Keluarga Berencana

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Keluarga Berencana (KB)

Dosen Pengampu : Delfriana Ayu A, SST, M.Kes


Kelompok 3

Aguansyah Maulana Siregar


(0801212111)

Akmal Fiqhi Ranu Mahendra


(0801213130)

Medina Elly Vanda


(0801212127)

Raisa Shabrina Batu Bara


(0801211007)
A. Situasi Dan Perkembangan Program Keluarga
Berencana Di Indonesia
KB merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan
dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27).

Sejarah/Perkembangan KB

Keluarga Berencana mempunyai tujuan utama untuk menjarangkan


kehamilan dikarenakan mempunyai Keluarga Berencana dijadikan satu
dengan kesehatan pada Pelita I (tahun 1969/1970 Kemudian pada pelita II,
program Keluarga Dikarenakan hasil yang memuaskan selama Pelita I,
pemerintah akhirnya mulai mencanangkan program Keluarga Berencana
di 10 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali, tepatnya pada Pelita II.
Program diperluas ke seluruh Indonesia dan kelompok provinsi pada Pelita II
dan diberi nama Luar Jawa Bali II. Sedangkan pada Pelita III, program Keluarga
Berencana ternyata Pada tahun 1980 dalam rangka intensifikasi program,
perubahan dilaksanakan oleh BKKBN dengan Gerakan Keluarga Berencana
Nasional muncul untuk menggantikan program KB nasional pada pelita V. untuk
mengikuti partisipasi secara aktif dalam melembagakan dan membudayakan
Norma Keluarga Kecil Dalam mewujudkan norma keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera (NKKBS).

Gerakan Keluarga Berencana Nasional mempunyai tujuan mewujudkan


keluarga kecil bahagia sejahtera Selain mempunyai tujuan, gerakan keluarga
berencana mempunyai sasaran wilayah dengan wilayah yang laju pertumbuhan
penduduk tinggi serta wilayah khusus. Sensus penduduk tahun 1990 menunjukkan
keberhasilan gerakan KB nasional, yaitu dengan selesainya landasan
pembentukan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) sehingga untuk
selanjutnya langkah yang harus dilaksanakan ialah membangun keluarga kecil
sejahtera.
Adapun manfaat Ber KB :
1. Mendukung penurunan angka kematian
Faktor-faktor yang mempengaruhi KB
2. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
1. Ekonomi 3. Mengatur jarak kehamilan
2. Pendidikan 4. Meningkatkan kesehatan anak
3. Kedudukan perempuan 5. Meningkatkan ASI
4. Kepercayaan/Agama 6. Tingkatkan kesehatan ibu
5. Budaya 7. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

Isu Kependudukan dan KB yang sedang berkembang sekarang yaitu:


1. Kualitas sumber daya manusia (sdm)
2. Menikah di usia muda
3. Melahirkan di usia muda
4. Minim pengetahuan dan tumbuh kembang anak
5. Kurangnya perencanaan keluarga
6. Ledakan kelahiran pasca pandemi
Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah peserta
KB aktif di DKI Jakarta sebesar 2,06%. Tercatat April 2019 jumlah KB aktif sebanyak
1.463.483 pasangan usia subur (PUS). Wilayah Jakarta Timur merupakan wilayah
dengan jumlah peserta KB aktif terbanyak setiap tahunnya lalu diikuti oleh Jakarta
Barat dan Jakarta Utara.
B. Jenis-jenis kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau “melawan” dan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Andrews, 2009).

Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut (Jasin,
2000):

1. Aman
2. berdaya guna
3. Dapat diterima
4. Terjangkau harganya oleh masyarakat.

Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara
kontrasepsi modern/metode efektif (Hartanto, 2010). adapun cara kontarasepsi sederhana
yaitu :
Adapun cara kontarasepsi sederhana yaitu :

1. Metode kalender (ogino-knaus) 6. Metode Barier pada Pria (Kondom)


2. Metode suhu badan basal 7. Metode Barier pada Wanita (Barier
3. Metode lendir serviks (Billings) Intra Vagina)
4. Metode Sympto-Termal 9. Spermisid Vaginal
5. Sanggama Terputus (Coitus Interruptus)

Cara Kontrasepsi modern/efektif:

1. KB pil
2. KB suntik
3. KB implant (subdermal)
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
5. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Berdasarkan laporan “Statistik Pemuda Indonesia 2021”, ada beberapa jenis atau alat
keluarga berencana (KB) yang paling banyak digunakan pemuda perempuan di Indonesia.
C. Kaitan budaya dan gender dalam Program Keluarga
Berencana di Indonesia
Budaya dan gender merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Sebagai
contoh disini yaitu masyarakat atau suku Batak. Suku Batak merupakan
suku yang sangat kental akan budaya dan adat istiadatnya. Penentuan
garis keturunan dan penerus marga dalam suku Batak yaitu ditentukan
dari ayah atau laki-laki. Maka dari itu, laki-laki dianggap memiliki nilai
lebih dari pada perempuan.
Pandangan mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam keluarga dapat
menjadi hambatan bagi keberhasilan Program Keluarga Berencana (Fazidah,
2003:4). Begitu juga sebaliknya, pelaksanaan Program Keluarga Berencana juga
menjadi salah satu faktor pemicu punahnya generasi keturunan dalam suatu
budaya yang dianut. Hal ini disebabkan oleh tujuan sebuah keluarga dalam
mengikuti pelaksanaan Program Keluarga Berencana, salah satunya yaitu dalam
pembatasan jumlah anak yang diinginkan.

Seiring perkembangan zaman, pendidikan, teknologi dan pengetahuan


membuat masyarakat Batak mengalami sedikit perubahan pola pikir dan
perubahan sosial dalam berbagai aspek kehidupannya. Salah satunya, terjadinya
pergeseran nilai dalam sistem kekerabatan matrilineal yang dianut, yaitu
mengenai kedudukkan dan posisi anak laki-laki dalam keluarga.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai