Diksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BAHASA INDONESIA

SEMESTER GANJIL 2018/2019


“DIKSI”

Dibuat oleh :
Kelompok IV
Nama Anggota : - Cakra Kurniawan (32117041)
- Nurul Annisa (32117042)
- Andi Iqbal Pangeran (32117043)
- Nur Apriani Jabir (32117044)
- Firman Eko Putra (32117045)
Kelas : 2B D3 Teknik Listrik

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya atas rahmat dan karunia-Nya


kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Diksi
atau Pilihan Kata” ini membahas mengenai bagaimana menggunakan bahasa yang
tepat dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

Makassar , 12 Januari 2019

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
2.1 Pengertian Diksi ................................................................................. 4
2.2 Fungsi Diksi ....................................................................................... 4
2.3 Jenis-Jenis Diksi................................................................................. 5
2.4 Syarat Pemilihan Kata Dalam Diksi .................................................. 7
2.5 Pembentukan Kata Dalam Diksi ........................................................ 8
2.6 Pemilihan Kata dan Penggunaan Diksi……………………………....18
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21
3.2 Saran .................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran


terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda
menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan
dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami
dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik.
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata sesuka hati,
tetapi yang harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus menerus
dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan, perasaan (ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang
membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosakata. Yang
terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosakata yang merupakan
bagian dari diksi. Ketetapan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan
tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam menggambarkan
“ cerita “ pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-
memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga
meliputi gaya bahasa, dan ungkapan-ungkapan.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian
yang sangat penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin
lamban dan sukar, tapi orang akan merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-
sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang
diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap pengertian-
pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat

1
tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula
menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang
tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk
mewakili maksud atau gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan
bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan
menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan,
pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan
kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu.
Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk
menetapkan secara cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah
konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan
kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih
tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang
bersinonim itu.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan
kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar
tidak merusak suasana.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini
adalah, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diksi ?
2. Apa fungsi dari Diksi (Pilihan Kata) ?
3. Sebutkan jenis-jenis dari Diksi (Pilihan Kata)?
4. Apa saja syarat-syarat pemilihan kata dalam Diksi ?
5. Bagaimana pembentukan kata dalam Diksi ?
6. Bagaimana pemilihan kata dan penggunaan Diksi ?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari diksi
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari diksi
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis dari diksi
4. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat pemilihan kata dalam diksi
5. Mahasiswan mampu mengetahui cara pembentukan kata dalam diksi
6. Mahasiswa mampu mengetahui pemilihan kata dan penggunaan pada diksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi

Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang
meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga
didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. pengertian diksi dapat dilihat
dari beberapa sumber yaitu KBBI dan menurut para ahli.
Diksi menurut KBBI merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Sedangkan menurut Gorys Keraf pengertian
diksi dibagi menjadi dua yaitu pertama, diksi adalah pilihan kata atau mengenai
pengertian kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu
gagasan, penggungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata yang lebih
baik sesuai situasi. Kedua, diksi merupakan kemampuan membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi, serta nilai dari suatu rasa
yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar, dan pembaca.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diksi
atau pemilihan kata sangat diperlukan dalam komunikasi baik secara lisan
maupun tulisan, agar gagasan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah
oleh pembaca ataupun pendengar.

2.2 Fungsi Diksi

Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan
kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak

4
merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat
agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial
dalam cerita tersebut.

Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai


berikut:

 Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi
lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
 Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
 Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis
atau pun terucap).
 Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.
 Diksi berfungsi memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu
cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan
secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu,
dll.

2.3 Jenis-Jenis Diksi

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan
maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasannya:
A. Diksi Berdasarkan Maknanya
1. Makna Denotatif
Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari
suatu kata atau kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:
 Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang
lebih baik.
 Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai
banyak orang.

5
 Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan
“keuntungan melimpah”
2. Makna Konotatfi
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan
sebenarnya. Berikut ini contoh diksi dengan makna konotatif:
 Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
 Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu
tentang berbagai hal
 Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat
“durian runtuh”.

