Teknologi Beton
Teknologi Beton
Teknologi Beton
dasar dari kehidupan sosial modern. Hampir pada setiap aspek kegiatan sehari-hari kita tidak dapat tak bergantung pada beton baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh jalan dan jembatan yang kita lalui dan lewati strukturnya terbuat dari beton, dam yang digunakan untuk menyimpan air yang dipakai untuk pengolahan air minum, pembangkit listrik dan lain lain juga terbuat dari beton. Bangunan-bangunan gedung, menara pencakar langit juga terbuat dari beton. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kegiatan kita sehari-hari sering dipengaruhi oleh dampak perkembangan teknologi beton. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air dan aggregat. Agregat disini dibedakan menjadi agregat halus yang berupa pasir dan agregat kasar yang berupa spilt atau batu pecah. Suatu proses kimia antara semen dan air akan terjadi setelah kedua bahan ini dicampur yang mengakibatkan terjadinya pengikatan yang diikuti proses pengerasan semen. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah
Beton terdiri material pengisi yaitu agregat yang terdiri dari pasir dan kerikil serta material pengikat yaitu semen yang dicampur dengan air ( pasta semen) Suatu proses kimia antara semen dan air akan terjadi setelah kedua bahan ini dicampur yang mengakibatkan terjadinya pengikatan yang diikuti proses pengerasan semen Agregat yang dipakai untuk campuran beton biasanya : Agregat halus ( pasir ) dengan diameter maks. 1 cm Agregat kasar ( split ) dengan diameter 2 cm atau lebih. Material yang terkandung dalam beton berupa campuran agregat halus, agregat kasar, pasta semen serta rongga udara. Dengan perkiraan komposisi, dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi
Aspdin (1824) Penemu Portland Cement J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama sama memikul beban
F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah
Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok T untuk mengurangi beban akibat berat sendiri
5.Neuman melakukan analisis letak garis netral Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan E. Freyssinet memperkenalkan dasar dasar beton pratekan
Contoh Pemakaian Konstruksi Beton pada Jamannya 1. Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM 2. Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat anyaman. ( produk dipatentkan oleh Joseph Monier th. 1867) 3. Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan ( th. 1855 ) 4. Jembatan Semanggi Jakarta 5. Monumen Nasional
1. PBI 1955 PBI 1971 yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara n. Metode analisis yang dipakai adalah batas elastisitas bahan 2. SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standart Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Metode analisis yang dipakai adalah batas ultimit bahan
Sifat dan karakteristik beton 1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah 2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan 3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin lama makin besar. 4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi. 5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah. 6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi. 8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan. 9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya 10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik 11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik. 12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah. 13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran . 14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi Dengan massa jenis c sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN, di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton sangat berat 15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak
Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu : 1. Beton Keras 2. Beton Segar 1. BETON KERAS Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :
Uji kekuatan tekan ( compression test) Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test ) Uji kekuatan lentur
Uji lekatan antara beton dan tulangan Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
2. BETON SEGAR Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi pemilihan peralatan yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat beton pada saat mengeras. Ada 2(dua) hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton : 1. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume. 2. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregation. Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat a single point test jadi tidak dapat dibandingkan satu sama lainnya karena mereka mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk control kualitas.
Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara lain : 1. Slump test 2. Compaction test 3. Flow test 4. Remoulding test 5. Penetration test 6. Mixer test
Beton sebagai material konstruksi memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan material-material yang lain diantaranya adalah : Keuntungan
Kerugian
Tegangan tarik rendah Duktilitas rendah Berat sendiri sangat besar Volume tidak stabil
Awet dan tahan lama Tahan api Ekonomis Dapat dicor di tempat
Pengertian Bahan Tambah Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan lain seperti menghemat energi (Nawy, 1996). Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991) Jenis dan Pengaruh Bahan Tambah Mineral Pembantu Bahan mineral pembantu saat ini banyak ditambahkan ke dalam campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi atau menambah kelecakan beton segar. Cara pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan pengganti sebagian semen atau sebagai tambahan pada campuran untuk mengurangi pemakaian agregat. Pembuatan beton dengan menggunakan bahan tambah akan memberikan kualitas beton yang baik apabila pemilihan kualitas bahannya baik, komposisi campurannya sesuai dan metode pelaksanaan pengecoran, pemeliharaan serta perawatannya baik. Mineral pembantu yang digunakan umumnya mempunyai komponen aktif yang bersifat pozzolanik (disebut juga mineral pozzolan). Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagaian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan sendiri tidak memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21
mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal 24-27oC menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai semen portland. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat mengurangi pemuaian akibat proses reaksi alkaliagregat (reaksi alkali dalam semen dengan silika dalam agregat), dengan demikian mengurangi retakretak beton akibat reaksi tersebut. Pada pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan mengurangi panas hidrasi (Kardiyono, 1996) Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang berlangsung cepat dan kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari beton. Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen portland sehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau beton masif. Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun yang didapat dari sisa industri. Masing-masing mempunyai komponen aktif yang berbeda. komponen aktif mineral pembantu yang berasal dari material alami dan material sisa proses industri. Umumnya material pozzolan ini lebih murah daripada semen portland sehingga biasanya digunakan sebagai pengganti sebagian semen. Persentase maksimum pengantian ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton. Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang sama karena ukuran partikel meterial pozzolan yang halus. Namun bentuk partikel material ini akan mempengaruhi kebutuhan akan airnya. Ukuran dan bentuk partikel material pozzolan/ Dengan semakin banyaknya pemakaian beton di dalam industri konstrukstermasuk jalan beton maka semakin banyak pula usaha untuk membuatnya semakin canggih dan semakin ekonomis. Namun, seiring meningkatnya industri beton juga berdampak pada lingkungan karena meningkatnya pemakaian energi untuk produksi beton. Bahan tambah (admixture)adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung.Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya. Menurut ASTM C.125-1995:61,Standard Definition of Terminology Relating to Concrete and Concrete Agregatesdan dalam ACI SP-19,Cement and Concrete Terminology,admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat dan semen hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk lain yaitu penghematan energi. Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan.Bahan tambah yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI.Untk bahan nimia,harus memenuhi ASTM C.494,Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete.
Tujuan Menggunakan Bahan Tambah Tujuan pengunaan bahan tambah menurut manual of conrete practice dalam admixture and conrete adalah srbagai berikut: Memodfikasi beton segar,mortar dan grouting Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume Mengursngi segregasi Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton segar Mengurangi kehilangan nilai slump Memodifikasi beton keras,mortar dan grouting Menghambat dan mengurangi panas selama proses pengerasan awal(beton muda) Mempercepat laja pengembangan kekuatan beton pada umur muda Menembah kekuatan beton Menambah sifat keawetan beton,ketahanan dari gangguan luar termasuk serangan garam-garam sulfat. Mengurangi kapilaritas air Mengurangi sifat permeabilizas Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi lcali dari lcali termasuk lcali dalam agregat Mengasilkan struktur beton yang baik Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan Bahan Tambah Pengunaan bahan tambah harus dikonfirmasikan dengan estndar yang berlaku,seperti SIN,ASTM atau ACI.Selain itu yang terpenting adalah memperhatikan petunjuk penggunaan bahan tambah tersebut,yang biasanya tertuang dalam manual bahannya. Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan bahan tambah :
Penggunaan semen dengan tipe khusus. Penggantian tipe semen atau sumber dari semen atau jumlah dari semen yang digunakan atau memodifikasi gradasi agregat, atau proporsi campuran yang diharapkan.
Penggunaan satu atau lebih bahan tambah Banyak bahan tambah mengubah lebih dari sifat beton, sehingga justru merugikan. Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan.
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive). Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran (placing), sehingga lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat mineral ditambahkan pada saat pengadukan dilaksanakan, lebih bersifat penyemenan lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.
