Dheby Anggrainy Anakhya - Tugas 1 Beton II

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dheby Anggrainy Anakhya

NIM. : 223020
Matkul : Beton II
Dosen : Dr. Yudha Pracastino Heston, ST, MT.

I. Definisi Beton
Material komposit yang terdiri dari medium pengikat (pada umumnya campuran
semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir) dan agregat kasar (pada
umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan/campuran/additives Air Entrained
Concrete: Beton yang didalamnya terdapat gelembung-gelembung udara kecil yang
sengaja dibuat terperangkap oleh bahan tambahan khusus sehingga akan merubah sifat-
sifat beton. Pada beton segar, entrained air akan meningkatkan workability campuran
sehingga mengurangi jumlah air dan pasir yang dibutuhkan.

II. Jenis jenis Beton


 Beton Ringan
Berat jenisnya<1900 kg/m3, dipakai untuk elemen non-struktural
 Beton Normal
Berat jenisnya 2200-2500 kg/m3 , dipakai hampir pada semua bagian struktural
bangunan.
 Beton Berat
Berat jenis>2500 kg/m3 , dipakai untuk struktur tertentu, misal: struktur yang
harus tahan terhadap radiasi atom.
 Beton jenis lain
Beton massa (mass concrete), Ferosemen (ferrocement), Beton serat (fibre
concrete), Beton siklop, Beton hampa, dan Beton ekspose.

III. Kuat Tekan Beton yang Disyaratkan


Mutu Beton Ao dan Bo
Adalah mutu beton dengan K< 125 yang biasanya dipakai untuk elemen bangunan
non-struktural
Mutu Beton yang Lebih Tinggi:
 K125-<K175, digunakan sebagai lantai kerja atau penimbunan kembali dengan
beton
 K175-<K250, umumnya digunakan sebagai struktur beton tanpa tulangan, misal:
beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan dan
 pasangan batu
 K250-<K400, umumnya digunakan untuk beton bertulang, misal: pelat lantai
jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak,
gorong-gorong beton bertulang dan bangunan bawah jembatan
 K400-K800, umumnya digunakan untuk beton prategang, seperti tiang pancang
beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan
sejenisnya
IV. Material pada Beton
1. Semen
Berfungsi sebagai bahan pengikat HIDRAULIS dari berbagai macam agregat
2. Agregat
Butiran mineral dengan ukuran diameter & gradasi butiran tertentu yang apabila
dicampur dengan semen & air akan menghasilkan beton.
Tujuan penggunaan agregat :
 Sumber kekuatan dari beton
 Mengehemat semen
 Memperkecil Tingkat penyusutan beton
 Mencapai kepadatan beton yang maksimal
 Memperoleh workability yang baik
3. Air
Fungsi air dalam beton :
 Bahan penghidrasi semen, agar semen bisa berfungsi sebagai bahan
pengikat
 Bahan pelumas, yaitu mempermudah proses pencampuran agregat &
semen serta mempermudah pelaksanaan pengecoran beton (workability)
4. Bahan Tambahan
Ada dua kategori bahan tambahan, yaitu admixture dan aditif. Admixture
merupakan bahan tambahan kimiawi yang dapat mengubah sifat beton secara
kimia sedangkan aditif merupakan bahan tambahan yang hanya berfungsi sebagai
filler dan tidak mengubah sifat secara kimiawi.
5. Serat
Baik serat metalik maupun polymer dapat digunakan. Serat polymer dapat
digunakan untuk membantu mencegah settlement dan retak/crack akibat plastic
shrinkage. Serat besi maupun serat polymer struktural berukuran panjang
digunakan untuk memodifikasi daktilitas beton yang telah mengeras. Jumlah dan
ukuran panjangnya dipilih berdasarkan ukuran maksimum agregat dan syarat
struktural.

V. Perencanaan Campuran Beton


 Pasal 7.3(3(2)) SNI 03-2847-2002, menyebutkan tentang pembuatan
proporsi campuran beton yang diperoleh dari campuran percobaan yang
dapat digunakan jika batas-batas dipenuhi.
 Pasal 6 SNI 03-2847-2002. Persyaratan Keawetan Beton
 Pasal 7.4 SNI 03-2847-2002. Menyebutkan tentang perancangan
campuran tanpa berdasarkan data lapangan atau campuran percobaan.

VI. Pencampuran/Mixing
 Site-Mix
- Standar pencampuran ini hanya untuk beton normal (dengan berat
jenis 2200 kg/m3-2500 kg/m3) dan tidak menggunakan bahan
tambahan. Pencampuran dengan bahan tambahan diatur oleh
petunjuk penggunaan bahan tambahan yang digunakan.
- Alat pencampur yang digunakan harus mempunyai alat pemutar
dengan mesin, baik mollen, winget, pan mixer atau batching plant,
yang dibagi dalam dua golongan.
 Ready-Mix
Penggunaan Beton pra-campur/ready-mix terutama digunakan untuk
pengecoran jumlah besar yang biasanya melayani proyek-proyek pada
skala besar atau melayani proyek-proyek di perkotaan. Penggunaan beton
pra-campur mengeliminasi waktu mixing oleh kontraktor, karena beton
tiba di lapangan dalam keadaan siap-tuang, yang perlu mendapat fokus
perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di
lapangan.

VII. Macam Finishing


Macam macam Finishing yaitu :
a. Screeding
b. Hand Tamping
c. Floating
d. Edging
e. Trowelling
f. Brooming
g. Grinding
h. Sack-Rubbed Finish
i. Exposed Aggregate Finish

VIII. Perawatan
Merawat kelembapan yang cukup didalam beton untuk jangka waktu tertentu
selama umur awalnya agar kekuatannya dapat dicapai secara perlahan-lahan
namun efektif. Dengan curing, kekuatan beton pada 28 hari dapat mencapai 4000
psi sedangkan beton yang tidak mengalami curing hanya mencapai kekuatan tidak
lebih dari 2000 psi. Keuntungan :
 Kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari beton yang tidak dirawat
 Sifat porousnya akan lebih kecil daripada beton yang tidak dirawat,
sehingga lebih tahan terhadap penetrasi air dan garam.
 Lebih awet terhadap retak dan pengelupasan.

IX. Pengujian Kualitas Beton


 Pengujian beton segar:
- Konsistensi
- Kadar udara
 Pengujian beton keras:
- Destruktif
a. uji kuat tekan
b. uji lentur
c. uji tarik
- Non-destruktif
a. hammer test
b. uji beban langsung
c. pulse velocity crack recorder (UPV = Ultrasonic Pulse
b. Velocity)

X. Pemeriksaan Mutu Beton


System quality control dan program quality assurance dapat pula dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak terpadu, seperti: CONAD system yang
dikembangkan oleh Ken W. Day, seorang ahli teknologi beton dari Australia.
Perangkat lunak ini dapat mempercepat deteksi problem dan cara mengatasinya.
CONAD system terdiri dari enam buah paket program dan fungsinya masing-
masing.

XI. Retak / Crack


Suatu kondisi dimana keadaan monolit dari suatu struktur/penampang beton tidak
monolit lagi.
1. Mekanisme Terjadinya Retak:
 Berdasarkan kapasitas kekuatan tarik
 Berdasarkan kapasitas regangan tarik
2. Tiga tipe utama retak intrinsik:
 Retak akibat early thermal contraction
 Retak akibat long term drying shrinkage
 Retak plastic
Macam-macam keretakan :
a. Retak Akibat Early Thermal Contraction
b. Retak Akibat Long Term Drying Shrinkage
c. Retak Plastis

XII. Pengenalan Self-Compacting Concrete


Self-compacting concrete (SCC) adalah sebuah beton yang inovatif yang
tidak memerlukan penggetaran saat penuangan dan pemadatan. SCC mampu
mengalir dibawah pengaruh berat sendirinya (hanya dengan mengandalkan
gravitasi), mengisi formwork secara menyeluruh dan mencapai pemadatan penuh,
bahkan dalam keadaan tulangan yang sangat rapat. Beton yang telah mengeras
memiliki struktur yang rapat, homogen dan memiliki sifat-sifat serta daya tahan
seperti beton yang dipadatkan secara konvensional.

XIII. Beton Pracetak


Beton pracetak/precast concrete adalah produk beton yang dicor dan
dirawat di tempat lain yang berbeda dengan posisi akhir pemasangannya.
Berdasarkan cara pemadatan, ada dua kategori hasil produksi, yaitu:
1. Pemadatan dengan putar (centrifugal spinning) Produk beton yang proses
pemadatannya melalui proses pemutaran cetakan, misalnya:
 Tiang pancang bulat berongga/ PC Piles
 Tiang pancang kotak berongga
 Tiang beton bulat berongga
2. Pemadatan non-putar Produk beton yang proses pemadatannya melalui
penggetaran, misalnya:
 Girder/gelagar
 Voided slab/slab berongga
 Sheet pile
 Pelat double tee
 Pelat masif
 Half slab
 komponen pracetak yang lain
Berdasarkan mutu beton, ada dua kategori hasil produksi, yaitu:
1. Mutu biasa, meliputi: K350 dan K500, merupakan pracetak non-putar dan
dipadatkan dengan cara konvensional
2. Mutu tinggi, meliputi: K600, K700 dan K800 (termasuk K1000),
dipadatkan dengan cara putar maupun non-putar
Macam-macam cetakan :
1. Cetakan baja
2. Cetakan kayu
3. Cetakan fiberglass (serat kaca)
Pengankutan
Pengangkutan ke konsumen dapat menggunakan truk, tronton, trailer,
kapal atau ponton, tergantung dari dimensi dan berat produk, kondisi site, faktor
ekonomi, kesepakatan, dll.

XIV. Inspeksi Peralatan


Macam macam formular inspeksi :
a. Form Pemeriksaan Peralatan
1. Batching Plant
2. Concrete Pump
3. Truck mixer
b. Laporan Harian Operasi Alat (termasuk form pemeriksaan alat sebelum
beroperasi)
1. Batching Plant
2. Concrete Pump
3. Truck mixer
c. Form Pemeliharaan alat
1. Batching Plant
2. Concrete Pump
3. Truck mixer

Anda mungkin juga menyukai