Dasar-Dasar K3 SOS - PLN

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

N

OLEH :
IRAWATI ASTUTI, S.Kom
KASIE PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KAB. MERAUKE


BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL TENAGA KERJA
PENGERTIAN K3 :
Secara Filosofi

“Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin


keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
atau rokhaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan
makmur”
PENGERTIAN K3 :
Secara Keilmuan
“Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja”

Secara Praktis
“Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
selama melakukan pekerjaan di tempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat
kerja maupun sumber produksi dan proses
produksi dapat dipergunakan dan dipakai secara
aman dan efisien”
TUJUAN K3 :
• Melindungi para pekerja dan orang lain
di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
Keselamatan (Safety) :

• Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

• Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify
and eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health) :

Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi


individu (the degree of physiological and
psychological well being of the individual)
K3 DITERAPKAN
DITEMPAT KERJA DENGAN
UNSUR :

ADANYA TENAGA KERJA


ADANYA USAHA
ADANYA SUMBER BAHAYA
CONTOH TEMPAT KERJA :
DARAT :
PABRIK, BENGKEL, GUDANG
KANTOR
BENGKEL PRAKTEK DISEKOLAH
TEMPAT REKREASI
GARDU TRAFO
PELABUHAN, DLL
LAUT :
 TEMPAT PENYELAMAN MUTIARA
UDARA :
- PENERBANGAN
KECELAKAAN :
♪ KECELAKAAN KERJA
♪ KEBAKARAN
♪ PELEDAKAN
♪ PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENGERTIAN KECELAKAAN :
SUATU PERISTIWA YANG TIDAK DIDUGA
DAN TIDAK DIINGINKAN, TIBA DAN
DATANG SECARA MENDADAK, YANG DAPAT
MENGAKIBATKAN KORBAN MANUSIA,
HARTA BENDA TERMASUK PENYAKIT
AKIBAT KERJA
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA :
 Kebijakan dan keputusan manajemen ( Lack of control
management ) / ( Kurang nya pengendalian oleh
manajemen ).
 Sebab-sebab dasar, meliputi :
Faktor manusia/pribadi
Faktor lingkungan/pekerjaan
 Sebab yang merupakan gejala
Unsafe action ( tindakan yang tidak aman dan
berbahaya bagi pekerja )
Unsafe condition ( kondisi yang tidak aman dan
berbahaya bagi pekerja )
AKIBAT KECELAKAAN KERJA :
A. KERUGIAN MATERIAL
- BANGUNAN
- PERALATAN
- BAHAN
B. KERUGIAN NON MATERIAL
- HILANGNYA JAM KERJA
- PENDERITAAN
- MENURUNNYA TINGKAT KETERAMPILAN/ SKILL
C. BIAYA

12
K3 ADALAH TANGGUNG JAWAB :
PEMERINTAH
PENGUSAHA/ PENGURUS
PERUSAHAAN
TENAGA KERJA
MASYARAKAT PADA UMUMNYA

13
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

TUJUAN UU KESELAMATAN KERJA, yaitu


bahwa :
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

Mulai berlaku dan diundangkan tanggal 12 Januari


1970 sebagai pengganti dari veiligheids reglement
(Stbl. 1910 No.406).
Undang-undang ini adalah sebagai undang-undang
pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara
yang berada di bawah kekuasan hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

3 Unsur pokok tempat kerja, yaitu :


 Tenaga kerja
 Potensi bahaya
 Digunakan untuk usaha
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

Setiap tempat kerja sebagaimana dirumuskan dalam


ketentuan pasal 2 ayat (2) dimana di dalamnya
terdapat bahaya kerja yang berhubungan dengan :
Keadaan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan lain
sebagainya
Lingkungan kerja

Sifat pekerjaan

Cara kerja, dan

Proses
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


1. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik baik secara awal bagi tenaga
kerja yang baru masuk maupun yang akan
dipindahkan ke bagian atau jenis pekerjaan lainnya.
2. Memeriksakan seperti yang tersebut dalam butir
pertama secara berkala kepada semua tenag
kerjanya, dimaksudkan untuk mendeteksi secara
dini timbulnya penyakit akibat kerja.
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


3. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus dilakukan oleh dokter
pemeriksa atau penguji kesehatan tenaga kerja sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.02/MEN/1980. Dan untuk meningkatkan kondisi kesehatan
kerja tenaga kerja, pengurus wajib pengurus wajib memberikan
pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982.
4. Menunjukan dan menjelaskan tentang kondisi-kondisi dan bahaya-
bahaya yang dapat timbul di tempat kerjanya, semua alat
perlindungan diri yang harus dikenakan dalam tempat kerjanya,
alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja, cara-cara kerja dan
sikap kerja yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


5. Hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang memahami syarat-
syarat tersebut diatas.melakukan pembinaan bagi tenaga kerjanya
tentang pecegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran, P3K,
hal-hal lain dalam rangka meningkatkan keselamatan dan
kesehatan di tempat kerjanya.
6. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat yang dijalankan.
7. Membentuk Penitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(P2K3) sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja
No.04/MEN/1987.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


8. Melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja. Tata cara pelaporan sebagaimana sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No.03/MEN/1998.
9. Secara tertulis menempatkan semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas dan Ahli
K3.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN PENGURUS meliputi :


10.Memasang semua gambar keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas dan Ahli K3.
11.Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan disertai dengan petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas dan ahli K3.

LANJUTAN…
PERATURAN PERUNDANGAN
K3

KEWAJIBAN TENAGA KERJA meliputi :


1. Memberikan keterangan yang benar bila dimintai oleh pegawai
pengawas dan Ahli K3.
2. Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
4. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja apabila syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta Alat Perlindungan Diri (APD) yang diwajibkan
diragukan olehnya. Kecuali ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
Pengawasan K3 secara umum meliputi :
 Apakah mesin/peralatan telah memiliki akte ijin pemakaian, sertifikat
atau pengesahan
 Apakah telah dilakukan pemeriksaan berkala / khusus
 Apakah jenis dan penempatan Alat Peladam Api Ringan (APAR) dan
kotak K3 ditempat kerja telah sesuai dengan ketentuan
 Apakah sarana dan fasilitas K3 telah tersedia sesuai dengan ketentuan
 Apakah para personil K3 diperusahaan telah memenuhi syarat
administrasi dan teknis
 Memeriksa dokumen pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan syarat-
syarat kebersihan, kesehatan dan penerangan di tempat kerja
Jika Pengawas KK menemukan pelanggaran
dalam pemeriksaan, maka :
 Wajib memberikan syarat-syarat dalam Buku Akte
Pengawasan Ketenagakerjaan di perusahaan yang
bersangkutan
 Segera menyiapkan Nota Pemeriksaan dan segera
memproses pengirimannya ke Pimpinan perusahaan
yang bersangkutan
Jika tindak lanjut dari Nota Pemeriksaan tidak
dipatuhi oleh Pimpinan perusahaan, maka :
 Membuat Laporan Kejadian dan disampaikannya
kepada Penyidik PNS di Kantornya dengan
berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pimpinan
langsungnya
 Dilakukan penyidikan oleh PPNS yang ditugaskan
oleh Pimpinan untuk melakukan Penyidikan
sebagaimana mestinya

Anda mungkin juga menyukai