1. Bahan Tambah Kimia (Admixture) Menurut ASTM C.494 dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989, jenis bahan tambah kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi betonnya (PB,1989 :12). a. Tipe A Water-Reducing Admixtures Water Reducing Admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Water Reducing Admixture digunakan antara lain dengan tidak mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau ratio factor air semen (fas) yang rendah. Atau dengan tidak merubah kadar semen yang digunakan dengan factor air semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan dengan mengubah kadar semen tetapi tidak merubah fas dan slump. Pada kasus pertama dengan mengurangi fas secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan tekannya, karena dalam banyak kasus fas yang rendah meningkatkan kuat tekan beton. Pada kasus kedua, tingginya nilai slump yang didapat akan memudahkan penuangan adukan (placing) atau waktu penuangan adukan dapat diperlambat. Pada kasus ketiga dimaksudkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan semen yang kecil ( Marther, Bryant,1994) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang dibutuhkan, kandungan air,konsistensi, bleding dan kehilangan air pada saat beton segar, laju pengerasan, kuat tekan dan lentur, perubahan volume, susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut. b. Tipe B Retarding Admixture Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton, misalnya karena kondisi cuaca yang
panas, atau untuk memperpanjang waktu untuk pemadatan, untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar saat pelaksanaan pengecoran. c. Tipe C Accelerating Admixture Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating Admixture yang paling terkenal adalah kalsium klorida. Dosis maksimum adalah 2 % dari berat semen yang digunakan. Secara umum, kelompok.
bahan tambah ini dibagi tiga kelompok yaitu : Larutan garam organic, Larutan campuran organic dan Material miscellaneous. d. Tipe D Water Reducing and Retarding Admixtures Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan akan menjadi bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini harus ditambahkan sebagai berat air total dalam campura beton. Perlu diingat, perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan kandungan air, atau udara atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah. e. Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixtures Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal. f. Tipe F Water Reducing, High Range Admixtures Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. g. Tipe G Water Reducing, High Range Retarding Admixtures Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena sedikitnya sumber daya yang mengelola beton disebabkan keterbatasan ruang kerja.
2. Bahan Tambah Mineral (Additive) Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kuat tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica fume. Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral (Cain, 1994) : Memperbaiki kinerja workability Mengurangi panas hidrasi Mengurangi biaya pekerjaan beton Mengurangi daya tahan terhadap serangan sulfat Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika Mempertinggi usia beton Mempertinggi kuat tekan beton Mempertinggi keawetan beton Mengurangi penyusutan Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.
a. Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash) Menurut ASTM C.168, abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara kelas lignite atau subbitemeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia abu terbang tercantum dalam table 3.3 (ASTM C.618-95).
b. Slag Slag merupakanhasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag Menurut ASTM C.989 standard specification for ground granulated Blast Furnance slag for use in concrete and mortar adalah produk non metal yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam air. Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Levis, 1982) :
Mempertinggi kekuatan beton, karena kecenderungan lambatnya kenaikan kuat tekan Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan Mengurangi variasi kuat tekan Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut Mengurangi serangan alkali silica Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volume Mengurangi porositas dan serangan klorida
