan sistematika penulisan yang terbagi menjadi
5 bab. Dari lima bab tersebut terdiri dari beberapa sub
bab. Diawali dengan pendahuluan, tinjauan teoritis, profil
atau gambaran umum, analisis, dan diakhiri dengan

16
Dzul Kifli, Manajemen Pelayanan Jamaah Haj dan Umrah PT.
Patuna Tour and Travel, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
15

kesimpulan dan saran. Adapun sistematika penulisan ini


sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini membahas tentang pengertian
manajemen, fungsi-fungsi manajemen, unsur-
unsur manajemen, pengertian bimbingan
manasik haji, fungsi dan tujuan bimbingan
manasik haji, bentuk dan metode bimbingan
manasik haji, unsur-unsur bimbingan manasik
haji, dan pengertian pengetahuan jamaah haji.
BAB III GAMBARAN UMUM KBIH DAARUL
HIKMAH PAMULANG
Bab ini menguraikan sejarah berdirinya serta
perkembangan KBIH Darul Hikmah, visi dan
misi, sarana dan prasarana, struktur organisasi,
dan pelayanan KBIH Daarul Hikmah.
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BIMBINGAN
MANASIK DALAM MENINGKATKAN
KOGNITIF, AFEKTIF DAN
PSIKOMOTORIK CALON JAMAAH HAJI
Bab ini merupakan pembahasan yang berisi
tentang manajemen bimbingan manasik haji,
16

dampak bimbingan manasik haji pada


meningkatkan kognitif, afektif dan
psikomotorik calon jamaah haji dan faktor
pendukung serta penghambat dalam kegiatan
bimbingan manasik haji di KBIH Daarul
Hikmah Pamulang.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan dan saran yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas untuk
memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa
inggris “management” yang berarti pengelolaan atau
ketata laksanaan. Malayu S.P. Hasibuan menjelaskan
bahwa manajemen dalam bahasa inggris “to manage”
yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui
proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen. Karena manajemen diartikan mengatur,
maka timbul beberapa pertanyaan, yaitu:
a. Apa yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen
yang terdiri dari man, money, methods, materials,
and market, disingkat dengan 6M dan semua
aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses
manajemen itu.
b. Mengapa harus diatur?
Agar 6M tersebut lebih berdaya guna, terintegrasi,
dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang
optimal.
c. Siapa yang mengatur?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang
kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi,

17
18

sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju


serta terarah kepada tujuan yang diinginkan.
d. Bagaimana mengaturnya?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-
fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan pengendalian atau pengawasan).
e. Dimana harus diatur?
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena
organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat)
untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses
manajemen dalam mencapai tujuannya.
Maka manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber
lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.17
Sebagaimana kata mengatur yang terdapat di dalam
Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
ۡ ۡ
ِ ‫يُ َدبِّ ُر ٱۡلَهۡ َر ِه َي ٱل َّس َوآ ِء إِلَى ٱۡلَ ۡر‬
‫ض ثُ َّن يَ ۡع ُر ُج إِلَ ۡي ِو فِي يَ ۡو ٖم‬
‫وى‬ َ ‫اى ِه ۡق َدا ُر ٓۥهُ أَ ۡل‬
َ ‫ف َسن َٖة ِّه َّوا تَ ُع ُّد‬ َ ‫َك‬
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari
yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu. (Q.S As-Sajdah ayat 5)

17
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan
Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal 2
19

Makna kandungan ayat di atas dapat diketahui bahwa


Allah SWT adalah pengatur alam. Keteraturan alam
merupakan kebesaran Allah SWT mengelola alam ini.
Karena manusia yang diciptakan-Nya telah dijadikan
khalifah maka ia harus mengatur dan mengelola bumi
dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT
mengatur alam ini.
Sedangkan menurut George. R. Terry yang dikutip
oleh Zaini Muchtarom, manajemen adalah proses yang
khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya
lainnya.18
Kemudian menurut Harold Koontz dan Cyril
O’Donnel dalam buku Malayu S.P. Hasibuan
mengemukakan bahwa manajemen adalah usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain.19
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah aktivitas untuk mengatur
kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Selain itu
manajemen juga berkaitan dengan perencanaan,

18
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:
Al Amin dan IKFA, 1996), hal 37
19
Malayu Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Jakarta: Bumi Aksara: 2004), hal 3
20

pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan, yang


didalamnya terdapat upaya anggota organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggerakkan sumber daya organisasi yang dimiliki.

2. Fungsi-fungsi Manajemen
George R. Terry menyatakan empat fungsi
manajemen, yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(menyusun), Actuating (menggerakkan untuk bekerja),
dan Controlling (pengawasan). Keempat unsur ini
dikenal dengan istilah P.O.A.C.20
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan
dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan ialah
rencana tentang apa yang akan dicapai, yang
kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar
apa yang akan dituju. Perencanaan adalah suatu
persiapan untuk tindakan-tindakan kemudian.
Dalam merencanakan sebuah kegiatan, ada
beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:

1) Penetapan tujuan

20
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal 38
21

2) Programing
3) Penjadwalan
4) Penganggaran21

b. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah merumuskan rencana dan tujuan yang
jelas, fungsi manajemen selanjutnya adalah
pengorganisasian. Pengorganisasian merupakan
keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.22
Dengan adanya pengorganisasian, maka akan
memudahkan suatu organisasi dalam melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan, dimana setiap
pelaksana menjalankan tugasnya masing-masing
sesuai dengan yang telah ditentukan.

c. Actuating (Penggerakkan)
Setelah perencanaan telah disusun dengan baik
dan pengorganisan ditentukan sesuai dengan tugas

21
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal 39
22
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005), cet ke-1 hal 60
22

para pelaksana, maka yang dilakukan selanjutnya


adalah penggerakkan.
Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan penggerakkan adalah keseluruhan
usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong
para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien, efektif, dan ekonomis.23

d. Controlling (Pengawasan)
Mc. Farland mendefinisikan pengawasan dalam
buku Maringan Masry Simbolon bahwa,
pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan kerja
yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan
rencana, perintah, tujuan dan kebijakan yang telah
ditentukan atau belum sesuai.24
Pengawasan merupakan proses pengendalian
seluruh komponen organisasi yang bertujuan untuk
mengetahui penyimpangan atau kesalahan dalam
melaksanakan kegiatan organisasi sehingga
diharapkan tidak terulang kembali penyimpangan
dan kesalahan dimasa yang akan datang.

23
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005), cet ke-1, hal 95
24
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal 61
23

3. Unsur-unsur Manajemen
Unsur merupakan bagian terpenting yang harus
tersedia dalam suatu perusahaan atau organisasi dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Unsur-unsur alat manajemen (tools of
managenet) tersebut terbagi menjadi enam bagian,
yakni:
a. Man (Manusia), merupakan pelaku pelaksana
kegiatan, dalam sebuah perusahaan diartikan tenaga
kerja manusia, sumber daya manusia yang ada pada
sebuah organisasi. Faktor terpenting dalam unsur
manajemen adalah manusia, karena posisi sumber
daya manusia merupakan mutlak. Tidak aka nada
manajemen tanpa adanya manusia, sebeb manusia
yang merencanakan, melakukan, menggunakan dan
merasakan hasilnya.
b. Money (Uang), merupakan pembiayanaan yang
diperlukan dalam kegiatan-kegiatan organisasi
untuk mencapai tujuan. Aktivitas seperti membeli
bahan mentah, upah pekerja, perawatan mesin, dan
lain sebagainya. Dana tersebut dapat diperoleh
melalui pemerintah, pemilik saham, atau sukarela
bagi organisasi non profit.
c. Methode (Cara Kerja), merupakan cara, langkah-
langkah atau sistem kerja untuk mencapai tujuan.
Menentukan metode apa yang akan digunakan harus
24

melalui perencanaan yang matang, sehingga


terhindar dari penyimpangan yang bisa terjadi.
d. Material (Bahan), merupakan bahan-bahan yang
diperlukan dalam aktivitas atau kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Bahan-bahan ini yang akan mendukung proses
pencapaian tujuan yang telah direncanakan oleh
sebuah organisasi atau lembaga
e. Machine (Mesin), merupakan alat-alat yang
diperlukan untuk memberikan kemudahan dan
mempersingkat waktu dalam aktivitas kerja
organisasi atau lembaga. Penggunaan alat-alat
bertujuan untuk memaksimalkan bahan-bahan yang
ada, sehingga dapat mempercepat pencapaian
tujuann organisasi atau lembaga.
f. Market (Pasar), merupakan tempat untuk
menawarkan dan memasarkan hasil produksi sesuai
permintaan pasar. Seperti halnya unsur-unsur lain
yang mana penentuan segmentasi pasar harus
direncanakan dan ditentukan dengan sebaik-
baiknya, sehingga pasar dapat menerima hasil
produksi dengan baik pula. Dengan demikian
pasarmenjadi indikator penting dalam mengukur
keberhasilan suatu organisasi atau lembaga sudah
mencapai tujuannya atau belum.25

25
Abdul Sani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1987),
hal 28
25

B. Bimbingan Manasik Haji


1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Secara etimologis kata bimbingan merupakan
terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja
”to guide” yang mempunyai arti “menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu.” Sesuai
dengan istilahnya, maka secara umum bimbingann dapat
diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun,
meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan
atau tuntunan adalah bimbingan.26
Menurut Arthur J. Jones, bimbingan sebagai
pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang
lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri
dan pemecahan problem-problem. Tujuan bimbingan
ialah membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal
kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi
dirinya sendiri.27
Sedangkan Dr. Moh. Surya mengemukakan definisi
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan

26
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hal. 3
27
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hal. 14
26

perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan


yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.28
Berdasarkan definisi bimbingan yang telah
dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
yang terus menerus dari seorang pembimbing kepada
individu yang membutuhkannya agar mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mewujudkan individu yang mandiri secara optimal.
Sedangkan pengertian manasik adalah tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Kemudian menurut Harahap
Sumuran, manasik adalah tata cara pelaksanaan haji atau
hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji
yaitu melaksanakan ihram dan miqat yang telah
ditentukan, tawaf, sa’I, wukuf di Arafah, mabit di
Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah dan lain
sebagainya.29 Jadi, manasik merupakan tata cara
pelaksanaan ibadah haji dan umrah sesuai rukun serta
syarat yang telah ditentukan, dimana pelaksanaan
manasik tersebut merupakan suatu hak yang tidak bisa
diabaikan bagi setiap seorang muslim yang akan
melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.
Selanjutnya pengertian haji menurut pengertian
lughah berarti niat dengan tujuan maksud dan

28
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hal. 15
29
Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra
Abadi Press, 2008), hal 362
27

menyengaja. Sedangkan menurut istilah haji adalah


sengaja mengunjungi Ka’bah (Baitullah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat
tertentu, yakni mengerjakan thawaf, sa’I, wukuf di
Arafah dan manasik haji lainnya dengan mengikuti
tuntunan Rasulullah SAW.30
Kemudian menurut Fahrudin HS, haji adalah sengaja
berkunjung menziarah Ka’bah yang terletak di Masjidil
Haram di Mekkah, dengan niat menunaikan ibadah haji
yaitu rukun Islam yang kelima untuk memenuhii
panggilan Allah SWT.31
Dari pengertian bimbingan, manasik dan haji yang
telah dijelaskan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa,
bimbingan manasik haji adalah proses pembekalan,
arahan, petunjuk, dan pedoman untuk menuntun para
calon jamaah haji dalam melaksanakan rukun, wajib, dan
tata cara ibadah haji lainnya dengan baik dan benar dari
seorang pembimbing kepada calon jamaah haji sehingga
mampu mencapai kemandirian secara optimal tanpa
harus mengandalkan orang lain.

30
Anggyta Ryandika Rusman, Panduan raktis Haji dan Umrah,
(Yogyakarta: Buku Pintar, 2015), hal 6
31
Abdul Rahman Al Zazin, Fiqih Empat Mazhab Bagian Ibadah
Puasa, Zakat, Haji Kurban, (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), hal 11
28

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji


Bimbingan manasik haji mempunyai fungsi dan
tujuan, sebagaimana menurut Latif Hasan dan Nidjam
Ahmad fungsi dari bimbingan manasik haji adalah:
a. Agar semua calon jamaah mampu memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan
perjalanan, petunjuk kesehatan, dan juga mampu
mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji
di Tanah Suci.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam
melaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri, regu
atau rombongan.
c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan
menunaikan ibadah haji baik mental, fisik,
kesehatan, maupun petunjuk ibadah haji lain.32
Adapun tujuan dilakukannya bimbingan manasik
adalah agar yang niat berangkat menunaikan ibadah haji
merasa aman, tertib, dan sah. Aman dalam arti jamaah
tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta
bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan
memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji sesuai dengan
tuntunan agama. Kemudian sah dalam arti tidak ada
kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik.33

32
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemn Haji, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), cet ke-2, hal 17
33
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), cet k-2, hal 19
29

Tujuan lainnya agar masyarakat umumnya dapat


memahami manasik haji, disamping itu diharapkan calon
jamaah haji dapat memahamii tentang proses
pelaksanaan haji dan dapat mempraktekkan manasik haji
secara benar sesuai dengan syariat Islam.

3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji


Bentuk bimbingan manasik yang diberikan oleh
Kementerian Agama terbagi menjadi dua sistem yaitu
kelompok dan massal. Sistem bimbingan kelompok
dilaksanakan di kecamatan oleh KUA kecamatan. Sistem
bimbingan massal dilaksanakan di Kabupaten/ Kota oleh
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
a. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah bimbingan
manasik haji yang diberikan kepada calon jamaah
haji secara berkelompok. Bimbingan kelompok ini
merupakan kelompok besar (rombongan) yang
beranggotakan 45 orang yang dibagi lagi menjadi 4
kelompok kecil (regu) yang masing-masing
beranggotakan 11 orang ditambah 1 orang ketua
rombongan.34 Bimbingan manasik haji kelompok
dilaksanakan sebanyak tujuh kali dengan tujuan
membimbing calon jamaah haji secara lebih efektif,
terutama tentang pengetahuan seputar manasik

34
Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra
Abadi Press, 2008), hal 128
30

haji.35 Dalam bimbingan kelompok meggunakan


metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan simulasi.
b. Bimbingan Massal
Bimbingan massal merupakan bimbingan secara
massal tentang tata cara perjalanan dan pelaksanaan
ibadah haji yang diberikan kepada calon jamaah haji
yang telah resmi mendaftar di Kementerian Agama
Kabupaten/Kota tertentu.36 Bimbingan massal
dilaksanakan setelah bimbingan kelompok di
kecamatan telah dilaksanakan, jumlah pertemuan
pada bimbingan massal lebih sedikit dari jumlah
pertemuan ditingkat kecamatan, dan metode yang
digunakan hanya metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi karena bimbingan massal ini merupakan
bimbingan tambahan yang bersifat umum.
Metode bimbingan merupakan salah satu cara atau
jalan yang digunakan dalan proses bimbingan. Dalam
pelaksanaan bimbingan manasik haji metode yang
digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi
dan simulasi.
a. Metode Ceramah, merupakan bentuk penyajian
materi dengan cara berpidato. Materi yang
disajikan adalah materi yang sesuai dengan prosesi
tahapan kegiatan pelaksanaan ibadah haji. Kata-

35
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Jakarta, Pola Bimbingan Calon Jamaah Haji, 2007, hal 39
36
Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra
Abadi Press, 2008), hal 128
31

kata yang disampaikan perlu dengan gairah dan


semangat sesuai dengan pokok bahasan
37
materinya.
b. Metode Tanya Jawab, merupakan metode yang
digunakan sebagai alat ukur sejauh mana calon
jamaah memahami isi materi manasik haji dimana
setiap pemberi materi atau narasumber telah selesai
menyampaikan materinya barulah calon jamaah
dipersilahkan untuk bertanya atau sebaliknya.
c. Metode Diskusi, merupakan proses pelibatan dua
orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam memecahkan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan diantara mereka serta
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.38
Metode diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan
keaktivan calon jamaah haji.
d. Metode Simulasi, merupakan metode pelatihan
yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang
mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.39
Metode simulasi ini digunakan agar calon jamaah
haji memiliki gambaran tentang bagaimana
pelaksanaan ibadah haji.

37
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Metode Penyuluhan Haji bagi KUA. hal 32
38
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), hal 21
39
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 2005), hal 758
32

4. Unsur-unsur Bimbingan Manasik Haji


Dalam bimbingan manasik haji tentu memerlukan
unsur-unsur terkait dimana unsur-unsur tersebut tidak
data dipisahkan agar tujuan bimbingan manasik dapat
tercapai. Adapun unsur-unsur bimbingan manasik haji,
antara lain:
a. Subjek (Narasumber)
Subjek yaitu orang yang memberikan
bimbingan kepada seseorang yang biasa disebut
pembimbing. Seorang pembimbing dalam hal ini
adalah pembimbing haji yang harus mempunyai
persyaratan, diantaranya yaitu kemampuan
professional (keahlian) sifat kepribadian yang
(berakhlakul karimah), kemampuan kemampuan
kemasyarakatan (ukhuwah islamiyyah) dan taqwa
kepada Allah SWT.40
b. Objek (Jamaah)
Jamaah berasal dari kata bahasa Arab yang
artinya kompak atau bersama-sama, ungkapan
shalat berjamaah berarti shalat yang dikerjakan
secara bersama-sama. Sedangkan pengertian
jamaah haji yaitu Warga Negara Indonesia
beragama Islam yang telah mendaftarkan diri

40
Thohari Munawar, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 1992), hal 42
33

untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan


persyaratan yang ditetapkan.41
c. Metode
Metode yaitu cara atau jalan yang dilakukan
oleh narasumber agar proses bimbingan manasik
haji dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
dalam bimbingan manasik begitu penting agar
proses bimbingan manasik haji dapat berlangsung
dengan menyenangkan dan tidak membuat jamaah
jenuh sehingga ateri dapat dipahami dengan
mudah oleh jamaah.
d. Media
Media merupakan suatu wadah atau sarana
dalam menyampaikan suatu informasi dari
pengirim kepada penerima media adalah segala
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam
suatu proses penyajian informasi.42
e. Tujuan
Tujuan bimbingan manasik haji yaitu untuk
membekali jamaah haji dengan ilmu pengetahuan
seputar ibadah haji agar para jamaah dapat
melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW, dan diharapkan

41
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Jakarta:
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, 2010), hal 9
42
Latuheru, Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini, (Jakarta: Depdikbud, 1998), hal 11
34

para jamaah haji mampu melaksanakannya secara


mandiri dan memperoleh haji mabrur.
f. Efek (Pengaruh)
Efek atau pengaruh dari bimbingan manasik
haji adalah teori yang diberikan selama di Tanah
Air dapat dipraktekkan secara benar ketika
pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci dan
memperoleh haji mabrur dengan perubahan sikap
yang lebih baik dari sebelumnya.

C. Pengertian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik


Bimbingan cenderung pada usaha sadar dan terencana
untuk menuntun orang agar berpengetahuan, bersikap dan
berketerampilan sesuai pedoman tertentu. Kemudian
untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka sekurang-
kurangnya ada tiga aspek yang harus dimiliki oleh calon
jamaah haji, yaitu:43
1. Kognitif (Pengetahuan)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang
terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang.