B. Diksi Berdasarkan Leksikal


1. Sinonim
Sinonim ialah kata yang mempunyai persamaan makna dengan
kata lainnya. Pemilihan kata bersinonim meskipun memiliki makna
kata yang sama, akan tetapi harus lebih memperhatikan ketepatan
penggunaan kata pada konteks kalimat. Contoh : Mati dan
meninggal. Berikut ini contoh kalimatnya :
a. Kucing itu mati tertabrak mobil
b. Lina baru mendengar kabar meninggalnya paman keesokan
harinya.
Kata “mati” lebih tepat jika disematkan kepada subyek atau obyek
hewan. Tentu tidaklah pas jika “mati” diperuntukkan kepada
manusia. Sebaliknya kata “meninggal” akan lebih santun jika
disematkan pada subyek atau obyek manusia. Kedua kata tersebut
meskipun memiliki makna yang sama, akan tetapi jika
memperhatikan diksi atau pemilihan kata yang tepat maka harus
memperhatikan ketepatan sasaran penggunaan katanya. Contoh
lainnya : Ahli dan pakar, Sombong dan arogan, Seniman dan artis ,
Harapan dan asa, Perahu dan bahtera, Bergaul dan berteman, Dapat
dan bisa, Hobi dan gemar, Harapan dan kendala

6
2. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna
berlawanan atau pun berbeda. Contoh kata antonim adalah besar
dan kecil, Tua dan muda, Besar dan kecil, Hidup dan mati, Senang
dan susah, Gagal dan berhasil, Tawa dan tangis, Hemat dan boros,
Baik dan jahat

3. Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna.
Contohnya kata kepala yang dapat bermakna bagian tubuh yang
terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang terletak
di sebelah atas atau pun depan. Berikut ini contoh kalimatnya :
a. Menabung di bank, maka akan mendapatkan Bunga.
b. Rima adalah bunga desa di kampung ini.
c. Bunga mawar merah itu sangat indah dan harum.
Pada kalimat pertama kata “bunga” menunjukan bahwa keuntungan
menabung di bank, pada kalimat kedua menunjukan perempuan
paling cantik, dan kalimat ketiga menunjukan bunga pada tanaman.

4. Homograf
Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama
akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda. Berikut ini
contohnya :
a. Dila sedang makan Tahu goreng di warung.
b. Dila tidak Tahu bahwa hari ini hari Selasa

Kata “Tahu” pada kedua kalimat diatas memiliki ejaannya sama.


Pada kalimat pertama menunjukan makanan dan kalimat kedua
menunjukan lupa akan hari.

7
a. Wildan memiliki mental yang kuat saat menghadapi
permasalahan hidup.
b. Handphone Wildan terjatuh dan langsung mental ke lantai.

Kata ‘mental” pada kedua kalimat diatas memiliki ejaannya sama,


namun kalimat pertama menunjukan watak dan kalimat kedua
menunjukan memantul ke lantai.

5. Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama
akan tetapi makna dan ejaannya berbeda. Berikut ini contohnya :
a. Rima rajin menabung di Bank.
b. Bang Dimas merupakan kakak Rima

Kata “Bank” dan “Bang”, memiliki lafal yang sama namun memiliki
ejaan dan makna berbeda. Pada kalimat pertama menunjukan
tempat, sedangkan kalimat kedua menunjukan arti saudara.

6. Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama
namun makna dan bunyinya berbeda. Contoh Asep (nama orang)
dan asep (asap). Sama fonem sama bunyinya berbeda artinya.
Berikut ini contoh yang lainnya :
a. Pada awal Bulan, ayah selalu menerima upah kerja.
b. Bulan purnama terlihat sangat jelas karena langit tidak berawan.

Kata “Bulan”, pada kalimat pertama dan kedua kata tersebut


memiliki lafal dan ejaan yang sama namun maknanya berbeda. Jika
pada kalimat pertama menunjukan tanggal, sedangkan kalimat
kedua menunjukan bulan di langit.

8
7. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di
dalam kata lainnya. Contohnya kata salmon yang telah termasuk ke
dalam makna kata ikan. Berikut ini contoh kalimatnya :
a. Nasi, roti, kue, dan lapis legit tercakup ke dalam kata makanan.
b. Tomat, kangkung, bayam, dan wortel tercakup ke dalam kata
sayuran.
c. Televisi, kulkas, radio, komputer, dan kipas angin tercakup ke
dalam kata peralatan elektronik.
d. Ayam, sapi, kambing, kerbau, dan unta termasuk ke dalam
kata hewan ternak.

8. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain.
Contohnya ada pada kata sempurna yang telah mencakup kata baik,
bagus, dan beberapa kata lainnya. Berikut ini contoh kalimatnya :
a. Bunga mencakup melati, mawar, anggrek, dan lainnya.
b. Buah mencakup pisang, pepaya, durian, apel, dan lainnya.
c. Kendaraan mencakup sepeda motor, mobil, sepeda, dan lainnya.

2.4 Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi

Menurut Keraf (1996:88-89), persyaratan dalam ketepatan diksi sebagai


berikut:
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda.
Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-
macam makna. Contoh :
 Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
 Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir sama bersinonim.
 Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?

9
 Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu
adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Contoh :
 Intensif – insensif
 Karton – kartun
 Korporasi – koperasi.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing
yang mengandung akhiran asing tersebut.
Contoh :
 Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
 Koordinir seharusnya koordinasi.
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara
idiomatis.
7. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus
membedakan kata umum dan kata khusus.
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah
kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan
kongkret.
Contoh :
 Kata umum : melihat
 Kata khusus: melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati,
mengawasi, menonton, memandang, menatap.
8. Mempergunakan kata-kata indria yan menunjukkan persepsi yang khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

10
2.5 Pembentukan Kata dalam Diksi

Bentuk kata merupakan wujud visual kata yang digunakan dalam suatu
bahasa serta proses pembentukannya. Dalam bahasa Indonesia proses
pembentukan kata dapat dilakukan dengan pengimbuhan. pengimbuhan adalah
suatu pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar
tertentu.
Imbuhan atau afiks terdiri atas empat yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan kon-
fiks. Berikut ini contoh pengaplikasian afiks, yaitu :

1. Prefiks
Prefiks adalah afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk me
mbentuk kata baru dengan arti yang berbeda. Imbuhan prefiks yaitu ber-,
di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-.

Contoh pengalikasian prefiks yaitu :


a. Prefiks pen-
Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya
sangat produktif. Makna yang dikandung awalan peN- bermacam-
macam antara lain:
 Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, &
pembaca.
 Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.
 Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris.
 Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.
 Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.
b. Prefiks ber-
Imbuhan ini mempunyai kaidah sebagai berikut:
 Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan
beberapa kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/,
maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal, bekerja.

11
 Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh:
bel + ajar = belajar.
 Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka
ber- tetap tanpa perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.
Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:
 Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.
 Menggunakan, contoh: bersepeda, bersepatu.
 Mengeluarkan, contoh: bertelur, berbau, berkata.
 Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati.
 Dalam jumlah, contoh: berdua, bertiga.
c. Prefiks di-
Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif.
Contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola
d. Prefiks me-
Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung
arti struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:
 ‘melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’.
Contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, men
catat
 ‘membuat jadi atau menjadi’.
Contoh: menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun,
menghijau, menua
 ‘mengerjakan dengan alat’.
Contoh: mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam
 ‘berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai’.
Contoh: membujang, menjanda, membabi buta
 ‘mencari atau mengumpulkan’. Contoh: mendamar, merotan
e. Prefiks ber-
Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat,
dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
 ‘mempunyai’. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut

12
 ‘memakai’. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana.
 ‘melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)’.
Contoh: berhias, bercukur, bersolek
 ‘berada dalam keadaan’. Contoh: bersenang-senang, bermalas-
malas, berpesta-ria, berleha-leha
 ‘saling’, atau ‘timbal-balik’ (resiprok).
Contoh: bergelut, bertinju, bersalaman, berbalasan
f. Prefiks pe-
Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata
benda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:
 ‘pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’.
Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pen
gubah, penatar, penyuruh, penambang.
 ‘alat untuk me…’.
Contoh: perekat, pengukur, penghadang, penggaris
 ‘orang yang gemar’.
Contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri, pecandu, pemada
t.
 ‘orang yang di …’. Contoh: petatar, pesuruh
 ‘alat untuk …’. Contoh: perasa, penglihat, penggali
g. Prefiks per-
Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti:
 ‘membuat jadi’ (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan
 ‘membuat lebih’. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
 ‘menbagi jadi’. Contoh: pertiga, persembilan
h. Prefiks ter-
Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang
dimiliki antara lain ialah :
 ‘dalam keadaan di’.
Contoh: terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlam
bat

13
 ‘dikenai tindakan secara tak sengaja’.
Contoh: tertinju, terbawa, terpukul
 ‘dapat di-‘. Contoh: terangkat, termakan, tertampung
 ‘paling (superlatif)’.
Contoh: terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
i. Prefiks ke-
Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan
kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda,
prefiks ke- bermakna gramatikal ‘yang di … i’, atau ‘yang di … kan’,
seperti pada kata kekasih dan ketua.
2. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-
tengah kata. Berikut daftar kata dalam bahasa Indonesia yang
memiliki/dapat diberi sisipan:
a. Sisipan -el-
 Jajah -> jelajah
 Geber -> geleber
 Gembung -> gelembung
 Getar -> geletar
 Gigi -> geligi
 Gogok -> gelogok
 Gosok -> gelosok
 Luhur -> leluhur
 Maju -> melaju
 Patuk -> pelatuk
 Sidik -> selidik
 Tapak -> telapak
 Tunjuk -> telunjuk
 Tangkup/tungkup -> telangkup/telungkup

14
b. Sisipan -er-
 Sabut -> serabut
 Suling -> seruling
 Gendang -> gerendang
 Gigi -> gerigi
 Kudung -> kerudung
 Runtuh -> reruntuh(an)
 Panjat -> peranjat
 Cerita -> ceritera
c. Sisipan -em-
 Cerlang -> cemerlang
 Jari -> jemari
 Kuning -> kemuning
 Kelut -> kemelut
 Kilau -> kemilau
 Serbak -> semerbak
 Tali -> temali
 Turun -> temurun
 Kata berawalan huruf “g”
 Gembung -> gelembung
 Gebyar -> gemebyar
 Geletuk -> gemeletuk/gemeretuk/gemertuk/gemeretup
 Gelugut -> gemelugut
 Geretak -> gemeretak/gemeletak
 Gerencang -> gemerencang
 Gerincing -> gemerincing
 Gerisik -> gemerisik
 Gerlap -> gemerlap
 Gertak -> gemertak
 Getar/gentar -> gemetar/gementar
 Gilang -> gemilang

15
 Gilap -> gemilap
 Girang -> gemirang
 Gulung -> gemulung
 Guntur -> gemuntur
 Guruh -> gemuruh
Bedakan dengan kata berawalan “p” yang dilekati awalan “pe-” yang
keduanya luluh menjadi “pem-“, misalnya “pemimpin” bukan
“pimpin” yang diberi infiks “-em-” melainkan “pimpin” yang diberi
awalan “pe-“
d. Sisipan -in-
 Kerja -> kinerja
 Sambung -> sinambung
 Tambah -> tinambah
e. Sisipan -ah-
 Bagian -> bahagian
 Baru -> baharu
 Basa -> bahasa
 Cari -> cahari (dalam “mata pencaharian”)
 Dulu -> dahulu
 Rayu -> rahayu
 Saja -> sahaja
 Saya -> sahaya (dalam “hamba sahaya”)
 Tadi -> tahadi
 Asmaradana -> asmaradahana
Dikarenakan tidak ada suatu daftar kata-kata yang dapat diimbuhi
infiks, maka diperlukan pengetahuan kosakata bahasa Indonesia untuk
misalnya membedakan bahwa kata “keledai” bukanlah kata “kedai”
yang diberi sisipan “-el-“.

16
3. Sufiks
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata.
Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan
bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran
terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya.

a. Sufiks -an
Contoh : pikir→pikiran,
b. Sufiks -in
Contoh : hadir→hadirin,
c. Sufiks –wan
Contoh : karya→karyawan,
d. Sufiks –wati
Contoh : karya→kryawati,
e. Sufiks –wi
Contoh : manusia→manusiawi.
Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda.
Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti:
a. Sufiks –if
Contoh : aktif, sportif.
b. Sufiks –ik
Contoh : magnetik, elektronik.
c. Sufiks –is
Contoh : praktis, anarkis.
d. Sufiks –er
Contoh : komplementer, parlementer.
e. Sufiks –wi
Contoh : manusiawi, surgawi, duniwi.
Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari
bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al→formal,
nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani, rohani. -
nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin,

17
mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor. -
if→produktif, sportif. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.

Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita


jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:

a. –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata


yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
b. –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi,
kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses
menjadikan’ atau ‘penambahan’.
c. –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme.
Akhiran ini menyatakan kata benda.
d. –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini
menyatakan sifat.
e. –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini
menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet
itu ‘novel kecil’.
f. .–i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi,
gerejani, insani, harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini
menyatakan sifat.
g. –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini
menyatakan sifat.
h. –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran
ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
i. -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik.
Akhiran ini menyatakan sifat.
j. –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat.
Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
k. –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries,
apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.

18
l. –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei.
Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut
dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti
yang disebut di dalam kata dasar.
m. –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme.
Isme artinya ‘faham’.
n. –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -
logiartinya ‘ilmu’.
o. –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan
orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai
kegemaran ber-.
p. –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini
artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai
kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.
q. –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur.
Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku;
r. –itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas.
Akhiran ini menyatakan benda.

4. Konfiks
Konfiks atau simulfiks adalah afiks yang terdiri dari prefix dan sufiks
yang ditempatkan diantara kata dasar. Adapun contoh konfiks dan
penerapannya,yaitu :
a. Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak.
Misalnya, kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-
an memiliki makna sebagai berikut:
 Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan.
 Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran,
kemahalan.