c. Silika Fume Menurut ASTM C.1240-95 specification for silica Fume for Use in Hydraulic Cement concrete and Mortar , silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan silica fume). Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan, beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Misalnya untuk Kolom struktur, dinding geser, pre-cast atau beton pra tegang dan beberapa keperluan lainnya. Kriteria beton berkekuatan tinggi sekitar 50 70 Mpa pada umur 28 hari. Penggunaan silica fume berkisar 0-30%, untuk memperbaiki karateristik kekuatan dan keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34 dab 0.28 dengan atau tanpa superplastisizer dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al, 1987)
d. Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures) Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat, selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikkan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan lainnya adalah mengurangi permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah. 3. Bahan Tambah Lainnya a. Air Entraining Bahan tambah ini membentuk gelembung udara berdiameter 1 mm atau lebih kecil, selama pencampuran beton atau mortar, dengan maksud mempermudah pengecoran beton pada saat pengecoran dan menambahkan ketahanan awal pada beton. Hampir semua bahan air entraining admixture berbentuk cair, tetapi ada juga yang berbentuk serbuk, lapisan-lapisan dan gumpalan. Banyaknya bahan tambah yang digunakan
tergantung pada gradasi agregat yang digunakan . Semakin halus ukuran agregat semakin besar prosentase bahan tanbah yang digunakan. b. Beton Tanpa Slump Beton tanpa slump didefenisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1 inchi (25,4) atau kurang, sesaat setelah pencampuran. Pemilihan bahan tambah tergantung sifat-sifat beton yang diinginkan, seperti sifat plastisnya, waktu pengikatan dan pencapaian kekuatan , efek beku cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut. c. Polimer Merupakan produk bahan tambah baru,yang dapat menghasilkan kuat tekan beton tinggi sekitar 15.000 Psi (1.000 psi = 6.9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar 15.000 Psi atau lebih.Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan menggunakan polimer dengan cara : Memodifikasi Sifat beton dengan mengurangi air di lapangan. Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperature yang sangat tinggi di laboratorium. Beton dengan modifikasi polimer (PMC = Polimer Modified Concrete) adalah beton yang ditambah resin dan pengeras Sebagai bahan tambahan. Prinsipnya menggantikan air pencampur dengan polimer sehingga dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi dan mempunyai mutu yang baik. Faktor polimer beton yang optimum adalah berkisar 0.3 sampai 0.45 dalam perbandingan berat, untuk mencapai kekuatan tinggi tersebut.
d. Bahan Pembantu Untuk Mengeraskan Permukaan Semen (Hardener Concrete) Permukaan beton yang selalu menanggung bebam hidup yang berat serta selalu dalam keadaan berputar dan berpindah- pindah, seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat berat (heavy
equipment) dan lainnya. Pembebanan ini akan mengakibatkan keausan pada permukaan beton. Untuk Menghindari pengausan tersebut digunakan dua jenis bahan untuk mengeraskan permukaan beton : Agregat beton terbuat dari bahan kimia Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran halus.
Untuk memperkeras permukaan beton, dipilih salah satu campuran beton saat pengerjaan beton berlangsung.
e. Bahan Pembantu Kedap Air (Water Proofing) Jika beton terletak dalam air atau dekat permukaan air tanah (misalnya untuk tunnel) , maka beton tersebut tidak boleh mengalami rembesan dan diusahakan kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah partikel-partikel halus atau gradasi yang menerus dalam campuaran beton. Bahan bahan semacam itu akan mengurangi permeabilitas pada beton.
f. Bahan Tambah Pemberi Warna Beton yang diekspos permukaannya biasanya memerlukan keindahan. Bahan yang digunakan untuk pemberi warna pada permukaan beton ini cat (coating) yang dilapisi setelah pengerjaan beton. Cara lainnya adalah dengan menambahkan bahan warna, misalnya oker atau pewarna coklat, kedalam permukaan beton, selagi beton masih segar. Bahan- bahan ini biasanya dicampur dalam suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Selain itu dapat pula dengan menaburkan pasir silika atau agregat metalik selagi permukaan beton masih dalam keadaan segar.