43
Muh Saerozi, Teknik Pembelajaran Kolaboratif Untuk
Memandirikan Calon Jamaah Haji Pada Kelompok Bimbingan Haji Masjid
Istiqomah Unggaran, (Inferensi, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaah, 2014),
hal 47
35

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang


sekedar menjawab pertanyaan “What” misalnya apa
itu air, apa itu manusia, apa itu alam dan sebagaianya.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta
dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.44
2. Afektif (Sikap)
Afektif merupakan yang berkaitan dengan sikap.
Dalam buku evaluasi pendidikan karya Wayan
Nurkancana dan Samartana, sikap dapat didefinisikan
sebagai suatu kecenderungan untuk melakukan suatu
respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
objek-objek tertentu.45
Kemudian dalam buku pengantar umum psikologi
karya Sarlito Wirawan Sarwono menyebutkan bahwa
sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.46
3. Psikomotorik (Keterampilan)
Psikomotor merupakan yang berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Keterampilan merupakan ilmu yang secara lahiriah

44
https://www.definisi-pengertian.com, Diakses pada tanggal 24
September tahun 2018
45
Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya,
Usaha Nasional, 1986), hal 275
46
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1976), hal 94
36

ada didalam diri manusia dan perlunya dipelajari


secara mendalam dengan mengembangkan
keterampilan yang dimiliki.
Definisi keterampilan menurut Nadler adalah
kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat
diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.
Keterampilan juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara
mudah dan cermat.47 Kemudian menurut Hari
Amirullah istilah terampil juga diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tugas.48

D. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)


1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH)
Dalam rangka mempermudah dan mencerdaskan
calon jamaah haji untuk bisa melaksanakan ibadah
haji dengan benar dan sesuai tuntunan Allah SWT dan
Rasulullah SAW, maka pemerintah dalam hal ini
Kementerian Agama RI bekerjasama dengan
masyarakat menyelenggarakan bimbingan manasik
haji sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Masyarakat yang melaksanakan kegiatan bimbingan
manasik haji yang salah satunya diwakili oleh

47
Nadler, Keterampilan Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1986), hal 73
48
Hari Amirullah, Alat Evaluasi Keterampilan: Jurnal Nasional
Pendidikan Jasmani dan Ilmu Keolahragaan, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hal
17
37

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) merupakan


lembaga sosial keagamaan Islam yang aktivitasnya
bergerak dibidang bimbingan, pembinaan dan
penyuluhan haji dan umrah. Keberadaan KBIH
dijamin dan dilindungi Undang-undang RI Nomor 13
Tahun 2008.49

2. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH


Dalam buku pedoman KBIH yang diterbitkan
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
dijelaskan tentang tugas pokok KBIH, yaitu:50
a. Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan
manasik haji tambahan di tanah air maupun
sebagai bimbingan pembekalan.
b. Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan
lapangan di Arab Saudi.
c. Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan
penyelesaian kasus-kasus ibadah bagi jamaahnya
di Tanah Air dan di Arab Saudi.
d. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam
penguasaan manasik haji kepada jamaah yang
dibimbingnya.

49
Yustisa, Panduan Lengkap Perundangan Ibadah Haji, (Yogyakarta:
Pustaka Setia, 2010), hal 131
50
Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji dalam Memberikan Pelayanan dan Bimbingan terhadap Jamaah Haji,
(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Kementerian Agama RI, 2014), hal 11.
38

Adapun fungsi-fungsi KBIH, antara lain:


a. Sebagai penyelenggara atau pelaksana bimbingan
haji tambahan di Tanah Air.
b. Sebagai penyelenggara atau pelaksana bimbingan
lapangan di Arab Saudi.
c. Sebagai pelayan, konsultan, dan salah satu sumber
informasi perhajian.
d. Sebagai motivator bagi anggota jamaahnya
terutama dalam hal-hal penguasaan ilmu manasik
dan kesempurnaan ibadah.
BAB III
GAMBARAN UMUM KBIH DAARUL HIKMAH

A. Sejarah KBIH Daarul Hikmah


Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daarul
Hikmah berdiri pada tahun 1980 yang awalnya hanya
mendirikan Yayasan yang bertujuan memberikan pendidikan
sekolah agama mulai dari Madrasah Diniyah, Madrasah
Ibtidaiyyah, Madrasah Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyah.
Yayasan Daarul Hikmah terus mengembangkan kiprahnya
dengan program-program pengajian diantaranya mengadakan
Majelis Ta’lim kaum ibu, mengadakan kegiatan sosial untuk
masyarakat dan setiap malam rabu dan sabtu diadakan
pengajian kitab yang diikuti oleh kaum Bapak dan Guru.
Atas niat dan tekad, ketulusan serta pengabdian kepada
Agama dan masyarakat, berdasarkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh K.H. M. Saidih S.Ag yang
sekaligus Ketua MUI Kota Tangerang Selatan, pada tahun
2001 telah membentuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) yang berlokasi di Jl. Surya Kencana Pamulang.
KBIH Daarul Hikmah telah diakui dan telah terakreditasi
sejak tahun 2005 sampai saat ini dengan predikat baik. Hal
ini semakin memperkuat kiprah KBIH Daarul Hikmah di
dalam mengelola perjalanan ibadah haji.51

51
Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang.

39
40

B. Visi dan Misi


KBIH Daarul Hikmah memiliki visi dan misi yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Adapun
visi dan misi KBIH Daarul Hikmah, sebagai berikut:52
Visi:
Mempermudah jamaah dalam rangka memenuhi
panggilan Illahi untuk menunaikan rukun Islam yang kelima
yaitu melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.
Misi:
Sedangkan misi dari KBIH Daarul Hikmah dalam
pelaksanaan bimbingan ibadah haji dan umrah, yaitu sebagai
berikut:
1. Tercapainya haji mabrur yang diidamkan oleh setiap
calon jamaah haji.
2. Membantu pemerintah dan jamaah dalam pelaksanaan
ibadah haji dan umrah.
3. Memberdayakan pembimbing untuk mengamalkan
ilmunya.
4. Menanamkan inovasi kepada jamaah untuk belajar
sungguh-sungguh demi terlaksananya ibadah haji
secara benar.

52
Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang.
41

C. Dasar Hukum Penyelenggaraan KBIH Daarul Hikmah


Adapun dasar hukum dan tujuan yang menjadi pijakan
berdirinya KBIH Daarul Hikmah yaitu:53
1. Keputusan Rapat Dewan Pendiri dan Pengurus Yayasan
Daarul Hikmah Undang-undang No.17 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
2. Keputusan Menteri Agama No. 45 Tahun 1981 tentang
Susunan Organisasi, Tata Kerja Departemen Agama
Provinsi, Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji.

D. Sarana dan Prasarana


KBIH Daarul Hikmah sebagai penyelenggara ibadah haji
yang merupakan perkembangan kiprah dari yayasan Daarul
Hikmah memiliki tempat yang berlokasi di Jl. Surya
Kencana No. 24 Pamulang Kota Tangerang Selatan. Untuk
mencapai keberhasilan suatu organisasi membutuhkan
adanya sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan yang
dilakukan. Adapun sarana yang dimiliki oleh KBIH Daarul
Hikmah yakni adanya Kantor, aula atau ruangan manasik
haji, lapangan kegiatan simulasi manasik haji, tempat ibadah,
toilet serta tempat parkir.
53
Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang.
42

Sedangkan prasarana yang dimiliki oleh KBIH Daarul


Hikmah diantaranya yaitu computer, printer, megaphone,
lemari, meja dan kursi, timbangan berat badan, pengukur
tinggi badan, motor dan mobil, serta peralatan yang
digunakan untuk simulasi manasik haji seperti miniatur
Ka’bah.

E. Struktur Organisasi KBIH Daarul Hikmah


Sebuah organisasi membutuhkan adanya struktur
organisasi agar tujuan organisasi yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik. Struktur organisasi merupakan jaringan
peranan sosial yang masing-masing dinyatakan secara
normatif, sehingga keseluruhan pembagian kerja
menghasilkan usaha terpusat dan efisien. Dengan demikian,
agar organisasi bekerja dan tetap menjaga keberadaannya,
perlu adanya struktur dan prosedur pelaksanaan pekerjaan.54

54
Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung: Alfabeta:
2014), hal 82
43

1. Struktur organisasi KBIH Daarul Hikmah:55

Gambar 3.1
Struktur Organisasi KBIH Daarul Hikmah

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Anggota Dewan Pembina Anggota

Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang

2. Personalia KBIH Daarul Hikmah:56


Ketua : K.H M. Saidih, S.Ag
Wakil Ketua : Drs. H. Arief Rahman Hakim
Sekretaris : Dra. Hj. Sri Uswati
Zainal Abidin, SE
Fahrurrozi

55
Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang.
56
Dokumen KBIH Daarul Hikmah Pamulang
44

Bendahara : Hj. Hudriyah


Laelan Syaidah
Dewan Pembina : Drs. H. Arif Rachman Hakim
H. Ahmad Sopian
Ust. HM. Idris Elby, MH. MM
Ust. H. Taswin Hamto
Ust. H. Very Syounevil
Ust. H. Dadang Syarif
Ust. H. Syamsudin Noor
Anggota : H. Hariyadi, S.Ag
H. Syamsudin Noor
H. Nurali Hasan
H. Alam Tahrudin, S.Ag
Pembimbing Ibadah : KH. M. Saidih, S.Ag
Drs. H. Arif Rachman Hakim
Hj. Hudriyah
H. Hariyadi, S.Ag

F. Data Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah


Jumlah jamaah haji yang bergabung dengan KBIH
Daarul Hikmah dimulai dalam jumlah peuluhan dan seiring
perjalanan waktu dengan bertambahnya kepercayaan
masyarakat terhadap upaya yang dilakukan KBIH Daarul
Hikmah dalam proses bimbingan, baik sebelum
pemberangkatan sampai kepada pelaksanaan dan kembali ke
Tanah Air.
45

Dengan demikian maka terjadi perubahan jumlah jamaah


yang bergabung dengan KBIH Daarul Hikmah semua tidak
terlepas dari peran serta seluruh komponen, baik pengurus
maupun pembimbing dan ditopang oleh Kementerian Agama
terutama seksi pengurusan Haji dan Umrah Kabupaten/Kota
Tangerang Selatan.57
Adapun jumlah jamaah haji yang bergabung dengan
KBIH Daarul Hikmah 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
grafik berikut:

Gambar 3.2
Grafik Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah
5 Tahun Terakhir
200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah

57
Profil KBIH Daarul Hikmah
46

Jumlah jamaah haji yang bergabung pada KBIH Daarul


Hikmah tahun 2018 berjumlah 133 jamaah haji yang akan
dikategorikan dari segi usia, jenis kelamin serta pendidikan,
dan pekerjaan, yaitu sebagaimana berikut:

Tabel 3.1
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah tahun 2018 dari
Segi Usia
Usia Jumlah Persentase
≤ 30 4 3%
31 – 40 9 7%
41 – 50 29 22 %
51 – 60 55 41 %
61 – 70 31 23 %
≥ 70 5 4%
Total Jumlah 133 100 %
Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah

Jika dilihat dari tabel di atas, jamaah haji yang


bergabung dengan KBIH Daarul Hikmah tahun 2018
berdasarkan usia, yaitu lebih banyak jamaah yang berusia
antara 51-60 tahun dengan jumlah 55 jamaah yang
presentasenya 41%, usia antara 61-70 tahun dengan jumlah
31 jamaah yang presentasenya 23%, usia antara 41-50 tahun
dengan jumlah 29 jamaah yang presentasenya 22 %.
47

Selanjutnya usia antara 31-40 tahun dengan jumlah 9


jamaah yang presentasenya 7%, lalu jumlah terendah
terdapat pada usia 70 tahun keatas dan terendah terakhir
yaitu pada usia 30 tahun ke bawah. Kemudian dari data yang
didapat jamaah haji tertua yang terdaftar pada KBIH Daarul
Hikmah yaitu berusia 76 tahun dan jamaah haji yang termuda
yaitu berusia 18 tahun.
Tabel 3.2
Jamaah Haji Daarul Hikmah Tahun 2018 dari
Segi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 60
Perempuan 73
Total Jumlah 133
Sumber: Dokumen KIH Daarul Hikmah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jamaah haji


yang bergabung pada KBIH Daarul Hikmah tahun 2018 yang
dapat dilihat dari kategori jenis kelamin, mayoritas adalah
perempuan dimana jamaah yang berjenis kelamin perempuan
berjumlah 73, sedangkan jamaah haji yang berjenis kelamin
laki-laki lebih sedikit dengan jumlah 60 orang.
48

Tabel 3.3
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah Tahun 2018 dari
Segi Pendidikan
Pendidikan Jumlah Presentase
SD 36 27 %
SMP 21 16 %
SMA 46 35 %
S1 23 17 %
S2 7 5%
Total jumalah 133 100 %
Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan jamaah haji yang


dilihat dari segi pendidikan. Sebagian besar jamaah haji di
KBIH Daarul Hikmah mengenyam pendidikan sampai
tamatan SMA yaitu sebanyak 46 jamaah dengan presentase
35%, SD sebanyak 36 jamaah dengan presentase 27%, S1
sebanyak 23 jamaah dengan presentase 17%, SMP sebanyak
21 jamaah dengan presentase 16%, dan yang terendah yaitu
pada tingkat S2 sebanyak 5 jamaah dengan presentase 5%.
Maka dari data tersebut dapat dikatakan bahwa jamaah haji
yang terdaftar di KBIH Daarul Hikmah tahun 2018 memiliki
tingkat pendidikan yang cukup untuk dapat memahami
pembelajaran dan pelatihan dalam kegiatan bimbingan
manasik haji.
49

Tabel 3.4
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah Tahun 2018 dari
Segi Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Presentase
PNS 22 16%
IRT 53 40%
Pelajar 1 1%
Pedagang 14 10%
TNI/POLRI 1 1%
Pegawai
1 1%
BUMN/BUMD
Pegawai Swasta 38 29%
Pensiunan 3 2%
Total Jumlah 133 100 %
Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah

Dari tabel di atas dapat diketahui jamaah haji yang


bergabung pada KBIH Daarul Hikmah dilihat dari segi
pekerjaan, mayoritas dari jamaah yaitu sebagai ibu rumah
tangga dengan jumlah 53 jamaah, 38 jamaah merupakan
pegawai swasta, 22 jamaah sebagai PNS, 14 jamaah bekerja
sebagai pedagang, 3 jamaah telah pensiun, 1 jamaah sebagai
pelajar, 1 jamaah sebagai TNI/Polri dan yang terakhir yaitu 1
jamaah yang bekerja sebagai pegawai BUMN/BUMD.
Sehingga dapat dikatakan bahwa jamaah di KBIH Daarul
Hikmah memiliki pekerjaan yang cukup baik.
50

G. Program-program KBIH Daarul Hikmah


Sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan ibadah
haji KBIH Daarul Hikmah memiliki program yang diberikan
kepada jamaah haji baik program yang diberikan pada saat di
Tanah Air, Tanah Suci dan program saat kembali ke Tanah
Air atau program alumni jamaah haji. Program yang baik
akan memikat minat calon jamaah haji yang hendak
melaksanakan perjalanan ibadah haji. Adapun program-
program yang dimiliki oleh KBIH Daarul Hikmah antara
lain:
1. Program bimbingan manasik haji di Tanah Air
a. Memberikan informasi seputar dasar hukum
penyelenggaraan perjalanan ibadah haji.
b. Tata cara ibadah haji dan umrah.
c. Hikmah-hikmah dalam ibadah haji.
d. Pembinaan dan penyuluhan kesehatan haji.
e. Memberikan pembelajaran tentang fiqih haji, khusus
wanita diberikan fiqih haji wanita.
f. Pemeliharaan haji mabrur.
g. Praktek atau simulasi manasik haji.
2. Program bimbingan di Tanah Suci
a. Mendampingi setiap rangkaian ibadah haji dengan
pembimbing yang kompeten.
b. Mengatur segala kegiatan tambahan, seperti umrah
tambahan, perjalanan ziarah dan lain sebagainya.
c. Penghubung dengan petugas kloter, petugas Daker,
dan pihak maktab.
51

d. Memberikan informasi kepada keluarga jamaah yang


berada di Tanah Air melalui secretariat KBIH.
3. Program saat kembali ke Tanah Air
a. Program silaturahim alumni jamaah haji
b. Program dakwah
c. Program sosial
Dengan berbagai program yang dimiliki KBIH Daarul
Hikmah Pamulang ini merupakan bentuk untuk merekatkan
jalinan silaturahmi antar para jamaah, baik calon jamaah haji
maupun alumni jamaah haji.
52
BAB IV
ANALISIS DAMPAK MANAJEMEN BIMBINGAN
MANASIK DALAM MENINGKATAN KOGNITIF,
AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK CALON JAMAAH HAJI

A. Manajemen Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH


Daarul Hikmah
Manajemen merupakan aktivitas untuk mengatur
kegunaan sumber daya demi tercapainya tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Manajemen merupakan proses
yang khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya
lainnya.58
Manajemen juga diperlukan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji agar kegiatan bimbingan manasik
dapat berjalan dengan efektif. Adapun fungsi manajemen
yang diterapkan dalam kegiatan bimbingan manasik haji
yaitu:
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang
pertama, karena perencanaan merupakan sebuah
tindakan untuk menentukan dan menyusun langkah yang
akan dilakukan dimasa yang akan datang. Dalam

58
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:
Al Amin dan IKFA, 1996), hal 37

53
54

pelaksanaan bimbingan manasik haji perencanaan yang


dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan sangat diperlukan dalam
sebuah perencanaan, karena tujuan merupakan
gambaran menganai hal-hal yang ingin dicapai.
Dalam menetapkan tujuan harus dirumuskan dengan
jelas agar dapat dipahami oleh orang yang akan
melaksanakan tujuan tersebut.
Adapun tujuan dari pelaksanaan bimbingan
manasik haji yaitu untuk memberikan bekal serta
memberikan informasi-informasi kepada para calon
jamaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji.
Karena calon jamaah haji yang akan berangkat
membutuhkan bekal, baik bekal ilmu pengetahuan
maupunn praktek.
Sebagai calon jamaah haji perlu mengetahui
hal-hal penting yang melekat setelah pelaksanaan
bimbingan manasik haji seperti mengetahui
pentingnya syarat, rukun wajib haji dan sebagainya
yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji,
sehingga nantinya akan menjadi pegangan awal
ketika akan melaksanakan ibadah haji yang
sesungguhnya agar mencapai haji yang mabrur.59

59
Hasil Wawancara dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah Dra. Hj.
Sri Uswati pada tanggal 3 September 2018
55

b. Programing
Sebuah perencanaan memerlukan adanya
pemrograman untuk menetapkan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan demi tercapainya suatu tujuan
yang diinginkan. Program bimbingan manasik haji
yaitu program pebimbingan, pembelajaran serta
pelatihan seputar pelaksanaan ibadah haji dengan
pemberian materi tentang tata cara pelaksanaan
ibadah haji, fiqih haji dan praktek ibadah haji.
c. Penjadwalan
Penjadwalan sangat penting dilakukan agar
kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terarah.
Dalam penjadwalan memerlukan penentuan
berbagai hal yaitu seperti penentuan lokasi maupun
waktu yang akan digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan.
Adapun lokasi yang ditetapkan untuk digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji oleh
KBIH Daarul Hikmah yaitu di Yayasan Daarul
Hikmah Pamulang. Pelaksanaannya dilakukan setiap
hari sabtu ba’da dzuhur sampai dengan selesai.
Pelaksanaan bimbingan manasik haji ini
dilaksanakan sebanyak 14 kali pertemuan dimana 12
kali pertemuan untuk penyampaian teori dan 2 kali
pertemuan untuk pelaksanaan praktek.60 Berikut

60
Hasil Wawancara dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah Ibu Dra.
Hj. Sri Uswati pada tanggal 3 September 2018
56

adalah jadwal kegiatan bimbingan manasik haji


pada KBIH Daarul Hikmah tahun 2018:

Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Bimbingan Manasik Haji
KBIH Daarul Hikmah
Hari/ Narasumber/
No Waktu Materi
Tanggal Pembimbing
Sabtu, 16 13.00- Pembukaan Kemenag
1.
Des 2017 Selesai Tangsel
Sabtu, 16 13.00- Bimbingan Manasik K.H. M.
Des 2017 14.30 Haji I Saidih S.Ag
WIB
2.
15.30- Panduan Perjalanan H. Arief
16.30 Haji I Rahman
WIB Hakim
Sabtu, 23 13.00- Panduan Perjalanan Staff Haji
Des 2017 14.30 Haji II dan KH. Idris
WIB Elby MH.
3. MM
15.30- Hikmah Ibadah Haji Ust. H.
16.30 I Ahmad
WIB Sopyan
Sabtu, 06 13.00- Hikmah Ibadah Haji Ust. H.Very
4. Jan 2018 14.30 II Sounevile
WIB Ust. H.
57

15.30- Bimbingan Manasik Taswin


16.30 Haji II Hamto
WIB
Sabtu, 20 13.00- Panduan Perjalanan Ust. H. Arief
Jan 2018 14.30 Haji III Rahman
WIB Hakim
5.
15.30- Hikmah Ibadah Haji Ust. H.
16.30 III Ahmad
WIB Sopyan
Sabtu, 27 13.00- Bimbingan Manasik Ust. H. Arief
Jan 2018 14.30 Haji III Rahman
WIB Hakim
6.
15-30- Shalat Wajib dan Ust. H.
16.30 Sunnah Syamsuddin
WIB Noor
Sabtu, 10 13.00- Pengertian dan Ust. H.Very
Feb 2018 14.30 Pengenalan Tempat- Sounevile
WIB tempat Ziarah
7. Fadhilah Shalat Ust. H. Idris
15.30- Wajib dan Sunnah di Elby
16.30 Mekkah dan
WIB Madinah
Sabtu, 17 13.00- Do’a-do’a Manasik Ust. H.
Feb 2018 14.30 Haji Syamsuddin
8.
WIB Noor
Seluruh
58

15.30- Praktek Pembimbing


16.30
WIB
Sabtu, 24 13.00- Pengetahuan Bahasa Ust. H. Arief
Feb 2018 14.30 Arab Rahman
WIB Hakim
9.
15.30- Praktek Seluruh
16.30 Pembimbing
WIB
Sabtu, 10 13.00- Pembinaan dan Puskesmas/
Mar 14.30 Penyuluhan Petugas
2018 WIB Kesehatan Kesehatan
10.
14.30- Bimbingan Manasik Seluruh
16.30 IV Pembimbing
WIB
Sabtu, 17 13.00- Pembagian Narasumber/
Mar 14.30 Kelompok Staff Haji
11. 2018 14.30- Akhlak Jamaah Haji Ust. H.
16.30 Taswin
WIB Hamto
Sabtu, 24 13.00- Pemeriksaan Petugas
12. Mar 16.30 Kesehatan Umum Kesehatan
2018 WIB
Sabtu, 31 13.00- Pedoman Khusus Narasumber
13. Mar 16.30 Ihram
2018 WIB
59

Sabtu, 14 13.00- Manasik Praktek di Seluruh


14. Apr 2018 16.30 Asrama Haji Pondok Pembimbing
WIB Gede
Sumber: Dokumen KBIH Daarul Hikmah
d. Penganggaran
Dalam melaksanakan kegiatan, penganggaran
juga harus dilakukan agar dalam pelaksanaan setiap
kegiatan dapat diketahui pemasukan dan
pengeluaran yang akan terjadi, sehingga apabila
anggaran yang nantinya didapatkan dan dikeluarkan
melebihi atau tidak kurang dari anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam
perencanaan harus melakukan penyusunan
anggaran.
Menurut Ibu Hj. Sri Uswati, biaya kegiatan
bimbingan manasik haji ini berasal dari jamaah haji
yang mendaftar pada KBIH Daarul Hikmah
berdasarkan akta mufakat yaitu sebesar Rp.
3.500.000.00,- yang kemudian anggaran dana
tersebut akan digunakan untuk semua keperluan
kegiatan bimbingan manasik haji. Adapun rincian
anggaran tersebut digunakan untuk:
1) Buku bimbingan manasik haji
2) Biaya jasa pembimbing
3) Konsumsi calon jamaah haji
4) Seragam
5) Transportasi
60

6) Dana tak terduga untuk kebutuhan jamaah haji


di Tanah Suci.61
Terkait laporan anggaran yang dikeluarkan
untuk pelaksanaan bimbingan manasik haji bagi
calon jamaah, penulis tidak memuat laporan tersebut
dikarenakan hal ini tidak dibahas lebih rinci oleh
pihak terkait, sebagaimana menurut Ibu Hj. Sri
Uswati hal ini tidak dapat dipubliskasikan karena
beberapa alasan yang tidak dapat disampaikan.

2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan sebuah penentuan,
pengelompokkan serta pengaturan seseorang dalam
sebuah kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian perlu
dilakukan dalam kegiatan bimbingan manasik haji agar
tugas yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. Karena
dengan adanya pengorganisasian maka rencana kegiatan
bimbingan manasik haji akan berjalan dengan baik.
Pengorganisasian pada kegiatan bimbingan manasik
haji di KBIH Daarul Hikmah terdapat pembagian tugas
dan juga pemberian wewenang kepada para anggota
yang bertugas, yaitu sebagai berikut:

61
Hasil wawancara dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah pada
tanggal 3 September 2018
61

a. Pimpinan KBIH Daarul Hikmah


KH. M. Saidih S.Ag adalah pimpinan utama di
KBIH Daarul Hikmah yang sekaligus pimpinan
utama Yayasan Daarul Hikmah. Beliau yang
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
bimbingan manasik haji, beliau juga sebagai
pembimbing manasik haji sekaligus mendampingi
jamaah haji di Tanah Suci.
b. Sekretaris KBIH Daarul Hikmah
Dra. Hj. Sri Uswati sebagai sekretaris di KBIH
Daarul Hikmah yang bertugas membantu pimpinan,
menyiapkan pelaksanaan bimbingan manasik haji,
mengatur jadwal kegiatan manasik haji dan lain
sebagainya.
c. Bendahara KBIH Daarul Hikmah
Hj. Hudriyah bendahara di KBIH Daarul Hikmah
yang bertugas mendata serta mengatur pemasukan
dan pengeluaran dana anggaran. Sebagaimana
beberapa riciannya yang dijelaskan pada point
pengganggaran.
d. Pembimbing Ibadah
KH. M. Saidih, S.Ag, Drs. H. Arif Rachman
Hakim, Hj. Hudriyah dan H. Hariyadi, S.Ag
e. Bagian Administrasi (Pendataan Calon Jamaah Haji)
Fahrurrozi bertugas dalam melakukan pendataan
administrasi calon jamaah haji, proses administrasi
62

merpakan langkah awal yang dilakukan untuk


pendaftaran calon jamaah haji.
f. Bagian Perlengkapan
Zainal Abidin, SE dalam kegiatan bimbingan
manasik haji, beliau bertugas menyiapkan segala
persiapan kelengkapan demi kelancaran kegiatan,
yaitu dengan menyiapkan berbagai perlengkapan
seperti:
1) Infocus dan Proyektor
2) Laptop
3) Microfon dan Sound System
4) Papan Tulis dan Spidol
5) Alat Peraga

3. Actualing (Penggerakkan)
Penggerakkan merupakan suatu aktivitas yang
diupayakan agar semua anggota dalam sebuah organisasi
ataupun lembaga dapat berusaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penggerakkan
ini dimaksudkan untuk menggerakkan manusia agar mau
melakukan pekerjaan dengan sendirinya dengan penuh
kesadaran secara bersama-sama demi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
Pada tahap penggerakkan ini, ketua penyelenggara
KBIH sebagai pemimpin dan penanggung jawab
kegiatan bimbingan manasik haji tidak dapat bekerja
sendiri, karena pada tahap penggerakkan ini semuanya
63

yang telah dilakukan pada perencanaan dan


pengorganisasian dilakukan pada tahapan ini, sehingga
pelaksana membutuhkan cukup banyak penggerak
khususnya agar tercapainya tujuan yang diharapkan
setelah pelaksanaan bimbingan manasik haji ini.
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji tidak
hanya melibatkan penyelenggara saja, tetapi para
pembimbing atau narasumber sebagai pemberi materi
dan juga calon jamaah haji sebagai penerima materi.
Adapun penggerakkan yang dilakukan pada pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang dilaksanakan pada KBIH
Daarul Hikmah yaitu meliputi:
a. Materi
Materi dalam kegiatan bimbingan manasik
merupakan suatu yang menjadi bahan yang akan
disampaikan oleh pembimbing kepada calon jamaah
agar tercapainya kemandirian dalam melaksanakan
ibadah haji. Adapun materi bimbingan manasik haji
akan diuraikan lebih rinci yaitu sebagai berikut:
1) Fiqih Haji
2) Materi yang ada kaitannya dengan masalah diluar
haji, seperti shalat-shalat sunnah, tata cara ziarah-
ziarah
3) Do’a yang ada kaitannya dengan amalan haji
4) Hikmah haji yaitu berupa pengetahuan tentang
intisari-intisari dari rangkaian ibadah, yang
pemberian tersebut agar menambah kekhusuan
64

jamaah dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji


dengan mengetahui sejarah-sejarah ibadah yang
dilaksanakannya atau tapak tilas dari peristiwa-
peristiwa rangkaian ibadah haji.
5) Pengetahuan tentang kesehatan haji pengetahuan
tentang keadaan sekitar tempat-tempat ibadah haji.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan
manasik haji ini yaitu menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, diskusi dan simulasi atau praktek
langsung di lapangan.
Metode ceramah dilakukan pada saat penyampaian
materi dimana calon jamaah haji diberikan penjelasan
secara langsung di dalam suatu ruangan manasik haji.
Pada metode ceramah ini diharapkan dalam
penyampaian materi dapat disampaikan dengan cara
yang mudah dipahami oleh calon jamaah haji,
kemudian agar tidak monoton dalam penyampaian
materi, dilengkapi dengan metode tanya jawab
dimana calon jamaah haji diberikan kesempatan
untuk bertanya sehingga terciptanya interaksi antara
calon jamaah haji dan narasumber atau pembimbing.
Selanjutnya metode praktek dilakukan di halaman
KBIH Daarul Hikmah sebanyak 2 kali pertemuan.
Calon jamaah haji dipersiapkan kemampuannya
dalam melaksanakan ibadah haji seperti melakukan
thawaf, sa’I, melempar jumroh, dan lain sebagainya.
65

Kemudian praktek manasik haji yang terakhir


dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede sebagai
pemantapan praktek yang telah dilakukan di KBIH.
c. Narasumber/Pembimbing
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun
2018, narasumber/pembimbing yang menyampaikan
materi adalah seorang yang dipercaya oleh pimpinan
KBIH Daarul Hikmah, tentunya ia yang memiliki
kriteria sebagai pembimbing ibadah haji, mengerti
tentang prosesi haji yaitu, KH. M. Saidih S.Ag, H.
Arief Rahman Hakim, KH. Idris Elby MH, MM, H.
Ahmad Sopyan, H. Very Sounevile, H. Taswin
Hamto, dan H. Syamsuddin Noor. Selain itu juga
mendatangkan narasumber dari instansi terkait yaitu
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Penyelenggaraan Haji dan Umrah serta Petugas dari
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
d. Peserta atau Calon Jamaah Haji
Calon jamaah haji yang telah bergabung pada
KBIH Daarul Hikmah tahun 2018 yaitu berjumlah
133 jamaah.

4. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan sangat dibutuhkan dalam sebuah
kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
tersebut telah dilakukan. KBIH Daarul Hikmah
melakukan pengawasan secara langsung oleh pimpinan
66

KBIH Daarul Hikmah yaitu KH. M. Saidih S.Ag yang


dibantu oleh Dra. Hj. Sri Uswati selaku sekretaris yang
selalu ikut serta mengatur jalannya kegiatan bimbingan
manasik haji. Bahkan ketua juga ikut mengawasi dan
memberikan bimbingan secara langsung kepada jamaah
di Tanah Suci. Maka dengan demikian pimpinan
mengetahui secara langsung sejauh mana kegiatan
bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh para
pelaksana sehingga apabila terjadi kesalahan seorang
pimpinan dapat memberikan arahan kepada
bawahannya.
Dalam evaluasi kinerja kegiatan bimbingan manasik
haji yang dilakukanmakan KBIH Daarul Hikmah yaitu
mengevaluasi dari awal hingga akhir materi yang sudah
dipelajari, dengan tanya jawab antara pemateri dan calon
jamaah haji dan mengamalkan ilmu manasik haji dengan
cara praktek di lapangan.62

Setelah penulis melakukan penelitian dan


pengumpulan data dengan wawancara, dokumen-
dokumen, laporan kegiatan serta data-data lainnya. Secara
keseluruhan manajemen bimbingan manasik haji yang
dilakukan KBIH Daarul Hikmah sudah berjalan dengan
baik, walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan

62
Hasil wawancara dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah pada
tanggal 3 September 2018
67

yang belum dapat tercapai. Dengan demikian analisis


manajemen bimbingan manasik haji yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji yaitu dengan menetapkan tujuan,
programming, penjadwalan dan penganggaran. Pada
penetapan tujuan, jamaah benar-benar dilatih dengan
agar setelah kegiatan bimbingan manasik haji selesai
dilaksanakan jamaah dapat mengaplikasikannya
dengan baik. Pada programming yang dilakukan yaitu
meliputi pembuatan serta penentuan kegiatan
bimbingan manasik secara teori dan praktek, dan
penentuan narasumber atau pembimbing yang
ditentukan oleh KBIH. Pada penjadwalan, yang
dilakukan yaitu menentukan lokasi dan pembuatan
jadwal pada materi bimbingan, jika dilihat dari segi
waktu dan tempat pelaksanaan penjadwalan ini dirasa
sudah cukup tepat, walaupun masih terdapat
kekurangan. Terakhir, pada penganggaran yang
diterima dari jamaah dialokasikan untuk kepentingan
kegiatan bimbingan manasik bagi jamaah seperti
untuk pemateri, konsumsi dan lain-lain. Dengan
demikian, dengan diadakannya beberapa langkah atau
kegiatan yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan
bimbingan manasik haji ini.
68

2. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian kegiatan bimbingan
manasik haji, berdasarkan temuan penulis, dengan
membagi dan mengelompokkan para anggota ke
dalam tugas-tugas yang akan dikerjakan dapat
melancarkan kegiatan bimbingan manasik haji. Hal ini
menurut penulis pengorganisasian yang dilakukan
sudah cukup baik, dimana dalam penetapan orang-
orang yang terlibat dalam struktur organisasi sudah
sesuai dengan hal yang telah direncanakan sejak awal.
3. Penggerakkan
Penggerakkan dalam kegiatan bimbingan manasik
haji ini menurut penulis sudah cukup baik, dapat
dilihat dengan adanya kesiapan para staff dari KBIH
Daarul Hikmah yang menangani pelaksanaan
bimbinngan manasik, fasilitas yang memadai serta
kehadiran calon jamaah haji yang maksimal, sehingga
pelaksanaan bimbingan manasik haji di KBIH berjalan
dengan baik, dimana para anggota pelaksana telah
menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan
tanggung jawabnya.
4. Pengawasan
Pada pengawasan ini merupakan tanggungg jawab
dari pemimpin KBIH Daarul Hikmah. Pengawasan
dilakukan secara langsung pada seluruh rangkaian
kegiatan bimbingan kepada jamaah mulai pelaksanaan
manasik, pada saat pelaksanaan ibadah haji sampai
69

kembali ke Tanah Air, dengan dibantu oleh staff yang


telah diberikan amanah. Karena tidak mungkin ketua
mampu mengawasi sendiri setiap kegiatan yang
berlangsung.

B. Dampak Bimbingan Manasik dalam Meningkatan


Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Calon Jamaah Haji
Bimbingan manasik yang diberikan oleh KBIH Daarul
Hikmah terhadap jamaah haji, bertujuan untuk membantu
calon jamaah agar lebih mengerti tentang haji dan tata cara
pelaksanaannya dengan baik, sehingga dapat melaksanakan
ibadah haji dengan sebaik mungkin, dan dapat memperoleh
haji yang mabrur.
Bimbingan manasik haji yang diberikan kepada calon
jamaah haji sangatlah penting, karena dengan pendidikan dan
pelatihan, jamaah haji dapat memperoleh pengetahuan, sikap,
keterampilan sehingga dapat memahami materi manasik haji
maupun prakteknya yang kemudian mampu dalam
melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Pengetahuan, sikap serta keterampilan merupakan hal
yang perlu dimiliki oleh jamaah haji, walaupun mayoritas
jamaah haji adalah berusia lanjut yang sangat membutuhkan
bimbingan serta pendampingan. Namun sangat disayangkan
apabila pada saat pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci
jamaah tidak dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji
dengan baik.
70

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada BAB


sebelumnya mengenai kriteria jamaah yang penulis ambil
untuk diteliti yang berbeda-beda mulai dari segi usia, jenis
kelamin maupun latar belakang, yang penulis wawancarai
dengan jumlah enam orang jamaah. Maka penulis akan
memberikan penjelasan mengenai kemampuan calon jamaah
haji dalam melaksanakan bimbingan manasik pada KBIH
Daarul Hikmah.
Karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya, penulis
harap dari jumlah tersebut cukup untuk mewakili sampel
penelitian yang dilakukan pada KBIH Daarul Hikmah.
Adapun sampel yang penulis telah wawancarai diantaranya
yaitu:
1. Adhi Maulana Muludy, lahir di Bogor pada tanggal 5
November tahun 1987. Sekarang berusia 30 tahun,
lulusan SLTA yang bekerja sebagai pegawai swasta
di suatu lembaga.
2. Mohamad Sabur Abdurahim, lahir di Kuningan pada
tanggal 22 Juli tahun 1954, berusia 63 tahun, lulusan
S1 yang juga bekerja sebagai pegawai swasta.
3. Ida Djubaedah Suhada, lahir di Bogor pada tanggal
13 April tahun 1958. Beliau adalah seorang ibu
rumah tangga lulusan SLTA yang kini berusia 59
tahun.
4. Fiqih Endriyani Abdus Somad, lahir di Tangerang
10 Februari tahun 1992, yang kini berusia 25 Tahun,
71

ia mengenyam pendidikan terakhir pada tingkat


SMA.
5. Jasnimar Barahim Doalih, lahir di Padang pada
tanggal 14 Oktober tahun 1960, berusia 57 Tahun,
lulusan Sekolah Dasar, dan ia adalah seorang
pedagang.
6. Sugiyanti Warsorejo Kromoijoyo, lahir di Wonogiri
pada tanggal 7 Juni tahun 1971. Lulusan SLTA ini
juga seorang pedagang. Ibu Sugiyanti berusia 46
tahun.
Selanjutnya mengenai dampak dari bimbingan manasik
haji dalam meningkatan kognitif, afektif dan psikomotorik
calon jamaah sebagaimana yang diungkapkan oleh jamaah
yang mendapatkan bimbingan manasik haji yaitu sebagai
berikut:
“Saya merasa harusnya ini sudah dipelajari dari dulu,
beruntung saya bisa ikut bimbingan manasik haji di KBIH
Daarul Hikmah ini. Awalnya saya tidak begitu mengerti
gimana melaksanakan haji, ya setelah ikut manasik sedikit
meningkatlah pemahaman saya tentang rukun-rukun haji dan
lain-lainnya. Dan Alhamdulillah diberikannya praktek
memudahkan saya dalam melakukan thawaf, sa’I dan ibadah-
ibadah lainnya.”63
“Saya belum tau apa-apa soal haji, makanya saya mau
belajar di KBIH Daarul Hikmah. Sedikit tahu, gimana

63
Hasil wawancara dengan Bapak Adhi Maulana Muludy, jamaah
KBIH Daarul Hikmah, pada tanggal 29 September 2018.
72

ngerjain ibadah haji nanti di sana, meskipun tidak begitu


hafal do’a-do’a. Alhamdulillah ibadah haji yang dilakuin
berjalan lancar, walaupun terkadang butuh bantuan dari
pembimbing.”64
Jawaban dari jamaah setelah mengikuti bimbingan
manasik haji juga memuaskan, berikut sebagaimana yang
diungkapkan jamaah yaitu sebagai berikut:
“Manasik yang dilakukan KBIH Daarul Hikmah sudah
cukup baik, nyaman juga. Penjelasan materi yang
disampaikan dapat saya pahami ya walaupun ga semuanya
saya paham. Alhamdulillah semua bekal ilmu yang didapat
pada saat bimbingan manasik, bisa dilaksanain di Tanah
Suci.”65
“Seneng neng bisa ikut bimbingan manasik, bisa nambah
ilmu karna udah tua mau belajar sendiri kurang bisa. Saya itu
kurang cepat menangkap materinya, tapi karna ada praktek
lebih mudah dipahami ngejalanin haji nanti. Alhamdulillah
saya bisa ngerjain haji, tapi perlu dibimbing sama
pembimbing juga, ya namanya juga udah tua.”66
Berbeda dengan Bapak Mohamad Sabur Abdurahim
jamaah yang sudah berusia, tetapi sudah cukup mendalami
ilmu agama, mengatakan bahwasanya dengan ilmu dan

64
Hasil wawancara dengan Ibu Jasnimar Barahim Doalih, jamaah
KBIH Daarul Hikmah, pada tanggal 28 September 2018.
65
Hasil wawancara dengan Ibu Sugiyanti Warsorejo Kromoijoyo,
Jamaah KBIH Daarul Hikmah, pada tanggal 30 September 2018
66
Hasil wawancara dengan Ibu Ida Djubaedah Suhada, jamaah KBIH
Daarul Hikmah, pada tanggal 28 September 2018.
73

praktek yang diberikan, nantinya kita dapat melaksanakan


rangkaian ibadah haji.
“Manasik haji itu penting, jadi setiap jamaah yang ingin
berhaji itu wajib mengikuti bimbingan manasik haji. Dengan
kita ikut bimbingan manasik yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, yang sudah tahu menjadi makin tahu. Karna saya
sebelumnya sudah sedikit tahu, Alhamdulillah setelah
mengikuti bimbingan manasik dengan ilmu dan praktek yang
diberikan saya bisa melakukan rangkaian ibadah haji.”67
“Kalo manasik saya udah pernah, tapi belajar itu kan
penting ya apalagi manasik haji ini. Saya baru memahami
bahwa manasik haji itu cakupannya luas, lumayan paham di
Tanah Suci tuh nanti kita gimana, apa aja yang dilarang di
sana. Ya Alhamdulillah saya bisa jalanin ibadah haji karna
sudah diberi praktek juga pas manasik di KBIH Daarul
Hikmah.”68
Dari wawancara yang dilakukan, menurut penulis
dampak bimbingan manasik haji dalam peningkatan
kemampuan calon jamaah haji yaitu, jamaah mempunyai
kemauan untuk mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji
dengan antusias, merasa senang dan nyaman. Sehingga
jamaah yang awalnya tidak paham dengan syarat sah, wajib,
rukun, dengan mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji
yang maka jamaah dapat memahami pelaksanaan ibadah haji

67
Hasil wawancara dengan Bapak Mohamad Sabur Abdurahim, jamaah
KBIH Daarul Hikmah, pada tanggal 29 September 2018.
68
Hasil wawancara dengan Mba Fiqih Endriyani Abdus Somad,
Jamaah KBIH Daarul Hikmah, pada tanggal 30 September 2018.
74

walaupun tidak 100%. Kemudian mindset calon jamaah haji


akan berubah seiring dengan pegetahuan calon jamaah haji
sehingga dalam pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci
jamaah bisa melaksanakan rangkaian ibadah secara mandiri
tanpa selalu didampingi oleh pembimbing, walaupun masih
terdapat jamaah yang perlu bimbingan dari pembimbing.
Dengan demikian, bimbingan manasik yang dikelola oleh
KBIH Daarul Hikmah Pamulang berdampak pada
peningkatan kognitif, afektif dan psikomotorik calon jamaah
haji tahun 2018.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis pelaksanaan bimbingan
manasik haji yang dilakukan KBIH Daarul Hikmah baik
dengan wawancara maupun observasi, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen bimbingan manasik haji di KBIH Daarul
Hikmah yaitu dengan menerapkan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan sudah
berjalan dengan baik. Dengan adanya perencanaan yang
baik seperti penetapan tujuan, programing, penjadwalan
dan penganggaran. Pengorganisasian yang terstruktur,
dengan pembagian tugas dan wewenang. Penggerakkan
yang berjalan sesuai dengan rencana dimana kegiatann
bimbingan manasik menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, diskusi dan praktek lapangan. Serta adanya
pengawasan yang dilakukan secara langsung dan juga
dilakukannya evaluasi. Dengan demikian, kegiatan
bimbingan manasik haji dapat berjalan dengan efektif.
2. Dampak bimbingan manasik haji dalam peningkatan
kemampuan calon jamaah haji yaitu, jamaah mempunyai
kemauan untuk mengikuti kegiatan bimbingan manasik
haji dengan antusias, merasa senang dan nyaman.
Sehingga jamaah yang awalnya tidak paham dengan
syarat sah, wajib, rukun, dengan mengikuti kegiatan

75
76

bimbingan manasik haji maka jamaah dapat memahami


pelaksanaan ibadah haji walaupun tidak 100%.
Kemudian mindset calon jamaah haji akan berubah
seiring dengan pegetahuan calon jamaah haji sehingga
dalam pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci jamaah bisa
melaksanakan rangkaian ibadah secara mandiri tanpa
selalu didampingi oleh pembimbing, walaupun masih
terdapat jamaah yang perlu bimbingan dari pembimbing.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk KBIH Daarul
Hikmah antara lain:
1. Sebaiknya KBIH Daarul Hikmah dapat membuat brosur,
spanduk ataupun media lainnya, agar lebih banyak yang
mengetahui keberadaan KBIH Daarul Hikmah sehingga
dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bergabung
pada KBIH Daarul Hikmah.
2. Sebaiknya melatih pembimbing yang belum mengerti IT
agar dalam pelaksanaan dapat berjalan dengan baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Abdul, Rahman Al Zazin, 1996. Fiqih Empat Mazhab Bagian


Ibadah Puasa, Zakat, Haji Kurban. Jakarta: Darul Ulum
Press.

Amirullah, Hari, 2003. Alat Evaluasi Keterampilan: Jurnal


Nasional Pendidikan Jasmani dan Ilmu Keolahragaan,
Jakarta: Depdiknas.

Anas, Muhammad, 2012. Mengenal Metodologi Pembelajaran.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Agama RI, 2007. Al-Qur’an Al-Karim dan


Terjemahannya. Bandung: CV Diponegoro.

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji


dan Umrah Jakarta, 2010. Pola Bimbingan Calon
Jamaah Haji.

Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan


Haji dan Umrah, Metode Penyuluhan Haji bagi KUA.

Harahap, Sumuran, 2008. Kamus Istilah Haji dan Umrah.


Jakarta: Mitra Abadi Press.

Hasan, Latif dan Nidjam Ahmad, 2003. Manajemn Haji. Jakarta:


Zikrul Hakim. cet ke-2.

Hasibuan, Melayu S.P, 2004. Manajemen, Dasar, Pengertian,


dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.


Jakarta: Referensi.

J. Moleong, Lexy, 2004. Metoodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

77
78

Kartono, Ahmad, 2016. Solusi Hukum Manasik dalam


Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab.
Jakarta: Pustaka Cendekiamuda.

Kementerian Agama RI, 2014. Efektivitas Kelompok Bimbingan


Ibadah Haji dalam Memberikan Pelayanan dan
Bimbingan terhadap Jamaah Haji. Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Kementerian Agama RI.

Kementerian Kesehatan, RI, 2010. Pedoman Teknis Pemeriksaan


Kesehatan Jamaah Haji. Jakarta: Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan RI.

Latuheru, 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar


Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.

Muchtarom, Zaini, 1996. Dasar-dasar Manajemen Dakwah.


Yogyakarta: Al Amin dan IKFA.

Munawar, Thohari, 1992. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling


Islam. Yogyakarta: UII Press.

Murti Hartono, Hari, 2010. Waiting List Nasional Upaya


Memperkecil Kemudharatan Masa Penantian
Keberangkatan Haji. Dinamika dan Perspektif Haji
Indonesia. Jakarta: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah.

Nadler, 1986. Keterampilan Belajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Nurkancana, Wayan dan Sumartana, 1986. Evaluasi Pendidikan,


Surabaya, Usaha Nasional.

P. Robbins, Stepen, 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.


Indeks Kelompok Gramedia.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
79

Rahmat, Jalaludin, 1999. Metode Penelitian Komunikasi.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rokhmad, Ali, 2010. Langkah-langkah Pembenahan Haji.


Jakarta: Ditjen PHU Kementerian Agama RI.

Rusman, Anggyta Ryandika, 2015. Panduan raktis Haji dan


Umrah. Yogyakarta: Buku Pintar.

Saerozi, Muh, 2014. Teknik Pembelajaran Kolaboratif Untuk


Memandirikan Calon Jamaah Haji Pada Kelompok
Bimbingan Haji Masjid Istiqomah Unggaran, inferensi,
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaah.

Sani, Abdul, 1987. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina Aksara.

Satori, Djaman, 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta cv.

Simbolon, Maringan Masry, 2004. Dasar-dasar Administrasi dan


Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soelaiman, Sukmalana, 2007. Manajemen Kinerja, Langkah-


langkah Efektif untuk Membangun, Mengndalikann dan
Evaluasi Kinerja, Jakarta: PT. Intermedia Utama.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Torang, Syamsir, 2014. Organisasi & Manajemen, Bandung:


Alfabeta.

Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo Akbar, 2003. Metodologi


Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sarwono, Sarlito Wirawan, 1976. Pengantar Umum Psikologi,


Jakarta: Bulan Bintang.
80

Wawancara dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah pada


tanggal 3 September 2018.

Yustisa, 2010. Panduan Lengkap Perundangan Ibadah Haji,


Yogyakarta: Pustaka Setia.

https://www.definisi-pengertian.com, Diakses pada tanggal 24


September tahun 2018.
HASIL WAWANCARA

Nama : K.H. M. Saidih, S.Ag


Jabatan : Ketua KBIH Daarul Hikmah
Tempat : KBIH Daarul Hikmah
Hari/Tanggal : 13 September 2018

1. Bagaimana sejarah berdirinya KBIH Daarul Hikmah?


Jawaban:
Asal mula berdirinya KBIH Daarul Hikmah awalnya hanya
mendirikan Yayasan saja dalam aspek pendidikan mulai dari
Madrasah Diniyah, Madrasan Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah sampai dengan Madrasah Aliyah. Selain itu
Yayasan Daarul Hikmah ini juga mengadakan pengajian-
pengajian rutin diantaranya Majelis Taklim ibu-ibu,
pengajian kitab, juga mengadakan kegiatan sosial untuk
masyarakat. Kemudian tahun 2001 Yayasan Daarul Hikmah
membentuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
Daarul Hikmah ini atas dasar pengabdian kepada Agama dan
masyarakat untuk mempermudah memenuhi panggilan Illahi
dalam menunaikan rukun Islam yang kelima. Alhamdulillah
sampai sekarang KBIH Daarul Hikmah masih dipercaya oleh
masyarakat, sehingga KBIH Daarul Hikmah tidak membuat
brosur, plang dan lain sebagainya, jadi orang-orang tau
KBIH Daarul Hikmah ini dari muut kemulut saja.
2. Apa saja visi dan misi KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Visi KBIH Daarul Hikmah adalah mempermudah jamaah
dalam rangka memenuhi panggilan Illahi untuk menunaikan
rukun Islam yang kelima yaitu melaksanakan ibadah haji ke
Tanah Suci. Sedangkan misi dari KBIH Daarul Hikmah
dalam yaitu tercapainya haji mabrur yang diidamkan oleh
setiap calon jamaah haji, membantu pemerintah dan jamaah
dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, memberdayakan
pembimbing untuk mengamalkan ilmunya, dan menanamkan
inovasi kepada jamaah untuk belajar sungguh-sungguh demi
terlaksananya ibadah haji secara benar.

3. Bagaimana kepengurusan pada KBIH Daarul Hikmah?


Jawaban:
Kepengurusan KBIH Daarul Hikmah ini kebanyakan dari
pihak keluarga, yang dipercaya untuk mengurusi seperti istri
saya ibu Hj. Hudriyah yang juga menjadi pembimbing haji
tahun ini dan juga ibu Hj. Sri Uswati, dia anak pertama saya
yang sekarang menjabat sebagai sekretaris juga membantu
saya dalam mengurus KBIH ini.
HASIL WAWANCARA

Nama : Dra. Hj. Sri Uswati


Jabatan : Sekretaris KBIH Daarul Hikmah
Tempat : KBIH Daarul Hikmah
Hari/Tanggal : 3 September 2018

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh KBIH Daarul


Hikmah dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Jawaban:
Perencanaan bimbingan manasik haji ini kita lakukan 1 bulan
sebelum pelaksanaan bimbingan manasik haji, dengan
menetapkan tujuan serta target yang akan dicapai dalam
pelaksanaan bimbingan manasik yang akan diberikan kepada
calon jamaah haji agar mencapai haji yang mabrur.
2. Bagaimana anggaran dalam pelaksanaan bimbingan manasik
haji?
Jawaban:
Anggaran bimbingan manasik haji ini kita juga megikuti
aturan dari pemerintah yaitu sebesar RP. 3,5 juta yang
berasal dari jamaah yang nantinya akan dikeluarkan untuk
kebutuhan jamaah.
3. Bagaimana dengan pengorganisasian dalam pelaksanaan
bimbingan manaasik haji?
Jawaban:
Pengorganisasian pada kegiatan bimbingan manasik haji di
KBIH Daarul Hikmah ini kita membagi-bagikan tugas dan
juga memberikan wewenang kepada orang-orang yang
bertugas.
4. Bagaimana penggerakkan yang dilakukan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Jawaban:
Penggerakkan merupakan faktor penentu dalam segala
kegiatan, karena secara langsung manusia atau pelaksana
saling berhubungan, demi kelancaran pelaksanaan bimbingan
manasik haji ini kita menetapkan metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, video visual dan praktek langsung atau
simulasi
5. Berapa kali pertemuan pada kegiatan bimbingan manasik
haji dilaksanakan?
Jawaban:
Bimbingan manasik haji ini dilakukan selama 14 kali
pertemuan mengikuti aturan dari pemerintah, yaitu 12 kali
pertemuan untuk pemberian materi dan 2 kali pertemuan
untuk pemberian praktek lapangan atau simulasi.
6. Metode apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Jawaban:
Dalam kegiatan bimbingan manasik haji ini kita
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, video
visual dan simulasi atau praktek lapangan. Simulasi ini
dilakukan di KBIH sebanyak 2 kali pertemuan ditambah 1
kali pertemuan yaitu di Asrama Haji Pondok Gede.
7. Bagaimana dengan pengawasan yang dilakukan pada
pelaksanaan bimbingan manasik haji?
Jawaban:
Pentingnya adanya pengawasan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji menjadi tolak ukur kita dimana
berjalannya pengawasan disini berfungsi sebagai proses akhir
dari berbagai kegiatan yang berjalan daam pelaksanaan
bimbingan manasik haji di KBIH Daarul Hikmah. Pengawan
ini juga dilakukan langsung oleh Bapak, KH. M. Saidih,
S.Ag.
HASIL WAWANCARA

Nama : Adhi Maulana Muludy


Umur : 30 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Saya merasa harusnya ini sudah dipelajari dari dulu,
beruntung saya bisa ikut bimbingan manasik haji di KBIH
Daarul Hikmah ini.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Awalnya saya tidak begitu engerti gimana melaksanakan
haji, ya setelah ikut manasik sedikit meningkatlah
pemahaman saya tentang rukun-rukun haji dan lain-lainnya.

3. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Alhamdulillah diberikannya praktek memudahkan saya
dalam melakukan thawaf, sa’I dan ibadah-ibadah lainnya.
HASIL WAWANCARA

Nama : Mohamad Sabur Abdurahim


Umur : 63 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Manasik haji itu penting, jadi setiap jamaah yang ingin
berhaji itu wajib mengikuti bimbingan manasik haji.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Dengan kita ikut bimbingan manasik yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi makin tahu.

4. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Karna saya sebelumnya sudah sedikit tahu, Alhamdulillah
setelah mengikuti bimbingan manasik dengan ilmu dan
praktek yang diberikan saya bisa melakukan rangkaian
ibadah haji.
HASIL WAWANCARA

Nama : Ida Djubaedah Suhada


Umur : 59 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Seneng neng bisa ikut bimbingan manasik, bisa nambah ilmu
karna udah tua mau belajar sendiri kurang bisa.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Saya itu kurang cepat menangkap materinya, tapi karna ada
praktek lebih mudah dipahami ngejalanin haji nanti.

5. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Alhamdulillah saya bisa ngerjain haji, tapi perlu dibimbing
sama pembimbing juga, ya namanya juga saya udah tua ya.
HASIL WAWANCARA

Nama : Jasnimar Barahim Doalih


Umur : 57 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Saya belum tau apa-apa soal haji, makanya saya mau belajar
di KBIH Daarul Hikmah.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Sedikit tahu, gimana ngerjain ibadah haji nanti di sana,
meskipun tidak begitu hafal do’a-do’a.

6. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Alhamdulillah ibadah haji yang dilakuin berjalan lancar,
walaupun terkadang butuh bantuan dari pembimbing.
HASIL WAWANCARA

Nama : Sugiyanti Warsorejo Kromoijoyo


Umur : 46 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Manasik yang dilakukan KBIH Daarul Hikmah sudah cukup
baik, nyaman juga.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Penjelasan materi yang disampaikan dapat saya pahami ya
walaupun ga semuanya saya paham.

7. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Alhamdulillah semua bekal ilmu yang di dapat pada saat
bimbingan manasik, bisa dilaksanain di Tanah Suci
HASIL WAWANCARA

Nama : Fiqih Endriyani Abdus Somad


Umur : 25 Tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Jamaah Haji KBIH Daarul Hikmah

1. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti bimbingan manasik


haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Kalo manasik saya udah pernah, tapi belajar itu kan penting
ya apalagi manasik haji ini.

2. Bagaimana pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan


manasik haji di KBIH Daarul Hikmah?
Jawaban:
Saya baru memahami bahwa manasik haji itu cakupannya
luas, abis manasik lumayan paham di Tanah Suci tuh nanti
kita gimana, apa aja yang dilarang disana.

8. Apakah praktek manasik haji dapat memudahkan anda dalam


melaksanakan rangkaian ibadah haji?
Jawaban:
Ya Alhamdulillah saya bisa jalanin ibadah haji karna sudah
diberi praktek juga pas manasik di KBIH Daarul Hikmah.
FOTO DOKUMENTASI KBIH DAARUL HIKMAH

Pelepasan Calon Jamaah Haji KBIH Daaru Hikmah Pamulang

Wawancara Dengan Sekretaris KBIH Daarul Hikmah Pamulang

Anda mungkin juga menyukai