Panduan Peserta Sistem Pengendalian Internal 2023
Panduan Peserta Sistem Pengendalian Internal 2023
Panduan Peserta Sistem Pengendalian Internal 2023
PANDUAN
PESERTA
Pre-training
Petunjuk:
1. Kegiatan pre-training dilakukan paling lambat satu hari sebelum training dilakukan.
2. Kegiatan pre-training diikuti oleh semua peserta training, dan dipimpin oleh Penanggung
Jawab Kemitraan.
3. Hasil Pre-training harus dibawa pada saat training.
Bahan Bacaan:
1. Buku Panduan Kemitraan bagian IX: Impelementasi Keuangan di PPA.
2. SOP dan Uraian Kerja masing-masing peran dikaitkan dengan Implementasi
Keuangan.
1
Pendalaman Alkitab Hari Pertama
Bacalah beberapa bagian Alkitab di bawah ini dan diskusikan bagaimana sikap kita dalam melayani
Tuhan dan sesama.
1. Markus 10 : 42-45
2. Efesus 6 : 5-7
3. 1 Petrus 4 : 8-11
4. 1 Petrus 5 : 2-4
Bahan diskusi:
2
Pendalaman Alkitab Hari Kedua
Mari kita membaca kisah raja Yoas dari 2 Raja-Raja 12, lalu diskusikan di dalam kelompok tentang
pertanyaan berikut:
3
Tujuan Pelatihan:
Peserta memahami konsep Pengendalian Risiko dalam pelayanan di PPA dan membuat
sistem Pengendalian Risiko untuk masing-masing PPA.
SUSUNAN ACARA
TRAINING SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
HARI 1
WAKTU DURASI ACARA
HARI 2
WAKTU DURASI ACARA
4
SESI 1
MENGENAL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan Sesi
1. Peserta mengenali Sistem Pengendalian Internal melalui contoh sehari-hari atau analogi.
5
Pentingnya Sistem Pengendalian Internal
1. Adanya beragam proses/ kegiatan yang dikerjakan oleh orang yang berbeda.
3. Adanya pelaporan yang wajib dilakukan baik internal PPA dan juga ke Compassion yang
dibatasi dengan tenggat waktu.
6
3. Sistem Pengendalian Internal memberikan jaminan yang masuk akal bukan absolut.
Sistem Pengendalian Internal tidak memberikan jaminan bahwa setiap risiko bisa
dihindarkan tetapi risiko tersebut bisa kita kelola sehingga sekalipun risiko terjadi tidak
berdampak besar.
Contoh: Jika update Partisipan overdue, maka tagihan tugas Sekretaris di PPA menjadi
bertumpuk. Jika update dilakukan sesuai tenggat waktu, maka akan meminimalisir
penumpukan pekerjaan di PPA.
7
SESI 2 –LINGKUNGAN PENGENDALIAN
(CONTROL ENVIRONMENT)
Tujuan Sesi
1. Peserta dapat mencontohkan 5 Komponen Sistem Pengendalian Internal menurut COSO.
2. Peserta mengenali Lingkungan Pengendalian sebagai dasar Sistem Pengendalian Internal.
3. Peserta menggunakan 5 komponen Lingkungan Pengendalian untuk menemukan
kekuatan dan kelemahan pada studi kasus.
4. Peserta menganalisis proses Lingkungan Pengendalian yang belum dilakukan di PPA.
8
2. Penilaian Risiko (risk assessment)
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Sistem Pengendalian Internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu
kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-
menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.
Lingkungan Pengendalian adalah dasar dari Sistem Pengendalian Internal. Tujuan Lingkungan
Pengendalian adalah membangun kesadaran budaya pengendalian dalam sebuah organisasi.
10
Manusia (SDM) adalah aset kekayaan PPA, bukan hanya perlu diakui, dihargai dan
diapresiasi, namun perlu terus dikembangkan.