5. Tipe 5, semen Portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis khusus untuk digunakan pada bangunan yang terkena sulfat seperti di tanah, atau di air yang tinggi kadar alkalinya. 2. Semen putih adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian, seperti sebagai pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni. 3. Semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida, dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras. Semen merupakan salah satu komoditi strategis karena peranannya yang sangat vital sebagai komponen pembangunan fisik. Semen dibutuhkan untuk membuat beton dan pondasi, merekatkan bata, keramik, batu alam, melicinkan dinding, dan membentuk relief. Aplikasinya antara lain untuk pembangunan perumahan, gedung, pembangunan sarana transportasi seperti pembuatan jalan, jembatan, pelabuhan, bantalan kereta api beton, tiang listrik dan sebagainya. Curing / Perawatan Beton Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu. Fungsi semen sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda, makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu dilakukan perawatan beton. Tujuan perawatan beton yaitu : 1. Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%) 2. Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas suhu beku dan dibawah 50 derajat Celcius) Tips untuk perawatan beton : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gunakan air secukupnya Jangan dibiarkan kering Beton kering = semua reaksi berhenti Beton tidak dapat direvitalisasi setelah kering Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius) Beton yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan lebih lama
Pengaruh temperatur terhadap beton : 1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi 2. Suhu ideal adalah suhu ruang 3. Bila beton membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut tidak akan pernah mencapai kembali sifat awalnya
4. Suhu perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena semen mengeras terlalu cepat 5. Perawatan yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih kuat namun memiliki durabilitas yang rendah Jenis-jenis perawatan beton antara lain : 1. Steam Curing
Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi (misal pada musim dingin) Ada 2 metoda, yaitu Live steam (tekanan atmosferik) & Autoclave (tekanan tinggi)
2. Penyemprotan/ Fogging
Metoda yang baik untuk kondisi dgn suhu diatas suhu beku dan humiditas rendah Kekurangannya yaitu biaya & dapat menyebabkan erosi pada permukaan beton yang baru mengeras
3. Penggenangan/Perendaman
Ideal untuk mencegah hilangnya moisture Mempertahankan suhu yang seragam Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan perlu pengawasan & tidak praktis untuk proyek yang besar
Lapisan Polyethylene dgn ketebalan 4 mm Kelebihannya yaitu ringan, efektif sbg penghalang hilangnya moisture, & mudah diterapkan Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan, lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, & diperlukan penambahan air secara periodik
Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, spt. burlap (karung goni) yang dibasahin Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik & diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan penambahan air
Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi penguapan Efisiensinya di test dengan ASTM C 156
Syarat Syarat Air dalam pembuatan Beton Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum. Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut ini, (Tjokrodimulyo, 2007): 1) 2) 3) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih dari 15 gr/ltr. Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat antara air dan semen Portland di dalam campuran adukan beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai fas berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6. Hubungan antara faktor air semen dan kuat tekan beton secara umum dapat ditulis menurut Abrams (dalam Tjokrodimulyo, 2007) dengan persamaan : fc = A/Bx dimana ; fc = Kuat tekan beton (MPa) x = Perbandingan volume antara air dan semen (fas) A, B = Konstanta
SK SNI T-03-3449-2002 SNI 03-3449-2002 TATA CARA RENCANA PEMBUATAN CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN AGREGAT RINGAN
Persyaratan - persyaratan : 1. Proposi Campuran Proposi campuran beton harus menghasilkan beton ringan yang memenuhi persyaratan : 1) kecelakaan; 2) berat isi; 3) kekuatan; 4) keawetan; 5) ekonomis; Perencanaan Campuran Dalam perencanaan campuran beton ringan harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) pada bagian pekerjaan kontruksi yang berbeda jika digunakan bahan yang berbeda maka setiap proposi campuran yang akan digunakan harus direncanakan secara terpisah; 2) perhitungan perencanaan campuran beton ringan harus didasarkan pada dasar sifat-sifat bahan yang akan dipergunakan dalam produksi beton ringan; 3) susunan campuran beton ringan yang diperoleh dari perencanaan ini harus dibktikan melalui campuran coba yang menunjukan bahwa proposi tersebu dapat memenuhi kekuatan dan berat isi beton ringan yang disyaratkan; 4) bahan untuk campuran coba harus mewakili bahan yang akan digunakan dalam produksi beton ringan. Ketentuan - ketentuan 3.1 Bahan-bahan yang digunakan : 1. Air Air harus memenuhi ketentuan SK SNI S-04-1989-F tentang spesifikasi Bahan Bangunan bukan Logam 2. Semen Semen harus memenuhi SII 0013-81 tentang Mutu dan Cara Uji Semen Portland 3. Agregat Agregat harus memenuhi ketentuan berikut: 1) agregat halus alami atau oasir alam memenuhi ketentuan SII 052-80 tentang mutu dan Cara Uj Agregat Beton dan ketentuan dalam SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan bukan logam;
2.
3.
2) agregat ringan untuk pemuatan beton struktual harus memenuhi ketentuan SNI 0234611991 tentang Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Strukutual; 3) agregat ringan untuk pembuatan beton ringan isolasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku atau SK SNI 03-3984-1995 tentang Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Isolasi. 3.2 Pemilihan Proposi Campuran Beton Ringan Pemilihan proposi campuran beton ringan harus dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) rencana campuran beton ringan ditentukan berdasarkan hubungan antara : (1) kuata tekan beton ringan terhadap berat jenis; (2) berat jeis terhadap jumlah fraksi agregat ringan; 2) kuat hancur agregat (fc,A) tidak boleh lebih besar dari kuat tekan adukan (fc,M). 3.3 Perhitungan Proporsi Campuran 3.3.1 Kuat Tekan Rata-rata yang Ditargetkan 1) Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari deviasi standar yang didapat dari pengalaman di lapangan selama produksi beton ringan menurut rumus: S= ....................................(1) S = deviasi standar Xi = kuat tekan beton ringan yang didapat dari masing-masing benda uji x = kuat tekan betin rata-rata menurut rumus: n = jumlah nilai hasil uji yang harus diambil minimum 30 buah yang setiap nilainya diambil minimum rata-rata dari 2 buah benda uji yang dibuat dari contoh beton yang sama pada umur 28 hari Data hasil uji yang akan digunakan untuk meghitung standar devisi harus mengikuti ketentuan seperti yang berlaku untuk beton normal SK SNI T 151990 03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Noramal. 2) nilai tambah dihiung menurut rumus:
M = M=k x s .............................................................................................2) Dimana: M = nilai tambah K = tetapan statisik yang nilainya tergantung pada persenase hasil uji yang lebih rendah dari fc,c. Dalam hal ini diambil 5% dan nilai k = 1,64 s = deviasi standar 3) rumus kuat tekan rata-rata sebagai berikut:
fc, Br = fc, B + M .................................................................................3) dimana kuat tekan beton ringan rata-rata yang ditargetkan harus memenuhi: fc,Br = (fc,A)nf x fc,M(1-nf) ...............................................................4) atau nf = log (fc, B/fc,M) log (fc, A/fc,M) Untuk : nf < 0,50 dan 15 x fc,A > fc.M > 2 x fc,A secara grafis, dapat dilihat gambar 1 pada lampiran B butir 3 sub butir 1. 3.3.2 Berat Isi beton ringan yang Syaratkan Berat isi beton yang disyaratkan harus memenyhi rumus berikut: BIB = nf x pa + (1-nf) x BIM..........................................................................5) dimana : BIB = berat isi beton ringan PA = berat jenis agregat ringan BIM = berat isi mortar nf = fraksi volume agregat kasar ringan Secara grafis dapat dilihat gambar 2 pada lampiran B butir 3 sub butir 2. Pemilihan Agregat Ringan Pemilihan agregat ringan harus mengikuti ketentuan sebaai berikut: 1) agregat ringan dipilih berdasarkan kuat tekan atau berat isi beton ringan yang disyaratkan, sehingga hasil perhitungan jumlah frasi agregat kasar menurut ayat 3.3.1 Butir 3 persamaan 4 dan Ayat 3.3.2 persamaan 5 menghasilkan harga : 0,35 < nf , 0,5. Jika harga tersebut tidak dapat terpenuhi, maka harus dipilih agregat lainnya; 2) agregat ringan dipilih menurut tujuan kontruksi seperti pada tabel 1; TABEL 1 JENIS AGREGAT RINGAN YANG DIPILIH BERDASARKAN TUJUAN KONTRUKSI KONTRUKSI BETON JENIS AGREGAT BANGUNAN RINGAN RINGAN KUAT TEKAN Mpa BERAT ISI KG/M3
3.3.3
- Struktual : Minimum Maksimum - Struktual : Minimum Ringan Maksimum - Struktual : Minimum Sangat Ringan Sebagai Isolasi : Maksimum
- Agregat yang dibuat melalui proses pemanasan dari batu - serpih, batu lempung, batu sabak, terak besi atau terak abu terbang - Agregat ringan alam : skoria atau batu apung. - Perlit atau vemikulit
3) jika tidak tersedia data kuat hancur agregat ringan kasar sebagai pendekatan dapat digunakan data hasil percobaan laboratorium; 4) agregat ringan harus dipilih berdasarkan kuat tekan adukan yang ditetapkan; jika perhitungan berat isi terlalu tinggi, ini berarti campuran yang sudah ditentukan tadi tidak akan dapat dicapai dengan memakai agregat yang dipilih. Jika berat isi terlalu rendah, maka dapat dipilih : (1) agregat yang lebih besar, biasanya juga berarti kekuatan yang lebih tinggi dapat dicapai; (2) mengurangi jumlah agregat ringan (jumlah fraksi, nf, yang lebih kecil) dan mengganinya dengan agregat biasa
3.3.4 Poposi campuran beton ringan Proposi campuran (semen, air, agregat halus dan kasar), nilainya harus dinyatakan dalam kg/m3 Koreksi proposi campuran Jika agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan, proporsi campuran harus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat. 1) air = B - (Ck-Ca) x C/100 (Dk-Da) x D/100 2) agregat ringan halus = C + (Ck- Ca) x C/100 3) agregat ringan kasar = D + (Dk Da) x D/100 dimana : B = jumlah air (kg/m) C = jumlah agregat ringan halus (kg/m) D = jumlah (kg/m) Ca = absorpsi air pada agregat ringan harus (%) Da = absorpsi agregat ringan kasar (%) 3.3.5
Ck = kandungan air dalam agregat ringan kasar (%) Dk = kandungan air dalam agregat ringan kasar (%) Cara Pengerjaan Langkah-langkah pembuatan rencana campuran beton ringan adalah sebagai berikut: 1) ambil kuat tekan beon ringan yang disyaratkan, fc,B pada umur 28 hari; 2) hitung deviasai standar menurut ketentuan ayat 3.3.1 butir 1; 3) hitung nilai tambah menurut 3.3.1. butir 2 4) hitung kuat beto ringan rata-rata yang ditargetkan (fc,Br) menurut ayat 3.3.1. buir 2; 5) pilih agregat ringan kasar dan halus sesuai dengan rencana kuat tekan dan berat isi beton ringan yang akan dibuat dengan ketentuan menurut ayat 3.3.3; 6) tentukan kuat hancur agregat, fc,A; 7) hitung jumlah fraksi agregat nf, dalam beton menurut rumus 4 ayat 3.3.1 butir 3 atau rumus 5 ayat 3.3.2; dimana kuat tekan adukan fc,M dan berat isi adukan BIM ditentukan atau dicaridari hasil percobaan laboraorium (lihat lampiran); (1) bila nf > 0,50 atau nf < 0,35 pilih agregat kasar atau halus lainnya menurut ayat 3.3.3. butir 2; (2) bila fc,A < (1/15) x fc;,M atau fc,A (1/2) fc,M, tambah kuat tekan adukan, kemudian hitung kembali harga nf; 8) tentukan kuat tekan dan berat isi adukan yang dipilih menurut buir 7 diatas; 9) tentukan susunan campuran adukan dari hasil percobaan laboraorium per m dari menurut butir 7 diatas; 10) tentukan susunan campuran beton ringan dengan proposi yang sesuai dengan harga fraksi agregat kasar; 11) hitung kadar, agregat kasar, semen, air dan agregat halus yang digunakan; 12) jumahkan beratnya = berat isi beton ringannya; 13) koreksi proposi campuran menurut perhitungan pada ayat 3.3.5; 14) buatlah campuran uji, ukur dan catatlahbesarnya slump dan kekuatan tekan 15) yang sesungguhnya seperti pada beton normal, perhatikan hal berikut: (1) lakukan penyesuaian berat isi dan kuat dengan mengubah fraksi agregat ringan; (2) jika kuat tekan beton didapatkan terlalu rendah, kuat tekan adukan dapat dipertinggi sementara jumlah fraksi volume dijaga konstan, atau dengan menjaga kuat tekan adukan tetap tak kembali sementara jumlah fraksi volume agregat kasar dikurangi; (3) jika penyimpangan terlalu besar pilih bahan-bahan lain; agregat yang lebih kuat atau jenis semen lainnya. 4.