19
 Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-
baratan.
b. Konfiks pe(n)-an
Konfiks pe(n) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an,
peng-an, peny-an. Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut :

 Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh:


penanaman, pendidikan.
 Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan,
pendaftaran.
 Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
 Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
 Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.
c. Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
 Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.
 Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
 Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.
 Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.
 Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh: peralatan,
persyaratan.
d. Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya
membentuk kata keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-
putihnya ; se-nya + pintar -> sepintar-pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang
dapat dicapai. Contoh: seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-
pintarnya = sepintar mungkin.

20
2.6 Pemilihan Kata dan Penggunaan Diksi
Pemilihan kata mengacu kepada persyaratan ketepatan dan kecermatan
pemilihan kata sebagai lambang objek pengertian atau konsep yang meliputi
berbagai aspek. Berikut ini contoh pemilihan kata dan penggunaan diksi yang
baik dan benar adalah, sebagai berikut :
1. Kata dari dan daripada
Berikut ini contoh penggunaan kata dari dan daripada, adalah sebagai
berikut :
a. Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal).
b. Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan
sebab).
c. Rumahku lebih sederhana daripada rumah Wina.
d. Kegiatan perkemahan ini lebih aman daripada kegiatan panjat tebing.
2. Kata pada dan kepada
Berikut ini contoh penggunaan kata pada dan kepada, adalah sebagai
berikut :
a. Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan).
b. Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu).
c. Pelaku kejahatan itu telah diserahkan kepada pihak kepolisian.
d. Surat itu ditujukan kepada Pak Erwin beserta keluarganya.
3. Kata di dan ke
Berikut ini contoh penggunaan kata di dan ke, adalah sebagai berikut :
a. Atika sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
b. Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar
(keterangan waktu)
c. Saya pergi ke sekolah dengan bersepada (keterangan tempat).
4. Kata dan dan dengan
Berikut ini contoh penggunaan kata dan dan dengan, adalah sebagai
berikut :
a. Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
b. Ibu memotong kue dengan pisau

21
5. Kata antar dan antara
Berikut ini contoh penggunaan kata antar dan antara, adalah sebagai
berikut :
1.2 Kabar ibu belum pasti, antara benar dan tidak (menyataan
pemilihan)
2.2 Persamaan antar kelompok tersebut, adalah sama-sama suka
bermain futsal.

22
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah ini maka dapat
disimpulkan, sebagai berikut :
1. Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang
meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga
didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
2. Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pembaca atau penulis terhadap pendengar atau pembaca dalam
berkomunikasi. Diksi juga berfungsi untuk membuat percakapan lebih
efektif dan juga memperindah suatu kalimat. Sedangkan, Fungsi diksi
secara umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan
benar agar terhindar dari salah penafsiran dan kesalahpahaman antara
pembicara/penulis dengan pendengar/pembaca.
3. Diksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, diksi berdasarkan maknya
dan juga diksi berdasarkan leksikal.
4. Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan
imajinasi yang sesuai antara pembicara dan pendengar.
5. Pembentukan kata dalam diksi merupakan suatu wujud visual kata yang
digunakan dalam suatu bahasa. Dalam bahasa Indonesia proses
pembentukan kata dapat dilakukan dengan menambahkan imbuhan pada
kata dasar tertentu. Imbuhan tersebut memiliki empat jenis yaitu prefix,
infiks, sufiks, dan konfiks.
6. Pemilihan kata dalam diksi mengacu kepada beberapa persyaratan
ketepatan dan kecermatan pemilihan kata sebagai lambang objek
pengertian dari suatu konsep yang memiliki berbagai aspek.

23
3.2 Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan
kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat
kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi
memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar
yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html
https://kbbi.web.id/diksi
http://www.artikelsiana.com/2018/02/pengertian-diksi-syarat-fungsi-jenis.html#
https://ellispudjawaty.wordpress.com/2013/11/01/prefiks-infiks-sufiks-konfiks/
https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks
http://dewirahmawati001.blogspot.com/2013/09/diksi-atau-pilihan-kata.html
https://www.galinesia.com/2017/11/memahami-diksi-pengertian-contoh-
syarat.html
http://hafsahnasution.blogspot.com/2013/03/makalah-diksi.html
http://tugaskuliahtry.blogspot.com/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-
indonesia.html
https://ruangseni.com/pengertian-jenis-dan-contoh-diksi-dalam-kalimat/

25

Anda mungkin juga menyukai