5. Menegakkan Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang telah diberikan atau dipercayakan. Sangat penting bagi
sebuah organisasi untuk meminta pertanggungjawaban setiap orang, termasuk peran
mereka dalam sistem pengendalian internal untuk mencapai tujuan. Aspek-aspek penting
dalam menegakkan akuntabilitas.
a. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Setiap individu/ kelompok/ institusi dituntut untuk bertanggungjawab dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
b. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
- Laporan Operasional.
Contoh: laporan keuangan bulanan, laporan kunjungan lapangan, daftar surat
masuk dan keluar.
- Laporan Kinerja.
Contoh: laporan kinerja individu, hasil audit, daftar hadir staf.
c. Akuntabilitas memerlukan Konsekuensi
Contoh:
- Penerapan kode etik dan tata tertib
- Surat Peringatan untuk staf yang melakukan pelanggaran atau kinerja yang
buruk
- Sanksi hukum sesuai undang-undang
11
Studi Kasus
1. PPA Horas memiliki seorang Koordinator yang masih muda dan cerdas, bernama
Ucok. Ucok baru menjabat sebagai Koordinator selama satu tahun dan dia sangat
bersemangat bekerja di PPA. Ucok adalah orang yang sangat sabar dan seringkali
sungkan menegur orang lain karena takut menyinggung perasaan. Sebagian besar
Mentor di PPA Horas bekerja sebagai guru senior. Karena kesibukan sebagai guru,
Mentor PPA Horas kadang datang terburu-buru ke PPA sepulang dari sekolah.
2. Salah satu gereja mitra Compassion memiliki PPA bernama Laskar Kristus. Gereja
ini memiliki sangat banyak jemaat sehingga Pendeta dan Komisi PPA lebih banyak
menyerahkan pengawasan PPA kepada koordinator. Koordinator merasa
tanggung jawab yang diberikan sangat besar dan dia tidak mau mengecewakan
para pemimpin gereja. Ketika terdapat permasalahan dan konflik di PPA,
Koordinator akan berusaha agar tidak diketahui pemimpin gereja.
12
• Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan yang pada situasi yang terjadi pada studi
kasus tersebut berdasarkan 5 komponen yang sudah dibahas sebelumya.
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 1
Kasus 2
13
AKTIVITAS KELOMPOK
14
3. STRUKTUR, WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
Bagaimana kerjasama antar
posisi di PPA saat ini?
15
SESI 3 - PENILAIAN RISIKO
(RISK ASSESSMENT)
Tujuan Sesi
1. Peserta menyebutkan dengan kalimat sendiri definisi risiko.
2. Peserta menyimpulkan hubungan penilaian risiko dengan penyimpangan yang bisa terjadi.
3. Peserta melakukan Penilaian Risiko (tahap 1-3) pada bidang Keuangan di lingkup pelayanan
PPA.
Definisi Risiko
✓ Dampak yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan) yang dapat terjadi
dari sebuah proses atau tindakan yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
✓ Risiko secara sederhana dapat diartikan sebagai: kerugian yang mungkin dihadapi, potensi
bahaya, ketidakpastian, penghalang.
1. Identifikasi Risiko
Unsur pertama dalam penilaian risiko yaitu identifikasi risiko. Identifikasi risiko
dilakukan untuk menggali kejadian-kejadian dalam pelaksanaan tindakan dan kegiatan
yang mungkin dapat menghambat pencapaian tujuan atau sasaran. Dengan kata lain,
identifikasi risiko adalah kegiatan untuk mencari dan mendaftarkan risiko yang ada dan
terkait dengan tujuan dan aktivitas organisasi (business process). Identifikasi risiko
singkatnya merupakan proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan
bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap
pencapaian tujuan (4W + H → What, Where, When, Why + How). Apa yang mungkin
dapat terjadi? Tujuannya adalah menghasilkan daftar lengkap berisi kejadian yang
dapat memengaruhi tujuan. Bagaimana dan mengapa hal tersebut terjadi? Sementara
mengidentifikasi sejumlah kejadian, perlu juga mempertimbangkan penyebab dan
skenario yang mungkin, sehingga penyebab yang signifikan tidak terlewatkan. Output
identifikasi risiko berupa profil risiko yang terdiri dari daftar risiko yang memuat
16
informasi tentang peristiwa risiko, pemilik risiko, penyebab risiko, kegiatan
pengendalian risiko yang sudah ada, dan sisa risiko setiap tindakan atau kegiatan
yang dinilai risikonya. Untuk menghasilkan identifikasi risiko secara akurat, maka harus
menggunakan metode yang tepat dan melibatkan para pemilik risiko (risk owner).
Metode yang tepat akan menghasilkan ketepatan proses penilaian, sedangkan
keterlibatan pemilik risiko diperlukan sebagai pihak yang mengerti kegiatan dan
menjadi pihak yang terkena dampak atas terjadinya risiko.
Definisi
➢ Suatu salah saji fakta bersifat material yang diketahui tidak benar atau disajikan
dengan cara mengabaikan kebenaran, dengan maksud menipu pihak lain dan
mengakibatkan kerugian (Arthur W. Holmes dan David C. Burns).
➢ Tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan
diri sendiri, kelompok, atau pihak lain - perorangan, perusahaan atau institusi
(jurnal.id).
Contoh Fraud:
- Korupsi
- Rekayasa informasi
- Pencucian uang (money laundry)
- Sengaja menghilangkan barang bukti
- Manipulasi data
- Mengubah pendapat publik dengan memutarbalikkan fakta
18
Berikut penjelasan singkatnya:
1. Kesempatan: Bila terdapat kelemahan dalam Sistem Pengendalian Internal
perusahaan, pengawasan yang melemah mendorong seseorang untuk
bertindak dalam melakukan kecurangan. Celah ini dapat mengundang hal yang
fatal bagi perusahaan dimana kelemahan dalam Sistem Pengendalian Internal
yang berjalan dimanfaatkan oleh seseorang.
2. Tekanan: Pelaku pada saat ini melakukan kejahatan yang didorong oleh tekanan
dimana hal ini dapat berasal dari tekanan akan kebutuhan keuangan, target
keuangan yang menurun, perekonomian keluarga yang mendesak, dan lainnya,
sehingga mendorong pelaku untuk berani melakukan pencurian kas
perusahaan.
3. Rasionalisasi: Pada poin tersebut, pelaku akan melakukan pembenaran atau
merasa bahwa tindakannya benar saat mereka melakukan kecurangan. Perilaku
tersebut muncul di saat seseorang merasa telah berbuat lebih bagi perusahaan,
sehingga mereka terdorong untuk mengambil keuntungan yang didasari
pemikiran bahwa hal tersebut sah-sah saja selama mereka bekerja dengan
benar.
4. Kompetensi: Hal ini menunjukan seberapa besar daya dan kapasitas dari suatu
pihak untuk melakukan kecurangan di lingkungan lembaga (PPA). Pada poin ini,
salah satu contoh yang menggambarkan dengan jelas adalah saat terjadinya
perubahan struktur yang merupakan terciptanya wujud konflik kepentingan
(conflict of interest). (Sari & Nugroho, 2020).
5. Arogansi: Arogansi adalah sikap superioritas yang menyebabkan keserakahan
dari orang yang percaya bahwa Sistem Pengendalian Internal tidak berlaku
secara pribadi. Hal ini disebabkan saat seseorang merasa lebih tinggi
kedudukannya ketimbang pihak lainnya (Desviana et al., 2020).
6. Kolusi: Menurut Vousinas (2019), kolusi merujuk kepada perjanjian yang menipu
suatu pihak dimana pihak yang tertipu sebanyak dua orang atau lebih, untuk
satu pihak yang bertujuan untuk mengambil tindakan lain untuk beberapa
tujuan kurang baik, seperti menipu pihak ketiga dari hak yang dimilikinya.
19
4. Kelola risiko agar bisa dicegah, diminimalisir dan atau dihilangkan
(bagian ini akan dibahas di sesi selanjutnya*)
Bidang Contoh
• Prosedur pengajuan dan penarikan dana
• Penggunaan dana
• Prosedur pembelian dan bukti transaksi yang sah
KEUANGAN
• Penyajian laporan keuangan
• Penghitungan kas fisik secara periodik
• Prosedur Pengeluaran Dana
• SPK (Surat Perjanjian Kerja)/SK/Surat Kontrak Kerja/Surat Komitmen Melayani
• RGM
MANAJEMEN PPA • Struktur Organisasi
• Uraian Pekerjaan
• Komisi Internal Audit
20
• Komitmen Perlindungan anak
• Alur pelaporan kasus
PERLINDUNGAN ANAK • Pendidikan perlindungan anak kepada staff, relawan, anak dan orang tua
• Pencegahan kasus perlindungan anak
• Tindakan terhadap kasus perlindungan anak
• Korespondensi Anak
• Kriteria Pemilihan Anak
• Kehadiran dan partisipasi anak
PROGRAM PPA
• Data Anak
• Administrasi hadiah individu dan keluarga anak
• Penghapusan anak
• Status kepemilikan PPA
• Sistem penawaran dalam pembelian barang
LEGAL
• Ketentuan penggunaan meterai dalam bukti transaksi kosong seperti kwitansi
(HUKUM)
• Memastikan tanah di mana lokasi Gereja dan PPA tidak menjadi tanah
sengketa.
Penilaian Risiko yang akan difokuskan pada pelatihan ini adalah Bidang Keuangan di PPA.
21
1. Penyalahgunaan/ Pencurian Inventaris (non-tunai) (Misuse Inventory):
Pimpinan/Staf/mentor mencuri atau menyalahgunakan aset non-tunai (laptop,
handphone, modem, kamera, dsb.) dari organisasi.
4. Pemberian yang ilegal/tidak sah (Illegal Gratuity): Ketika seseorang memberikan sesuatu
yang bernilai kepada seorang pimpinan/staf/mentor karena dia melakukan suatu tindakan.
6. Pencurian Uang Tunai (Theft of Cash on Hand): Pelaku menyalahgunakan uang tunai yang
disimpan di PPA.
22
23
AKTIVITAS PENILAIAN RISIKO
24
peminjam memegang
aset yang digunakan.
Pembayaran keperluan
pribadi menggunakan dana
PPA:
Memasukkan pengeluaran
3 pribadi di bawah kategori
pengeluaran PPA.
25
Pemberian yang
ilegal/tidak sah:
Ketika seseorang
memberikan sesuatu yang
bernilai kepada seorang
4
pimpinan/staf/mentor
karena dia melakukan suatu
tindakan.
(Contoh: Pemotongan Gift
Partisipan)
Pengeluaran fiktif:
Ketika seseorang mencoba
mendapatkan penggantian
biaya atau pembelian yang
5 tidak pernah benar-benar
terjadi dengan didukung
oleh kwitansi palsu.
26
Penyalahgunaan skema
pengggajian:
Seorang pimpinan/staf/
mentor menyebabkan
koordinator/ bendahara
mengeluarkan pembayaran
7 dengan membuat klaim
palsu untuk kompensasi.
(Contoh: Pembayaran PK tidak
sesuai antara yang diterima dan
yang ada di tanda terima,
Pemotongan PK secara langsung
untuk keperluan Gereja)
Pengeluaran yang
dinyatakan dengan dilebih-
lebihkan:
Seseorang mengajukan
8 klaim untuk biaya yang sah
tetapi meningkatkan
jumlahnya.
(Contoh: Mark-up harga barang
atau mark-up jumlah barang
yang dibeli)
27
Sesi 4 – AKTIVITAS PENGENDALIAN
(CONTROL ACTIVITIES)
Tujuan Sesi
1. Peserta mengenali tiga jenis Aktivitas Pengendalian dalam mengelola risiko.
2. Peserta mengenali Aktivitas Pengendalian yang pertama yaitu Pencegahan, dan contohnya.
3. Peserta membuat tindakan aktivitas pencegahan terhadap risiko di bidang keuangan PPA.
4. Peserta mengenali Aktivitas Pengendalian yang kedua dan ketiga, yaitu Pendeteksian dan
Perbaikan, beserta contohnya.
1. Identifikasi risiko
2. Analisis dampak dan kemungkinan terjadinya risiko
3. Perkirakan penyimpangan (fraud) yang bisa terjadi
4. Kelola risiko agar bisa dicegah, diminimalisir dan/atau dihilangkan
Pada sesi ini yang akan dipelajari adalah tahapan yang keempat.
28
Jenis dan Posisi Waktu Aktivitas Pengendalian
PENCEGAHAN dirancang untuk menghindari hasil yang tidak diinginkan sebelum tanda-tanda
risiko atau penyimpangan terjadi.
PENDETEKSIAN dirancang untuk menemukan hasil yang tidak diinginkan setelah tanda-tanda
risiko atau penyimpangan muncul (terdeteksi) namun sebelum risiko itu terjadi.
29
Contoh Aktivitas Pendeteksian:
• Proses audit
30
Sesi 5 – MENYUSUN PROSEDUR & SISTEM
Tujuan Sesi
1. Peserta mengenali Prosedur sebagai aktivitas pengendalian pertama, yaitu Pencegahan,
beserta contohnya.
2. Peserta membuat Prosedur aktivitas pencegahan terhadap risiko di bidang keuangan PPA.
3. Peserta membahas Sistem dalam kaitannya dengan prosedur beserta contohnya.
Definisi Prosedur
Prosedur adalah instruksi untuk serangkaian langkah komprehensif yang diambil untuk mencapai
hasil yang terstandarisasi.
Prosedur menawarkan langkah-langkah atau instruksi tentang cara menyelesaikan suatu proyek
atau tugas. Misalnya di PPA ada prosedur khusus untuk tindakan seperti mengisi kembali kas kecil,
mengirimkan hadiah ke partisipan, dan lain-lain.
31
Contoh Prosedur
32
Dari contoh ini, sebuah prosedur bisa juga digambarkan sebagai rangkaian kegiatan atau tahap-
tahap yang harus dijalankan agar dapat menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Definisi Sistem
✓ Sistem diartikan sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Dikaitkan dengan prosedur, sebuah sistem dapat dikatakan sebagai suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok organisasi.
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Tujuan Sesi
1. Peserta menyatakan kembali dengan kalimat sendiri pentingnya informasi dan komunikasi
dalam Sistem Pengendalian Internal.
2. Peserta membahas hal-hal yang harus dipastikan dalam mengomunikasikan informasi.
3. Peserta mengenali jenis-jenis Aktivitas Pemantauan (monitoring) dalam Sistem Pengendalian
Internal.
4. Peserta membuat daftar periksa tugas sebagai bentuk pemantauan dan evaluasi.
34
Jenis Aktivitas Pemantauan (Monitoring)
• Memeriksa dashboard PPA di FCP Portal (Connect) setiap awal aktivitas dan setelah jam
istirahat makan
• Mengisi daftar periksa tugas perorangan
2. Evaluasi Terpisah: evaluasi yang dilakukan secara periodik atau selang waktu yang tetap
(bulanan, triwulan, semester, tahunan), dimana variasi komponen yang hendak dievaluasi dan
frekuensinya (seberapa sering) dibuat berdasarkan hasil penilaian risiko dan pertimbangan
manajemen lainnya untuk mengukur efektivitas proses pengendalian internal yang sedang
berjalan.
Contoh:
3. Evaluasi Tindak Lanjut: evaluasi yang dilakukan dengan cara mengomunikasikan kekurangan
proses pengendalian internal pada waktu yang tepat kepada pihak yang bertanggung jawab
termasuk manajemen senior (Penanggung Jawab/Gembala Sidang PPA) dan komisi audit
internal jika diperlukan untuk mengambil tindakan perbaikan (corrective action).
35
Contoh:
• Mengganti alat administrasi seperti komputer atau printer dengan kualitas yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhan
• Menemukan cara atau inovasi baru dalam memberikan penghargaan kepada staf
• Mendampingi sekaligus mengobservasi kunjungan tutor/mentor ke rumah anak
AKTIVITAS PEMANTAUAN
36