Deskripsi UU No 1 Tahun 1970

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Undang-Undang No 1 Tahun 1970

Unsur tempat kerja


Tujuan K3
Syarat-syarat K3
Hak & Kewajiban Tenaga Kerja
Kewajiban Pengusaha
Ruang lingkup pemberlakuan UU ini dibatasi dengan adanya
3 unsur yang harus dipenuhi, yaitu:

* Tempat kerja dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha


* Adanya tenaga kerja yang bekerja disana
* Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Maka setiap tempat kerja yang memenuhi unsur tersebut selama
masih berada di wilayah NKRI maka HARUS MEMATUHI Undang-
Undang Keselamatan Kerja.
* Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktifitas kerja.

* Melindungi setiap orang lain yg berada di tempat kerja yang


selalu dlm keadaan selamat dan sehat.

* Melindungibahan dan peralatan produksi agar di capai


secara aman dan efisien.
Maksud dan Tujuan K3
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
(Mangkunegara, 2002) :
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya


selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi


pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan


atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.


1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi,
kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10.Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11.Menyediakan ventilasi yang cukup.
12.Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13.Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses
kerja.
14.Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,
binatang, tanaman & barang.
15.Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16.Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang
17.Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18.Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan
yang resikonya bertambah tinggi.
Materi UU RI No. 1 Tahun 1970 lebih dominan berisi mengenai
hak dan atau kewajiban tenaga kerja dan pengusaha/pengurus
dalam pelaksanaan K3 yaitu:

I. Hak tenaga kerja:

Pasal 12 Huruf d: Meminta pada pengurus agar dilaksanakan


semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Pasal 12 Huruf e:
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
masih dipertanggungjawabkan.

II. Kewajiban tenaga kerja:


Pasal 12 Huruf a:
memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau ahli keselamatan kerja.
Pasal 12 Huruf b:
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Pasal 12 Huruf c:
Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
Pasal 3 ayat 1:
Melaksanakan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, dan hembusan.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
Lanjutan Pasal 3 ayat 1 :

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.


j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara,
dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan, dan penyimpanan barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Pasal 8:
Ayat 1:
Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi
mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-
sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Ayat 2:
Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter
yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Pasal 9:
Ayat 1:
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerja.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

Ayat 2:
Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-
syarat tersebut di atas.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Lanjutan Pasal 9 :

Ayat 3:
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

Ayat 4:
Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Pasal 10 ayat 1:
Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna memperkembangkan
kerjasama, saling pengertian, dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas kewajiban bersama di bidang K3, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.

Pasal 11 ayat 1:
Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Pasal 14:
Pengurus diwajibkan:
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat-syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambar


keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
KEWAJIBAN PENGUSAHA / PENGURUS

Lanjutan Pasal 14:

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri


yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya
dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat
kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai