Makalah B.indo Kelompok 1
Makalah B.indo Kelompok 1
Makalah B.indo Kelompok 1
Kelompok : 1. Mutia
2. Najib
3. Enjelin
4. Putut
5. Jemi
6. Aan
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW, yang telah menuntun kepada cahaya kebenaran, sehingga kita dapat mengarungi
kehidupan ini di dalam tuntunan yang telah diberikannya.
Adapun makalah ini membahas tentang Diksi dan Gaya Bahasa. pilihan kata atau
diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan.
diksi bukan hanya dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan. Tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya
bahasa dan ungkapan. Gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, baik melalui bahasa,
tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya.
Makalah ini bertujuan agar kita semua lebih mampu memahami tulisan-tulisan yang
kita baca, dan dapat menggunakan kata yang sesuai dalam pengungkapan ide atau gagasan.
terutama dalam segi penggunaan kata maupun kalimat. Semoga ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan menjadi pengetahuan yang tepat guna bagi anggota-anggota masyarakat
lainnya.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................................. 10
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gaya atau khususnya Gaya Bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style, kata
style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin.
Dalam keahlian menggunakan alat ini dapat mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada
lempengan lilin tersebut sehingga penekanan dititik beratkan pada keahlian penulisan indah,
sehingga style berubah menjadi kemanpuan dan keahlian untuk menulis atau mempengaruhi
kata-kata secara indah.
Karena perkembangan itu, Gaya Bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari
diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tiidaknya pemakaian kata, frasa, atau
klausa terstentu untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, persoalan Gaya Bahasa
meliputi semua hirarki kebahasaan, misalnya pilihan kata secara individual, frasa, klausa,
kalimat yang mencakup sebuah wacana secara luas.
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa masalah yang menjadi bahan dasar
penulis menulis makalah ini. Masalah tersebut diantaranya; pemakaian ketepatan dan
kesuaian kata yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan (EYD) dalam ketentuan
bahasa Indonesia, penggunaan dari diksi yang tidak sesuai dengan fungsi diksi.
1
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalah yang dikaji dalam makalah ini ialah sebagai berikut: pengertian diksi,
fungsi diksi, diksi dan gaya bahasa, ketepatan kata, kesesuaian kata, perubahan makna,
denotasi dan konotasi, sinonim, idiomatik, kata tanya: di mana, yang mana dan hal mana,
homonim, homofon dan homograf, kata abstrak dan kata konkret, kata umum dan kata khusus
dan peristilahan serta definisi. Dan karena keterbatasan dana dan waktu maka hanya sebatas
inilah masalah yang dapat penulis jabarkan dalam makalah ini.
1. Banyaknya peserta didik yang masih belum mengetahui apa itu diksi.
2. Banyaknya peserta didik yang tidak pandai menempatkan ketepatan dan kesesuaian
pilihan kata dalam menggunakan bahasa Indonesia.
Tujuan penulis menulis makalah ini yakni untuk membantu menjelaskan kepada
pembaca khususnya mahasiswa mengenai diksi. Dan tak hanya itu, penulis menulis makalah
ini dengan tujuan untuk menuntaskan tugas demi meningkatkan nilai tugas pekuliahan bagi
penulis.
2
1.6 Manfaat Penulisan
Penulis membuat makalah ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
mahasiswa Universitas Mathla'ul Anwar, terutama bagi penulis sendiri. Manfaat tersebut
antara lain seperti, menjadikan mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa madani yang
mampu memanfaatkan potensi individu dalam mengembangkan karya tulis, mengetahui tata
cara penggunaan diksi dalam karya sastra secara optimal (sebaik mungkin), serta mengetahui
apa yang dimaksud dengan diksi dan mengetahui bagian-bagian dari diksi itu sendiri.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN DIKSI
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Menurut Wikipedia pengertian diksi adalah pemilihan kata
dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Kedua, Diksi merupakan seni berbicara yang
jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami.
Pengertian ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya bahasa. Pengertian diksi tidak hanya tergambar dari kata-kata yang ditampilkan namun
lebih luas dan dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide.
Diksi dapat pula diartikan pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan suati
ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan, dimana
fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang
menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan.
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat,
dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suati situasi. Pilihan kata yang tepat dan
sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan
kata bahasa itu.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Dalam gaya bahasa terdapat
sendi gaya bahasa. Gaya bahasa yang baik harus memiliki tiga unsur : (1) Kejujuran, (2)
Sopan-santun, dan (3) Menarik.
4
Menurut beberapa pakar yang dimuat dalam pengkajian puisi karya Pradopo
(20002:264) dikatakan bahwa gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa secara khusus
untuk mendapatkan nilai seni. Gaya bahasa itu susunan perkataan yang terjadi karena
perasaan dalam hati pengarang yang dengan sengaja atau tidak sehingga dapat menimbulkan
suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca atau pendengarnya. Gaya bahasa juga merupakan
suatu cara untuk mengungkapkan diri secara khas yang dilakunan oleh seseorang.
Menurut Tarigan (1990:5) Gaya bahasa merupakan bentuk retorik. Bentuk retorik
adalah penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meningkatkan efek dengan
cara memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu terhadap benda
yang lain.
5
D. MANFAAT DIKSI
1. Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan
hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
2. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang
yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan
kontroversi dalam masyarakat.
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki
sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil &
ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah : makna lain yang ditambahkan pada
makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Contoh : Kata kurus bermakna konotatif netral, artinya tidak
memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan
ramping.
Contoh :
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti
baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan adalah
gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk
mengkiaskan suatu hal. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya
memiliki dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak
sebenarnya (makna kias atau konotasi).
6
Makna Denotasi : Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang
sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.
Contoh : Adik makan nasi. Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna Konotasi : Denotasi merupakan makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna
Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain.
Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah
makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi.
Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh
suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.
Contoh :
Pak Darip adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu
disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir
melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan
pak Darip bagus yah”.
7
F. BAGAIMANA CARA PENULISAN KARYA SASTRA
Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud
penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah, baik dalam
atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra
yang terkait dengan waktu mereka
Karya sastra juga bisa di artikan dengan produk kreatif manusia. Karya sastra,
sebagaimana karya kreatif lain, menuntut kemampuan penulis dalam menghasilkan
komposisi atau gagasan yang pada dasarnya baru. Karya kreatif berupa kegiatan imajinatif
atau sintesis pemikiran yang membentuk pola baru atau korelasi baru. Karya kreatif memiliki
maksud dan tujuan, dan diciptakan dengan struktur yang relatif rumit (lihat Hurlock, 1997).
Harus menerapkan unsur-unsur intrinsik yang sangat penting untuk diketahui adalah : tema,
karakterisasi, plot, setting, dan gaya.
1. TEMA
Tema adalah ide sebuah cerita. Pada saat menulis cerita pengarang bukan sekedar
ingin bercerita tetapi juga menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Sesuatu yang
disampaikan itu dapat berupa masalah kehidupan, pandangan hidupnya atau penilaiannya
terhadap kehidupan. Pada karya yang berhasil, tema tersembunyi dalam tindakan -tindakan,
pikiran-pikiran dan ucapan-ucapan karakter (tokoh) yang diciptakannya.
2. KARAKTERISASI
8
3. PLOT
Plot adalah rencana atau cerita utama suatu karya sastra (novel, drama, cerpen atau
puisi). Plot disebut pula struktur naratif. Dalam sejarah kritik kesusastraan pengertin tentang
plot telah bnyak mengundang perdebatan. Dalam Poetics, Aristoteles menekankan
pentingnya plot dan menyebutnya sebagai “jiwa” (soul) dari sutu tragedi.
4. SETTING
Setting adalah bingkai (frame) waktu, peristiwa atau lokasi tempat narasi (jalan cerita)
berlangsung. Dalam novel dan cerpen modern, setting disusun pengarangnya menjadi unsur
narasi yang penting. Dalam sebuah narasi, setting berjalin dengan tema, karakterisasi, dan
plot.
5. GAYA
Dalam buku-buku pelajaran kesusastraan di Indonesia sering disebut-sebut
tentang gaya yang lazimnya dikupas dalam judul “Gaya Bahasa”, lengkap dengan
menyebutkan contoh penggunaan gaya (bahasa) itu seperti metafora, personifikasi,
peyoratif, amelioratif, totem pro parte, asosiasi, hiperbolisme, dan sebagainya.
9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara
efektif kepada pembaca atau pendengarnya. Selain kata yang tepat, efektivitas, komunikasi
menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih
kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Ada tiga hal yang yang dapat kita petik. Pertama, kemampuan memilih kata hanya
dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata yang cukup luas. Kedua, diksi atau pilihan
kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat kata-kata
yang memiliki nuansa makna serumpun. Ketiga, pilihan kata mengangkut kemampuan untuk
memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi dan konteks tertentu
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
10
Daftar Pustaka
1. http://www.scribd.com/doc/125561815/DIKSI-DAN-GAYA-BAHASA-DALAM-
RUBRIK-KONSULTASI-TABLOID-NYATA-EDISI-JANUARI-MARET-
2012#download
2. http://hidayatullahahmad.wordpress.com/2013/03/16/diksi/
3. http://sidiqfredoom.blogspot.com/2010/12/diksi-dan-gaya-bahasa.html
4. http://senseleaf.blogspot.com/2012/03/diksi.html
5. http://www.organisasi.org/1970/01/idiom-ungkapan-dan-peribahasa-dalam-bahasa-
indonesia.html
6. http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Ungkapan
7. http://teorikux.blogspot.com/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
8. http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-
macamnya/
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_Sastra
10. http://oktaviaviana.blogspot.com/2013/12/pengembangan-menulis-karya-sastra-
bagi.html
11. http://jahidinjayawinata61.wordpress.com/2010/09/02/menulis-karya-sastra/
11