Auditor dapat mengevaluasi pengendalian internal dengan memahami kebijakan dan prosedur perusahaan, menentukan pelaksanaannya, serta menguji pengendalian. Jika pengendalian internal lemah, perusahaan dapat meningkatkan komitmen manajemen, melatih karyawan, dan memperkuat pemantauan. Kasus MTN SNP Finance dapat dicegah dengan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan standar pelaporan keuangan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan6 halaman
Auditor dapat mengevaluasi pengendalian internal dengan memahami kebijakan dan prosedur perusahaan, menentukan pelaksanaannya, serta menguji pengendalian. Jika pengendalian internal lemah, perusahaan dapat meningkatkan komitmen manajemen, melatih karyawan, dan memperkuat pemantauan. Kasus MTN SNP Finance dapat dicegah dengan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan standar pelaporan keuangan.
Auditor dapat mengevaluasi pengendalian internal dengan memahami kebijakan dan prosedur perusahaan, menentukan pelaksanaannya, serta menguji pengendalian. Jika pengendalian internal lemah, perusahaan dapat meningkatkan komitmen manajemen, melatih karyawan, dan memperkuat pemantauan. Kasus MTN SNP Finance dapat dicegah dengan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan standar pelaporan keuangan.
Auditor dapat mengevaluasi pengendalian internal dengan memahami kebijakan dan prosedur perusahaan, menentukan pelaksanaannya, serta menguji pengendalian. Jika pengendalian internal lemah, perusahaan dapat meningkatkan komitmen manajemen, melatih karyawan, dan memperkuat pemantauan. Kasus MTN SNP Finance dapat dicegah dengan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan standar pelaporan keuangan.
1. Sebutkan dan Jelaskan cara auditor dalam mengevaluasi intenal control.
2. Apabila pengendalian internal dalam perusahaan sangat buruk apakah cara untuk mengatasi permasalahan tersebut? Jelaskan. 3. Kasus Medium Term Note (MTN) PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) yang mengalami gagal bayar sebesar Rp14 triliun terhadap 14 bank melibatkan auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio Bing, Eny (Deloitte Indonesia), bagaimana menurut saudara hal ini dapat di cegah dalam hubungan nya dengan evaluasi terhadap pengendalian internal. JAWABAN
1. Cara auditor dalam mengevaluasi internal control
Metoda yg dilakukan auditor untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua meliputi 3 kegiatan berikut: a. Mendapatkan pemahaman yg cukup tentang struktur pengendalian intern yg berlaku pada perusahaan klien untuk merencanakan audit. Meliputi : b. Memahami rancangan kebijakan dan prosedur yg berkaitan dengan masing-masing komponen SPI. c. Menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah dilaksanakan.
Manyatakan bahwa pemahaman komponen-komponen SPI harus digunakan
oleh auditor untuk : a. Mengidentifikasi jenis salah saji potensial. b. Mempertimbangkan faktor-faktor yg mempengaruhi risiko salah sajai material. c. Merancang pengujian substantif guna memberikan jaminan yg layak untuk mendeteksi salah saji yg berhubungan dengan asersi-asersi tertentu. 1) Pengujian pengendalian bisa dilakukan atas pengendalian yg berkaitan dengan kelompok transaksi yg utama dan/saldo rekening. Pengujian inipun bisa dilakukan selama berlangsungnya perencanaan audit dan selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan interim. 2) Pengujian pengendalian bebarengan : pengujian pengendalian yg dilakukan auditor bersamaan dengan kegiatan untuk mendapatkan pemahaman
dilakukan selama pekerjaan kapangan dan diharapkan akan menghasilkan bukti tentang ketepatan dan konsistensi penerapan suatu kebijakan atau prosedur pengendalian sepanjang tahun yg diperiksa. Perancangan pengujian pengendalian Beberapa jenis pengujian pengendalian yg dapat dipilih auditor adalah sbb: 1. Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil perusahaan 2. Observasi pelaksanaan tugas para personil 3. Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yg menunjukkan pelaksanaan pengendalian 4. Pengerjaan ulang(reperform) pengendalian oleh auditor.
Saat pengujian pengendalian berhubungan dengan kapan auditor
melakukan pengujian dan dengan bagian periode akuntansi mana pengujian itu bersangkutan. Pengujian pengendalian tambahan dilakukan pada periode interim, yg mungkin bisa terjadi beberapa bulan sebelum akhir tahun yg diperiksa. Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian yg direncanakan auditor. Pengujian yg lebih ekstensif diperlukan untuk tingkat risiko pengendalian rendah dibandingkan dengan tiingkatt risiko pengendalian moderat.
Untuk mengevaluasi relevansi bukti tersebut terhadap audit tahun berjalan,
auditor harus mempertimbangkan : 1. Signifikan tidaknya asersi yg terkait. 2. Kebijakan dan prosedur SPI spesifik yg dievaluasi salama audit yg lalu. 3. Tingkat efektivitas dari rancangan dan pengoperasian kebijakan atau prosedur yg dievaluasi. 4. Hasil pengujian pengendalian yg digunakan untuk membuat evaluasi.
Program audit untuk pengujian pengendalian
Keputusan auditor tentang sifat, saat, dan luas pengujian pengendalian harus didokumentasikan dalam suatu program audit dan kertas kerja yg bersangkutan. Program audit berisi prosedur-prosedur yg akan digunakan dalam melaksanakan pengujian tentang asersi-asersi tertentu, dan menyediakan kolom untuk menunjukkan : 1. Referensi-silang ke kertas kerja yg berisi dokumentasi hasil pengujian 2. Siapa yg melakukan pengujian 3. Tanggal pengujian diselesaikan. 4. Penggunaan auditor intern dalam pengujian pengendalian Apabila klien memiliki fungsi audit intern, maka auditor bisa : 1. Menggkoordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern` 2. Menggunakan auditor intern untuk memberi bantuan langsung dalam audit.
2. Cara mengatasi pengendalian internal yang lemah atau buruk
Set tone at the top
Set tone at the top merupakan ungkapan klasik yang sering diucapkan para ahli di bidang pengendalian intern. Ungkapan tersebut menekankan pentingnya peranan pimpinan dalam mewarnai organisasi. Irama atau nada yang dipilih oleh pimpinan akan berpengaruh besar terhadap lagu dan kerja semua bawahannya. Manakala pimpinan menunjukkan irama kerja yang baik, maka bawahan akan mengikutinya. Demikian pula sebaliknya, pimpinan yang pola kerjanya buruk akan dicontoh oleh bawahannya. Itulah perwujudan set tone at the top. Dalam konteks pengendalian intern, pimpinan harus memberikan keteladanan dalam berintegritas, menerapkan gaya kepemimpinan yang menguatkan pengendalian intern, serta menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas.
Internalisasi secara konsisten
Internalisasi merupakan suatu proses yang dijalankan agar pengendalian intern menjadi bagian dari pengendalian intern sehari-hari dan ditaati oleh semua orang. Tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya, perlu proses yang cukup. Proses yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong individunya untuk belajar agar memiliki pengetahuan yang memadai, kemudian akan menumbuhkan komitmen dan menggerakkan hati untuk menerapkan pengendalian. Hal tersebut sangat sulit dilakukan ketika lingkungan tidak mendukung, maka salah satu cara adalah dengan membentuk lingkungan yang baik, melakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengendalian, sharing pengalaman terkait kegagalan masa lalu sehingga bisa menjadi pelajaran untuk kedepannya. Agar orang mau melakukan hal tersebut, juga harus ada sedikit paksaan seperti diberikannya target, petunjuk dan arahan yang jelas untuk mencapai tujuan dan kapan tujuan tersebut harus tercapai.
Penguatan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan
penguatan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan. Penguatan pemantauan sangat penting karena dapat menjaga kepatuhan dan efektivitas pengendalian intern sepanjang waktu. Melalui pemantauan, setiap orang akan merasa bahwa apa yang dikerjakannya bisa dilihat dan dicek kapan saja, sehingga mereka berhati-hati melakukan pekerjaan serta patuh terhadap sistem dan prosedur yang ada. Pemantauan juga menjadi sarana untuk melakukan perbaikan terus-menerus sepanjang waktu sehingga pengendalian intern tetap efektif dan update sesuai dengan perkembangan lingkungan internal dan eksternal.
3. Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan
keuangan yang berlaku.Contoh standar serta hukum tersebut mencakup peraturan mengenai lingkungan hidup, klausul perjanjian, peraturan keselamatan kerja, dan prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional